Pengkajian

Kardiovaskuler
Terdengar murmur sistolik sepanjang batas sternum kiri atas
Jantung berbentuk sepatu pada otot teraks
Denyur perifer normal
Kecenderungan untuk mengalami serangan sinotik (dispnea, pernapasan
panjang, bradikardia,pusing, kejang, dan kehilangan kesadaran)
Terdapat getaran sepanjang batas sternum kiri atas
Neurologis
Kehilangan kesadaran
Muskuloskeletal
Intoleransi aktivitas
Posisi jongkok (terjadi pada pasien anak bukan bayi)
Hematologi
Polisitemia
Peningkatan nilai hemoglobin dan hematocrit
Integumen
Sianosis
Jari tabuh (clubbing finger)
Psikososial
Kecemasan

Diagnosa
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan spasme infundibulum paru-
paru ( pada anak yang mengalami Tetralogi Fallot).





Rencana Keperawatan
Hasil yang diharapkan:
Anak tidak akan menunjukkan adanya tanda-tanda serangan sianosis
Intervensi Rasional
1. Kenali tanda dan gejala serangan
sianotik, termasuk dyspnea, keluhan
napas dalam, bradikardia, pingsan,
kejang, dan bahkan kehilangan
kesadaran.
2. Tempatkan anak pada posisi lutut ke
dada.
3. Bicara dengan nada ringan dan
gosok dengan gerakkan lembut pada
bagian punggung anak.
4. Beri ventilasi anak dengan oksigen
100% dengan menggunakan
sungkup wajah, kanula hidung, atau
alat tiup.
5. Beri obat morfin sulfat per I.M. (
0,1-0,2 mg/kg) atau per I.V. (0,5-0,1
mg/kg),sesuai program.
6. Ajarkan orang tua bagaimana
melakukan intervensi no. 1-4.

1. Pengenalan diri terhadap tanda dan
gejala memungkinkan dilakukannya
intervensi, sebelum anoksia menjadi
berat yang dapat menyebabkan
penurunan kesadaran.
2. Posisi ini mengurangi beban kerja
jantung dengan cara mengurangi aliran
darah balik perifer.
3. Berbicara dengan intonasi lembut dan
memberi sentuhan akan menyamankan
anak serta membantu merelaksasi
spasme.
4. Ventilasi dengan oksigen 100 %
meningkatkan jumlah oksigen dalam
udara yang diinspirasi, dan dalam
sirkulasi.
5. Pemberian morfin dapat merelaksasi
spasme dan menyebabkan vasodilatasi
perifer.
6. Mengetahui bagaimana melakukan
intervensi tersebut, membantu orang
tua menyesuaikan diri dengan krisis
yang disebabkan oleh spasme dan
memungkinkannya berpartisipasi
dalam perawtan anak.