Anda di halaman 1dari 4

PERNYATAAN SIKAP IAI: PERANAN AKUNTAN DALAM PENATAAN ULANG SISTEM FINANSIAL

GLOBAL PASCA KRISIS


18-08-2009 09:51

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyampaikan pernyataan profesi pada
Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI di Bandung, 14 Agustus 2009.

Fungsi akuntan masa depan bukanlah lagi sekedar pemeriksa atau
penyedia informasi keuangan, tetapi menjadi bagian penting dari
pembangunan ekonomi dan sosial untuk menciptakan Indonesia yang
lebih berkeadilan dan makmur.

Dengan kesadaran tinggi akan tanggung jawab dan peran kami sebagai
profesi dalam penataan ulang sistem finansial global pascakrisis, kami
para Akuntan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) melalui Konvensi Nasional Akuntansi VI di Bandung, 13 dan 14
Agustus 2009 menyatakan sikap profesi sebagai berikut:

1. Krisis finansial global disebabkan oleh perilaku keserakahan
korporasi, good corporate governance yang buruk, serta disclosure dan
transparansi yang tidak memadai. Pembentukan karakter perusahaan
yang ikhsan dan dapat dipercaya menjadi keharusan. Akuntan Indonesia
sepatutnya dapat merancang dan menjalankan fungsi penyediaan
informasi akuntansi berupa Penyusunan Laporan Keuangan dengan
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) serta mendorong
penetapan regulasi pemerintah terkait sistem finansial yang menjamin
pelaksanaan
good corporate governance.

2. Pasar Modal sangat terkena krisis finansial global perlu melakukan
pembenahan berbagai regulasi. IAI siap membantu Bapepam & Bursa
Efek Indonesia untuk ikut serta mempersiapkan perbaikan regulasi guna
meningkatkan sistem pengawasan dan kualitas pelaporan keuangan.

3. Salah satu sektor perekonomian yang berkembang saat ini di
Indonesia dan dunia adalah sektor UKM dan ekonomi berbasis syariah.
IAI berkomitmen mendukung pengembangan sektor UKM dan ekonomi
berbasis syariah tersebut dengan cara menyusun dan
mengimplementasikan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
untuk Organisasi UKM dan ETAP, serta SAK Syariah untuk Organisasi
berbasis Syariah. Akuntan Indonesia juga bertekad untuk
mempromosikan SAK syariah tersebut menjadi SAK syariah yang diadopsi
secara global.

4. IAI bertekad untuk menuntaskan proses konvergensi standar
akuntansi keuangan Indonesia (PSAK) dengan standar akuntansi
keuangan internasional (IFRS) dengan target waktu akhir tahun 2012.

5. Para akuntan pemerintah (termasuk akuntan di pemerintah daerah)
perlu berinisiatif dan didorong untuk melakukan pergeseran peran mereka
dari sekedar menjadi bookkeeper menjadi akuntan manajemen dan
partner strategis dari Kepala daerah/Kepala pemerintahan.

6. Penyediaan informasi akuntansi yang relevan dan andal untuk
pengambilan keputusan adalah keharusan dalam globalisasi ekonomi.
Akuntan publik seharusnya memberikan nilai tambah kepada perusahaan
dengan orientasi tidak lagi hanya memberikan opini atas kewajaran
Laporan Keuangan, namun juga terhadap keefektifan sistem
pengendalian internal perusahaan dan manajemen resiko serta
memastikan perusahaan telah menjalankan operasinya sesuai
kaidah Good Corporate Governance.

7. Mendukung Reformasi perpajakan yang sedang dilaksanakan di
Indonesia sebagai bagian dari komponen untuk menjamin keadilan dan
kemakmuran bangsa. IAI siap mengawal reformasi perpajakan yang
dapat meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan wajib pajak sekaligus
mampu meningkatkan penerimaan negara.

Menindaklanjuti pernyataan sikap profesi tersebut, IAI
merekomendasikan hal-hal berikut ini:


1. Penataan sistem finansial global dilakukan secara menyeluruh dengan
ruang lingkup penataan sbb:

a. Penataan regulasi, dalam hal ini peraturan perundang-undangan
mengenai sistem keuangan di Indonesia dengan fokus pada
penegakan Good Corporate Governancepada organisasi bisnis di
Indonesia.

b. Penyesuaian informasi keuangan dengan globalisasi ekonomi, yaitu
dengan meningkatkan mutu kualitas Laporan Keuangan, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia yang harmoni dengan Standar
Akuntansi Keuangan secara Internasional.

c. Penataan tugas, fungsi, dan peranan kelembagaan dengan mengacu
pada kerangka pengendalian internal institusi/organisasi/lembaga
keuangan di Indonesia sehingga dapat menghindari terjadinya praktek
kecurangan, ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan
dalam operasi institusi/organisasi/lembaga keuangan.

d. Penataan karakter korporasi yang ikhsan dan bertanggungjawab
secara sosial


2. Reformasi keuangan sektor publik sebagai bagian penting dari
reformasi birokrasi diarahkan untuk menyelaraskan kemampuan sektor
publik dalam mengawasi dan mengawal dunia bisnis serta optimasi
pelayanan publik, dengan cara menegakkan akuntabilitas, transparansi,
dan kepercayaan publik. Hal-hal yang harus dilakukan:

a. Para akuntan pemerintah (termasuk akuntan di pemerintah daerah)
berinisiatif dan memfasilitasi pergeseran peran dari bookkeeper menjadi
akuntan manajemen dan partner strategis dari Kepala Daerah/Kepala
Pemerintahan.

b. Harus ada proses penetapan standar kompetensi akuntan sektor
publik, yang melibatkan perguruan tinggi penyelenggara program studi
akuntansi, IAI serta lembaga pemerintah (pusat dan daerah).

c. Perguruan tinggi penyelenggara program studi akuntansi diminta
memberikan perhatian lebih pada pendidikan akuntansi sektor publik,
baik jenjang D3, S1 dan Pascasarjana, sesuai kebutuhan akan akuntan
yang sangat meningkat.


3. Demi tercapainya target konvergensi standar akuntansi keuangan pada
akhir tahun 2012, maka:

a. Akuntan publik perlu meningkatkan kompetensi sehubungan dengan
perubahan SAK, memperbaharui SPAP dan menyesuaikan pendekatan
audit yang berbasis IFRS.

b. Akuntan manajemen di perusahaan perlu membentuk satuan kerja
atau tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas memperbaharui
pengetahuan akuntan manajemen, melakukan gap analysis dan
menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan IAI
untuk optimasi sumber daya anggotanya.

c. Akuntan pendidik di perguruan tinggi perlu membentuk tim sukses
konvergensi IFRS untuk memperbaharui pengetahuannya, merevisi
kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian terkait.

d. Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang terkait dengan
pelaporan keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan
dan supervisi terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan
seperti penilai dan aktuaris.

e. Asosiasi industri perlu menyusun pedoman akuntansi industri yang
sesuai dengan perkembangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu
sehubungan dengan dampak penerapan SAK dan secara proaktif
memberikan masukan dan komentar kepada Dewan Standar Akuntansi
Keuangan IAI.


Bandung, 14 Agustus 2009,

Atas Nama Profesi Akuntan Indonesia

Dewan Pengurus Nasional IAI


Ahmadi Hadibroto
Ketua
http://iaiglobal.or.id/berita/detail.php?id=81

Anda mungkin juga menyukai