FT.UNTIRTA Idham Nuryadi #1 ,DR. Alimuddin, S.T., M.M., M.T. #2 # Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Kampus Teknik Untirta, Cilegon idhamnuryadi@gmail.com
ABSTRAK Pada perkuliahan teknik elektro telah menjadi pengetahuan umum bahwa secara garis besar ilmu elektro di bagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu elektro Arus kuat dan elektro arus lemah.Pada karya ilmiah ini akan di bahas cabang ilmu elektro arus kuat, dimana elektro arus kuat sangat erat kaitanya dengan tegangan tinggi, pembelajaran tegangan tinggi ini dijadikan ilmu yang di pelajari oleh setiap mahasiswa teknik elektro penjurusan power di FT.Untirta dengan mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi. Ilmu teknik tegangan tinggi ini sangat penting dan sangat berguna kepada mahasiswa sebagai modal Skill saat mereka nanti terjun ke dunia industri.Manfaat dari ilmu teknik tegangan tinggi ini yaitu mahasiswa mengetahui akan Bahaya dari tegangan Tinggi yang terdapat di sekitar lingkungan industri dan sekitar kehidupan sehari-hari,yang mana akan mengurangi resiko kecelakaan kerja.Ilmu teknik tegangan tinggi ini mempelajari tentang proteksi tegangan tinggi,penghantar listik (isolator & konduktor),serta mengetahui apa yang di maksud tegangan tinggi. Kata kunci : arus kuat,tegangan tinggi,bahaya,proteksi,penghantar listrik.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam ilmu elektro secara garis besar ilmu elektro di bagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu elektro Arus kuat dan elektro arus lemah.kedua cabang ilmu tersebut sama banyaknya di minati oleh setiap mahasiswa,seiring dengan semakin besarnya kebutuhan industri terhadap mahasiswa lulusan teknik elektro.Pada karya ilmiah ini akan di bahas salah satu cabang ilmu elektro yaitu arus kuat.ilmu arus kuat ini sangat identik dengan tegangan tinggi.Karena teknik tegangan tinggi akan sangat di butuhkan oleh setiap mahasiswa agar mengerti akan bahayanya tegangan tinggi yang mereka pelajari,sehingga mereka tahu apa saja yang harus di pahami dan dipersiapkan untuk menghadapi tegangan tinggi saat terjun di dunia industri listrik indonesia.Agar resiko kecelakaan kerja semakin kecil dan kualitas industri semakin maju dan mampu di jadikan kebanggan.
1.2 Permasalahan Berdasarkan Latar belakang pemasalahan diatas,dapat di rumuskan pemasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja yang harus di pelajari oleh setiap mahasiswa elektro yang mempelajari ilmu teknik tegangan tinggi ! 2. Peralatan apa saja yang harus dipahami oleh mahasiswa elektro saat mempelajari ilmu teknik tegangan tinggi ! 3. Bahaya apa saja yang harus dihadapi agar mampu menghindari terjadinya kecelakaan saat mempelajari tegangan tinggi !
1.3 Tujuan Karya ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui ilmu teknik tegangan tinggi. Memahami setiap ilmu yang di pelajari pada teknik tegangan tinggi.serta mahasiswa mampu mngetahui bahaya yang di hadapi saat berhadapan dengan tegangan tinggi di dunia kerja. Yang hasilnya akan mengurangi kecelakaan kerja di dunia industri, dan menghasilkan lulusan yang ahli di bidang teknik tegangan tinggi
1.4 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan peraktis. Secara teoritas, makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami apa saja yang di pelajari di teknik tegangan tinggi dan bagaimana pengaman lainnya dapat mengatasinya. Secara praktis, pemaparan dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi pembaca mengenai ilmu teknik tegangan tinggi.
BAB II PEMBAHASAN Sengatan listrik yang terjadi dapat menyebabkan kecelakaan yang sangat serius kepada manusia yang terkena, tidak tanggung- tanggung efek yang di akibatkan oleh sengatan listrik ini tidak hanya luka yang sangat serius bahkan kematian seketika sangat mungkin terjadi akibat sengatan listrik tegangan tinggi. Sumber listrik ini diperoleh dari mesin-mesin listrik yang di rancang oleh manusia agar bisa dimanfaatkan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Listrik yang di hasilkan tidak akan bermanfaat bagi kehidupan banyak orang bila tidak di salurkan kesetiap tempat.untuk menyalurkan listrik ini juga di butuhkan penghantar-penghantar listrik yang dibangun saling berhubungan. Sehingga bisa dinikmati dan dimanfaatkan dengan baik.Untuk mencakup masyarakat yang banyak di butuhkan sumber daya listrik yang tidak kecil, agar mampu menyuplai kehidupan orang banyak. Pada ilmu elektro juga dipelajari bahwa setiap penghantar listik mempunyai tahanan listrik,yang mana nilai tahanananya akan berubah tergantung dari massa jenis bahan penghantar yang digunakan serta luas penampang penghantar. Menghantarkan listrik ke tempat yang jauh dari sumber pembangkit haruslah listrik tegangan tinggi yang disalurkan karena tahannan yang ada pada kawat penghantar semakin besar bila semakin jauh tempat yang di jangkau.Lisrik tegangan tinggi yang di salukan bisa saja membahayakan kepada lingkungan sekitar,karena tidak jarang penghantar yang dipasang kadang melewati pemukiman padat penduduk.Maka dengan ilmu teknik tegangan ini dipelajari apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilakukan agar tidak terjadi kecelakan. Peralatan listrik tegangan tinggi ini diantaranya yaitu :
2.1 Generator Generator Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga mekanik . Jadi disini generator berfungsi untuk yang mempunyai prinsip kerja sebagai berikut: bilamana rotor diputar maka belitan kawatnya akan memotong gaya-gaya magnit pada kutub magnit, sehingga terjadi perbedaan tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin- cincin tersebut menggeser sikat-sikat, sebagai terminal penghubung keluar. Bagian-bagian generator : a. Rotor, adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros, inti, kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat.
b. Stator, adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri dari rangka stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub utama beserta belitannya, kutub- kutub pembantu beserta belitannya, bantalan-bantalan poros.
Gambar 1. Konstruksi sederhana sebuah generator
Macam generator berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu : a. Generator Arus Bolak-Balik (AC) Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan out put ) berupa tegangan bolak-balik.
b. Generator Arus Searah (DC) Generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan out put) berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat sistem penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh komutator atau menggunakan dioda. Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. Generator 1 fasa Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U. b. Generator 3 fasa Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda dengan huruf V Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W Z. Generator Pembangkit tegangan tinggi biasanya membangkitkan tegangan antara 6 KV sampai 24 KV,nilai tegangan sekian masih di sebut rendah untuk di salurkan ke daerah yang sangat jauh , maka biasanya tegangan harus dinaikan dahulu dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan tinggi antara 30 KV sampai 500 KV ,bahkan di negara maju sudah dinaikan sampai 1.000 KV. Tingkat tegangan yang lebi tinggi ini,selain untuk memperbesar daya hantar dari saluran yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan,sehingga mengurangi rugi-rugi daya yang besar. Akan tetapi bahaya yang di timbulkan semakin besar sehingga harus jauh dari jangkauan manusia.
2.2 Transformator Transformator dikenal memliki 2 jenis yaitu Transformator step-up dan Transformator step-down , pada sistem tegangan tinggi digunakan Transformator step up. Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Gambar 2. Gambar Transformator step up
Transformator merupakan bagian penting dari suatu sistem tegangan tinggi karena komponen ini menaikan tegangan 11 KV sampai 24 KV (output dari pembagkit), menjadi 30 KV sampai 500 KV bahkan sampain 1 MV. Untuk itu agar kinerja trafo bertahan lama maka harus dilengkapi dengan pengaman (proteksi) pada Transformator. Peralatan Proteksi pada Transformator 1) Rele Bucholz Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh: a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa b. Hubung singkat antar phasa c. Hubung singkat antar phasa ke tanah d. Busur api listrik antar laminasi e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik. 2) Pengaman tekanan lebih Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangi trafo. 3) Rele tekanan lebih Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba- tiba dan langsung mentripkan P.M.T. 4) Rele Diferensial Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan. 5) Rele Arus lebih Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. 6) Rele Tangki tanah Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo. 7) Rele Hubung tanah Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah. 8) Rele Termis Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
2.3 Saluran Transmisi Listrik Tegangan yang sudah ditinggikan tentu harus disalurkan dengan penghantar yang bagus serta aman, Saluran transmisi listrik ada yang disalurkan melalui bawah tanah dan lewat udara, yang sering di temui di sekitar kita adalah Saluran Udara tegangan tinggi (SUTT) atau Saluran udara tegangan ekstar tinggi (SUTET). Saluran penghantar tegangan tinggi disebut dengan Saluran Transmisi Listrik.Transmisi listrik bisa berupa AC dan DC, sampai saat ini masih banyak digunakan listrik AC dan Listrik yang di salurkan bisa sistem 1 fasa dan 3 fasa , tapi yang paling sering di gunakan adalah sistem 3 fasa karena mempunyai kelebihan di banding sistem 3 fasa diantaranya : a) Daya yang disalurkan lebih besar, b) Nilai sesaatnya konstan, dan c) Mempunyai medan maknit putar. Saluran tegangan AC banyak digunakan karena nilai ekonomis yang lebih murah. 2.3.1 Tegangan transmisi Untuk daya yang sama,maka daya guna akan naik maka rugi-rugi transmisi akan turun karena saat nilai tegangan tinggi mala nilai arus akan rendah. Seperti dibahas sebelumnya penaikan tegangan transmisi akan menimbulkan resiko bahaya yang besar , sehingga harus dilakukan juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan dibutuhkan juga gardu induk untuk mendistribusikan daya yang bisa digunakan oleh masyarakat, dengan tegangan yang tidak seberbahaya tegangan transmisi. Tegangan transmisi di indonesia , pemerintah telah menyetandarkan deratan tegangan tinggi sebagai berikut : Tegangan nominal (KV) : (30) 66 150 220 380 500. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (KV) : (36) 72,5 170 245 420 525 . Tegangan nominal 30 KV hanya di perkenankan untuk daerah asuhan di mana tegangan distribusi 20 KV tidak dipergunakan. Penentuan deretan teganagan di atas disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission (IEC). 2.3.2 Komponen utama Saluran transmisi 1) Menara atau Tiang Transmisi Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi, yang bisa berupa menara baja, Tiang baja, Tiang beton bertulang, tiang-tiang baja umumnya digunakan pada saluran yang relatif rendah (dibawah 70 KV) sedang untuk saluran transmisi tegangan tinggi atau ekstra tinggi harus digunakan menaa baja.
Gambar 3. Gambar Menara / Tiang Transmisi
Menara Baja dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu : menara dukung, menara sudut, menara ujung, menara percabangan dan menara transportasi. 2) Isolator-isolator Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal tiga jenis isolator, yaitu : Isolator jenis pasak,isolator jenis pos-saluran dan isolator gantung. Isolator jenis pasak dan pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan saluran kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 KV),
Gambar 4. Gambar Jenis-jenis Isolator Tegangan tinggi
solator gantung dapat di gandeng menjadi isolator yang disesuaikan kebutuhan. Pemilihan isolator sangat penting dan sangat berpengaruh pada keselamatan kerja dan keandalan sistem dari saluran tegangan tinggi. Sehingga tidak membahayakan manusia sekitar saluran transmisi. 3) Kawat Penghantar Jenis kawat penghantar umumnya digunakan pada saluran transmisi adalah tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%), tembaga dengan konduktivitas 97,5 % (CU 97,5 %) atau almunium dengan konduktivitas 61 % (Al 61%). Kawat penghantar almunium yang sering di gunakan adalah ACSR (Alumunium conductor, Steel- reinforced, yaitu kawat penghantar alumunium ber-inti kawat baja. Kawat ACSR sering digunakan mengganti kawat tembaga karena bobotnya yang ringan dan harganya lebih murah. 4) Kawat tanah (proteksi) Kawat tanah (ground wire) disebut juga kawat pelindung shield wires yang berguna untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fasa terhadap sambaran petir.
Gambar 5. Gambar Kawat tanah Pada Tiang Transmisi
Jadi kawat tanah di pasang di atas kawat fasa. Sebagai kawat tanah umumnya dipakai kawat baja (steel wire) yang lebih murah, tetapi terkadang juga di pakai kawat ACSR. Pemasangan kawat tanah ini penting sekali karena bahaya dari sambaran petir bisa menimbulkan kerusakan yang parah dan membahayakan manusia.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Tegangan tinggi di golongkan dari 33 KV keatas, pada sistem tenaga listrik biasanya tegangan yang di sebut tegangan tinggi adalah listrik yang sudah dinaikan tegangannya oleh transformator step up, karena tegangan yang dihasilkan oleh generator pembangkit hanya sekitar 6 KV sampai 24 KV. Tegangan keluaran dari pembangkit bila langsung di transmisikan hasilnya tidak akan maksimal, karena akan terjadi rugi-rugi daya yang cukup besar pada kawat penghantar. Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua orang bisa mengendalikan tegangan tinggi secara langsung.dibutukan bekal berupa ilmu pengetahuan, karena resiko yang dihadapi tidaklah kecil ,melainkan kematian dan kerusakan sistem tenaga listrik skala besar. Bila sistem rusak maka bukan hanya sebuah kota yang mengalami padam listrik,melainkan satu provinsi, bila hal ini terjadi tidak hanya kegelapan yang terjadi akan tetapi lumpuhnya perekonomian suatu provinsi bahka beberapa provinsi. Untuk perbaikan suatu sistem tegangan tinggi jelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena bentuk dari peralatan listrik tegangan tinggi berbentuk besar. Agar kemungkinan terburuk itu terjadi maka suatu sistem tegangan tinggi harus di lengkapi dengan peralatan yang mumpuni serta didukung oleh ilmu yang cukup dalam pengoperasiannya. Sistem proteksi (pengaman) pada peralatan listrik sangatlah penting dan dibutuhkan , tidak hanya dibagian tertentu yang harus diproteksi .Tetapi semua bagian dimulai dari Pembangkit, yang mana generator sebagai penghasil daya harus benar-benar dijaga keamanannya agar selalu bisa beroperasi secara normal dalam jangka waktu yang lama. Listik yang dihantarkan melalui kawat-kawat transmisi yang di pasang pada menara transmisi, menara transmisi yang menyangga kawat transmisi harus berfungsi secara kuat karena beban yang dipasang tidak ringan. Pemasangan tiang transmisi terkadang dekat dengan pemukiman warga bila tidak dilengkapi dengan struktur yang kuat dan sistem proteksi yang memadai maka akan menimbulkan bahaya yang sangat serius. Pemasangan penangkal petir akan sangat berguna karena tiang yang dibangun menjulang tinggi dan besar. Maka ilmu teknik Tegangan tinggi ini marupakan bekal yang sangat penting bagi mahasiswa penjurusan power teknik elektro. Karena bisa menghindarkan manusia dari bahaya tegangan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA [1]Ir.Hutauruk, T.S.Transmisi Daya Listrik,jakarta: Erlangga, 1990 [2]Robandi, Imam. Desain Sistem Tenaga Modern. Yogyakarta: ANDI, 2006 [3]Proteksi Teknik Tegangan Tinggi 2012(online),(http://electrizer-par17..com ,diakses 28 februari 2014) [4]Kumpulan Abstrak tugas akhr 2013 (online),( http://abstract.ft.ugm.ac.id/?p=853 ,diakses 28 februari 2014)