Anda di halaman 1dari 11

UNDERSTANDING MANAGEMENT NEEDS

1. INTERNAL AUDITS MANAGEMENT FOCUS


Pada awalnya misi utama dari audit internal lebih ditekankan pada pelayanan terhadap
manajemen, baik memenuhi kebutuhan middle maupun senior manajemen. Kemudian, misi
tersebut semakin luas mencakup kepada dewan komisaris, pemegang saham, semua tingkatan
karyawan, pemerintah, dan masyarakat. Pengendalian (controling) oleh audit internal pada saat
sekarang ini merupakan suatu pelayanan kepada seluruh organisasi, termasuk mereka yang
bertanggung jawab atas organisasi tersebut.
Dalam melakukan penilaian terhadap manajemen, auditor internal harus memahami
kebutuhan manajemen, baik secara teoi maupun prakteknya. Bagaimana manajemen menentukan
tujuan organisasi, dan bagaimana mengidentifikasi dan memecahkan suatu masalah untuk mencapai
tujuan dsb. Disamping itu, auditor internal harus membangun komunikasi dengan manajemen
supaya mendapatkan informasi mengenai kebutuhan manajemen.
Alasan penting lainnya untuk memahami manajemen karena pada dasarnya auditor internal
adalah manejer. Perannya sebagai supervisor dan mengarahkan fungsi audit internal secara
keseluruhan. Auditor internal harus bisa mengembangkan tujuannya dan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut.
1. WHAT IS MANAGEMENT?

Secara sederhana, manajemen menunjukkan gambaran seseorang yang menyelesaikan
suatu pekerjaan dan melakukan pekerjaan tersebut dengan cara yang benar.
Secara formal, manajemen dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan dan sebagian lagi
memandang sebagai seni. Suatu definisi yang berguna untuk auditor internal adalah : Manajemen
adalah suatu proses mencapai pemanfaatan sumberdaya yang efektif.

a. Functions of managements
Menurut Gurlick dan Urwick (1937) fungsi manajemen adalah planning (perencanaan),
organizing (mengatur), staffing, directing (mengarahkan), coordinating (koordinasi), reporting
(pelaporan), budgeting (penganggaran).


1. Planning
Seorang manajer harus menentukan sesuatu yang akan dilakukan, serta menentukan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk melaksanakan hal tersebut, manajer harus mampu
untuk memahami ekonomi, sosial, politik di lingkungan dimana organisasi beroperasi dan sumber
daya yang tersedia untuk menjalankan rencana tersebut. Perencanaan juga terkait dengan fungsi
manajemen yaitu budgeting, karena budget adalah suatu perencanaan keuangan untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Organizing
Suatu fungsi yang didalamnya termasuk bagaimana memisahkan beberapa pekerjaan
kemudian menyatukannya lagi sebagai gabungan pekerjaan yang di minta. Setiap manajer harus
menentukan posisi yang harus dissi beserta dengan kewajiban dan tanggung jawabnya. Karena
pekerjaan dilakukan oleh individu, tentunya koordinasi sangat dibutuhkan agar dapat mencapai
tujuan yang maksimal.
3. Staffing
Dalam organisasi, manajer akan menentukan posisi beserta skill (kemampuan) yang
dibutuhkan untuk masing - masing posisi tersebut. Staffing adalah fungsi manajemen untuk
menemukan orang yang tepat untuk pekerjaan tertentu. Stafing bertanggung jawab untuk
melanjutkan tugas manajemen, ketika suatu rencana berubah atau tujuan organisasi berubah.
4. Directing
Tidak ada orang yang bisa memprediksi masalah atau pun kesempatan yang muncul dari
aktivitas organisasi sehari-hari. Oleh karena itu, Seorang manajer hendaknya memberikan arahan
kepada bawahannya. Manajer harus memastikan bahwa bawahannya mengetahui tujuan yang ingin
dicapai, dan menolong mereka untuk meingkatkan kemampuan dan memberitahu mereka bagaiman
dan kapan untuk melakukan suatu pekerjaan.
5. Controlling
Controlling merupakan suatu fungsi dimana manajer menentukan seberapa baik
pekerjaan telah dilakukan, mengidentifikasi adanya penyimpangan dari rencana, dan melakukan
perubahan jika organisasi telah menyimpang dari tujuan secara keseluruhan. Walaupun terkadang
fungsi reporting terpisah dari fungsi controlling, pelaporan juga merupakan bagian dari kontrol.
Suatu laporan dibuat oleh manajer, agar atasan dan bawahan bisa melihat kondisi yang terjadi dan
melakukan perubahan jika dibutuhkan.
b. Additional function of the modern manager
Manajer yang modern hendaknya menjadi pemimpin dalam perubahan organisasi ke
arah yang lebih baik.
Berikut ini fungsi tambahan dari manajer yang moderen:
a) Innovating
Pada kondisi kompetitif, setiap organisasi harus memilki inovasi agar mampu bertahan dan
lebih bersaing. Seorang manajer haruslah inovatif baik dengan cara menggabungkan ide-ide
baru dan juga sebagai katalisator untuk mendorong orang lain untuk ber inovasi.
b) Representing
Seorang manajer juga memiliki tugas untuk mewakili organisasi untuk berhadapan dengan baik
dilingkungan organisasi itu sendiri ataupun kelompok luar, seperti pemerintahan, institusi
keuangan, pelanggan, suplier, dll. Fungsi ini meminta manajer agar mudah untuk ditemui oleh
pihak luar dan jika dibutuhkan kemapuan untuk bernegosiasi yang baik. Biasanya semua
tingkatan level manajemn akan mewakili organisasi mereka untk level yag sama.

2. NATURE OF THE ORGANISATION ENVIRONMENT
Faktor faktor lingkungan yang moderen adalah:
a. Economic Factors
Pengaruh cukup besar di lingkungan eksternal organisasi adalah faktor ekonomi yang ada pada
suatu negara maupun ekonomi regional. Faktor ekonomi mempengaruhi keseluruhan
organisasi, baik di organisasi industri privat-sektor, organisasi jasa nirlaba, atau unit
pemerintahan.
Auditor harus mempertimbangkan faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi tersebut dan
bagaimana itu cocok dengan ekonomi politik secara keseluruhan. Pemahaman tersebut akan
bernilai untu mendapatkan pemahaman lebih baik atas kebutuhan manajemen.
b. Competitive factors
Kondisi yang kompetitif berkaitan dengan faktor ekonomi. Hak yang dipertimbangkan pada
faktor ini seperti, siapa pesaing, seberapa banyak pesaing tersebut, apa yang kekuatan utama
dari pesaing, seberapa mudah pesaing masuk dan menarik pasar dsb. Manajer yang efekti harus
memahami faktor kompetitif dan efeknya terhadap organisasi.
c. Technological factors
Kemajuan pada mikroelektronik dan komputer berpengaruh pada organisasi. Contohnya, Jasa
keuangan yang saat ini sangat bergantung pada sistem komputer dan telekomunikasi. Pada
dasarnya teknologi dapat membawa risiko yang besar dan juga kesempatan yangbesar. Auditor
harus waspada terhadap penggunaan teknologi terhadap industri dan organisasi. Teknologi
akan menyebabkan perubahan pada proses dan produk.
d. Political factors
Hukum, peraturan, tekanan politik dan sosial sangat berpengaruh pada aktivitas organisasi.
Pengaruh tersebut berbeda berdasarkan industri dan lokasi. Contohnya, untuk organisasi
pelayanan publik, peraturan sangat berpengaruh signifikan, sementara itu pada industri mobil,
peraturan untuk keamanan dan emisi juga sangat berpenngaruh.
e. Social factors
Pada saat sekarang ini perilaku dan pandangan dari masyarakat merupakan faktor penting yang
mempengaruhi keputusan manajemen. Faktor sosial ini merupakan masalah yang sulit dihadapi
oleh organisasi.

3. ATTRIBUTES OF MANAGEMENT
Selain faktor lingkungan, auditor harus memahami juga berbagai sifat / atribut pada proses
manajemen agar bisa mamahami kebutuhan manajemen.
a. Dependence of people
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Manusia merupakan hal yang penting
bagi manajer baik dari pengetahuan, kemampuan atau pengalamannya. Manajer yang efektif
akan bergantung terhadap orang lain dalam membuat perencanaan dan
mengimplementasikannya ke dalam berbagai tindakan. Jadi, auditor internal harus memahami
sumber daya manusia organisasi, agar mereka dapat menyediakan konstribusi yang maksimal
dalam mencapai tujuan manajemen.
Memahami sumber daya manusia organisasi tidaklah mudah karena setiap manusia memiliki
perasaan dan emosi. Oleh karena itu manajer harus dapat memotivasi mereka agar berkontribusi
maksimal untuk mancapai tujuan.
b. Focus on decision
Tindakan manajemen berkaitan dengan berbagai macam pengambilan keputusan. Misalnya
keputusan strategik untuk memasuki bisnis baru ataupun jeis keputusan pada level yang lebih
rendah. Dalam proses pengambilan keputusan harus mengikuti prinsip dan metodologi yang
tepat. Mulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan alternatif solusi yang tepat, dan
mengambil keputusan sebagai suatu tindakan penyelesaian masalah.
Adanya ketersediaan informasi, ketersediaan alternatif keputusan dan risiko potensial terhadap
suatu keputusan, ketersediaan waktu, level risiko yang dapat diterima, dan biaya yang muncul
untuk meningkatkan keputusan akhir harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan.
Auditor internal harus memahami proses tersebut sehingga dapae mengumpulkan data
pendukung yang tepat untuk memberikan rekomendasi.
Effect of Risk Level
Selalu ada risiko pada setiap keputusan yang diambil oleh manajemen. Jika manajer
membuat keputusan yang salah, ada resiko bahwa manajer akan bertanggung jawab terhadap biaya-
biaya yang mungkin muncul akibat keputusan tersebut. Resiko yang muncul juga bisa berupa sumber
daya yang terbuang sia-sia, memburuknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan
sebagainya. Resiko bisa diatasi jika manajer memiliki manajemen informasi yang sempurna. Untuk
mendapatkan informasi yang utuh dan sempurna, tentunya juga memerlukan biaya yang cukup
besar, belum lagi adanya kemungkinan faktor-faktor eksternal yang bisa memengaruhi kebenaran
informasi tersebut. Maka dari itu, manajer tidak mungkin memberikan kepastian seratus persen
terhadap keputusan yang akan diambil karena adanya keterbatasan tersebut. Setiap manajer
memiliki pandangan yang berbeda dalam pengambilan resiko, dan manajer juga mesti melakukan
evaluasi terhadap parameter kewenangan pengambilan keputusan dan resiko.
Internal auditor mesti memiliki pemahaman mengenai proses penilai resiko. Agar
memahami kebutuhan manajemen, internal auditor harus memahami kerelaan manajemen untuk
menerima atau menghindari resiko. Manajemen bisa saja menolak rekomendasi audit ketika
manajemen tidak melihat adanya kemungkinan resiko tsb akan muncul seperti yang diperhitungkan
dalam audit. Auditor yang mengerti bagaimana proses pengambilan resiko akan bekerja lebih baik
dalam memberikan temuan audit dan rekomendasi audit. Adakalanya, auditor berada dalam situasi
dimana manajemen mau mengambil resiko yang sangat tinggi dan menolak temuan dan
rekomendasi audit.
Management Is Judged by Results
Apapun yang dilakukan oleh manajer biasanya dinilai berdasarkan bagaimana pengaruh
action dari manager terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Manajer mesti berfokus pada hasil
akhir dari sebuah proses, bukan membiarkan sebuah proses berakhir dengan hasil yang tidak
menentu.
Penilaian atas efektivitas kinerja manajemen berdasarkan hasil ini menjadi hal yang
kontroversial di era 1980-an, bahkan hingga saat ini. Penjarah perusahaan mengambil alih banyak
perusahaan sukses, dengan alasan bahwa mereka bisa mencapai kondisi financial jangka pendek
yang lebih baik dengan cara menjual aktiva (asset) yang menganggur dan melakukan restrukturisasi-
restrukturisasi lainnya di perusahaan. Meskipun sebuah organisasi tidak akan dianggap ada jika tidak
sukses, para penjarah ini menjanjikan hasil yang lebih baik dan seringkali mengambil alih organisasi
dan melaporkan pencapaian jangka pendek yang lebih baik dari sebelumnya.
Selalu akan ada faktor tidak tetap (variabel) dalam setiap keputusan yang diambil yang tidak
bisa diprediksi atau dievaluasi. Akibatnya, manfaat dari keputusan manajerial yang spesifik sering
menjadi kontroversi. Ketika kompetensi manajemen lebih sering dinilai berdasarkan hasil yang
dicapai, hasil yang memuaskan sebenarnya sudah tercapai di situasi-situasi tertentu, yang mungkin
akan lebih baik jika menggunakan pendekatan manajerial yang berbeda. Pada akhirnya, keunggulan
manajemen dilihat dari kualitas hasil yang dicapai. Auditor harus tahu mengenai hal ini sebelum
memahami kebutuhan manajemen. Jika manajemen ingin melakukan pencapaian terbaik untuk
organisasi secara menyeluruh, auditor harus memberi dukungan terhadap hal tersebut.
Time Span for Appraising Results
Penilaian terhadap manajemen berdasarkan hasil yang diperoleh menimbulkan banyak
pertanyaan mengenai hasil spesifik seperti apakah yang akan dievaluasi. Di beberapa situasi, seorang
manajer bisa memperlihatkan pencapaian jangka pendek seperti profitabilitas, namun ternyata
profitabilitas tersebut diperoleh dengan mengorbankan profit jangka panjang organisasi. Misalnya,
kualitas produk bisa dikorbankan untuk menghasilkan profit jangka pendek, namun hal ini akan
berdampak pada kepuasan pelanggan, yang di masa depan tidak akan mau lagi membeli produk dari
perusahaan kita.
Manajer yang baik mesti berpikir dalam konteks jangka panjang dan menahan godaan atas
jalan pintas yang mungkin akan membahayakan potensial profit jangka panjang bagi perusahaan.
Ketika manajemen telah memahami faktor-faktor tersebut, maka akan jelas penilaiannya.
Seringkali, penilaiannya bisa menjadi lebih sulit mengingat lamanya jangka waktu yang dibutuhkan
untuk keputusan yang dibuat hari ini, hingga membuahkan hasil di masa yang akan datang. Manajer
sering membuat perkiraan yang buruk mengenai hal ini dan adakalanya manajer terlalu banyak
berangan-angan. Di sisi lain, manajer lini pertama menolak konsekuensi jangka panjang karena
mereka tidak akan terlibat secara langsung ketika hasil jangka panjang telah tercapai. Ada banyak
cerita mengenai kejadian ini, dimana manajer berhasil melakukan pencapaian jangka pendek di
sebuah unit dan akan dipromosikan atau keluar untuk masuk ke organisasi lainnya.
Auditor seringkali memainkan peran yang sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan jangka pendek atau jangka panjang tsb. Seorang internal auditor memeriksa secara
berkala aktivitas operasional yang mungkin akan berdampak negatif terhadap jangka panjang
organisasi meskipun jika dilihat dari dampak jangka pendeknya tidak begitu jelas. Melalui audit atas
biaya manufaktur (termasuk perbandingan dengan periode yang sudah berlalu), auditor bisa
menemukan bahwa substitusi dari bagian dengan biaya lebih murah bisa meningkatkan tingkat
margin laba. Namun, jika auditor melakukan audit pada departemen pemasaran, auditor akan
mendeteksi kenaikan tingkat ketidakpuasan pelanggan terhadap komponen low-cost yang diberikan.
Auditor mesti menyampaikan situasi ini sebagai bahan pertimbangan untuk manajemen.
(a) CHANGE AND REGULARITY
Manajemen tidak tetap, selalu berubah-ubah. Seorang karyawan perusahaan yang
berharga bisa saja tiba-tiba resign dari perusahaan, selera konsumen yang selalu
berubah-ubah, bahkan bisa jadi hal lainnya yang belum pernah terbayangkan sama
sekali, terjadi di organisasi. Akibatnya, banyak dimensi dari proses manajemen mesti
ditinjau atau diarahkan kembali. Kapasitas dari sebuah organisasi dalam melihat
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi serta beradaptasi dengan perubahan tsb
merupakan sebuah ukuran atas kemampuan bertahan hidup bagi perusahaan.
Pendekatan adaptif ini seringkali menggunakan gaya manajemen yang kurang
terstruktur.
Investasi modal akan membuat organisasi terus memproduksi produk yang sama,
yang sudah terkenal. Investasi untuk mesin baru, meskipun memiliki resiko yang tinggi,
bisa mengarahkan organisasi ke arah yang berbeda, namun juga bisa membuat
membuat produk yang ada menjadi tidak terpakai lagi (usang). Masalah ini tidak pernah
benar-benar terselesaikan karena waktu dan kondisi yang selalu berubah-ubah.
Kemampuan untuk menghadapi situasi dan tantangan seperti ini menggambarkan
bagaimana kompetensi manajemen dari sebuah organisasi.
(b) IS MANAGEMENT AN ART, SCIENCE, OR PROFESSION?
Semua variabel yang telah dibahas sebelumnya mengarah pada satu pertanyaan ,
apakah manajemen itu seni ataukah ilmu pengetahuan. Jawabannya adalah mungkin dua-
duanya. Dalam manajemen, dilakukan pengumpulan informasi, analisa, survey, dsb.
Rentetan pekerjaan ini bisa dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Namun, manajemen
juga mesti menilai efektivitas personal. Pada situasi ini, manajemen adalah seni.
Pertanyaan lainnya yang timbul adalah apakah manajemen adalah sebuah profesi.
Jawabannya adalah ya. Manajer memiliki kapabilitas yang membuat mereka bisa berpindah
dari satu organisasi ke organisasi lainnya dan dari satu industry ke industry lainnya. Manajer
biasanya lebih sering bekerja di bidang yang memang mereka sudah pahami sebelumnya,
atau mereka pernah bekerja di industry tersebut.
4. KONSEP UMUM MANAJEMEN UNTUK INTERNAL AUDITOR
Semua konsep teori dan praktikal dari manajemen harus diterapkan pada situasi individual
managerial dalam suatu cara untuk mengenali faktor yang unik berhubungan dengan hal tersebut.
Dimana prinsip dan konsep dasar dari manajemen biasanya dapat digunakan pada semua situasi
manajerial, tapi terkadang sulit untuk melihat bagaimana mereka menerapkannya pada situasi
khusus tertentu. Auditor harus selalu mengingat konsep umum manajemen dalam pikirannya.
Auditor yang sukses perlu memiliki pemahaman umum terhadap konsep manajemen ini.
Sementara beberapa dari pemahaman ini bisa berasal dari pelatihan saat kuliah yang didapatnya, itu
harus juga datang dari pengungkapan untuk mengalami para manajer pada penugasan audit dalam
perusahaan, atau dari kontak professional. Terakhir, hal itu bisa berasal dari program yang sedang
berjalan dari pembelajaran sendiri para auditor.
Dalam organisasi bisnis yang khas, kesuksesan diukur dari kemampuan untuk berkembang
dan menghasilkan profit yang besar. Penentuan dan evaluasi tentang ekonomi atau penilaian
pencapaian lainnya bisa juga dipengaruhi oleh tujuan pribadi. Terkadang para manajer mempunyai
wewenang untuk membuat tujuan pribadi tersebut berlaku, namun walau bagaimanapun juga biaya
mereka harus diketahui dalam kaitannya dengan efeknya pada ekonomi atau tujuan rasional lainnya.

5. PEMAHAMAN ATAS MANAJEMEN SENDIRI
Chapter ini telah memperbincangkan prinsip-prinsip dan konsep yang sangat umum yang
digunakan pada setiap situasi manajerialdalam semua jenis kegiatan bisnis dan non bisnis. Prinsip
dan konsep ini merupakan basic dan harus menjadi dasar untuk semua kegiatan manajerial.
Bagaimana mereka diterapkan, bagaimanapun, tergantung pada jenis bisnis atau kegiatan non binis
dalam organisasi tertentu. Akibatnya, berbagai aspek dari proses manajemen membutuhkan
berbagai jenis perhatian dengan prioritas yang berbeda dan pertimbangan. Manajer yang efektif
harus memahami faktor-faktor ini dalam rangka mengelola organisasi mereka dengan baik. Auditor
internal yang modern juga perlu memiliki pemahaman yang kuat dari faktor yang sama.
Auditor yang efektif harus memahami faktor-faktor khusus yang mengelilingi setiap
organisasi. Hal ini sering menjadi perbedaan utama antara auditor eksternal dan internal. Auditor
eksternal bekerja dengan berbagai klien dan harus ahli pada prinsip akuntansi yang berlaku umum
dan bagaimana mereka menggunakannya untuk organisasi tertentu. Namun, begitu auditor
eksternal harus memiliki pemahaman umum yang baik atas organisasi klien.
a. Mengembangkan Link Komunikasi dengan Manajemen
Cara yang paling penting dimana internal auditor dapat memahami kebutuhan manajemen
adalah untuk mengembangkan saluran komunikasi berkelanjutan dengan manajemen organisasi.
Proses ini dapat menjadi mudah dan kadang sulit bagi auditor. Sangat mudah karena audit internal
sering memiliki hubungan komunikasi dengan tingkat tertinggi dari manajemen. Karena tingkat
komunikasi yang tinggi ini, auditor internal dapat menghubungi hampir semua tingkat manajemen
dalam organisasi untuk mengadakan sebuah pertemuan dan membahas masalah kepentingan audit.
Tingkat komunikasi tinggi yang sama ini sering membuat komunikasi dengan manajemen
agak sulit. Meskipun audit internal umumnya melapor pada tingkat tinggi, komunikasi dengan
komite audit dan anggota manajemen yang sangat senior dapat menjadi sangat formal dan pada
dasarnya satu arah.
Audit internal harus mengambil langkah-langkah spesifik untuk membangun jaringan
komunikasi dengan semua tingkat manajemen dalam rangka lebih memahami kebutuhan mereka.
Audit internal harus menetapkan saluran komunikasi melalui proses perencanaan, melalui partisipasi
dalam berbagai pertemuan konsultasi, dan melalui diskusi-diskusi dengan manajemen atas hasil
audit.
Proses Audit-Perencanaan
Umpan balik atau tanggapan sebagai hasil dari komunikasi ini penting untuk lebih memahami
kebutuhan manajemen. Auditor internal yang efektif akan mempresentasikan rencana tersebut
kepada manajemen bersama dengan alasan mengapa proyek audit yang diberikan dijadwalkan atau
ditangguhkan. Auditor kemudian harus meminta manajemen untuk memberikan beberapa wawasan
tambahan pada proyek-proyek yang dijadwalkan serta mengkomunikasikan kebutuhan tambahan.
Membangun Saluran Komunikasi Efektif
Auditor internal juga harus terus-menerus menganggap diri mereka sebagai anggota tim
manajemen. Hal ini mensyaratkan bahwa tingkat yang tepat dari departemen audit internal yang
duduk di berbagai status dan penasehat pertemuan dalam organisasi.
Komunikasi Hasil Audit
Laporan audit yang merangkum temuan audit internal dan rekomendasi biasanya membutuhkan
respon manajemen formal. Ini adalah cara lain untuk menerima masukan tentang kebutuhan
manajemen. Auditor yang efektif juga dapat menggunakan laporan ini sebagai wahana komunikasi
lebih lanjut untuk lebih memahami kebutuhan manajemen.
b. Pendekatan alternatif untuk Mengembangkan Keahlian
Mungkin pendekatan alternatif yang terbaik untuk memahami sifat dan ruang lingkup jenis
tertentu operasi adalah pengalaman nyata sebagai pekerja pada suatu pekerjaan. Sampai pada
seorang individu dapat memiliki tanggung jawab langsung untuk kegiatan operasional jenis tertentu,
semakin besar kemungkinan individu yang menjadi terbiasa dengan masalah-masaalah yang timbul.
Hal ini membuat terkadang sangat afektif untuk membawa seseorang ke dalam sebuah
organisasi audit internal dengan pengalaman kerja sebelumnya di daerah yang diberi perhatian
khusus. Individu yang harus dapat memberikan beberapa wawasan penting untuk organisasi dan
untuk mengaudit kegiatannya.
Pendekatan alternatif kedua adalah melalui pengamatan operasi. Pengamatan tersebut
dapat berupa tur yang sengaja direncanakan dan kunjungan atau mereka dapat menjadi produk
sampingan dari proyek audit lainnya.

6. KEMITRAAN PERAN INTERNAL AUDIT
Peran kemitraan yang efektif tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara. Berikut ini adalah
bahan penting dari program suara untuk mencapai hasil keinginan tersebut.
Auditor internal harus memberikan layanan dasar pelindung Audit tetapi, pada saat yang
sama, membantu manajemen mencapai peningkatan keinginan.
Audit internal harus terus waspada untuk menggunakan sikap independen dari tanggung
jawab operasional yang sebenarnya untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan dukungan
masalah kepentingan manajemen yang penting.
Kapasitas untuk menghadapi dengan cara persuasif dengan para manajer di semua tingkatan
harus dilakukan bila memungkinkan.
Auditor harus menghindari godaan yang melekat untuk menggunakan kekuatan potensi
mereka dengan manajemen dan auditee lainnya.
Internal audit strategis fokus pada pengendalian internal yang harus digunakan untuk
analisis dan kajian berbagai bidang operasional.
Harus ada penghormatan yang diberikan setiap saat untuk tanggung jawab yang dimiliki
manajer untuk hasil operasional.
Harus ada campuran dari tujuan audit pada tingkat operasional dengan kebutuhan untuk
pengungkapan atas dalam kerangka keseluruhan kesejahteraan organisasi.

AUDIT KINERJA MANAJEMEN
UNDERSTANDING MANAGEMENT NEEDS








Dosen: Dra. Nini Syofriyeni, Ak, M.Si.


Nama Kelompok:
Rima Pradewina ` 1110532037
Ramagita Iswara 1110532049
Defia Wenisa 1110532050



Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
Padang
2014

Anda mungkin juga menyukai