Lahan kehutanan yang masih belum termanfaatkan oleh penanaman
tanaman produksi masih sangat luas, oleh karenanya diperlukan koordinasi dan Kementerian Pertanian dengan Kementerian kehutanan untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan kehutananan yang dekat dengan pemukiman penduduk agar produktf dan bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar hutan tersebut. Salah satu kegiatan yang dicobakan dalam rangka pemanfaatan hutan sekitar pemukiman yang terjangkau untuk suatu kegiatan produksi adalah pengembangan komoditas peternakan, baik ternak sapi potong, kambing/domba atau unggas lokal (ayam lokal dan itik).
Upaya tersebut telah dimulai dalam skala kecil pada tahun 2011 untuk memantapkan pola pengembangannya dalam skala yang lebih besar. Tahun 2012 Direktorat J enderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kembali mengalokasikan dana bantuan sosial di 10 lokasi di Pulau J awa untuk menjadi demplot pengembangan ternak dan pemanfaatan lahan kehutanan. Pola yang diterapkan sebetulnya tidak jauh berbeda dengan pola integrasi ternak dengan tanaman yang ditambah dengan kegiatan untuk mengelola lahan kehutanan. Diharapkan agar pola ini dapat mendukung pengembangan sapi potong dan komoditas yang dipilih lainnya dalam program-program yang ada di lingkup Direktorat J enderal peternakan dan Kesehatan Hewan.
Pedoman Umum ini merupakan acuan pelaksanaan kegiatan di daerah yang mendapat alokasi dana APBN atau sebagai acuan bagi daerah lain yang ingin mengembangkan pola yang sama. Oleh karenanya diperlukan optimalisasi peran pendampingan Dinas Peternakan agar peternak di lokasi kegiatan ini dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik. J akarta, Desember 2011 Direktur Pakan Ternak
Ir. Mursyid Masum, M.Agr i DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................. ii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ............................................................ 1 1. Latar Belakang ........................................................... 1 2. Tujuan ......................................................................... 2 3. Sasaran ....................................................................... 3 4. Keluaran ...................................................................... 3
II. PELAKSANAAN TAHUN 2012 ........................................ 4 1. Prinsip Pelaksanaan .................................................... 4 2. Pelaksana .................................................................... 4 3. Lokasi Kegiatan ........................................................... 5 4. Pemanfaatan Dana ...................................................... 6 5. Tahap Pelaksanaan ..................................................... 8
III. INDIKATOR KEBERHASILAN ....................................... 10
IV. PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN ............................ 11
V. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN ................................ 12
V. PENUTUP ....................................................................... 13
Hal 1. Daftar lokasi penerima APBN 2011 15 2. Form laporan Provinsi 16 3. Form laporan Kabupaten/Kota 17 4. J enis Benih/Bibit Hijauan Pakan Ternak 18
iii PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN HPT DI LAHAN KEHUTANAN TAHUN 2012
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Direktorat J enderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas berat dalam program pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK) tahun 2014. Lima kegiatan pokok dan 13 langkah operasional telah ditetapkan dalam Blue Print PSDSK tersebut. Untuk mendukung pencapaian program yaitu peningkatan populasi ternak sapi potong maka diperlukan upaya terobosan agar tujuan dapat lebih cepat tercapai, salah satu upaya tersebut adalah optimalisasi pemanfaatan lahan kehutanan untuk pengembangan ternak sapi potong yang dapat berperan dalam pengembangan peternakan skala nasional.
Lahan kehutanan di Indonesia masih sangat luas, kawasan lahan yang terletak di sekitar pemukiman penduduk harus juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang produktif guna memberi mafaat pada masyarakat sekitar. Salah satu kegiatan yang mulai diaplikasikan tahun 2011 dan dilanjutkan pada 2012 adalah dengan memberdayakan masyarakat sekitar hutan dalam pengembangan peternakan. Adanya pemeliharaan ternak di sekitar hutan dengan memanfaatkan lahan kehutanan untuk usaha peternakan dan penanaman hijauan pakan ternak diharapkan dapat membantu masyarakat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dan juga membantu Pemerintah dalam memanfaatkan lahan-lahan yang belum termanfaatkan serta membantu pemulihan kondisi lahan menjadi lebih subur dengan adanya ternak yang dapat menghasilkan kotoran yang kemudian berfungsi sebagai pupuk organik.
Kegiatan pemanfaatan lahan kehutanan bagi pengembangan ternak ini adalah yang kedua kali dilaksanakan oleh Direktorat J enderal
1
Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam upaya mendukung program pengembangan peternakan, khususnya program swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014. Pola yang diterapkan dimodifikasi dari pola integrasi tenak yang biasanya dilaksanakan di lokasi perkebunan atau tanaman pangan dan hortikultura. Tentunya pada awal pelaksanaannya sangat diperlukan koordinasi antar instansi terkait di daerah sasaran, khususnya dengan pihak Dinas yang membidangi masalah pengembangan hutan dan pembentukan kelompok yang tinggal di sekitar hutan.
Penentuan kelompok mungkin menjadi hal yang perlu diperhatikan dan didampingi lebih intensif, karena ada kemungkinan masih belum terbentuk kelompok peternak yang berada dan tinggal di sekitar hutan, namun hal ini akan bisa diatasi dengan kerjasama yang baik dengan Dinas yang membidangi fungsi kehutanan setempat. Diharapkan model pengembangan peternakan dengan memanfaatkan lahan kehutanan dapat terus diperbaiki dan menjadi contoh yang bisa diaplikasikan di lokasi lainnya.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatnya populasi ternak sapi potong yang dikontribusikan dari kegiatan pengembangan ternak melalui pemanfaatan lahan kehutanan serta adanya lahan yang bisa dimanfaatkan bagi kegiatan usaha peternakan dan penanaman hijauan pakan ternak.
2
3. Sasaran Melalui kegiatan pemanfaatan lahan kehutanan untuk kegiatan peternakan dan penanaman hijauan pakan ternak diharapkan tercapainya beberapa sasaran kegiatan, yaitu : (1) Pemanfaatan lahan kehutanan untuk penanaman hijauan pakan sebagai sumber pakan ternak sapi (2) Mengembalikan kesuburan tanah melalui pemanfaatan kotoran ternak atau pupuk kandang, (3) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan praktis keluarga petani dalam pengelolaan secara optimum ternak yang dipelihara
4. Keluaran
Keluaran atau output merupakan hasil yang didapat langsung dari adanya kegiatan ini adalah :
(1) Penambahan populasi ternak sapi potong pada lokasi kelompok yang memanfaatkan lahan kehutanan pada 2012 sebanyak 300 ekor (2) Adanya kelompok penerima kegiatan di 10 kelompok (3) Pemanfaatan lahan kehutanan seluas 50 ha
3
II. PELAKSANAAN TAHUN 2012
1. Prinsip Pelaksanaan
(1) Hijauan Pakan Ternak (HPT) ditanam dibawah pohon hutan dan dapat ditambah pada lahan lain diluar hutan tetapi lokasinya dekat dengan kelompok. (2) Minimal seluas 2 ha lahan hutan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ini. Dilaksanakan pada hutan tanaman tahunan, tanaman setahun atau hutan non-produksi (3) Dapat mengacu pada sistem companion cropping atau tumpang sari dengan tanaman hutan (4) J enis tanaman pakan yang ditanam dibawah hutan harus dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal misalnya intensitas cahaya dibawah pohon dan faktor kompetisi nutrisi dengan tanaman hutan yang utama (5) Agar dapat diantisipasi kerusakan tanaman hutan akibat kegiatan penggembalaan ternak di lahan hutan tsb. (6) Kegiatan ini merupakan upaya untuk pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dan sekaligus upaya konservasi lahan hutan agar menjadi lebih produktif (7) J ika memungkinkan agar diupayakan pola kandang koloni. (8) Mematuhi semua peraturan terkait dan menghindari KKN (9) Koordinasi dan sinergitas positif dengan semua pihak terkait, khususnya dengan instansi yang membidangi masalah kehutanan di daerah ybs.
2. Pelaksana
Pusat Direktorat J enderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam hal ini Direktorat Pakan Ternak selaku penanggungjawab kegiatan, mempunyai tugas :
4 (1) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait (2) Menyusun Pedoman Umum (3) Melakukan pembinaan dan pemantauan Provinsi/Kab/Kota Dinas Peternakan atau Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan Provinsi atau Kabupaten/Kota yang merupakan satker dari kegiatan ini, mempunyai tugas :
(1) Melakukan koordinasi dengan pihak/instansi terkait di Provinsi. (2) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (J uklak) (3) Menyusun Petunjuk Teknis (J uknis) (4) Membentuk Tim Teknis (5) Menetapkan kelompok penerima bantuan sosial (6) Melakukan pembinaan dan pendampingan (7) Membuat dan mengirimkan laporan ke Pusat
Kelompok Kelompok penerima bantuan adalah kelompok yang telah di identifikasi oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Peternakan atau Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan Provinsi
5
Kriteria kelompok agar mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Kelompok penerima bantuan adalah kelompok sapi potong yang lokasinya berbatasan atau dekat dengan lahan kehutanan (2) Kelompok dapat memanfaatkan lahan hutan tersebut untuk kegiatan peternakan dan untuk penanaman hijauan pakan ternak (3) Kelompok penerima adalah kelompok yang sudah cukup lama berdiri, bukan kelompok baru, karena kelompok ini harus menanam HPT untuk keperluannya sendiri, dan dalam pengembangannya dapat mendistribusikan HPT kepada kelompok atau masyarakat lain yang membutuhkan. (4) Apabila tidak memungkinkan, dapat dilaksanakan pada kelompok baru dengan catatan mendapat pendampingan yang intensif karena kelompok harus melaksanakan 2 buah kegiatan yaitu usaha budidaya sapi potong dan usaha penanaman hijauan pakan ternak (HPT), (5) Kelompok mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, baik dalam peningkatan skala usaha maupun dalam pengembangan usaha milik kelompok. (6) Lokasi dapat dijangkau untuk pendampingan
3. Lokasi Kegiatan
Kegiatan pemanfaatan lahan kehutanan pada tahun 2012 melalui dana bantuan sosial APBN dialokasikan pada 10 kelompok di 10 Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum pada Lampiran-1. 4. Pemanfaatan Dana
Dana yang tersedia untuk kegiatan pemanfaatan lahan hutan digunakan untuk membiayai kegiatan yang disampaikan dibawah ini. Kekurangan dana untuk mendukung kegiatan kelompok supaya lebih optimal, agar dapat didukung dari dana APBD atau swadaya kelompok sendiri, misalnya dana untuk pembangunan atau rehab kandang, dsb.
6 (1) Pengadaan Ternak Sapi Potong Karena program pemanfaatan lahan hutan untuk usaha budidaya dan penanaman HPT, sebagaimana yang dilakukan pada program pengembangan integrasi, merupakan kegiatan strategis dalam mendukung program PSDSK 2014, maka pengadaan ternak sapi potong proporsinya tidak kurang dari 60% dari dana bantuan yang diberikan kepada kelompok. Pengadaan ternak dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dari usaha yang dilakukan oleh kelompok, yaitu usaha budidaya dan penanaman HPT. Untuk itu agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pemilihan ternak untuk usaha budidaya dapat dilakukan dengan pengadaan sapi sapi lokal (berat badan minimal 110-150 kg/ekor) atau sapi persilangan (berat badan minimal 250-300 kg/ekor), b. Pengadaan ternak diarahkan untuk mendukung program penyelamatan betina produktif melalui pembelian sapi betina yang akan dipotong di RPH.
(2) Pengadaan benih/bibit HPT dan pengolahan lahan Dana untuk pembelian benih/bibit HPT dan untuk pengolahan lahan sebesar 25%. Pengadaan benih/bibit diupayakan dari tempat yang tidak jauh dari lokasi kegiatan agar lebih efisien. J enis benih/bibit HPT yang dibeli agar disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.
7
Pengolahan lahan dilakukan sesuai tahapannya, dimulai dengan land clearing atau pembersihan lahan yang dilaksanakan sebelum memulai penanaman HPT agar lahan yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk berkembang dengan baik. Land clearing meliputi kegiatan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan dan pemotongan (3) Pelatihan Kelompok Pelatihan kelompok dialokasikan sebesar 10% dari dana bantuan sosial. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok, namun yang utama adalah materi mengenai penanaman dan pengelolaan Hijauan Pakan Ternak, yang meliputi pengolahan tanah, penanaman HPT (cara, bahan, jarak tanam), pemupukan, pemeliharaan/perawatan tanaman dan panen HPT. Materi penunjang lain hendaknya juga diberikan kepada kelompok, baik melalui pelatihan maupun melalui penyuluhan dan pendampingan oleh petugas Dinas maupun oleh PPL setempat. Materi penunjang seperti cara budidaya ternak sapi potong yang baik, termasuk masalah perkandangan, kesehatan hewan dan pasca panen produk. (4) Administrasi Kelompok Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan agar bisa berjalan dengan baik, 5% dari dana bantuan sosial dapat dipergunakan untuk mendukung administrasi kelompok seperti untuk pembelian alat tulis kantor, biaya fotocopy, biaya pelaporan, pembuatan papan nama, dan lain-lain. Pengembangan kelembagaan kelompok sangat penting sebagai sarana bertemu dan berkomunikasi bagi seluruh anggota, untuk membantu anggota meningkatkan wawasan dan bertukar informasi melalui penyuluhan, baik yang dilakukan oleh PPL setempat, petugas lapang Dinas Peternakan atau dari peternak ke peternak lainnya, 8 dan sebagai sarana untuk meningkatkan usaha kelompok kearah yang lebih komersial (diversifikasi usaha). Hendaknya pertemuan dilaksanakan secara rutin dan kelompok mempunyai kas kelompok sebagai asset bersama untuk mengembangkan usaha.
5. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan lahan kehutanan untuk kegiatan budidaya dan penanaman hijauan pakan tahun 2012 meliputi :
(1) Pembentukan Tim teknis a. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, perlu dibentuk Tim Teknis oleh Dinas Peternakan atau Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan Provinsi yang akan bertanggung jawab terhadap kegiatan ini. b. Tim Teknis terdiri dari unsur Dinas Peternakan Provinsi, Dinas Peternakan Kabupaten/Kota, Dinas terkait dengan kegiatan integrasi di Kabupaten/Kota dan petugas lapangan di lokasi kelompok (misal PPL/KCD/mantri tani/Inseminator/ petugas pakan) c. Tim Teknis bertugas dan bertanggung jawab terhadap kegiatan, mulai dari proses identifikasi dan seleksi CPCL, pengawalan kegiatan dan pendampingan kelompok
(2) Tahapan Pelaksanaan Kegiatan a. Pembuatan Rencana Kegiatan Kelompok/Rencana Usaha Kelompok (RKK/RUK) oleh kelompok. difasilitasi oleh Petugas Lapang Dinas/PPL. Petugas tidak diperkenankan untuk membuatkan RUK, tetapi memfasilitasi dan memberikan pedoman pembuatan RUK sesuai Pedum. 9
b. Pelaksanaan kegiatan fisik (a) Pengadaan ternak (b) Pembelian benih/bibit HPT (c) Pengadaan sarana pengolah pakan (d) Pengolahan lahan (e) Penanaman HPT c. Pelaksanaan pelatihan d. Pembenahan administrasi kelompok e. Pelaporan, sesuai format terlampir
(3) Tatacarapenyaluran dan pencairan dana mengikuti peraturan/ketentuan yang berlaku pada tahun 2012
(4) Pengembangan Usaha
a. Pengembangan usaha kelompok diarahkan pada pendekatan sistem agribisnis yang mencakup subsistem- subsistem yang saling terkait dan dilakukan secara terpadu, b. Untuk memperlancar pengadaan sarana produksi dan pemasaran hasil, maka pengelolaan seluruh usaha sedapat mungkin dilakukan oleh kelompok. c. Guna memperluas sasaran penerima manfaat, ternak yang diterima kelompok agar dapat dikembangkan secara berkelanjutan dengan sistim yang disepakati bersama antara kelompok dan Dinas peternakan kabupaten/kota yang bersifat spesifik lokal berdasarkan kondisi sosial budaya setempat.
10 III. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dari kegiatan pemanfaatan lahan hutan diukur dari beberapa indikator antara lain : 1. Aspek Teknis 1) Peningkatan populasi pada kelompok penerima bantuan 2) Luasan lahan kehutanan yang dimanfaatkan untuk penanaman hijauan 3) Peningkatan produktivitas ternak dan tanaman 2. Aspek Usaha 1) Peningkatan kemampuan anggota kelompok dalam pengelolaan usaha, dilihat dari kemampuannya membuat perencanaan, analisa usaha, melakukan usahanya dengan orientasi agribisnis 2) Berkembangnya usaha, dilihat dari skala kepemilikan ternak pada anggota kelompok, perkembangan modal usaha yang dikelola kelompok, adanya diversifikasi usaha. 3. Aspek kelembagaan 1) Peningkatan partisipasi anggota dalam pengelolaan usaha 2) Diterapkannya prinsip-prinsip dasar organisasi, seperti peraturan yang tercantum dalam AD/ART kelompok, struktur organisasi dan uraian tugasnya, mempunyai pencatatan yang baik, dinamika dari usaha dan sekretariat kelompok 3) Berperannya kelompok dalam organisasi pembelajaran (learning organization) bagi anggota dan masyarakat sekitarnya. 4) Kemandirian kelompok dengan indikasi tidak ada lagi bantuan pihak lain karena kelompok sudah dapat mengakses sendiri sumberdaya yang dibutuhkannya.
11
IV. PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN
1. Pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara berkelanjutan dan terkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, sampai kelompok dapat melakukan usahanya secara mandiri. 2. Pembinaan dan pendampingan dilakukan untuk menumbuhkan usaha ekonomi produktif di lokasi pedesaan serta meningkatnya produksi dan produktifitas ternak dan tanaman. 3. Ruang lingkup pembinaan dan pendampingan meliputi : 1) Tatacara pengolahan lahan, penanaman dan panen HPT serta perawatan lahan. 2) Pemilihan jenis benih/bibit HPT yang cocok ditanam pada lahan dan kondisi tertentu. 3) Teknologi pengolahan dan pengawetan pakan sesuai sumber daya lokal yang tersedia. 4) Good Farming Practices (GFP) sapi potong, termasuk perkandangan dan kesehatan hewan. 5) Pembinaan reproduksi ternak baik melalui teknis IB atau intensifikasi kawin alam (INKA), 6) Pelayanan jasa Inseminasi Buatan (IB) 7) Pengembangan kelembagaan dan usaha kelompok
12 V. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
1. Pemantauan 1) Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok dalam pelaksanaan kegiatan, Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan Provinsi agar melakukan pemantauan secara berkala. 2) Hasil pemantauan agar dianalisis dan dievaluasi menggunakan indikator yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke pusat pada akhir kegiatan. 3) Pusat melakukan pemantauan (tahunan) dan evaluasi pada akhir pelaksanaan program (5 tahun). Hasil evaluasi akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penentuan program selanjutnya.
2. Pelaporan 1) Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan kegiatan dan sebagai tolok ukur Pusat untuk penilaian dan keberlanjutan kegiatan di Provinsi ybs (reward and punishment) 2) Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan Provinsi agar membuat laporan semesteran dan mengirmkannya ke Direktorat J enderal peternakan up. Direktur Pakan Ternak (Lampiran-2) pada bulan J uli dan Desember 2012. 3) Format laporan dari Provinsi merupakan rekapitulasi dari laporan Dinas Peternakan atau Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan Kabupaten/Kota sebagaimana Lampiran-3 yang dikirim ke Provinsi pada bulan J uni dan Nopember 2012.
13
VI. PENUTUP
Pedoman umum kegiatan pemanfaatan lahan hutan untuk kegiatan usaha budidaya kelompok dan penanaman hijauan pakan merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan yang harus diacu oleh Dinas Peternakan Provinsi dan atau Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan pengembangan ternak sapi potong.
Untuk tindaklanjutnya Provinsi dapat membuat Petunjuk Pelaksanaan yang dapat mendukung kelancaran operasionalisasi di daerah.
Jakarta, Desember 2011
DIREKTORAT PAKAN TERNAK
14 Lampiran-1
DAFTAR LOKASI KEGIATAN PEMANFAATAN LAHAN HPT DI LAHAN KEHUTANAN TA 2012
No Provinsi No Kabupaten/Kota Jumlah Paket 1. J abar (1) 1. Subang 1 2. J ateng (3) 1. 2. 3. Wonogiri Blora Karanganyar 1 1 1 3. DIY (2) 1. 2. Gunung Kidul Kulon Progo 1 1 4. J atim (4) 1. 2. 3. 4. Probolinggo Lumajang Situbondo Pasuruan 1 1 1 1
4 Provinsi 10 Kabupaten/Kota 10 paket
15
Lampiran-2
LAPORAN SEMESTERAN PEMANFAATAN LAHAN HPT DI LAHAN KEHUTANAN TA 2012 TINGKAT PROVINSI
Provinsi : .................................................... Alokasi Dana Bansos 2012 : Rp. ............................................. Dana dekon pendukung : Rp. ............................................. Dana APBD pendukung : Rp. .............................................
J umlah Kelompok Penerima : ......... kelompok J umlah Kabupaten/Kota : ......... kabupaten/kota RUK semua kelompok : (harap lampirkan)
Perkembangan Ternak
No Kabupaten J umlah Ternak Awal (ekor) J umlah Ternak Akhir (ekor) Model Pengemb Usaha Masalah Yang dihadapi Solusi
1.
2.
3.
4.
16 Lampiran-3
LAPORAN SEMESTERAN PEMANFAATAN LAHAN HPT DI LAHAN KEHUTANAN TA 2012 TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kabupaten : .................................................... Provinsi : .................................................... Alokasi Dana Bansos 2012 : Rp. ............................................. Dana APBD pendukung : Rp. .............................................
J umlah Kelompok : ......... kelompok J umlah Anggota Kelompok : ......... orang/KK RUK Kelompok : (harap lampirkan)
Perkembangan Ternak
No Nama dan Alamat Kelompok J umlah Ternak Awal (ekor) J umlah Ternak Akhir (ekor) Model Pengemb Usaha Masalah Yang dihadapi Solusi
1.
2.
3.
4.
17
Lampiran-4
JENIS BENIH/BIBIT HIJAUAN PAKAN TERNAK
A. Rumput
1. Andropogon gayanus
Nama umum : Rumput Gamba Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman Sebagai rumput padang penggembalaan dan rumput potongan
18 Gambaran umum - tinggi tegak membentuk rumpun yang lebat - permukaan dan pangkal daun tertutup bulu halus - perakaran dalam - tidak tahan genangan air - cepat tumbuh kembali setelah berakar - mudah dipotong dan memerlukan pemotongan yang teratur - mudah ditanam dari anakan (pols) yang muda
Persyaratan tumbuh - tinggi tempat 0 2.000 m dpl - curah hujan 600 2.500 mm per tahun - tahan musim kering sampai 8 bulan - dapat tumbuh baik tanpa pemupukan - dapat beradaptasi pada berbagai kondisi tekstur tanah - Ph tanah dari masam (Ph 3,5) sampai tanah alkalis
Pengelolaan - dapat ditananam bersama dengan Stylosanthes guianensis dan Centrosema sp. - pemotongan setiap 6 minggu
Perbanyakan 5 kg biji/ha pada lahan siap tanam/bersih atau 35 - 70 kg/ha pada lahan yang tidak dibersihkan
Produksi benih : 100 450 kg/ha Produksi hijauan : 20 ton/ha bahan kering
19
2. Brachiaria brizantha
Nama umum : Rumput Bebe Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman - rumput potongan - padang penggembalaan - baik unyuk hay dan silase
Gambaran umum - tanaman semak tinggi mencapai 120 cm - batangnya tegak dengan tangkai bunga bisa mencapai 180 cm - daunnya panjang dan tipis
20 Persyaratan tumbuh - sangat cocok untuk daerah tropis lembab dengan musim kering kurang dari 6 bulan - tinggi tempat 0 3000 m dpl - tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah termasuk tanah berpasir dan tanah masam dengan Ph 3,5 4 - berkembang baik pada berbagai jenis tanah termasuk tanah berpasir dan tanah masam dengan Ph 3,5 4 - berkembang baik sekali pada tanah yang subur - pertumbuhan kurang pada tanah yang drainasenya buruk - suhu optimal optimal : 30 -35 0
- Biji yang baru dipanen lambat pertumbuhannya karena mempunyai sifat dorminansi. Dorminansi dapat ditanggulangi dengan perendaman dalam asam atau biji disimpan dulu selama 6-8 bulan. - Kombinasi yang baik dengan Arachis pintoi, Centrosema pubescens, Desmodium ovalifolium dan Stylosanthes spp.
Perbanyakan - Dengan biji - Dengan sobekan rumpun - Dengan stek batang Produksi - Produksi bahan kering =20 ton/ha - Produksi benih =100-500 kg/ha
21
3. Brachiaria decumbens
Nama umum : Rumput Bebe, Rumput Signal Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman - Penutup tanah - Rumput potongan - Padang penggembalaan - Dibuat hay
Gambaran umum - Tanaman berumur panjang - Menjalar dengan stolon membentuk hamparan lebat setinggi 80- 150 cm - Daun berbulu warna hijau gelap
22 - Bunga tersusun dalam malai yang menyerupai bendera - Tahan penggembalaan berat
Persyaratan tumbuh - tumbuh pada ketinggian 1.200-1.750 m diatas permukaan laut - Curah hujan 1.500 mm atau lebih. - Struktur tanah ringan, sampai berat - Sangat rensponsif terhadap pemupukan nitrogen - Mampu tumbuh pada lereng terjal - Tidak tahan genangan air
Pengelolaan - Tumbuh pada ketinggian 1.200-1.750 m diatas permukaan laut - Curah hujan 1.500 mm atau lebih. - Struktur tanah ringan, sampai berat - Sangat rensponsif terhadap pemupukan nitrogen - Mampu tumbuh pada lereng terjal - Tidak tahan genangan air
23
4. Brachiaria humidicola
Nama umum : Rumput BH Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman - Penutup tanah, - Penahan erosi - Padang penggembalaan
Gambaran umum - Menyebar dengan stolon dan rizoma - Membentuk hamparan lebat - Sangat tahan penggembalaan berat
24 Persyaratan tumbuh - Tumbuh pada ketinggian 1.000-2.000 m diatas permukaan laut - Curah hujan 1.299 mm/tahun. - Tolerans terhadap kesuburan tanah yang rendah - Tahan terhadap genangan air - Tolerans terhadap panas, kekeringan dan dapat tumbuh kembali setelah pembakaran terbakar - Responsif terhadap pemupukan N - Dapat beradaptasi pada semua jenis tanah - pH tanah rendah (asam) sampai tinggi (basa)
Pengelolaan - Berkembang dengan biji - Dapat ditanam bersama Siratro dan Centro yang paling baik dengan Arachis pintoi
Perbanyakan - Dengan sobekan rumput (pols), jarak tanam 1x2 m - Dengan biji 2-5 kg/ha.
Produksi - Benih 200 kg/ha biji - Hijauan 25 ton bahan kering/ha
25
5. Cenchrus ciliaris
Nama umum : Rumput Buffel Daerah asal : Afrika, Arab dan India, Timur Tengah
Fungsi tanaman - Rumput untuk padang penggembalaan - Hay dan Silase
Gambaran umum - Sangat disukai jenis ternak yang merumput - Bagi kuda bisa menyebabkan calsium deficiency syndrome, karena tingginya konsentrasi oksalat (mencapai 1-2% dari bahan kering)
26 - Batang berdiri tegak dengan tinggi bervariasi sampai 100-150 cm. - Daun berbulu - Tahan penggembalaan berat.
Persyaratan tumbuh - Tumbuh baik di daerah curah hujan tahunan 300-750 mm. - Tapi bisa juga tumbuh di daerah dengan curah hujan tahun 1600- 2900 mm
Pengelolaan - biji yang baru dipanen berdaya kecambah buruk, tetapi pertumbuhan biji akan menjadi baik (70%) setelah penyimpanan selama 6-18 bulan di tempat kering. - Daya tumbuh biji kering rata-rata rendah yaitu 15 % (ditanam segera setelah panen), pernah dilaporkan mencapai 95 %. - pemotongan pertama setelah 4-6 bulan. - pemotongan selanjutnya dengan interval 4-6 bulan (musim hujan) dan 60 hari sekali dimusim kemarau. - Pembongkaran tanaman setelah 5-7 tahun
Perbanyakan dengan biji 3,5 4 kg/ha
Produksi - hijauan 2-9 ton bahan kering/ha/thn (tanpa pemupukan), bisa mencapai 24 ton BK/ha/thn dengan pemupukan lengkap - Produksi benih bervariasi 150-1500 kg/ha tergantung kultivar dan kondisi pertumbuhan.
27
6. Panicum maximum
Nama umum : Rumput benggala, rumput guinea Daerah asal : Afrika Timur dan Afrika Tengah
Fungsi tanaman - Padang penggembalaan - Rumput potong
Gambaran umum - Tumbuh tegak membentuk rumpun - Dapat mencapai tinggi 2.4 m - Sistim perakaran baik dan dalam - Tahan naungan
28 - Tahan api - Daun panjang, hijau dan permukaannya luas - Bunga membentuk malai
Persyaratan tumbuh - tumbuh baik pada daerah lembab tropis - Curah hujan lebih dari 1.015 mm/tahun. - Dapat beradaptasi pada berbagai tipe tanah tetapi tumbuh sangat pada tanah dengan kesuburan sedang dan tinggi dan drainasi baik
Pengelolaan dapat ditanam bersama Siratro dan Centr glycine dan leguminosa lainnya
Perbanyakan - dengan biji 2,2 kg/ha jika ditanam bersama tanaman lain - 6,7 biji/ha untuk tanaman murni
29
7. Paspalum atratum
Fungsi tanaman - sebagai rumput potong - dibuat silase - rumput padang penggembalaan
Gambaran umum - Tanaman Tahunan - Termasuk jenis rumput yang tinggi dan daunnya lebih banyak daripada paspalum plicatulum - Cocok untuk daerah dataran rendah yang lembab
30 - Dapat beradaptasi terhadap kondisi lahan tergenang air - Tumbuh pada berbagai pH tanah (termasuk tanah masam) - Pertumbuhannya cepat, daya tumbuh baik - Berdaun lebat dan succulent - Disukai ternak, kualitasnya cukup baik - Tidak tahan kering (cepat mati pada musim kemarau) - Lambat tumbuh kembali pada musim hujan dibandingkan dengan paspalum atratum)
Perbanyakan dengan sobekan rumput (pols), stek dan biji.
Produksi biji baik, di Filipina tanaman in berbunga pada bulan J uli- Agustus (pertengahan musim hujan)
31
8. Pennisetum purpureum
Nama umum : Rumput gajah, rumput napier Daerah asal : Afrika Subtropis
Fungsi tanaman - sebagai penutup tanah - rumput potongan - dibuat silase,
Gambaran umum - tumbuh tegak, membentuk rumpun dengan tinggi dapat mencapai 1,8 3,6 m, berumur panjang - Sistim perakaran kuat dan dalam - Batang tebal dan kera
32 - Daun relatif besar, tepinya tebal mengkilap. - Bunga tersusun dalam tandan dengan panjang 30 cm, berwarna keemasan - Mampu bersaing dengan rumput lain - Kurang tahan terhadap genangan air - Menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi - Responsif terhadap pemupukan
Persyaratan tumbuh - Tumbuh pada ketinggian 0 -3.000 m diatas permukaan laut. - Curah hujan 1.500 mm/tahun.
Pengelolaan - Ditanam dalam larikan dengan jarak 90 -120 cm, kedalaman 15 cm - Bila ditanam bersama Centro, jarak tanam 60-90 cm - J umlah benih Centro 2-3 kg/ha, ditanam diantara larikan - Perlu pemupukan dan pendangiran - Pemotongan setiap 40 hari pad musim hujan dan 90 hari sekali musim hujan dan 90 hari sekali pada musim kemarau
Perbanyakan dengan stek batang 2.000 batang/ha Produksi - Benih yang baik baru dapat diperoleh pada ketinggian lahan lebih dari 1.000 m, diatas permukaan laut tetapi daya tumbuhnya rendah produksi hijauan 100-200 ton/ha/tahun. - Hijauan 25 ton bahan kering/ha
33
9. Setaria Sphacelata
Nama umum : Rumput setaria, Golden Timothy Daerah asal : Afrika
Fungsi tanaman - Penutup tanah, - Rumpu lapang - padang penggembalaan
Gambaran umum - Tumbuh tegak membentuk rumput - Tinggi tanaman dapat mencapai 2 m - Daun lunak, lebar agak berbulu pada permukaan atasnya terutama dekat batang
34 - Pangkal batang berwarna kemerah-merahan - Bunga bersusun dalam tandan warna coklat keemasan - Sangat disukai ternak - Sangat rsnponsif terhadap pemupukan nitrogen - Tanah kering - Baik tumbuh di dataran tinggi (0-2.000 m atau lebih)
Persyaratan tumbuh - Tinggi tempat 200-300 m dari permukaan laut - Struktur tanah sedang sampai berat - Curah hujan tahunan tidak kurang dari 760 mm
Pengelolaan - dapat ditanam dalam barisan berjarak 90-120 cm - Dapat ditanam bersama dengan leguminsoa Desmodium intortum, Desmodium uncinatum dan lamtoro
Perbanyakan - biji (4-10 kg/ha) - Sobekan rumput
Produksi - Benih 112 kg/ha biji - 60-100 ton hijauan/ha/tahun
35
B. Tanaman Leguminosa
1. Arachis pintoi
Nama umum : Kacang Arachis, Kacang Pinto (Bali) Daerah asal : Brazil Fungsi tanaman - Penutup tanah, - pasture dibawah tanaman perkebunan - Padang penggembalaan campuran
Gambaran umum - Tanaman tahunan, mirip kacang tanah - Perakaran dalam kuat, akarnya berkembang dengan banyak cabang, lunak dan membentuk lapik tebal sampai kira-kira 20 cm, tinggi batang 50 cm
36 - Daun terdiri atas 4 lembar, bila ditanam pada daerah yang disinari cahaya matahari penuh, berwarna hijau pucat, bila ditanam dibawah naungan berwarna hijau gelap, warna bunga kuning.
Persyaratan tumbuh - Dapat tumbuh pada tanah liat berpasir dengan pH rendahh, ke3suburan rendh dan mengandung aluminium tinggi - Toleransi sedang terhdapa aluminium - Toleransi tinggi terhadap Mn - Kurang Toleransi terhadap tanah bergaram
Pengelolaan - Biji yang masih segar mempunyai tingkat dormancy yang tinggi dan dapat dikurangi dengan mengeringkan antara 35-45 derajat C selama 10 hari. - Biji ditanam dengan kedalaman 2-6 cm
Perbanyakan - Dapat ditanam dengan biji atau polong (10 -15 kg) - Dengan stek batang - Dapat ditanam bersama dengan rumput BD, rumput bahia dan kikuyu.
37
1. Calliandra calotyrsus
Nama umum : Kaliandra Daerah asal : Amerika Tengah
Fungsi tanaman - sebagai hijauan potongan - kayunya sebagai kayu bakar, dan dapat digunakan untuk pulp (pembuatan kertas) - sebagai penahan erosi dan meningkatkan kesuburan tanah
Gambaran umum - berbentuk pohon/semak kecil, tinggi antara 4- 6 m - diameter batang mencapai 30 cm - kulit pohonnya hitam kecoklatan
38 2. Centrosema pubescens
Nama umum : Centro Daerah asal : Amerika Selatan
Fungsi tanaman Sebagai penutup tanah, tanaman sela dan pencegah erosi
Gambaran umum - tumbuhan menjalar, memanjat dan melilit - batang agak berbulu, tidak berkayu - berdaun tiga pada setiap tangkai daun - bentuk helai daun oval/agak elips - bunga relatif besar tersusun dalam tandan, warna bunga ungu terang sampai ungu muda atau putih
39
Persyaratan tumbuh dapat ditanam bersama rumput benggala, molasses dan kolonjono
Perbanyakan tanaman - Dengan biji 3 5 kg/ha - Sebelum ditanam, biji sebaiknya direndam air hangat 30 menit Produksi benih 300kg/ha
4. Codariocalyx gyroides
Daerah asal : Nepal dan India Fungsi tanaman sebagai pakan ternak, pupuk hijau dan tanaman pelindung kopi dan kakao
40 Gambaran umum - Tumbuh tegak, membentuk semak dengan tinggi 1 -3 m - Dahannya banyak - Tumbuh lambat pada 2 bulan pertama tapi lebih cepat dibandingkan lamtoro
Persyaratan tumbuh - tumbuh baik pada lokasi dengan air dangkal dandrainase buruk - tidak tahan kekeringan - toleran terhadap tanah masam, tanah kurang subur dan banyak mengandung alumunium - dapat pulih kembali setelah terbakar - tidak tahan terhadap pemotongan rendah dengan frekuensi tinggi
Pengelolaan tanaman - tinggi pemotongan 0,5 1,5 m - frekuensi pemotongan 6-10 minggu
Perbanyakan - dengan biji - ditanam dengan biji berjarak tanam 0,5 x 1,0 m
41
4. Desmanthus virgatus
Nama umum : Mimosa, Lamtoro mini Daerah asal : Amerika
Gambaran umum - tanaman semak dengan tinggi 0,5 3 m - tumbuh tegak, berakar dalam - daun bersirip ganda warna bunga putih sampai krem - buah berwarna merah kecoklatan mengkilat terdiri dari 20 30 biji
Persyaratan tumbuh - dapat beradaptasi di daerah tropis maupun subtropis - curah hujan 250 2.000 mm - tinggi tempat 0 2.000 m dari permukaan laut - dapat tumbuh baik pada tanah netral sampai alkalis - dapat beradaptasi terhadap penggembalaan berat
42 Pengelolaan harus dipotong/digembala secepatnya
Perbanyakan - dengan biji 2 6 kg/ha - bijinya keras, sehingga harus diskarifikasi secara mekanik, digosok dengan kertas amplas atau direndam dengan air panas sebelum disemaikan
Produksi rata rata 7,6 ton bahan kering, tetapi dilaporkan dapat mencapai 23 ton/ha (hawai) dan 70 ton/ha (Australia)
43
5. Desmodim rensonii
Gambaran umum : - merupakan leguminosa semak dan tanaman tahunan berumur pendek ( 2-3) tahun - tinggi 1 3 m, berdaun banyak - sangat disukai kambing, kurang disukai sapid an kerbau
Persyaratan tumbuh : - toleran terhadap naungan (60% cahaya) - tidak dapat tumbuh pada tanah asam (Ph<5) - tingkat pertumbuhannya rendah pada musim kemarau
44 6. Flemingia macropphylla
Daerah asal: Afrika
Fungsi tanaman - hijau potongan dan pupuk hijau - tanaman pelindung sementara pada tanaman coklat, kopi, karet dan pisang - pencegah erosi pada sistem terasering, dapat menekan alang alang - dapat mengurangi cacing tanah pada perkebunan nanas - daunnya untuk obat tradisional - Cabang dan daun muda dapat digunakan sebagai sayuran
45
Fungsi tanaman sebagai potongan, pupuk hijau, dan tanaman pagar
Perbanyakan dengan biji
Dapat menghasilkan biji sepanjang tahun di Filipina
Gambaran umum - tanaman perdu berakar dalam tinggi 1- 4 m - berdaun tiga seperti jari - batang yang tua berwarna coklat
Persyaratan tumbuh - tumbuh baik pada ketinggian 0 2.000m diatas permukaan laut - curah hujan 1100 -2850 mm/thn - membutuhkan drainase yang baik dan tidak tergenang air - tumbuh baik pada tanah liat yang berat
Pengelolaan tanaman - dapat ditanam 10.000 tanaman/ha dengan sistem rotasi pangkas 3 bulan sekali - jarak tanam 90 x 100 cm
Perbanyakan dengan menggunakan biji, setiap lubang perlu 3 -4 biji Produksi hijauan12 ton/ha/tahun(interval pemotongan 3 bulan sekali)
46 7. Gliricidia sepium
Nama umum : Gamal Daerah asal : Amerika Selatan
Fungsi tanaman - Sebagai tanaman naungan/pelindung, pagar hisup - Penunjang tanaman lain (vanili dan merica) - Tanaman batas pemilikan tanah (pagar) yang tidak mengganggu tanaman pertanian
Gambaran Umum - berbentuk pohon dengan ukuran sedang - Tumbuh tegak, akar dapat menembus tanah cukup dalam - Cirri khas tanaman ini adalah warna hijau daun yang terang pada bagian permukaan dan agak pucat pada bagian belakang
47
- Bunganya keungungan - Pertumbuhan vegetatof gamal cukup baik karena pertumbuhan tunas setelah pemangkasan setiap pohon rata-rata 20 tunas - Tahan terhadap musim kemarau panjang (4-6 bulan)
Persyaratan tumbuh - dapat tumbuh pada beberapa jenis tanah, termasuk tanah yang kurang subur Ketinggian tempat mencapai 0 1300 m dari permukaan laut - Curah hujan 650 3500 mm - Dapat tumbuh pada tanah yang masam
Pengelolaan tanaman - sebagai pagar ditanam dengan jarak tanam 25 cm - sebagai hijauan potongan, tanaman dipangkas dengan tinggi pangkas 1 m - tidak seperti leguminosa yang lain, biji gamal tidak membutuhkan perlakuan skarifikasi, ditanam sedalam 2 3 cm dalam kantong plastic (polybag, yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang - Batang/stek yang akan digunakan sebaiknya bagian bawah setiap cabang yang cukup tua - panjang stek yang dipergunakan antara 30 100 m penampang/garis tengah batang antar 2 - 6 cm - cara tanam tegak dan kedalaman tanam 20 cm kulit batang jangan tergores - umur pangkas pertama 12 bulan dan pangkas berikutnya setiap 6 12 minggu
48 Perbanyakan tanaman - tanaman ini dapat dikembangkan melalui 2 cara yaitu dengan menggunakan biji dan batang (stek) - Bila dikembang biakkan dengan biji hasilnya lebih memuaskan, tetapi membutuhkan persiapan yang lama - Tingkat pertumbuhan penanaman stek 55%
Produksi hijauan sebanyak 5 kg/pohon (interval potong 3 bulan)
8. Leucaena leucocephala
Nama umum : Lamtoro gung Daerah asal : Amerika Tengah dan Selatan
49
Fungsi tanaman - Padang penggembalaan dan hijauan potongan - Penghasil kayu bangunan, bahan bakar dan pagar - Dapat digunakan untuk reboisasi, reklamasi tanah tandus/kritis
Gambaran umum - Berbentuk pohon, dapat mencapai tinggi lebih dari 10 m, dengan diameter batang 20 cm - Pada musim kemarau daun-daun akan gugur dan apabila air cukup tersedia akan tumbuh kembali - Berakar dalam dan pada akar serabut kecil dekat permukaan tanah terdapat bintil bintil akar yang berisi bakteri (rizobium) yang mampu mengikat nitrogen dan udara sebagai zat makanan yang sekaligus dapat menyuburkan tanah - Berbunga dan berbuah sepanjang tahun dengan warna bunga putih kekuningan berbentuk bola
Persyaratan tumbuh - Tumbuh baik pada ketinggian 0 700 m diatas permukaan laut - Menghendaki drainase yang baik - Pertumbuhan waktunya lambat, sampai umur 6 minggu tingginya hanya 30 cm, setelah itu pertumbuhannya cepat dan pada saat umur 6 bulan tingginya mencapai 2 m - Dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur - Kurang tahan terhadap tanah asam - Dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat
50
Pengelolaan tanaman - Pada awal penanaman perlu perawatan yang intensif - Pemangkasan pertama dapat dilkukan setelah tanaman mencapai tinggi 1,5 2 m dan pemangkasan berikutnya setiap 4 bulan - Tinggi pemangkasan 0 -1 m dari permukaan tanah
Perbanyakan - Dengan menggunakan biji (1-2kg/ha) - Karena biji lamtoro masih cukup keras, maka untuk mempercepat perkecambahan, perlu perlakuan khusus (baik direndam air panas, dikikir ataupun dengan cara kimia yaitu menggunakan asam sulfat pekat) - Biji ditanam sedalam 2- 3 cm, kemudian ditutup dengan tanah - J ika penanaman dilakukan dengan persemaian, maka semaikan dengan menggunakan kantong-kantong plastic yang isinya campuran tanah dan pupuk
Produksi benih : 300 kg biji/ha
Produksi hijauan : 1-1,5 kg/pohon (setiap 4 bulan)
51
9. Sesbania grandiflora
Nama umum : turi Daerah asal : diduga dari daerah Asia Tenggara
Fungsi tanaman - Daun dan bunganya dapat digunakan untuk pakan ternak - Bunga dan buahnya dapat dikonsumsi manusia - Tanaman peneduh dan penunjang tanaman lain (panili dan lada) - Bunga dan buahnya dapat dikonsumsi manusia - Kayunya untuk bahan bakar dan dapat digunakan untuk pulp (pembuatan kertas) - Extrak dari daun, bunga, kulit dan akar dapat untuk obat tradisional penyakit malaria
52 Gambaran umum - Tumbuh tegak dapat mencapai tinggi sampai 15 m dengan diameter batang bawah 30 cm - Cabangnya sedikit, bentuk buah panjang seperti kacang panjang dengan warna hijau pada waktu masih muda, dan coklat kekuningan pada saat sudah masak
Persyaratan tumbuh - Tumbuh baik pada dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 m dari permukaan laut, peka terhadap suhu dingin - Curah hujan antara 2.000-4.000mm/tahun - Tidak tumbuh dengan baik pada tanah kritis, toleran terhadap tanah basa dan agak asam, tumbuh di daerah tropis yang lembab - Dapat ditanam pada areal khusus di Australia dan india perhektar luasan mencapai 3.000 pohon
Pengelolaan tanaman - Biji tidak perlu perlakuan khusus, pertumbuhan vegetative kurang, biasanya ditanam pada daerah batas saluran irigasi, jalan dan pematang sawah - J arak tanam 2 m
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji
Produksi - hijauan 27 kg/pohon/th - kayu 20 25
53
10. Stylosanthes guinensis
Nama umum : Stylo Daerah asal : Amerika Tengah dan Selatan
Fungsi tanaman - penutup tanaman, - sebagai hijauan potongan - tanaman untuk padang penggembalaan, bisa tumpangsari dengan palawija Gambaran umum - Tumbuh tegak atau agak rebah - Membentuk rumpun yang berdaun lebat - Batang dapat mencapai tinggi 1,5 m, daun relative kecil berbentuk ellips, sempit agak panjang, sedikit berbuku - Bunga berwarna kuning, kecil kecil berbentuk kupu-kupu
54 Persyaratan tumbuh - Tinggi tempat 0 1.000 m dpl - Tumbuh pada struktur tanah ringan sampai berat - Dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dengan curah hujan tahunan 890 4065 mm - Tanah kering, terhadap tanah asam, berdrainase buruk, tapi kurang tahan lindungan
Pengelolaan tanaman - Dapat ditanam bersama rumput molasse, benggala, bede, pangola dan rumput para - Pemotongan pertama pada saat tanaman setinggi 60 90 cm - Pemotongan tiap 1,5 2 bulan
Perbanyakan - dengan biji 2 -5 kg/ha, dengan stek - penanaman dengan stek 3 5 stek tiap lubang
Produksi biji mencapai 300 kg/ha/th
Produksi hijauan sekitar 40 ton/ha/tahun
55
11. Medicago Sativa L
Nama umum : Alfalfa
Gambaran umum - Alfalfa sangat prima ditinjau dari kandungan protein, lemak maupun serat kasarnya, sehingga sangat penting bagi ternak ruminansia dibandingkan rumput gajah atau hijauan lainnya - Akar memiliki bintil-bintil nitrogen - Mengandung vitamin A, D, E, K, C, B1, B2, B12, Niacin, Panthothacid acid, Inocite, Biotin, Folid acid, selain itu mengandung mineral phosphor, calcium, photasium, sodium, chlorine, sulfhur, magnesium, copper, mangane, Fe, Cobalt, Boron, Molybdenum, sera trace element seperti nickel, Lead, Strontium, dan Palladium - Kadar protein sekitar 18 22%
56 Persyaratan tumbuh - Tumbuh pada tanah yang sangat subur dengan kandungan phosphor tinggi, drainase yang baik dan Ph 6,0 6,5 - Diperlukan pemupukan berkala setiap tahun dengan menggunakan pupuk kandang, disamping phosphor, potas dan kapur