Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Seperti dibahas pada bab 1, akuntansi didasarkan pada prinsip dan konsep tertentu. Prinsip dan
konsep tersebut memiliki predictive quality dan menjadi blueprints untuk merecord dan
melaporkan aktivitas bisnis. Predictive quality adalah memungkinkan interested users
mengembangkan estimasi akurat mengenai kekuatan keuangan perusahaan. Dua konsep yang
mendasari laporan keuangan (overall framework) : entity concept dan going-concern concept.
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi (information quality) : reliabilitas, relevansi,
konsistensi, komparabilitas, materialitas, konservatisme. Prinsip dan konsep berkaitan dengan
maintenance akun (account principle) : cost concept, measuring-unit concept, full-disclosure
concept, time-period concept, realization principle, matching principle, accounting basis.
KONSEP LAPORAN KEUANGAN
1. ENTITY CONCEPT entity adalah unit basis ekonomi tempat perusahaan maintain record
dan laporan akun yang berbeda. Entity bisa berupa orang atau organisasi (bisnis atau
bagian bisnis, seperti cabang korporasi). Konsep ini mengatakan bahwa sebuah perusahaan
harus mengakun secara terpisah aktivitas bisnis untuk setiap unit ekonomi. Maka dari pada
itu, untuk menghindari confusion, seseorang yang memiliki bisnis harus memisahkan akun
personalnya dari akun bisnisnya. Dengan konsep ini, siapapun yang melihat koleksi akun
record mengetahui ke siapa atau organisasi mana records tersebut merujuk. Dengan konsep
ini, perusahaan dapat mendefinisikan its own accounting entities. Contohnya, sebuah
korporasi adalah sebuah entity utk accounting entities. Dengan entity dari korporasi, bisa
saja terdapat entity tambahan. Jika sebuah perusahaan memiliki anak perusahaan, setiap
cabang menyiapkan laporan keuangan, maka setiap cabang merupakan sebuah entity.
Untuk mengerti informasi keuangan sebuah perusahaan dan untuk membandingkan
informasi ini dengan perusahaan lainnya, kamu harus bisa pertama-tama mengidentifikasi
entity mana laporan keuangan perusahaan tersebut mewakili. Prinsip akunting memberi 2
metode untuk mengidentifikasi hal tersebut. Pertama, setiap perusahaan harus label
dengan jelas laporan keuangan setiap entity dengan nama entity. Jika ada cabang, ditulis
Consolidated Financial Statements of Keystone Company. Kedua, aktivitas operasional di
pusat harus di disclose dalam annual report dalam notes dan dalam consolidated financial
statement. Notes ini menjelaskan sumber secara detil dari jumlah yang diwakili dalam
consolidated statements.
2. GOING-CONCERN CONCEPT artinya perusahaan berasumsi akan terus melanjutkan
operasionalnya dalam periode waktu yang tidak ditentukan. Jadi, akunting TIDAK
berasumsi bahwa perusahaan akan dilikuidasi kecuali ada keterangan tertentu. Likuidasi
adalah proses mengubah semua asset menjadi kas, untuk membayar liabilities. Dibawah
GAAP namun tidak dalam statutory accounting (dibawah SAP dimodifikasi karena
tujuannya agar insurer meet its current and future obligation, fokus pada solvency, lebih
konservatif). Efek konsep ini (1) konsep ini membolehkan perusahaan untuk menunda
biaya tertentu karena kontribusinya untuk future earnings. Contoh : perusahaan
manufacturing membeli mesin mengharapkan mesin tsb menghasilkan pendapatan untuk
beberapa tahun, tidak hanya pada periode akutansi berjalan saat perusahaan memberi
mesin. Karena going-concern concept, perusahaan menunda beberapa biaya berkaitan
dengan mesin tersebut ke tahun-tahun mendatang. Proses ini disebut kapitalisasi. (2)
konsep ini berasumsi bahwa perusahaan akan membayar hutangnya pada waktu yang
dijadwalkan, tidak secepatnya dalam periode akuntansi.
KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
1. RELIABILITAS akurat, objektif, tidak ambigu, netral. Secara setia dan adil mewakili posisi
keuangan perusahaan atau profitabilitas dan tidak mislead pihak yang tertarik. Contoh,
ketika total dollar dari claim payments to policyowners = jumlah pada accounting record
dan sumber dokumen, maka informasi reliable (dapat dipercaya). Syarat cukup informasi
menjadi reliable adalah perusahaan harus record transaksi yang diberikan secara konsisten
setiap kali transaksi serupa terjadi. Pihak luar harus dapat menganalisis dengan teknik yang
standar. Namun objektivitas dalam praktiknya ternyata sulit.
2. RELEVANSI berguna, tepat waktu, mempengaruhi keputusan pihak tertarik mengenai
perusahaan. Informasi relevan menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan has performed
selama periode akuntansi sebelumnya, memproyeksi bagaimana perusahaan akan perform
di masa mendatang, dan tampil dalam waktu yang tepat. Kualitas relevansi biasanya konflik
dengan reliabilitas dan objektivitas. Contoh : informasi yang direncanakan untuk
memasarkan produk baru adalah relevan karena dapat mempengaruhi keputusan investor
untuk membeli stok perusahaan dan dapat mempengaruhi strategi pemasaran pesaingnya.
Namun, apabila perusahaan belum mengembangkan produknya, tidak ada kepastian
produk akan dipasarkan (lacks reliabilitas). Yang biasanya lebih dipilih adalah reliabilitas
dan objektivitas karena akurasi dan verifikasi indepen adalah kunci utama. Namun konflik
relevansi dengan reliabilitas tidak selalu berujung pada pemilihan salah satu kualitas.
Kadangkala relevan juga berarti reliabilitas namun tidak sepenuhnya. Ini berujung pada
compromise dalam penyajian informasi. Contoh, informasi bahwa insurer sudah
mengembangkan tapi belum menjual produk baru adalah relevant namun insurer tidak
akan memasukkan potential revenues karena no objective revenue. Tapi perusahaan
memiliki figure objektif pada bagian hutang dan beban yang sudah terjadi dalam
pengembangan produk tersebut. Perusahaan akhirnya akan memasukkan beban tersebut
dalam laporan keuangan dengan notes. Juga dimasukkan dalam MD&A.
3. KONSISTENSI Perusahaan menggunakan kebijakan dan prosedur akunting yang sama
dari satu periode ke periode berikutnya. Konsistensi dilanggar apabila kebijakan akunting
berubah tanpa disclosing financial effects of the change. Hasil langsung dari kualitas ini
adalah meaningful dan comparable. Perusahaan boleh menggunakan metodologi berbeda
untuk akun yang berbeda namun harus konsisten untuk akun tsb pada periode berikutnya.
Contoh, metode valuasi bonds dan real estate boleh berbeda dalam satu periode.
Perusahaan boleh mengubah secara keseluruhan karena perubahan: (1) peraturan
statutory atau GAAP (2) other regulatory bodies (3) insurers structure, goals, procedures
yang membuat metode lama tidak efektif (4) lingkungan bisnis (5) menggunakan metode
lain dapat lebih akurat dan adil. Perubahan yang harus dijelaskan : (1) perubahan prinsip
dan kebijakan contohnya metode valuasi (2) perubahan yang mempengaruhi entity
tertentu. Perubahan akunting didokumentasikan pada : (1)retroactive basis (penyesuaian
koreksi material error pada periode sebelumnya) (2) current basis (penyesuaian net
income sebelumnya untuk menentukan net income sekarang) (3) prospective basis
(menyebarkan efek income pada current and future acc. periods). Math error atau akun
yang salah tidak termasuk dalam perubahan akun. Therefore, adjustment made on
retroactive basis to disclose effects of accounting change is treated separately from adj.
made to correct retained earnings because of an accounting error. Independent auditor
harus meninggalkan catatan apakah perusahaan konsisten dan valid dalam melakukan
perubahan akun.
4. KOMPARABILITASdapat diidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam informasi
keuangan selama periode akunting dan di antara beberapa perusahaan. Karena itulah,
GAAP U.S. requires setiap annual report harus memasukkan 5 tahun data historis dan
financial statements selama 3 tahun historis (2 tahun untuk balance sheet). Supaya dapat
dibandingkan, prinsip akuntansi juga mendefinisikan dan menspesifikan format basic untuk
financial statement standard. Komparabilitas dan konsistensi sangat berkorelasi karena
kedua kualitas membutuhkan perusahaan menggunakan kebijakan dan prosedur yang
sama. Hanya saja, keefektifan komparabilitas bergantung pada penggunaaan prosedur yang
seragam antar beberapa perusahaan.
5. MATERIALITAS disclose all significant information in their financial statements.
Significant/material information is that if omitted/misleaded could substantially affect
interested users opinions of the company. Ada dua aspek, yang pertama, materialitas
mengharuskan perusahaan untuk memasukkan semua informasi signifikan pada laporan
keuangan. Aspek ini berkaitan dengan konsep full disclosure. Kedua, materialitas tidak
mengharuskan perusahaan untuk melaporkan semua items seumpama semua barang
memiliki tingkat signifikan yang sama. Contoh sistem akuntansi otomatis dengan pensil
sama-sama asset, namun yang dilaporkan adalah sistem akuntansi otomatis. Signifikannya
barang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Subjek informasi
membantu menentukan materialitas. Contohnya perbedaan 2,000 dalam depresiasi tidak
signifikan, namun perbedaan 2,000 dalam kas adalah signifikan. Setiap perusahaan
membuat persentasi sebarang dari net income / current asset yang menjadi ambang tingkat
signifikan. Sebuah perusahaan dapat menganggap 5% dari net income signifikan untuk SoO
dan 4% dari short-term asset signifikan untuk balance sheet (contoh). Namun beberapa
barang immaterial dapat menjadi material. Efek sebuah barang may have on solvency and
profitability juga dapat menentukan kematerialannya. Pada akhirnya, syarat perlu untuk
mengapply material adalah : jika disclosure, kekurangan disclosure, atau misrepresentasi
dari informasi barang dapat mengubah opini mereka terhadap financial strength or
profitability, maka barang tsb material.
6. KONSERVATISME Secara nature, akunting adalah konservatif. Kualitas ini dapat
menyeimbangkan tendensi banyak orang yang melebihkan kesuksesannya dan
merendahkan kegagalannya. Intensinya untuk melindungi pelanggan, investor, public, dan
perusahaan dari kejadian masa depan dan masalah yang dapat timbul dari cara pandang
optimis yang tidak bijak. Frase anticipate no profits and provide all losses dan list the
lowest values for assets and the highest values for liabilities mengilustrasikan
konservatisme. Prinsipnya : (1) records revenues only when they are certain (2) records
expenses when they are expected, not necessarily certain (3) reports losses immediately
(4) reports gains only after they actually occur. Hasil konservatisme : (1) lower values for
asset, (2) high values for liabilities and expense (3) lower level of net income than if an
optimistic reporting method is used. Statutory balance sheet is more conservative than
GAAP BS. GAAP SoO is more conservative than SAP SoO. Secara umum, SAP lebih
konservatif karena GAAP lebih diorientasikan kepada investor. Dalam life and health
insurance, kualitas ini menghasilkan cadangan polis dan surplus yang cukup untuk
melindungi policyowners dan beneficiaries. Contoh : an insurer calculates statutory policy
reserve liabilities without regard to policy lapses or cash surrenders, thus assuming that all
policies will remain in force until they mature. Konservatisme jg menentukan asumsi yang
insurer buat mengenai laju mortalitas dan morbiditas, beban polis, dan interest rate on
investment earnings. Di bawah konservatisme, aktuaris lebih memproyeksikan laju
mortalitas, morbidity, dan beban polis lebih tinggi namun ekspektasi investment earnings
lebih rendah. Untuk annuity products, aktuaris memproyeksikan laju mortalitas lebih
rendah karena efek dari adverse selection associated with purchases of annuity contracts.
Apabila salah diaplikasikan, konservatisme dapat berujung pada ketidakakuratan atau
ketidakketerwakilan laporan keuangan. Contoh konservatisme yang berlebihan dapat
menyebabkan skewed informasi keuangan pada periode berikutnya. Contoh: apabila
bangunan dinilai terlalu rendah, maka net income pada periode berikutnya akan dinilai
berlebihan karena beban depresiasi yang diambil dari pendapatan akan menjadi
unrealistically low. Konservatisme oleh karena itu menjadi sekunder dibandingkan kualitas-
kualitas sebelumnya.
PRINSIP UNTUK MAINTAIN AKUN
Agar sesuai dengan karakteristik kualitatif yang sudah dibahas, akuntan harus mengembangkan
konsep, prinsip, dan guidelines. Beberapanya adalah: cost concept, measuring-unit concept, full-
disclosure concept, time-period concept, realization principle, matching principle, and various
accounting bases.
1. COST CONCEPT perpanjangan dari going-concern konsep. Disebut juga historical-cost
concept, initial-recording concept, acquisition-cost concept. Menyatakan bahwa perusahaan
harus post items di balance sheet dan SoO menurut biaya actual pada waktu pembelian.
Contohnya perusahaan record jumlah actual yang dibayar untuk asset (historical cost),
BUKAN harga pasar sekarang (current market value / fair market value / market value
adalah harga yang bisa menjual asset dibawah keadaan ekonomi sekarang). Pada tanggal
pembelian, historical cost = book value. Book value adalah value at which the asset is
booked, recorded, di ledger. Asumsi yang digunakan konsep ini adalah acquisition cost
mewakili market value dari asset pada waktu pembelian. Basisnya adalah reliabilitas,
karena acquisition cost perusahaan dari asset lebih objektif dan reliable daripada appraisal
current market value dari asset atau opini manajer tentang assets value. Perusahaan juga
dapat secara objektif memverifikasi historical cost dari asset lewat source documents (sales
invoices / property deeds). Conversely, ketika historical value reliable dan objektif, bisa saja
kekurangan relevansi. Investor lebih tertarik pada market value daripada historical cost.
Satu-satunya cara untuk mengetahui current market value adalah menjual asset tersebut.
Yang membuat market value susah diestimasi : appraisals, pengaruh manajemen, fluktuasi
pasar yang konstan. Reliabilitas cost concept lebih penting dari relevansnya.
2. MEASURING-UNIT CONCEPT a.k.a stable-monetary-unit concept, unit-of-measurement
concept, stable-dollar concept, menyatakan bahwa perusahaan harus record jumlah
transaksi bisnis dalam monetary terms, such as dollars. Dua asumsi : (1) unit yang sesuai
dalam transaksi bisnis adalah uang (2) nilai dari unit pengukuran adalah stabil. Beberapa
pengecualian terjadi pada laporan keuangan, contohnya angka saham outstanding dari
common stock bukan dalam dollar. Ada dua batasan (limitation) : (1) significant items yang
tidak punya nilai uang yang dapat diukur dan presisi tidak dapat dicantumkan dalam
laporan keuangan. Contoh efektifitas perusahaan dalam memberi servis customer, moral
dari pegawai, modal intelektual perusahaan, keadaan property, plant, equipment. (2) Tidak
seperti unit pengukuran lain, uang tidak stabil. Misalnya perusahaan membeli tanah 50,000.
10 taun kemudian dijual dengan harga 100,000. Laporan :50,000 capital gain. Namun
apabila kekuatan pembelian sudah menurun dalam 10 taun ini, 50,000 10 tahun lalu dapat
membeli 100,000 sekarang, perusahaan tidak memiliki gain karena measuring unit dollar.
Walaupun demikian, konsep ini masih berharga karena memberi objektifitas dan
reliabilitas, walaupun relevansi dapat berfluktuasi seiring nilai uang yang berfluktuasi. Saat
terjadi inflasi yang tinggi, perusahaan harus disclose dalam annual report bahwa terjadi
impact inflasi tinggi.
3. FULL-DISCLOSURE CONCEPTa.k.a adequate-disclosure concept, menyatakan bahwa
laporan keuangan harus mengandung semua informasi tentang perusahaan dan perusahaan
harus disclose informasi tambahan apapun, atau jika tidak dapat mislead. Full disclosure
mengimplikasikan setiap item menjadi material, relevan, reliable, komparabel,
understandable. Disclosures pada umumnya adalah notes dan informasi suplemen mengeai
contingent liabilities, commitments, potential losses, metode dan kebijakan yang digunakan.
4. TIME-PERIOD CONCEPT a.k.a concept of periodicity, menyatakan bahwa laporan
keuangan harus melaporkan operasi bisnis perusahaan selama periode waktu tertentu.
Periode waktu ini disebut periode akunting biasanya 1 bulan, tahun, 1 tahun. Terserah
perusahaan, karena sesuai dengan going-concern concept. Namun alternative periode
akunting terjadi karena menunda laporan keuangan hingga akhir usia perusahaan ketika
semua hutang dibayar dan klaim dibereskan. Asumsi konsep ini adalah bahwa perusahaan
dapat mengidentifikasi periode akunting, reach a suitable cut-off date, memberi informasi
keuangan pada waktu tersebut. Ada juga yang harus dilaporkan dalam waktu periode
tersebut seperti monthly budgets, yang dikenal sebagai interim financial statements atau
interim reports . Ada fiscal year dan calendar year. Fiscal year contohnya 31 Januari
berakhir karena sibuknya holiday season dalam Nov dan Des. Namun calendar year selalu
31 Desember. Drawback dari konsep ini adalah perusahaan tidak melengkapi semua
transaksinya dalam 1 periode. Karena itu, manajemen harus menanyakan kapan kita
merecord setiap revenue dan setiap beban?. Jawaban pertanyaan tersebut ada pada dua
prinsip berikut, yakni realization principle and matching principle.
RECOGNITION OF REVENUES AND EXPENSES
Recognition adalah proses mengklasifikasikan item pada asset,liabilities, dll. Secara umum
perusahaan recognize revenue saat produk dijual, servis dilakukan, kas berubah. Agar item
dapat direcognize, that item must be (1) satu dari element akunting (salah satu dari
asset,dll) (2) measurable (3) relevant (4) reliable. Cost adalah jumlah dari asset yang
digunakan untuk tujuan apapun. Cost dapat diklasifikasikan dalam expense atau asset.
Apabila cost digunakan selama periode akuntansi sekarang, cost adalah expense (karena
expense adalah reduksi dari asset pada periode sekarang). Contoh apabila membeli
perlengkapan sekarang dan menggunakan semuanya sekarang semuanya, cost
perlengkapan adalah expense. Karena itu, expenses disebut expired cost. Contoh expense
adalah gaji karyawan, sewa kantor, komisi agen karena mereka adalah cost dibayar in
exchange for recources consumed during current period. Apabila cost adalah resource yang
bisa memberi benefit di masa depan, cost tersebut adalah asset. Contoh computer yang
dibeli memiliki umur 4 tahun. Karena cost memberi benefit di masa depan, computer adalah
asset dengan depresiasi adalah bebannya.
1. REVENUE RECOGNITION AND REALIZATION PRINCIPLE Insurer tidak menerima
(receive) semua revenue di periode yang sama dimana mereka mendapatkannya
(earn). Realization principle a.k.a revenue principle/revenue recognition principle,
menyatakan bahwa perusahaan harus merecognize revenue ketika didapatkan (when it
is earned). Secara umum, revenue is earned saat service dilakukan atau barang dijual.
Prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk recognize revenues selama periode
akuntansi when THE revenues are earned, tidak melihat perpindahan kas. Insurer
recognize premi asuransi when they are earned over premium-paying period of policy.
Contoh BC kontrak dengan FC insurance company dan FC bakal provide coverage ke
employee BC dari Jan 1,1999 s/d Dec 31, 1999 dengan premi tahunan 36000, payable
quarterly installments of 9000. BC mau bayar semua 36000 pada Jan 1. Walau uang
sudah di FC, di laporan keuangan FC belum earn revenues karena jasa belum diberikan.
Saat 31 Maret 1999, ditulis 9,000 saja pada SoO (for the quarter ended March 31, 1999)
dan revenue recognition (revenue for jan 1 march 31).
2. EXPENSE RECOGNITION AND THE MATCHING PRINCIPLEmenyatakan bahwa
expense direcognize saat perusahaan EARNS revenues yang berkaitan dengan expense
tersebut, TANPA PEDULI kapan perusahaan menerima kas untuk revenues earned.
Realization dan matching principle bekerja selaras. Pertama, perusahaan melaporkan
revenues sesuai realization principle. Lalu, perusahaan identifikasi dan kuantifikasi dan
cocokkan expense yang dibutuhkan untuk earn that revenues. Lalu baru direcord
expensenya, tidak berarti jumlahnya harus sama. Contoh Komisi agen (expense) 100
match dengan premium income (revenue) 200 walaupun tidak ada entri jurnal spesifik.
Dengan prinsip ini perusahaan dapat menyiapkan SoO dengan net income yang akurat.
Tiga pendekatan menurut GAAP dalam expense recognition :
(A) ASSOCIATING CAUSE AND EFFECT hubungan langsung antara biaya dengan
revenues. Dengan ini, biaya yang bisa di-recognize memiliki hubungan langsung
pada future earning tertentu atau elemen tertentu dari revenue di-charge ke
earnings pada periode selanjutnya, bukan ke periode sekarang. Contoh, komisi
yang insurer bayar untuk agennya disebut policy acquisition cost yang secara
langsung attributable ke bisnis baru. Contoh khusus untuk U.S GAAP apabila
premium income tersebar secara merata pada banyak periode akunting, maka
komisi agen pula dilaporkan sesuai dengan premium income tersebut (sisa
biaya menjadi asset, yakni Deferred Policy Acquisition Costs), dan mengubah
asset menjadi expense dalam periode selanjutnya. Penyebaran beban ini disebut
kapitalisasi. SAP dan CAD GAAP tidak membolehkan kapitalisasi, jadi insurers
recognize expenses pada current accounting period.
(B) SYSTEMATIC DAN RATIONAL ALLOCATION Kadangkala poin (A) tidak dapat
diukur untuk match expense dan revenues. Metode ini membebankan assets
cost over its estimated useful life, tanpa peduli kapan perusahaan
merealisasikan revenues dari penggunaan asset. Contoh popular adalah
depresiasi asset. Depresiasi adalah proses alokasi assets cost lewat useful life.
Dengan metode straight-line depresiasi, pengalokasian adalah historical
cost/useful life sebagai expense.
(C) IMMEDIATE RECOGNITION Kadangkala perusahaan tidak dapat
mencocokkan expenses dengan revenuesnya. Metode iniperusahaan
recognize semua costs menjadi expenses selama periode akunting sekarang.
Metode ini sering digunakan SAP. Contohnya fees that a company pays to
lawyers and consultants. Perusahaan juga merecognize training costs menjadi
expense sekarang. Expenditur seperti ini memberikan future revenues tapi efek
nya tidak dapat dikuantifikasi. Beberapa expense seperti employee salaries dan
utility bills tidak dapat dipasangkan pada satu tipe revenue earned. Makannya,
perusahaan melaporkan beban ini pada periode KAPAN mereka TERJADI, tidak
peduli match pada revenue yang mana. Perusahaan dapat mengubah metode
juga. Contoh setelah memakai kapitalisasi dan setelah beberapa tahun sebelum
estimated useful life nya, tiba-tiba equipment menjadi tidak bisa dipakai lagi.
Saat itu pula, perusahaan dapat menggunakan immediate recognition untuk
recognize sisa cost menjadi expense dan menulis jumlah tersebut menjadi lump
sum di periode sekarang.
BASIS AKUNTING
Realization principle dan matching principle merupakan sentral dari konsep accrual-basis
accounting. GAAP dan SAP menyuruh menggunakan accrual basis. Beberapa proprietorships,
menggunakan cash-basis.
1. ACCRUAL-BASIS ACCOUNTINGrecord revenues when they are earned and expenses when
they are incurred, even if cash hasnt actually changed hands. Merecord expense sesuai
dengan matching principle dan revenue sesuai realization principle. Tujuan basis ini adalah
merecord transaksi ketika perusahaan mendapatkan obligasi keuangan (hutang) sebagai
yang membayar ataupun pembayar. Thus accrual basis enables interested parties to view
consequences of obligations incurred by a company whether or not the company ultimately
completes the transaction so it is suitable for GAAP (measuring profitability). Dua akunting
records yang terpisah biasanya terjadi karena accrual-basis accounting : Yang satu
merecognize revenue earned atau expense incurred, yang kedua recognize revenue
received atau expense disbursed. Contoh pada 31 des hari terakhir dari periode akunting A
beli equipment 50000 dari B dengan hutang tapi saat itu juga barang sudah dikirim ke A
oleh B. A debit office equipment, kredit accounts payable. A secara legal hutang ke B jadi
ketika utang dibayar (missal 10 Jan), A debit accounts payable, kredit cash. Accrual basis
memberi informasi yang konsekuensial. Perusahaan yang menggunakan basis ini harus
membuat adjusting entries pada akhir setiap akunting year untuk match revenues dan
expenses.
2. CASH-BASIS ACCOUNTING recognize revenues or expense only when it receives or
disburses cash. Cash receipts and disbursements are most important. Cash receipts bisa
berupa check, money order, EFT.Perusahaan record cash receipt dalam periode yang sama
dengan perusahaan menerima kas. Cash disbursement adalah pembayaran kas oleh
perusahaan ke resipien. Dengan basis ini, perusahaan tidak membuat entri untuk merecord
unpaid bills atau pending income. Perusahaan juga menghitung net income dengan
mengurangkan paid expenses dari revenues received. Jika A menggunakan cash-basis, maka
tidak ada entri pada 31 Des karena belum bayar. Hanya pada 10 Jan karena terjadi transaksi
uang, yakni debit office equipment dan credit cash.
Accrual basis menolong untuk match expenses with revenues, yang mengembangkan
relevansi, reliabilitas dan comparable. Kebanyakan cash-basis accounting company
sebenarnya menggunakan kombinasi, seperti life and insurance health company. That is, for
a policyowners insurance coverage to remain in force, the policyowner must pay the
premium. However because an insurance policy is a unilateral contract, policyowner have
no legal obligation to pay premium. As a result an insurer may record premium income for
some policies only when the money is received. (cash-basis) On the other hand, Investment
income is legally collectible and earned by due date. So it is recognized when it comes due
rather than waiting until the income is received. (accrual-basis).