Anda di halaman 1dari 5

CEDERA KEPALA

Perhatian
Cedera kepala merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas setelah
trauma.
Walaupun bisaanya tidak ada terapi spesifik untuk mengatasi primary brain
injury, beberapa secondary brain injury dapat dicegah atau diterapi.
Catatan : Primary brain injury merupakan kerusakan yang terjadi secara langsung
oleh trauma/gerakan mekanikal. Secondary brain injury terjadi setelah initial trauma.
Hipoksemia dan hipotensi merupakan penyebab sistemik yang paling sering
menyebabakan secondary brain injury.
Jangan mengasumsikan Penurunan Kesadaran pada penderita trauma kepala
terjadi karena intoksikasi alcohol. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh
hipoglikemi, hiperkarbi, hipotensi atau concomitant dengan intoksikasi obat.
raktur tulang tengkorak meningkatkan kecenderungan adanya underlying cedera
otak !tabel "#.
$ucid inter%al harus menjadi penanda untuk menyingkirkan adanya hematoma
ekstradural yang akut.
&emua penderita dengan trauma mayor harus dianggap mengalami cedera kepala
atau fraktur cervical spine sampai terbukti tidak.
Pemeriksa tidak dapat mengandalkan hasil pemeriksaan neurology sebelum
perfusi dan oksigenasi yang adekuat telah diberikan.
'bser%asi penderita cedera kepala meliputi pemeriksaan neurology yang
berulang.
Jangan menganggap hipotensi yang terjadi pada penderita trauma timbul hanya
akibat cedera kepala. &umber perdarahan lain tetap harus dicari.
(ipertensi dan bradikardi !Cushing refle)# menunjukkan adanya peningkatan
tekanan intracranial.
*ilatasi pupil unilateral atau respon cahaya yang lemah mengindikasikan adanya
massa yang berkembang pada sisi yang sama dengan pupil yang berdilatasi.
+anda ini terjadi pada tahap akhir keadaan peningkatan intracranial.
Tabel 1 : Resiko Hematoma Intrakranial setelah cedera kepala
Resiko Hematoma Intrakranial
'rientasi cukup
*isorientasi
'rientasi cukup
*isorientasi
tidak ada Skull fracture
tidak ada Skull fracture
Skull fracture
Skull fracture
" dari ,--- kasus
" dari ".- kasus
" dari /- kasus
" dari 0 kasus
*eficit motorik fokal baru merupakan tanda yang penting yang menunjukkan
bah1a p) membutuhkan pera1atan yang agresif dan immediate.
Jangan pernah memberikan sedasi pada pasien cedera kepala yang gelisah
sebelum mengetahui hasil C+ scan karena hal tersebut dapat meningkatkan
perkembangan hematoma intrakrnial.
Penatalaksanaan
Skull X ray !&23#
Indikasi: kontro%ersi. &23 bisaanya tidak diindikasikan untuk cedera kepala
ringan yang akan di 43&kan untuk obser%asi dengan pengecualian pada keadaan
berikut:
1. Lare bo! scalp hematoma yang menghalangi palpasi akurat terhadap
adanya depressed skull fracture !dimana C+ scan kepala juga harus
dilakukan#.
". &uspek benda asing radioopa5ue pada laserasi kulit kepala !contoh : karena
pecahan kaca#.
6-7 abnormalitas intrakranial yang terdapat pada kasus trauma kepala, tidak
berkaitan dengan adanya fraktur tulang tengkorak. &ehingga dengan adanya
fraktur tulang tengkorak akan meningkatkan kecurigaan adanya lesi intracranial,
namun dengan tidak adanya fraktur tengkorak tidak akan menghilangkan
pentingnya C+ scan untuk dilakukan.
Catatan : simple scalp laceration bukan merupakan kriteria dilakukannya &23.
$uka harus dipalpasi terlebih dahulu sebelum penjahitan dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan fraktur.
Apa !an har#s dicari pada seb#ah $%R
". fraktur tulang tengkorak linear atau depressed
.. posisi midline dari kalsified glandula pineal. Pergeseran 8 /mm pada satu sisi
menandakan adanya hematoma intracranial yang besar.
/. 9ir:fluid le%el pada sinus !termasuk sinus sphenoidal#
Catatan : fluid le%el pada sinus sphenoidal terdeteksi pada &23 lateral yang
diambil dengan horizontal beam menunjukkan basal skull fracture. Base of skull
fracture bukan indikasi urgent untuk dilakukannya C+ scan kepala jika ;C& "6,
namun merupakan indikasi untuk 43&. Penelitian terbaru menunjukkan tidak
adanya bukti penggunaan profilaksis antibiotik pada basal skull fracture. (al ini
karena occult CSF leakage dapat berlanjut berbulan:bulan dan bertahun:tahun
serta delayed meningitis dapat muncul kadang:kadang pada beberapa tahun
setelah cedera. 9ntibiotik diberikan apabila terdapat posttraumatic meningitis,
bisaanya karena infeksi &treptococcus pneumoniae, yang umumnya sensiti%e
terhadap ben<yl penicillin.
0. aerocele
6. fraktur facial
,. =enda asing
>. diastasis !pelebaran# sutura.
CT scan
?ndikasi emergent C+ scan setelah cedera kepala
". ;C& @ "/ tanpa adanya intoksikasi alcohol atau fraktur tulang tengkorak.
.. ;C& @ "0 dengan adanya fraktur tulang tengkorak
/. Pupil yang berdilatasi unilateral pada keadaan 94&
4 depressed skull fracture
6. *efisit neurologik fokal
,. pasien cedera kepala yang membutuhkan %entilasi
>. pasien cedera kepala yang membutuhkan anestesi general untuk operasi
lainnya.
Catatan: C+ scan emergent masih contro%ersial. 4enurut 9+$&, semua p) bahkan
dengan cedera kepala ringan membutuhkan C+ scan kepala, namun akan sangat
membutuhkan biaya yang besar.
Res#sitasi
Prioritas resusitasi menurut 9+$&, a.l :
kontrol jalan nafas dan cervical spine
pernafasan
Catatan : penyebab perburukan respirasi meliputi : !"# penyebab sentral seperti
obat:obatan dan brain stem injury, !.# penyebab perifer seperti obstruksi jalan
nafas, aspirasi darah/%omit, trauma dada, adult respiratory distress syndrome dan
edema pulmonary neurogenik.
&irkulasi
". Pemeriksaan darah : darah lengkap, urea/elektrolit/kreatinin, profil koagulasi,
cross match A kadar serum etanol.
Catatan : kadar alcohol darah B .g/l menunjukkan bah1a penurunan
kesadaran yang terjadi adalah akibat cedera kepala bukan karena intoksikasi
alkohol. Camun tingginya kadar alkohol tidak dapat dikatakan sebagai
penyebab terjadinya keadaan 94& pada penderita cedera kepala tersebut.
.. lakukan pemeriksaan ;*9 pada semua penderita cedera kepala dengan
penurunan kesadaran untuk mengeksklusi adanya hipoglikemi.
Pemeriksaan neurologik
?ndikasi ?ntubasi pada cedera kepala
". Koma !;C& BD#
.. deteriorasi ;C& yang cepat E ..
/. ;C& @ "0 dengan adanya dilatasi pupil unilateral.
Catatan : dilatasi atau fi)ed pupil pada penderita trauma bisaanya disebabkan
oleh hematoma atau kerusakan otak, namun juga disebabkan oleh perluasan
trauma mata, cedera langsung pada ner%us kranialis ketiga, bermacam:macam
obat, aneurisme intracranial, hipoksia, hipotensi, kejang dan perluasan aneurisme
intrakrnial.
0. distress respirasi secara klinis, 33 8 /-)/menit atau B "-)/menit,
abnormalitas pola pernafasan atau hipokemia yan gtidak terkoreksi dengan '.
"--7 yang diberikan melalui non:rebreather mask.
6. cedera penyerta pada ma)illofacial
,. kejang berulang
>. concurrent edema pulmonal berat, cedera jantung atau abdominal bagian atas.
Catatan : hiper%entilasi harus digunakan untuk mencapai PC'. antara /-:/6
mm(g jika ada indikasi peningkatan tekanan intrakrnial. *alam keadaan bisaa,
PC'. harus berada pada kisaran /0:0- mm(g. Cek ulang =;9 "-:"6 menit
setelah hiper%entilasi.
?ndikasi penggunaan 4annitol pada cedera kepala :
". pasien koma yang a1alnya memiliki pupil yang normal dan reaktif namun
kemudian berkembang menjadi dilatasi disertai atau tanpa adanya
hemiparesis.
.. *ilatasi pupil bilateral dan nonreaktif tetapi tidak hipotensi%e.
*osis 4annitol : "g/kg==, cth F6) == !kg#G ml larutan mannitol .-7 dalam
infus cepat selama 6 menit.
Perhatian sebelum menggunakan mannitol :
a. Pasang kateter urinary
b. Pastikan p) tidak hipotensi
c. Pastikan p) tidak menderita gagal ginjal kronis
Catatan : hiper%entilasi dan ?H mannitol akan membutuhkan 1aktu
selama .jam, dan tidak boleh ada 1aktu yang terbuang dalam pembuatan
keputusan terapi definiti%e.
Kriteria &er#'#k ke (edah $ara)
*apat berbeda menurut institusi, a.l:
Cedera kepala dengan deteriorasi ;C&
!epressed skull fracture
Pneumokranium
Penetrating skull injuries
Penemuan yang positif pada C+ scan
Kriteria &R$ pada cedera kepala rinan
(ilang kesadaran 8 "- menit
9mnesia
Kejang post traumatic
+anda klinis fracture basis cranii
&akit kepala moderate atau se%ere, atau %omiting
?ntoksikasi alcohol
Penetrating injury
raktur tulang tengkorak
9ssociated injuries yang signifikan
+idak adanya penga1as yang dapat diandalkan dirumah
Instr#ksi pada cedera Kepala
&ebelum K3&, berikan K?I bah1a p) harus segera kembali ke 3& bila mengalami :
&akit kepala hebat
4untah yang sering
Keluarnya cairan dari hidung atau telinga
Kebingungan yang tidak appropriate
kejang

Anda mungkin juga menyukai