Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN FUNGSIONAL


SIFAT DAN EFEK SEHAT KOMPONEN BIOAKTIF PANGAN FUNGSIONAL




Disusun oleh Group 3:
Bayu Octavian Prasetya (121710101118)
Aninditha Hapsari (121710101128)
Syaiful Bahri (121710101100)
Firdyan Septyantha (121710101113)







JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

1. Rumusan Komponen Bioaktif, Sifat Fungsional Komponen Bioaktif, dan Efek Sehat
Pangan Fungsional
a) Serat pangan (dietary fiber) dan pati resisten (resistant starch).
Serat pangan merupakan bagian dari tanaman yang tidak bisa dicerna oleh enzim
pencerna dalam usus halus manusia sehat terutama terdiri dari polisakarida bukan pati (non-
starch polyssaccaride) dan lignin (Trowel, 1972). Dalam perkembangannya serat pangan
mencakup komponen yang lebih banyak seperti yang tersebut dalam definisi serat pangan
menurut the American Association of Cereal Chemist (AACC) pada tahun 2001 (Anonim,
2001). Definisi terbaru ini mengatakan bahwa serat pangan adalah bagian tumbuhan yang
dapat dimakan atau analog dengan karbohidrat, yang tahan terhadap pencernaan dan absorpsi
di dalam usus halus manusia dan mengalami fermentasi sebagian atau seluruhnya di dalam
usus besar. Serat pangan meliputi polisakarida, karbohidrat analog, oligosakarida, lignin, dan
bahan yang terkait dengan dinding sel tanaman (waxes, cutin, suberin). Karbohidrat analog
yang dimaksudkan dalam definisi ini meliputi dekstrin tak tercerna, pati resisten (resistant
starch) dan senyawa karbohidrat sintetis (polydekstrosa, metil selulosa dan
hydroxypropylmethyl selulosa). Secara fisiologis, pati resisten didefinisikan sebagai jumlah
dari pati dan hasil pencernaan pati yang tidak diserap di dalam usus halus individu sehat
(Asp, 1992). Berdasarkan sifat kelarutannya serat pangan dibedakan menjadi serat larut
(soluble fibre) dan serat tidak larut (insoluble fibre). Kedua jenis serat ini memiliki sifat yang
berbeda serta memberikan efek fisiologis yang berbeda pula (Marsono, 1995). Sifat
fungsional serat pangan muncul karena efek fisiologis yang ditimbulkan. Efek fisiologis
berkaitan dengan sifat fisik dan kimia serat pangan dan fraksi-fraksinya. Efek fisiologis serat
pangan yang berkaitan dengan sifat fisik dan kimia meliputi: viskositas, fermentabilitas,
kapasitas pengikatan air, absorpsi molekul organik dan sifat penukar ion (Marsono, 2004).

b) Inulin dan FOS (Fruktooligosakarida)
Inulins merupakan oligosakarida yang mengandung fruktosa (=fruktan) yang berasal/
terdapat dalam tanaman. Senyawa tersebut terdiri dari unit-unit fruktosa (dengan ikatan (2-
1) glikosida dan gugus terminal berupa glukosa. Inulin tanaman mengandung 2-150 unit
fruktose. Frukto oligo sakarida (FOS) adalah oligosakarida mengandung 2-10 unit fruktose,
dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Inulin dan FOS tidak dicerna dalam usus halus,
sehingga nilai kalorinya rendah dan difermentasi oleh mikroflora di dalam kolon serta
menstimulir bifidobacteria. Ikatan (2-1) glikosida ini tahan terhadap pencernaan ensim, dan
merupakan sifat yang spesifik pada inulin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penambahan oligofruktosa dalam diet dapat meningkatkan kesehatan usus besar (Menne et
al., 2000; den Hond et al., 2000). Karena alasan manfaat kesehatan tersebut oligofruktosa
atau inulin sekarang banyak diperdagangkan sebagai suplemen makanan, sebagai prebiotik
dan promotor aktivitas bakteri bifido (bifidobacteria) denganberbagai nama dagang. Efek
kesehatan inulin dan FOS anatar lain : mengurangi konstipasi, menambah frekuensi ke
belakang, melunakan feses, menaikkan kadar air feses, meningkatkan bifidobakteri,
laktobasili serta menurunkan Enterobakteri & Clostridium perfringen. Inulin dan FOS
banyak terdapat dalam : bawang merah, bawang putih, pisang dan asparagus.

c) Senyawa antioksidan
Antioksidan dibedakan menjadi dua macam, yaitu antioksidan dalam sistem pangan
dan antioksidan dalam sistem biologis. Meskipun secara prinsip keduanya sama yaitu suatu
senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi, tetapi terkait dengan makanan fungsional,
antioksidan yang dimaksud adalah antioksidan dalam system biologis. Secara umum
antioksidan dalam system biologis diadefinisikan sebagai suatu senyawa yang dapat
melindungi sel tubuh dari kerusakan sebagai akibat proses oksidasi. Jadi secara prinsip
sebenarnya di dalam tubuh kita terjadi oksidasi, yang pada tingkat tertentu mengakibatkan
gangguan kesehatan. Adanya antikosidan dalam makanan yang kita konsumsi dapat
membantu mengatasi kemungkinan oksidasi tersebut. Antioksidan tersebut dapat diperoleh
dengan sintesis atau secara alamiah yaitu pada berbagai bahan pangan kaya antioksidan.
Makanan fungsional yang didalamnya terkandung antioksidan yang cukup, dapat membantu
meningkatkan pertahanan tubuh. Banyak jenis antioksidan alami terdapat di berbagai bahan
pangan, anatar lain kelompok carotenoid, flavonoid dan phenolic. Ada beberapa macam
karotenoid, terdapat pada bahan pangan misalnya wortel, labu kuning, ketela rambat (beta
karotene), jeruk, telur, jagung (lutein, zeaxantine), serta tomat, semangka dan anggur
(lycopene).
Antioksidan kelompok karotenoid telah diklaim memiliki efek menyehatkan antara
lain (i) dapat menetralkan radikal bebas yaitu suatu senyawa yang dapat merusak sel dan
mengakibatkan timbulnya penyakit kanker, (ii) meningkatkan pertahanan oksidasi, (iii)
membantu menyehatkan mata, (iv)membantu meningkatkan kesehatan prostat, serta
membantu mencegah timbulnya penyakit jantung (Anonim, 2006 dan Boileu, et al.,1998).
Antioksidan kelompok flavonoids anatara lain berupa senaywa-senyawa anthocyanin,
flavanols, flavonones, flavonols serta proanthocyanidin. Jenis antioksidan ini banyak terdapat
pada buah-buahan (berry, cerry, anggur dan apel), teh, cacao, coklat, bawang merah, brokoli
dan kacang tanah. Efek kesehatan yang bisa ditimbulkan anatar lain (i) meningkatkan
pertahanan antioksidan tubuh, (ii) memperbaiki fungsi otak, (iii) menjaga kesehatan jantung,
(iv) menetralkan radikal bebas. Isoflavon (daidzein, genistein) banyak terdapat di dalam
kedelai dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang dan otak serta meningkatkan
kekebalan. Vitamin C dan vitamin E merupakan dua jenis vitamin antioksidan yang terdapat
banyak pada buahbuahan dan biji-bijian sangat bagus untukmenetralkan radikal bebas,
meningkatkan kesehatan tulang dan jantung serta meningkatkan kekebalan tubuh. Vitamin E
memeiliki fungsiantioksidan yang signifikan pada membrane sel dan lipoprotein. Banyak
peenlitian membuktikan bahwa vitamin E membantu menurunkan resiko penyakit jantung
koroner, kanker dan penyakit kronik lainnya (Papas, 1999).
d) PUFA (polyunsaturated fatty acids) dan CLA (Conjugated linoleic acids)
PUFA dan CLA merupakan komponen bioaktif yang banyak terdapat pada bahan
pangan hewani. PUFA khususnya asam lemak Omega 3, banyak terdapat dalam salmon, tuna
dan beberapa hewan laut lainya, berpotensi untuk merungurangi resiko penyakit jantung
koroner, dan memabantu memperbaiki kesehatan mental dan fungsi pengelihatan. Sedangkan
CLA banyak terdapat dalam daging domba dan sapi serta keju, dapat meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh, menekan pertumbuhan tumor lambung (Hasler, 2004). Dari komponen
bioaktif tersebut, sarat pangan, inulin dan FOS merupakan komponen prebiotik yang saat ini
banyak digunakan dalam produksi makanan fungsional. Prebiotik didefinisikan sebagai
ingridien pangan tak tercerna yang mempunyai efek menguntungkan bagi inang yang
mengkonsumsinya dengan perangsangan selektip pada pertumbuhan dan atau aktivitas salah
satu atau beberapa bakteri di dalam kolon, sehingga dapat meningkatkan kesehatan (Gibson
and Roberfroid, 1995). Di samping karena adanya komponen bioaktif, sifat fungsional juga
bisa disebabkan oleh ingridien yang berupa mikroorganisme hidup yang memiliki sifat
spesifik dan memberikan efek menyehatkan. Contoh dari produk yang memiliki sifat tersebut
adalah probiotik, yaitu ingridien makanan berupa bakteri hidup (Lactobacilli, Bifidobacteria)
yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh dengan cara menjaga kesetimbagan mikrobiota
pada saluranpencernaan

e) Tannin
Tannin merupakan senyawa bioaktif yang termasuk ke dalam golongan polifenol.
dengan berat molekul besar (lebih besar dari 600) dan tersebar sangat luas pada bagian-
bagian tanaman seperti akar, batang daun, bunga dan buah. Tannin memiliki kemampuan
sebagai antioksidan dan antimikroba yang selektif. Gugus OH pada tannin mampu berfungsi
sebagai antioksidan karena dapat meredam radikal bebas superoksida (O2*), hidroksil (*OH),
peroksil (ROO*), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (1O2), oksida nitrit (NO*), dan
peroksinitrit (ONOO*) yang terdapat di dalam tubuh (Hagerman, 2002 dan Siswono, 2005).
Hasil penelitian Putra (2007) menyatakan bahwa tannin juga memiliki kemampuan sebagai
antimikroba yang selektif seperti pada pengawetan nira.

DAFTAR PUSTAKA
Hagerman, A.E. 2002. Condensed Tannin Structural Chemistry. Dept. Of Chemistry and
Biochemistry, Miami University,Oxford.
Putra, I.N.K. 2007. Studi Daya Antimikroba Ekstrak Beberapa Bahan Tumbuhan Pengawet
Nira serta Kandungan Senyawa Aktifnya. (Disertasi). Malang : Program
Pascasarjana UniversitasBrawijaya. 120 p.
Siswono, H. 2005. Mekanisme Kerja Vitamin B2, Asam Galat dan Somatropin pada
Penghambatan Proses Penuaan Dini, Kajian Aktivitas Senyawa Gizi, Non Gizi dan
Hormon Pertumbuhan sebagai Bahan Penghambat Proses Penuaan Dini. Seminar
Nasional MIPA, Depok 24-26 Nopember 2005.

2. Komponen Bioaktif Gizi
a) Protein dan Peptida dari Ikan
Ikan merupakan hewan laut yang kaya akan protein. Menurut Venugopal (2010),
menyatakan bahwa jumlah kandungan protein pada daging ikan mencapai 17 -22%, dengan
ratarata 19%, sementara tuna yang dimasak mengandung protein sebesar 30%. Fungsi
protein tersebut antara lain digunakan sebagai pembangun struktur utama dalam sel, enzim
dalam membran, hormone dan alat pembawa. Dilihat dari sisi nutrisi, protein merupakan
sumber energy dan asam amino, yang penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel. Selama
ini ikan dikenal sebagai sumber protein yang murah. Protein dari ikan merupakan sumber
yang bagus dari sisi fungsional dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Sifat
fungsional protein didefinisikan sebagai karakteristik fisikokimia dan perhitungan perubahan
dalam system makanan selama persiapan, proses, penyimpanan, dan konsumsi (Venugopal,
2010). Selain sebagai sumber protein, ikan merupakan sumber bioaktif peptida. Senyawa
bioaktif Peptid banyak ditemukan pada daging ikan dari berbagai macam spesies (Kadam and
Prabhasankar, 2010). Venugopal (2010), menambahkan bahwa limbah pengolahan Ikan dan
ikan ekonomis renda merupakan sumber terbaik senyawa biokatif peptida. Sumber terbaik
peptide pada ikan laut terdapat pada ikan sardine (Sardina pilchardus) yang mengandung
fraksi lipipeptic dan peptidic. Selain itu protein hydrolyzate dari ikan sardine masak yang
diproduksi dengan enzim proteinase dan alkalase.

b) Polisakarida Larut Air
Polisakarida adalah senyawa karbohidrat kompleks. Bila dihidrolisis, polisakarida
akan menghasilkan banyak unit monosakarida. Polisakarida terdiri atas dua jenis yaitu
homopolisakarida (mengandung hanya satu jenis unit monomer) dan heteropolisakarida
(mengandung dua atau lebih jenis unit monosakarida yang berbeda). Polisakarida biasanya
tidak berasa, tidak larut dalam air, dan memiliki berat molekul yang tinggi. Contoh
homopolisakarida adalah pati yang hanya mengandung unit-unit D-glukosa, sedangkan asam
hialuronat pada jaringan pengikat mengandung residu dari dua jenis unit gula secara
berganti-ganti merupakan contoh dari heteropolisakarida [Zulfikar, A. 2009]. Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak memiliki rasa
manis dan tidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulose [Purnama Sari, Rika. 2011]. Polisakarida larut air dari umbi
gadung merupakan bagian salah satu jenis polisakarida. Polisakarida adalah molekul
hidrofilik dengan sejumlah gugus hidroksil bebas yang dapat membentuk ikatan hydrogen
dengan air sehingga polisakarida mempunyai kemampuan untuk mengikat air, yang
menyebabkan daya ikat terhadap air semakin meningkat [Purnama Sari, Rika. 2011].
Polisakarida Larut Air dalam umbi gadung memiliki sifat fungsional untuk kesehatan,antara
lain sebagai penurun kadar glukosa darah. Hal ini didukung oleh penelitian yang melaporkan
bahwa ekstrak polisakarida larut air (PLA) kasar umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst)
memiliki efek hipoglikemik [Rahmawati, A. 2010].

c) Dioscorin
Dioscorin adalah protein yang terdapat dalam umbi tanaman tropis dari keluarga
Dioscorea spp. Dioscorin telah dilaporkan memiliki beberapa fungsi penting. Dioscorin
berfungsi sebagai cadangan protein pada umbi yam [Hou, W.C., Chen, H.J. and Lin, Y.H.
2000]. Dioscorin juga menunjukkan adanya aktifitas penghambatan tripsin dan carbonic
anhydrase. Dioscorin yang telah dimurnikan memperlihatkan aktivitas antioksidan terhadap
penangkapan radikal bebas [Hou, G. and Kruk, M. 1998.]. Dioscorin juga berfungsi sebagai
suatu senyawa immunomodulatory [Liu Y.W., Shang, H.F., Wang, C.K., Hsu,F.L. and
Hou,W.C. 2007]. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dioscorin dapat menghambat
angiotensin converting enzyme (ACE) yang akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Dalam penelitian yang dilakukan [Liu, D. Z., H. J. Liang, C. H. Han, S. Y. Lin, C. T. Chen,
M. F. and W. C. Houb. 2009], dioscorin menunjukkan aktivitas antihipertensi secara in vivo.
Selain itu, dioscorin memperlihatkan aktivitas penghambat ACE secara in vitro. Dalam dosis
tertentu efektifitas dioscorin dalam menghambat ACE mencapai 50% jika dibandingkan
dengan katropil yang merupakan obat standar untuk hipertensi. Dioscorin menunjukkan
penghambatan non kompetitif terhadap ACE. Dioscorin yang telah mengalami hidrolisis oleh
pepsin mengalami peningkatan aktifitas penghambatan ACE hingga 75%. Oleh karena itu
dioscorin dan hidrolisatnya diduga berpotensi untuk mengontrol hipertensi [Hsu, F. H., Y. H.
Lin, M. H. Lee, C. L. Lin, and W. C. Hou. 2002].

DAFTAR PUSTAKA
Zulfikar, A. 2009. Karbohidrat. http://www.gudangmateri.com/2009/12/ujikarbohidrat.html.
Tanggal akses 20 Agustus 2013.

Purnama Sari, Rika. 2011. Pengaruh Proporsi Dan Tingkat Penambahan Ekstrak Polisakarida
Larut Air (PLA) Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) Dan Alginat Pada
Pembuatan Mie Instan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya
Malang.

Rahmawati, A. 2010. Efek Hipoglikemik Ekstrak Kasar Polisakarida Larut Air Non Pati
Gadung (Dioscorea hispida dennst.) pada Tikus Hiperglikemik. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Hou, W.C., Chen, H.J. and Lin, Y.H. 2000. Dioscorin From Different Dioscorea Species All
Exhibit Both Carbonic Anhydrase and Trypsin Inhibitor Activities. Bot. Bull. Acad.
Sinica (Taiwan). Vol 41:191-196.

Hou, G. and Kruk, M. 1998. Asian Noodle Technology, Technical Bulletin, 20 (12), 1-10.

Liu Y.W., Shang, H.F., Wang, C.K., Hsu,F.L. and Hou,W.C. 2007. Immunomodulatory
Activity of Dioscorin, The Storage Protein of Yam (Dioscore alata cv Tainong No1)
Tuber. Food Chem.Toxicol. 45:2312-2318.

Liu, D. Z., H. J. Liang, C. H. Han, S. Y. Lin, C. T. Chen, M. F. and W. C. Houb. 2009.
Feeding Trial Of Instant Food Containing Cyophilised Yam Powder in Hypertensive
Subjects. J Sci Food Agric 89 : 138-143.

Hsu, F. H., Y. H. Lin, M. H. Lee, C. L. Lin, and W. C. Hou. 2002. Both Dioscorin, The Tuber
Storage Protein of Yam (Dioscorea alata CV Tainong No. 1), and its Peptic
Hydrolysates Exhibited Angiostensin Converting Enzyme Inhibitory Activities. J.
Agric. Food Chem. 50 : 6109-611





3. Senyawa Bioaktif Hipokolesterol

No Jenis Bahan Bioaktif Kelompok komponen Sifat fungsional
1 Terong Belanda
(Cyphomandra
betacea Sendt)
- Antosianin
- Isoflavon
- Senyawa karotenoid
- Serat
- Vitamin E
- Vitamin A
- Vitamin C
- Vitamin B
6
.
Hipokolesterol
- Antioksidan Pelindung terhadap kelebihan
radikal bebas (bekerja dengan
memperbaiki kerusakan pada
membran biologis dan
menghambat produksi dari
reseptor LDL)
2 Ekstrak air benalu
manga (Dendrophoe
petandra)
- Flavanoid kuersetin
- Tanin
- Saponin.
Menurunkan Kolesterol Total dan
Low Density Lipoprotein (LDL)
Mencegah oksidasi LDL
3 Lidah buaya - vitamin B3,
- vitamin C,
- asam folat,
- selenium,
- magnesium,
- enzim lipase,
- lignin, dan
- antraquinon
- efek membantu reaksi
hidroksilasi dalam
pembentukan asam empedu
sehingga meningkatkan
ekskresi kolesterol dan
menurunkan kadar kolesterol
dalam darah.
4 Eugenia polyantha - Flavonoid
- Tannin
- Saponin
- serat
- menurunkan kadar kolesterol
- mengurangi kandungan
tocopherol
- menghambat penyerapan
lemak.
- Mengikat kolesterol dengan
asam empedu sehingga dapat
menurunkan kadar kolesterol.
- absorbsi kolesterol di usus
5 Susu yoghurt kerbau - Probiotik (Bifidobacterium
longum Bb-46)
- Menurunkan kolesterol
6 Kedelai - Protein Kedelai - Hipokolesterolemik



No Jenis komponen bioaktif Efek sehat (teruji
secara ilmiah)
Modus Aksinya
1 Probiotik (Bifidobacterium
longum Bb-46)
Hipokolesterol Penelitian ini mendeteksi probiotik
yang berada dalam saluran cerna, dan
menemukan bahwa aktivitas BSH
mampu menghidrolisis asam
glikodeoksikholik konjugasi dan
asam tauro-deoksikholik,
meningkatkan dekonjugasi gliko- dan
tauro-asam empedu.
Hipokolesterol Lactobacillus gasseri dapat
mengeluar-kan kolesterol melalui
ikatan pada permukaan bagian
ontoseluler probiotik. Kemampuan
pengikatan kolesterol ditimbulkan
oleh adanya pertumbuhan dan strain
spesifik tertentu.
2 Flavanoid kuersetin, tanin
dan saponin
Penurunan nilai rata-
rata kadar kolesterol
total
Meningkatkan sekresi asam empedu.
(Pembentukan asam empedu terjadi
didalam hepar. Kolesterol dalam
LDL dibawa oleh HDL menuju
hepar. Kolesterol diubah menjadi 7-
hidrokolesterol.yang kemudian
terjadi reduksi ikatan rangkap dan
hidroksilasi menjadi asam
kenodeoksikolat dan asam kolat yang
kemudian masuk kedalam usus halus
sebagai emulsifier untuk membantu
pencernaan lemak dan kemudian
dikeluarkan melalui feses)
Mengurangi
kerusakan endotel
dengan cara menurunkan kadar
kolesterol dan LDL melalui
peningkatan sintesa asam empedu
LDL sehingga meminimalisir
terjadinya LDL oksidasi.
Antioksidan Menekan terjadinya oksidasi LDL
hasil reaksi inflamasi.
Flavonoid juga berperan sebagai
antioksidan yang dapat menekan
pelepasan radikal O2 yang reaktif
sehingga menekan terjadinya
kerusakan endotel dengan
menghambat inisiasi atau propagasi
dari reaksi rantai oksidasi dan
sebagai anti inflamasi yang dapat
menghambat reaksi inflamasi,
sehingga mencegah makin
banyaknya makrofag
Antioksidan juga mengurangi
toksisitas LDL yang teroksidasi
terhadap sel endotel dan juga
mengurangi degradasi oksidatif
akibat nitrit oksida.
3 Vitamin C Hipokolesterol Vitamin C yang mempunyai efek
membantu reaksi hidroksilasi dalam
pembentukan asam empedu sehingga
meningkatkan produksi garam
empedu yang berakibat
meningkatnya ekskresi kolesterol
4 Mineral selenium dan
magnesium
Hipokolesterol Selenium dapat bergabung dengan
protein plasma membentuk kompleks
selenoprotein berfungsi mencegah
proses oksidasi LDL sehingga resiko
aterosklerosis berkurang
magnesium terlibat dalam regulasi
enzim kolesterol ester hidrolase.
Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa defisiensi magnesium
meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan kadar HDL kolesterol
serum.25 Enzim lipase berfungsi
dalam metabolism kilomikron
remnan sehingga proses
pembentukan VLDL di hepar akan
terganggu dan menurunkan kadar
LDL kolesterol serum.
5 Lignin Hipokolesterol Serat larut air yang terbukti
membantu mengurangi kadar LDL
kolesterol serum. Bila dikonsumsi
dalam jumlah cukup tiap hari.
Mekanisme kerja serat ini adalah
dengan menghambat absorbsi garam
empedu pada siklus enterohepatik.
Apabila absorbsi garam empedu
terhambat maka absorbsi kolesterol
dari usus pun terhambat karena
garam empedu diperlukan dalam
proses absorbsi misel yang
mengandung kolesterol.
6 - Flavonoid
- Tannin
- Saponin
- Serat
Hipokolesterol - Menurunkan kadar kolesterol
- Mengurangi kandungan
tocopherol
- Menghambat penyerapan lemak.
- Mengikat kolesterol dengan asam
empedu sehingga dapat
menurunkan kadar kolesterol
absorbsi kolesterol di usus

Anda mungkin juga menyukai