Disusun oleh Kelompok 2 : Nova Mei Marliya (7311412075) Siti Nurjanah (7311412089) Fitri Rahmawati (7311412094) Roro Aristiyo (7311412104) Novi Ria Kurniawati (7311412108) Helfia Febrianda (7311412109) Purwaningsih (7311412112) Riyantina (7311412125)
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 ABSTRAK Dana pensiunadalahlembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun, dan telah ditetapkan dalam UU No.11 Tahun 1992.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring perkembangan zaman, semakin banyak bermunculan lembaga keuangan di Indonesia, salah satunya adalah dana pensiun. Dana pensiun lembaga keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atai perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Berdasarkan definisi tersebut dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Dewasa ini, telah beredar isu-isu terkait dana pensiun baik yang merugikan maupun menguntungkan. Untuk itu, kami tertarik untuk membahas beberapa isu mengenai dana pensiun tersebut. B. RUMUSAN MASALAH 1. Pembahasan Dana Pensiun 2. Isu-isudalamlembagadanapensiun 3. Analisismengenaiisu-isudalamdanapensiun 4. Bagaimanamengatasiisu-isudanapensiun C. TUJUAN 1. Untukmengetahui Dana Pensiun 2. Untukmengetahuiisu-isu yang terjadidalamlembagakeuangandanapensiun 3. Untukmengidentifikasiisu-isudanapensiun 4. Untukmengetahuilangkah-langkahuntukmengatasiisu-isudanapensiun
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Dana Pensiun Pensiun merupakan dana yang sengaja dihimpun secara khusus dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun, meninggal dunia atau cacat. Dana yang terhimpun ini dikelola dalam suatu lembaga yang disebut trust sedangkan pengelolanya disebut trustee atau dapat juga dilakukan oleh perusahaan asuransi atau badan lain yang dibentuk secara khusus untuk mengelola dana tersebut.
B. Tujuan Dana pensiun ==> Bagi pemberi kerja 1. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah lama mengabdi kepada perusahaanya. 2. Agar di masa pensiun tersebut, karyawannya mendapatkan jaminan. 3. Memberikan rasa aman pada karyawan. 4. Meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan. 5. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat.
==> Bagi karyawan, 1. Kepastian memperoleh penghasilan masa yang akan datang sesudah masa pensiun. 2. Memberikan rasa aman dan meningkatkan motivasi untuk bekerja.
==> Lembaga Pengelola adalah, 1. Mengelola dana pensiun untuk mendapatkan keuntungan, karena iuran dana pensiun dapat dimasukkan dalam kegiatan investasi. 2. Turut membantu, menyelenggarakan program pemerintah.
C. Asas-asas Dana Pensiun Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut asas-asas berikut ini. 1. Penyelenggaraan yang dilakukan dengan sistem pendanaan Dengan asas ini, penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan, maupun bagi pekerja mandiri, harus dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Pemupukan dana tersebut bersumber dari iuran dan hasil pengembangannya. Oleh karena itu, pembentukan cadangan pensiun dalam perusahaan untuk membiayai pembayaran manfaat pensiun tidak diperkenankan. 2. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri. Dengan demikian, tidak diperkenankan adanya pembentukan cadangan pensiun dalam pembukuan pendiri atau perusahaan. 3. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun Setiap pemberi kerja memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan tindak lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya. Janji itu membawa konsekuensi pendanaan, yaitu timbulnya kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran. 4. Penundaan manfaat Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun agar kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta memasuki masa pensiun dan dapat diberikan secara berkala. 5. Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan dan penggunaan kekayaan dana pensiun harus dihindarkan dari pengaruh kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan dana, yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta. Di samping pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun Departemen Keuangan dan pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan pula melalui kewajiban para pengelola dana pensiun untuk memberikan informasi kepada para pesertanya. 6. Kebebasan Maksud asas ini adalah kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun. Berdasarkan asas ini, keputusan membentuk dana pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawan, yang membawa konsekuensi pendanaan. Dengan demikian, prakarsa tersebut harus didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja. D. Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Pelaksanaan dana pensiun pemerintah di Indonesia antara lain jamsostek, suatu program kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan BUMN di bawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, Departemen Keuangan memegang peranan dalam pengawasannya (UU No. 3/1992). Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan Presiden No. 8/1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata, berada di bawah Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/1977). Ketiga program ini diatur melalui ketentuan hukum yang berbeda-beda. Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka hukum dasar untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-undang ini didasarkan pada prinsip kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk menapatinya yaitu, walaupun pembentukan program pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamin. Tujuan utama diajukannya Undang-Undang Pensiun adalah untuk menetapkan hak peserta, menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin diterimanya manfaat-manfaat pensiun pada waktunya, untuk memastikan bahwa manfaat pensiun digunakan sebagai sumber penghasilan yang berkesinambungan bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan yang tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam bentuk dana pensiun jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut tidak ditahan dan digunakan oleh pengusaha untuk investasi- investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat, tetapi akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang penanggulangan resiko. Sedangkan untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah, dalam konteks regulasi misalnya. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI, berbeda halnya dengan dana pensiun syariah, menurut seorang konsultan Ekonomi Syariah, yang juga seorang praktisi, Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus. Hal ini pula lah yang menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan dana pensiun syariah di Indonesia. E. Isu- Isu Dana Pensiun 1. Dana Pensiun DPR vs PNS 2. Lima BUMN pengelola dana pensiun terancam akanditutup 3. LambannyadanapansiunSyariahdibandingkandengandanapensiunkonvensional F. IdentifikasiIsu 1. Kasus 1 : Dana Pensiun DPR vs PNS DPR merupakan politisi yang tidak sama kerjanya dengan PNS. Dalam kerjanya politisi mengandalkan intelektualitas dalam memcahkan permasalah negara. Tapi, ketika DPR ingin mendapatkan anggaran pensiun, menurut Uchok, berarti DPR bukan sebagai politisi melainkan sebagai pekerja. Akah seSeorang sangat wajar untuk mendapatkan pensiun, karena untu mememenuhi kebutuhan hidup, pekerja hanya mengandalkan upah. Sementara, DPR kegiatannya sangat aktif dan mendapatkan gaji yang besar ketimbang pekerja. Ditambah dengan fasilitas yang diperoleh selama menjabat sebagai DPR. Kalau meminta dana pensiun itu, dinilai serakah sekali. Jika ingin mendapat dana pensiun tak seharusnya mengambil dari APBN, tapi sebelum dilantik menjadi DPR mendaftar dahulu dalam program asuransi dana pensiun. Menurut DPR sendiri dana pensiun wajar untuk penghargaan dan pengaman bagi anggota DPR setelah mengabdi. Karena selama menjadi DPR tidak boleh merangkap jabatan lain. Dana pensiun diras cukup membantu dalam masa pasca sebagai DPR. 1) Perbedaan DPR dan PNS DPR adalah politisi bukan pekerja setingkat PNS, poltisi merupakan pekerjaan luhur karena pada dasarnya pekerjaan itu tidak mengaharapkan imbalan dari rakyat atau negara. Dalam menjalankan kerjanya, politisi mengandalkan intelektualitas untuk memecahkan persoalan bangsa. Dan DPR maksimal hanya bisa menjabat dua periode. Berbeda dengan PNS yangharus mengabdi beberapa tahun yang melebihi masa bakti DPR kepada negara. Jadi DPR tidak seharusnya iri terhadap dana pensiun yang diperoleh PNS yang diambil dari APBN.Fasilitas selama menjabat sebagai DPR sudah sangat cukup. 2) PeraturanPerundang-undangan Dana pensiun Anggota DPR RI diatur dalam UU Nomor 12 tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tinggi/Tinggi Negara dan bekas anggota Lembaga Tinggi Negara. 2. Isu 2: Lima BUMN pengelola dana pensiun terancam akanditutup Lima BUMN pengelola dana pensiun terancam akan ditutup karena kesulitan dalam pendanaan, sehingga belum membayar kewajiban kepada pegawai yang mengalami PHK. Dana pensiun itu meliputi dana pensiun badan pengelola Lingkungan Industri dan pemukiman PUlo Gadung, DP indah karya, DP Istaka Karya, DP Industri Sandang Nusantara, DP PT Dok dan perkapalan Kodja Bahari. 1) Dilihatdariasas-asas Dana Pensiun BerdasarkanUndang-UndangNomor 11 Tahun 1992, salahsatupenyelenggaraan pension didasarkanpadaasas-asasyaituasaspenyelenggaraandalam system pendanaandimanacarapemupukandana yang dikelolaharusterpisahdarikekayaanpendirisehinggamemenuhipembayaranpeserta, kaitannyadenganisu di atasadalah, kelima BUMN pengeloladanaprnsiuntersebutdalampengelolaandananyatidakteratur, maksudnyaadalahmerekadalammelakukanpemupukandanamasihdicampurdenga nkekayaanpribadi. Kemungkinanbesarmerekamenggunakan/meminjamdana pension untukkebutuhanpribadinya, bersamaandenganhaltersebutkeadaanperusahaantidakakanstabil, karenadana yang seharusnyadianggarkanuntukpesertaberkurang. Karenakeadaanekonomi yang memburukbanyakperusahaan yang melakukan PHK.Dalammelakukan PHK, perusahaanharusmemberikanpesangon, sedangkankelima BUMN tersebutsedangmengalamikesulitanpendanaan, sehinggatidakmampumembayarkewajibankepadakaryawan yang mengalami PHK.Dikarenakan BUMN milik Negara, agar tidakmenggangguperekonomian Negara, makapenutupanBUMN tersebutmerupakanke[putusan yang tepat. 2) Ditinjaudarijenis jenispensiun Secaraumumdanapensiundibagimenjadi 4, yaitupensiun normal, pensiundipercepat, pensiunditunda, danpensiuncacat. Jikadilihatdarijenisnya, isu di atastermasukpensiundipercepatkarenapensiun yang diberikanuntukkondisitertentu, yaitusaatpemutusanhubunganKerjaparakaryawan 3) Dampakuntukmasyarakat Yang dikatakanmasyarakat di siniadalahparakaryawan yang mengalami PHK.Karena BUMN tidakmampumemberikankewajibanmereka, semuakaryawanmerasadirugikan di sampingkehilanganpekerjaanjugatidakmendapatpesangon.Setidaknyaparaperusa haan yang melakukan PHK terhadapkaryawannyaharusnyamemberipesangonsebagai modal untukmelanjutkanhidupnyabesertakeluarganyasetelahmerekakehilanganpekerjaa nnya.Denganadanyadanapensiun, merekadapatmenginvestasikanuntukmembukausahasendiriatauhallainnya yang mampumemenuhikebutuhankeluarganya. Tapi, adanyaisutersebut, banyakpihak yang dirugikan, terutamapada Negara, adanya PHK berartimenambahangkapengangguran.
3. ISU 3 : Lambannyapertumbuhandanapensiunsyariahdibandingkandengandanapensiunko nvensionjal 1) Pengetiandanapensiunkonvensionaldandanapensiunsyariah Dana pensiunkonvensionaladalahlembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun, dan telah ditetapkan dalam UU No.11 Tahun 1992. dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dan investasi hanya boleh dilakukan pada instrumeninstrumen yang dibenarkan menurut DSN-MUI. 2) Perbedaanantaradanapensiunkonvensionaldandanapensiunsyariah Dana pensiunkonvensional Dana pensiunsyaria h berkembangpadalembagayang menanggung hal tersebut, yang ditujukan baik karyawan negeri maupun swasta, yaitu berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah (DPLK) diantaranya adalah Bank Muamalat, Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT Asuransi Takaful Keluarga dana pension lembagakeuangankonvensionaldapatmenyelenggar akan Program PensiunManfaatPasti (PPMP) dan Program PensiunIuranPasti (PPIP) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah hanya dapat menyelenggarak an Program Pensiun Iuran Pasti Syariah Investasidananyasudahadaperaturan yang mengaturanya investasi belum mendapat regulasi dari DSN-MUI.
3) Faktorlambannyadanapensiunsyariah Beberapa faktor yang mempengaruhi lambannya pertumbuhan dana pensiun syariah, menurut konsultan Ekonomi Syariah, yang juga seorang praktisi, Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA , yaitu : a. Tidak berhubungan langsung dengan masyarakat. b. Keterbatasan regulasi. Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus. c. Keterbatasan instrument investasi, Hambatan lain juga tertuang dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun. Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah muqayyadah/ restricted investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. d. Belum jelasnya tata kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi. e. Edukasi tentang tentang pentingnya dana pensiun syariah. G. SolusiIsu- Isu Dana Pensiun 1. Solusiisu 1 Jika DPR ingin mendapat dana pensiun tak seharusnya mengambil dari APBN, tapi sebelum dilantik menjadi DPR mendaftar dahulu dalam program asuransi dana pensiun.Atauistilahnyauangbalasjasaataspengabdian yang telahdiberikankepadanegara.Contohnyadenganmemberikanuangtunaiseju mlahuangdariakumulasipemotongangajiselamamasajabatan. 2. SolusiIsu 2 Untukmenyelesaikanhakparakaryawan, seharusnyaKementerian BUMN untuksegeramembayarhakparaekskaryawanmelaluipenganggaran di APBNP periodeberikutnya. 3. Solusiisu 3 Dilihatdarifaktor-faktor yang mempengaruhilambannyapertumbuhan danapensiunsyariah di atas, seharusnyapihaklembaga yang mengembangkandanapensiunsyariahmelakukanpengelolaan manajemendanasyariahsecarasungguh-sungguh agar sebandingdengan lembagasyariahlainnyasepertiperbankan, asuransi, obligasi dan reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI, dankarenabanyakmasyarakat yang tidakmengetahuiadanyadanapensiun syariah, seharusnyapihaklembagamelakukansosialisasiduluentahitusecara langsungatautidaklangsung, jelaskanapakelebihandana pension syariah dibandingkandengandanapensiunkonvensional yang biasadilakukanoleh pihakpemberidanapensiun. Kemudian, kebijakan dan program akselerasi sangat dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan dana pensiun syariah. Kebijakan dan program tersebut diharapkan mencukupi untuk dapat mendorong pertumbuhan dari sisi supply dan demand secara seimbang dan memperkuat permodalan, manajemen, dan sumber daya manusia bagi dana pensiun syariah. Selain itu, sasaran selanjutnya yang juga penting adalah melibatkan seluruh stakeholder dana pensiun syariah untuk berpartisipasi aktif dalam program akselerasi sesuai otoritas, tanggung jawab, dan kompetensi masing-masing
BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Dari uraian di atasdapatdisimpulkanbahwadanapensiunmemilikimanfaatuntuksemuapih ak yang terlibatdalamdanapensiunsepertikaryawan, pihak pemberi kerja, Lembaga Pengelola. Namundalamprosesnyaterdapatkendala-kendala yang mempengaruhikinerjalembagapengeloladanapensiun. Lancartidaknyapengelolaanlembagadanapensiunbergantungpadatatakelol amanajemennya, haliniberkaitandengankredibilitaslembagaatauperusahaandalammengelol amanajemennyabaikdarisegi SDM, keuangan, pihak-pihak yang terlibat. Untukisudanapensiun yang diberikankepada DPR bolehdilakukanasalkanjanganmenggunakan APBN. Melihatfasilitas- fasilitas yang diberikanpemerintahsudahsangatcukup.Untukmengatasinya, pihakpemerintahdapatmengurangikomepensasiper bulanmerekadengandiasuransikan.Sedangkanuntukisu yang keduayaitulima BUMN pengeloladanapensiun yang terancamditutup, isutersebutdikarenakantatakelolamanajementerutamasegiinternalnya yang kurangteratur. Dan untukisu yang ketiga, terkaitdenganlambannyapertumbuhandanapensiunsyariah, permasalahannyapadapihakmanajemennya yang kurangmensosialisasikankepadamasyarakat, sehinggasampaisaatinidanapensiunsyariahbelumberkembang.
REFERENSI Kasmir, S.E. M.M.2008. BANK danLembagaKeuanganLainnya.Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA.
Soemitra Andri, MA. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Rawamangun- Jakarta : Kencana Prenada Media Group
http://www.bapepam.go.id/desain_baru/dana_pensiun/regulasi_dp/kepmen_dp/i ndex.htm http://kseicios.blogspot.com/2011/01/blog-post.html http://atenkpark.blogspot.com/2012/02/makalah-dana-pensiun.html http://Sharianomics/Definisi dan Ketentuan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah/ December 6, 2010/. http://iB Zone ShareThis/Dana Pensiun Syariah Kurang Perhatian/14 May 2010/.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro