Anda di halaman 1dari 12

FLUKS ION BIOENERGI DAN TRANSPORT ION

MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Biofisika II

Kelompok 5:
Anggra Kumala P. (105090300111005)
Ulfah Hidayah (105090300111011)
Reza Sativan (105090300111037)
Devi Ariesta W (105090301111002)
Riva Indah Alfin Y (105090301111009)
Dyah Triwinarti (105090301111010)




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
LANDASAN TEORI

1.1.Ion-Ion di dalam Tubuh
Metabolisme adalah pengubahan zat-zat makanan menjadi energi di dalam tubuh. Pada
proses metabolisme ini di samping enzim-enzim sebagai pemegang peran utama, juga ion-ion
anorganik sangat memainkan peranan penting. Setiap ion anorganik mempunyai fungsi
metabolik sendiri-sendiri. Ion-ion anorganik yang ada dalam tubuh berasal dari senyawa
elektrolit yang terdapat dalam makanan. Senyawa elektrolit ini larut dalam cairan tubuh
(intraseluler dan ekstraseluler) dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Hanya beberapa ion saja yang ada hubungannya dengan metabolisme tubuh. Ion-ion yang
terdapat dalam tubuh dibagi atas dua golongan. Golongan pertama disebut dengan "mayor
phisiological ions", yaitu ion-ion yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang banyak.
Termasuk ke dalam golongan ini adalah ion-ion khlorida, fosfat, karbonat, K, Na, Ca dan Mg.
Golongan kedua disebut dengan "trace ions", yaitu ion-ion yang terdapat dalam tubuh dalam
jumlah yang sedikit. Termasuk ke dalam golongan ini adalah ion-ion Fe, In, Yodium, Cu, Co,
Mn, Cr, Se, F dan sulfat. Ion-ion yang termasuk dua golongan inilah yang "essensial" bagi
tubuh. Disebut demikian karena ion-ion inilah yang dijumpai mempunyai fungsi metabolik
yang jelas di dalam tubuh. Di samping itu ada lagi beberapa ion yang termasuk trace ions
yang terdapat dalam tubuh tetapi tidak essensiel bagi tubuh. Ini disebabkan fungsi
metaboliknya tidak jelas dan terdapatnya di dalam tubuh pun dalam keadaan insidentil.
Termasuk di dalam ini antara lain ion-ion Cd, Li, Ni, V, Ag, Au, Al, As, Sr, Pb, Rb, Si, Ti
dan B.
Tubuh kita ini adalah ibarat suatu jaringan listrik yang begitu kompleks, di dalamnya
terdapat beberapa pembangkit lokal seperti jantung, otak dan ginjal. Juga ada rumah-
rumah pelanggan berupa sel-sel otot. Untuk bisa mengalirkan listrik ini diperlukan ion-ion
yang akan mengantarkan perintah dari pembangkit ke rumah-rumah pelanggan. Ion-ion ini
disebut sebagai elektrolit. Ada dua tipe elektrolit yang ada dalam tubuh, yaitu:
Kation (elektrolit yang bermuatan positif)
Beberapa contoh kation dalam tubuh adalah Natrium (Na
+
), Kalium (K
+
), Kalsium
(Ca
2+
), Magnesium (Mg
2+
).
Anion (elektrolit yang bermuatan negatif)
Beberapa contoh anion adalah Klorida (Cl
-
), HCO
3-,
HPO
4-
, SO
4-
.

Gambar 1. Ion-ion di dalam tubuh
Masing-masing tipe elektrolit ini saling bekerja sama mengantarkan impuls sesuai
dengan yang diinginkan atau dibutuhkan tubuh. Sedangkan dalam keadaan normal, kadar
kation dan anion ini sama besar sehingga potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada
cairan ektrasel (cairan di luar sel), kation utama adalah Na
+
sedangkan anion utamanya
adalah Cl
-
. Sedangkan di intrasel (di dalam sel) kation utamanya adalah kalium (K
+
).
Disamping sebagai pengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai banyak manfaat,
tergantung dari jenisnya, contohnya antara lain yaitu:
Natrium fungsinya sebagai penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan
volume ekstra sel.
Kalium fungsinya mempertahankan membran potensial elektrik dalam tubuh.
Klorida fungsinya mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan
tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel.
Kalsium fungsinya adalah sebagai penggerak dari otot-otot, deposit utamanya berada di
tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium ini dapat berpindah ke dalam darah.
Magnesium berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur pergerakan
Ca
2+
ke dalam otot serta memelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan pembuluh
darah tubuh.

1.2. Hukum Dasar untuk Arus dalam Jaringan Biologis
Hukum Fick
Jika terdapat partikel dengan konsentrasi yang tinggi [C] dalam suatu daerah yang
bebas untuk bergerak, maka partikel tersebut akan mengalir ke arah penyamaan konsentrasi
[C] ke seluruh daerah. Jika pertikel yang bergerak tersebut merupakan partikel yang
bermuatan,maka gerakan ini akan menimbulkan arus listrik yang disebut arus difusi.
Kerapatan arus difusi dipengaruhi olej gradien konsentrasi partikel tersebut. Dalam bentuk
matematis:

[]


Dengan:
J = kerapatan arus (A/m
2
)
D = konstanta difusi [(L.A) / (mol,m)]
[C] = konsentrasi ion (mol/L)
X = posisi (m)
Persamaan ini untuk ion positif, untuk ion negatif tanda minusnya dihilangkan.
Partikel bermuatan (misalnya ion) di dalam medan listrik akan bergerak di bawah
pengaruh gaya tarik atau tolak. Aliran ion yang dihasilkan menimbulkan arus yang disebut
arus drift. Dalam bentuk matematis:

[]
Dengan:
= mobilitas [(L.A) / (V.m.mol)]
Z = valensi
E = -dV/dx = intensitas medan listrik (V/m)
[C} = konsentrasi ion (mol/L)
Harus perlu diingat juga tentang hubungan Einstein:


Dengan:
K = konstanta Boltzmann =


T = suhu absolut (K)
Q = muatan elementer =


Difusi ion-ion kalium dan natrium menembus membran sel akan mempengaruhi
potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion
tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut
secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya
secara bersamaan.
Pada difusi ion kalium (K
+
), misalkan membran sel hanya permeabel terhadap ion
kalium. Karena konsentrasi ion kalium lebih tinggi di sisi dalam sel maka menurut hukum
Fick untuk difusi, ion kalium akan bergerak menembus keluar membran sel. Gerakan ion
potasium keluar membran sel ini menimbulkan arus listrik, yang karena terjadinya melalui
peristiwa difusi. Densitas arus difusi bergantung pada gradien konsentrasi yang secara
sistematis dinyatakan oleh persamaan (1). Keluarnya ion positif kalium dari dalam sel akan
mengakibatkan terjadinya beda potensial antara sisi dalam dan sisi luar sel, dengan sisi dalam
lebih negatif dibanding sisi luar sel. Adanya beda potensial ini akan menimbulkan medan
listrik dengan arah dari luar ke dalam sel. Medan listrik yang mengarah dari luar ke dalam sel
menimbulkan gaya elektrostatik yang mempengaruhi ion-ion yang ada di sekitar membran
sel. Ion kalium, karena bermuatan positif, didorong oleh gaya elektrostatik ke arah dalam
membran sel. Sehingga aliran ion kalium dari sisi luar ke sisi dalam membran sel
menimbulkan arus listrik yang disebut arus drift (drift current). Densitas arus drift dinyatakan
oleh persamaan (2). Gaya elektrostatik ini akan melawan gaya difusi pada ion kalium.
Interkasi kedua gaya ini suatu saat akan mencapai kesetimbangan, yaitu besarnya gaya
elektrostatik yang ditimbulkan oleh adanya beda potensial antara kedua sisi membran sama
dengan besarnya gaya difusi (besarnya arus drift sama dengan besarnya arus difusi). Keadaan
setimbang ini akan menghasilkan beda potensial antara kedua sisi membran bernilai konstan.
Besarnya beda potensial membran pada saat dicapai kesetimbangan dapat diperoleh dengan
menyamakan persamaan (1) dengan persamaan (2) dan dengan mengingat hubungan Einstein
persamaan (3). Dari ketiga persamaan di atas, kalau diselesaikan secara serentak untuk
mendapatkan beda potensial membran maka akan diperoleh suatu pernyataan matematis yang
diberikan dalam persamaan (4), yang dikenal dengan persamaan Nerst:

(
[

)
Dengan:
Vm = beda potensial antara dua sisi membran
K = konstanta Boltzman =


T = temperature absolute (K)
Q = muatan elementer =


[K
+
]
i
= konsentrasi ion kalium di sisi dalam membran
[K
+
]
o
= konsentrasi ion kalium di sisi luar membran
Dalam mkenyataannya, yang mempengaruhi nilai potensial membran tidak hanya ion
kalium saja, tetapi juga ion natrium. Pengaruh ion natrium pada potensial membran dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan Nerst. Ion kalium dan natrium secara serentak
mempengaruhi besarnya potensial membran sel. Meskipun demikian, pengaruh keduanya
bukan merupakan penjumlahan secara langsung kedua potensial membran yang diperoleh
secara sendiri-sendiri. Penjumlahan yang secara tidak langsung ini berlaku karena untuk jenis
ion lebih dari satu, ada parameter lain yang juga berpengaruh pada besarnya potensial
membran sel, yaitu perbedaan permeabilitas membran terhadap masing-masing ion.
Permeabilitas membran sel terhadap ion kalium jauh lebih besar (sekitar 100 kali)
dibandingkan permeabilitas terhadap ion natrium. Hal ini mengakibatkan pengaruh ion
kalium lebih dominan dibandingkan ion natrium. Interaksi kedua henis ion ini dalam
menghasilkan potensial membran Vm dinyatakan dalam Persamaan Goldman.

1.3. Arus Listrik di dalam Tubuh
Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi untuk mengontrol dan
mengoperasikan syaraf, otot, dan organ. Pada dasarnya semua fungsi dan aktivitas tubuh
melibatkan listrik dalam beberapa cara, diantaranya yaitu kekuatan otot yang disebabkan oleh
daya tarik dan tolakan dari muatan listrik. Aktifitas otak pada dasarnya juga bersifat elektrik.
Pada sistem saraf otak semua sinyal dari otak dan yang menuju otak melibatkan aliran arus
listrik.
Sistem saraf berperan penting dalam hampir setiap fungsi tubuh. Pada dasarnya, pusat
saraf (otak) menerima sinyal internal dan eksternal dan biasanya membuat tanggapan yang
tepat. Informasi ini ditransmisikan sebagai sinyal-sinyal listrik di sepanjang saraf. Sistem
komunikasi yang efisien ini dapat menangani banyak jutaan bentuk informasi pada waktu
yang sama dengan kecepatan tinggi.
Dalam melaksanakan fungsinya, tubuh banyak menghasilkan sinyal listrik. Sinyal
listrik yang dihasilkan merupakan hasil aksi elektrokimia sel tertentu. Pengukuran isyarat
listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi
tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Potensial listrik dan sinyal listrik dapat
diukur dengan alat-alat sebagai berikut: Elektromiograf (EMG) adalah alat yang digunakan
untuk memantau aktivitas listrik otot, elektrokardiograf (EKG) yang digunakan untuk
memantau aktivitas listrik jantung, dan elektroensefalograf (EEG) adalah alat yang digunakan
untuk memantau aktivitas listrik otak.
Arus listrik dinamik melibatkan aliran elektron atau ion. Aliran elektron dan ion ini
akan menghasilkan arus listrik. Elektrolit seperti natrium klorida adalah zat dengan ion positif
dan ion negatif dalam larutan dan ion-ion inilah yang mengalirkan arus. Arus listrik atau
sinyal listrik dalam tubuh dapat dibahas pada sinyal saraf. Impuls atau sinyal listrik yang
bergantung pada aliran ion yang menembus membran plasma neuron. Sinyal tersebut berawal
sebagai suatu perubahan dalam gradien listrik yang melintasi membran plasma sel.
Potensial membran disebabkan oleh perbedaan konsentrasi ion antara isi sel dengan
cairan ekstraseluler. Semua sel hidup mempunyai perbedaan muatan listrik melintasi (di
kedua sisi) membran plasmanya. Perbedaan muatan ini menghasilkan gradien voltase listrik
melintasimembran, yang dapt diukur dengan mikroelektroda yang sangat halus. Voltase
diukur melintasi membran disebut potensial membran, voltase ini biasanya berkisar -50
sampai -100 mV pada sel hewan. Berdasar kesepakatan, voltase di luar sel dikatakan nol,
dengan demikian tanda minus manandakan bahwa bagian dalam sel itu muatannya negatif
dibandingkan dengan bagian luarnya. Neuron dalam keadaan istirahat (yaitu, tidak sedang
menghantarkan sinyal listrik) mempunyai potensial membran -70 mV (sekitar 5% dari
voltase baterai senter), yang merupakan sifat yang umum bagi neuron.
Potensial membran disebabkan oleh perbedaan komposisi ionik dalam cairan
intraseluler dan ekstraseluler. Permeabilitas selektif membran plasma, yang merupakan
rintangan di antara kedua cairan tersebut, mempertahankan perbedaan ionik tersebut.

Gambar 2. Prinsip potensial membran. (a) Cairan intraseluler dan ekstraseluler
mempunyai komposisi ionik yang berbeda. Yang diperlihatkan di sini adalah
perkiraan konsentrasi dalam sel mamalia (dalam milimol per liter, yang disingkat
mM) dari kalium [K
+
]; natrium [Na
+
]; klorida [Cl
-
]; dan anion-anion yang tetap
berada dalam sel [A
-
]. K
+
berdifusi keluar sel menuruni gradien konsentrasinya, akan
tetapi anion A
-
tidak dapat mengikutinya, sehingga bagian dalam sel meningkatkan
muatan netto negatifnya. (b) Terdapat difusi K
+
yang stabil keluar dari sel (tanda
panah besar) dan difusi Na
+
yang stabil ke dalam sel (tanda panah kecil); ketebalan
tanda panah menandakan permeabilitas relatif membran terhadap K
+
dan Na
+
. Sejalan
dengan waktu, difusi menyebabkan gradien ionik yang ditunjukkan pada bagian (a)
menjadi hilang. Kehilangan gradien dicegah oleh pompa natrium-kalium dengan
menggunakan ATP secara aktif untuk mengangkut Na
+
keluar dari sel dan K
+
masuk
ke dalam sel.
Cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler mengandung berbagai jenis zat terlarut, yang
meliputi beragam zat yang bermuatan listrik (ion). Di dalam sel, kation utama (ion bermuatan
positif) adalah kalium (K
+
), meskipun juga ada natrium (Na
+
). Di luar sel keadaan menjadi
terbalik, dengan Na
+
menjadi kation utama dan K
+
mempunyai konsentrasi yang jauh lebih
rendah. Di dalam sel, anion utama adalah protein, asam amino, sulfat, fosfat, dan ion
bermuatan negatif lainnya yang dapat dikelompokkan dan disimbolkan dengan A
-
; klorida
(Cl
-
) juga dijumpai akan tetapi dalam konsentrasi yang realtif rendah. Di luar sel, Cl
-

merupakan anion utama; terapat anion lain namun kurang penting dalam konteks potensial
membran.
Membran plasma adalah lapisan fosfolipid dengan protein membran yang terkait. Ion,
yang bermuatan listrik, tidak dapat larut dalam lipid dan dengan demikian tidak dapat
berdifusi menembus lipid membran plasma. Untuk dapat melewati membran, ion-ion harus
diangkut oleh protein transpor atau mengalir melalui saluran ion, yaitu pori berair yang
terbuat dari molekul protein transmembran spesifik. Terdapat banyak jenis saluran ion
selektif, beberapa saluran hanya bisa mengalirkan Na
+
lewat saluran tersebut, yang lain
hanyamengalirkan K
+
, dan yang lain mungkin hanya Cl
-
. Bergantung pada jumlah saluran ion
dari setiap jenis ion yang terdapt pada membran plasma sebuah sel, adalah mungkin bagi
membran untuk mempunyai permeabilitas yang sangat berbeda terhadap masing-masing ion
yang berbeda. Sel umumnya jauh lebih permeabel terhadap K
+
dibandingkan dengan Na
+
,
yang mengindikasikan bahwa membran mempunyai lebih banyak saluran kalium
dibandingkan dengan saluran natrium; dalam neuron yang beristirahat, misalnya,
permeabilitas terhadap kalium sekitar 50 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
permeabilitas terhadap natrium. Karena anion internal (A
-
) terutama adalah molekul organik
besar (protein dan asam amino), anion-anion itu tidak dapat menembus membran dan dengan
demikian membentuk suatu kumpulan dalam sel yang bermuatann negatif.
Pada gambar 2, bagaimana distribusi ion-ion dapat menghasilkan potensial membran?
Perhatikan untuk kasus ion kalium. Terdapat gradien konsentrasi yang sangat besar pada saat
K
+
berdifusi keluar dari sel, dan membran itu mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap
kalium dengan demikian, akan terjadi aliran netto K
+
keluar dari sel (efluks) yang digerakkan
oleh gradien konsentrasi. Akan tetapi ketika K
+
keluar, muatan positif dipindahkan dari
dalam ke luar sel. Karena A
-
tetap berada di dalam sel, maka bagian dalam sel menjadi
semakin negatif dibandingkan dengan bagian luar sel. Ketika muatan positif hilang sementara
muatan negatif tetap terjerat di bagian dalam, gradien listrik akan menumpuk melintasi
membran tersebut. Pada dasarnya gradien listrik ini bersaing dengan pengaruh gradien
konsentrasi K
+
: Peningkatan negativitas di bagian dalam sel menarik kalium yang bermuatan
positif, yang mendorong aliran masuk K
+
dengan menuruni gradien listrik. Jika K
+

merupakan satu-satunya ion yang dapat menembus membran, maka voltase di sepanjang
membran akan terus menumpuk sampai aliran masuk K
+
menuruni gradien listrik menyamai
aliran keluar K
+
yang menuruni gradien konsentrasi. Pada titik tersebut, tidak akan ada lagi
pemindahan netto muatan di sepanjang membran tersebut, dan potensial membran akan
mencapai nilai istirahat yang stabil. Untuk gradien konsentrasi kalium yang ditunjukkan pada
gambar 2, potensial membran yang stabil pada kisaran di sekitar -85mV, akan diperlukan
untuk mengimbangi gradien konsentrasi dengan tepat melalui mekanisme yang baru saja
dijelaskan. Nilai potensial membran ini disebut potensial kesetimbangan untuk ion kalium,
karena pada potensial ini tidak ada lagi perpindahan dan pergerakan nertto ion kalium
melewati membran (dengan kata lain, kalium berdada dalam kesetimbangan).
Kalium bukan satu-satunya ion yang dapat dialirkan oleh membran. Meskipun
membran kurang permeabel terhadap ion natrium dibandingkan dengan ion kalium,
permeabilitas terhadap Na
+
tidaklah nol. Gradien konsntrasi ([Na
+
] lebih besar di bagian luar
sel) dengan gradien listrik (negatif di bagian dalam sel) cenderung memindahkan ion natrium
ke dalam sel. Masuknya muatan positif ke dalam sel, yang dibawa oleh Na
+
, membuat nilai
potensial membran akan sedikit lebih positif dibanding dengan -85 mV jika membran hanya
permeabel terhadap ion kalium. Hal ini menjelaskan mengapa potensial membran neuron
dalam keadaan isirahat secara khas adalah sekitar -70 mV, bukan sekitar -85 mV.
Aliran masuk natrium yang stabil menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium
internal yang progresif. Asliran masuk Na
+
juga membuat bagian dalam sel menjadi kurang
negatif dibandingkan dengan -85mV agar dapat mengimbangi gradien konsentrasi kalium,
sehingga terjadi aliran keluar kalium yang stabil dan terjadi penurunan konsentrasi K
+
yang
progresif di dalam sel. Dengan kata lain, jika situasi dibiarkan tak terkontrol, gradien
konsentrasi untuk Na
+
dan K
+
yang ditunjukkan pada gambar 2 akan menghilang perlahan-
lahan. Hal ini dapat dihambat oleh protein membran plasma tertentu yang ditemukan dalam
jumlah berlimpah pada neuron, yang disebut pompa natrium-kalim. Protein ini menggunakan
energi dari ATP untuk menggerakkan transpor aktif natrium ke luar sel, melawan gradien
konsentrasi dan gradien listrik natrium. Pada waktu yang bersamaan, pompa tersebut juga
memindahkan kalium ke dalam sel, untuk memulihkan gradien konsentrasi ion ini juga. Pada
dasarnya, sel-sel menggunakan energi metabolisme, dalam bentuk ATP untuk
mempertahankan gradien ionik di sepanjang membran yang menghsilkan potensial membran
yang tunak (steady-stade).

1.4. Transport Ion
Gerakan molekul atau ion yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya
adalah difusi, osmosis, endositosis, eksositosis, dan transpor aktif. Difusi dan osmosis disebut
gerakan pasif karena tidak membutuhkan energi. Transpor aktif, endositosis dan eksositosis,
disebut gerakan aktif karena gerakan ini membutuhkan energi. Sedangkan untuk trasnpor ion
termasuk dalam difusi dan transpor aktif.
Difusi adalah peristiva perpindahan molekul-molekul suatu zat dari larutan yang
berkonsenrtasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah. Peristiwa difusi dapat ditemukan
pada kehidupan sehari-hari.

Gambar 3. Peristiwa difusi dapt terlihat melalui pergerakan molekul tinta yang bergerak
untuk memenuhi ruang yang ada.
Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel.
Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na
+
), ion kalium (K
+
), dan ion klor (Cl
+
). Keluar masuknya ion
Na
+
dan K
+
diatur oleh pompa natrium-kalium (Gambar 1)

Gambar 4. Pompa (1, 2, 3, 4, 5) mengeluarkan tiga ion Na
+
dari dalam sel untuk setiap
dua ion K
+
yang masuk ke dalam sel
Pada sebagian jaringan, pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor
aktif ganda Na
+
dan K
+
dari dalam sel ke luar sel. ATP menyediakan energi untuk trasnpor.
Pompa mengeluarkan tiga ion Na
+
dari dalam sel untuk setiap dua ion K
+
yang dimasukkan
ke dalam sel. Agar lebih jelas mengenai transpor aktif, perhatikan kembali Gambar 1 dan
keterangannya.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran
(molekul carrier). Pada protein pengangkut, terdapat tempat untuk Na
+
dan K
+
yang
dinamakan binding sites.
a. Tiga ion natrium (Na
+
) diambil dari dalam sel dan menempati binding sites (tempat
terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
b. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka
ke bagian luar sel.
c. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melapaskan ion
natrium keluar dari sel.
d. Dua ion kalium (K
+
) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
e. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka ke arah
dalam sel.
f. Ion kalium dilepaskan ke dalam sel.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. (2004). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kamana, O. (2008). Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Young, H. D. (2003). Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai