Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KECELAKAAN

LALU LINTAS DI JALAN


LINTAS TIMUR SUMATERA
PEKANBARU-DURI
DISUSUN OLEH :
ARIE SETYAWAN
MUHAMMAD RAHMAN AZIZ
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat Penelitian

LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan bagian yang sangat penting dari
kehidupan manusia, khususnya transportasi dengan
kendaraan bermotor, baik untuk kebutuhan pergerakan
manusia maupun angkutan barang, atau dengan kata
lain transportasi adalah urat nadi kehidupan ekonomi, sosial,
politik dan pertahanan keamanan
Tingginya pergerakan pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya
dan pertahanan di Provinsi Riau tidak terlepas dari
keberadaan Jalan Lintas Timur yang menghubungkan
Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatra Utara (di Sebelah
Utara) dan Provinsi Jambi (Di Sebelah Selatan)
Mengingat pentingnya keberadaan Jalan Lintas Timur bagi
perkembangan pertumbuhan perekonomian, sosial, politik,
budaya, pertahanan dan keamanan di Provinsi Riau inilah
penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis hambatan
hambatan yang menjadi kendala bagi pergerakan
kendaraan di Jalan Lintas Timur dan mencoba untuk
menganalisis penyebab terjadinya kecelakaan.
Namun dalam penulisan ini penulis membatasi pembahasan
hanya pada jalan Lintas Timur yang menghubungkan
Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatra Utara, yaitu Jalan
Lintas Timur Pekanbaru-Duri.
PEMBATASAN MASALAH
Pada tahun 2006 dengan jumlah lalu lintas harian rata-rata
(LHR) ruas Jalan Lintas Timur Pekanbaru-Duri telah terjadi
kecelakaan sebanyak 571 kecelakaan, 441 orang luka
ringan, 201 luka berat dan 52 orang meninggal. Sedangkan
pada tahun 2005 tercatat 541 kecelakaan, 411 luka ringan,
169 luka berat, dan 38 orang meninggal dunia.
Ada beberapa faktor penyebab kecelakaan tersebut
1. Faktor alam
2. Faktor infrastuktur
3. Faktor kendaraan
4. Faktor pengguna/pengendara
Dengan adanya peningkatan jumlah korban kecelakaan
meninggal dunia yang tinggi di ruas jalan lintas timur pada
kurun waktu tersebut, dan mengingat panjangnya Jalan
Lintas Timur Sumatra maka perlu dilakukan pembatasan
masalah yang akan diteliti.

Adapun batasan masalahnya adalah hanya meneliti
angka kecelakaan dan tingkat kecelakaan yang telah
terjadi paa kurun waktu empat tahun terakhir di jalur
Lintas Timur Sumatera Pekanbaru-Duri
RUMUSAN MASALAH
1. Apa faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada
ruas jalan lintas timur pekanbaru-duri?
2. Bagaimana karakteristik.pola hubungan
kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan jalan
dan ruas jalan lintas timur pekanbaru-duri?

TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan lalu lintas di jalan lintas timur
terutama dari aspek prasarana jalan, kondisi
kendaraan, pemakai jalan, cuaca dan yang
berkaitan dengan waktu.
2. Mengetahui karakteristik/pola hubungan
kecelakaan dengan kendaraan, panjang jalan,
dengan jumlah pertumbuhan kecelakaan secara
analisa regresi.
MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan dari hasil penelitian yang mengangkat
permasalahan kecelakaan lalu lintas di jalur lintas
timur sumatera (Pekanbaru-Duri) ini akan dapat
memberikan masukkan serta altenatif pemecahan
masalah kecelakaan lalu lintas di jalur lintas timur
sumatera(Pekanbaru-Duri) ini, sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan yang dapat
menyebabkan korban jiwa, baik luka ringan dan
luka berat maupun meninggal dunia.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Hukum (Legal Aspek) Tentang Jalan
Pola Kecelakaan
Klasifikasi Korban Kecelakaan
Tingkat Kecelakaan
Daerah Rawan Kecelakaan
Analisa Statistik Kecelakaan
Laju Kecelakaan berdasarkan Panjang Jalan
Laju Kecelakaan berdasarkan Kendaraan
Analisis Regresi
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Sistim Pelaporan Kecelakaan
Tahapan Evaluasi Kecelakaan Lalu Lintas
Landasan Hukum (Legal Aspek)
Tentang Jalan
Pemerintah negara Republik Indonesia telah mengatur
segala sesuatu tentang jalan raya, yang tertuang dalam
Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 dan dijelaskan dengan
peraturan Pemerintah No. 26 Tentang Jalan.
Secara umum jalan didefinisikan sebagai salah satu
prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun bagi
kehidupan bangsa dan menyangkut hajat hidup orang
banyak serta mengendalikan struktur perkembangan wilayah
pada tingkat nasional terutama yang menyangkut
perwujudan perkembangan antar daerah yang seimbang dan
pemerataan hasil-hasil pembangunan, serta peningkatan
pertahanan keamanan negara
POLA KECELAKAAN
Menurut pignataro (1973) kecelakaan lalu
lintas dibedakan berdasarkan cara
terjadinya (hilang kendali, tabrakan dijalan,
bukan tabrakan dijalan) penyebab
(manusia, kendaraan, jalan dan
lingkungan) dan keadaan koraban (fatal,
berat, ringan).
Ada beberapa golongan pola kecelakaan dijalan
lintas timur sebagai berikut:

1. Tabrakan tunggal : kecelakaan sendiri,
menabrak objek tetap, menabrak rintangan,
menabrak penyebrangan, dan menghindari
kendaraan lain.
2. Tabrakan ganda, tabrakan depan-belakang,
tabrakan depan-samping, tabrakan depan,
tabrakan samping-samping, tabrakan beruntun,
dan lain-lain.
KLASIFIKASI KORBAN KECELAKAAN
Korban kecelakaan lalul lintas digolongkan dalam lima kategori
(Baker 1986)
No Injury; tak ada pertanda korban mangalami luka badan
dari kecelakaan dimana dia terlibat.
Fatal Injury; kecelakaan ddengan korban meninggal dalam
90 hari (angka ini sangat berviasi diberbagai negara)
UU.RI.No.14 tahun 1992
korban meninggal adalah korban yang dipastikan mati
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu
30 hari setelah kecelakaan tersebut.




Incapacitating Injuri, kecelakaan selain kecelakaan fatal
yang menbuat orang tak dapat berjalan, mengemudi atau
malakukan aktifitas normal seperti sebelum mengalami
musibah kecelakaan.
Non Incapaciting Ecident Injury, kategori ini mencakup
benjol pada kepala, luka memar, tersayat ringan dan
lainnya.
Passible Injury, korban dilaporkan yang tidak termasuk
kategori fatal, incapacitating atau non incapacitating,
kategori ini termasuk pingsan sesaat, luka tidak tampak,
pincang kaluhan nyeri, pusing dan histeris.
TINGKAT KECELAKAAN

DAERAH RAWAN KECELAKAAN


daerah yang mempunyai jumlah kecelakaan lalu lintas tinggi,
resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada
suatu ruas jalan.
Tipe umum lokasi kecelakaan lalu lintas :
Sebuah titik(spot), seperti persimpangnan atau jembatan
pendek.
Ruas jalan (road setion), yang mungkin sebuah jalan
pendek, 50 kaki (15m) atau jalan panjangnya kurang lebih
10 mil (16 km).





ANALISA REGRESI
Analisa yang ingin mengetahui bagaimana hubungan
fungsional antara variabel-variabel yang terlibat dalam suatu
permasalahan (sudjana,1989).

Dua jenis regresi :
1. Regresi dengan dua variabel
2. Regresi dengan tiga variabel
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

Oglesby dan Hiks, 1982,
1. Pemakai Jalan (Road User)
2. Kendaraan (Vehicles)
3. Jalan (Road)
4. Lingkungan (Environment)
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
KAREKTERISTIK KECELAKAAN

Kejadian kecelakaan yang terjadi secara
berulang baik dalam dimensi waktu
maupun ruang yang sama akan
memberikan indikasi baik adanya suatu
faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecelkaan tersebut.
Kejadian Kecelakaan
Jalur Lintas Timur Sumatera Pekanbaru-Dumai merupakan
jalur heterogen yang komposisi lalu lintasnya terjadi dari
segala jenis kendaraan.

Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahun 2006





Sumber: Data Lapangan






Arah Pergerakan LHR
Pekanbaru Duri 10411
Duri - Pekanbaru 11342
Total 21753
LOKASI KECELAKAAN
Tabel 4.2 lokasi kecelakaan pada masing-masing ruas jalan
Lintas Timur Sumatera Pekanbaru-Duri.

Ruas Jalan Titik-titik kecelakaan
(Km) (mil) KM
1 Rumbai-minas 41,2 65,92 39 dan 40
2 Minas kandis 28,5 45,6 60 da
3 Kandis tengganu 35,1 56,16 101 dan 104,30
4 Tengganu - Pinggir 13.3 21,28 106 dan 117
5 Pinggir mandau 2,9 4,64 -
JUMLAH 121 193,6 8
ANGKA KECELAKAAN
1. Angka Kecelakaan Berdasarkan Kejadian
1) Angka Kecelakaan Berdasarkan Tingkat Kecelakaan
R = N x 10^6
V
tabel 4.3 nilai R (kecelakaan persejuta kendaraan-mil)





sumber: hasil dan analisa data,2006
NO TAHUN R
1 2003 704,442
2 2004 625,832
3 2005 678,259
4 2006 653,701
DAERAH RAWAN KECELAKAAN


Dibedakan menjadi dua:
a. Black site (ruas rawan kecelakaan)
b. Black Spot
ANALISA REGRESI
1. Analisa dengan dua variabel
y = a + b.x
dimana :
y = kecelakaan
x = kendaraan
Laju kecelakaan berdasarkan kendaraan

R = C x 100000
V
Laju kecelakaan berdasarkan panjang jalan

R = A x 1610
L
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Jalan yang ditinjau ialah km 39+000 40+000, km 49+000-57+000, km
63+500-67+000 dan km 74+000-117+000 memiliki angka kecelakaan
paling tinggi.
2. Faktor penyebab kecelakaan :
a. Faktor pemakai (road user), pengemudi mabuk, mengantuk, dan
faktor aktivitas lain.
b. Faktor kendaraan (vehicle), ban pecah, rem blong, dll.
c. Faktor jalan(road), terjadi kerusakan pada perkerasan, tajam serta
sempit pada tikungan.
d. Faktor cuaca, adanya genangan air pada permukaan jalan bila
terjadi hyujan sehingga permukaan jalan basah.



Saran
a. Kepada pemakai Jalan Lintas Timur Pekanbaru-Duri dihimbau
agar pengemudi dapat mengendarai kendaraanny dengan
baik.
b. Adanya pemasangan rambu lalu lintas pada titik rawan
kecelakaan dan didaerah rawan kecelakaan dan pada
tikungan.
c. Melakukan perbaikan terhadap kerusakan jalan dan
memperlebar daerah tikungan, menutupi lubang-lubang yang
ada di sepanjang ruas jalan.
d. Melakukan perbaikan saluran drainase pada daerah yang
sering terjadi banjir apabila hari hujan.

Anda mungkin juga menyukai