Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KELOMPOK

TUGAS FARMAKOLOGI 4

RAMIPRIL



DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1


ERNI HARYANTI 04121004002
PUTRI HARDIYATIN 04121004003
SUCI DWI PUPSITA 04121004005
FALENSIA OCTARIA 04121004006
HENDRIK REDHIAN 04121004007
AULIA RIZKI 04121004008
MEI PUSPITA MENTARI 04121004009
ANNA PRATIWI 04121004010
RISMAULINA SITANGGANG 04121004011
SELVI TRI SEPTIARINI 04121004012



DOSEN PEMBIMBING :
dr. Debby Harahap

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Ramipirl

Pengertian
Ramipril adalah jenis obat yang disebut ACE (angiotensin converting
enzyme) inhibitors yang bekerja dengan cara mengendurkan pembuluh
darah. Hal ini membantu mengecilkan tekanan darah.

Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, dan
untuk meningkatkan kemampuan bertahan setelah serangan jantung.
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap obat ini
Pasien dengan riwayat angioedema berhubungan dengan pengobatan
sebelumnya dengan menggunakan penghambat ACE.
Dosis:

Hipertensi
Dosis awal tanpa pemakaian diuretik: 2,5 mg, 1 x sehari.
Dosis disesuaikan dengan respon tekanan darah.
Dosis pemeliharaan pada orang dewasa: 2,5-20 mg perhari, 1 atau 2 kali
sehari. Jika respon tekanan darah berkurang dengan pemberian sekali
sehari pada akhir interval pemberian obat, dosis ditingkatkan atau
pemberian obat dibagi menjadi 2 x sehari.
Bila tekanan darah tidak dapat dikontrol hanya dengan ramipril, dapat
ditambahkan dengan diuretik.

Gagal jantung setelah infark miokard
Pada pasien dewasa setelah infark miokardial yang secara klinis
menunjukkan gagal jantung kongestif, terapi ramipril dimulai 2 hari
setelah infark miokard.
Dosis awal: 2,5 mg, 2 x sehari, jika terjadi hipotensi dosis dikurangi
menjadi 1,25 mg, 2 x sehari.
Dosis ditingkatkan hingga 5 mg, 2 x sehari.
Setelah pemberian dosis awal ramipril, pasien harus diawasi selama paling
sedikit 2 jam, sampai tekanan darah telah stabil selama paling sedikit 1 jam
berikutnya. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya hipotensi, dosis
dari diuretik yang digunakan bersamaan, harus dikurangi, jika
memungkinkan. Hipotensi setelah pemberian dosis awal tidak
menghalangi penyesuaian dosis, setelah hipotensi dapat diatasi.

Dosis pada pasien gangguan ginjal
Pasien dengan bersihan kreatinin < 40 ml/menit/1,73 m
2
(serum kreatinin
> 2,5 mg/dl), dosis diberikan 25% dari dosis normal.
Pasien hipertensi dengan gangguan ginjal, dosis awal 1,25 mg, 1 x sehari.
Kemudian dosis ditingkatkan tergantung toleransi individual dan respon
tekanan darah hingga dosis maksimum 5 mg perhari.
Pasien gagal jantung dengan gangguan ginjal, dosis awal 1,25 mg,
1 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 1,25 mg, 2 x sehari
dan hingga mencapai dosis maksimum 2,5 mg, 2 x sehari
tergantung pada respon klinis dan tolerabilitas pasien.


Peringatan dan perhatian:
Pasien dengan riwayat angioedema yang tidak berkaitan dengan
penghambat ACE memungkinkan terjadinya peningkatan risiko
angioedema saat menerima penghambat ACE.

Reaksi anafilaktoid dilaporkan terjadi pada pasien dialisis dengan
membran high-flux dan pengobatan bersamaan dengan penghambat ACE.

Ramipril dapat menyebabkan gejala hipotensi, setelah dosis awal atau pada
peningkatan dosis.

Penghambat ACE dapat menyebabkan sindrom yang diawali dengan
ikterus kolestatik dan nekrosis hati yang fulminan dan kadang kematian.

Penghambat ACE lain, seperti kaptopril, dapat menyebabkan
agranulositosis dan depresi sumsum tulang, lebih sering terjadi pada pasien
dengan gangguan ginjal, terutama jika juga berpenyakit vaskular kolagen
seperti lupus eritematosus sistemik atau skleroderma. Studi klinis tidak
menunjukkan bahwa ramipril tidak menyebabkan agranulositosis.
Penghambat ACE dapat menyebabkan morbiditas fetal dan neonatal dan
kematian bila diberikan pada wanita hamil, jika diketahui hamil maka
penggunaan penghambat ACE segera dihentikan.

Pasien gagal jantung kongestif berat dengan fungsi ginjal terganggu,
pengobatan dengan penghambat ACE, termasuk ramipril dapat
menyebabkan oliguria dan/atau progressive azotemia dan (jarang terjadi)
gagal ginjal akut dan/atau kematian.

Pernah dilaporkan penghambat ACE dapat menyebabkan batuk tidak
produktif, batuk akan hilang bila pengobatan dengan ramipril dihentikan.

Pasien dengan kerusakan fungsi hati dapat meningkatkan kadar ramipril
dalam plasma.

Bila obat ini harus diberikan pada wanita yang sedang menyusui, maka
pemberian ASI harus dihentikan.

Keamanan penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.

Efek samping:
Seluruh tubuh: reaksi anafilaktoid

Kardiovaskular: gejala hipotensi, sinkop, angina pektoris, aritmia, nyeri
dada, palpitasi, infark miokard, serebrovaskular.

Hematologi: pansitopenia, anemia hemolitik, dan trombositopenia.

Ginjal: peningkatan nitrogen urea dalam darah dan kreatinin serum
terutama pemberian ramipril bersama dengan diuretik.

Edema angioneurotik: pada studi klinis 0,3% pasien dilaporkan mengalami
edema angioneurotik

Batuk: batuk yang gatal, kering, menetap dan non produktif dilaporkan
terjadi dengan penggunaan penghambat ACE. Batuk akan hilang segera
setelah menghentikan pengobatan.

Gastrointestinal: pankreatitis, sakit perut, anoreksia, konstipasi, diare,
mulut kering, dispepsia, disfagia, gastroenteritis, hepatitis, mual,
peningkatan air liur, gangguan indera pengecap, dan muntah.

Dermatologik: reaksi hipersensitivitas (seperti urtikaria, pruritus,
atau rash, dengan/tanpa demam), eritema, pemfigus, fotosensitivitas dan
purpura.

Neurologik dan psikiatrik: Ansietas, amnesia, konvulsi, depresi,
kekurangan pendengaran, insomnia, resah, neuralgia, neuropati,
kesemutan, rasa kantuk, tinitus, tremor, vertigo dan gangguan penglihatan.

Lain-lain: Kompleks gejala pernah dilaporkan, meliputi:
ANA (Antinuclear antibodies) positif, peningkatan kecepatan sedimentasi
eritrosit, artritis/artralgia, mialgia, demam, vaskulitis, eosinofilia,
fotosensitivitas, rashdan manifestasi dermatologik lainnya.
Terjadinya eosinophilic pneumonitis pernah dilaporkan juga.

Interaksi obat:
Pemberian diuretik bersamaan dengan ramipril dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah yang drastis. Efek hipotensi diminimalkan
dengan penghentian diuretik atau meningkatkan asupan garam pada awal
pengobatan. Jika tidak memungkinkan dosis awal harus dikurangi.

Ramipril dapat menurunkan kehilangan kalium yang disebabkan oleh
diuretik tiazid.

Meningkatkan kadar serum litium dan gejala toksik litium pada
pengobatan dengan litium.

Fungsi Obat
ACE memiliki dua fungsi utama di tubuh, fungsi pertama adalah sebagai
katalisator angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan
senyawa vasokonstriktor kuat. Sedangkan fungsi ACE yang kedua adalah
sebagai pengurai bradikinin, yang merupakan vasodilator kuat.
Prinsip kerja
ACE adalah mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin
II mempunyai banyak kerja, diantaranya vasokonstriksi dan pelepasan
aldosteron dari adrenal, juga menyebabkan perubahan trophic pada
jantung dan pembuluh darah.
Farmakodinamik
Ramipril menghambat pembentukan angiotensin II sehingga
menyebabkan:
Penurunan resistensi vaskular.
Penurunan retensi natrium dan air.
Penurunan efek trophic dari angiotensin II pada jantung dan pembuluh
darah.
ACE juga merupakan katalisator pemecahan sejumlah peptida
(bradikinin). Bradikinin adalah vasodilator dan potensiasi bradikinin
tersebut dengan terhambatnya ACE oleh ramipril dapat memegang
peranan dalam penurunan tekanan darah. Terdapat bukti bahwa bradikinin
menghambat proliferasi sel neointima dan mempunyai efek antiiskemik
yang berkontribusi pada pengurangan luas infark miokard.

Farmokinetik
Ramipril diabsorpsi lebih dari 55% pada dosis oral dan bioavailabilitasnya
tidak dipengaruhi oleh makanan.
Setelah diabsorpsi ramipril mengalami de-esterifikasi menjadi metabolit
aktif, yaitu ramiprilat. Konsentrasi plasma puncak dari ramipril dan
ramiprilat dicapai dalam waktu 1-3 jam.
Ramipril, ramiprilat dan metabolitnya terutama dieliminasi melalui ginjal.
Kira-kira 60% dosis oral tunggal ramipril ditemui pada urin, 40% ditemui
di feses termasuk ekskresi melalui empedu.
Konsentrasi plasma ramiprilat meningkat pada pasien lanjut usia dan
pasien gagal ginjal atau jantung, sementara ramipril terpotensiasi pada
pasien dengan gangguan hati. Dengan demikian, dosis awal rendah
dan/atau pengurangan dosis ramipril diperlukan pada pasien-pasien di atas.



Merk Dagang
Cardace,Hyperil,Ramixal,Triatec
Kemasan dan nomor registrasi:
TENAPRIL 2,5 mg : Kotak, 5 strip @ 6 kaplet, DKL0534602304A1
TENAPRIL 5 mg : Kotak, 5 strip @ 6 kaplet, DKL0534602304B1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPAN PADA SUHU DI BAWAH 30
o
C, TERLINDUNG DARI
CAHAYA.
Referensi
1. Deglin, Judith Hopfer, April Hazard Vallerand. 2005. Pedoman
Obat Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
2. Campbel, N. A., Reese, J.B., Mitchel, L.G. 2000. Biologi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
3. Ganong, W. F., 2000. Fisiologi Kedokteran, terjemahan Adrianto,
P., Buku Kedokteran EGC, Jakarta
4. Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2001. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Alih bahasa: Setiawan, I. dan Santoso, A., Penerbit
Buku Kedokteran EGC Jakarta
5. Whiteley, D. 2004. Mouse Blood Pressure and Heart Rate,
American Journal of Physiology Heart and Circulation Physiology,
293: 2726-2737

Anda mungkin juga menyukai