Anda di halaman 1dari 16

DISKUSI KASUS

INTERAKSI OBAT
Disusun Oleh Kelompok 2:
Abirianty ! Araminta "#"$2$""%%
Anita Amalia Sari "#"$2$"&2'
Dara Nin((ar Santoso "#"$2$"&)'
*usta Trisna ratama "#"$2$"+$'
,iranti -risty , "#"$2$"')"
,ohamma. A/mi "#"$2$"%&%
Oke Dimas Asmara "#"$2%)$'$
Rahmania Kannesia D "#"$2%)#"2
Sammy Saleh Alhuraiby "#"$2$"$+%
0elsi Khairani "#"$2%))1"
DEARTE,EN -AR,AKO2O*I
-AKU2TAS KEDOKTERAN UNI3ERSITAS INDONESIA
4AKARTA 2"&2
1
KASUS INTERAKSI OBAT
1. Tn. S, 60 tahun datang ke dr. A dengan keluhan sering sesak, batuk dan demam 2 minggu
terakhir ini, sakit kepala, tidak nafsu makan, kadang enek-enek, sendi lutut dan ibu jari kanan
bengkak dan sering sakit. Satu tahun lalu pernah mengalami operasi bypass jantung, oleh
dokter jantung diberi Ascardia 1 !0 mg, "aptopril 2 6,2# mg dan kadang-kadang diberi
$S%& 2'( sehari. %iagnosis dr. A dari hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan )cho*
hipertensi (ra.e 25 6AD5 6A5 hiper7holesterolemia5 .an arthritis5 .en(an I,T 2+. dr. A
menambahkan obat* sim+astatin 1 20 mg, clopidogrel 1 1 tab, omepra,ol 1 20 mg,
ranitidine 1 1 tab, bisoprolol 1 2,# mg, fluimucil ( 200 mg, diclofenac 2 2# mg
sesudah makan.
a. -erikan komentar Saudara untuk kasus ini secara keseluruhan.
b. .husus farmakoterapin/a, bagaimana menurut pendapat Saudara.
Setuju0 1 alasan0 1 Tidak setuju0 1 alasan0 1 apa usulan Saudara.
4a8aban
Kasus No! &
&! Berikan komentar Sau.ara untuk kasus ini se7ara keseluruhan!
%ilihat dari jenis pen/akit dan usia pasien saat ini maka dapat disimpulkan bah2a kasus diatas
merupakan kumpulan dari beberapa pen/akit pada pasien geriatri. 3ada pasien geriatri memang
cenderung akan timbul ban/ak masalah karena dipengaruhi oleh penurunan fungsi sistem organ akibat
penuaan sehingga perlu diperhatikan mengenai penatalaksaan pasien baik dari segi non-farmakologi
dan farmakologi.
%ari aspek non-farmakologi beberapa hal /ang perlu diperhatikan pada pasien geriatri adalah adan/a
caregi+er untuk pasien /ang bertindak sebagai penga2as minum obat, membantu melakukan akti+itas
sehari-hari jika pasien memerlukan bantuan, dan sebagai pemerhari pola diet dan akti+itas pasien agar
adekuat untuk pasien dengan usia tua. %ari sisi farmakologis kemungkinan terjadin/a polifarmasi
juga harus diperhatikan oleh dokter. 3olifarmasi lebih sering terjadi pada pasien geriatri dikarenakan
ban/akn/a pen/akit atau kondisi /ang dapat muncul pada pasien di 2aktu /ang bersamaan.
3olifarmasi sendiri adalah keadaan dimana penggunaan lebih dari sama dengan 4 obat dalam 2aktu
/ang bersamaan pada seorang pasien. 3enggunaan beberapa obat dalam 2aktu /ang bersamaan ini
/ang perlu dipantau dalam beberapa aspek seperti, apakah indikasi pemberian obat sudah benar,
apakah terdapat o+eruse obat dari golongan /ang sama, bagaiama dengan dosis, frekuensi pemberian
obat /ang diberikan, perlu dipikirkan kemungkinan terjadin/a interaksi obat dan apakah tubuh masih
bisa mengatasi efek samping /ang akan ditimbulkan obat, /ang biasan/a dapat kita pantau melalui
pengecekan fungsi ginjal dan fungsi hati pasien.
3ada pasien ini, dengan adan/a multipatologi /ang terjadi maka polifarmasi memang perlu dilakukan
untuk menuntukan morbiditas dan mortalitas pasien, tetapi sebagai dokter pemilihan obat /ang
diberikan harus merupakan pilihan terapi optimal dengan mempertimbangkan usia pasien dan
kepatuhan berobat pada pasien.
2
3ada pasien /ang sudah tua biasan/a sudah terjadi penurunan fungsi organ seperti ginjal dan li+er
sehingga perlu diperhatikan apakah perlu pen/esuaian dosis dari metabolisme obat /ang terjadi di hati
dan sekresi obat /ang melalui ginjal . Selain itu juga harus diperhatikan interaksi obat 5 penurunan
fungsi obat atau peningkatan efek toksik obat6 pada pasien, efek samping dan bia/a pengobatan juga
harus diperharikan dan dilakukan pemilihan obat /ang paling rasional berdasarkan efficcacy, safety,
suitability, dan juga cost.
2! Komentar terha.ap interaksi obat pa.a 9armakoterapi Tn!S:
Diklo9enak .an Aspirin
3enggunaan diklofenak dan aspirin bersamaan dapat menin(katkan e9ek antikoa(ulasinya
sekaligus berpotensi menin(katkan ka.ar kalium serum. Aspirin dapat meningkatkan kadar atau
efek diklofenak melalui kompetrisi acidic 5anionic6 pada klirens tubulus ginjal. 3enggunaan
7A$&S dapat mengiritasi mukosa lambung dan men/ebabkan perdarahan, /ang dapat diperparah
dengan antikoagulan.
Diklo9enak .an 6aptopril
%iklofenak dan A")-inhibitor salin( menin(katkan toksisitas masin(:masin(. Akibatn/a, dapat
terjadi .eteriorasi 9un(si (in;al5 terutama pa.a (olon(an usia lan;ut. %iklofenak mengurangi
efek captopril dengan mengantagonis farmakodinamik captopril. 7A$&S menurunkan sintesis
+asodilator prostaglandin renal sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan mengurangi efek
antihipertensin/a. 3enggunaan bersama diklofenak dan captopril berpotensi meningkatkan kadar
kalium serum 5hiperkalemia6.
Diklo9enak .an 6lopi.o(rel
%iklofenak dan clopidogrel saling meningkatkan efek masing-masing melalui farmakodinamik
/ang sinergis. "lopidogril dan 7A$&S dapat men(hambat a(re(asi platelet sehin((a risiko
per.arahan menin(kat. %iperlukan penga2asan /ang ketat terhadap penggunaan keduan/a
terhadap kemungkinan terjadin/a perdarahan.
Diklo9enak .an Omepra/ole
Omepra/ole .apat menin(katkan ka.ar .an e9ek .iklo9enak .en(an mempen(aruhi
metabolisme en/im hepatik 6026)<&". 7mepra,ole berfungsi sebagai inhibitor en,im
"832"9 sehingga kadar diklofenak 5/ang dimetabolisme dengan en,im "832"96 dapat
meningkat. Interaksi yan( .isebabkan minimal atau ti.ak si(ni9ikan!
Diklo9enak .an Bisoprolol
Diklo9enak menurunkan e9ek bisoprolol .en(an men(anta(onis 9armako.inamiknya.
%iperlukan penga2asan ketat terhadap penggunaan kedua jenis obat ini. 3enggunaan 7A$&S
menambah efek toksik pada ginjal dan retensi air dan natrium sekaligus berpotensi meningkatkan
kadar serum kalium. 3enggunaan jangka panjang 5:1 minggu6 7A$&S men/ebabkan penurunan
sintesis prostaglandin dengan menghambat sintesis prostaglandin di ginjal sehingga tekanan darah
dapat meningkat.
N:setilsistein .an Isosorbi. Dinitrat
Asetilsistein menin(katkan e9ek isosorbi. .initrat .en(an menin(katkan e9ek =aso.ilator
nitra $nteraksi /ang terjadi antara kedua obat ini minimal atau bahkan ti.ak si(ni9ikan!
Raniti.in
(
;anitidin tidak memiliki interaksi obat dengan obat-obatan lain /ang diberikan pada pasien ini
5ascardia, captorpil, $S%&, sim+astatin, clopridogrel, omepra,ole, bisoprolol, fluimucil dan
diclofenac6.
Omepra/ole .an 7lopi.o(rel
Omepra/ole menurunkan e9ek .ari 7lopri.o(rel .en(an 7ara mempen(aruhi metabolisme
en/im 6026&) di hepar. $nteraksi ini merupakan interaksi serius atau bersifat mengancam ji2a,
sehingga merupakan kontrain.ikasi pemberian bersama, kecuali setelah dipertimbangkan risk
dan benefitn/a dan tidak ada obat alternatif lain. )fikasi clopidogrel dapat berkurang oleh obat-
obatan /ang menghambat "832"19, karena efek inhibisi terhadap agregasi platelet oleh
clopidogrel sepenuhn/a bergantung pada metabolit aktifn/a, dan clopidogrel dimetabolisme
menjadi bentuk aktifn/a oleh "832"19.
Bisoprolol .an ISDN
.ombinasi penggunaan bisoprolol 5 beta blocker selektif 6 dengan $S%& 5 nitrat 6 diketahui dapat
memberikan hasil /ang sinergis dan baik pada terapi pen/akit jantung dan hipertensi.
1
3emberian bisoprolol dan $S%& pada pasien sudah tepat, karena melihat dari indikasi pen/akit
jantung dan hipertensi /ang dialami pasien dan interaksi kedua obat /ang sinergis dan baik
terhadap pen/akit jantung dan hipertensi /ang dialami pasien.
3enulis setuju dengan penggunaan $S%& pada pasien ini karena efek +asodilatasin/a dan
penggunaann/a biasan/a diberikan pada angina pectoris. Selain itu $S%& tidak mempun/ai
interaksi /ang berarti dengan obat-obatan lain /ang diberikan kepada pasien. &amun
ketergantungan nitrat organic dapat terjadi sehingga pada pasien /ang mendapat nitrat organic
dosis tinggi dan lama, penghentian obat harus dilakukan secara bertahap. 3ernah dilaporkan
penghentian obat secara mendadak menimbulkan gejala rebound angina.
6aptopril .an As7ar.ia
7A$&S dapat mengurangi efek hipotensi dari A") inhibitor. A") inhibitor bekerja mengurangi
pemecahan kinin /ang akan menstimulasi produksi prostaglandin namun 7A$&S menghambat
produksi prostaglandin dengan menghambat en,im siklooksigenase. 3rostaglandin ini penting
untuk +asodilatasi dalam menurunkan tekanan darah. &amun penggunaan aspirin dosis rendah
5<100 mg6 untuk penggunaan antiplatelet mempun/ai efek interaksi obat /ang lebih sedikit
dibandingkan penggunaann/a untuk analgesik antipiretik. .ombinasi dari 7A$&S dan A")
inhibitor juga dapat men/ebabkan hiperkalemia /ang dapat men/ebabkan sinkop terutama pada
pasien geriatri atau pasien dengan hipertensi, diabetes mellitus, dan pen/akit jantung iskemik.
As7ar.ia .an 6lopi.o(rel
%alam suatu penelitian ;"T penggunaan kombinasi aspirin dengan clopidogrel mempun/ai
peningkatan efek antiplatelet /ang signifikan dibandingkan penggunaan aspirin tunggal. =asing
masing obat ini meningkatkan efek antiplatelet satu sama lain karena mempun/ai farmakodinamik
/ang sinergis.
As7ar.ia .an bisoprolol
Aspirin menurunkan efek dari bisoprolol melalui antagonism farmakodinamikn/a. Selain itu
ascardia dan bisoprolol meningkatkan kadar potassium di dalam darah sehingga perlu dimonitor
kadarn/a.
4
+! Ba(aimana pen.apat an.a tentan( 9armakoterapi pa.a pasien .an berikan
alasannya >
3enulis setuju dengan penggunaan ascardia pada pasien ini. >alaupun penggunaann/a dapat
menurunkan efek hipotensi dari captopril namun penggunaan aspirin dalam dosis rendah untuk
antiplatelet mempun/ai efek interaksi /ang lebih sedikit. 3enggunaan aspirin /ang dikombinasi
dengan clopidogrel mempun/ai efek antiplatelet /ang lebih baik daripada penggunaan aspirin secara
tunggal.
3enggunaan $S%& pada pasien ini sesuai karena efek +asodilatasin/a dan penggunaann/a
biasan/a diberikan pada angina pectoris. Selain itu $S%& tidak mempun/ai interaksi /ang berarti
dengan obat-obatan lain /ang diberikan kepada pasien. &amun ketergantungan nitrat organic dapat
terjadi sehingga pada pasien /ang mendapat nitrat organic dosis tinggi dan lama, penghentian obat
harus dilakukan secara bertahap. 3ernah dilaporkan penghentian obat secara mendadak menimbulkan
gejala rebound angina. 3ada pasien pemberian $S%& belum diketahui apakah secara 37 atau S?. 3emberian
obat $S%& dapat diberikan secara 37 atau S?. %ari literatur, pemberian $S%& untuk keadaan angina
akut adalah sebesar #-10 mg 37 5tablet kun/ah6 tiap 2-( jam atau 2,#-10 mg S? jika perlu tiap #-10
menit
3asien juga diterapi dengan clopidogrel 11 tab. $ndikasi pemberian clopidogrel pada pasien
ini adalah sebagai tatalaksana jangka panjang pasien post sindrom koroner akut. "lopidogrel bekerja
dengan cara memblok reseptor A%3 trombosit sehingga mencegah terjadin/a agregrasi trombosit.
%ari literatur, pemberian antikoagulan oral seperti clopidogrel dan aspirin bila diberikan bersamaan
akan meningkatkan efikasi karena keduan/a bekerja dengan mekanisme /ang berbeda.
3ada pasien ini kami belum men/arankan pemberian antibiotik untuk "A3 2alaupun terdapat
keluhan batuk dan demam sejak 2 minggu /ang lalu. %ari data /ang ada perlu digali lagi dari
anamnesia, pemeriksaan fisik, dan penunjang untuk menegakkan diagnosis pasti pneumonia
komunitas pada pasien. -atuk /ang timbul masih bisa disebabkan oleh efek samping dari captopril
/ang dikonsumsi pasien. Apabila sudah dapat disingkirkan kemungkinan efek samping captopril dan
pemeriksaan lain menunjang ke arah pneumonia maka dapat diberikan terapi antibiotik /ang sesuai
pada pasien. Terapi farmakologis pada "A3 dibagi menjadi terapi empiris dan definitf. Terapi definitif
dilakukan setelah diperoleh hasil uji kepekaan dan resistensi bakteri dari hasil kultur bakteri.
.ami juga tidak men/arankan pemberian fluimuc/l karena dari beberapa studi terapi
simptomatis pada infeksi saluran napas tidak menunjukkan efekti+itas /ang lebih baik dibandingkan
dengan terapi placebo. Selain itu pada pasien juga belum dapat dipastikan bah2a batuk /ang terjadi
akibat dari infeksi saluran napas atau efek samping dari captopril /ang dikonsumsi pasien. 7leh
karena itu pemberian mukolitik pada pasien tidak direkomendasikan.
3ada pasien ini diberikan sim+astatin sebagai tatalaksana dari faktor risiko "@% pada pasien.
7bat golongan statin dipilih atas dasar memiliki efek mengurangi kolesterol total, ?%?, TA dan
@?%?, meningkatkan B%?, memperbaiki fungsi endotel, dan menstabilkan plak atherosclerosis. 3ada
pasien ini /ang sebelumn/a telah mengalami dislipidemia dan saat ini dalam pengobatan
menggunakan sim+astatin, obat tersebut disarankan untuk dilanjutkan. 3enggantian dengan
ator+astatin tidak menunjukan perbedaan e+ent dalam mencegah kejadian pen/akit jantung dalam
penelitian terbaru 5s2indel, Am C Aeriatr 3harmacother. 2011 %ecD 9566*4E1-!26. 3emberian obat
dislipidemia pada pasien memerlukan edukasi, /aitu dimakan pada sore hari. Sim+astatin diberikan
pada pasien ini untuk penggunaan jangka panjang karena efekn/a /ang terbukti menurunkan
mortalitas dan kejadian kardio+askular. Target /ang ingin dicapai adalah ?%?<100 karena pasien
memiliki pen/akit jantung koroner.
3emberian omepra,ole sebaikn/a dihindari karena menurunkan efek dari clopridogrel dengan
cara mempengaruhi metabolisme en,im "832"19 di hepar. $nteraksi ini merupakan interaksi serius
#
atau bersifat mengancam ji2a, sehingga merupakan kontraindikasi pemberian bersama, kecuali
setelah dipertimbangkan risk dan benefitn/a dan tidak ada obat alternatif lain. )fikasi clopidogrel
dapat berkurang oleh obat-obatan /ang menghambat "832"19, karena efek inhibisi terhadap
agregasi platelet oleh clopidogrel sepenuhn/a bergantung pada metabolit aktifn/a, dan clopidogrel
dimetabolisme menjadi bentuk aktifn/a oleh "832"19. 3ada pasien ini sudah diberikan ranitidin
/ang dapat menurunkan sekresi lambung seperti kerja omepra,ole dan ranitidin tidak memiliki
interaksi dengan obat lain /ang diberikan pada pasien. 3ada pasien, sebaikn/a diberikan antasid /ang
berfungsi sebagai sitoprotektor mukosa lambung. Bal ini terkait dengan pemberian obat diklofenak
dan penggunaan bersama aspirin dan clopidogrel /ang berpotensi mengiritasi lambung dan
menimbulkan efek samping gastrointestinal. 3enggunaan diklofenak dan bisoprolol serta captopril
berpotensi meningkatkan risiko hiperkalemia sehingga diperlukan penga2asan ketat terhadap kadar
kalium serum pasien.
KASUS 2
&/. =, 6! tahun masuk rumah sakit dan harus dira2at, karena didiagnosis* "A3, "BF fc $ ec "A%,
".% stage $$ dan sindroma d/spepsia.
Basil pemeriksaan laboratorium*
SA7T 21 GH?, SA3T 1E GH?
Albumin (,0 gHd?
Greum E2 mgHd?
.reatinin 2,# mgHd?
3ernah mengalami peningkatan kolesterol total dan kolesterol ?%? 2 tahun lalu, sampai sekarang
masih minum sim+astatin. Basil pemeriksaan fisik* T% 160H100 mmBg, $=T I 2#.
4a8ab:
3asien ini didiagnosis sebagai "A3, "BF fc $ ec "A%, ".% stage $$ dan sindroma d/spepsia,
dengan hasil pemeriksaan fisis ditemukan T% 160H100 mmBg, $=T I 2#.
Tatalaksana*
&! 6A
Terapi a2al "A3 didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan karakteristik
pasien 5contoh* usia, pen/akit kronis, ri2a/at merokok, ri2a/at pen/akit sekarang6. %okter sebaikn/a
memulai penentuan terapi dengan menilai kebutuhan ra2at pasien dengan menggunakan suatu alat
bantu prediksi mortalitas, seperti Pneumonia Severity Index 53S$6, digabungkan dengan
penilaianklinis.
neumonia Se=erity In.e?
&
Patient Characteristics Points
Demo(raphi7s
=ale Age 5/ears6
Female Age 5/ears6 ' 10
&ursing home resident J 10
6
Patient Characteristics Points
6omorbi. illness
&eoplastic disease J (0
?i+er disease J 20
"ongesti+e heart failure J 10
"erebro+ascular disease J 10
;enal disease J 10
hysi7al e?amination 9in.in(s
Altered mental status J 20
;espirator/ rate :(0 breaths per minute J 20
S/stolic blood pressure < 90 mm Bg J 20
Temperature < (#K" 59#KF6 or :40K" 5104KF6 J 1#
3ulse rate :12# beats per minute J 10
2aboratory an. ra.io(raphi7 9in.in(s
Arterial pB < E.(# J (0
-lood urea nitrogen :64 mg per d? 522.!# mmol per ?6 J 20
Sodium < 1(0 m)L per ? 51(0 mmol per ?6 J 20
Alucose :2#0 mg per d? 51(.!E mmol per ?6 J 10
Bematocrit < (0 percent J 10
3artial pressure of arterial o/gen < 60 mm Bg or o/gen percent saturation < 90
percent
J 10
3leural effusion J 10
Total points* MMMMMMM
Point total Risk Risk class Mortality % (No. of patients) Recommended site of care
&o predictors ?o2 $ 0.1 5(,0(46 7utpatient
N E0 ?o2 $$ 0.6 5#,EE!6 7utpatient
E1 to 90 ?o2 $$$ 2.! 56,E906 $npatient 5briefl/6
91 to 1(0 =oderate $@ !.2 51(,1046 $npatient
:1(0 Bigh @ 29.2 59,(((6 $npatient
Tujuan utama terapi farmakoterapi pada pasien dengan "A3 mencakup eradikasi patogen pen/ebab,
memperbaiki tanda dan gejala klinis, meminimalisasi pera2atan, dan mencegah reinfeksi. Terapi /ang
diberikan dinilai dari segi farmakokinetik, efek samping, interaksi obat dan bia/a. Selain itu
E
pemilihan terapi juga harus difokuskan pada derajat pen/akit, komorbid, gejala klinis, epidemiologi
dan paparan sebelumn/a. Sebagian besar pasien dengan "A3 diberikan terapi empirik berdasarkan
patogen tersering /ang berhubungan dengan kondisi.
;ekomendasi tatalaksana empiris 5ATS 20016
2
Arup .arakteristik Antibiotik pilihan
$ ;a2at jalan, pen/akit
kardiopulmonal 5-6, faktor
modifikasi 5-6
=akrolid %oksisiklin
$$ ;a2at jalan, pen/akit
kardiopulmonal 5J6
danHatau faktor modifikasi
5J6
O lactam oral
5cefpodoime, cefuroime,
amoicillin dosis tinggi,
amoicillinHcla+ulanat6 atau
parenteral 5ceftriaone
diikuti cefpodoime oral6
%ikombinasi dengan
makrolid atau doksisiklin
FluoroLuinolon
antipneumoccocus
$$$ A ;a2at inap, pen/akit
kardiopulmonal 5J6,
danHatau faktor modifikasi
5J6
P lactam $@ 5cefotaime,
ceftriaone,
ampicilinHsulbactam,
ampicilin dosis tinggi6
%ikombinasi dengan
makrolid $@ atau oral atau
doksisiklin
FluoroLuinolon
antipneumoccocus
$$$ - ;a2at inap, pen/akit
kardiopulmonal 5-6, faktor
modifikasi 5-6
A,itromi,in $@ atau
doksisiklin dan P lactam
FluoroLuinolon
antipneumoccocus
$@ A ;a2at $"G tanpa risiko
3seudomonas Aeruginosa
P lactam $@ 5cefotaime,
ceftriaone6
%ikombinasi dengan
makrolid $@ 5A,itromisin6
atau fluorokuinolon $@
$@ - ;a2at $"G dengan risiko
3seudomonas Aeruginosa
P lactam antipseudomonas
$@ tertentu 5cefepime,
imipenem, meropenem,
piperacillinHta,obactam6
P lactam antipseudomonas $@
tertentu 5cefepime,
imipenem, meropenem,
piperacillinHta,obactam6
%ikombinasi dengan
!
%ikombinasi dengan
Quinolon antipseudomonas
$@ 5ciprofloacin6
aminoglikosida $@
%ikombinasi dengan
makrolid $@ 5a,itromisin6
atau fluorokuinolon
nonpseudomonas $@
3ada pasien ini terdapat "A3 /ang disertai dengan pen/akit kardiopulmoner sehingga pasien
dimasukkan dalam kategori $$$A /aitu pasien dra2at inap dengan pen/akit kardiopulmoner atau faktor
modifikasi. Terapi empirik utama /ang diberikan pada kategori ini adalah dengan menggunakan
sefalosporin generasi ke ( seperti cefotaime ataupun ceftriaone /ang dikombinasikan dengan
pemberian makrolid oralH $@.
Sefalosporin generasi ( umumn/a kurang aktif terhadap gram positif jika dibandingkan
dengan generasi oertama tetapi jauh lebih aktif terhadap enterobacteriaceae, termasuk strain
penghasil penisilase. 3enggunaan sefalosporin terhadap pasien dengan gangguan ginjal harus
diperhatikan karena hampir sebagian besar dieksresikan melalui ginjal. "efotaime 90R, cetriaone
E0-!0R sehingga dapat memperberat ".% /ang telah dialami pasien sehingga diperlukan
pen/esuaian dosis. "efotaime diberikan dengan dosis 1-2gH6-12 jam $@, dosis pada gagal ginjal ""T
#0mlHmin adalah #0R sedangkan jika ""T 10mlHmenit dosis /ang digunakan adalah 2#R. 3emberian
sefalosporin generasi ( biasan/a dikombinasikan dengan makrolid seperti a,itromisin. A,itromisin
disimpan di dalam jaringan dan sel fagosit kemudian dilepaskan secara perlahan-lahan sehingga dapat
diperoleh masa paruh eliminasi sekitar ( hari. %engan demikian pengobatan han/a perlu diberikan
sekali dan lama pengobatan dapat dikurangi. Absorbsi berlangsung cepat namun terganggu bila
diberikan dengan makanan, obat ini tidak menghambat "834#0 sehingga tidak menimbulkan masalah
interaksi obat. Gntuk "A3 dosis a,itromisin adalah 1#00mgHhari.
2! 6@- 97 I e7!6AD
Aagal jantung adalah sindroma klinis 5kumpulan tanda dan gejala6 /ang ditandai dengan sesak napas
dan fatik 5saat istirahat atau akti+itas6 /ang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
1
=asnifestasi gagal jantung /ang utama adalah sesak napas dan rasa lelah /ang membatasi
kemampuan melakukan kegiatan fisik dan retensi cairan /ang men/ebabkan kongesti paru dan edema
perifer.
2
N0@A 6lassi9i7ation : The Sta(es o9 @eart -ailure
+
6lass atient Symptoms
"lass $ 5=ild6 &o limitation of ph/sical acti+it/. 7rdinar/ ph/sical acti+it/ does not cause
undue fatigue, palpitation, or d/spnea 5shortness of breath6.
"lass $$ 5=ild6 Slight limitation of ph/sical acti+it/. "omfortable at rest, but ordinar/
ph/sical acti+it/ results in fatigue, palpitation, or d/spnea.
9
"lass $$$ 5=oderate6 =arked limitation of ph/sical acti+it/. "omfortable at rest, but less than
ordinar/ acti+it/ causes fatigue, palpitation, or d/spnea.
"lass $@ 5Se+ere6 Gnable to carr/ out an/ ph/sical acti+it/ 2ithout discomfort. S/mptoms of
cardiac insufficienc/ at rest. $f an/ ph/sical acti+it/ is undertaken,
discomfort is increased.
en(obatan *a(al 4antun(
Tujuan primer pengobatan adalah dengan mencegah terjadin/a gagal jantung dengan cara mengobati
kondisi-kondisi /ang menuju terjadin/a gagal jantung terutama hipertensi danHatau pen/akit arteri
koroner. Cika disfungsi miokard telah terjadi, tujuan pertama adalah mengobatiHmenghilangkan
pen/ebab dasarn/a. Cika pen/ebab dasar tidak dapat dikoreksi, pengobatan ditujukan untuk mencegah
memburukn/a fungsi jantung 5memperlambat progresi remodeling miokard6 dengan pemberian A")-
$ dan P-blocker dan untuk mengurangi gejala-gejala gagal jantung dengan pemberian diuretikm
+asodilator, dan obat inotropik.
2
3ada pasien ini karena gagal jantungn/a masih fc.$ diharapkan tidak mengalami perburukan. 7leh
karena itu, pengobatan utama pada pasien ini adalah pemberian A")-$ atau P-blocker untuk
menghambat remodeling miokard. P-blocker direkomendasikan untuk digunakan rutin pada pasien
gagal jantung ringan dan sedang 5&8BA kelas $$-$$$6 /ang stabil, sedangkan penggunaan P-blocker
pada pasien dengan fc $ 5&8BA kelas $6 belum diteliti.
2
3ada pasien ini tidak didapatkan data tentang edema 5retensi cairan6 sehingga pemberian diuretik
dirasa belum diperlukan. 7leh karena itu, obat /ang dapat diberikan pada pasien ini terkait dengan
gagal jantungn/a adalah A")-$. 3ada pasien dengan gagal jantung, A")-$ harus selalu dimulai
dengan dosis rendah dan ditritasi sampai dosis target. %osis target adalah dosis pemeliharaan /ang
telah terbukti efektif untuk mengurangi mortalitasHhospitalisasi dalam uji klinik /ang besar. 3ada
pasien ini dapat diberikan kaptopril (6,2#mg. &amun, pemberiann/a harus dia2asi mengingat
pasien juga memiliki ".%. Cika fungsi ginjal memburuk sebaikn/a dihentikan terlebih dahulu.
Dosis en(hambat A6E untuk en(obatan *a(al 4antun(
2
Obat Dosis A8al Dosis emeliharaan
.aptopril 6,2#mg tid 2#-#0mg tid
)nalapril 2,#mg od 10-20mg bid
?isinopril 2,#mg od #-20mg tid
;amipril 1,2#mg odHbid 2,#-#mg bid
10
Trandolapril 1mg od 4mg od
.uinapril 2,#mg od #-10mg bid
Fosinopril #-10mg od 20-40mg od
3erindopril 2mg od 4mg od
7dIsekali sehari, bidI2sehari, tidI(sehari
3ada pasien ini diketahui bah2a kondisi gagal jantungn/a disebabkan oleh "A%. Selanjutn/a
diketahui juga bah2a pasien memiliki faktor risiko untuk pen/akit ini /akni ri2a/at dislipidemia dan
pasien sudah minum sim+astatin sejak 2 tahun /ang lalu.
Interaksi Obat
Kaptopril
=akanan akan mengurangi absorpsi sekitar (0R, oleh karena itu diberikan 1 jam sebelum makan.
Antasida akan mengurangi absorpsi. 3emberian bersama Suplemen kalium atau diuretik hemat kalium
akan men/ebabkan hiperkalemia. 7A$&S dapat mengganggu efek hipotensif dengan menghambat
+asodilatasi oleh bradikinin, /ang dimediasi oleh pelepasan prostaglandin. .ombinasi dengan diuretik
memberikan efek sinergistik.
4

Sim=astatin
Aolongan statin /ang dimetabolisme oleh "83(A4 5lo+astatin, sim+astain, ator+astatin, dan
seri+astatin6 akan meningkat dalam plasma jika diberikan bersama obat /ang menghambat "83(A4
seperti antibiotik golongan makrolid, siklosporin, ketokona,ol, penghambat protease B$@, takrolimus,
nea,odom, asam fibrat, dll. Sebalikn/a obat-obat /ang menstimulasi "83(A4 seperti fenitoin,
barbiturat, griseoful+in, dan rifampin akan mengurangi kadar plasma statin. $nsidens miopati dapat
meningkat jika diberikan dengan obat-obat seperti asam fibrat dan asam nikotinat. 3eningkatan risiko
miositis juga dapat terjadi jika digunakan dengan amiodaron atau +erapamil.
#
+! 6KD sta(e II
3erencanaan tatalaksana /ang diberikan pada pasien dengan pen/akit gagal ginjal kronik sesuai
dengan derajatn/a. 3ada ".% stage $$ /ang ditandai dengan nilai laju filtrasi glomerulus 5?FA6 60-!9
mlHmntH1,E(m
2
tujuan dari tatalaksana /ang diberikan adalah menghambat perburukan dari fungsi
ginjal, /aitu dengan cara *
1. 3embatasan asupan protein
3rotein /ang dianjurkan adalah 0,6-0,! gramHkg--Hhari. 3embatasan ini penting karena
protein /ang berlebih tidak disimpan dalam tubuh tapi dipecah menjadi urea dan substansi
nitrogen lain /ang terutama di eksresi melalui ginjal. 7leh karena itu, pemberian diet tinggi
protein pada pasien dengan gagal ginjal akan men/ebabkan penimbunan urea dan substansi
nitrogen lain /ang men/ebabkan keadaan ureamia. Selain itu, asupan protein berlebih juga
men/ebabkan perubahan hemodinamik ginjal berupa peningkatan aliran darah dan tekanan
intraglomerulus sehingga dapat meningkatkan progresifitas perburukan fungsi ginjal.
11
2. Terapi farmakologis
7bat antihipertensi selain bermanfaat untuk memperkecil risiko kardio+askular juga sangat
penting untuk memperlambat perburukan kerusakan nefron dengan mengurangi hipertensi
intraglomerular dan hipertrofi glomerular. 7bat antihipertensi /ang pada berbagai studi
terbukti dapat memperlambat proses perburukan fungsi ginjal adalah A")-$nhibitor. 7leh
sebab itu, pada pasien ini diberikan 6aptopril +?&25% mg perhari. Apabila pasien tidak dapat
mentoleransi efek samping batuk akibat pemberian A")-$, maka dapat digantikan dengan
pemberian obat antihipertensi golongan A;- seperti kandesartan 14mg perhari.
Selain itu dapat pula diberikan suplemen seperti 6a6O+ /ang berfungsi sebagai Phosphat
Binder. 3ada gagal ginjal, terjadi hiperfosfatemia /ang dapat men/ebabkan penurunan
kalsium /ang terionisasi sehingga terjadi rangsangan ke 3arathormon dan dapat men/ebabkan
osteodistrofi renal. Gntuk mencegah hal ini dapat dilakukan dengan penurunan asupan fosfat
dan dengan pemberian "a"7( sebagai pengikat fosfat. %osis /ang diberikan adalah (1
tablet.
Suplemen lain /ang dapat diberikan adalah asam 9olat &?+ tablet dan =itamin B&2 +?&
tablet. Suplemen ini diberikan untuk menetralisir keadaan hiperhomosisteinemia pada pasien
dengan ".% untuk mencegah terjadin/a cardiovascular disease 5"@%6.
'! Dispepsia
%ispepsia adalah kumpulan gejala berupa n/eri atau rasa tidak n/aman menetap atau berulang /ang
berpusat pada bagian atas abdomen. Sedangkan, rasa tidak n/aman didefinisikan sebagai perasaan
negatif /ang sub/ektif dan dapat berhubungan dengan gejala lain seperti rasa cepat ken/ang atau
perut bagian atas /ang penuh. Secara garis besar pen/ebab sindrom d/spepsia dibagi menjadi 2
kelompok /aitu *
Dispepsia or(anik
%ispepsia dengan pen/ebab patologis /ang diketahui secara pasti, seperti ulkus peptic,
gastritis, batu kandung empedu dll
Dispepsia 9un(sional
%ispepsia dengan pen/ebab patologis structural atau biokimia2i /ang tidak diketahui setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostic /ang kon+ensional atau baku 5radiologi,
endoskopi, laboratorium6.
12
Etiolo(i .yspepsia
)sofago ' gastro ' duodenal Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis &SA$%, keganasan
7bat-obatan Antiinflamasi non steroid, teofilin, digitalis, antibiotik
Bepatobilier Bepatitis, .olesistitis, .olelitiasis, .eganasan, %isfungsi sfinkter
7ddi
3ankreas 3ankreatitis, keganasan
3en/akit sistemik lain %iabetes mellitus, pen/akit tiroid, gagal ginjal, kehamilan,
pen/akit jantung koroner H iskemik
Aangguan fungsional %ispepsia fungsional, irritable bowel syndrome
%/spepsia fungsional diklasifikasikan menjadi ( kelompok menurut jenis keluhan /ang paling
dominan pada setiap pasien, /aitu *
Ulcer like dyspepsia n/eri ulu hati /ang lebih dominan dan disertai n/eri pada malam hari
Dismotility dyspepsia kembung, mual, cepat ken/ang menjadi keluhan dominan
Non-spesifik dyspepsia bila tidak ada keluhan /ang spesifik
Tatalaksana Dyspepsia
Non 9armakolo(i
-erhenti merokok, berhenti menggunaka obat ulserogenik dan perlu juga edukasi mengenai
pentingn/a menghindari makanan pencetus. Salah satu hal /ang perlu dihindarkan adalah stress /ang
sering mencetuskan terjadin/a d/spepsia. 3erlu disarankan dilakukann/a olahraga dan relaksasi serta
penghindaran depresi atau kecemasan /ang dapat memperburuk keluhan d/spepsia.
-armakolo(i
Antasi.
Aolongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung.
Antasid biasan/a mengandung &a bikarbonat, Al57B6(, =g57B62, dan =g triksilat. 3emberian
antasid han/a simtomatis, untuk mengurangi rasa n/eri. =g triksilat dapat dipakai dalam 2aktu lebih
lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan
men/ebabkan diare karena terbentuk sen/a2a =g"l2. 7bat ini memiliki durasi aksi /ang singkat.
Antikoliner(ik
1(
3erlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. 7bat /ang agak selektif /aitu piren,epin
bekerja sebagai anti reseptor muskarinik /ang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 2!-
4(R. 3iren,epin juga memiliki efek sitoprotektif.
Anta(onis reseptor @2
Aolongan obat ini ban/ak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak
peptik. 7bat /ang termasuk golongan antagonis respetor B2 antara lain simetidin, roksatidin,
ranitidin, dan famotidin.
en(hambat pompa asam Aproton pump inhibitor B IC
Aolongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam
lambung. 7bat-obat /ang termasuk golongan 33$ adalah omepera,ol, lansopra,ol, dan pantopra,ol.
onset 33$ relatif lebih lama dibandingkan antasida.
Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain bersifat sitoprotektif,
juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi
prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus
dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (sito protective),
yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas.
Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. Golongan ini
cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks
dan memperbaiki bersihan asam lambung
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak
jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi
14
DA-TAR USTAKA
1. Setia2ati, Arini dan &afrialdi. 7bat Aagal Cantung %alam Farmakologi dan Terapi 5)disi ke-#6.
2011. Cakarta* %epartemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas .edokteran Gni+ersitas
$ndonesia. Bal 299- (14.
2. -runton ?, 3arker ., -lumenthal %, -uton $. ed. Aoodman S gilmanTs manual of
pharmacolog/ and therapeutics. 11
th
edition. &e2 8ork* =cAra2-Bill. 200!.
(. Auna2an SA 5)ditor Gtama6. Farmakologi dan Terapi edisi #. Cakarta* -alai 3enerbit F.G$,
200!.
4. .at,ung -A, =asters S-, Tre+or AC. -asic and "linical 3harmacolog/ 11
th
ed. &e2 8ork*
=cAra2-Bill, 2009.
#. ?utfi//a =&, et al. %iagnosis and Treatment of "ommunit/-AcLuired 3neumonia. Am Fam
Physician. 2006 Feb 1DE(5(6*442-4#0.
6. Sastroasmoro S 5ed6. 3anduan 3ela/anan =edis %epartemen 3en/akit %alam Cakarta*
;S"=D200E.hLl11#-6
1#
E. 3anggabean ==. Aagal jantung. %alam buku ajar $3% )disi $@. Cakarta* 3A3%$.
!. Setia2ati A, &afrialdi. 7bat gagal jantung. %alam farmakologi dan terapi edisi #. Cakarta* -alai
3enerbit F.G$, 200!. Bal (##
9. http*HH222.abouthf.orgHLuestionsMstages.htm
10. &afrialdi. Antihipertensi. %alam farmakologi dan terapi edisi #. Cakarta* -alai 3enerbit F.G$,
200!. Bal 299-(04.
11. Su/atna F%. Bipolipidemik. %alam farmakologi dan terapi edisi #. Cakarta* -alai 3enerbit
F.G$, 200!. Bal (!(.
12. %ipiro CT, Talbert ;?, 8ee A", =at,ke A;, >ells -A, 3ose/ ?=. ed. 3harmacotherap/ ' a
pathoph/siologic approach. E
th
edition. &e2 8ork* =cAra2-Bill. 200!.
1(. Su2itra, ketut. 3en/akit Ainjal .ronik. %alam * Sudo/o A, set/ohadi -, Al2i A, Simadibrata
=, setiati S. -uku ajar ilmu pen/akit dalam. Cilid 1. )d.4. 3usat penerbitan departemen ilmu
pen/akit dalam F.G$D Cakarta. 200E. Bal #!1-!4
16

Anda mungkin juga menyukai