Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam
(uap) dalam berbagai keperluan. Boiler juga bisa disebut mesin konversi energi
yang mengubah air dari fase cair menjadi fase uap bertekanan tinggi. Proses
perubahan fase ini membutuhkan kalor yang besar. Kalor yang besar itu
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar. Selain sumber daya alam
yang semakin menipis dan semakin mahal, boiler dengan proses pembakaran
juga menimbulkan polusi udara.
Saat ini banyak sekali industri yang menggunakan boiler. Boiler-boiler
tersebut menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan energi yang
kemudian digunakan untuk memanaskan air dan mengubah fase air menjadi
uap air. Untuk memperdalam pengetahuan tentang boiler maka kita lakukan
praktikum ini. Karena praktikum ini sangat berguna bagi kita, mengingat kita
adalah calon ahli K3 yang harus mengetahui segala macam hazard hazard
yang ada.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum :
a. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar
pengoperasian Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater,
dan Steam Turbine
b. Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa
performance / karakteristik dari : Boiler, Kalorimeter, Steam
Engine, Super Heater, dan Steam Turbine

1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan bagian bagian
dari Boiler
b. Mahasiswa dapat mengetahui persiapan persiapan yang harus
dilakukan sebelum melakukan Start Up Boiler.
c. Mahasiswa dapat mengoperasikan Boiler
d. Mahasiswa dapat menggunakan pemakaian alat alat antara lain
laju aliran bahan bakar, thermometer atau thermocouple untuk
mengukur temperature udara, temperature feed water, temperature
pembakaran, temperature Flue atau gas buang, temperature uap.

























BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Boiler
Boiler adalah pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap. Dengan
kata lain adalah boiler merupakan bagian dari pesawat uap. Uap yang
dihasilkan dari boiler masih bersifat jenuh atau Saturated Steam. Uap yang
dihasilkan oleh boiler ini dapat diaplikasikan untuk beberapa hal, yaitu :
a. Digunakan sebagai Heater
b. Sebagai Pengering
c. Untuk proses Sterilisasi
d. Penyulingan
e. Dll
Jadi pada intinya uap jenuh (Saturated Steam) yang dihasilkan oleh
boiler digunakan untuk proses produksi. Beberapa pabrik atau perusahaan
yang banyak menggunakan boiler adalah :
Rumah Sakit
Pabrik Kertas
PLN
Pabrik Gula
Pabrik Tepung
Dll
Boiler yang menghasilkan uap jenuh (Saturated Steam) disebut dengan
Boiler bertekanan rendah (Low Pressure Boiler) yang mana tekanan yang
dihasilkan adalah 15 bar, dengan kapasitas yang besar. Sedangkan kapasitas
adalah produksi uap tiap jamnya.

2.2 Bagian Bagian Boiler
Boiler memiliki alat alat kelengkapan yang biasa disebut dengan
Appendages. Alat alat kelengkapan tersebut meliputi ;
1. Pressure Gauge(Manometer)
Fungsi : Untuk mengukur tekanan uap dalam boiler
2. Water Gauge(Sight Glass)
Fungsi : Untuk mengetahui level air dalam boiler
3. Safety Valve
Fungsi : Untuk membuang uap yang tekanannya melebihi tekanan
operasional boiler.
4. Blow Down Valve
Fungsi : Untuk membuang air yang berada di dalam boiler saat
proses pembakaran awal yang ada di dalam boiler. Sehingga dapat
menghindari terjadinya peluapan air di dalam boiler yang
mengembang karena pemanasan.
5. Water Column
Water column adalah kolom air yang berfungsi sebagai level switch,
yang terdiri dari :
Feed Water Off
Feed Water On
Cut Burner (Burner Off)






Panel
Sigh
Control
Glass
Boiler

Gambar 2.1 Water Column



1

3 2

3
Burner Off
FW On
FW Off















Gambar 2.2 Valve Pada Water Column

Cara kerja dari valvevalve yang ada pada water column ini adalah
sebagai berikut :
1) V
5
dan V
4

Harus dibuka karena V
5
dan V
4
ini mewakili level air yang ada pada
sight glass yang menunjukkan level air yang ada di dalam boiler.
2) V
3

Harus ditutup karena jika V
3
air yang ada di dalam boiler akan nge-
drain semua (akan keluar semua)
3) V
1
dan V
2

Harus ditutup karena jika dibuka maka uap yang ada didalam water
column akan keluar lewat V
1
dan airnya akan keluar lewat V
2
. V
1
dan
V
2
ini digunakan sebagai checking valve untuk mengetahui apakah V
5

dan V
4
buntu atau tidak yaitu dengan cara membuka V
1
dan V
2
dan
apabila tidak keluar uap dan air maka V
5
dan V
4
buntu.

6. Burner
Burner terdiri dari :
Motor Listrik
Fan
Berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam Boiler
Electrode
Berfungsi untuk menimbulkan percikan bunga api
Ignition Transformer
Berfungsi untuk menaikkan kuat arus (Amp) dan untuk
menurunkan tegangan (Volt) yang ditujukan untuk mempermudah
dalam menimbulkan percikan bunga api.
Nozel Injector
Berfungsi untuk mengkabutkan (menyepray) bahan bakar sehingga
dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar.
Photo Cell
Berfungsi untuk menghentikan fungsi electrode bila sudah terjadi
pembakaran
Fuel Pump
Berfungsi untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang bakar.

7. Main Steam Valve
Main Steam Valve berfungsi untuk memberi kesempatan
keluarnya Okxygen yang ada di dalam boiler saat awal proses
dihidupkannya boiler.

8. Hand Hole
Digunakan untuk mempermudah dalam melakukan maintenance
boiler.




2.3 Jenis-jenis boiler :
I. Berdasarkan bahan
Jenis boiler berdasarkan bahan bakar dapat dikelompokkan menjadi :
- Boiler bahan bakar padat
- Boiler bahan bakar cair
- Boiler bahan bakar gas

II. Berdasarkan posisi air dan gas panas
Jenis boiler berdasarkan posisi air dan gas panas dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
- Boiler pipa air ( water tube )
- Boiler pipa api ( fire tube )
- Boiler kombinasi

III. Berdasarkan tekanan
Jenis boiler berdasarkan tekanan dapat dibagi menjadi :
- Boiler tekanan rendah
- Boiler tekanan sedang
- Boiler tekanan tinggi

IV. Berdasarkan sirkulasi
Jenis boiler berdasarkan sirkulasi air dapat dibagi atas :
- Boiler sirkulasi alami
- Boiler sirkulasi paksa

2.4 Kondisi Air Umpan Boiler
Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler
diperoleh dari air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air
lainnya. Kualitas air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber
air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan asal air tersebut. Sumber
mata air sungai umumnya sudah mengalami pencemaran oleh aktivitas
penduduk dan kegiatan industri, oleh sebab itu perlu dilakukan pemurnian.
Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian
boiler. Air tersebut harus bebas dari mineral-mineral yang tidak diinginkan
serta pengotor-pengotor lainnya yang dapat menurunkan efisiensi kerja
dari boiler.
Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang
diuraikan dalam tabel di bawah ini :

NALCOH. Reference
2.5 Masalah-masalah pada Boiler
Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air
yang baik , cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak
masalah-masalah yang ditimbulkan akibat dari kurangnya penanganan dan
perhatian khusus terhadap penggunaan air umpan boiler.
Akibat dari kurangnya penanganan terhadap air umpan boiler akan
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kerak
2. Peristiwa korosi
3. Pembentukan deposit
4. Terjadinya terbawanya uap (steam carryover)
2.6 Spesifikasi Air Umpan Boiler
Untuk boiler tekanan tinggi ( modern ) memerlukan air umpan
boiler dengan spesifikasi yang telah ditentukan, karena dengan tingginya
tekanan material yang ditinggalkan semakin besar, hal ini tentu mempengaruhi
efisiensi boiler.
Tabel Karakteristik Air Filter

















Sumber: Laboratorium Utility PT. PIM

2.7 Karakteristik Boiler
Ada beberapa petunjuk yang memberi gambaran spesifik dari boiler
dapat diketahui melalui karakteristiknya sebagai berikut:
1. Tekanan effektif dari boiler dinyatakan dalam bar ( kg/ cm
2
)atau N/m
2

atau Pa (pascal )
2. Suhu uap panas lanjut
Suhu uap kondisi kering dimana besarnya lebih kecil dari suhu 550C hal
ini untuk menyelamatkan pipa boiler.
3. Produksi uap tiap jam atau kapasitas penyimpanan untuk boiler untuk
Boiler kapasitas rendah besarnya antara 10 kg/jam sampai 250 Kg/ jam.
Untuk boiler kapasitas besar bisa mencapai 4000 ton/ jam.
4. Luas panas pengumpan adalah luas metalik dari pemproduksi uap yang

berhubungan langsung dengan gas panas. Untuk kapasitas rendah
mencapai 2 m
2
untuk kapasitas besar mencapai 2000 m
2

5. Produksi uap spesifik.
Adalah produksi uap tiap jam tiap m
2
dari luas panas penguapan untuk
kapasitas kecil 10 kg/ jam m
2
dan kapasitas besar 60 Kg/ jam m
2
.
6. Randemen termis dari boiler adalah perbandingan antara jumlah kalor
yang diserap oleh boiler untuk penguapan dengan jumlah kalor yang
diberiknan bahan bakar/jam.
2.8 Persiapan Pengoperasian Boiler
Dalam persiapan pengoperasian boiler yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan air yang ada di tandon
Pemeriksaan air yang ada di dalam tandon perlu dilakukan karena supply
air dalam boiler berasal dari air yang ada di dalam tandon. Untuk di
PPNS ITS menggunakan tandon atas sehingga air yang akan masuk
kedalam boiler dapat mengalir secara gravitasi ke dalam boiler. Dan
dapat terus menyuplay air ke dalam boiler saat level air dalam boiler
menunjukkan minimnya iar di dalam sehingga daoat menghindari
kerusakan boiler ataupun meledaknya boiler.
2. Pemeriksaan air di Feed Water Tank
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui persedian air yang
ada di dalam FWT.
3. Pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat Sight Glass
4. Pemeriksaan Bahan bakar
5. Pemeriksaan Listrik (Power Supply)
6. Pengaturan Valve
7. Start

Dalam proses pengoperasian boiler yang juga harus diperhatikan adalah
kualitas air yang akan digunakan sebagai feed water ke dalam boiler. Karena
air yang akan digunakan dalam boiler apabila tidak diolah terlebih dahulu
dapat menyebabkan korosi pada boiler. Dan hal ini dapat menyebabkan
turunnya performance (efisiensi) boiler. Korosi ini timbul akibat bereaksinya
H
2
O dengan FeC yang membentuk CO yang dapat menimbulkan korosi.
Korosi ini juga dapat menyebabkan penipisan logam baik pada boiler ataupun
aluran saluran yang ada sehingga sangat berbahaya sekali jika itu terjadi
karena dapat menyebabkan hal hal yang tidak diinginkan seperti peledakan
ataupun kebakaran dan lain sebagainya.











2.9 Prese Pengolahan Air Feed Water
Proses pengolahan (Treatment) air yang akan di gunakan sebagai feed
water adalah sebagai berikut :



Tandon air



V
c
V
b




V
a

Softener

Boiler FWP Dosage FWT
(Housemen)

Gambar 2.3 Pengolahan air Boiler

Air PDAM dari tandon atas turun secara gravitasi dan masuk kedalam
Feed Water Tank (FWT) ketika V
a
dibuka. Tetapi terlebih dahulu air PDAM
tersebut masuk kedalam Softener. Softener ini berfungsi untuk melunakkan
air bahan baku bolier. Setelah itu air tersebut akan mengalir masuk kedalam
Feed Water Tank (FWT). Air bahan baku boiler yang ada di dalam FWT
harus ditreatment lagi untuk menghilangkan mineral mineralnya dan
oksigen yang terkandung, yaitu dengan menambahkan larutan Dosage atau
larutan Housemen dengan cara di-injectsikan. Baru setelah FWP diaktifkan
dan V
b
dan V
c
dibuka maka air bahan baku boiler yang telah ditreatment yang
berada di FWT dapat dialirkan masuk kedalam boiler.
Ada juga beberapa system treatment air bahan baku boiler yang
menggunakan Demin. Demin atau Demineralisasi digunakan untuk
menghilangkan mineral mineral yang ada di dalam boiler, yaitu dengan
menggunakan Resin (pasir kering), Anion yang berupa (NaOH), Kation yang
berupa (HCl) dan penggunaan Mixbed.




Resin Resin Resin





Anion Kation
Mix Bed
(NaOH) (HCl)

Gambar 2.4 Demin

Yang digunakan sebagai parameter air bahan baku boiler untuk
menghindari korosi atau untuk meningkatkan performance boiler, yaitu
dengan :
pH
Hardness
Conductivity
Kandungan Clorate (Cl)
Kandungan Silica
Dll
2.10 Pemeliharaan Boiler
Boiler yang berperan dalam proses pengubahan air menjadi uap
memerlukan perlakuan dan perawatan khusus. Masalah yang timbul pada
boiler umumnya disebabkan oleh perlakuan air umpan boiler yang tidak
memenuhi persyaratan. Untuk perawatan dan pemeliharaan boiler dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Proses Commisioning awal
2. Operasi pada keadaan normal dan emergency (darurat)
3. Pengawasan dan perawatan
4. Ruangan ketel

2.10.1 Proses Commisioning Awal
Proses persiapan awal yang dilakukan baik terhadap boiler yang
baru ataupun boiler yang sudah lama adalah suatu pemeriksaan utama
yang terdiri dari proses penghilangan kerak ataupun material asing pada
boiler setelah uji hidrostatik dan pemeriksaan pada kebocoran boiler. Ketel
dioperasikan dengan cara pendidihan yang menggunakan larutan alkali
untuk menghilangkan material-material yang mengandung minyak dan
deposit-deposit yang lain. Selama pendidihan, boiler dioperasikan pada
tekanan rendah yang dijaga setengah dari tekanan penuh. Waktu
pendidihan lebih kurang 24 jam. Untuk boiler tekanan tinggi pembersihan
secara kmia dengan mengurangi zat-zat dilakukan untuk menghilangkan
kerak. Setelah pendidihan atau pembersihan secara asam (acid cleaning)
boiler dikosongkan, diisi kembali dan dicuci dengan air segar. Boiler
kemudian siap untuk beroperasi pada tekanan uap optimal dan
menggunakan tombol pengaman.

2.10.2 Operasi pada Keadaan Normal dan Darurat
Pengoperasian pada keadaan normal dilakukan oleh pabrik-pabrik
ketel yang memerlukan pemeliharaan dan kondisi air ketel yang baik untuk
mencegah timbulnya kerak atau korosi. Untuk memeriksa secara
benar/baik perlu diperhatikan uap dan temperature uap yang dihasilkan
serta menjaga kebersihan gas. Jangka waktu untuk memulai dan untuk
pendinginan boiler setelah dimatikan, ditetapkan dalam petunjuk manual
ketel dan harus diikuti/ dipatuhi dengan baik.
Pengoperasian pada keadaan darurat, merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan. Keadaan ini dapat berupa kesalahan pada sediaan air
umpan atau sediaan bahan bakar. Kehilangan udara atau kesalahan pada
api pembakaran. Unit boiler yang modern dilengkapi dengan kunci
pengaman yang otomatis untuk aliran sediaan bahan bakar dan pada saat
ketel berhenti beroperasi., jika terjadi keadaan yang membahayakan.

2.10.3 Pembersihan Boiler
Pembersihan eksternal sering dilakukan dengan penyiaktan dan
pengaliran gas atau dengan air mengalir. Pembersihan internal dengan air
dan uap dilakukan dengan cara manual jika mungkn dan dapat juga dengan
menggunakan pembersih kimia secara otomatis untuk ketel yang modern
pada unit boiler terutama pada bagian ketel yang tidak semuannya dapat
dijangkau oleh tangan.
Pembersihan secara kimia harus dilakukan dibawah pengawasan
supervisor. Kebanyakan asam hidroklorik digunakan bersama-sama
dengan zat kimia untuk menghilangkan kerak-kerak yang keras.
Pembersihan asam jika dibuat oleh orang yang tidak kompeten dapat
menyebabkan kelebihan zat-zat kimai pada boiler. Setelah pencucian
dengan asam, dinetralkan dengan larutan alkali dan terakhir kali boiler
dioperasikan pada pemanasan tekanan rendah dengan larutan inert.
Pada saat ketel dihentikan uttuk periode yang lama sekitar 1 atau 2
bulan. Metode storage kering dianjurkan untuk melindungi boiler dari
serangan korosi. Ini memerlukan pembersihan dan pengeringan yang
seksama terhadap boiler dan penutup semua lubang juga menghilangkan
air dan udara diruangan boiler dan alat-alat pengukur tekanan. Penampang
material penyerap air ditempatkan untuk membersihkan kelembapan yang
rendah. (Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia
www.energyefficiencyasia.org/2010/01/20/ )

2.11 Keamanan Boiler
Secara historis, boiler adalah sumber cedera serius dan kerusakan
properti karena prinsip teknik kurang dipahami. Kerang logam tipis dan rapuh
bisa pecah, sementara jahitannya buruk dilas dikeling atau bisa membuka,
mengarah ke letusan kekerasan terhadap uap bertekanan. Ketika air diubah
menjadi uap mengembang ke lebih dari 1.000 kali volume awalnya dan
bergerak ke bawah pipa uap pada lebih dari 100 kilometer per jam. Karena
uap ini merupakan cara terbaik untuk memindahkan energi dan panas di
sekitar situs dari boiler sentral untuk tempat yang membutuhkan, tapi tanpa
pengobatan air umpan boiler yang tepat, tanaman uap penggalangan akan
menderita pembentukan kerak dan korosi. Paling-paling, ini meningkatkan
biaya energi dan dapat menyebabkan uap berkualitas buruk, efisiensi
berkurang, kehidupan tanaman lebih pendek dan operasi tidak dapat
diandalkan. Paling buruk, dapat memicu terjadinya kerusakan fatal dan
korban jiwa. Tabung boiler Collapsed atau copot juga bisa menyemprotkan
mendidih-panas uap dan asap keluar dari asupan udara dan saluran
menembak, melukai petugas pemadam kebakaran yang memuat batubara ke
dalam api ruang. Boiler sangat besar menyediakan ratusan tenaga kuda untuk
mengoperasikan pabrik berpotensi dapat menghancurkan seluruh bangunan.











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Boiler Unit
b. Gloves
c. Lap / Kain Pembersih

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Air PDAM
b. Bahan Bakar (Solar)
c. Larutan Softener (NaCl)
d. Larutan Dosage (Housemen)

3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Start Up Boiler
Prosedur start up boiler adalah:
1 Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat sight
glass. Jika sight glass menunjukkan boiler dalam low level maka iar
dapat disuplaykan kedalam boiler.
2 Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam Feed Water Tank
3 Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam tandon air. Perlu
dilakukan dikarenakan air yang ada di dalam tandon merupakan
bahan baku utama boiler. Jika habis maka kran dan pompa air dapat
dibuka sehingga air PDAM dapat disuplaykan ke dalam tandon air.
4 Dilakukan pemeriksaan Bahan Bakar. Jika bahan bakar habis maka
bahan bakar dapat segera diisikan ke dalam Fuel Tank sebelum
boiler dioperasikan.
5 Dilakukan pemeriksaan Supplay Listrik. Dipastikan bahwa supplay
Listrik tidak ada gangguan atau cukup untuk digunakan.
6 Valve valve yang ada di atur. Yaitu dengan dibukanya valve
saluran air yang akan dialirkan kedalam softener dan boiler. Tidak
hanya itu saja valve bahan bakar jaga harus dibuka. Main Steam
Valve dan Blow Down Valve ditutup, baru setelah dilakukan starting
boiler Blow Down Valve dan Main Steam Valve dapat di buka.
7 Starting Boiler dapat dimulai.
8 Dicatat waktu start up boiler
9 Dicatat First water consumption
10 Dicatat temperature dan pressure tiap 10 menit sekali
11 Dicatat gas buang (flue) yang dihasilkan.

3.2.2 Shut Down Boiler
Prosedur shut down boiler adalah:
1. Switch Off Boiler ditekan
2. Katub uap buang dibuka secara perlahan lahan untuk menghindari
Steam Hummer. (Bergeraknya atau bergetarnya pipa pipa yang
dilewati uap karena tekanan yang besar)
3. Ditunggu hingga tekanan dalam boiler = 0
4. Main Steam Valve dibuka secara perlahan lahan untuk
menghindari terjadinya steam hummer.
5. Dicatat waktu Shut Down Boiler
6. Dicatat Last water consumption
7. Dicatat Fuel Consumption









3.3 RANGKAIAN PERCOBAAN / GAMBAR KERJA

















Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja




















Gambar 3.2 Rangkaian Pengoprasian Boiler

















Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

3.3 Safety /pengamanan
Dalam boiler tekanan maksimumnya adalah 10 bar jika hal ini tercapai akan
berfungsi beberapa keselamatan antara lain :
Burner mati secara otomatis.
Double Safety Valve akan menyemburkan uap yang bertekanan lebih besar
dari 10 bar.
Diatas burner terdapat penngamanan berupa tali yang dihubungakan dengan
kawat baja , yang jika tekanan melebihi tekanan maksimum akan terbakar dan
terputus , yang selanjutnya akan menutup bahan bakar ke Burner dan tentunya
burner akan mati.


4.3 Pembahasan
Dari data yang telah diperoleh dari hasil percobaan didapatkan adanya
data yang fluktuatif mengenai temperature udara yang diambil tiap menitnya,
yaitu antara 31
o
C 32
o
C. Fluktuasi ini terjadi dikarenakan adanya panas
yang dihasilkan oleh boiler sehingga berpengaruh terhadap suhu udara luar.
Fluktuasi suhu udara ini sangat kecil sekali sehingga tidak begitu berpengaruh
terhadap efisiensi dari boiler.
Dari hasil perhitungan yang telah dibuat dari data hasil percobaan,
didapatkan bahwa efisiensi boiler adalah 30 %. Besar atau kecilnya efisiensi
yang dimiliki oleh suatu boiler dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara
teoritis, faktor faktor tersebut dapat diketahui dari rumus yang digunakan
dalam perhitungan efisiensi boiler. Faktor faktor tersebut adalah : Mass
Feed Water Flow Rate (M
w
) yang mana semakin besar M
w
yang digunakan
oleh Boiler saat pengoperasiannya maka akan semakin besar efisiensi yang
dihasilkan oleh boiler. Mass Fedd Water Flow Rate (M
w
) sendiri dipengaruhi
oleh banyaknya air yang terkonsumsi saat pengoperasian boiler tiap jamnya.
Yang mana semakin besar konsumsi air yang digunakan tiap jamnya maka
akan semakin besar pula (M
w
) dari boiler dan itu berarti akan semakin besar
pula efisiensi dari boiler itu sendiri.
Mass Fuel Flow Rate (M
f
) juga berpengaruh terhadap efisiensi dari
boiler itu sendiri. Karena (M
f
) berbanding terbalik maka semakin besar (M
f
)
maka semakin kecil efisiensi yang dimiliki oleh boiler. (M
f
) sendiri
dipengaruhi oleh debit bahan bakar atau bnyaknya konsumsi bahan bakar tiap
jamnya dan massa jenis dari bahan bakar yang digunakan. Karena baik debit
bahan bakar maupun massa jenis dari bahan bakar yang digunakan
berbanding lurus dengan (M
f
) maka semakin besar debit bahan bakar dan
semakin besar massa jenis dari bahan bakar yang digunakan maka akan
semakin besar pula (M
f
) dan ini berarti efisiensi boiler akan semakin kecil.
Selain itu faktor dari entalphi uap (h
g
) dan air (h
f
) juga berpengaruh
dalam menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler. Yang mana semakin
besar perbandingan antara (h
g
) dan (h
f
) yang mana apabila (h
g
) semakin besar
pula maka akan semakin besar pula efisiensi dari Boiler. Hal itu dikarenakan
besarnya nilai pengurangan antara (h
g
) dengan (h
f
) berbanding lurus dengan
efisiensi boiler. Faktor yang juga menentukan besarnya nilai efisiensi yang
dimiliki oleh boiler adalah besarnya nilai kalor dari bahan bakar yang
digunakan, yang mana semakin besar nilai kalor dari bahan bakar yang
digunakan semakin besar maka akan semakin kecil efisiensi yang dihasilkan
oleh boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai kalor bahan bakra yang
digunakan berbanding terbalik dengan efisiensi boiler.
Dari beberapa macam faktor dari segi teoritis yang mempengaruhi
efisiensi boiler dapat dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui faktor faktor
apa saja yang dapat menentukan efisiensi boiler. Jika dilihat dari segi teoritis
diketahui ada faktor Mass Fuel Flow Rate (M
f
) dan Mass Feed Water Flow
Rate (M
w
) maka pada dasarnya dapat diketahui bahwa semakin besar
konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan sejumlah air
tertentu dalam waktu tertentu dan suhu tertentu maka dapat menunjukkan
kurang baiknya efisiensi dari boiler itu sendiri. Dari sini dapat diketahui
bahwa efisiensi boiler dipengaruhi oleh kualitas air, bahan bakar, dan
performance fisik dari boiler itu sendiri.
Kualitas air (feed water) yang digunakan tergantung dari treatment yang
digunakan yang mana semakin baik treatment yang digunakan maka akan
semakin baik pula kualitas air yang digunakan sebagai feed water. Dengan
kualitas feed water yang baik berarti feed water yang digunakan memiliki
nilai kekerasan yang rendah (lebih soft) serta tidak mengandung mineral
mineral atau kotoran lain yang dapat menurunkan performance dari boiler.
Selain itu juga memiliki pH netral (mendekati = 7) untuk mencegah
terjadinya korosi pada boiler karena pH yang asam ataupun basa. Ini berarti
dengan kualitas feed water yang baik berarti bahwa feed water yang
digunakan akan lebih mudah diuapkan sehingga tidak membutuhkan
konsumsi bahan bakar yang lebih besar untuk menguapkan sejumlah air pada
waktu tertentu dan suhu tertentu. Karena dengan hal ini bisa menurunkan
konsumsi bahan bakar maka berarti dapat menurunkan (M
f
) yang digunakan.
Karena (M
f
) berbanding terbalik dengan besarnya efisiensi boiler ini berarti
dengan turunnya nilai (M
f
) maka akan semakin besar efisiensi yang dimiliki
oleh boiler.
Selain itu juga faktor bahan bakar yang mempengaruhi efisiensi dari
boiler itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar yang digunakan. Karena
semakin tinggi titik bakar dari suatu bahan bakar maka berarti bahan bakar
tersebut memiliki kemampuan yang baik untuk menguapkan air dengan
waktu yang relative lebih cepat sehingga bahan bakar yang digunakan untuk
menguapkan air dalam jumlah tertentu pada suhu dan waktu tertentu adalah
semakin sedikit dan ini dapat memperbesar efisiensi yang dimiliki oleh
boiler. Selain itu juga harus dilihat nilai kalor dari bahan bakar tersebut
karena apabila perbandingan antara kemampuan bahan bakar untuk
menguapkan air pada waktu, jumlah dan suhu tertentu dengan nilai kalor
bahan bakar tersebut adalah semakin besar. Dalam artian dengan
menggunakan bahan bakar dengan titik bakar yang lebih tinggi beberapa
tingkat dari sebelumnya justru dapat menaikkan nilai kalor bahan bakar
tersebut beberapa kali maka ini justru dapat menurunkan efisiensi dari boiler
itu sendiri. Oleh karena itu penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi
efisiensi dari boiler itu sendiri.
Sedangkan faktor yang juga penting dalam penentuan efisiensi dari
boiler adalah performa fisik dari boiler tersebut. Maksudnya bahan yang
digunakan untuk membuat boiler adalah bahan yang mudah menghantarkan
panas tetapi memenuhi syarat syarat kemanannya. Jika dilihat lebih jauh
lagi maka faktor maintenance juga mempengaruhi efisiensi dari boiler yang
mana jika boiler tidak dibersihkan pada jangka waktu tertentu maka akan
banyak terdapat kerak kerak yang menempel pada dinding boiler. kerak
kerak yang menempel pada dinding boiler (pipa apinya ataupun pipa airnya)
akan menghambat penghantaran panas. Sehingga untuk menguapkan air
dalam jumlah dan waktu tertentu dibutuhkan konsumsi bahan bakar yang
lebih banyak dan hal ini berarti semakin menurunkan efisiensi dari boiler itu
sendiri.


BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
boiler adalah pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap. Dengan kata
lain adalah boiler merupakan bagian dari pesawat uap. Uap yang dihasilkan
dari boiler masih bersifat jenuh atau Saturated Steam. Sehingga sebelum
melakukan pengoperasian sebaiknya melakukan pengecekan terhadap safety
equipment yang ada untuk melindungi boiler terhadap bahaya tekanan tinggi
yang dihasilkan ketika pengoperasian boiler.



















5.2 Pertanyaan dan Tugas
1. Apa yang harus diperhatikan dalam melakukan percobaan supaya aman?
Memastikan level air pada boiler dalam keadaan normal
2. Mengapa air pengisi ketel uap harus diolah lebih dahulu sebelum
dimasukkan ke ketel? Dan bagaimana cara mengolahya?
Supaya tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan,misalnya timbul
kerak pada boiler,korosi dll. Cara mengolahnya dimasukkan dalam
softener,dalam softener akan dicampur dengan campuran kimia,antara
lai HCl
3. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini?
Berdasarkan percobaan yang dapat kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa,
4. Gambarkan diagram sankey dan kurva karakteristik ketel uap yang
diperlukan!













s
T
Cair
jenuh
Uap campuran
Uap
kering
DAFTAR PUSTAKA

G.Cusson Ltd. Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book England 1
December 1986, 2 march 1987.

Maridjo Petunjuk Praktikum Mesin Konversi Penerbit Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik, Bandung 1995.

M.J. Djokosetyadjo Ketel Uap PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999.

Anda mungkin juga menyukai