Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pemetaan
Pengertian pemetaan secara harfiah menurut kamus besar Bahasa
Indonesia (1987 : 859) adalah suatu proses, cara, perbuatan membuat peta,
kegiatan pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana dalam kegiatan
tersebut bertujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baik tentang suatu
daerah. ( Yusuf, et. al, 1957 : 452).
Pengertian lain tentang pemetaan adalah pengelompokkan suatu
kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah
yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk
yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus
dalam penggunaan skala yang tepat. (soekidjo,1994 : 34).

II.2. Pengertian Potensi
Pengertian potensi adalah sesuatu hal yang dapat dijadikan sebagai
bahan atau sumber yang akan dikelola baik melalui usaha yang dilakukan
manusia maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam
pengerjaannya potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada
disekitar kita. (Kartasapoetra, 1987 : 56).
Potensi yang dimaksudkan penulis dalam penelitian ini adalah sumber
daya alam (SDA) yang dikelola secara cermat oleh sumber daya manusia
(SDM) dimana potensi tersebut dapat menjadi suatu keterkaitan yang menyatu
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di Kelurahan maupun Kecamatan.
Potensi yang ada di Kecamatan Medan Selayang dapat dijadikan modal dalam
pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan itu sendiri agar
masyarakatnya dapat menggunakan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini dapat dilihat dari
pembangunan sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan serta Kelurahan
sebagai proses pembangunan Nasional secara berkesinambungan.
Sistem Pendataan Profil Kelurahan adalah kegiatan pendataan,
pengelolaan, dan pendistribusian, dan pemanfaatan data profil Kelurahan.
Profil Kelurahan adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi kelurahan
dan tingkat perkembangan kemajuan kegiatan, dan dampak pembangunan
kelurahan.
Potensi Kelurahan adalah kekuatan atau sumber daya yang dimiliki
oleh kelurahan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat
kelurahan. Sumber daya desa yang dimaksud meliputi sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan, dan sumber daya prasarana
dan sarana.
Tingkat Perkembangan Kelurahan adalah ukuran keberhasilan kegiatan
pembangunan desa yang dilakukan selama periode tertentu ( satu tahun dan
lima tahun ), dengan menggunakan indikator ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, kesehatan masyarakat, sosial budaya masyarakat, keamanan dan
ketertiban masyarakat, dan kedaulatan politik masyarakat.



Universitas Sumatera Utara
II.3. Pengertian Kelurahan
Pengertian Kelurahan adalah suatu wilayah administratif yang
ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung dibawah Camat yang tidak berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri. Tugas pemerintahan Kelurahan jadinya
berlandaskan asas dekosentrasi, yang tentu saja tidak menghalanginya
melaksanakan tugas-tugas di bidang desentralisasi melalui saluran Camat,
Bupati,Walikota, dan Gubernur Kepala Daerah. (Widjaja, 1993 :3).
Kelurahan dibentuk dengan memperhatikan syarat luas wilayah,
jumlah penduduk dan syarat-syarat lain yang ditentukan lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pembentukan nama dan batas Kelurahan
diatur dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri. Pembangunan Kelurahan adalah pembangunan
masyarakat sebagai upaya untuk merubah keadaan dari yang kurang
dikehendaki menuju keadaan yang lebih baik.

II.4. Pengertian Pembangunan
Siagian (2001 : 4) mendefinisikan sebagai suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintahan menuju modernitas dalam
rangka membina bangsa (nation building). Lebih jauh lagi dia mengatakan
bahwa pembangunan mengandung aspek yang sangat luas mencakup :
1. Pembangunan dibidang politik.
2. Pembangunan dibidang ekonomi.
3. Pembangunan dibidang sosial budaya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembangunan dibidang pertahanan dan keamanan.
Carolie (dalam Ndraha, 1990 : 15) mengartikan pembangunan sebagai
upaya manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Sebaliknya dia
mengatkan implikasi dari defenisi tersebut, yaitu ;
1. Pembangunan berarti membangkitkan kemauan optimal manusia maupun
individu maupun kelompok (capacity).
2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan
kemerataan nilai dan kesejahteraan (equlity).
3. Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya
sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini
dinyatakan sama, kebebasan memilih dan kekuasaan untuk memutuskan
(empowerment).
Pembangunan adalah suatu strategi yang bertujuan meningkatkan
kualitas kehidupan manusia. Pembangunan sosial pada prinsipnya lebih
berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi.
Beberapa sektor yang menjadi pusat perhatian pendekatan ini mencakup
pendidikan, kesehatan, ketanagakerjaan, jaminan sosial dan pengentasan
kemiskinan.
Secara sempit, pembangunan dapat didefinisikan sebagai
pembangunan kesejahteraan sosial. Ia berorientasi pada peningkatan
keberfungsian sosial (social functioning) kelompok-kelompok tidak beruntung
(disadvantage groups), atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (P2KS)
yang meliputi fakir miskin, anak terlantar, anak jalanan, pekerja anak,
keluarga rentan, wanita rawan sosial ekonomi, dan komunitas adat lokal.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan dapat dilihat dari indikator keluaran, seperti tingkat
kemiskinan, melek huruf, harapan hidup, dan partisipasi sosial. Indikator
standar hidup ini telah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Pembangunan
sosial bisa pula diukur dari indikator masukan yang umumnya dilihat dari
pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, kesehatan dan jaminan
sosial. Dalam kaitannya dengan indikator masukan ini, masih berkembang
anggapan bahwa pembangunan nasional adalah pengeluaran mahal yang
tidak akan mampu dilakukan oleh negara-negara berkembang. Hanya negara-
neagar kaya saja yang pantas melakuakan investasi sosial yang mewah ini
(Pembangunan Nasional oleh : Edi Suharto).
Teori-teori pembangunan yang lazim digunakan dimulai dengan
mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan rata-rata
produk domestik netto, tingkat tabungan dan investasi, serta tingkat
perdagangan. Walaupun berguna bagi pemahaman kita mengenai
pembangunan ekonomi, teori-teori dan model-model pembangunan ini tidak
mengatakan apa-apa tentang bagaimana memulai pembanguunan itu. Teori-
teori dan model-model itu berbicara mengenai unsur-unsur luar dari proses
pembangunan, dan gejala-gejala yang dapat diukur.
Dorongan ke arah peningkatan perbaikan tolak ukur, dan kebutuhan
akan keleusan teoritis yang sebanding semakin membuat model-model ini
tidak relevan bagi kita yang walaupun terlibat dalam proses pembangunan
politik juga telah dirumuskan. Tetapi kebanyakan model teorities ini
tampaknya didasarkan pada sejumlah variabel yang sangat terbatas dan
penjelasan-penjelasan senada yang berfungsi dengan sistem tunggal. Faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor yang dapat dikenali dan diukur berdasarkan dampaknya pada tingkat
pertumbuhan rata-rata berdasarkan asumsi khusus, misalnya, hanya
mempunyai relevansi yang terbatas dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah secara pesat. Untuk itu diperlukan sejumlah teori yang mencoba
mengaitkan pertumbuhan ekonomi dengan proses pembangunan politik.
Pembangunan Desa / Kelurahan dan Pembangunan Masyarakat
sebagai bagian Integral dari Pembangunan Nasional, perlu ditumbuh
kembangkan melalui peningkatan mutu keterpaduan, kegotong royongan,
menumbukan prakarsa dan swadaya masyarakat, guna lebih memantapkan
peningkatan pembangunan dari Desa Swadaya ke Desa Swakarsa menjadi
Swasembada dengan terlebih dahulu mengetahui data dan informasi yang
terpercaya tentang karakter Desa/Kelurahan yang diperoleh melalui sistem
pendataan pada Data Profil Desa/Kelurahan.

II.5. Pengertian Kesejahteraan dan Sosial
II.5.1 Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang
luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu
yentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut.
Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran
kata an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, atau selamat, artinya terlepas
dari segala macam gangguan dan kesukaran.





Universitas Sumatera Utara
II.5.2. Pengertian Sosial
Istilah sosial berasal dari kata bahasa Latin ; socius yang berarti kawan
atau teman. Manusia lahir dengan apa adnya, kemudian memulai hidup saling
berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Menurut Dr.J .A. Poonsioen,
dikutip T.Sumarnogroho (1982), istilah sosial mempunyai arti yang berbeda :
1. Sosial diartikan sebagai suatu indikasi daripada kehidupan bersama
makhluk manusia, umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir,
bertindak, dan dalam hubungan antar manusia.
2. Istilah sosial pada abad ke 19 mempunyai konotasi yang berbeda, lebih
sentimentil dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah
yang agak serupa yang dikaitkan dengan persoalan-persoalan kemiskinan
dan ketelantaran orang (misalnya : pekerjaan sosial, pelayanan sosial, aksi
sosial). Meskipun demikian dari konotasi ini kemudian berkembang dalam
segala arah yang bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang
bertujuan menaggulangi kemiskinan dan ketelantaran.
Selanjutnya pengertian kata sosial mungkin dilandasi oleh kenyataan
bahwa kesemuanya bersangkutan dengan orang dalam masyarakat.
Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makhluk sosial dan tidak
melulu makhluk ekonomi atau orang lainnya.

II.6. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Secara etimologi, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan sejahtera
pada umumnya meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial, dan bukan
hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan tertentu saja, jadi merupakan
suatu keadaan atau kegiatan (Suparlan, 1983 : 58).
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, Kesjahteraan Sosial mempunyai pengertian yang berbeda,
Kesejahteraan sosial didalam berbagai bentuk kegiatannyameliputi semua
bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan
dan kesejahteraan individu, kelompok, masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat
pula mencakup upaya dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung ditujukan
untuk penyembuhan, pencegahan, masala-masalah sosial mosalnya :
pengembangan sumber-sumber manusia, kemiskinan, serta disorganisasi
sosial (Nurdin, 1990 : 27).
Menurut PBB, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan atau kondisi
sejahtera baik fisik maupun mental, maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-
perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Dan kemudian pengertian
tersebut disempurnakan menjadi suatu kegiatan yang terorganisir dengan
tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan
lingkungan sosial mereka.
Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu
bidang usaha manusia, diman didalamnya terdapat berbagai macam dan usaha
sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada
bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial,
waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan sosial.
Menurut Walter A. Friedlander (1961) :
Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang teroganisir dari
pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan
untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan
mereka dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan
meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga
dan masyarakat".

Universitas Sumatera Utara
Definisi tersebut menjelaskan :
1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan
lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan okok seperti pangan, sandang,
papan, kesehatan, juga relasi-relasi sosialnya dengan lingkungannya.
Definisi dan penjelasan tersebut menjadikan pengertian kesejahteraan
sosial dalam arti yang dinamis. Kesejahteraan sosial mencakup tujuan dan
juga usaha dalam mencapai kesejahteraan sosial tersebut.
Menurut UU No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi :
Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material dan spiriyual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
azasi manusia serta kewajiban manusia dengan Pancasila.

Definisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai
dengan yang sebaik-baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri
dari aspek rohaniah dan jasmaniah. Manusia membutuhkan makanan, tempat
tinggal, air, udara, dan pemeliharan kesehatan yang cukup disamping
kebutuhan rohaniah. Konsep kesejahteraan tersebut bersifat statis yaitu
menyangkut tujuan dari kesejahteraan sosial.

II.7. Pengertian Masyarakat
Pada dasarnya masyarakat terdiri dari berbagai lapisan sosial.
Walaupun secara konseptual pengertian masyarakat (komunitas) sendiri sangat
Universitas Sumatera Utara
luas, dan rumit tetapi lapisan-lapisan inilah yang sering disebut sebagai
masyarakat. Dalam skala nasional yang disebut masyarakat Indonesia bukan
sebuah masyarakat yang seragam. Ratusan dan bahkan ribuan kelompok atau
komunitas yang ada membentuk masyarakat Indonesia dan memberikan
gambaran lapisan sosial tersebut.
Dengan keadaan tersebut sangat wajar jika didalam masyarakat dapat
terjadi ketegangan sosial antara kepentingan individu dan kelompok, atau
antara kepentingan kecil dengan yang lebih besar.
Sesungguhnya masyarakat adalah sebuah indetifikasi dan interaksi
sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.
Kekuatan pengikat suatu masyarakat, terutama adalah kepentingan bersama
dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan
atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial ekonomi. Disamping itu
secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi/wilayah
geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan
mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan
yang dihadapinya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.
Dengan demikian struktur masyarakat akan menjadi faktor kunci
dalam meninjau kapasitas dan potensi komunitas. J elas bahwa semakin
beragamnya (heterogen) struktur masyarakat semakin banyak pula
kepentingan komunitas yang harus diakomodasi dalam sebuah proses
pembangunan. Kepentingan bersama jelas akan lebih mudah untuk dicapai
apabila terdapat unsur yang menjadi pengikat suatu komunitas juga kuat.
Biasanya komunitas yang terbentuk secara alamiah baik yang dibentuk oleh
Universitas Sumatera Utara
nilai budaya, sosial dan ekonomi memiliki daya gerak yang jauh lebih baik
dibandingkan komunitas yang dibentuk oleh katan-ikatan formal seperti
wilayah, ideologi poitik, serta atribut-atribut administratif lainnya.
Kata masyarakat dan potensi merupakan pasangan yang selalu muncul
ketika membicarakan masyarakat dalam pembangunan. Keduanya selalu
muncul dan pengertiannya sering saling mengisi dan menggantikan.
Karenanya dalam membahas kapasitas pembangunan suatu masyarakat kita
dapat mengartikannya sebagai seberapa besar tingkat yang mungkin dilakukan
atau diambil oleh masyarakat. Dalam hal ini kapasitas pemabngunan dapat
dilihat sebagai kemampuan didalam memanfaatkan dan mengelola sumber
daya baik alam maupun sosial, dengan teknologi yang ada untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan fisik dan sosial kehidupan manusia.
Ada beberapa aspek yang menentukan kapasitas masyarakat dan
keterlibatannya didalam proses penbangunan yakni kesediaan prasarana,
pranata, SDAdan SDM yang memadai serta kondisi yang menunjang. Pranata
bagi keterlibatan masyarakat dalam pembangunan merupakan prasyarat
penting yang harus ada karena pranata akan menyediakan wadah dan
mekanisme yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Hal ini penting
karena hakekat dari ketersediaan mekanisme tersebut adalah pengakuan secara
hukum atas keberadaan masyarakat. Legalitas ini diperlukan untuk
memberikan jaminan keamanan atas hasil yang dicapai terhadap berbagai
gangguan pihak lain.
Selain itu pranata juga akan memberikan jaminan sosial bagi
masyarakat untuk dapat mengakses berbagai sumber daya yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan aktivitas pembangunannya. Karena pembangunan berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya maka kemampuan untuk mengakses sumber
daya merupakan faktor penting bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif
didalam pembangunan. Tanpa akses terhadapmodal atau teknologi, misalnya,
terlalu sulit bagi masyarakat untuk mengambil peran dalam proses
pembangunan.
Namun ketersediaan pranata bagi masyarakat untuk terlibat dalam
aktivitas pembangunan juga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
masyarakat. Keterampilan teknis dan berbagai pengetahuan yang berkaitan
dengan sumber daya pembangunan diperlukan agar keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan lebih efektif dan efisien.

II.8. Pengertian Kecamatan
Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, Kecamatan merupakan
wilayah administratif pemerintahan dalam rangka dekosentrasi yakni
lingkungan kerja, perangkat pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan
tugas pemerintahan umum di daerah.
Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Kecamatan
merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota dimana Camat sebagai pimpinan yang menanggungjawabi suatu
Kecamatan. Yang menjadi kajian peneliti sebagai objek penelitian adalah
Kecamatan Medan Selayang yang memiliki potensi yang cukup besar untuk
melakukan penelitian tenatang peningkatan kesejahteraan masyarakatnya
dengan pembangunan yang ada di adalamnya. Tujuan dari pengambilan data
dari Kecamatan Medan Selayang juga untuk mengetahui seberapa besar
Universitas Sumatera Utara
pengaruh dari pembangunan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
itu sendiri.

II.9. Kerangka Pemikiran
Pelaksanaan pembangunan yang ada di Indonesia didasarkan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana dengan adanya pemetaan suatu
wilayah dapat ditarik sebuah hubungan yang bersifat saling berkaitan antara
satu sama lain. Pemetaan potensi yang ada di kelurahan jika dikaitkan dengan
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di kecamatan
sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri.
Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah
memberikan peluang bagi daerah untuk melaksanakan pembangunan secara
berkesinambunagan dimana otoritas daerah sangat berperan besar dalam
pembangunan tersebut. Peneliti melihat dengan adanya potensi yang ada pada
kelurahan juga dapat menunjang laju pembangunan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang ada di kecamatan.
Peneliti menggambarkan kerangka pemikiran pemetaan potensi
kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat
di Kecamatan Medan Selayang dengan menghubungkan dampak dari yang
ditimbulkan oleh pembangunan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Untuk memperjelas bahasan
pembangunan kesejahteraan sosial di Kecamatan Medan Selayang sebagai
berkut :


Universitas Sumatera Utara
Gambar 1
Bagan Kerangka Pemikiran














UU No 5 Tahun 1979
Otonomi Daerah










UU No 6 Tahun 1974
Kesejahteraan Sosial
Pemetaan potensi
Kelurahan
Pelaksanaan
pembangunan
Peningkatan
kesejahteraan sosial
Masyarakat Kecamatan
Medan Selayang
Universitas Sumatera Utara
II.10. Definisi Konsep dan Definisi Operasional
II.10.1. Definisi Konsep
Konsep merupakan unsur penting dalam penelitian. Konsep adalah
istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
mengenai suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat perhatian (Singarimbun, 1984 : 33). Konsep penelitian sangat diperlukan
untuk agar tidak menimbulkan kekacauan atau kesalah pahaman yang dapat
mengaburkan tujuan penelitian.
Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang
digunakan, maka dibatasi konsep yang akan digunakan sebagai berikut :
1. Pemetaan potensi kelurahan diartikan sebagai pengelompokan suatu
wilayah dalam hal ini kelurahan beserta potensi yang ada didalamnya
untuk peningkatan kesejahteraan penduduknya.
2. Pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial diartikan sebagai sesuatu
proses kearah yang lebih baik lagi dalam pemenuhan kebutuhan akan
pangan, sandang, papan, material maupun spritual dimana pembangunan
yang berkesinambungan akan menciptakan suatu masyarakat yang adil,
makmur dan sejahtera sesuai dengan cita-cita nasional.
3. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang sebagai objek peneltian di
harapkan dapat menjadi responden bagi peneliti untuk dapat mengetahui
tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya pembangunan yang ada
di kelurahan maupun kecamatan.


Universitas Sumatera Utara
II.10.2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti
dengan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel
(Singarimbun,1989 : 46).
Dalam penelitian pemetaan potensi kelurahan dalam pelaksanaan
pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang
dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1. Pemetaan Potensi.
a. Potensi SDA : - Pengolahan Lahan
- Kualitas Air Bersih & Udara
b. Potensi SDM : - Pengangguran & anak putus sekolah
c. Potensi Kelembagaan : - Pemerintahan - Ekonomi
- Kemasyarakatan - Pendidikan
- Politik - Keamanan
d. Potensi Sarana dan Prasarana : - Transportasi - Kesehatan
- Komunikasi - Penerangan
- Peribadatan - Olahraga
- Akomodasi
2. Pelaksanaan Pembangunan.
a. Pemahaman masyarakat tentang Pembangunan.
b. Perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan.
c. Kaitan antara potensi dengan pembangunan.
d. Hasil pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai