Anda di halaman 1dari 5

http://www.scribd.

com/doc/228445610/SD-HAV-IgG-FIX

Profil Hepatitis
Posted by Riswanto on Monday, March 15, 2010
Labels: Tes Imuno-serologi
Lima jenis virus hepatitis yang dapat dideteksi dengan uji laboratorium, yaitu : virus hepatitis A (hepatitis
A virus, HAV), virus hepatitis B (hepatitis B virus, HBV), virus hepatitis C (hepatitis C virus, HCV), virus
hepatitis D (hepatitis D virus, HDV), dan virus hepatitis E (hepatitis E virus, HEV). Virus hepatitis dapat
dideteksi dengan pengujian antigen serum, antibodi, DNA, RNA, dan/atau immunoglobulin (IgG dan
IgM).

Perbedaan virus-virus hepatitis berdasarkan metode transmisi, masa inkubasi,; ikterik, fase akut dan
kronis dari penyakit, status carrier, imunitas, dan laju mortalitas adalah sebagai berikut :
Virus Hepatitis A (HAV)
Virus hepatitis A terutama ditransmisikan lewat kontak fekal-oral. Ikterik merupakan tanda awal
HAV yang dapat terjadi beberapa hari setelah infeksi virus dan dapat berlangsung selama 12
minggu. Antibodi terhadap HAV, yaitu IgM anti HAV dan IgG anti-HAV digunakan untuk
mengkonfirmasi fase infeksi hepatitis A. IgM anti-HAV mengindikasikan fase akut infeksi (infeksi
sedang berlangsung); muncul di awal infeksi dan menghilang dalam 2-3 bulan. IgG anti-HAV
muncul lebih lambat dan mengindikasikan fase pemulihan, pasca infeksi, atau imunitas. Sekitar
45-50 % penderita HAV dapat memiliki IgG anti-HAV yang menetap seumur hidupnya.
Virus Hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis B jga disebut hepatitis serum. Terdapat berbagai uji serologik untuk
mendiagnosis HBV dan untuk mengetahui daya tular serta prognosis penderita. Uji-uji yang
tersedia secara komersial meliputi pemeriksaan antigen permukaan hepatitis B (hepatitis B
surface antigen, HBsAg), antibodi HBsAg (anti-HBs), antibodi inti hepatitis B (anti HBc), antibodi
IgM spesifik inti hepatitis B (IgM anti HBc), antigen e hepatitis B (HBeAg), antibodi e hepatitis B
(anti-HBe).
o Antigen permukaan hepatitis (HBsAg)
Indikator paling awal untuk mendiagnosis infeksi virus hepatitis B adalah antigen
permukaan hepatitis B (HBsAg). Penanda serum ini dapat muncul sekitar 2 minggu
setelah penderita terinfeksi, dan akan tetap ada selama fase akut infeksi sampai
terbentuk anti-HBs. Jika penanda serum ini tetap ada selam 6 bulan, hepatitis dapat
menjadi kronis dan penderita dapat menjadi carrier. Vaksin hepatitis B tidak akan
menyebabkan HBsAg positif. Penderita HBsAg positif tidak boleh mendonorkan darah.
o Antibodi antigen permukaan hepatitis B (anti-HBs)
Fase akut hepatitis B biasanya berlangsung selama 12 minggu, oleh karena itu HBsAg
tidak didapati dan terbentuk anti-HBs. Penanda serum ini mengindikasikan pemulihan
dan imunitas terhadp virus hepatitis B. IgM anti-HBs akan menentukan apakah
penderita masih dalam keadaan infeksius. Titer anti-HBs >10 mIU/ml dan tanpa
keberadaan HBsAg, menunjukkan bahwa penderita telah pulih dari infeksi HBV.
o Antigen e hepatitis B (HBeAg)
Penanda serum ini hanya akan terjadi jika telah ditemukan HBsAg. Biasanya muncul 1
minggu setelah HBsAg ditemukan dan menghilang sebelum muncul anti-HBs. Jika HBeAg
serum masih ada setelah 10 minggu, penderita dinyatakan sebagai carrier kronis.
o Antibodi antigen HBeAG (anti-HBe)
Bila terdapat anti-HBe, hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pemulihan dan
imunitas terhadap infeksi HBV.
o Antibodi antigen inti (anti-HBc)
Anti HBc terjadi bersamaan dengan temuan HBsAg positif kira-kira 4-10 minggu pada
fase HBV akut. Peningkatan titer IgM anti-HBc mengindikasikan proses infeksi akut. Anti-
HBc dapat mendeteksi penderita yang telah terinfeksi HBV. Penanda serum ini dapat
tetap ada selama bertahun-tahun, dan penderita yang memiliki anti-HBc positif tidak
boleh mendonorkan darahnya.
Pemeriksaan anti-HBc dan IgM anti-HBc sangat bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi
HBV selama window period antara hilangnya HBsAg dan munculnya anti-HBs.
Virus Hepatitis C (HCV)
Istilah HBC sebelumnya dikenal dengan sebutan hepatitis non-A non-B. Virus ini ditransmisikan
secara parenteral. Kasus ini lebih sering terjadi pada kasus pasca transfusi, tetapi juga perlu
dipertimbangkan pada ketergantungan obat, tusukan jarum, hemodialisis, dan hemophilia. Kira-
kira setengah dari kasus HCV akut menjadi carrier kronis.
Antibodi virus hepatitis C (anti-HCV) : HCV dikonfirmasi dengan uji anti-HCV. Anti-HCV tidak
mengindikasikan imunitas seperti yang dihasilkan oleh anti-HBs dan anti-HBe.
Virus Hepatitis D (HDV)
Virus hepatitis D (delta) adalah suatu virus cacat yang hanya dapat menginfeksi penderita yang
sudah mengalami infeksi HBV aktif. Virus ini ditransmisikan secara parenteral. Virus ini
diselubungi oleh HBsAG, dan bergantung pada HBV untuk terjadinya replikasi. Infeksi HDV
biasanya berat dan terjadi 7-14 hari setelah infeksi HBV yang akut dan parah. Infeksi HDV ini
memiliki angka kejadian yang rendah, kecuali pada penyalahgunaan obat intravena, dan
penderita yang menerima transfusi ganda. Infeksi HDV timbul sebagai fase akut HBV atau
sebagai carrier kronis infeksi HBV. Dari semua jenis infeksi hepatitis, HDV merupakan hepatitis
fulminas serta menimbulkan angka kematian yang tinggi.
Antigen Hepatitis D (HDAg) : Deteksi HDAg dan HDV-RNA mengindikasikan fase akut HBV dan
infeksi HDV. Ketika HBsAg hilang diikuti HDAg, anti-HDV timbul kemudian dan dapat
mengindikasikan hepatitis D kronis.
Virus Hepatitis E (HEV)
HEV ditransmisikan secara fekal-oral dan bukan parenteral. Hepatitis E terjadi akibat meminum
air yang tidak bersih dan juga saat bepergian ke daerah Meksiko, Rusia, India, atau Afrika.
Antibodi terhadap hepatitis E (anti-HEV) digunakan untuk mendeteksi infeksi hepatitis E.

Dihimpun dari :
1. Kee, Joyce LeFever, 2007, alih bahasa : Sari Kurnianingsih et.al., Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik, edisi 6, EGC, Jakarta.
2. Sacher, Ronald A. & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit & Dewi Wulandari,
2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11, EGC, Jakarta.
3. Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno, dkk., 1992, Tinjauan Klinis Atas Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, EGC, Jakarta.

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/profil-hepatitis.html




Antibodi Virus Hepatitis A (Anti HAV)
Posted by Riswanto on Monday, March 22, 2010
Labels: Tes Imuno-serologi
Virus hepatitis A merupakan Enterovirus RNA berukuran 27 nm,
bentuk kubus dan simetris. Penyakit hepatitis A dulu dinamakan hepatitis infeksiosa atau
hepatitis berinkubasi pendek. Penularan virus hampir selalu melalui jalur fekal-oral. Masa
inkubasi untuk HAV biasanya 2-6 minggu. HAV tidak tidak berhubungan dengan penyakit hati
kronis.

Diagnosis hepatitis A dibuat atas pengamatan klinis dan laboratorium. Penderita lesu, anoreksia,
demam dan mual. Aminotransferase dan bilirubinemia hampir selalu ada; fosfatase alkali dan
bilirubin direk sering tinggi. Diagnosis pasti ditegakkan dengan uji serologis.

IgM anti-HAV bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi sedang
terjadi. IgM anti-HAV muncul pada awal infeksi dan menghilang dalam 2 sampai 3 bulan. IgG
anti-HAV timbul pada masa pasca infeksi atau pemulihan (>4 minggu), dan biasanya menetap
sumur hidup. Pemeriksaan untuk anti-HAV total sebaiknya digunakan untuk menyaring infeksi
lama dan pembuktian adanya imunitas pada orang yang mengunjungi daerah berisiko tinggi atau
melakukan pekerjaan berisiko tinggi.



PROSEDUR
Metode
Antibodi terhadap hepatitis A dapat ditemukan dengan tehnik immunoassay, seperti enzyme
immunoassay (EIA), enzyme linked immunoassay (ELISA), enzyme linked fluorescent assay
(ELFA), atau radioimmunoassay (RIA). Membuktikan adanya viremia tidak mungkin,
sedangkan untuk menyatakan virus dalam tinja diperlukan pemeriksaan mikroskop elektron.

Spesimen
Spesimen yang digunakan untuk deteksi anti HAV adalah serum atau plasma (lithium heparin,
EDTA, dan sitrat). Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah (tanpa
antikoagulan), tutup hijau (heparin), tutup ungu (EDTA) atau tutup biru (sitrat). Pusingkan
sampel darah, dan pisahkan serum atau plasma dari darah untuk diperiksa laboratorium.
Tidak ada pembatasan asupan makanan atau cairan.
Spesimen hemolisis, lipemia, atau ikterik (hiperbilirubinemia) dapat mempengaruhi pengujian.
Jika memungkinkan, pengambilan sampel darah yang baru.
Spesimen dapat disimpan pada suhu 2-8oC sampai dengan 7 hari, dan untuk waktu yang lama
dapat disimpan beku pada suhu -25 6oC. Hindari pembekuan dan pencairan (thawing)
spesimen berkali-kali.


NILAI RUJUKAN
Tidak terdeteksi (negatif)


MASALAH KLINIS
Hasil positif : infeksi virus hepatitis A (HAV)


Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium
Pigmentasi specimen (hemolisis, lipemia, ikterik) dapat mempengaruhi hasil pembacaan

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/antibodi-virus-hepatitis-anti-hav.html


http://penyakithepatitisa.com/

Anda mungkin juga menyukai