Anda di halaman 1dari 24

Portofolio

KURANG ENERGI PROTEIN


Almahira Az Zahra,dr.


Pembimbing
Kristina Anna, dr.
Dayu Satriani, dr.

Latar Belakang
Kasus Gizi Buruk di Indonesia masih tinggi
(4.9% pada tahun 2010).
Kasus anak gizi buruk masih banyak baik di
kota/desa.
Perlu penanganan secara cepat dan tepat
untuk :
Menurunkan angka kematian
Mencegah komplikasi lebih lanjut
Peningkatan tumbuh kembang
Epidemiologi
56% kematian pada anak-anak 6-59
bulan dipicu oleh potensiasi malnutrisi
dengan penyakit infeksius
malnutrisi ringan-sedang sebanyak 83%
dari kematian itu.
Dasar Kebijakan
1. Surat Edaran Menkes No. 347/MENKES/IV/2008
Tentang Penanggulangan Gizi Buruk

2. SK MENKES No. 128/MENKES/SK/II/2004, tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas (6 Pokok program yang
harus dilakukan oleh Puskesmas)
Definisi
Suatu kondisi patologis yang diakibatkan
kegagalan kronis dan kumulatif terpenuhinya
kebutuhan fisiologis energi dan protein.

Manifestasi klinis dipengaruhi oleh berbagai
faktor: usia, infeksi, kondisi status gizi
sebelumnya, serta jenis dan jumlah makanan
yang diterima sebelumnya.
Klasifikasi/Penilaian
Membandingkan dengan antropometri BB/TB
atau TB/U dengan menggunakan kurva WHO
Child Growht Standard (WCGS) 2006.
Penilaian Klinis

KEP Sedang KEP Berat
Edema Simetris Tidak Ya
kwashiorkor
BB/TB
(Z-skor)
2 s.d 3 SD
(kurus)
< 3 SD
marasmus
(sangat kurus)
TB/U
(Z-skor)
2 s.d 3 SD
(pendek)
< 3 SD
(sangat pendek)
Ilustrasi Kasus
Identitas
Nama : An. N
Usia : 22 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cilangkap, Tapos
No. Medrek : 183348
Tanggal Masuk: 8 Desember 2013

Anamnesis
Demam sejak 6 hari SMRS. Demam naik-
turun, malam lebih tinggi dari siang hari.
Keluhan disertai lemas badan, mual, dan
penurunan nafsu makan. Tidak ada riwayat
batuk lama, BAB mencret.
Keluarga mengatakan os sulit makan dan berat
badan tidak kunjung naik sejak 3 bulan SMRS.
BB sebelum masuk rumah sakit 8 kg, saat
masuk rumah sakit menjadi 7.3 kg.
Anamnesis (lanjutan)
Tidak ada keluarga dengan riwayat batuk
lama. Tidak ada keluarga dngn riwayat
pengobatan TB.
Riwayat persalinan: Os lahir spontan, ditolong
bidan, ibu dengan riwayat KPD, ketuban hijau,
bayi tidak langsung menangis, berat badan
3100 gram.
Riwayat tumbuh kembang: tengkurap usia 6
bulan, duduk tanpa ditopang usia 12 bulan,
berjalan 21 bulan.
Pemeriksaan Fisik
KU: CM
R: 41x/menit
N: 120 x/menit
S: 37.1
0
C

Kepala : Mata cekung +/+, Konjungtiva anemis -/-
Sklera Ikterik -/-
Leher : KGB teraba membesar, multiple, 0.5-1 cm
Thoraks : VBS ka=ki, rh -/-, wh -/-
Cor : S
1
, S
2
regular
Abdomen : Datar lembut, BU + normal
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik

Status Gizi
Usia : 22 bulan
Panjang Badan: 78 cm
Berat Badan : 6 kg
PB/BB : < -3 SD
PB/U : -2 s.d -3 SD
Status gizi : sangat kurus
Laboratorium
Tanggal Hb Ht Leuko Tr
8 Des 11.5 34.7 5.60 143
9 Des 11.2 34.1 7.50 112
10 Des 11.7 35.8 5.70 147
11 Des
Widal : Negatif
GDS : 101 mg/dL
LED : 22 mm/jam

Ro Thorax:
Tampak gambaran bronchopneumonia
Diagnosis
Observasi Febris ec DHF
Bronchopneumonia ec suspek TB paru
Kurang Energi Protein


Penatalaksanaan
IVFD KAEN 3B 3cc/kgBB/jam (6 tpm makro)
Amoxicillin 3 x 150 mg iv
Ranitidine 3 x 10 mg iv
Paracetamol syr 3 x cth
INH 1 x 30 mg
Pyrazinamid 1 x 120 mg
Vit B 1 x 1
Konsul bagian gizi
Pembahasan
KEP
Etiologi
Primer : kekurangan konsumsi karena tidak
tersedia bahan makanan.
Sekunder: kekurangan kalori-protein akibat
penyakit (misal penyakit infeksi, ginjal, hati,
paru, dll)

Pada kasus ini: primer (intake sulit) dan
sekunder (suspek paru)
Kriteria Diagnosis
Anamnesis: asupan, aktivitas, penyakit komorbid
Pemfis : klinis
Penunjang:
Darah: DPL, eritrosit, SDT, albumin, protein total,
ur/cr, profil lipid, Fe, TIBC, glukosa, kultur bakteri
Urinalisis dan kultur
Apus rektal
Ro Thorax
Komplikasi : infeksi, sepsis, diare, hipotermia,
hipoglikemia, anemia, gangguan elektrolit.
Alur Pemeriksaan
Alur Pelayanan
Tata Laksana Rawat Inap KEP Berat/
Gizi Buruk
A. Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat/Gizi
buruk (10 langkah utama).
B. Pengobatan penyakit penyerta.
C. Kegagalan pengobatan.
D. Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntas.
E. Tindakan pada kegawatan.
Penatalaksanaan
Fase inisial atau akut (2-10 hari)
Fase pemulihan atau rehabilitasi (2-6 minggu)
Fase tindak lanjut (6-26 minggu)
Prinsip Dasar Pengobatan Rutin KEP Berat/
Gizi Buruk
1. Mengatasi/mencegah hipoglikemia
2. Mengatasi/mencegah hipotermia
3. Mengatasi/mencegah dehidrasi
4. Mengkoreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Mengobati/mencegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitasi tumbuh-kejar (catch up growth)
8. Mengkoreksi defisiensi nutrien mikro
9. Melakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
10. Menyiapkan dan merencanakan tindak lanjut setelah
sembuh.

Anda mungkin juga menyukai