Anda di halaman 1dari 5

GJB

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui benda yang mengalami gerak jatuh
bebas, misalnya gerak buah yang jatuh dari pohon, gerak benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu
atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari atap rumah (he2.). mengapa benda mengalami gerak jatuh
bebas ? Gerak Jatuh Bebas alias GJB merupakan salah satu contoh umum dari Gerak Lurus Berubah
Beraturan. Apa hubungannya ? silahkan dibaca terus, selamat belajar jatuh bebas, eh selamat belajar
pokok bahasan Gerak Jatuh Bebas. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai anda, sehingga
tidak pusing, masuk angin atau mual-mual selama proses pembelajaran ini.

Apa yang anda amati ketika melihat benda melakukan gerak jatuh bebas ? misalnya ketika buah mangga
yang sangat enak, lezat, manis dan bergizi jatuh dari pohonnya. Biasa aja Jika kita amati secara
sepintas, benda yang mengalami gerak jatuh bebas seolah-olah memiliki kecepatan yang tetap atau
dengan kata lain benda tersebut tidak mengalami percepatan. Kenyataan yang terjadi, setiap benda
yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap. Alasan ini menyebabkan gerak jatuh bebas termasuk
contoh umum GLBB. Bagaimana membuktikan bahwa benda yang mengalami gerak jatuh bebas
mengalami percepatan tetap ? secara matematis akan kita buktikan pada pembahasan Penurunan
persamaan Jatuh Bebas (tuh, lihatlah ke bawah)

Lakukanlah percobaan berikut ini. Tancapkan dua paku di tanah yang lembut, di mana ketinggian kedua
paku tersebut sama terhadap permukaan tanah. Selanjutnya, jatuhkan sebuah batu (sebaiknya batu
yang permukaannya datar) dengan ketinggian yang berbeda pada masing-masing paku. Anda akan
melihat bahwa paku yang dijatuhi batu dengan ketingian lebih tinggi tertancap lebih dalam
dibandingkan paku yang lain. hal ini menunjukkan bahwa adanya pertambahan laju atau percepatan
pada gerak batu tersebut saat jatuh ke tanah. Semakin tinggi kedudukan batu terhadap permukaan
tanah, semakin besar laju batu tersebut saat hendak menyentuh permukaan tanah. Dengan demikian,
percepatan benda jatuh bebas bergantung pada ketinggian alias kedudukan benda terhadap permukaan
tanah. Di samping itu, percepatan atau pertambahan kecepatan benda saat jatuh bebas bergantung juga
pada lamanya waktu. benda yang kedudukannya lebih tinggi terhadap permukaan tanah akan
memerlukan waktu lebih lama untuk sampai pada permukaan tanah dibandingkan dengan benda yang
kedudukannya lebih rendah. Anda dapat membuktikan sendiri dengan melakukan percobaan di atas.
Pembuktian secara matematika akan saya jelaskan pada penurunan rumus di bawah. Di baca terus ya,
sabar

Pada masa lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan yang sangat menarik
dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles, pernah mengatakan bahwa benda yang beratnya lebih besar jatuh
lebih cepat dibandingkan benda yang lebih ringan. Pendapat aristoteles ini mempengaruhi pandangan
orang-orang yang hidup sebelum masa Galileo, yang menganggap bahwa benda yang lebih berat jatuh
lebih cepat dari benda yang lebih ringan dan bahwa laju jatuhnya benda tersebut sebanding dengan
berat benda tersebut. Mungkin sebelum belajar pokok bahasan ini, anda juga berpikiran demikian. Ayo
ngaku..

Misalnya kita menjatuhkan selembar kertas dan sebuah batu dari ketinggian yang sama. Hasil yang kita
amati menunjukkan bahwa batu lebih dahulu menyentuh permukaan tanah/lantai dibandingkan kertas.
Sekarang, coba kita jatuhkan dua buah batu dari ketinggian yang sama, di mana batu yang satu lebih
besar dari yang lain. ternyata kedua batu tersebut menyentuh permukaan tanah hampir pada saat yang
bersamaan, jika dibandingkan dengan batu dan kertas yang kita jatuhkan tadi. Kita juga dapat
melakukan percobaan dengan menjatuhkan batu dan kertas yang berbentuk gumpalan.

Apa yang berpengaruh terhadap gerak jatuh bebas pada batu atau kertas ? Gaya gesekan udara !
hambatan atau gesekan udara sangat mempengaruhi gerak jatuh bebas. Galileo mendalilkan bahwa
semua benda akan jatuh dengan percepatan yang sama apabila tidak ada udara atau hambatan lainnya.
Galileo menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan, jatuh dengan percepatan yang sama, paling
tidak jika tidak ada udara. Galileo yakin bahwa udara berperan sebagai hambatan untuk benda-benda
yang sangat ringan yang memiliki permukaan yang luas. Tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan
udara ini bisa diabaikan. Pada suatu ruang di mana udara telah diisap, benda ringan seperti selembar
kertas yang dipegang horisontal pun akan jatuh dengan percepatan yang sama seperti benda yang lain.
Ia menunjukkan bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam, jarak yang ditempuh akan
sebanding dengan kuadrat waktu. Kita dapat melihat hal ini dari salah satu persamaan GLBB di bawah.
Walaupun demikian, Galileo adalah orang pertama yang menurunkan hubungan matematis.

Sumbangan Galileo yang khusus terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda jatuh, dapat
dirangkum sebagai berikut :

Pada suatu lokasi tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda jatuh
dengan percepatan konstan yang sama.

Kita menyebut percepatan ini sebagai percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada bumi dan
memberinya simbol g. Besarnya kira-kira 9,8 m/s2. Dalam satuan Inggris alias British, besar g kira-kira 32
ft/s2. Percepatan yang disebabkan oleh gravitasi adalah percepatan sebuah vektor dan arahnya menuju
pusat bumi.

GERAK JATUH BEBAS
Contoh gerak dengan percepatan (hampir) konstan yang sering dijumpai adalah gerak benda yang jatuh
ke bumi. Bila tidak ada gesekan udara, ternyata semua benda yang jatuh pada tempat yang sama
dipermukaan bumi mengalami percepatan yang sama, tidak bergantung kepada ukuran, berat maupun
susunan benda, dan jika jarak yang ditempuh selama jatuh tidak terlalu besar, maka percepatannya
dapat dianggap konstan selama jatuh. Gerak ideal ini, yang mengabaikan gesekan udara dan perubahan
kecil percepatan terhadap ketinggian disebut gerak jatuh bebas.

Percepatan yang dialami benda jatuh bebas disebut percepatan yang disebabkan oleh gravitasi dan
diberi simbol g. Di dekat permukaan bumi, besarnya kira-kira 32 kaki/s2 atau 9,8 m/s2 atau 980 cm/s2,
dan berarah ke bawah menuju pusat bumi.

Pada masa lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan yang sangat menarik
dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles pernah menyatakan bahwa gerak ke bawah suatu benda yang
memiliki berat lebih besar akan dipercepat sebanding dengan ukurannya. Baru beberapa abad
kemudian pandangan Aristoteles ini mendapat tantangan sungguh-sungguh, yaitu ketika Galileo Galilei
(1564-1642) mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya berdasarkan eksperimen dan kemudian
mempublikasikannya. Dalam akhir hidupnya Galileo menulis buku yang berjudul Dialogues Concerning
Two New Sciences yang berisi pembahasan terperinci mengenai pengamatannya tentang gerak.

Keyakinan Aristoteles bahwa benda yang berat akan jatuh lebih cepat adalah suatu hal yang biasa
dijumpai. Nampaknya juga didukung oleh peragaan yang menunjukkan bahwa sebuah bola dan sehelai
kertas yang dijatuhkan bersama-sama akan tiba di lantai pada saat yang berlainan, bola tiba di lantai
lebih cepat daripada kertas. Tetapi bila kertas diremas dahulu hingga menggumpal dan peragaan
tersebut diulangi, ternyata bola dan kertas tiba di lantai pada saat yang dapat dikatakan bersamaan.
Pada peragaan pertama hambatan udara pada kertas lebih besar, sehingga ia jatuh lebih lambat
daripada bola. Pada peragaan berikutnya hambatan udara pada kertas berkurang, hingga hampir sama
besar dengan hambatan pada bola, karena itu laju jatuhnya hampir bersamaan. Tentu saja ujian
langsung dapat dilakukan dengan menjatuhkannya dalam vakum. Dapat diperlihatkan bahwa dalam
ruang vakum, bahkan walaupun belum vakum sempurna, sehelai bulu burung dan sebuah bola logam
yang beribu-ribu kali lebih berat jatuh dengan laju (rate) yang praktis tidak dapat dibedakan.

Pada jaman Galileo, belum ada cara efektif untuk memperoleh keadaan vakum, juga belum ada alat
untuk mengukur waktu benda jatuh bebas dengan ketelitian yang cukup agar diperoleh data numeris
yang dapat dipercaya. Meskipun demikian, Galileo membuktikan teorinya dengan pertama-tama
menunjukkan bahwa sifat bola yang menggelinding menuruni bidang miring mirip dengan bola dalam
jatuh bebas. Bidang miring hanya sekedar mengurangi percepatan gravitasi efektif dan karena itu juga
memperlambat gerak. Selang waktu yang diukur, misalnya dengan melihat volume air yang dikeluarkan
oleh suatu tangki, dapat digunakan untuk menentukan laju dan percepatan gerak ini. Galileo
menunjukkan bahwa jika sepanjang bidang miring percepatannya konstan, maka percepatan gravitasi
juga haruslah konstan; karena percepatan sepanjang bidang miring tidak lain daripada komponen dari
percepatan vertikal gravitasi, dan sepanjang bidang dengan kemiringan tetap perbandingan kedua
percepatan itu juga tetap.

Dari eksperimennya ia menemukan bahwa jarak yang ditempuh dalam selang waktu sama yang
berturutan berbanding sebagai bilangan ganjil 1, 3, 5, 7dan seterusnya. Jarak total yang ditempuh
untuk selang yang berturutan menjadi sebanding dengan 1+3, 1+3+5, 1+3+5+7 dan selanjutnya; ini tidak
lain daripada kuadrat bilangan bulat 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Bila jarak yang ditempuh sebanding
dengan kuadrat waktu, maka kecepatannya sebanding dengan waktu. Hasil ini hanya benar jika
geraknya dipercepat secara seragam (uniform). Ia menemukan juga bahwa hasil yang serupa berlaku
tanpa tergantung kepada massa bola yang digunakan.

Gerak Jatuh bebas yang aneh
Pernah suatu ketika saya iseng bermain tebak tebakan sedehana kepada teman kuliah
saya. Pertama saya bertanya pada mereka mana yang jatuh terlebih dahulu, kertas
ataukah kamus? ujar saya sambil berdiri seraya memegang kamus di tangan kanan dan
kertas di tangan kiri. Serentak mereka menjawab kamus!!. Saya pun langsung
memperagakan kepada mereka dengan menjatuhkan kamus dan kertas secara bersamaan.
Seperti yang mereka kira, kamuslah yang jatuh terlebih dahulu. Setelah saya tanyakan
alasannya, mereka menjawab Karena kamus lebih berat daripada kertas
Namun ketika saya meletakkan kertas di atas kamus sambil berkata nah kalo ini gimana?
merekapun saling pandang dan dengan ragu-ragu menjawab Kamus jatuh duluan baru
kemudian kertas!!. Saya pun memeragakan kepada mereka dengan menjatuhkan kamus dengan
kertas menempel diatasnya. Dugaan mereka salah, ternyata kertas tetap menempel di atas kamus
dan jatuh bersama kamus. Ini menandakan kecepatan jatuh kertas dan buku adalah sama. Setelah
saya tanya apa sebabnya. mereka pun saling pandang lagi seraya keheranan.
Hal yang sama juga terjadi jika kita menjatuhkan bola golf dengan bola ping-pong tenis meja
secara bersamaan, Keduanya akan jatuh secara bersamaan, walaupun massa keduanya berbeda.
Mengapa hal ini terjadi??kedengarannya memang sedikit berlawanan dengan logika, namun
memang begitulah fisika. Tulisan saya yang secuil ini mungkin bisa menjelaskan hal diatas
ataupun setidaknya sedikit mengurangi kebingungan kita, atau malah semakin menambah
kebingungan kita. :)
Mengenai gerak jatuh bebas tentu kita akan ingat sosok galileo galilei yang lahir di pisa italia
pada tahun 1564. eksperimennya yang terkenal dilakukan di menara pisa, italia. Dulu Galileo
juga beranggapan sama dengan Aristoteles bahwa benda berat haruslah jatuh lebih cepat
dibandingkan dengan benda ringan. Seperti kita lihat pada kehidupan sehari hari bahwa
memang batu akan jatuh lebih cepat daripada bulu.
Hukum mengenai kejatuhan, yang menyatakan bahwa jarak-jarak yang dilalui oleh benda-benda
yang jatuh adalah proporsional dengan kuadrat-kuadrat waktu-waktu yang berlangsung dalam
kejatuhan itu.
Jadi menurut rumus yang dipaparkan galilleo, waktu kejatuhan itu tidak ada hubungannya
dengan massa benda tersebut. Tidak peduli seberapa berat atau ringannya benda, benda itu pasti
jatuh pada waktu yang bersamaan. Lalu apa yang menyebabkan kamus jatuh terlebih dahulu
daripada kertas??jawabannya adalah karena gesekan udara, sehingga menyebabkan kertas lebih
lambat jatuhnya. Namun bila eksperimen kita lakukan di tempat yang hampa udara, selembar
kertas akan jatuh persis sama dengan kamus. Dan ini dibuktikan oleh astronot yang mendarat di
bulan dengan menjatuhkan bulu dan bola golf secara bersamaan, hasilnya adalah dua benda itu
akan jatuh secara bersamaan

Anda mungkin juga menyukai