Anda di halaman 1dari 16

beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari m
anusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etni
s, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara memb
uat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keb
eradaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemer
intah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat m
anusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 200
0 tentang Pengadilan HAM).
Jadi HAM pada hakekatnya merupakan hak-hak fundamental yang melekat pada kodrat
manusia sendiri , yaitu hak-hak yang paling dasar dari aspek-aspek kodrat manusi
a sebagai manusia. Setiap manusia adalah ciptaan yang luhur dari Tuhan Yang Maha
Esa. Setiap manusia harus dapat mengembangkan dirinya sedemikian rupa sehingga
ia harus berkembang secara leluasa. Pengembangan diri sebagai manusia dipertangg
ungjawabkan kepada Tuhan sebagai asal dan tujuan hidup manusia. Semua hak yang b
erakar dalam kodratnya sebagai manusia adalah hakhak yang lahir bersama dengan k
eberadaan manusia itu sendiri. Dengan demikian hak-hak ini adalah universal atau
berlaku di manapun di dunia ini. Di mana ada manusia di situ ada HAM dan harus
dijunjung tinggi oleh siapapun tanpa kecuali.
HAM tidak tergantung dari pengakuan orang lain, tidak tergantung dari pengakuan
mesyarakat atau negara. Manusia memperoleh hak-hak asasi itu langsung dari Tuhan
sendiri karena kodratnya.(secundum suam naturam) Penindasan terhadap HAM berten
tangan dengan keadilan dan kemanusiaan, sebab prinsip dasar keadilan dan kemanus
iaan adalah bahwa semua manusia memiliki martabat yang sama dengan hak-hak dan k
ewajibankewajiban yang sama. Oleh karenanya, setiap manusia dan setiap negara di
dunia wajib mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) tanpa kecual
i. Penindasan terhadap HAM berarti pelanggaran terhadap HAM. Pengakuan oleh oran
g-orang lain maupun oleh negara ataupun agama tidaklah membuat adanya HAM itu. D
emikian pula orang-orang lain, negara dan agama tidaklah dapat menghilangkan ata
u menghapuskan adanya HAM. Setiap manusia, setiap negara di manapun, kapanpun wa
jib mengakui dan menjunjung tinggi HAM sebagai hak-hak fundamental atau hak-hak
dasar. Penindasan terhadap HAM adalah bertentangan dengan keadilan dan kemanusia
an.
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL DAN NASIONAL
Hingga saat ini kuat sekali pandangan di kalangan masyarakat bahwa hak asasi man
usia adalah produk dari negara-negara barat dimana produk tersebut kerap digunak
an untuk menekan pemerintahan negara-negara dunia ketiga yang tidak mau tunduk d
engan garis kebijakan politik internasional mereka. Selain itu, pandangan bahwa
hak asasi manusia kerap bertentangan dengan nilai-nilai agama atau budaya sangat
kental mewarnai perdebatan hak sasi manusia di berbagai negara di benua Asia da
n Afrika, tak terkecuali di Indonesia. Pertanyaanya sekarang, apakah betul bahwa
hukum hak asasi manusia merupakan produk negara-negara barat? Apakah benar bahw
a hukum hak asasi manusia bertentangan dengan nilai-nilai agama-agama besar di d
unia atau budaya lokal Indonesia?
Disini akan dibahas sejarah atau asal muasal lahirnya hukum hak asasi manusia de
ngan melihat tonggak-tonggak peristiwa politik dan ekonomi penting yang terjadi
di Benua Eropa dan Amerika yang melatarbelakangi munculnya konsep hukum hak asas
i manusia. Disamping itu modul ini juga akan membahas peristiwa-peristiwa perbud
akan, penjajahan dan kekerasan-kekerasan politik dan ekonomi di benua Afrika, As
ia dan tentunya Indonesia, dimana kemudian menjadi latarbelakang mengapa negara-
negara di dua benua tersebut mulai menerima konsep hukum hak asasi manusia inter
nasional.
Deskripsi tentang sejarah perkembangan hak asasi manusia disusun secara kronolog
is sebagaimana tergambar dibawah semata-mata karena perjuangan dan pengakuan hak
asasi manusia dimulai dari Eropa dan Amerika. Tetapi bukan berarti bahwa hak as
asi manusia berasal dari Eropa dan Amerika.
Sejarah pembentukan dan perkembangan hukum hak asasi manusia internasional
Lahirnya hukum hak asasi manusia internasional tidaklah lepas dari peristiwa-per
istiwa ekonomi politik yang terjadi di benua Eropa dan Amerika yang dimana terja
di berbagai peristiwa perbudakan, diskriminasi dan pengekangan atas aktivitas po
litik dan ekonomi penduduk di dua benua tersebut pada abad XVI-XIX. Selain itu p
erkembangan konsep hukum hak asasi manusia internasional juga dipengaruhi oleh a
kibat-akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa Perang Dunia I dan II dimana menyeb
abkan kehancuran dan kesengsaraan yang luar biasa terhadap penduduk sipil di dun
ia waktu itu. Untuk mengetahui tonggak-tonggak peristiwa penting yang menjadi la
tarbelakang lahirnya konsep hukum hak asasi manusia internasional mari kita mula
i sub bagian ini dengan melakukan aktivitas membaca bahan bacaan untuk mengident
ifikasi tonggak peristiwa-peristiwa ekonomi politik penting atas perkembangan hu
kum hak asasi manusia.
Latar Belakang Sejarah Asal-usul HAM Internasional :
Ada banyak pandangan tentang asal-usul HAM, yang satu sama lain belum tentu
sama atau berbeda.
Konsep hak-hak dasar sebenarnya sudah ada sejak awal abad ke-13 di Eropa.
Asal-usulnya dapat ditelusuri dari berkembangnya perdebatan filsafat, sepert
i penggunaan konsep liberty, atau bahkan hak itu sendiri.
Juga sering berkaitan dengan konsep-konsep konstitusi, seperti konsep rule o
f law, pembatasan terhadap kekuasaan absolut oleh kedaulatan atau parlemen dll.
The rule of law, dalam kenyataannya berkaitan dengan teori natural law and d
oktrin atau ajaran-ajaran religius.
Tidak heran jika kemudian jika banyak yang berpandangan bahwa ayat-ayat atau
kitab suci agama merupakan fondasi dari HAM. Misalnya hukum Syaria dalam Islam.
Sumber Formal HAM :
Sumber HAM lain adalah Magna Carta 1215 di Inggris yang memuat sejumlah prin
sip yang kemudian diadopsi menjadi prinsip dasar HAM seperti prinsip property ri
ghts, hak kebebasan bergerak dan persamaan di depan hukum.
The Declaration of Arbroath (Scotland) 1320, memuat hak kebebasan.
Beberapa hak minimum juga dimuat dalam Bill of Rights of England and Wales,
1688-89.
Hal Penting yang Dimuat dalam Bill of Rights :
Mengakhiri sistem kekuasaan Monarki Absolut Raja James II untuk digantikan d
engan sistem yang lebih demokratis.
Misal: dikenalkannya sistem pemilu yang free and fair untuk anggota parlemen.
Freedom of speech and debate terutama di parlemen.
Sistem pengadilan yang bebas dan fair.
Partisipasi politik, anti penyiksaan dan tindakan kejam lainnya.
The American Declaration of Independence (1776) :
Lebih radikal dan lebih luas dari Bills of Rights Inggris.
Menentang prinsip yang berdasarkan struktur kelas seperti di Inggris.
Bahwa manusia dilahirkan sama derajatnya dan memiliki hak hidup, kebebasan d
an mencari kebahagiaan.
Revolusi Perancis 1789 :
Memuat prinsip liberty, egality and fraternity.
Hak kebebasan.
Hak atas hak milik (property).
Hak untuk mendapatkan rasa aman dan bebas dari tekanan atau paksaan.
Kebebasan beragama, kebebasan pers.
Juga memuat prinsip-prinsip demokrasi.
HAM dan Konstitusi :
Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa lahirnya negara (berdasarkan) hukum
merupakan perwujudan dari perjuangan penghormtan dan penegakan HAM.
Sejarah sampai terbentuknya suatu negara hukum tidak lain adalah sejarah per
juangan penegakan HAM itu sendiri.
Bahwa tujuan dan isi setiap instrumen hukum (mulai dari hukum dasar/konstitu
si sampai ke hukum lainnya) suatu negara pada dasarnya adalah untuk menghormati,
melindungi, menegakan dan memenuhi HAM masyarakatnya.
Duham 1948 :
Sebagai reaksi terhadap dampak buruk dari Perang Dunia II: guna menciptakan
keamanan dan perdamaian internasional.
Memuat hak sipil dan politik serta hak sosial, ekonomi dan budaya.
Merupakan dokumen yang paling berpengaruh terhadap HAM deawas ini.
Semuanya memuat hak-hak dasar manusia, terutama hak persamaan dan kebebasan.
Manusia lahir dalam keadaan bebas dan mempunyai hak yang sama.
Perkembangan HAM :
Perkembangan HAM terdiri dari:
Generasi Pertama HAM
Generasi pertama HAM disebut juga hak-hak negatif
Meliputi: hak-hak yang tercakup dalam hak sipil dan politik
Generasi Kedua HAM
Muncul dari tuntutan agar negara menyediakan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar
setiap orang.
Meliputi: hak-hak sosial, ekonomi dan budaya (EKOSOB)
Generasi Ketiga HAM
Generasi ketiga HAM disebut juga hak-hak solidaritas. Merupakan bentuk konseptua
lisasi tuntutan-tuntutan yang berkaitan dengan kedua generasi HAM sebelumnya
Kesimpulan :
Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki oleh individu karena mereka adala
h manusia.
HAM bukanlah sesuatu yang baru bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi bang
sa Indonesia.
Yang baru adalah formalisasi dalam bentuk kodifikasi hukum atau penamaannya.
Saat ini kita telah mengetahui sejarah kelahiran dan perkembangan hukum hak asas
i manusia internasional. Pertanyaan selanjutnya adalah dimana letak kontribusi m
asyarakat di negara-negara Afrika dan Asia dalam mendorong perkembangan konsep h
ukum hak asasi manusia internasional? Dan mengapa negara-negara di dua benua ter
sebut pada akhirnya menerima konsep hukum hak asasi manusia internasional? Untuk
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita akan menuju sub bahasan tentang l
atarbelakang penerimaan dan kontribusi negara-negara Asia dan Afrika terhadap ko
nsep hukum hak asasi manusia internasional.
Latar belakang penerimaan dan kontribusi negara-negara Asia dan Afrika terhadap
perkembangan konsep hukum hak asasi manusia internasional
Seperti telah menjadi pengetahuan sejarah umum bahwa negara-negara di Asia dan A
frika kebanyakan adalah negara-negara yang pernah mengalami penjajahan dari nega
ra-negara Eropa serta tindakan penindasan oleh pemerintahan-pemerintahan tirani.
Pengalaman panjang ini menyebabkan lahirnya kekerasan antar suku atau etnis ata
u ras di wilayah tersebut dan tak jarang berakhir dengan tindak kejahatan yang s
angat mengerikan serta pada akhirnya melahirkan penderitaan yang luar biasa bagi
penduduk di dua benua tersebut. Pengalaman-pengalaman ini pula yang kemudian me
mbuat konsep hukum hak asasi manusia internasional berkembang pesat untuk menang
ani kasus-kasus pelangaran hak asasi manusia serta pencegahan peristiwa serupa d
i masa mendatang. Beberapa kontribusi itu antara lain dapat kita lihat dalam pas
al-pasal di Instrumen-instrumen pokok hak asasi manusia internasional yang telah
kita kenal selama ini seperti Instrumen Internasional Hak Sipil dan Politik, In
strumen Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Konvensi Anti Penyiksaan,
dan lain-lain sebagainya.
Disamping itu, kesadaran bahwa masa lalu negara-negara di Afrika dan Asia adalah
sesuatu yang kelam sehingga tidak perlu terulang kembali, mendorong negara-nega
ra tersebut mulai menerima (mengadopsi) instrumen-instrumen hukum hak asasi manu
sia internasional ke dalam hukum nasional dan mendorong pembentukan hukum hak as
asi manusia di tingkat regional, seperti lahirnya Konvensi Afrika Tentang Hak As
asi Manusia dan Kesepakatan-kesepakatan bersama antar negara di Asia untuk mempr
omosikan hak asasi manusia, termasuk disini langkah-langkah meratifikasi sejumla
h hukum hak asasi manusia internasional ke dalam sistem hukum nasional.Untuk men
getahui lebih dalam bagaimana latarbelakangan penerimaan dan kontribusi negara-n
egara di Asia dan Afrik terhadap hukum hak asasi manusia internasional, ada baik
nya jika kita membaca bahan bacaan tentang sejarah kekerasan dan pembentukan huk
um hak asasi manusia di tingkat regional Afrika dan ratifikasi hukum hak asasi m
anusia internasinal oleh negara-negara di Asia.
Setelah mengetahui latar belakang tersebut diatas, sekarang ini kita telah memah
ami dengan jelas latarbelakang pembentukan dan perkembangan hukum hak asasi manu
sia di tingkat internasional dan regional. Pertanyaannya sekarang adalah bagaima
na dengan sejarah perdebatan dan perkembangan konsep hukum hak asasi manusia Ind
onesia? Pertanyaan ini menjadi penting untuk menjawab pertanyaan di awal tentang
Apakah betul bahwa hukum hak asasi manusia merupakan produk negara-negara barat?
atau Apakah benar bahwa hukum hak asasi manusia bertentangan dengan nilai-nilai a
gama-agama besar di dunia atau budaya lokal di Indonesia? Untuk itu kita akan mas
uk ke sub pembahasan terakhir dari materi pokok sejarah perkembangan hukum di ti
ngkat internasional, regional dan nasional, yakni sejarah perdebatan dan perkemb
angan hukum hak asasi manusia di tingkat nasional.
Sejarah perdebatan dan perkembangan konsep hukum hak asasi manusia di Indonesia?
Tidak berbeda dengan pengalaman negara-negara di Eropa, Amerika, Afrika dan Asia
, Indonesia pun memiliki sejarah perdebatan isu hak asasi manusia yang panjang s
ejak dari masa penjajahan hingga saat ini. Pengalaman hidup di masa penjajahan B
elanda dan Jepang serta pemerintah yang otoriter menjadi latarbelakang perdebata
n panjang bangsa Indonesia untuk mengakui dan memasukkan hukum hak asasi manusia
internasional ke dalam hukum nasional untuk tujuan mencegah pengalaman masa lal
u yang kelam tidak akan terulang lagi. Perdebatan hak asasi manusia di Indonesia
lainnya--perdebatan masih berlangsung hingga saat ini--adalah perdebatan tentan
g bagaimana mencari titik temu antara nilai dan konsep dasar hukum hak asasi man
usia internasional dengan nilai agama-agama samawi besar dan budaya-budaya lokal
.
Ringkasan dan Kesimpulan
Lengkap sudah proses pembahasan kita tentang materi sejarah perkembangan hukum h
ak asasi manusia internasional, regional dan nasional. Dari pembahasan tersebut
kita sudah melihat bagaimana hukum hak asasi manusia berkembang dan dikembangkan
untuk mencegah tidak berulangnya pengalaman-pengalaman masa lalu yang kelam dar
i negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, termasuk disini proses asimilasi a
ntara nilai-nilai agama dan budaya dari negara-negara di dunia hingga melahirkan
kesepakatan bahwa hukum hak asasi manusia bersifat universal. Namun untuk mengu
atkan kembali pemahaman kita, ada baiknya kita mengevaluasi pemahaman kita tenta
ng sejarah perkembangan konsep hukum hak asasi manusia internasional, regional d
an nasional dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. apakah anda sepakat bahwa hukum hak asasi manusia yang ada saat ini merupakan
monopoli produk negara-negara barat (adidaya)?jelaskan alasannya.
2. apakah nilai-nilai hak asasi manusia bertentangan dengan nilai-nilai agama da
n nilai-nilai budaya Indonesia?jelaskan alasannya.
Faktor faktor penyebabnya antara lain:
masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang meman
dang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain
terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme);
adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentinga
n umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);
kurang berfungsinya lembaga lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan pengadi
lan); dan
pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer.
Disamping faktor-faktor penyebab pelanggaran hak asasi manusia tersebut di atas,
menurut Effendy salah seorang pakar hukum, ada faktor lain yang esensial yaitu k
urang dan tipisnya rasa tanggungjawab.
Kurang dan tipisnya rasa tanggungjawab ini melanda dalam berbagai lapisan masyar
akat, nasional maupun internasional untuk mengikuti hati sendiri, enak sendiri, ma
lah juga kaya sendiri, dan lain lain.
Akibatnya orang dengan begitu mudah menyalahgunakan kekuasaannya, meremehkan tug
as, dan tidak mau memperhatikan hak orang lain.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok o
rang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara melawan hokum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang,
dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian huku
m yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 ayat 6 U
U No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan,sebagai berikut:
Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan,sebagai berikut:
1). Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. kodrat manusia ada
lah sama derajat dan martabatnya. semua manusia adalah sederajat tanpa membedaka
n ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya.
2). Landasan yang keduadan yang lebih dalam: Tuhan menciptakan manusia. Semua ma
nusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan yang Maha Esa. Karena i
tu di hadapan Tuhan , manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.
Faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM
a. masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara p
aham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang memand
ang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain
terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme);
b. adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentingan
umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);
c. kurang berfungsinva lembaga-lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan pengadil
an); dan
d. pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer.
Upayah Pemerintah dalam Penegakan HAM
1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM
di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons terhadap p
elanggaran HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden at
as beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afgh
anistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas kepa
da Israel yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil, w
anita dan anak-anak.
Menghargai Upaya Penegakan HAM
- Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM;
- Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta rehab
ilitasi;
- Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM;
- Memberikan informasi kepada aparat penegak hokum dan lembagalembaga HAM bila te
rjadi pelanggaran HAM;
- Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan
Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang berkepanjangan
yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan harmonis dalam bermasyarakat.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain tel
ah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) d
engan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan t
elah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 199
3, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap perempuan
Lanjutan
3. Undang-undang Nomor
39 Tahun 1999 tentang hak asasi
manusia , Undang-undang nomor 26
tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain yang belum te
rsebutkan menyangkut
penegakan hak asasi manusia.
A. UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGEKAN HAM
A.1. Pengertian dan Macam-macam HAM
1. Pengertian HAM
Istilah hak asasi manusia menurut bahasa Prancis droit dehome. Menurut bahasa Inggr
is adalah human rights. Sedangkan menurut bahasa Belanda memen rechten. Secara umum
hak asasi manusia diartikan sebagai hak-hak dasar yang dimiliki setiap manusia
yang dibawa sejak lahir sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Artinya hak as
asi ini bukan diberikan atau pemberian orang lain, golongan, atau negara. Oleh k
arena itu pula hak asasi manusia tidak dapat diambil atau dicabut, diabaiakan, d
ikurangi atau dirampas oleh suatu kekuasaan melainkan harus dihormati, dipertaha
nkan dan dilindungi.
Pengertian;
? seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
? anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada makhluk yang bernama manusia
? wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerint
ah dan setiap orang
? Tuhan yang memberi HAM, bukan negara
Berikut ini beberapa pengertian hak asasi manusia yang dikemukakan oleh para ahl
i:
1) John Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat
pada manusia dan tidak dapat diganggu gugat atau sifatnya mutlak.
2) Koentjoro Poerbapranoto
Hak asasi adalah hak yang sifatnya asasi yaitu dimiliki manusia menurut kodratny
a dan sifatnya suci.
3) Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaa
n manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang waj
ib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
4) Menurut Mirriam Budiarjo
Hak asasi adalah hak yang diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kelahiran atau k
ehadiran manusia didalam kehidupannya di masyarakat.
5) Menurut Piagam Hak Asasi Internasional konsepsi HAM yang tercantum dalam
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) sebenarnya merupakan perkembangan
dari ajaran F.D. Roosevelt, yaitu The four Freedom yang terdiri atas:
v Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya
v Kebebasan beragama
v Kebebasan dari rasa takut
v Kebebasan dari kemiskinan
Dari istilah dan pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa HAM meemeiliki
beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:
a. Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai mahkluk tuhan)
b. Universal, artinya hak itu berelaku untuk semua orang dimana saja, tanpa
memandang status, ras, harga diri, jender atau perbedaan lainnya.
c. Permanen dan tidak dapat dicabut, artinya hak itu tetap selama manusia
itu hidup dan tidak dapat dihapuskan oleh siapapun.
d. Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apak
ah hak sipil atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
2. Macam-macam HAM
1. hak asasi pribadi (personal right), misalnya hak kemerdekaan memeluk aga
ma dan beribadah menurut agama masinng-masing, menyatakan pendapat, berorganisas
i dan sebagainya
2. hak asasi ekonomi (property right), misalnya hak kebebasan memiliki sesu
atu, membeli dan menjual sesuatu mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain se
bagainya.
3. hak asasi politik (political right), misalnya hak untuk diakui dalam ked
udukan sebagai warga negara yang sederajat, ikut serta dalam pemeerintah, hak me
milih dan dipilih, mendirikan partai politik atau organisasi, mengajukan kritik
dan sebagainya.
4. hak asasi sosial dan kebudayaan (social dan cultural right), misalnya
hak kebebasan memilih dan mendapatkan pendidikan, mengembangan kebudayaan dan la
in sebagainya.
5. hak memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (right o
f legal equality).
6. hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata peradilan dan perlindungan huk
um (procedural right), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil da
lam peradilan, pembelaan hukum, penerapan asas pradga tak bersalah, dan sebagain
ya.
A.2. Sejarah Lahirnya Hak Asasi Manusia
v Jaman Yunani Kuno, Plato (428-348 SM)
Menayatakan kepada warganya bahwa kesejahteraan bersama baru terwujud kalau seti
ap warganya melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing.
v Aristoteles (384-322 SM)
Negara yang baik adalah Negara yang sering memperhatikan kepentingan dan kesejah
traan masyarakat banyak.
v Tahun 1215 di Inggris lahir Magna Charta (masa pemerintahan Lockland) yang is
inya: Raja tidak lagi bertindak sewwenang-wenang, dalam hal tertentu tindakannya
harus disetujui bangsawan.
v Petition of Right (1629) di Inggris (masa pemerintahan Charles 1)
Isinya:
Pajak dan hak-hak istimewa harus mendapat izin parlemen.
Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk.
Dalam keadaan damai tenatara tidak menjalankan hukum perang.
Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
v Bill of Right (1689) di Inggris (masa pemerintahan William III)
Isinya:
Pembuatan undang-undang harus dengan ijin parlemen.
Pemungutan pajak harus dengan ijin parlemen.
Mempunyai tentara tetap harus dengan ijin parlemen.
Kebebasan berbicara dan berpendapat bagi parlemen.
Parlemen berhak mengubah keputusan raja.
Pemilihan parlemen harus bebas.
v Declaration des droit de Lhome et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan p
enduduk) di Prancis pada masa Jenderal Laffayete tahun 1789.
Isinya:
Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama.
Hak-hak itu adalah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya.
v The declaration of America Independence (4 Juli 1776) atas jasa presiden Thom
as Jefferson.
Berisi tentang revolusi Amerika untuk melepaskan diri dari Inggris dengan menyat
akan merdeka. Dalam pernyataan itu dinyatakan semua orang diciptakan sama dan di
karunia hak hidup, hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan (life, liberty, an
d pursuit of happines)
v Menjelang berakhirnya Perang Dunia II (Atlantic Charter), F.D. Roosevelt meng
usulkan 4 kebebasan:
Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya (freedom of speech and expr
eeion)
Kebebasan beragama (freedom of religion)
Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear)
Kebebasan dari kemiskinan (freedom of want)
v Tahun 1948 disusun rencana piagam Hak Asasi Manusia oleh Organisasi Kerja Sam
a Sosial Ekonomi PBB di bawah pimpinan ny. Elanor Roosevelt.
v 10 Desember 1948 piagam diatas diterima sebagai Universal Declaration of Huma
n Rights (pernyataan Sedunia tentang hak-hak Asasi Manusia). UDHR ini terdiri da
ri mukadimah dan 30 pasal yang dapat diperinci menjadi 2 hak:
Hak kemerdekaan
Meliputi kemerdekaan seseorang, perlindungan hak milik, tempat tinggal, beragama
, rahasia surat, mengeluarkan pikiran dan perasaan, mendapatkan pendidikan dan p
engajaran.
Hak politik
Meliputi hak pilih aktif (untuk memilih) dan hak pilih pasif (untuk dipilih), me
mbela negara dan menjadi pegawai negara.
A.3. Penegakan HAM dalam Perundang-undangan
Tujuan: melindungi martabat manusia
HAM dalam UUD 1945
Pembukaan alinea 1 menyatakan bahwa bahwa seseungguhnya kemerdekaan ialah hak se
gala bangsa.. alinea ini mengandung 2 makna:
-dalil objektif: kemerdekaan ialah hak segala bangsa
-dalil subjektif: aspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka
Pembukaan alinea 2 mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Ini memat hak asasi politik:
kedaulatan, hak asasi ekonomi: kemakmurab dan keadilan.
Alinea 3, atas berkar rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh k
einginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, ini merupakan pengakuan k
emerdekaan sebagai anugrah Tuhan.
Alinea 4, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,.melaksanakan ketert
iban dunia... hal ini merupakan bahwa negara memberikan jaminan hak asasi terhadap
arga negaranya.
HAM dalam batang tubuh UUD 1945 diatur secara khusus dalam pasal 28A-28J.
Secara umum HAM di Indonesia diatiur dalam pasal 27-34 UUD 1945
Hak asasi manusia dalam TAP MPR No. XVII/MPR/1998: memuat piagam HAM serta p
andangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM.
HAM dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN. Dimuat dalam arah penyelengg
araan Negara, yaitu: mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan sosial, m
elindungi HAM.
Keppres No. 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS
HAM), yang bertugas untuk melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penel
itian dan mediasi tentang HAM.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang terdiri dari XI Bab dan 106
pasal.
PP no. 2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi
dalam pelanggaran HAM yang berat
PP No. 3 Tahun 2002 tentang kompensasi, restitusi dan rehabilitasi terhadap
korban pelanggaran HAM berat.
- Kompensasi: ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku yang tid
ak terbukti beersalah.
- Restitusi: ganti kerugian yang diberikan kepada korban ataukeluarganya oleh
pelaku ataupihak ketiga yang dapat berupa pengembalian barang milik, pembayaran
ganti rugi untuk kehilangan, dan penggantian biaya untuk tindakan tertentu.
Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang komisi nasional anti kekerasan terhadap p
erempuan.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, sebagai peradilan khusus diling
kungan peradilan umum
B. MENAMPILKAN PERAN SERTA DLM UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGEKAN H
AM DI INDONESIA
B.1. Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
a. Peran serta dalam upaya perjuangan, penghormata dn penegakan ham di indonesia
1. Peran serta masyarakat dalam penegakan HAM di Indonesia.
Kewajiban dasar manusia \Indonesia terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39 Tahun 19
99 tentang Hak Asasi Manusia, pada bab VI adalah sebagai berikut:
a. setiap orang yang berada di wilayah negera Republik Indonesia wajib pat
uh terhadap peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis, dan hukum internas
ional mengenai HAM yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal 67)
.
b. Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika, dan tata te
rtib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 69 ayat 1).
c. Setiap HAM seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab unt
uk menghormati hak-hak orang lain secara timbal balik (pasal 69 ayat 2).
d. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk menjamin peng
akuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tu
ntutan yang adil sesuai dengan prertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umu
m dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 70).
2. peran serta pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39 199
9 tentang HAM adalah sebagai berikut:
a. pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan,
dan memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan hukum
internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal 7
1).
b. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi ya
ng efektif dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan ne
gara, dan bidang lain (pasal 72).
3. Peran KOMNAS HAM alat perjuangan penegakkan HAM di Indonesia
a. komnas HAM dibentuk dengan tujuan:
1. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB, serta deklarasi universal Hak Asasi
Manusia.
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berba
gai kehidupan.
b.Untuk melaksanakan fungsi mediasi, Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan
:
a. perdamaian kedua belah pihak
b. penyelesaian erkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi
dan penilaian ahli
c. pemberian saran kepada para pihak untuk mennyelesaikan sengketa melalui
pengadilan
d. penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerint
ah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya dan
e. penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada dewan p
erwakilan rakyat Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti.
c. Tentang partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka Komnas
HAM menekankan:
a. membantu terwujudnya peradilan yang kredibel
b. memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-daerah
c. mengatasi pelanggaran HAM berat (groos-violation of human rights)
d. meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani kasus-kasus pelangg
aran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada khususnya.
e. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif gend
er dan hak anak
f. Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-kasus pela
nggaran hak asasi manusia.
g. Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas
bagi penegak hukum.
Setiap hari kita selalu mendengar, membaca, dan melihat, baik dari media cetak m
aupun elektronik beerbagai peristiwa pelanggaran HAM. Masalah penegakan HAM adal
ah masalah bersama yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah rakyat,
dan lembaga-lembaga tertentu, seperti Komnas HAM. Pelanggaran HAM itu dapat dil
akukan oleh negara/pemerintah, ataupun masyarakat. Richard Falk mengidentifikasi
standar guna mengukur derajat keseriusan pelanggaran HAM. Hasilnya adalah disus
unnya kategori pelanggaran HAM sebagai berikut:
pembunuhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan de
ngan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:
pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang mengakibatkan kem
usnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.
Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara memindahkan at
au membunuhnya.
rasialisme resmi (politik apartheid), yaitu suatu perlakuan politik terhadap
etnis, suku bangsa lain berdasarkan perbedaan ras dan warna kulit merupakan kej
ahatan internasional
terosisme resmi berskala besar
pemerintahan totaliter
penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
perusakan kualitas lingkungan (ecocide)
kejahatan perang
b. Pelanggaran HAM dan penangannya
yang termasuk jeni pelanggaran HAM berat adalah sebagai berikut:
a. kejahatan genocide
b. kejahatan terhadap kemanusiaan
pembunhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangs
a, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:
a. pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang mengakiba
tkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.
b. Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara meminda
hkan atau membunuhnya.
Sedangkan kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai ba
gian daari serangan yang meluas atau sistematik, yang diketahuinya bahwa seranga
n tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa hal-hal seba
gai berikut:
a. pembunuhan
b. pemusnahan dan penyiksaan
c. perbudakan
d. pengusiran dan pemindahan penduduk secara paksa
e. perampasan kemerdekaan yang melanggar hukum internasional
f. perkosaan/perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamil
an, pemandulan atau sterilisasi secara paksa, dan bentuk kekerasan seksual lainn
ya.
g. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang did
asari persamaan paham politik, ras, ebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelam
in, atau alasan yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang men
urut hukum internasional.
h. Penghilangan kearganegaraan seseorang secara paksa.
Perkara pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana
. Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung dengan disertai surat perintah dan alasa
n penangkapan, kecuali tertangkap tangan. Penahanan untuk pemeriksaan dibidang p
engadilan HAM dapat dilakukan paling lam 90 hari, jangka waktu itu dapat diperpa
njang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri sesuai dengan daerah hukumnya.p
enahanan di pengadilan tinggi dilakukan paling lama 60 hari, dapat diperpanjang
30 hari, dan penahanan di Mahkamah Agung paling lama 60 hari dan dapat diperpanj
ang 30 hari.
c. Perilaku upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakkan HAM
a) Dalam lingkungan masyarakat
Menjunjung tinggi harga diri manusia dan bangsa
Kesamaan harga diri antar pribadi
Tidak mencampur urusan pribadiorang lain
Tidak mencela dan menghina kekurangan orang lain
Saling menghargai antar sesama manusia
b) Dalam lingkungan bangsa dan negara
Mengentskan kemiskinan agar menjadi manusia yang layak
Gerakan orang tua asuh
Mengefektifkan wajib belajar 12 tahun
Bagi perusahaan besar perlu menjadi bapak angkat bagi pengrajin kecil.
d. Hambatan Penegakan HAM
a) Faktor kondisi sosial-budaya
Stratifikasi-status sosil (tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, keturuna
n, ekonomi, dll).
Norma adat/budaya lokal.
b). Faktor komunikasi dan informasi.
Letak geografis Indonesia yang luas
Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yg blm terbangun secara ba
ik di seluruh wilayah Indonesia.
Sistem informasi maupun perangkatnya dan SDM yang masi terbatas.
c). Faktor kebijakan pemerintah
Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yg sama tentan pentingnya jamina
n HAM.
Lemahnya pengawasan legislatif maupun kontrol sosial oleh masyarakat.
d). Faktor perangkat Perundangan
e). Faktor aparat dan penindakannya.
e. Tantangan Penegakan HAM
Pemerintah Indonesia (Presiden Soeharto) pada saat berpidato di PBB dlm Konferen
si Dunia ke-2 (Juni 1992) dgn Judul Drklarasi Indonesia Tentang HAM sebagai beriku
t :
Prinsip Universilitas; bahwa adanya hak-hak asasi manusia bersifat funda
mental dan memiliki keberlakuan universal.
Prinsip Pembangunan; kemajuan pembangunan nasional dpt membantu tercapai
nya tujuan meningkatkan demokrasi dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusi
a.
Prinsi Kesatuan; hak asasi perseorangan dan hak asasi masyarakat/bangsa
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Prinsip Objektivitas; penilaian terhadap pelaksanaan hak-hak asasi pada
suatu negara oleh pihak luar hanya menonjolkan salah satu jenis hak asasi dan me
ngabaikan hak-hak asasi manusia lainnya.
Prinsip Keseimbangan; keseimbangan dan keselarasan antara hak-hak perseo
rangan dan hak-hak masyarakat/bangsa.
Prinsip Kompetensi Nasional; penerapan dan perlindungan HAM merupakan ta
nggungjawab Nasional.
Prinsip Negara Hukum; bahwa jaminan terhadap HAM dlm suatu negara dituan
gkan dalam aturan-aturan hukum (tertulis dan tidak tertulis).
C. INSTRUMEN HUKUM & PERADILAN INTERNASIONAL HAM
1. Instrumen Hukum Internasional HAM
pasca perang dunia ke II pehatian internasional tentang HAM tampakmeningkat kare
na jumlah korban yang begitu besar di berbagai belahan dunia melahirkan keprihat
inan atas penistaan terhadap nilai kemanusiaan. Kemudian dibentuklah Perserikata
n Bangsa-Bangsa (PBB) yang melahirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia (Universal Dec
laration of Human Rights).
Beberapa instrumen hukum tentang Hak Asasi Manusia internasional pasca Universal
Declaration of Human Rights ( UDHR), antara lain:
Tahun 1958 lahir konvensi tentang hak-hak politik perempuan
Tahun 1966. covenanats of human rights telah teratifikasi oleh negara-negara
anggota PBB
Tahun 1976 tentang konvensi internasional hak-hak khusus
Tahun 1984 konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan
Tahun 1990 konvesi tentang hak-hak anak
Tahun 1993 tentang konvensi anti apartheid
Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau hukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia.
Tahun 1999 tentang konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial.
2. Instrumen Yuridis Hak Asasi Manusia
Pada tanggal 16 Desember 1966, dissahkan Covenant on Economic, social, and Cultu
ral Rights dan Internasional Covenant on civil and political rights. Hal baru da
lam ketentuan itu disebutnya hak rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri termas
uk hak untuk mengatur kekayaan dan sumber-sumber nasional secara bebas.
Perjanjiian nasional mengenai hak ekonomi, social dan budaya mulai berlaku
tanggal 3 Januari 1976. perjanjian ini berupaya meningkatkan dan melindungi tig
a kategori hak, yaitu:
hak untuk bkerja dalam kondisi yang adil dan menguntungkan
hak atas perlindungan sosial, standar hidup yang pantas, standar kesejahtera
an fisik dan mental tertinggi yang bisa dicapai
hak atas pendidikan dan ha untuk menikmati manfaat kebebasan kebudayaan dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
3. UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
salah satu dasarnya dibentuknya pengadilan HAM adalah pasal 104 ayat (1) UU No.
39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam ketentuan umum pasal 1 Alinea III UU No. 26 tah
un 2000 dinyatakan bahwa pengadilan HAM adalah khusus bagi pelanggaran hak asasi
manusia yanh berat. Selanjutnya, pasal 2 menyatakan bahwa pengadilan HAM merupa
kan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum.
Di lingkungan peradilan umum ada peradilan khusus HAM. Kedudukan pengadila
n HAM berat di daerah yang daerah hukumnya meliputi hukum pengadilan negeri yang
bersangkutan. Peradilan HAM memiliki wewenang memeriksa dan memutus perkara pel
anggaran hak asasi manusia yang berat, termasuk yang dilakukan diluar teritorial
wilayah ngara Republik Indonesia. Pelanggaran hak asasi berat merupakan extra o
rdinary crime dan berdampak secara luas, bai pada tingkat nasional maupun intern
asional dan bukan merupakan tindak pidana yang diatur dalam KUHP serta menimbulk
an kerugian baik materiil maupun immaterial yang mengakibatkan rasa tidak aman,
baik terhadap perseorangan maupun masyarakat.
4. Perlindungan Hak Asasi Manusia Universal
Pembukaan PBB mengumandangkan kepercayaan dalam hak-hak asasi manusia, kemuliaan
, dan nilai orang per orang dalam kesamaan hak antara wanita dan pria. Dalam pia
gam kemuliaan tersebut berkali-kali diulang bahwa PBB akan mendorong, mengembang
kan, dan mendukung penghormatan secara universal dan efektif hak-hak asasi manus
ia dan kebebasan-kebebasan pokok bagi semua tanpa membedakan suku, gender, bahas
a dan agama.
Selanjutnya menjadi tugas dan wewenang Majelis Umum PBB di bantu Dewan Eko
nomi dan Sosial beserta komisi hak asasi manusia dan mekanisme HAM PBB lainnya m
enjabarkan lenih lanjut dalam pelaksanaan misinya.
Dewan Ekonomi dan Sosial yang membantu tugas Majelis Umum dalam menangani
HAM dapat pula membentuk komisi, misalnya Komisi Hak Asasi Manusia beranggotakan
53 negara dan mempunyai tugas menyiapkan rekomendasi dan laporan mengenai perja
njian intrnasional tentang hak-hak asasi, konvensi-konvensi dan deklarasi intern
asional tentang kebebasan sipil, informasi, perlindungan kelompok minoritas, pen
cegahan diskriminasi atas dasar suku, gender, bahasa, agama dan masalah lain yan
g berkaitan dengan HAM.
Khusus mengenai wanita dibentuk komisi mengenai status wanita yang berangg
otakan 45 negara yang bertindak dalam kapasitas pribadi. Komisi ini bertugas men
yiapkan laporan-laporan mengenai promosi hak-hak wanita dibidang politik, ekonom
i, sosial dan pendidikan, sera membuat rekomendasi kepada dewan ekonomi dan sos
ial tentang masalah yang membutuhkan perhatian di bidang HAM.
Disamping itu ada dua badan khusus PBB yang juga menangani masalah HAM, ya
itu oraganisasi buruh sedunia (ILO) yang brtugas memperbaiki syarat-syarat kerja
dan hidup para buruh dan membuat rekomendasi standar minimum dibidang gaji, jam
kerja, syarat-syarat pekerjaan dan jaminan sosial. Badan kedua adalah UNESCO ya
ng mempunyai tugas meningkatkan kerjasama antar bangsa melalui pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan.
Perkembang terakhir hukum pidana internasional adala disepakati pembentuka
n International Crime Court (ICC). Dalam suatu sidang United Nations Diplomatic
Conference on Criminal Court 17 Juni 1998 di Roma Italia. Dengan disahkan ICC se
bagai badan baru PBB terwujudlah suatu badan peradilan internasional yang bersif
at tetap. Badan ini memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yuridisdiksinya atas s
eseorang yang melakukan kejahatan yang serius. Jenis kejahatan yang disepakati I
CC, antara lain:
1. Pemusnahan, misal terhadap kelompok etnis atau penganut agama tertentu (The
Crime of Genocide)
2. Kejahatan melawan kemanusiaan (Crime Against humanity)
3. Penyerangan suatu bangsa atau Negara terhadap Negara lain. (The Crime of Ag
gression)
4. Kejahatan perang. (War Crimes)
1. Hambatan Dan Tantangan Dalam Penegakkan Hak Asasi Manusia
Adapun aspek yang menjadi penyebabnya dalam penegakkan HAM adalah:
belum adanya pemahaman dan kesadaran yang sama tentang konsep HAM antara
individu dan secara universal.
kurang adanya kepastian hukum terhadap pelanggar HAM
adanya campur tangan dalam lembaga peradilan
kurang berfungsinya lembaga penegak hukum.

Anda mungkin juga menyukai