Anda di halaman 1dari 12

Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Bugel


1. URAIAN UMUM

1.1 Cakupan Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong/Penyedia Jasa adalah
Pembangunan Talud Di Kel. Bugel sesuai dengan gambar kerja dan Persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan, serta uraian pekerjaan yang meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
4. Pekerjaan Pasangan Batu Belah
5. Pekerjaan Beton Rabat dan Beton Bertulang
6. Pekerjaan Plesteran, Siar dan Acian

Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, termasuk juga mendatangkan, mengangkut
dan mengerjakan bahan-bahan serta semua yang tercantum dalam gambar kerja
maupun spesifikasi.

1.2 Lingkup dan jenis pekerjaan untuk pekerjaan pembangunan ini meliputi :
a. Lokasi pekerjaan : Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga
b. Pekerjaan terdiri dari :
Talud Saluran irigasi menggunakan pasangan batu belah dan beton
Rabat.Dengan finishing plesteran acian dan siar.
Leneng jalan menggunakan pas.batu bata dengan finising plesteran dan
acian.
Talud Jalan menggunakan pasangan Batu Belah.

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan syarat-syarat dan uraian dalam Spesifikasi
Teknis ini, Gambar kerja dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang terdiri
Perubahan dan Gambar Kerja dan Spesifikasi, Perintah dan menurut petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen dan Pengawas Lapangan pada waktu atau sebelum
pekerjaan dilangsungkan / sedang berlangsung.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong/Penyedia Jasa wajib mencocokkan
dahulu gambar-gambar dan ukurannya satu sama lain. Bila terdapat ketidak-
sesuaian harus segera memberitahukan kepada Pengawas Lapangan.
Pemborong/Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan harus membuat gambar
kerja (Shop Drawing) yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pejabat
Pembuat Komitmen. Pemborong/Penyedia Jasa harus mentaati keputusan
Pengawas Lapangan secara tertulis dalam buku harian. Pemborong/Penyedia
Jasa tidak dibenarkan membetulkan kekeliruan atau memutuskan sendiri
kekeliruan tersebut.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan sekalian dengan mendatangkan, mengangkut dan
mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan-peralatan
sementara, tenaga kerja Pelaksana dan sebagainya.
Pada umumnya mengenai semua keperluan yang dibutuhkan untuk penyelesaian
dan pelaksanaan secara cepat dan lengkap tepat pada waktunya, meskipun
bahan-bahan, alat-alat pekerjaan ini tidak disebutkan/dinyatakan dalam uraian
dan syarat-syarat tertulis ataupun gambar-gambar.
d. Pengawas Lapangan berwenang penuh atas semua bahan-bahan dan peralatan
yang didatangkan untuk memeriksa dan menyatakan menolak atau mengijinkan
penggunaannya sesuai persyaratan-persyaratan dalam uraian dan syarat-syarat
tertulis ini.
Dalam hal bahan yang ditolak, paling lambat dalam jangka waktu 1 x 24 jam
sesudah penolakan diberikan secara tertulis, harus sudah diangkut keluar
lapangan lokasi pekerjaan.
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
Pengawas Lapangan berhak untuk suatu pengujian bahan atas biaya
Pemborong/Penyedia Jasa pada laboratorium Pengujian Bahan yang resmi dan
diakui oleh Pemerintah.
e. Tanah bangunan diserahkan kepada Pemborong/Penyedia Jasa dalam keadaan
seperti pada waktu Penjelasan Pekerjaan.
f. Pekerjaan harus sudah diserahkan oleh Pemborong/Penyedia Jasa dalam keadaan
selesai sama sekali, termasuk perbaikan kembali kerusakan-kerusakan yang
mungkin terjadi pada bangunan, jalan-jalan, saluran-saluran, taman-taman yang
ada, disengaja ataupun tidak disengaja akibat pelaksanaan pekerjaan, bongkaran
dan lain-lain. Pemborong/Penyedia Jasa harus pula telah menyerahkan syarat-
syarat administrasi berupa Berita Acara, Laporan-laporan, Dokumentasi, As Built
Drawing dan syarat-syarat administrasi lain yang disyaratkan.

1.4 Perbedaan Peil dan Ukuran
a. Peil dan Ukuran
1) Pemborong/Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas tepatnya
pelaksanaan pekerjaan menurut peil dan ukuran-ukurannya pada syarat-
syarat ini.
2) Mengingat kemungkinan tidak tepatnya pelaksanaan penentuan peil/ukuran
pada satu Tahap Pekerjaan akan mempengaruhi tahap Pekerjaan yang lain,
maka Pemborong/Penyedia Jasa diwajibkan benar-benar memperhatikan
ketepatan dan ketelitian peil dan ukuran. Pengawas Lapangan berhak
menyuruh/memerintah membongkar untuk setiap hasil pekerjaan yang
menyimpang dari ketentuan Bestek dan memperbaiki kembali dengan biaya
ditanggung oleh Pemborong/Penyedia Jasa sendiri.
3) Pemborong/Penyedia Jasa diwajibkan memeriksa kembali ukuran-ukuran
jarak dan ketinggian tanah pada gambar peta tanah. Perbedaan-perbedaan
antara gambar dengan lapangan, harus segera dilaporkan kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan petunjuk dan pemecahannya.
Pemborong/Penyedia Jasa tidak dibenarkan membetulkan sendiri perbedaan -
perbedaan tersebut.

b. Perbedaan Ukuran
Bila terdapat perbedaan ukuran dan ketidak sesuaian antara :
1) Gambar-gambar , maka yang menentukan adalah ukuran pada gambar
skala yang lebih besar.
2) Gambar dan Bestek, maka yang berlaku adalah bestek, petunjuk dan
penjelasan Pengawas Lapangan/Pengelola Teknis Proyek.
3) Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa
Pemborong/Penyedia Jasaan.
4) Penetapan ukuran dan sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
5) Bila terdapat perbedaan Pendapat antara Pemborong/Penyedia Jasa /
Pelaksana dan Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan
menjumpai kesulitan yang sulit untuk dipecahkan maka perlu diadakan
Rapat Evaluasi serta dibuatkan Berita Acara Evaluasi untuk mencari
pemecahan masalahnya. Meskipun demikian hal-hal tersebut harus
diberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Lapangan
untuk diperbaiki dan dimintakan persetujuan sebelum memulainya.



2. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan air kerja
b. Papan nama proyek
c. Administrasi maupun dokumentasi kegiatan
d. Pengukuran/Uitzet Lapangan
e. Pekerjaan pembersihan lapangan dan perataan, meliputi pekerjaan baik berupa
pembersihan saluran yang ada, pembersihan bekas bongkaran, penimbunan
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
daerah - daerah yang rendah, pemindahan batu, penebangan tanaman dan
sebagainya yang akan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
f. Langsiran material dari lokasi timbunan material sampai ke lokasi pekerjaan

2.2 Persyaratan Umum
a Tempat pekerjaan diserahkan pada Pemborong/Penyedia Jasa dalam keadaan
seperti waktu pemberian penjelasan pekerjaan.
b Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan
oleh pelaksanaan pembangunan ini, menjadi tanggung jawab
Pemborong/Penyedia Jasa dan wajib memperbaiki sampai baik/seperti semula.
c Keselamatan Kerja
Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.

2.3 Persyaratan Pekerjaan
a. Sarana Kerja untuk Pelaksanaan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Pemborong/Penyedia Jasa harus
menyediakan :
1) Tenaga kerja / Tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
2) Alat - alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, alat - alat
pengangkut, dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
3) Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
4) Cara pelaksanaan
Pekerjaan dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan -
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja.
b. Pengukuran dan Pembuatan Papan Patok (bouwplank)
1) Titik duga (0.00 peil) akan dijelaskan pada waktu peninjauan lapangan,
kemudian dalam pelaksanaan pekerjaan harus dinyatakan dengan tanda tetap
dan tidak berubah selama masa pelaksanaan pekerjaan.
2) Tanda tetap ini harus dijaga oleh Pemborong/Penyedia Jasa selama waktu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung.
3) Papan patok harus kuat dan tidak mudah berubah posisinya, tanda-tanda
untuk sumbu-sumbu harus jelas, kuat dan tidak mudah berubah/teliti dan
jelas, dibuat dengan cat meni lurus datar.
4) Papan patok harus kuat berukuran minimum 5/7 cm sedang papan
bouwplank berukuran minimum 2/20 cm. Untuk patok dan papan
(bouwplank) digunakan kayu klas II.
5) Permukaan atas dari papan (bouwplank) harus diserut rata dan terpasang
waterpass sesuai dengan peil lantai 0.00.
6) Setiap jarak maksimal 2 m papan bangunan (bouwplank) diperkuat dengan
kayu 5/7 sedang untuk ketinggian papan (bouwplank) yang melebihi 1,50 m
harus memakai skoor - skoor perkuatan.
7) Setelah pekerjaan papan pembangunan (bouwplank) ini selesai
Pemborong/Penyedia Jasa wajib memintakan pemeriksaan dan persetujuan
tertulis kepada Pengawas Lapangan.
8) Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku diperhatikan dan dijaga
ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab Pemborong/Penyedia Jasa sampai
pekerjaan selesai.


3. PEKERJAAN TANAH

3.1 Lingkup Pekerjaan
a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penggalian, yaitu antara lain :
1) Pembuatan segala macam pondasi
2) Pembuatan saluran-saluran terbuka dan tertutup dengan perlengkapannya
3) Pembuangan tanah galian ke tempat penimbunan yang telah ditentukan
4) Semua pekerjaan tanah yang tercantum dalam Gambar Kerja
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
b. Pekerjaan Urugan yang meliputi antara lain :
1) Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan & perataan
kembali, baik tanah maupun dengan pasir, sampai dengan mencapai peil
yang ditentukan.
2) Pengurugan kembali lubang-lubang galian lainnya.
3) Urugan pasir untuk lantai kerja pondasi dan dasar buis beton.
4) Dan lain-lain sesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.

3.2 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah pondasi, saluran gorong-gorong dilaksanakan sesuai
kebutuhan.
2) Penyedia jasa harus melapor kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
Pengawas Lapangan apabila akan memulai suatu tahapan pekerjaan.
3) Galian tanah harus ditimbun diluar bouwplank dan diratakan sehingga air
hujan lekas dapat mengalir ke aluran pembuangan.
4) Kedalaman galian sekurang-kurangnya sesuai dengan Gambar Kerja. Untuk
hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas Lapangan.
5) Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar
kerja, datar dan dibersihkan dari segala kotoran termasuk bila ada sisa-sisa
batang dan akar tanaman. Penggalian harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi bangunan atau keadaan sekitarnya
dan diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya.
6) Bilamana Pemborong/Penyedia Jasa melakukan penggalian yang melebihi
dari apa yang telah ditentukan, Pemborong/Penyedia Jasa harus menutupi
kelebihan tersebut, dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air tiap
ketebalan 15 cm, lapis demi lapis sampai mencapai peil yang dibutuhkan.
Semua biaya tambahan tersebut ditanggung oleh Pemborong/Penyedia Jasa
sendiri.
7) Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar/dibuang keluar dari
lokasi pekerjaan sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan
aktivitas masyarakat umum disekitarnya. Semua tanah dari pekerjaan galian
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dan dilaksanakan sebelum
pekerjaan pondasi dimulai. Dan tanah hasil galian tersebut harus diratakan
dan dimiringkan menurut petunjuk Pengawas Lapangan.






4. PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH

4.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan pasangan batu belah adalah :
- Pekerjaan Pasangan Batu Belah 1Pc : 5Ps untuk Talud Saluran
- Pekerjaan Pasangan Batu Belah 1Pc : 5Ps untuk Talud Jalan
- Pekerjaan Pasangan Batu Belah 1Pc : 5Ps untuk Talud Tebing

4.2 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Umum
1) Semua pekerjaan pasangan dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukurannya dan kedalamannya dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
2) Jika pasangan batu belah terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian
pondasi harus dibuat bergerigi agar penyambungan berikutnya terjadi kaitan
yang kokoh dan sempurna. Di dalam pekerjaan pasangan batu belah sama
sekali tidak boleh terjadi rongga/celah-celah.
b. Pasangan batu belah
1) Sebelum pasangan batu belah untuk saluran maupun talud dipasang, tanah
galian harus sesuai pile dan dimensi sesuai dengan yang
direncanakan/gambar shop drawing.
2) Adukan untuk saluran maupun talud yang dipergunakan adalah 1Pc : 5Ps.
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
3) Penampang batu kali maksimum 30 cm dengan minimum 3 muka pecahan.
4) Adukan harus mengisi/membungkus batu-batu pondasi hingga penuh dan
mampat sehingga tidak ada bagian yang keropos/berongga.
5) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan
yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
6) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan
batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus
sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
7) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan
awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan untuk
kemudian batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
8) Sebelum alur pondasi diurug dan dirapikan kembali supaya ditunjukkan
terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.
c. Pasangan batu belah
1) Sebelum pasangan batu belah untuk saluran maupun talud dipasang, tanah
galian harus sesuai pile yang direncanakan.
2) Sebelum pondasi dipasang, tanah galian harus diurug dengan pasir dan
disiram air, kemudian baru dipasang pondasi batu belah,
3) Adukan untuk saluran maupun talud yang dipergunakan adalah 1Pc : 5Ps.
4) Penampang batu kali maksimum 30 cm dengan minimum 3 muka pecahan.
5) Adukan harus membungkus batu-batu pondasi hingga tidak ada bagian yang
keropos/berongga.
6) Sebelum alur pondasi diurug supaya ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan.



5. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press setara batu bata
Kudus dengan mutu terbaik, dan yang disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam NI-10.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5
pasir beton, kecuali pasangan batu bata semen trasram
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 2 pasir
beton, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai
minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling
dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu
bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam
1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan
pasangan disiram air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan betahap, setiap tahap maximum
24 lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding
batu bata tebal batu yang luasnya maksimal 9 m
2
harus ditambahkan
kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm. dari
tulangan pokok 4 diameter minimal 12 mm.beugel diameter 8 jarak 20 cm,
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga)
meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama
sekali tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah
sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak
lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi
dengan adukan 1PC : 3 pasir.
l. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diijinkan
maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester). Penuh dan padat, tidak berongga
serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang
membuat cacat.
m. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu
bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
kemudian diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing
atau formite harus tertutup aduk plesteran.
n. Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan difinish dengan cat.
o. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan pleterannya harus diberi alur-alur
garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan
finishing tersebut cat.
p. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambart Kerja dan /atau
sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.Tebal plesteran minimal
1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan
menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu
bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
q. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
r. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah
selama 7 hari setelah pengacian selesai. Penyedia Jasa Konstruksi harus
selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai
jenuh. Jika terjadi keretakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar
dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
s. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 minggu.
t. Khusus untuk dinding pasanga batu bata pada peturasan, sebelum
pelaksanaan pekerjaan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi
lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai yang bersangkutan.
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
u. Untuk perbaikan bekas bobokkan instalasi ME sebelum diplester kembali
harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan
bata/beton.


6. PEKERJAAN RABAT BETON

5.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan beton ialah :
a. Semua pekerjaan Rabat Beton menggunakan beton mutu K-100 agar dicampur
dengan beton molen, sehingga didapat campuran bahan beton yang homogen,
dan semua bahan untuk campuran beton harus bersih dari zat-zat organik dan
dicampur dengan air yang bersih.
b. Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, sedang dan sesudahnya pengecoran,
yaitu :
1) Persiapan lahan yang akan dicor (diratakan dan dipadatkan)
2) Pengecoran
3) Pemeliharaan

5.2 Persyaratan Umum
- Konstruksi harus menggunakan peraturan-peraturan/normalisasi yang berlaku di
Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI, SNI dan lain-lain.
- Peraturan Beton
- Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI
(Peraturan Beton Indonesia)1971 dan SNI 03-2847-2002.
- Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam gambar kerja, adalah
ukuran dan dimensi beton konstruksi tidak dan belum termasuk
plesteran/finishingnya.
- Masa Pelaksanaan
Sebelum pengecoran dilaksanakan, Pemborong/Penyedia Jasa harus minta
ijin kepada Pengawas Lapangan sehingga harus dilakukan pemeriksaan
lapisan dasar, dimana harus bersih dari segala kotoran.
- Pemeriksaan
Apabila dirasa masih meragukan, maka dapat dilakukan pemeriksaan
setempat dengan menggunakan concrete gun untuk menyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton yang ada.
- Biaya
Semua biaya pengujian baik di laboratorium maupun di lapangan berkenaan
dengan pekerjaan beton ini menjadi tanggungan Pemborong/Penyedia Jasa.

5.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, Pemborong/Penyedia Jasa
harus membuat Shop Drawing untuk mendapatkan persetujuan dan
keputusan Pengawas Lapangan.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan.
b. Adukan
Komposisi adukan dinyatakan dalam :
- Komposisi adukan dinyatakan dalam kuat tekan beton yang disyaratkan
yakni K-100 sesuai gambar. Harus diperhatikan kualitas bahan/material
yang akan digunakan, cara pengadukan campuran beton serta ketepatannya.
Untuk beton-beton yang diaduk di lokasi (Site Mix) pengadukan harus
menggunakan Beton Molen sedangkan untuk beton-beton yang dipesan dari
Batching Plan (Ready Mix) harus diperhatikan durasi waktu sehingga beton
belum memasuki waktu setting (Setting Time), dengan tetap memperhatikan
Slump beton.
c. Lapisan Dasar dan Bekisting
1) Lapisan dasar terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran.
2) Untuk lapisan dasar yang berupa tanah asli agar diratakan dan dipadatkan
dahulu, bila terdapat lubang-lubang agar diurug terlebih dahulu untuk
kemudian diratakan dan dipadatkan
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
3) Bilamana dibutuhkan urugan pasir pada lapisan dasar, disesuaikan dengan
ketentuan yang ada dalam gambar kontrak/gambar kerja.
d. Pengecoran
1) Mulai pengecoran beton harus seijin dan sepengetahuan Pengawas Lapangan,
dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bestek
ini.
2) Semua bidang yang akan dicor harus bersih dari kotoran-kotoran.
3) Adukan beton harus sudah di gunakan, maksimum 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai.
4) Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Pengawas Lapangan.
5) Bidang pertemuan dengan bagian yang sudah dicor harus dibuat miring dan
disiram dengan air semen kental.
6) Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan Pejabat
Pembuat Komitmen dan Pengawas Lapangan.
e. Pemeliharaan Beton
1) Pemeliharaan/perawatan (curring) harus segera dimulai langsung setelah
selesai perataan dengan menggunakan mistar kayu/besi.
2) Beton muda harus terlindung dari cuaca langsung dengan Striking kantong
semen/karung basah paling sedikit selama 2 (dua) hari terus menerus, setelah
itu beton harus direndam air terus-menerus selama paling sedikit 14 (empat
belas) hari.
f. Bahan-bahan Additive
a. Kecuali untuk bahan-bahan yang disebutkan dalam gambar atau uraian dan
syarat-syarat ini, bahan-bahan additive hanya boleh dipakai dengan seijin
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dan Pengawas Lapangan.
Pemborong/Penyedia Jasa harus memberikan bukti-bukti dan data-data
lengkap mengenai analisa fisik dan kimiawinya, serta bukti penggunaannya
yang telah lebih lama dari 5 (lima) tahun pemakaian untuk pekerjaan yang
serupa.
b. Pemakaian bahan additive tidak boleh mengakibatkan dikuranginya jumlah
semen portland dalam adukan beton (design mixed).
c. Admixture concrete
d. Untuk bahan tambahan beton yang harus rapat air diwajibkan menambah
kedap air pada campuran beton tersebut di atas.
j. Finishing
1) Semua permukaan beton yang nantinya harus difinishing lebih lanjut, maka
harus dibersihkan dari bahan yang akan mengganggu pekerjaan finishing
tersebut.
2) Beton yang akan dilapisi lebih lanjut dengan plesteran, harus diselesaikan
dengan mistar untuk mendapatkan penyelesaian permukaan yang diperlukan
sedemikian sehingga tidak ada kerikil-kerikil yang tampak.
k. Tanggung Jawab Pemborong/Penyedia Jasa
Pemborong/Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi
dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi yang diberikan. Kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil dari
Pejabat Pembuat Komitmen yang melihat/menegur atau memberi saran, tidak
mengurangi tanggung jawab penuh dari Pemborong/Penyedia Jasa mengenai hal
tersebut di atas.


7. PEKERJAAN PLESTERAN, SIAR DAN ACIAN

6.1 Lingkup Pekerjaan
- Plesteran 1Pc : 3Ps tebal 1,5 cm dan Acian saluran.
- Finishing Siar 1Pc : 2Ps

6.2 Persyaratan Umum
a. Sebelum pekerjaan plesteran dan siar dikerjakan/dilakukan, bidang-
bidang/permukaan yang akan diplester atau disiar harus dibersihkan terlebih
dahulu. Bidang-bidang yang berlumut harus dibersihkan dengan sikat kawat
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
baja. Setelah bersih, permukaan / bidang - bidang tersebut disiram dengan air
kemudian baru pekerjaan plesteran atau siar dapat dimulai.
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran harus rata tidak boleh bergelombang dan padat,
sehingga tidak mudah terkelupas, untuk pekerjaan siar harus padat dan rapat
mengisi rongga-rongga antara batu belah, serta rapi secara visual.
c. Pekerjaan plesteran dan siar tidak boleh dikerjakan/dilakukan dalam keadaan
hujan maupun gerimis.
d. Pelaksanaan pekerjaan acian harus padat, sehingga tidak mudah terkelupas, dan
retak-retak.
e. Untuk bidang yang bersudut, diperhatikan kelurusan dan kepadatan dari
pekerjaan plesteran maupun acian, agar tidak mudah pecah, rusak dan rapi
secara visual.
f. Plesteran dan acian harus dijaga dari cuaca, untuk itu selama proses pekerjaan
plesteran maupun acian harus terlindungi baik dari panas yang terik maupun
hujan/gerimis.
g. Bahan-bahan untuk plesteran dan siar, kecuali semen portland, sebelum
pemakaian harus disaring/diayak terlebih dahulu dengan saringan lubang persegi
sebesar 2,5 mm.

6.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus, sehingga plesteran tidak
pecah-pecah ataupun retak-retak setelah mengering.
b. Bilamana plesteran dikerjakan dalam lapisan - lapisan, maka lapisan dalam
dibiarkan kasar dan hanya lapisan / bagian luar yang dihaluskan dan dilicinkan.
Sebelum lapisan / bagian luar dikerjakan, maka lapisan dalam halus dibasahi
terlebih dahulu.
c. Plesteran supaya digosok berulang - ulang sampai mantap, sehingga tidak terjadi
retak - retak dan pecah - pecah.
d. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan tegak lurus dengan
bidang plesteran lainnya.
e. Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian dilakukan/dikerjakan
dengan penggosokan dan pemolesan dengan adonan acian dari Semen
Portland/PC.
f. Sebelum pekerjaan acian dimulai, permukaan plesteran harus dibersihkan dahulu
dari kotoran-kotoran dan dibasahi terlebih dahulu.
g. Sebelum pekerjaan siar dilaksanakan, celah-celah antar batu dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran, sehingga nantinya siar tidak mudah mengelupas
ataupun pecah-pecah.
h. Pekerjaan siar haruslah padat dan rapat mengisi celah antar batu, serta dibentuk
sesuai alur batu sehingga rapi secara visual.
i. Pada dasarnya adukan spesi untuk plesteran dengan campuran 1Pc : 3Ps,
sedangkan untuk pekerjaan siar dengan campuran 1Pc : 2Ps.
j. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 1,5 cm, kecuali plesteran pekerjaan beton
yang nampak dengan tebal maksimum 1 cm atau disyaratkan dalam gambar
kerja.
k. Plesteran dan siar baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah-pecah, dengan disiram air minimum
3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam selama 3 (tiga) hari.
l. Bilamana plesteran tersebut diketok harus tidak menimbulkan suara kosong
disemua tempat. Bilamana menimbulkan suara kosong, maka plesteran tersebut
harus dibongkar/diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab Pemborong/Penyedia
Jasa.


7. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

7.1 Persyaratan Umum :
a. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar.
b. Semua bahan-bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-
syarat yang telah tercantum dalam SNI dan peraturan yang berlaku.
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
c. Pemborong/Penyedia Jasa harus mengirimkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/Pengawas Lapangan contoh bahan bangunan termasuk warna dan
bentuknya yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan mengenai mutu/kualitas bahan yang akan dipakai
tersebut.
d. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan bahan-bahan
yang digunakan.
e. Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Lapangan berhak untuk meminta
keterangan selengkapnya tentang bahan tersebut diperoleh.


7.2 Persyaratan Bahan :
a. Air untuk bangunan
1) Untuk pembangunan ini, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih
dan bebas dari mineral zat organik, bebas lumpur, larutan air kali dan lain-
lainnya.
2) Jika dari sumber air yang ada tidak mencukupi, maka Pemborong/Penyedia
Jasa harus mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
b. Semen Portland (PC)
1) Semen menggunakan semen berkualitas yang memenuhi persyaratan SNI.
2) Semen yang sudah mulai mengeras di tempat pekerjaan tidak boleh
digunakan.
3) Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai ke
tempat lokasi pekerjaan.
c. Batu belah
1) Batu belah harus dari jenis yang keras, tidak berpori dengan minimum 3
muka pecahan dan bergradasi.
2) Batu belah yang sudah ditumpuk di lokasi pekerjaan harus dalam keadaan
siap pakai.
3) Pada umumnya untuk pasangan batu belah biasa dipakai batu belah
dengan permukaan yang kasar dan ini digunakan untuk pekerjaan
pondasi, sedangkan untuk pekerjaan pasangan batu kosong adalah berupa
batu bulat, juga bisa digunakan batu karang asalkan harus memenuhi
syarat syarat sebagai berikut :
Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya.
Batu bulat atau batu pecah tidak boleh memperlihatkan tanpa-tanda
lapuk.
Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda
dan tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan, tanpa garis-garis
kelapukan, mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
d. Pasir, Split dan Bekisting
1) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas kotoran, bahan lumpur dan bahan
organik lainnya.
2) Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sbb:
Butir-butir pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
Pasir laut untuk adukan sama sekali tidak diperbolehkan.
Butir-butir pasir harus dapat melalui ayakan yang berlubang 3 mm.
3) Split yang digunakan dengan gradasi 2 -3 cm, bersih dari bahan organik atau
kotoran lain.
4) Kayu begisting dari kayu yang sesuai dengan SNI, kuat dan cukup tebal
sehingga tidak terjadi kelengkungan.



e. Bahan-bahan fabrikan
Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini yang bersifat fabrikasi harus
sekualitas, seperti besi/baja/PVC. Dimensi yang dipakai sesuai dengan yang
ada dan beredar di perdagangan umum/pasaran. Toleransi sesuai dengan SNI
(Standard Nasional Indonesia).
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
f. Lain-lain
1) Semua bahan-bahan dan perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini, sebelum dipergunakan harus telah diperiksa dan
diluluskan oleh Pengawas Lapangan.
2) Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut
akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Lapangan dengan
segala resiko Pemborong/Penyedia Jasa.
3) Apabila diperlukan pemeriksaan di laboratorium atas bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Pemborong/Penyedia Jasa.

8. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BARANG
a. Pengawas Lapangan berwenang menanyakan asal bahan dan Pemborong/Penyedia
Jasa wajib memberitahukan.
b. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dulu pada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Pemborong/Penyedia Jasa di lapangan
pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Pengawas Lapangan, harus segera
dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24
jam terhitung dari jam penolakan.
d. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Pemborong/Penyedia Jasa
tetapi ternyata ditolak oleh Pengawas Lapangan, harus segera dibongkar atas biaya
Pemborong/Penyedia Jasa.
e. Apabila Pengawas Lapangan merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Pengawas Lapangan berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian
bahan-bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan Pemborong/Penyedia Jasa.

9. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Pemborong/Penyedia Jasa
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen.
b. Perlengkapan penerangan bila terjadi kerja lembur.
c. Terpal atau sejenisnya yang berfungsi untuk menutup/melindungi dari air hujan,
panas terik atau lain-lain yang dapat merusak atau mengurangi kualitas pekerjaan.
d. Alat-alat pertukangan seperti : cangkul, saringan, cetok, meteran, selang/waterpass,
siku, ember, dll
e. Dan alat-alat lain yang diperlukan


10. UKURAN-UKURAN
a. Ukuran satuan di sini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran-ukuran untuk
baja yang dinyatakan dalam mm, dan atau sesuai dengan yang tersebut dalam gambar
kerja.
b. Ukuran-ukuran tersebut dalam pasal ini dimaksudkan sebagai garis besar pelaksanaan
dan pegangan Pemborong/Penyedia Jasa.
c. Pemborong/Penyedia Jasa wajib meneliti situasi tapak, sifat dan luasnya pekerjaan
dan hal - hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. Untuk pembuatan
komponen pekerjaan yang baru, Pemborong/Penyedia Jasa diharuskan mengecek atau
mengukur terlebih dahulu di lapangan.
d. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong/Penyedia Jasa dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

11. PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini akan
diberikan kemudian pada saat rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing).
b. Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Lapangan juga berhak memerintahkan
penggantian pekerjaan yang telah dilaksanakan Pemborong/Penyedia Jasa, bila
ternyata pekerjaan atau mutu tidak sesuai dengan ketentuan dalam uraian Spesifikasi
Teknis serta Gambar Kerja yang ada.
c. Kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga mengakibatkan merugikan
Masyarakat/Dinas/Instansi lain, sepenuhnya merupakan tanggung jawab
Pemborong/Penyedia Jasa.
Dinas Bina Marga dan PSDA Kota Salatiga

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Talud Di Kel. Kutowinangun
d. Segala pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pelaksanaan, tetapi tidak dijelaskan
dalam uraian spesifikasi teknis ini maka harus dilaksnakan oleh Pemborong/Penyedia
Jasa atas petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Lapangan yang seolah-olah
pekerjaan tersebut telah diuraikan agar tercapai penyelesaian yang memuaskan.
e. Antara Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan pekerjaan
sifatnya saling melengkapi dan mengikat.
f. Hal-hal yang timbul kemudian dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas
Lapangan dengan Pemborong/Penyedia Jasa dan bila diperlukan akan dibicarakan
untuk mendapatkan penyelesaiannya bersama antara Pengawas Lapangan dan Pejabat
Pembuat Komitmen dalam Rapat Evaluasi Berkala.

Anda mungkin juga menyukai