Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etanol merupakan salah satu bahan kimia penting karena memiliki manfaat
sangat luas antara lain sebagai pelarut, bahan bakar cair, bahan desinfektan, bahan
baku industri, dan sebagainya. Dalam pemanfaatannya seringkali dibutuhkan
etanol dengan kemurnian tinggi. Untuk memperoleh etanol dengan kemurnian
tinggi, biasanya digunakan proses distilasi. Namun distilasi ini hanya mampu
menghasilkan etanol dengan kemurnian tidak lebih dari 95,6 %. Pada konsentrasi
tersebut akan terbentuk azeotrop sehingga jika didistilasi lebih lanjut tidak akan
menghasilkan etanol dengan konsentrasi lebih tinggi lagi (Nasrun, 2005).
Agar menghasilkan etanol absolut perlu pemurnian lebih lanjut seperti
extractive distillation, azeotroph distillation, ion exchange resin, dan distilasi
dengan penambahan garam (Widodo, dkk., 2004). Extractive distillation (distilasi-
ekstraksi) memerlukan penambahan benzena dalam sistem azeotrop etanol-air
sehingga diperoleh azeotrop benzena-air. Lalu sistem benzena-air dan etanol
didistilasi sehingga diperoleh etanol sebagai distilat. Namun etanol yang diperoleh
mengandung sedikit benzena. Hal ini berbahaya bila etanol digunakan dalam
industri farmasi dan kosmetika di samping benzena juga merupakan bahan kimia
yang mahal. Oleh karena itu perlu mencari alternatif yang lebih murah dan aman.
Salah satu alternatif adalah proses membran yaitu pemisahan secara
pervaporasi. Pervaporasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
distilasi, antara lain dapat memisahkan campuran azeotrop dan tidak
membutuhkan aditif serta energi yang diperlukan relatif rendah (Nasrun, 2005).
Pada pervaporasi etanol-air, membran yang digunakan harus bersifat hidrofilik
dan selektif. Saat ini membran zeolit banyak digunakan untuk pervaporasi etanol-
air karena sifat hidrofilisitas dan daya tahannya yang baik (Ani, 2007). Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa membran CA/zeolit dapat digunakan sebagai
membran pada proses pervaporasi campuran etanol-air dengan unjuk kerja yang
baik (Permata, 2009). Pervaporasi etanol-air dengan membran zeolit MFI telah
dilakukan dengan perolehan faktor pemisahannya 20 pada 373 K sampai 40 pada
348 K. Membran zeolit MFI tersebut adalah membran yang berasal dari zeolit
komersial yang tinggi dengan kadar Si di mana sebelumnya telah mengalami
kalsinasi pada 773 K (Kuhn, et al., 2009). Keberhasilan pemisahan secara
pervaporasi ditentukan oleh selektifitas membran. Hasil yang diharapkan adalah
selektifitas tinggi dan fluks yang tidak terlalu rendah. Fluks permeasi dan
selektifitas membran yang baik dipengaruhi oleh sifat-sifat membran yang
digunakan. Oleh karena itu, untuk memperoleh sifat membran yang menghasilkan
fluks dan selektifitas yang baik perlu dilakukan penelitian dengan memodifikasi
material membran yang digunakan pada pervaporasi.
Selulosa asetat telah digunakan secara luas dalam industri tekstil dan
polimer (Cao, et al., 2006). Salah satu derivat selulosa yang dapat digunakan
dalam industri adalah selulosa asetat yang dapat digunakan untuk produksi
membran untuk proses pemisahan seperti reverse osmosis, hemodialisis, dan
pemurnian bahan baku obat-obatan (Meireles, et al., 2008). Membran selulosa
asetat mudah mengalami pembengkakan (swelling) karena selulosa asetat mudah
terdispersi ke dalam penetran. Saat ini pengembangan membran komposit selulosa
asetat untuk aplikasi proses membran dengan gaya dorong tekanan mulai dirintis
(Terrazas, et al., 2005). Selulosa adalah serat alami sempurna yang memiliki
sifat mekanik lebih bagus dibandingkan dua komponen utama lainnya (Moran,
et al., 2008). Filem selulosa diasetat diperolah dengan moulding campuran
tetrakloroetana dan asam asetat dengan rasio 1 : 2 (Belokurova, et al., 2007).
Bila zeolit ditambahkan terhadap polimer selulosa asetat maka zeolit akan
terdispersi ke dalam polimer selulosa asetat sehingga struktur selulosa asetat akan
berubah. Zeolit bersifat polar sehingga cenderung menyerap senyawa-senyawa
polar seperti air dan etanol (Nasrun, 2005). Hasil percobaan menunjukkan bahwa
penambahan zeolit alam Malang ke dalam membran selulosa asetat (CA) dapat
meningkatkan fluks sebesar 1,35 1,4 kali dan selektifitas sebesar 3,5 8,2 kali
dibandingkan dengan membran CA homogen (Permata, 2009).
Membran zeolit jenis silicalite-1 telah dibuat dengan metoda hidrotermal
dan digunakan sebagai membran reaktor dan telah berhasil mengkonversikan
toluen (Teng, et al., 2011). Membran zeolit dengan kadar silika tinggi yang
dikalsinasi telah dibuat dalam skala industri untuk aplikasi dehidrasi larutan N-
methyl pyrrolidone (NMP) dengan pervaporasi dimana zeolit yang digunakan
dengan rasio Si/Al =8. Hasilnya menunjukkan bahwa membran zeolit dengan
kadar silika tinggi dapat diaplikasikan pada dehidrasi larutan NMP dengan kadar
air tinggi dalam umpan (Sato, et al., 2012). Membran silika hidrophobik telah
dibuat di atas suatu pendukung alumina berpori dengan lapisan dalam -alumina
dengan metoda solgel menggunakan tetraethoxysilane dan phenyltriethoxysilane
Membran tersebut digunakan untuk recovery senyawa-senyawa organik dengan
pervaporasi (Araki, et al., 2011).
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut maka penelitian ini akan diteliti
hal sebaliknya di mana digunakan zeolit alam dengan rasio Si/Al yang rendah
yang bersifat hidrofilik. Di sisi lain, provinsi Aceh merupakan suatu daerah yang
kaya akan hasil tambang. Salah satu kekayaan Aceh yang belum digali adalah
zeolit. Daerah Aceh yang menunjukkan adanya kandungan zeolit yang tersebar di
beberapa daerah diantaranya Aceh Barat, Tapak Tuan (Aceh Selatan), Ujong
Pancu (Aceh Besar) di mana masing-masing memiliki deposit sekitar 400.000 m
3
yang memiliki kandungan rata-rata rasio Si/Al =1,5 - 3 dengan jenis zeolit
faujasit. Ukuran pori zeolit alam jenis faujasit adalah 7,4 (lihat tabel 2.2)
sehingga molekul air dan etanol (2,8 dan 4,5 ) dapat melintasinya. Namun
demikian karena sifat kepolaran zeolit maka molekul yang lebih polar akan lebih
mudah melintasinya (air lebih polar daripada etanol).
Umumnya zeolit alam yang berada di dataran Aceh tersebut belum
dimanfaatkan secara optimum, khususnya dalam pemanfaatannya untuk
pembuatan membran. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti pemanfaatan zeolit
Aceh yang berguna dalam peningkatan performansi membran selulosa asetat pada
pemisahan campuran etanol-air secara pervaporasi. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat memperkaya khasanah pengetahuan kimia mengenai zeolit yang berada di
Aceh untuk pembuatan membran.
1.2 Permasalahan
Unjuk kerja keberhasilan proses pemisahan secara pervaporasi adalah fluks
dan selektifitas pemisahan. Faktor pemilihan dan pembuatan membran perlu
diperhatikan agar diperoleh unjuk kerja optimum. Membran yang digunakan pada
pemisahan campuran etanol-air harus memiliki sifat afinitas terhadap air
(hidrofilik) dan selektifitas serta permeabilitas tinggi. Salah satu membran polimer
yang baik untuk pemisahan campuran etanol-air adalah selulosa asetat. Selulosa
asetat memiliki sifat hidrofilik sehingga selektif terhadap air. Sifat hidrofilik
disebabkan adanya gugus aktif OH yang akan berinteraksi dengan molekul air
melalui ikatan hidrogen.
Membran selulosa asetat mudah mengalami pembengkakan (swelling)
karena selulosa asetat mudah terdispersi ke dalam penetran. Swelling yang
berlebihan akan mengurangi selektifitas membran terhadap air sehingga perlu
dilakukan modifikasi membran agar dapat menaikkan laju perpindahan selektif
terhadap air. Zeolit bersifat polar sehingga dapat dijadikan adsorben dimana
molekul-molekul polar diserap lebih kuat dari pada molekul-molekul non-polar.
Dalam penelitian ini akan dilakukan modifikasi membran selulosa asetat dengan
penambahan zeolit alam Ujong Pancu, Kebupaten Aceh Besar di mana dengan
rasio Si/Al yang rendah diharapkan lebih mudah dibentuk sebagai pengisi
membran sehingga dapat meningkatkan performansi membran. Oleh karena itu,
yang menjadi permasalahannya adalah:
1. Apakah zeolit alam Ujong Pancu yang ditambahkan ke dalam membran
selulosa asetat dapat meningkatkan performansi membran.
2. Berapakah komposisi optimum zeolit alam Ujong Pancu yang
ditambahkan terhadap selulosa asetat sehingga dapat meningkatkan
performansi membran.
3. Bagaimanakah kestabilan membran yang diperoleh, baik terhadap
performansinya maupun terhadap ketahanan fisik dan mekaniknya.

1.3 Hipotesis
1. Zeolit alam Ujong Pancu yang ditambahkan ke dalam membran selulosa
asetat dapat meningkatkan performansi membran karena sifat
selektivitas yang dimilikinya.
2. Membran yang diperoleh setelah ditambahkan dengan zeolit akan
mempunyai kestabilan yang relatif baik terhadap performansinya dan
terhadap ketahanan fisik dan mekaniknya karena sifat-sifat fisika dan
kimia yang dimiliki zeolit.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan maka
penelitian ini mempunyai tujuan umum untuk mempelajari pengaruh modifikasi
membran selulosa asetat dengan penambahan zeolit alam Ujong Pancu terhadap
unjuk kerja membran (fluks permeasi dan selektifitas membran) pada pemisahan
campuran etanol-air secara pervaporasi dan tujuan khususnya untuk mempelajari
pengaruh komposisi zeolit dalam membran terhadap fluks permeasi dan
selektifitas membran serta mendapatkan komposisi optimumnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain adalah dapat menghasilkan
material baru dalam teknologi membran dengan memanfaatkan sumber daya alam
Aceh pada umumnya dan Ujong Pancu, Kabupaten Aceh Besar pada khususnya.

Anda mungkin juga menyukai