Anda di halaman 1dari 17

Sistem Pendidikan Inggris= St.

Saenab dan Abd Muis 1



SISTEM PENDIDIKAN INGGRIS
(Oleh: Siti Saenab dan Abd Muis)
Kelas B Ilmu Pendidikan

I. PENDAHULUAN
The United Kingdom of Great Britain lazim disingkat UK adalah nama
lain Inggris, yang terdiri dari Negara bagian England, Wales, Scotland, dan
Northern Ireland, jumlah penduduk lebih dari 60,227 juta jiwa mengalami
beberapa masalah pendidikan.
Imigrasi di Inggris memberikan pengaruh yang sangat penting terhadap
system pendidikan, dimana kelompok minoritas dan etnis, kebanyakan
terkonsentrasi di tempat tertentu dan bagian yang sangat luas dalam kota,
terutama di London. Hal ini menuntut perhatian khusus mengenai keperluan
mereka terutama menyangkut bahasa dan budaya yang berbeda. Tuntutan
kebahasaan ini sangat terasa di daerah Wales dan Scotland, karena bahasa asli
penduduk di daerah itu (Scottish English) dan (Scottish Gaelic atau bahasa Celtic)
masih dipakai dan diajarkan di beberapa sekolah.
Hasil pendidikan anak-anak atau tingkat pendidikan yang diperoleh,
berkaitan erat dengan status sosial orang tua mereka. Hal ini mempengaruhi
tingkat pengangguran. Tahun 2000, lebih dari 1/3 laki-laki penganggur tidak
punya keterampilan yang cocok untuk industri. Umur juga berkaitan dengan
pengangguran; lebih dari 40% dari penganggur di Inggris berumur <25 tahun.
Dengan kondisi ini pemerintah khawatir atas dampak resesi ekonomi dan
pengangguran yang tinggi. Hal ini menuntut perubahan system pendidikan
agar mampu menurunkan tingkat pengangguran dan meratakan jalan kearah
pemulihan perekonomian. Usaha pendidikan yang dilakukan: sekolah lebih
menitik beratkan pada mempersiapkan generasi muda untuk pasar kerja dan
perguruan tinggi berpartisipasi dalam pengadaan pelatihan bagi anak muda
penganggur dan orang dewasa, serta Pendidikan Tinggi didorong memberikan

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 2

prioritas pada disiplin ilmu dan teknologi yang penting bagi perekonomian
Negara.
Setiap negara bagian mempunyai Bagian Pendidikan yang bertanggung
jawab atas pendidikan, meskipun disebut nasional tapi dilaksanakan secara
local (national system, locally administered). Tugas sehari-hari dilaksanakan
oleh petugas pendidik (local education authorities) yang bertanggungjawab
atas pengangkatan guru, pembangunan gedung dan pengadaan buku serta
peralatan pendidikan menggunakan dana 50% Great Britain, sisanya
ditanggung oleh negara bagian.
II. TUJUAN PENDIDIKAN
Sistem pendidikan Inggris desentralisasi disertai tradisi tidak campur
tangannya pemerintah pusat dalam hampir semua aspek pendidikan, Sekretaris
Negara untuk Urusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan menyebutkan secara
tentatif tujuan pendidikan (persekolahan) disebutkan sebagai berikut:
a) membantu anak-anak mengembangkan pikiran dan rasa ingin tahu;
memberi mereka kemampuan untuk bertanya dan berargumentasi secara
rasional, serta mengaplikasikannya dalam tugas;
b) menanamkan rasa penghargaan terhadap nilai-nilai moral, dan toleransi
terhadap suku-suku, agama lain dan cara-cara hidup mereka;
c) Membantu anak-anak memahami dunia tempat kita tinggal, dan saling
ketergantungan antar bangsa;
d) membantu anak-anak menggunakan bahasa secara efektif dan imajinatif
dalam membaca, menulis, dan berbicara;
e) membantu anak-anak menghargai bagaimana Negara memperoleh dan
mempertahankan standar kehidupan dan secara wajar mendukung peran
penting industry dan perdanganan dalam prose situ;
f) memberikan basis pengetahuan yang bersifat matematis, ilmiah dan
teknik. Sehingga dengan itu anak-anak mampu mempelajari berbagai

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 3

keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja yang berubah sangat
cepat;
g) mengajar anak-anak tentang keberhasilan manusia dalam seni dan ilmu
pengetahuan, dalam agama, dan dalam pencarian tatanan masyarakat yang
lebih berkeadilan sosial;
h) mendorong perkembangan anak-anak yang keadaan lingkungannya
menghalangi kemampuannya untuk belajar, jika perlu dengan menambah
dana yang tersedia bagi mereka.
i) Mendidik SDM yang berketerampilan tinggi dan pemutakhiran ilmu
pengetahuan bagi orang dewasa.

III. STRUKTUR DAN JENIS PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
Anak usia 5 - 16 tahun wajib mengikuti pendidikan dan gratis, kecuali
swasta. Pendidikan persekolahan terstruktur dalam dua atau tiga jalur
(tier). System dua jalur (two-tier system) terdiri dari sekolah dasar
(primary school) (5-11 tahun) dan sekolah menengah (11-16 tahun)
pilihan atau tanpa pilihan (selective/nonselective secondary school},
kecuali di Scotland transfer dilakukan di usia 12; adakalanya, terbagi lagi
dalam kelompok 5-7 tahun (infant school) dan kelompok 7-11 tahun
(junior school).
System tiga jalur (three-tier system) hanya di Englan (sekitar 15%),
terdiri dari Sekolah Pertama (First school) bagi anak usia 5-8 atau 9 tahun,
Sekolah Menengah (Middle school) bagi anak usia 8-12 atau 9-13 tahun,
dan Sekolah Tingkat Atas (Upper school), biasanya nonselektif, bagi anak
usia 12 atau 13-16 atau 18 tahun.
Kurang
lebih 25% anak-anak pada usia ini memasuki grammar school. Anak-
anak yang lain memasuki sekolah menengah modern (secondary-modern
school) yang kurikulumnya kurang berorientasi akademik, lebih kecil
peluang untuk bisa mengikuti ujian Negara pada usia 16 tahun, dan kurang

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 4

memperole
h fasilitas
apabila
berkeingin
an
melanjutka
n
pendidikan
setelah
usia 16
tahun.



Further
education

Polytechnics etc.



Higher
education












24




G
r
a
d
u
a
t
e

(
U
n
i
v
e
r
s
i
t
i
e
s

&

P
o
l
y
t
e
c
h
n
i
c
a
)








23











22











21












20











19




Sixth form etc.



13



Universities
(Undergraduate 3
years)

18





12




17




11


16

C
o
m
p
u
l
s
o
r
y

s
c
h
o
o
l

a
g
e


10
15


9
14


8
13


7
12

Junior
Primary schools


6
11


5
10


4
9


Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 5



























Struktur Sistem Pendidikan Formal Inggris (UK)


Hampir semua l.e.a.s lebih mengakui dan menyukai sistem sekolah
menengah yang dapat menampung berbagai kemampuan, dan ini dikenal

3
8

Infants


2
7


1
6

Nursery


GRADE


5



4


AGE






100 percent of an age group



Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 6

sebagai sekolah komprehensif (comprehensice school). Sebagian besar
anak-anak berusia 11-16 tahun saat ini mendapat pendidikan di sekolah
jenis ini.
Lembaga-lembaga keagamaan berperan menyelenggarakan sekolah
tingkat dasar dan menengah (sekolah sukarela), pembiayaannya disediakan
oleh l.e.a.s atau pemerintah pusat, dan dianggap bagian dari sekolah
negeri. Pendidikan sector swasta yang diselenggarakan oleh pribadi-
pribadi, perusahaan, atau badan-badan kemanusiaan dalam jumlah kecil.
Pendidikan khusus diadakan bagi anak-anak yang punya kelainan atau
cacat fisik atau mental, terutama diselenggarakan di sekolah-sekolah
khusus, di samping sekolah-sekolah reguler.
Anak-anak yang berusia melampaui usia wajib belajar (16 tahun) dapat
juga meneruskan pendidikannya di sekolahnya sendiri dalam program
sixth form dengan tambahan waktu dua tahun, atau mereka boleh pindah
ke lembaga lain seperti sixth form college, yang menampung secara
penuh anak-anak usia 16-18 tahun, ke Tertiary College, College of
Further Education, atau ke Technical College, baik secara full-time
maupun part-time.
Pendidikan bagi anak-anak yang telah tamat dari pendidikan dasar
menengah dikelompokkan dalam dua kategori, pertama, nonadvanced
further education (NAFE) untuk yang tidak akan lanjut ke pendidikan
tinggi, tetapi dipersiapkan mengambil General Certificate of Education
(GCE) tingkat Advanced; dan kategori kedua, pedidikan tinggi yang
otonom yang diselenggarakan dengan dana pemerintah, dan perguruan
tinggi yang diselenggarakan oleh l.e.a.s yang sebagian dikenal dengan
Politeknik. Banyak l.e.a.s yang menyelenggarakan kedua jenis
pendidikan ini.
Universitas dan Politeknik adalah pusat pendidikan untuk memperoleh
titel dan penelitian; Politektik kuat dalam pendidikan part-timedan
melayani terutama mahasiswa berusia 21 tahun ke atas. Titel pertama yang

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 7

diberikan oleh sistem pendidikan di Inggris menuntut tiga tahun kuliah
bahkan sebagian program menuntut 4 tahun atau lebih.
2. Pendidikan Nonformal
Berbagai program untuk orang dewasa dan Continuing Education
diselenggarakan oleh l.e.a.s, jurusan-jurusan ekstra universitas, dan
badan-badan tertentu seperti Asosiasi Pendidikan Para Pegawai,
diselenggarakan part-time (siang atau malam), tetapi ada sebagian yang
mengharuskan tinggal di kampus dalam waktu pendek, dan sebagian
kecil sekali ada yang harus tinggal di kampus dalam jangka wakut panjang
pada perguruan tinggi negeri. Mata kuliah yang ditawarkan bervariasi
besar sekali, mulai dari pendidikan paling dasar seperti tulis baca sampai
pada mata kuliah untuk mengambil ujian program akademik atau mata-
mata kuliah vokasional, biayanya ditanggung oleh mahasiswa.
Universitas Terbuka (Open University, OU) tergolong pendidikan
nonformal, menawarkan berbagai program akademik dan gelar.
Perkuliahan sebagian besar dilakukan di rumah melalui korespondensi,
televisi, dan radio. Tidak diperlukan kualifikasi akademik formal untuk
mendaftar di Universitas Terbuka ini, dan gelar diberikan atas dasar
jumlah kredit yang diperoleh dengan sukses pada setiap fase perkuliahan.
Pelayanan terhadap generasi muda untuk meningkatkan pendidikan
sosial secara informal pada waktu-waktu senggang sambil membina
pengembangan bakat mereka, diselenggarakan oleh klab-klab bekerja
sama dengan pejabat-pejabat setempat termasuk l.e.a.s dan berbagai
organisasi sukarela, yang difokuskan pada aktifitas sosial dan rekreasi.

IV. MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Kurikulum dan Metode Pengajaran
Tidak ada kurikulum yang ditentukan secara nasional, akan tetapi
badan-badan yang mengurus ujian serta yang mengawasi General
Certificate of Education menghendaki kesamaan kurikulum pada
tingkat sekolah menengah setiap daerah. Dalam prakteknya, tanggung

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 8

jawab atas kurikulum sekolah-sekolah negeri terletak pada guru-guru
sendiri walaupun l.e.a.s juga bertanggung jawab secara umum.
Inspektur Pendidikan (Her Majestys Inspectors of Schools, HMIS)
bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan atas pengawasannya
terhadap sekolah negeri dan swasta, memeriksa dan melaporkannya,
serta memberikan saran dan nasihat kepada sekolah dan l.e.a.s
termasuk ke pemerintah. Di samping itu, l.e.a.s juga mempunyai
inspektur, penasihat dan perencana-perencana sendiri untuk membantu
sekolah yang berada di bawah wewenangnya, dan l.e.a.s juga
membentuk pusat pertemuan guru-guru sebagai tempat bagi mereka
untuk bekerja menyusun dan mengembangkan kurikulum serta
kegiatan inservice training.
Bahan pelajaran diadakan oleh berbagai lembaga atau perusahaan,
baik swasta maupun pemerintah termasuk lembaga percetakan, guru-
guru serta lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Di England dan Wales,
Dewan Kurikulum dan Ujian-ujian Sekolah (Council of Curriculum
and Examinations), serta lembaga masyarakat yang punya perhatian
terhadap pendidikan mengembangkan dan menilai bahan-bahan sesuai
kurikulum, metode mengajar, dan ujian untuk sekolah dasar dan
menengah. Badan ini telah banyak menerbitkan booklet dan laporan,
tentang kemampuan membaca, menulis dan matematik murid dan
banyak lagi yang harus dilakukan agar membaca, menulis dan
matematik bisa lebih diaplikasikan secara efektif, kecuali pendidikan
olahraga dan music; pendidikan geografi, sejarah dan sains sama sekali
masih lemah.
Guru-guru memerlukan bantuan melalui pendidikan awal
(preservice) dan pendidikan dalam masa jabatan (inservice), dan
mereka juga perlu meningkatkan ekspektasi mengenai apa yang bisa
dilakukan oleh anak-anak, terutama yang lebih potensial.
Mengenai pendidikan menengah di England ditemukan hal-hal
yang menyenangkan, dilaporkan pula bahwa terhadap ketidak

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis 9

seimbangan berbagai fasilitas antara sekolah. Banyak ditemukan
kekurangan dalam hal fasilitas bidang sains, dan perpustakaan. Di
bidang sains ditemukan cukup banyak anak yang DO pada usia 14
tahun, dan hanya mengambil satu mata pelajaran sains. Dalam laporan
itu disarankan kurikulum yang lebih rasional, dan struktur yang lebih
sederhana dengan pilihan yang lebih terbatas.
2. Ujian dan Sertifikasi
Kemajuan melalui sekolah tergantung terutama pada umur bukan
pada keterampilan sebagai hasil belajar, tidak ada sistem kelas. Pada
umumnya anak-anak bergerak pindah dalam sistem bersama-sama
dalam kelompok anak yang sebaya.
Sistem pendidikan di Inggris tidak ada ujian akhir, tetapi murid-
murid pada tingkat sekolah menengah boleh mengambil berbagai mata
pelajaran untuk memperoleh Sertifikat Pendidikan Menengah
(Certificate in Secondary Education, CSE), atau sertifikat yang lebih
menuntut kemampuan akademik, yaitu GCE (General Certificate of
Education) pada level O, keduanya biasanya diambil oleh anak-anak
pada usia 16 tahun. Nilai C pada GCE-O level dan nilai tertinggi
pada CSE diakui mempunyai standar yang sama, dan nilai ini
memenuhi syarat untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Di
England ujian GCE diselenggarakan oleh delapan badan independen,
yang hampir semuanya terkait dengna universitas; ujian CSE dikontrol
oleh 14 dewan pendidikan regional. (Di Scotland yang sama dengan
GCE-O level adalah Ordinary grade of the Scottish Certificate of
Education (SCE); tidak ada ujian yang selevel dengna CSE).
Ujian GCE-A level (Advanced) biasanya diambil oleh murid-
murid tiga sampai empat mata pelajaran dua tahun sesudah GCEO
dan itu merupakan standar memasuki pendidikan tinggi dan berbagai
latihan profesional. Di Scotland, nilai SCEH (High) menuntut satu
pendidikan tambahan sesudah SCE-O sehingga memungkinkan

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
10

murid-murid menyelesaikan lima atau enam mata pelajaran lagi, yang
dengan sistem GCE-A hal itu tidak bisa dilakukan.
3. Otorita
Setiap sekolah di Inggris mempunyai Dewan Sekolah yang terdiri
dari orang biasa, yang mengadakan pertemuan tiga kali setahun. Akan
tetapi, keputusan-keputusan penting kebanyakan dibuat oleh guru-guru
yang profesional, khususnya guru kepala, atau oleh l.e.a.s, dan
mereka sangat berpengaruh dalam mengangkat pegawai tetap sekolah.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan kurikulum sekolah atau
metode mengajar diserahkan kepada kebijaksanaan guru. Pimpinan
setempat lebih banyak memikirkan sumber daya yang lebih bersifat
umum seperti staf, gedung, peralatan, konsumsi, dan kurikulum dalam
pengertian luas.
Selain di Scotland, di Inggris tidak ada struktur yang mengurus
administrasi umum pendidikan di tingkat regional, walaupun di Englah
ada dewan regional untuk urusan ujian sekolah menengah dan
pendidikan lanjutan (further education).
Politeknik dan akademi yang berada di bawah l.e.a.s mempunyai
badan pendidikan yang punya kebebasan mengurusi masalahnya,
sedangkan Universitas menerima dana dari pemerintah secara tidak
langsung melalui badan-badan ketiga, melalui Komisi Bantuan
Universitas (University Grants Committee, UGC). Dana khusus untuk
pendidikan/pelatihan para penganggur disediakan oleh Departemen
Ketenagakerjaan.
4. Personalia
Penyiapan tenaga kependidikan di Inggris dilakukan dengan tertib
dan berkembang sesuai kebutuhan pelaksanaan pendidikan. Ada tiga
cara memperoleh kualifikasi menjadi guru di Inggris:
a) Kuliah tiga tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidikan
(nongraduated Certificate of Education); sistem ini mulai dihapus;

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
11

b) Kuliah 3 sampai 4 tahun untuk mendapat gelar Sarjana Muda
Pendidikan (Bachelor of Education);
c) Kuliah tingkat pascasarjana bagi yang memiliki gelar pertama
nonkependidikan.
d) Mulai tahun 1984, untuk memasuki lapangan pekerjaan guru hanya
melalu jalur pascasarjana, di samping kompetensi keahlian
matematika dan bahasa Inggris dalam standar GCE-O sangat
diharapkan.
Selama ada pendidikan guru-guru dapat mengambil spesialisasi
dalam bidang-bidang tertentu atau dalam tingkat, misalnya, sekolah
dasar atau sekolah menengah. Di Scotland, guru guru hanya boleh
mengajar pada level yang sesuai dengan kualifikasinya. Tidak ada
kualifikasi mengajar formal yang dituntut bagi guru yang mengajar di
pendidikan lanjutan (futher education) dan pendidikan tinggi.
5. Penelitian Pendidikan
Penelitian dalam bidang pendidikan di Inggris dimulai lebih dari
seabad yang lalu. Para pejabat ini merasa perlu dan memberikan
perhatian besar terhadap pengkajian yang sistematis tentang
pendidikan dengan pendekatan ilmiah atas pengkajian yang
difokuskan pada psikologi, sejarah, dan studi perbandingan.
Selanjutnya berkembang penelitian dalam bidang tes mental dan
perkembangan anak yang memberikan pengaruh penting terhadap
praktek-praktek pendidikan secara luas.
Penelitian pendidikan berdampak pula terhadap sistem pendidikan
umumnya pada masa pembangunan pascaperang sesudah 1945, dengan
mendirikan Yayasan Penelitian Pendidikan Nasional (National
Foundation for Educational Research, NFER) tahun 1974 dengan
bantuan dana dari l.e.a.s.

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
12

Penelitian pendidikan dalam perkembangannya mengambil banyak
displin ilmu seperti ilmu jiwa, falsafat, sejarah dan sosiologi. Thuless
dan Wiseman mengungkapkan bahwa sampai tahun 1968 lebih dari 20
bidang studi yang sudah diteliti, dan The Register of Educational
Research in the United Kingdom memuat 2000 proyek penelitian
yang telah dilaksanakan oleh 240 lembaga.
Sumber dana penelitian pendidikan yang terbesar adalah
Departemen Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (Department of
Education and Science) memberikan prioritas pada penelitian yang
berkaitan dengan kebijakan (policyrelated). Proyekproyek penelitian
yang didukung dalam tahun 1982 mencakup delapan bidang utama :
prasekolah, performansi murid, anak-anak dengan kebutuhan khusus
(termasuk learning difficulties, the handicapped dan minoritas etnis),
transisi dari sekolah ke pekerjaan, kurikulum, pendidikan, guru,
manajemen pendidikan, dan pendidikan tinggi.
6. Pendanaan
Belanja pendidikan dan ilmu pengetahuan tahun 1990 kurang lebih
14.1%. Jumlah ini kira-kira 4,5% dari Gross Domestic Product (GDP).
Pemerintah menganggarkan sebagian besar pembiayaan pendidikan,
yang dibelanjakan oleh l.e.a.s. sebesar 17,272 juta Pounds Sterling
(83% : 17%. Bagian tersebar pengeluaran sekolah adalah untuk gaji
guru-guru, 70% dari belanja keseluruhan. Politeknik yang sekarang
menjadi universitas serta sekolah tinggi lainnya menerima anggaran
belanjanya melalui Polytechnics and College Funding Council
(PCFC). Untuk universitas dan badan-badan penelitian disalurkan
melalui University Funding Council (UFC). Dana untuk biaya
pendidikan guru disalurkan melalui program LEA dan digunakan
menurut prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Tersedia dana
untuk pendidikan guru-guru yang bertugas mengajar para imigran.

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
13

Seluruh biaya Departemen Pendidikan dan LEAS dibagi sebagai
berikut: Sekolah dasar dan menengah 61%, pendidikan tinggi 29%,
pusat penelitian 4%, Administrasi 6%. LEAS juga menerima dana dari
sumber lain, sekitar 50% dari dana itu digunakan sendiri oleh LEAS
untuk pendidikan di wilayahnya.
V. REFORMASI DAN ISU-ISU PENDIDIKAN DI INGGRIS
Perdana Menteri Inggris sangat mewarnai kebijakan-kebijakannya
termasuk kebijakan dalam bidang pendidikan. Berikut ini adalah sekilas
mengenai isu-isu pokok yang menjadi tantangan.
1. Kekurangan sumber dana ; walaupun sumber-sumber baru untuk
meningkatkan dana pendidikan dapat diusahakan, namun itu tidak
akan mencukupi untuk mencegah menurunnya performansi murid dan
kualitas pendidikan.
2. Perubahan demografis; sebagai akibat dari menurunnya angka
kelahiran, dampaknya akan dirasakan oleh pendidikan menengah,
pendidikan lanjutan dan pendidikan tinggi. Beberapa institusi
pendidikan terpaksa ditutup untuk digabungkan untuk mencegah biaya
tinggi karena akan sangat banyak jumlahnya institusi kecil dengan
jumlah murid yang sangat sedikit.
3. Kurikulum; dengan menurunnya jumlah murid di tingkat pendidikan
menengah,, sejumlah mata pelajaran minor terancam tidak diajarkan,
seperti bahasa asing, kecuali bahasa Perancis. Kekurangan guru daam
bidang tertentu perlu segera dicari pemecahannya.
4. Ujian akhir; banyak yang kurang senang dengan semakin dominannya
kurikulum yang dikaitkan dengan public examination. Perlu diadakan
ujian yang seragam untuk anak-anak yang berusia 16 tahun.
5. Penyusutan dan reorientasi pendidikan tinggi; oleh karena perubahan
demografis dan sumber dana yang makin terbatas institusi-institusi
kecil, beberapa jurusan dan beberapa mata kuliah terpaksa ditutup;

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
14

rasio murid dan staf pengajar makin besar; lembagalembaga
keuangan perlu mengambil langkah-langkah untuk menghemat dana
penelitian terutama dalam ilmu ilmu terapan dan teknik, dan
lembaga-lembaga yang sudah baik (centres of excellence).
6. Continuing education; program-program baru dalam rangka
pengembangan karir staf serta pendidikan yang bersifat refreshing
yang mungkin dilaksanakan dengan teknik pendidikan jarak jauh
(distance-learning) akan berjalan tersendat-sendat dan lamban oleh
karena kurangnya dana dan dukungan dari pimpinan.
7. Guru-guru lanjut usia cenderung menimbulkan stagnasi dan
mundurnya semangat; namun demikian mereka mungkin lebih baik
dipakai karena pengalamannya, akan tetapi harus diambil
kebijaksanaan untuk memperbaiki gaji serta sistem penilaian yang
mampu memberikan insentif. Juga diperlukan sistem pendidikan dalam
jabatan (inservice training) yang lebih baik yang mampu menyeleksi
guru-guru yang tidak efektif sama sekali sehingga terbuka peluang
untuk merekrut guru-guru muda yang baik.
8. Kebencian terhadap generasi muda; pengangguran anak-anak muda,
hancurnya displin orang tua serta faktor-faktor lain yang mungkin
menimbulkan kebencian atas budaya generasi muda. Mungkin tidak
banyak yang dapat diharapkan dari sistem pendidikan, akan tetapi
setidak-tidaknya pendidikan dapat menjembatani jarak antara pihak
generasi muda dengan masyarakat lainnya. Untuk itu barangkali
diperlukan suatu kebijakan politik untuk mendorong kohesi sosial.
Cukup banyak isu pendidikan yang dihadapi Inggris selain yang
disebutkan di atas, yaitu setelah tahun 1985 Inggris sedang menghadapi
kemunduran dalam bidang pendidikan. Berikut ini sebagian dari masalah
masalah itu.
Masuknya imigran dari berbagai pelosok dunia seperti Afrika, Karibia,
Pakistan, Bangladesh dan lain-lain telah menimbulkan berbagai persoalan

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
15

yang tak mudah teratasi. Didengungkan konsep multiculturalism dan
assimilation agar masyarakat dapat digiring menerima dan menghargai
kehadiran bermacam ras dan budaya dalam masyarakat dapat digiring
menerima dan menghargai atau mengurangi diskriminasi. Walaupun
diakui bahwa tidak mungkin mewujudkan asimilasi total, tetapi setidak-
tidaknya membimbing kelompok-kelompok minoritas berintegrasi dalam
gelombang kehidupan masyarakat dalam pengertian luas. Hal ini dipersulit
lagi dengan strukutr sosial masyarakat yang sudah sejak lama mengenal
kelas-kelas sosial.
Kurang berhasil atau gagalnya anak-anak imigran dalam sistem
pendidikan di Inggris terutama berasal dari India Barat (Pakistan,
Bangladesh) disebabkan banyak faktor, antara lain: a) sikap rasialisme dan
streo-typing; b) pada umumnya mereka tidak mendapatkan pendidikan
prasekolah, dan tidak cocoknya kurikulum dengan metode pengajaran dan
kebutuhan anak-anak; c) variasi dialek bahasa Inggris yang sangat besar;
dan d) faktor sosio-ekonomis orang tua mereka.
Masalah lain yang dihadapi pendidikan Inggris adalah adanya tuntutan
dari pihak pemimpin Islam di Inggris agar diadakan segregasi sekolah bagi
anak-anak Muslim, terutama bagi anak-anak wanita. Sebegitu jauh
tuntutan itu tetap tidak dapat diterima karena Inggris sudah sejak lama
melaksanakan sistem pendidikan yang disebut co-education, yaitu
menggabungkan pendidikan bagi anak-anak pria dan wanita dalam satu
kelas atau sekolah.
Isu tentang rendahnya mutu lulusan sekolah dasar dan sekolah
menengah secara umum mendapat kecaman dan kritikan keras cukup lama
di Inggris, serta makin banyaknya anak-anak yang berhenti sekolah untuk
selamanya sebelum usia 16 tahun, khusunya kategori siswa purna waktu
(full-time). Yang terakhir ini merupakan fenomena yang tidak dijumpai
pada negara-negara barat lainnya. Rendahnya motivasi generasi muda

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
16

Inggris ini untuk melanjutkan pendidikannya karena mereka
mempersepsikan bahwa usaha-usaha pendidikan tidak akan mendapat
jaminan suatu pekerjaan atau profesi yang baik,
Dalam bidang fisik, masalah yang dihadapi adalah kurangnya jumlah
prasekolah di samping kira-kira 1/3 dari seluruh gedung pendidikan
Inggris sudah tua dan tidak layak lagi untuk pelayanan pendidikan yang
selalu dituntut bermutu. Pada tahun 1992, biaya pembangunan baru atau
perbaikan diperkirakan sekitar 4 (empat) miliar pound-sterling Inggris.
Kemunduran pendidikan juga terlihat dari kurangnya guru yang
berkualitas dan sulitnya merekrut calon-calon yang baik. Hal ini ada
kaitannya, dengan gaji guru yang rendah. Pemerintah sedang melakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki kompensasi ini disamping upaya-
upaya lain untuk meningkatkan status sosial atau martabat guru yang
sudah lama mengalami kemerosotan.
Dengan kemerosotan tersebut, maka pemerintah mengeluarkan
Undang-undang Pendidikan baru yang dikenal dengan Education Act 1988
yang dianggap sebagai suatu reformasi di bidang pendidikan yang cukup
fundamental. Ada 4 jenis perubahan mendasar yang dicakup dalam
undang-undang baru itu.
Pertama, kurikulum nasional (national curriculum). Ada 10 mata
pelajaran yang wajib diajarkan di seluruh sekolah, baik sekolah negeri
maupun swasta. Waktu yang dialokasikan untuk setiap topic dalam
kurikulum sudah ditentukan, dan wajib bagi guru-guru urnuk
melaksanakan semua yang telah ditetapkan dalam kurikulum walaupun
pihak guru hampir tidak dilibatkan dalam penyusunannya.
Kedua, ujian nasional (national student assessment). Ujian secara
nasional ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa kurikulum nasional
terlaksana dengan baik dan dikuasai oleh siswa. Ujian ini dilakukan pada

Sistem Pendidikan Inggris= St. Saenab dan Abd Muis
17

siswa usia 7, 11, 14, dan 16 tahun. Tujuan lain adalah untuk mengetahui
unjuk kerja masing-masing sekolah sehingga dapat memberikan informasi
kepada orang tua murid atau masyarakat.
Ketiga, hak pilih orang tua murid (parental choice). Aspek yang
dianggap paling radikal dalam reformasi ini ialah bahwa setiap orang tua
murid bebas memilih ke sekolah mana mereka akan memasukkan
anaknya. Hal ini berdampak makin berkembangnya sekolah-sekolah yang
baik, dan sebaliknya makin berkurangnya jumlah murid pada sekolah-
sekolah yang bermutu rendah atau sekolah yang kurang diminati
masyarakat, bahkan mungkin ada yang terpaksa ditutup.
Keempat, manajemen sekolah secara lokal (local management of
schools). Sistem memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada dewan
sekolah yang disebut board of governors terutama dalam mengatur dan
mengawasi anggaran sekolah. Dalam beberapa kasus juga terdapat wakil
dari siswa yang sudah berumur di atas 18 tahun.
Dalam undang-undang baru ini setiap sekolah tetap diawasi dan
diinspeksi secara berkala oleh sebuah badan resmi yang independen yaitu
Inspektorat Pendidikan, Her Majestys Inspectors (HMI), yang melakukan
inspeksi setiap tahun setahun.


$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Anda mungkin juga menyukai