Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN 3

SPIROMETER
TUJUAN
Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta
membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat sejenis
lainnya.
ALAT DAN BAHAN
1. Satu set spirometer
. Manometer tabung !
". Respivol
#. $orong
%. &at $air
'. Mistar
DASAR TEORI
Pernapasan
(ungsi utama paru)paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan
atmos*er +,est- 1./#0. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. 1ebutuhan oksigen dan
karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme
seseorang- tapi pernapasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan
karbon dioksida tersebut +2uyton 3 4all- 1..'0.
!ntuk melaksanakan *ungsi tersebut- pernapasan dapat dibagi menjadi
empat mekanisme dasar- yaitu5
1. 6entilasi paru- yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan
atmos*ir
. 7i**usi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah
". Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan 8airan tubuh ke
dan dari sel
#. Pengaturan ventilasi +2uyton 3 4all- 1..'0
Ventilasi Paru
6entilasi merupakan suatu proses pemindahan udara inspirasi ke dalam
alveolar +9strand- 1./:0. 6entilasi paru tersebut dipengaruhi oleh5
6olume paru
Resistensi terhadap aliran yang terjadi di dalam saluran na*as
Si*at elasitik atau daya kembang paru dan dinding dada +Sodeman- 1..%0
Pada saat beraktivitas- ventilasi meningkat pula sesuai dengan beratnya
aktivitas tersebut +9strand- 1./:0.
6olume paru normal sangat dipengaruhi oleh ukuran sistem pernapasan
dan usia. 6olume paru pria juga lebih besar daripada ;anita. Pada saat gerak
badan- ambilan oksigen dapat men8apai # < ' liter per menit dan volume udara
inspirasi per menit dapat meningkat sampai dua puluh kali lipat. 1eadaan ini
di8apai dengan peningkatan volume tidal dan *rek;ensi pernapasan +4orisson-
1../0.
Daya Ke!an" paru#paru $C%plian&e'
$omplian8e atau daya kembang paru adalah perubahan volume per liter
yang disebabkan oleh tiap perubahan satu unit 8m4g +9strand- 1./:0. 7aya
kembang paru juga tergantung pada ukuran paru. =adi daya kembang bayi lebih
ke8il daripada orang de;asa- dan daya kembang orang yang berbadan ke8il juga
berbeda dengan daya kembang orang yang berbadan besar +2uyton 3 4all- 1..'0.
(e)anise Dasar Pen"e!an"an *an Pen"episan Paru
Paru)paru- baik pada saat ekspirasi maupun inspirasi- dapat dikembangkan
dan dikonstraksikan dengan dua 8ara- yaitu dengan gerakan turun dan naik dari
dia*ragma untuk memperbesar atau memperke8il dia*ragma dan depresi dan
elevasi 8osta untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior dari
rongga dada +2uyton 3 4all- 1..'> 9strand- 1./:0. Pada pernapasan normal dan
tenang biasanya hanya memakai gerakan dari dia*ragma. Selama inspirasi-
kontraksi dari dia*ragma akan menarik permukaan ba;ah paru ke ba;ah.
1emudian selama ekspirasi- dia*ragma akan berelaksasi dan si*at elastis daya
lenting paru- dinding dada dan perut akan menekan paru)paru. Selama bernapas
hebat- bagaimanapun tenaga elastik tidak 8ukup untuk menyebabkan ekspirasi
8epat yang diperlukan- sehingga perlu kontraksi otot perut- yang mendorong isi
perut ke atas mendorong dasar dari dia*ragma +2uyton 3 4all- 1..'> Patton-
1.?.0.
Mekanisme kedua untuk mengembangkan paru adalah dengan mengangkat
rangka iga. Pengembangan paru ini karena pada posisi istirahat- iga miring ke
ba;ah ke arah kolumna spinalis. Tetapi bila rangka iga dielevasikan- tulang iga
dan sternum se8ara langsung maju menjauhi spinal- membentuk jarak
anteroposterior dada @ :A lebih besar selama inspirasi maksimal daripada
ekspirasi. Oleh karena itu otot)otot yang meninggikan iga dapat diklasi*ikasikan
sebagai otot inspirasi dan otot yang menurunkan iga sebagai otot ekspirasi. Otot
yang paling penting untuk mengangkat iga adalah M. Inter8ostalis eksterna
+2uyton 3 4all- 1..'0.
(e)anise Dasar Pen"e!an"an *an Pen"episan Paru
!ji *ungsi paru terbagi atas dua kategori- yaitu uji yang berhubungan
dengan ventilasi paru dan dinding dada- serta uji yang berhubungan dengan
pertukaran gas. !ji *ungsi ventilasi termasuk pengukuran volume paru)paru dalam
keadaan statis atau dinamis. !ji *ungsi paru ini dapat memberikan in*ormasi yang
berharga mengenai keadaan paru- ;alaupun tidak ada uji *ungsi paru yang dapat
mengukur semua kemungkinan yang ada. Metode sederhana untuk meneliti
ventilasi paru adalah merekam volume pergerakan udara yang masuk dan keluar
dari paru- dengan proses yang dinamakan spirometri- dengan menggunakan
spirometer. 7ari spirometri didapatkan dua istilah yaitu volume dan kapasitas paru
+2uyton 3 4all- 1..'> 9strand- 1./:0.
V%lue Paru
Berdasarkan gambar di atas- volume paru terbagi menjadi 5
V%lue paru statti)
V%lue Ti*al adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada
setiap kali pernapasan normal. Besarnya @ %:: ml pada rata)rata orang
de;asa.
V%lue Ca*an"an Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi
setelah volume tidal- dan biasanya men8apai @ "::: ml.
V%lue Ca*an"an Es)pirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal- pada
keadaan normal besarnya @ 11:: ml.
V%lue Resi*u+ yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru)
paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya @ 1:: ml +2uyton 3 4all- 1..'>
9strand- 1./:0.
V%lue Paru Dinais
Merupakan volume paru yang diukur pada orang 8oba yang bernapas akti*
dan dengan kekuatan penuh. 6olume Paru dinamis terdiri dari 5
(E61 + Forced Expiratory Volume one second 0
Merupakan volume udara yang dikeluarkan maksimal selama detik
pertama ekspirasi setelah inspirasi maksimal.
(E6 + Forced Expiratory Volume two second 0
Merupakan volume udara yang dikeluarkan maksimal selama dua detik
ekspirasi setelah inspirasi maksimal. +jarang dipakai0
(E6" + Forced Expiratory Volume three second 0
Merupakan volume udara yang dikeluarkan maksimal selama detik
pertama ekspirasi setelah inspirasi maksimal.
1PM + 1apasitas Pernapasan Maksimal 0 atau Maximal Breathing
Capacity +MB$0 atau Maximal Voluntary Volume +M660
Merupakan jumlah udara yang keluar masuk paru maksimal selama satu
menit. 1PM berbeda dengan Minute Volume yang merupakan jumlah
udara yang keluar masuk paru selama satu menit dengan pernapasan biasa
+ tidal 0.
Kapasitas Paru
1apasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan
dibagi menjadi empat bagian- yaitu5
1apasitas Inspirasi- sama dengan volume tidal C volume 8adangan
inspirasi. Besarnya @ "%:: ml- dan merupakan jumlah udara yang dapat
dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan
mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.
1apasitas Residu (ungsional- sama dengan volume 8adangan inspirasi C
volume residu. Besarnya @ ":: ml- dan merupakan besarnya udara yang
tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.
1apasitas 6ital- sama dengan volume 8adangan inspirasi C volume tidal C
volume 8adangan ekspirasi. Besarnya @ #':: ml- dan merupakan jumlah
udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru- setelah terlebih dahulu
mengisi paru se8ara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak)
banyaknya.
1apasitas Paru Total- sama dengan kapasitas vital C volume residu.
Besarnya @ %?:: ml- adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan
sebesar mungkin dengan inspirasi paksa +2uyton 3 4all- 1..'> 9strand-
1./:0. 6olume dan kapasitas seluruh paru pada ;anita @ : < %A lebih
ke8il daripada pria- dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh
besar daripada orang yang bertubuh ke8il dan astenis +2uyton 3 4all-
1..'0.
(a)na *ari V%lue *an Kapasitas Paru
Pada orang normal volume udara dalam paru bergantung pada bentuk dan
ukuran tubuh. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru-
biasanya menurun bila berbaring- dan meningkat bila berdiri. Perubahan pada
posisi ini disebabkan oleh dua *a8tor- yaitu ke8enderungan isi abdomen menekan
ke atas mela;an dia*ragma pada posisi berbaring dan peningkatan volume darah
paru pada posisi berbaring- yang berhubungan dengan penge8ilan ruang yang
tersedia untuk udara dalam paru +2uyton 3 4all- 1..'> 9strand- 1./:0. (aktor
utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh- posisi
selama pengukuran kapasitas vital- kekuatan otot pernapasan dan pengembangan
paru dan rangka dada +$omplian8e paru0. Penurunan kapasitas paru dapat
disebabkan oleh kelumpuhan otot pernapasan- misalnya pada penyakit
poliomyelitis atau 8edera sara* spinal- berkurangnya 8omplian8e paru- misalnya
pada penderita asma kronik- tuberkulosa- bron8hitis kronik- kanker paru dan
pleuritis *ibrosa dan pada penderita penyakit bendungan paru- misalnya pada
payah jantung kiri +2uyton- 1..#0.
Spir%etri
Spirometer merupakan perangkat pengukur volume udara pernapasan yang
ber*ungsi untuk mengetahui kondisi paru manusia saat bernapas dalam jangka
;aktu tertentu dengan melakukan perekaman jumlah udara keluar +ekspirasi0 dan
masuk +inspirasi0 ke dalam paru)paru manusia.
Piranti spirometer digital
Pemeriksaan *aal paru dengan spirometer dapat menggambarkan beberapa
segi keadaan paru +10. (E61 merupakan pemeriksaan yang dapat menunjukkan
kelainan obstrukti* pada saluran na*as. Sedangkan 6$ akan menunjukkan
kelainan yang bersi*at restrikti*- yang bisa terjadi karena pengurangan jaringan
paru yang ber*ungsi- terbatasnya pengembangan dinding toraks dan atau gerakan
dia*ragma +0. (aal paru dinyatakan masih dalam batas normal bila hasil
pemeriksaan didapatkan deviasi sampai :A dari harga yang diperkirakan
+predi8ted value0 +1-0. 4arga yang diperkirakan +predi8ted value0 disesuaikan
dengan tinggi dan berat badan- dapat dilihat dari tabel. 1elainan bersi*at ringan
bila hasil pemeriksaan kurang dari /:A dari yang diperkirakan- dan bersi*at
sedang bila hasilnya kurang dari ':A serta berat bila kurang dari %:A +-"0.
7engan demikian pemeriksaan *aal paru selain menunjukkan kelainan *isiologik
yang ada- juga menunjukkan kelainan *ungsional se8ara kuantitati* disamping
juga dapat memberikan data)data studi pengamatan +*ollo;)up study0 se8ara
obyekti* dari si*at penyakitnya serta man*aat pengobatan yang diberikan +10. 7ari
hasil pemeriksaan *aal paru dengan spirometer yang dapat menunjukkan berat
ringannya kelainan yang ada- serta mengerti dan mengetahui perubahan
pato*isiologi pas8a bedah- maka dapat diidenti*ikasi kemungkinan bakal
terjadinya risiko paru akibat pembedahan torak dan bukan)toraks +#0. 7engan
demikian maka penilaian hasil)hasil pemeriksaan dengan spirometer ini
merupakan dasar evaluasi *aal paru se8ara kuantitati* sebelum pembedahan +10.
,alaupun (E61 dan (6$ +(or8e 6ital $apa8ity0 diketahui dapat men8erminkan
*aal paru pada umumnya +%0- banyak ahli menunjukkan pula peranan
pemeriksaan lainnya yang harus diperhatikan. 2aenler dkk +'0 melaporkan
penilaian dari #': penderita tb8 paru yang mengalami berbagai prosedur
pembedahan. Ternyata 1 dari 1" penderita yang meninggal akibat kegagalan
respirasi mempunyai MaDimal 6oluntary 6entilation +M,0 kurang dari %:A dari
yang diperkirakan. 7emikian juga Mittman +#0 mengatakan bah;a risiko
kematian akibat pembedahan dari 1.' penderita yang mengalami pembedahan
toraks maupun bukan toraks terjadi pada mereka yang mempunyai M, sebelum
pembedahan yang kurang dari %:A dari yang diperkirakan. M, mempunyai nilai
tinggi untuk menduga bakal terjadinya penyulit pembedahan. 4al ini disebabkan
karena pemeriksaan tersebut sensiti* terhadap banyak *aktor yang nonspesi*ik.
(aktor)*aktor tersebut adalah kerja sama dari penderita- kekuatan otot- keadaan
umum yang lemah dan adanya rasa sakit se;aktu berna*as dari penderita yang
mengalami pembedahan. Semuanya itu penting dalam penentuan penyembuhan
selama pengobatan pas8a bedah. Sedangkan Eealon dan M8 Eeil +?0 serta
1arliner +?0 menekankan pentingnya pemeriksaan gas darah arteri. Pa$O yang
naik sebelum pembedahan merupakan tanda buruk yang sering dijumpai pada
mereka yang mengalami problema respirasi pas8a bedah. Para sarjana
menekankan bah;a potensial kegunaan pemeriksaan *aal paru akan jauh lebih
besar bila yang dipakai untuk mengidenti*ikasi penyulit yang bakal terjadi pas8a
bedah lebih dari satu pemeriksaan. Satu pemeriksaan saja tidak bisa dipakai untuk
memperkirakan adanya risiko dari prosedur pembedahan tertentu pada penderita
dengan penyakit paru kronik atau mereka dengan *aal paru yang telah berkurang
+#- 1/- - "0.
7alam bernapas keluar +ekspirasi0 tekanan udara dalam paru berada di
ba;ah tekanan atmos*er- sehingga udara pada tekanan atmos*er dipaksa masuk ke
dalamnya. Sedangkan selama penyedotan tenang +inspirasi0- tekanan relati* paru
berkisar )/ 8m4g- sehingga tekanan mutlak paru 1:" 8m4

O bila tekanan
atmos*ernya 1:": 8m4

O.
Penentuan tekanan relati* dapat diukur dengan mudah dengan piranti
manometer tabung terbuka. Piranti ini- berbentuk ! yang terisi sebagian dengan
8airan- biasanya air raksa +4g0. Tabung ini dipasang dalam posisi tegak dengan
suatu batang pengukur di belakang. Salah satu ujung tabung dihubungkan pada
bejana yang tekanan relati*nya akan diukur- sedang ujung lain di buka ke
atmos*er.
Manometer tabung !
!ntuk menentukan tekanan dalam paru selama hembusan napas +P0-
pasien menghembuskan napasnya ke dalam sisi sebelah kiri manometer- sehingga
tekanan pada permukaan 8airan ini adalah PF. Tekanan relati* ini dapat ditentukan
dari selisih ketinggian permukaan 8airan. 7engan diketahuinya tekanan relati* ini
maka tekanan mutlak dalam paru dapat ditentukan dengan menambahkan tekanan
atmos*er.
6olume dinamik digunakan untuk menentukan adanya obstruksi jalan
napas karena meningkatnya tahanan jalan napas yang mengakibatkan ke8epaan
aliran udara keluar paru akan berkurang. 4al tersebut akan terlihat pada
berkurangnya parameter volume dinamik.
Spirogram paksa
9da ma8am kelainan yang mungkin terjadi pada saluran napas- yakni terjadinya
obstruksi atau restriksi-
Obstruksi dan restriksi pada saluran napas
a, O!stru)si
Obstrukti* merupakan gangguan akibat adanya penurunan aliran udara mulai dari
saluran na*as bagian atas sampai bronkiolus berdiameter kurang dari
mmditandai dengan penurunan 6EP1- 6EP1G16P- ke8epatan aliranudara pada
ekspirasi. Pemeriksaan 6EP1 dan rasio 6EP1G16Pmerupakan
pemeriksaan yang standar- sederhana- dapat diulangdan akurat untuk menilai
obstruksi saluran na*as. Pada obstruksi erdapat tonjolan dinding saluran napas
kearah lumen- yang terganggu yaitu ke8epatan aliran udara pernapasan. 7apat
dideteksi dengan pengukuran (E61 dan 1PM.
!, Restri)si
keadaan ini menunjukkan adanya penyakit paru atau dari luar yang menyebabkan
kapasitas vital berkurang- khususnya kapasitas total paru. 7engan berkurangnya
kapasitas vital maka propors i 6EP1 juga menurun- sebagai hasilnya 6EP1G16P
+A0 jadi menurun. 1apasitas paru kurang dari ?: A nilai dugaanmerupakan baku
emas untuk menentukan penyakit paru restriksi =aringan elasti8 peribron8hial
diganti denagn jaringan ikat- yang terganggu yaitu pengembangan saluran napas.
7apat dideteksi dengan pengukuran 6$ dan (6$.Eilai volume paru dan kapasitas
maksimal pernapasan pada manusia dengan perangkat spirometer- akan
ditunjukkan sebagai hasil akhir yang berbentuk gra*ik sehingga selanjutnya
dilakukan pemba8aan. Sedangkan perhitungan manual dapat dilakukan dengan
standard yang telah ditentukan.
Standard volume paru5

Haki)Haki

Perempuan
Standard 1apasitas Pernapasan Maksimal5

Haki)Haki

Perempuan
Den"an Luas Ba*an *iper%le- elalui persaaan du Bois !eri)ut.
&, K%!inasi %!stru)ti/ *an restri)ti/ atau !entu) &apuran
4al ini terjadi juga karena proses patologi yang mengurangi volumeparu-
kapasitas vital dan aliran- yang juga melibatkan saluranna*as. Rendahnya
6EP1G16P +A0 merupakan suatu indikasi obstrukti* saluran na*as dan ke8ilnya
volume paru merupakan suatu restrikti*. Beberapa kerusakan dapat menghasilkan
bentuk 8ampuran obstrukti* dan restrikti*- seperti penyakit parenkim paru yang
melibatkan *ibrosis pada saluran na*as- sehingga terjadi obstrukti*- misalnya
adalah penyakit tuberkulosis paru.
DATA HASIL PRAKTIKU(
Eama
Praktikan BB T B HB !mur
(auIiyah 1%? '/ 1-'?# 1
(atkhunnisa 1': #% 1-#"%# 1
Ibnu 1': '? 1-/11 :
9ndika 1/? ': 1-/%# :

d J 1 8m

h
:
J /#

g J .-? mGs

keterangan:
TB J Tinggi Badan Praktikan +8m0
BB J Berat Badan Praktikan +kg0
HB J Huas Badan K L
d J 7iameter tabung ! +8m0
h
:
J 1etinggian a;al air +8m0
g J per8epatan gravitasi +mGs

0
A, E)spirasi
Eama
Praktikan
Tabung ! G Ekspirasi
Tekanan Tinggi
Eormal Maksimal Eormal Maksimal
(auIiyah /1 /1 #:-% #-%
(atkhunnisa /1 /1 %. #1
Ibnu /1 /1 %? #1
9ndika /1 /1 '" #?
B, Inspirasi
Eama
Respivol G Inspirasi
6olume +mH0
Praktikan
normal maksimal
(auIiyah 1%:: /%:
(atkhunnisa 1%: :::
Ibnu 1%: ":::
9ndika 1%: %::
C, Spir%eter
Eama
Praktikan
Spirometer
M6 M66 (6$ S6$
(auIiyah :-" '%-1 -'1 1-.
9ndika %-' '- -#% -'?
ANALISIS DATA
V%lue E)spirasi N%ral
Tabel 7ata ketinggian air saat ekspirasi normal
Eama
Praktikan h
(auIiyah #:-%
(atkhunnisa %.
Ibnu %?
9ndika '"
(auIiyah
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < #:-%0. O . "-1# . 1

6 J '-./% 8m
"
(atkhunnisa
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < %.0 . O . "-1# . 1

6 J 11-//% 8m
"
Ibnu
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < %?0 . O . "-1# . 1

6 J 1-%' 8m
"
9ndika
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < '"0 . O . "-1# . 1

6 J ?-'"% 8m
"
V%lue E)spirasi (a)sial
Tabel 7ata ketinggian air saat ekspirasi maksimal
Eama Praktikan h
(auIiyah #-%
(atkhunnisa #1
Ibnu #1
9ndika #?
(auIiyah
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# ) #-%0 . O . "-1# . 1

6 J "?-?%/% 8m
"
(atkhunnisa
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < #10 . O . "-1# . 1

6 J %-.:% 8m
"
Ibnu
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < #10 . O . "-1# . 1

6 J %-.:% 8m
"
9ndika
6 J Mh . 9
6 J Mh . N r

6 J Mh . O N d

6 J +/# < #?0 . O . "-1# . 1

6 J :-#1 8m
"
V%lue Inspirasi N%ral
7ata volume saat inspirasi normal
Eama Praktikan 6 normal
(auIiyah 1%::
(atkhunnisa 1%:
Ibnu 1%:
9ndika 1%:
V%lue Inspirasi (a)sial
7ata volume saat inspirasi maksimal
Eama Praktikan 6 maksimal
(auIiyah /%:
(atkhunnisa :::
Ibnu ":::
9ndika %::
Vital Capa&ity (anual $0%l* Stan*ar*'
(auIiyah
J /%: C +"?-?%/ ) '-./%0
J -/' H
(atkhunnisa
J ::: C +%-.:% < 11-//%0
J -:1# H
Ibnu
J "::: C +%-.:% < 1-%'0
J "-:1" H
9ndika
J %:: C +:-#1 < ?-'"%0
J -%11 H
Vital Capa&ity Stan*ar*
Eama
Praktikan BB T B HB !mur
(auIiyah 1%? '/ 1-'?# 1
(atkhunnisa 1': #% 1-#"%# 1
Ibnu 1': '? 1-/11 :
9ndika 1/? ': 1-/%# :
(auIiyah
J K)"-"/ C +:-:? D 10 C +:-:#? D 1%?0L
J #-?:
(atkhunnisa
J K)"-"/ C +:-:? D 10 C +:-:#? D 1':0L
J #-?.?
Ibnu
J K)%-## C +:-:'1 D :0 C +:-:#? D 1':0L
J "-#'
9ndika
J K)%-## C +:-:'1 D :0 C +:-:#? D 1/?0L
J #-"#
Kapasitas Pernapasan (a)sial $KP(+ Gold Standard'
Per-itun"an Luas Ba*an
(auIiyah
J K+/1-" < +:-#/# D 100 D 1-'?#0
J K+/1-" < .-.%#0 D 1-'?#0
J 1:"-":/
(atkhunnisa
J K+/1-" < +:-#/# D 100 D 1-#"%#0
J K+/1-" < .-.%#0 D 1-#"%#0
J ??-:%'
Ibnu
J K+?'-% < +:-% D :00 D1-/110
J 1":-1".
9ndika
J K+?'-% < +:-% D :00 D 1-/%#0
J 1""-??
PE(BAHASAN *an TU0AS AKHIR
Pada per8obaan ini- kami melakukan beberapa per8obaan menggunakan "
alat. Pakni per8obaan ekspirasi dengan menggunakan Tabung ! manometer untuk
mengetahui volume ekspirasi normal dan maksimal- per8obaan inspirasi dengan
menggunakan respivol untuk mengetahui volume inspirasi normal dan maksimal
serta per8obaan inspirasi ekspirasi dengan menggunakan spirometer digital untuk
mengetahui nilai volme keduanya se8ara otomatis.
Spirometer adalah alat yang digunakan oleh tim medis untuk menilai *ungsi
paru)paru.
Spirometri- evaluasi *ungsi paru)paru dengan spirometer. Spirometri adalah
ukuran serbaguna *ungsi paru)paru dan dasar diagnostik uji. Tes *ungsi paru yang
paling umum dan mungkin diperlukan untuk tujuan sebagai berikut5
!ntuk menentukan seberapa baik paru < paru menerima-
memegang -dan meman*aatkan udara.
!ntuk memantau penyakit paru)paru untuk memantau
e*ektivitas pengobatan.
!ntuk menentukan keparahan penyakit paru)paru.
!ntuk menentukan apakah penyakit paru)paru restrikti*
+penurunan aliran udara0 atau obstrukti* +gangguan aliran udara0.
Hangkah dalam menggunakan spirometer -setelah mengambil napas dalam)
dalam. Praktikan berna*as ke spirometer benar)benar dan tegas. Spirometer
mengukur baik jumlah udara yang dikeluarkan dan seberapa 8epat udara
dikeluarkan dari paru)paru. Eilai)nilai sehat diukur dengan spirometer untuk
jumlah udara yang dihembuskan bervariasi dari orang ke orang. 4asilnya
dibandingkan dengan rata)rata yang diharapkan pada seseorang pada usia yang
sama- tinggi- jenis kelamin- dan ras. Eamun- jika nilai jatuh di ba;ah ?: persen
dari rata)rata- mungkin menunjukkan penyakit paru)paru atau obstruksi aliran
udara lainnya. Pada penyakitparu obstrukti*- seperti $OP7- volume paru)paru
mungkin normal-tetapi aliran gas berkurang dibandingkan dengan paru)paru
restrikti* .Penyakit seperti *ibrosis paru-dimana volume berkurang- tetapi aliran
mungkin normal. =ika seseorang telah pengukuran spirometer normal- ia mungkin
dirujuk untuk tes paru)paru lainnya untuk menetapkan diagnosis.
7ari semua per8obaan yang dilakukan- kami mendapatkan hasil seperti yang
dilampirkan di ba;ah ini 5
Eama
Praktikan
VC
manual
SVC
Spiromet
er
VC
strandart
%
Jenis
Restrik
si
(auIiyah 2,76 L 1,29 L 4,802 L 7,48 %
Sedan
!
(atkhunnisa 2,014 L " 4,898 L 41#12% $erat
Ibnu %,01% L " %,46 L 87,08 % "
9ndika 2,1 L 2,68 L %,%24 L 7,1 % Rin!an
7ari per8obaan dengan Respivol dan tabung ! monometer kami dapat
menghitung nilai 6$ dari masing < masing praktikan dan membandingkan
nilainya dengan nilai S6$ +6$0 yang di hasilkan ketika menggukan spirometer
kemudian di bandingkan dengan nilai 6$ standar untuk masing < masing
praktikan. 7ari seluruh perhitungan yang dilakukan- kami mendapatkan hasil
bah;a hanya Ibnu 4ajar yang dapat melakukan Respirasi se8ara normal tanpa
adanya gangguan yang signi*ikan. 9dapun (auIiyah- (atkhunnisa maupun 9ndika
sama < sama mengalami Restriksi meskipun dalam tipe yang berbeda. Pada kasus
Saya +(auIiyah.red0 hal tersebut dapat dimaklumi karena adanya penyakit asma
dan Bro8hitis yang diderita sehingga memang membutuhkan energy yang berlebih
untuk melakukan respirasi dibandingkan orang normal lainnya. Sedangkan untuk
9ndika dan (atkhunnisa dikarenakan ketika melakukan per8obaan sedang dalam
kondisi yang kurang sehat +batuk dan pilek0.
9dapun untuk Per8obaan penentuan 1PM +M660 kami hanya melakukan
melalui Spirometer dan membandingkannya dengan hasil perhitungan untuk
men8ari nilai 1PM standar. Pada table di ba;ah ini diketahui bah;a ketika
melakukan per8obaan 9ndika sedang dalam kondisi tidak sehat karena batuk dan
*lu sehingga menyebabkan hasil analisa memprediksi 9ndika mengalami
Obstruksi berat. 9dapun (auIiyah +Saya.red0 memang mempunyai masalah
dengan pola respirasi sehingga diprediksi memiliki obstruksi ringan.
Eama
Praktikan
&'( (VV %
Jenis
)*struksi
(auIiyah 10%,%07 6,1 6%% Rin!an
(atkhunnisa 88,06 " " "
Ibnu 1%0#%9 " " "
9ndika 1%%#288 62,2 46,67% $erat
7alam melakukan per8obaan ada beberapa *a8tor yang menyebabkan
terjadinya eror yaitu Peralatan praktikum yang kurang + adanya kebo8oran pada
manometer tabung ! 0 - human error + praktikan atau pemeriksa kurang teliti
dalam melakukan pengukuran 0.
SI(PULAN
9dapun kesimpulan yang bisa saya simpulkan dari praktikum ini adalah 5
Eama
Praktikan
VC
manual
SVC
Spiromet
er
VC
strandart
% Jenis
Restrik
si
(auIiyah 2,76 L 1,29 L 4,802 L 7,48 %
Sedan
!
(atkhunnisa 2,014 L " 4,898 L 41#12% $erat
Ibnu %,01% L " %,46 L 87,08 % "
9ndika 2,1 L 2,68 L %,%24 L 7,1 % Rin!an
Eama
Praktikan
&'( (VV %
Jenis
)*struksi
(auIiyah 10%,%07 6,1 6%% Rin!an
(atkhunnisa 88,06 " " "
Ibnu 1%0#%9 " " "
9ndika 1%%#288 62,2 46,67% $erat
SARAN
Peralatan praktikum seperti manometer tabung ! agar dilakukan perbaikan.
9gar dalam melaksanakan praktikum dapat memperoleh hasil yang lebih
akurat
DA1TAR PUSTAKA
2anong-,(. ::1. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ! alih "ahasa dr#
$# M# %jauhari &idjajakusumah. =akarta 5 Penerbit Buku
1edokteran E2$.
2uyton- 9rthur $. ::'. 'ext"ook o( Medical )hysiology* ++
th
ed# Elsevier-
In85 Pennsylvania
Saladin- 1en. ::". Anatomy , )hysiology: 'he -nity o( Form and Function*
.
rd
ed# M82ra;)4ill $ompanies5 2eorgia
4ttp5GGmedi8al8enter.osu.eduGpatient8areGhealth8areQservi8esGlungQdiseasesGab
outGspirometersGPagesGindeD.aspD
LA(PIRAN

Anda mungkin juga menyukai