Anda di halaman 1dari 13

1.

1 PENDAHULUAN
Hipertensi adalah penyakit yang umum dijumpai.Diperkirakan satu dari empat
populasi dewasa di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk
dunia menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang tinggi
untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler.1-4 Data yang diperoleh dari ramingham
Heart !tudy menyatakan "ahwa prevalensi hipertensi tetap akan meningkat meskipun sudah
dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran tekanan darah #$D% se&ara teratur. 'ada
populasi "erkulit putih ditemukan hampir 1() mempunyai tekanan darah sistolik #$D!% le"ih
"esar dari 160(*) mmHg dan hampir separuhnya mempunyai $D! le"ih "esar dari 140(*0
mmHg. 'revalensi hipertensi tertinggi ditemukan pada populasi "ukan kulit putih.+,)
Hipertensi yang tidak terkontrol yang di"iarkan lama akan memper&epat terjadinya
arterosklerosis dan hipertensi sendiri merupakan ,aktor risiko mayor terjadinya penyakit-
penyakit jantung, sere"ral, ginjal dan vaskuler.- 'engendalian hipertensi yang agresi, akan
menurunkan komplikasi terjadinya in,ark miokardium, gagal jantung kongesti,, stroke, gagal
ginjal, penyakit oklusi peri,er dan diseksi aorta, sehingga mor"iditas dapat dikurangi.-,6
.onsekuensi dari penggunaan o"ato"at antihipertensi yang rutin mempunyai potensi
terjadinya interaksi dengan o"at-o"at yang digunakan selama pem"edahan. /anyak jenis
o"at-o"atan yang harus tetap dilanjutkan selama periode perioperati,, dimana dosis terakhir
diminum sampai dengan + jam se"elum prosedur pem"edahan dengan sedikit air dan
dilanjutkan kem"ali pada saat pemulihan dari pengaruh anestesia.0 $ingginya angka
penderita hipertensi dan "ahayanya komplikasi yang "isa ditim"ulkan aki"at hipertensi ini
menye"a"kan pentingnya pemahaman para ahli anestesia dalam manajemen selama periode
perioperati,. 'eriode perioperati, dimulai dari hari dimana dilakukannya evaluasi pra"edah,
dilanjutkan periode selama pem"edahan sampai pemulihan pas&a "edah.1,0
1.2 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI HIPERTENSI
Diagnosis suatu keadaan hipertensi dapat ditegakkan "ila ditemukan adanya
peningkatan tekanan arteri diatas nilai normal yang diperkenankan "erdasarkan umur, jenis
kelamin dan ras. /atas atas tekanan darah normal yang diijinkan adalah se"agai "erikut 1
Dewasa 140(*0 mmHg
Dewasa muda #remaja% 100(0) mmHg
1
Anak usia prasekolah 2)()) mmHg
Anak 3 1 tahun #in,ant% 00(4) mmHg
4enurut $he 5oint 6ational 7ommittee 0 #567 0% on prevention, dete&tion, evaluation, and
treatment o, high "lood pressure tahun +00-, klasi,ikasi hipertensi di"agi atas prehipertensi,
hipertensi derajat 1 dan + #lihat ta"el 1%.
$a"el 1. .lasi,ikasi hipertensi menurut 567 0+
1.3 PATOGENESIS TERJADINYA HIPERTENSI
Hanya "erkisar 10-1)8 kasus hipertensi yang diketahui penye"a"nya se&ara spesi,ik.
Hal ini penting menjadi "ahan pertim"angan karena "e"erapa dari kasus-kasus hipertensi
terse"ut "isa dikoreksi dengan terapi de,initi, pem"edahan, seperti penyempitan arteri renalis,
&oar&tation dari aorta, pheo&hromo&ytoma, &ushing9s disease, akromegali, dan hipertensi
dalam kehamilan. !edangkan hipertensi yang tidak diketahui penye"a"nya sering dise"ut
se"agai hipertensi esensial. Hipertensi esensial menduduki 20-*)8 dari kasus-kasus
hipertensi.1,-,*,10 !e&ara umum hipertensi selalu dihu"ungkan dengan ketidaknormalan
peningkatan aktivitas simpatis, yaitu terjadi peningkatan "aseline dari &urah jantung #7:%,
seperti pada keadaan ,e"ris, hipertiroidisme atau terjadi peningkatan resistensi pem"uluh
darah peri,er #!;<% atau kedua-duanya.
'eningkatan !;< merupakan penye"a" hipertensi pada mayoritas penderita
hipertensi.1,- 'ola perkem"angan terjadinya hipertensi, awalnya 7: meningkat, tetapi !;<
2
dalam "atas-"atas normal. .etika hipertensi semakin progresi,, 7: kem"ali normal tetapi
!;< meningkat menjadi tidak normal. A,terload jantung yang meningkat se&ara kronis
menghasilkan =;H #le,t ventri&le hypertrophy% dan meru"ah ,ungsi diastolik. Hipertensi juga
meru"ah autoregulasi sere"ral sehingga &ere"ral "lood ,low #7/% normal untuk penderita
hipertensi dipertahankan pada tekanan yang tinggi.- $ekanan darah "er"anding lurus dengan
&urah jantung dan !;<, dimana persamaan ini dapat dirumuskan dengan menggunakan
hukum =aw, yaitu11,*
/' > 7: ? !;<
!e&ara ,isiologis $D individu dalam keadaan normal ataupun hipertensi,
dipertahankan pada 7: atau !;< tertentu. !e&ara anatomik ada - tempat yang
mempengaruhi $D ini, yaitu arterial, vena-vena post kapiler #venous &apa&itan&e% dan
jantung. !edangkan ginjal merupakan ,aktor keempat lewat pengaturan volume &airan
intravaskuler #gam"ar 1%. Hal lain yang ikut "erpengaruh adalah "aroreseptor se"agai
pengatur aktivitas sara, otonom, yang "ersama dengan mekanisme humoral, termasuk sistem
rennin-angiotensin-aldosteron akan menyeim"angkan ,ungsi dari keempat terse"ut. aktor
terakhir adalah pelepasan hormon-hormon lokal yang "erasal dari endotel vaskuler dapat juga
mempengaruhi pengaturan !;<. !e"agai &ontoh, nitrogen oksida #6:% "ere,ek vasodilatasi
dan endotelin-1 "ere,ek vasokonstriksi.*
1.4 FARMAKOLOGI DASAR OBAT-OBATANTIHIPERTENSI
:"at antihipertensi "ekerja pada reseptor tertentu yang terse"ar dalam tu"uh.2,*
.ategori o"at antihipertensi di"agi "erdasarkan mekanisme atauprinsip kerjanya, yaitu1
1. Diuretika, menurunkan $D dengan &ara mengurangi natrium tu"uh dan volume darah,
sehingga 7: "erkurang. 7ontohnya1 golongan thia@ide, loop diureti&s.
+. Aolongan simpatolitik ( simpatoplegik, menurunkan $D dengan &ara menumpulkan re,leks
arkus simpatis sehingga menurunkan resistensi pem"uluh
darah peri,er, mengham"at ,ungsi kardiak, meningkatkan pengisian vena sehingga terjadi
penurunan 7:. 7ontohnya1 "eta dan alpha "lo&ker, methyldopa dan &lonidine, ganglion
"lo&ker, dan post ganglioni& symphateti& "lo&ker #reserpine, guanethidine%.
-. ;asodilator langsung, menurunkan $D dengan &ara relaksasi otot-otot polos vaskuler.
7ontoh1 nitroprusside, hydrala@ine, &al&ium &hannel "lo&ker.
3
4. Aolongan pengham"at produksi atau aktivitas Angiotensin, pengham"atan ini menurunkan
resistensi peri,er dan volume darah, yaitu dengan mengham"at angiotensin B menjadi
angiotensin BB dan mengham"at meta"olisme dari "radikinin.
1.5 MANAJEMEN PERIOPERATIF PENDERITA HIPERTENSI
1.5.1 Peni!i!n P"e#$e"!%i& '!n Pe"(i!$!n P"e#$e"!%i& Pen'e"i%! Hi$e"%en(i
'enilaian preoperati, penderita-penderita hipertensi esensial yang akan menjalani
prosedur pem"edahan, harus men&akup 4 hal dasar yang harus di&ari, yaitu1
10,11
5enis pendekatan medikal yang diterapkan dalam terapi hipertensinya.
'enilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi target organ yang telah terjadi.
'enilaian yang akurat tentang status volume &airan tu"uh penderita.
'enentuan kelayakan penderita untuk dilakukan tindakan teknik hipotensi, untuk
prosedur pem"edahan yang memerlukan teknik hipotensi.
!emua data-data di atas "isa didapat dengan melakukan anamnesis riwayat perjalanan
penyakitnya, pemeriksaan ,isik, tes la"oratorium rutin dan prosedur diagnostik lainnya.
+
'enilaian status volume &airan tu"uh adalah menyangkut apakah status hidrasi yang dinilai
merupakan yang se"enarnya ataukah suatu relati, hipovolemia #"erkaitan dengan penggunaan
diuretika dan vasodilator%. Disamping itu penggunaan diuretika yang rutin, sering
menye"a"kan hipokalemia dan hipomagnesemia yang dapat menye"a"kan peningkatan risiko
terjadinya aritmia.
),11,1+
Cntuk evaluasi jantung, D.A dan ?-ray toraks akan sangat mem"antu. Adanya =;H
dapat menye"a"kan meningkatnya risiko iskemia miokardial aki"at ketidak seim"angan
antara suplai dan ke"utuhan oksigen. Cntuk evaluasi ginjal, urinalisis, serum kreatinin dan
/C6 se"aiknya diperiksa untuk memperkirakan se"erapa tingkat kerusakan parenkim ginjal.
5ika ditemukan ternyata gagal ginjal kronis, maka adanya hiperkalemia dan peningkatan
volume plasma perlu diperhatikan. Cntuk evaluasi sere"rovaskuler, riwayat adanya stroke
atau $BA dan adanya retinopati hipertensi perlu di&atat.) $ujuan pengo"atan hipertensi adalah
men&egah komplikasi kardiovaskuler aki"at tingginya $D, termasuk penyakit arteri koroner,
stroke, 7H, aneurisme arteri dan penyakit ginjal. Diturunkannya $D se&ara ,armakoligis
akan menurunkan mortalitas aki"at penyakit jantung se"esar +18, menurunkan kejadian
stroke se"esar -28, menurunkan penyakit arteri koronariase"esar 168.
10
4
1.5.2 Pe"%i)*!n+!n Ane(%e(i! Pen'e"i%! Hi$e"%en(i
!ampai saat ini "elum ada protokol untuk penentuan $D "erapa se"aiknya yang
paling tinggi yang sudah tidak "isa ditoleransi untuk dilakukannya penundaan anestesia dan
operasi.1+,1- 6amun "anyak literatur yang menulis "ahwa $DD 110 atau 11) adalah &ut-o,,
point untuk mengam"il keputusan penundaan anestesia atau operasi ke&uali operasi
emergensi.11,1+ .enapa $D diastolik #$DD% yang dijadikan tolak ukur, karena peningkatan
$D sistolik #$D!% akan meningkat seiring dengan pertam"ahan umur, dimana peru"ahan ini
le"ih dianggap se"agai peru"ahan ,isiologik di"andingkan patologik. 6amun "e"erapa ahli
menganggap "ahwa hipertensi sistolik le"ih "esar risikonya untuk terjadinya mor"iditas
kardiovaskuler di"andingkan hipertensi diastolik. 'endapat ini mun&ul karena dari hasil studi
menunjukkan "ahwa terapi yang dilakukan pada hipertensi sistolik dapat menurunkan risiko
terjadinya stroke dan 47B pada populasi yang "erumur tua. Dalam "anyak uji klinik, terapi
antihipertensi pada penderita hipertensi akan menurunkan angka kejadian stroke sampai -)8-
408, in,ark jantung sampai +0-+)8 dan angka kegagalan jantung diturunkan sampai le"ih
dari )08. +,1+ 4enunda operasi hanya untuk tujuan mengontrol $D mungkin tidak
diperlukan lagi khususnya pada pasien dengan kasus hipertensi yang ringan sampai sedang.
6amun pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk menjaga kesta"ilan
hemodinamik, karena hemodinamik yang la"il mempunyai e,ek samping yang le"ih "esar
terhadap kardiovaskular di"andingkan dengan penyakit hipertensinya itu sendiri. 'enundaan
operasi dilakukan apa"ila ditemukan atau diduga adanya kerusakan target organ sehingga
evaluasi le"ih lanjut perlu dilakukan se"elum operasi.1) $he Ameri&an Heart Asso&iation (
Ameri&an 7ollege o, 7ardiology #AHA(A77% mengeluarkan a&uan "ahwa $D! E 120 mmHg
dan(atau $DD E 110 mmHg se"aiknya dikontrol se"elum dilakukan operasi, terke&uali
operasi "ersi,at urgensi. 'ada keadaan operasi yang si,atnya urgensi, $D dapat dikontrol
dalam "e"erapa menit sampai "e"erapa jam dengan pem"erian o"at antihipertensi yang
"ersi,at rapid a&ting.16 'erlu dipahami "ahwa penderita hipertensi &enderung mempunyai
respon $D yang "erle"ihan pada periode perioperati,.
Ada + ,ase yang harus menjadi pertim"angan, yaitu saat tindakan anestesia dan
postoperasi. 7ontoh yang sering terjadi adalah hipertensi aki"at laringoskopi dan respons
hipotensi aki"at pemeliharaan anestesia. 'asien hipertensi preoperati, yang sudah dikontrol
tekanan darahnya dengan "aik akan mempunyai hemodinamik yang le"ih sta"il di"andingkan
yang tidak dikontrol dengan "aik.
4,),*
5
1.5.3 Pe"en+,!$!n M#ni%#"
/erikut ini ada "e"erapa alat monitor yang "isa kita gunakan serta maksud dan tujuan
penggunaanya1
)
D.A1 minimal lead ;) dan BB atau analisis multipel lead !$, karena pasien hipertensi
punya risiko tinggi untuk mengalami iskemia miokard.
$D1 monitoring se&ara &ontinuous $D adalah esensial kateter !wan-Aan@1 hanya
digunakan untuk penderita hipertensi dengan riwayat 7H atau 47B "erulang.
'ulse o?ymeter1 digunakan untuk menilai per,usi dan oksigenasi jaringan peri,er.
Anali@er end-tidal 7:+1 4onitor ini "erguna untuk mem"antu kita mempertahankan
kadar 7:+.
!uhu atau temperature.
1.5.4 P"e)e'i,!(i
'remedikasi dapat menurunkan ke&emasan preoperati, penderita hipertensi. Cntuk
hipertensi yang ringan sampai dengan sedang mungkin "isa menggunakan ansiolitik seperti
golongan "en@odia@epin atau mida@olam. :"at antihipertensi tetap dilanjutkan sampai pada
hari pem"edahan sesuai jadwal minum o"at dengan sedikit air non partikel. /e"erapa klinisi
menghentikan penggunaan A7D inhi"itor dengan alasan "isa terjadi hipotensi intraoperati,.
1.5.5 In'-,(i Ane(%e(i
Bnduksi anestesia dan intu"asi endotrakea sering menim"ulkan gon&angan
hemodinamik pada pasien hipertensi. !aat induksi sering terjadi hipotensi namun saat
intu"asi sering menim"ulkan hipertensi. Hipotensi diaki"atkan vasodilatasi peri,er terutama
pada keadaan kekurangan volume intravaskuler sehingga preloading &airan penting dilakukan
untuk ter&apainya normovolemia se"elum induksi.
Disamping itu hipotensi juga sering terjadi aki"at depresi sirkulasi karena e,ek dari
o"at anestesi dan e,ek dari o"at antihipertensi yang sedang dikonsumsi oleh penderita, seperti
A7D inhi"itor dan angiotensin re&eptor "lo&ker.
-,2,10

Hipertensi yang terjadi "iasanya diaki"atkan stimulus nyeri karena laringoskopi dan
intu"asi endotrakea yang "isa menye"a"kan takikardia dan dapat menye"a"kan iskemia
miokard. Angka kejadian hipertensi aki"at tindakan laringoskopi-intu"asi endotrakea "isa
men&apai +)8. Dikatakan "ahwa durasi laringoskopi di"awah 1) detik dapat mem"antu
6
meminimalkan terjadinya ,luktuasi hemodinamik /e"erapa teknik di"awah ini "isa dilakukan
se"elum tindakan laringoskopi-intu"asi untuk menghindari terjadinya hipertensi.
-,10
Dalamkan anestesia dengan menggunakan gas volatile yang poten selama )-10 menit.
/erikan opioid #,entanil +,)-) mikrogram(kg"", al,entanil 1)-+) mikrogram(kg"",
su,entanil 0,+)- 0,) mikrogram(kg"", atau rami,entanil 0,)-1 mikrogram( kg""%.
/erikan lidokain 1,) mg(kg"" intravena atau intratrakea.
4enggunakan "eta-adrenergik "lo&kade dengan esmolol 0,--1,) mg(kg"", propanolol
1-- mg, atau la"etatol )-+0 mg%.
4enggunakan anestesia topikal pada airway.
'emilihan o"at induksi untuk penderita hipertensi adalah "ervariasi untuk masing-
masing klinisi. 'ropo,ol, "ar"iturate, "en@odia@epine dan etomidat tingkat keamanannya
adalah sama untuk induksi pada penderita hipertensi.
-

Cntuk pemilihan pelumpuh otot vekuronium atau &is-atrakurium le"ih "aik
di"andingkan atrakurium atau pankuronium. Cntuk volatile, sevo,luran "isa digunakan
se"agai o"at induksi se&ara inhalasi.2,10
1.5.. Pe)ei/!"!!n Ane(%e(i! '!n M#ni%#"in+
$ujuan pen&apaian hemodinamik yang diinginkan selama pemeliharaan anestesia
adalah meminimalkan terjadinya ,luktuasi $D yang terlalu le"ar. 4empertahankan kesta"ilan
hemodinamik selama periode intraoperati, adalah sama pentingnya dengan pengontrolan
hipertensi pada periode preoperati,.10 'ada hipertensi kronis akan menye"a"kan pergeseran
kekanan autoregulasi dari sere"ral dan ginjal. !ehingga pada penderita hipertensi ini akan
mudah terjadi penurunan aliran darah sere"ral dan iskemia sere"ral jika $D diturunkan se&ara
ti"a-ti"a. $erapi jangka panjang dengan o"at antihipertensi akan menggeser kem"ali kurva
autregulasi kekiri kem"ali ke normal. Dikarenakan kita tidak "isa mengukur autoregulasi
sere"ral sehingga ada "e"erapa a&uan yang se"aiknya diperhatikan, yaitu1
2
'enurunan 4A' sampai dengan +)8 adalah "atas "awah yang maksimal yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi.
'enurunan 4A' se"esar ))8 akan menye"a"kan tim"ulnya gejala hipoper,usi otak.
$erapi dengan antihipertensi se&ara signi,ikan menurunkan angka kejadian stroke.
'engaruh hipertensi kronis terhadap autoregulasi ginjal, kurang le"ih sama dengan
yang terjadi pada sere"ral.
7
Anestesia aman jika dipertahankan dengan "er"agai teknik tapi dengan
memperhatikan kesta"ilan hemodinamik yang kita inginkan. Anestesia dengan volatile
#tunggal atau dikom"inasikan dengan 6+:%, anestesia im"ang #"alan&e anesthesia% dengan
opioid F 6+: F pelumpuh otot, atau anestesia total intravena "isa digunakan untuk
pemeliharaan anestesia.- Anestesia regional dapat dipergunakan se"agai teknik anesthesia,
namun perlu diingat "ahwa anestesia regional sering menye"a"kan hipotensi aki"at "lok
simpatis dan ini sering dikaitkan pada pasien dengan keadaan hipovolemia.10 5ika hipertensi
tidak "erespon terhadap o"at-o"atan yang direkomendasikan, penye"a" yang lain harus
dipertim"angkan seperti phaeo&hroma&ytoma, &ar&inoid syndrome dan tyroid storm.
10
.e"anyakan penderita hipertensi yang menjalani tindakan operasi tidak memerlukan
monitoring yang khusus. 4onitoring intra-arterial se&ara langsung diperlukan terutama jenis
operasi yang menye"a"kan peru"ahan preload dan a,terload yang mendadak. D.A
diperlukan untuk mendeteksi terjadinya iskemia jantung. 'roduksi urine diperlukan terutama
untuk penderita yang mengalami masalah dengan ginjal, dengan pemasangan kateter urine,
untuk operasi-operasi yang le"ih dari + jam. .ateter vena sentral diperlukan terutama untuk
memonitoring status &airan pada penderita yang mempunyai dis,ungsi ventrikel kiri atau
adanya kerusakan end organ yang lain.
-,10
1.5.0 Hi$e"%en(i In%"!#$e"!%i&
Hipertensi pada periode preoperati, mempunyai risiko hipertensi juga pada periode
anestesia maupunsaat pas&a "edah.1- Hipertensi intraoperati, yang tidak "erespon dengan
didalamkannya anestesia dapat diatasi dengan antihipertensi se&ara parenteral #lihat ta"el +%,
namun ,aktor penye"a" "ersi,at reversi"el atau "isa
diatasi seperti anestesia yang kurang dalam, hipoksemia atau hiperkapnea harus disingkirkan
terle"ih dahulu.
-
$a"el +. Antihipertensi parenteral untuk mengatasi hipertensi akut-
8
'emilihan o"at antihipertensi tergantung dari "erat, akut atau kronik, penye"a"
hipertensi, ,ungsi "aseline ventrikel, heart rate dan ada tidaknya penyakit "ronkospastik
pulmoner dan juga tergantung dari tujuan dari pengo"atannya atau e,ek yang diinginkan dari
pem"erian o"at terse"ut #lihat ta"el -%.-,1* /erikut ini
ada "e"erapa &ontoh se"agai dasar pemilihan o"at yang akan digunakan1-
/eta-adrenergik "lo&kade1 digunakan tunggal atau tam"ahan pada pasien dengan
,ungsi ventrikuler yang masih "aik dan dikontra indikasikan pada "ronkospastik.
6i&ardipine1 digunakan pada pasien dengan penyakit "ronkospastik.
6i,edipine1 re,leks takikardia setelah pem"erian su"lingual sering dihu"ungkan
dengan iskemia miokard dan antihipertensi yang mempunyai onset yang lam"at.
6itroprusside1 onset &epat dan e,ekti, untuk terapi intraoperati, pada hipertensi sedang
sampai "erat.
6itrogliserin1 mungkin kurang e,ekti,, namun "isa digunakan se"agai terapi atau
pen&egahan iskemia miokard.
9
enoldopam1 dapat digunakan untuk mempertahankan atau menjaga ,ungsi ginjal.
Hydrala@ine1 "isa menjaga kesta"ilan $D, namun o"at ini juga punya onset yang
lam"at sehingga menye"a"kan tim"ulnya respon takikardia.
1.5.1 K"i(i( Hi$e"%en(i
Dikatakan krisis hipertensi jika $D le"ih tinggi dari 120(1+0 mmHg dan dapat
dikategorikan dalam hipertensi urgensi atau hipertensi emergensi, "erdasarkan ada tidaknya
an&aman kerusakan target organ atau kerusakan target organ yang progresi,. 'asien dengan
hipertensi sistemik kronis dapat mentoleransi $D! yang le"ih tinggi di"andingkan individu
yang se"elumnya normotensi, dan le"ih mungkin mengalami hipertensi yang si,atnya urgensi
di"andingkan emergensi.
10

Hal-hal yang paling sering menim"ulkan krisis hipertensi adalah antara lain karena
penggunaan o"at antihipertensi seperti &lonidine, hiperaktivitas autonom, o"at-o"at penyakit
kolagen-vaskuler, glomerulone,ritis akut, &edera kepala, neoplasia seperti pheokromasitoma,
pree&lampsia dan eklampsia. 4ani,estasi klinis yang tim"ul adalah sesuai dengan target
organ yang rusak aki"at hipertensi ini.2 .risis hipertensi ter"agi atas hipertensi emergensi
dan hipertensi urgensi.
Hipertensi emergensi adalah pasien dengan "ukti adanya kerusakan target organ yang
sedang terjadi atau akut #ense,alopati, perdarahan intra sere"ral, kegagalan ventrikel kiri akut
dengan edema paru, unsta"le angina, diseksi aneurisme aorta, B4A, e&lampsia, anemia
10
hemolitik mikro angiopati atau insu,isiensi renal% yang memerlukan intervensi ,armakologi
yang tepat untuk menurunkan $D sistemik.
1.5.2 M!n!3e)en P#(%#$e"!%i&
Hipertensi yang terjadi pada periode pas&a operasi sering terjadi pada pasien yang
menderita hipertensi esensial. Hipertensi dapat meningkatkan ke"utuhan oksigen miokard
sehingga "erpotensi menye"a"kan iskemia miokard, disritmia jantung dan 7H. Disamping
itu "isa juga menye"a"kan stroke dan perdarahan ulang luka operasi aki"at terjadinya
disrupsi vaskuler dan dapat "erkonstri"usi menye"a"kan hematoma pada daerah luka operasi
sehingga mengham"at penyem"uhan luka operasi.
-,10

'enye"a" terjadinya hipertensi pas&a operasi ada "anyak ,aktor, disamping se&ara
primer karena penyakit hipertensinya yang tidak teratasi dengan "aik, penye"a" lainnya
adalah gangguan sistem respirasi, nyeri, overload &airan atau distensi dari kandung kemih.
!e"elum diputuskan untuk mem"erikan o"at-o"at antihipertensi, penye"a"-penye"a"
sekunder terse"ut harus dikoreksi dulu.
-
6yeri merupakan salah satu ,aktor yang paling "erkonstri"usi menye"a"kan
hipertensi pas&a operasi, sehingga untuk pasien yang "erisiko, nyeri se"aiknya ditangani
se&ara adekuat, misalnya dengan mor,in epidural se&ara in,us kontinyu. Apa"ila hipertensi
masih ada meskipun nyeri sudah teratasi, maka intervensi se&ara ,armakologi harus segera
dilakukan dan perlu diingat "ahwa meskipun pas&a operasi $D kelihatannya normal, pasien
yang pra"edahnya sudah mempunyai riwayat hipertensi, se"aiknya o"at antihipertensi pas&a
"edah tetap di"erikan.
*,10

Hipertensi pas&a operasi se"aiknya diterapi dengan o"at antihipertensi se&ara
parenteral misalnya dengan "eta"lo&ker yang terutama digunakan untuk mengatasi hipertensi
dan takikardia yang terjadi. Apa"ila penye"a"nya karena overload &airan, "isa di"erikan
diuretika ,urosemid dan apa"ila hipertensinya disertai dengan heart ,ailure se"aiknya
di"erikan A7D-inhi"itor. 'asien dengan iskemia miokard yang akti, se&ara langsung maupun
tidak langsung dapat di"erikan nitrogliserin dan "eta-"lo&ker se&ara intravena sedangkan
untuk hipertensi "erat se"aiknya segera di"erikan sodium nitroprusside.1- Apa"ila penderita
sudah "isa makan dan minum se&ara oral se"aiknya antihipertensi se&ara oral segera
dimulai.-,10
11
1.. RINGKASAN
Hipertensi adalah penyakit yang umum dijumpai, dengan angka penderita yang &ukup
tinggi. Hipertensi sendiri merupakan ,aktor risiko mayor yang "isa menye"a"kan terjadinya
komplikasi seperti penyakitpenyakit jantung, sere"ral, ginjal dan vaskuler. 4engingat
tingginya angka kejadian dan komplikasi yang "isa ditim"ulkan oleh penyakit hipertensi ini,
maka perlu adanya pemahaman para ahli anestesia dalam manajemen selama periode
perioperati,. 4anajemen perioperati, dimulai sejak evaluasi pra"edah, selama operasi dan
dilanjutkan sampai periode pas&a "edah. Dvaluasi pra"edah sekaligus optimalisasi keadaan
penderita sangat penting dilakukan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi, "aik yang
terjadi selama intraoperati, maupun yang terjadi pada pas&apem"edahan. Aon&angan
hemodinamik mudah terjadi, "aik "erupa hipertensi maupun "erupa hipotensi, yang "isa
menye"a"kan terjadinya "er"agai komplikasi. Hal ini harus diantisipasi dengan perlunya
pemahaman tentang teknik anestesia yang "enar, manajemen &airan perioperati,, pengetahuan
,armakologi o"at-o"at yang digunakan, "aik o"at-o"atan antihipertensi maupun o"ato"atan
anestesia serta penanganan nyeri akut yang adekuat. Dengan manajemen perioperati, yang
"enar terhadap penderita-penderita hipertensi yang akan menjalani pem"edahan, diharapkan
"isa menurunkan atau meminimalkan angka mor"iditas maupun mortalitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. 4urray 45. 'erioperative hypertension1 evaluation and managementG Availa"le at1
http1((www.anesthesia.org.&n(asa+00+(r&l.sour&e()1+4urray.pd,
12
+. $he seventh report o, 5oint 6ational 7ommittee on 'revention, dete&tion, evaluation, and
treatment o, high "lood pressure, 6BH pu"li&ation 6o.0-- )+--, De&em"er +00-.
-. 4organ AD, 4i&hail 4!, 4urray 45. Anesthesia ,or patients with &ardiovaskular disease.
7lini&al Anesthesiology. 4th ed. 6ew Hork1 4&Araw-HillG +006.p.444-)+.
4. 'ere@-!ta"le D5. 4anagement o, mild hypertension- sele&ting an antihypertensive regimen.
Iest 5 4ed 1**1G1)4102-20.
). Hao !, Ho 7HA. Hypertension. Anesthesiologypro"lem oriented patient manajement.
)th ed. 'hiladelphia1 DlsevierG +00-.p.--0-)0.
6. Anderson =, !algado ==, Hantler 7/. 'erioperative hypertension #H$6%. De&ision
making in anesthesiology-an algorithmi& approa&h. 4th ed. 'hiladhelpia1 DlsevierG
+000.p.1+4-6.
0. .uwajerwala 6.. 'erioperative medi&ation managementG Availa"le at1 http1((www.
emedi&ine.&om(4DD( topi&-1)2.htm..
2. 6eligan '. Hypertension and anesthesiaG Availa"le at1 http1((www.4um.&om(
tutorial(anaesth"p.htm.
*. /enowit@ 6=. Antihypertensive agent&ardiovaskular- renal drugs. Bn1 .at@ung /A, editor.
/asi& and &lini&al pharma&ology. *th ed. 6ew Hork1 4&Araw-HillG +004.p.160-2-.
10. Ialla&e 47, Haddadin A!. !ystemi& and pulmonary arterial hypertension. Bn1 Hines <=,
4ars&hall .D, editors. !toeltings anesthesia and &o-e?isting disease. )th ed. 'hiladelphia1
DlsevierG +002.p.20-10+.

13

Anda mungkin juga menyukai