Latar Belakang Kasus Gizi Buruk di Indonesia masih tinggi (4.9% pada tahun 2010). Kasus anak gizi buruk masih banyak baik di kota/desa. Perlu penanganan secara cepat dan tepat untuk : Menurunkan angka kematian Mencegah komplikasi lebih lanjut Peningkatan tumbuh kembang Epidemiologi 56% kematian pada anak-anak 6-59 bulan dipicu oleh potensiasi malnutrisi dengan penyakit infeksius malnutrisi ringan-sedang sebanyak 83% dari kematian itu. Dasar Kebijakan 1. Surat Edaran Menkes No. 347/MENKES/IV/2008 Tentang Penanggulangan Gizi Buruk
2. SK MENKES No. 128/MENKES/SK/II/2004, tentang Kebijakan Dasar Puskesmas (6 Pokok program yang harus dilakukan oleh Puskesmas) Definisi Suatu kondisi patologis yang diakibatkan kegagalan kronis dan kumulatif terpenuhinya kebutuhan fisiologis energi dan protein.
Manifestasi klinis dipengaruhi oleh berbagai faktor: usia, infeksi, kondisi status gizi sebelumnya, serta jenis dan jumlah makanan yang diterima sebelumnya. Klasifikasi/Penilaian Membandingkan dengan antropometri BB/TB atau TB/U dengan menggunakan kurva WHO Child Growht Standard (WCGS) 2006. Penilaian Klinis
KEP Sedang KEP Berat Edema Simetris Tidak Ya kwashiorkor BB/TB (Z-skor) 2 s.d 3 SD (kurus) < 3 SD marasmus (sangat kurus) TB/U (Z-skor) 2 s.d 3 SD (pendek) < 3 SD (sangat pendek) Ilustrasi Kasus Identitas Nama : An. N Usia : 22 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Cilangkap, Tapos No. Medrek : 183348 Tanggal Masuk: 8 Desember 2013
Anamnesis Demam sejak 6 hari SMRS. Demam naik- turun, malam lebih tinggi dari siang hari. Keluhan disertai lemas badan, mual, dan penurunan nafsu makan. Tidak ada riwayat batuk lama, BAB mencret. Keluarga mengatakan os sulit makan dan berat badan tidak kunjung naik sejak 3 bulan SMRS. BB sebelum masuk rumah sakit 8 kg, saat masuk rumah sakit menjadi 7.3 kg. Anamnesis (lanjutan) Tidak ada keluarga dengan riwayat batuk lama. Tidak ada keluarga dngn riwayat pengobatan TB. Riwayat persalinan: Os lahir spontan, ditolong bidan, ibu dengan riwayat KPD, ketuban hijau, bayi tidak langsung menangis, berat badan 3100 gram. Riwayat tumbuh kembang: tengkurap usia 6 bulan, duduk tanpa ditopang usia 12 bulan, berjalan 21 bulan. Pemeriksaan Fisik KU: CM R: 41x/menit N: 120 x/menit S: 37.1 0 C
Kepala : Mata cekung +/+, Konjungtiva anemis -/- Sklera Ikterik -/- Leher : KGB teraba membesar, multiple, 0.5-1 cm Thoraks : VBS ka=ki, rh -/-, wh -/- Cor : S 1 , S 2 regular Abdomen : Datar lembut, BU + normal Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Status Gizi Usia : 22 bulan Panjang Badan: 78 cm Berat Badan : 6 kg PB/BB : < -3 SD PB/U : -2 s.d -3 SD Status gizi : sangat kurus Laboratorium Tanggal Hb Ht Leuko Tr 8 Des 11.5 34.7 5.60 143 9 Des 11.2 34.1 7.50 112 10 Des 11.7 35.8 5.70 147 11 Des Widal : Negatif GDS : 101 mg/dL LED : 22 mm/jam
Ro Thorax: Tampak gambaran bronchopneumonia Diagnosis Observasi Febris ec DHF Bronchopneumonia ec suspek TB paru Kurang Energi Protein
Penatalaksanaan IVFD KAEN 3B 3cc/kgBB/jam (6 tpm makro) Amoxicillin 3 x 150 mg iv Ranitidine 3 x 10 mg iv Paracetamol syr 3 x cth INH 1 x 30 mg Pyrazinamid 1 x 120 mg Vit B 1 x 1 Konsul bagian gizi Pembahasan KEP Etiologi Primer : kekurangan konsumsi karena tidak tersedia bahan makanan. Sekunder: kekurangan kalori-protein akibat penyakit (misal penyakit infeksi, ginjal, hati, paru, dll)
Pada kasus ini: primer (intake sulit) dan sekunder (suspek paru) Kriteria Diagnosis Anamnesis: asupan, aktivitas, penyakit komorbid Pemfis : klinis Penunjang: Darah: DPL, eritrosit, SDT, albumin, protein total, ur/cr, profil lipid, Fe, TIBC, glukosa, kultur bakteri Urinalisis dan kultur Apus rektal Ro Thorax Komplikasi : infeksi, sepsis, diare, hipotermia, hipoglikemia, anemia, gangguan elektrolit. Alur Pemeriksaan Alur Pelayanan Tata Laksana Rawat Inap KEP Berat/ Gizi Buruk A. Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat/Gizi buruk (10 langkah utama). B. Pengobatan penyakit penyerta. C. Kegagalan pengobatan. D. Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntas. E. Tindakan pada kegawatan. Penatalaksanaan Fase inisial atau akut (2-10 hari) Fase pemulihan atau rehabilitasi (2-6 minggu) Fase tindak lanjut (6-26 minggu) Prinsip Dasar Pengobatan Rutin KEP Berat/ Gizi Buruk 1. Mengatasi/mencegah hipoglikemia 2. Mengatasi/mencegah hipotermia 3. Mengatasi/mencegah dehidrasi 4. Mengkoreksi gangguan keseimbangan elektrolit 5. Mengobati/mencegah infeksi 6. Mulai pemberian makanan 7. Fasilitasi tumbuh-kejar (catch up growth) 8. Mengkoreksi defisiensi nutrien mikro 9. Melakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental 10. Menyiapkan dan merencanakan tindak lanjut setelah sembuh.