Anda di halaman 1dari 17

HEPATITIS B

Di susun oleh:
Raja Friska Yulanda
1102010230

Pembimbing:
Dr. Shelvi Sp.PD

Definisi

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi
virus pada hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis B, suatu anggota famili
hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun yang
dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati.
Anatomi dan Histologi Hepar
Gambar 1: Anatomi hepar
Gambar 2: Histologi hepar
Etiologi dan Cara Penularan
Gambar 3 : Hepatitis B virus
(sumber: www.bio.davidson.edu)

seseorang dapat tertular
virus hepatitis B melalui 2
cara yaitu : transmisi secara
vertical dan horizontal.
PATOGENESIS
Gambar 4 : Hepatitis B Virus Genetic Diversity: Disease Pathogenesis
(sumber:www.intechopen.com)

Perjalanan klinis HBV umumnya dibagi menjadi 4 stadium :
1. Stadium I
Bersifat imun toleran. Pada neonatus, stadium ini dapat berlangsung hanya 2-4 minggu
sajaPada periode ini, replikasi virus dapat terus berlangsung walaupun serum ALT hanya
sedikit atau bahkan tidak meningkat sama sekali serta tidak menimbulkan
gejala klinis.

2. Stadium II
Mulai muncul respons imun dan berkembang. Hal ini akan mengakibatkan stimulasi
sitokin dan menyebabkan sitolisis hepatosit secara langsung dan terjadi proses
inflamasi. Pada stadium ini HBeAg tetap diproduksi, tetapi serum DNA-VHB menurun
jumlahnya karena sel yang terinfeksi juga menurun. Pada hepatitis B akut, stadium
ini merupakan periode simtomatik dan umumnya berlangsung selama 3-4 minggu. Pada
pasien dengan hepatitis kronis stadium ini dapat berlangsung selama 10 tahun atau
lebih, yang kemudian akan melanjut sitosis dan komplikasinya.

3. Stadium III
Dimulai ketika pejamu mampu mempertahankan respons imunnya dan mampu
mengeliminasi sel hepatosit yang terinfeksi sehingga sel yang terinfeksi menurun
jumlahnya dan replikasi virus aktif berakhir. Pada stadium ini tidak terdapat lagi HBeAg
dan kemudian muncul antibody terhadap HBeAg. Penurunan jumlah DNA virus yang
bermakna ditemukan walaupun DNA-VHB pasien tetap positif.

4. Stadium IV
HBsAg menghilang dan timbul antibody terhadap HBsAg (anti-HBs).

STADIUM HEPATITIS B
Petanda Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV
HbsAg + + + _
Anti-HBs _ _ _ +
DNA-VHB + kuat + _ _
Anti HBc + + + +
HbeAg + + _ _
Anti Hbe _ _ + +
AST & ALT N meningkat N N
Faktor Predisposisi
1. Faktor Host (Penjamu)Adalah semua faktor yang terdapat pada diri
manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit hepatitis B.
Faktor penjamu meliputi:
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Mekanisme pertahanan tubuh
d. Kebiasaan hidup
e. Pekerjaan

2. Faktor Agent adalah penyebab Hepatitis B adalah virus hepatitis B
termasuk DNA virus. Virus Hepatitis B terdiri atas 3 jenis antigen yakni
HBsAg, HBcAg, dan HBeAg.

3. Faktor Lingkungan
Merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang
mempengaruhi perkembangan hepatitis B.



MANIFESTASI KLINIK
1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang sistem
imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari tubuh
kropes. Hepatitis B akut terdiri atas :
a. Hepatitis B akut yang khas
Bentuk hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus
yang jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :
- Fase Praikterik (prodromal)
- Fase lkterik
- Fase Konvalesen (Penyembuhan)
b. Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar
mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir
dengan kematian.

2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu dengan
sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk menghilangkan VHB
tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB. Ada 3 fase penting dalam perjalanan
penyakit hepatitis B kronik:
- Fase imunotoleransi.
- Fase imunoaktif atau fase immune clearance.
- Fase nonreplikatif atau fase residual.

DIAGNOSIS

Tes laboratorium yang dipakai untuk menegakkan diagnosis adalah:
1. Tes antigen-antibodi virus Hepatitis B:
a. HbsAg (antigen permukaan virus hepatatitis B)
b. Anti-HBs (antibodi terhadap HBsAg)
c. HbeAg
d. Anti-Hbe
e. HbcAg (antigen core VHB)
f. Anti-Hbc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B)
2. Viral load HBV-DNA. Apabila positif menandakan bahwa penyakitnya aktif dan terjadi
replikasi virus. Makin tinggi titer HBV-DNA kemungkinan perburukan penyakit semakin
besar.

3. Faal hati. SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase) dapat merupakan tanda bahwa penyakit hepatitis B-nya aktif dan
memerlukan pengobatan anti virus. Sering ditemukan kadar setinggi 1000-2000 IU/L
dengan nilai SGPT lebih tinggi daripada SGOT.

4. Alfa-fetoprotein (AFP), adalah tes untuk mengukur tingkat AFP,yaitu sebuah protein yang
dibuat oleh sel hati yang kanker.

5. Biopsi hati dapat dilakukan pada penderita untuk memonitor apakah pasien calon yang
baik untuk diterapi antivirus dan untuk menilai keberhasilan terapi.


PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis akut, tatalaksana diberikan suportif dengan asupan kalori yang
cukup. Pemantauan ditujukan pada untuk memastikan tidak terjadi kronisitas.
Interferon
Interferon (IFN) adalah mediator inflamasi fisiologis dari tubuh berfungsi dalam pertahanan terhadap
virus.IFN- konvensional adalah obat pertama yang diakui sebagai terapi hepatitis B kronik sejak
lebih dari 20 tahun yang lalu.Senyawa ini memiliki efek antiviral, immunomodulator, dan
antiproliferatif.Interferon akan mengaktifkan sel T sitotoksik, sel natural killer, dan makrofag. Selain
itu, interferon juga akan merangsang produksi protein kinase spesifik yang berfungsi mencegah
sintesis protein sehingga menghambat replikasi virus. Protein kinase ini juga akan merangsang
apoptosis sel yang terinfeksi virus.

Lamivudin
Lamivudin adalah suatu enantiomer tiasitidin yang merupakan suatu analog nukleosid, berfungsi
sebagai bahan pembentuk pregenom, sehingga analog nukleosid bersaing dengan nukleosid asli dan
menterminasi pemanjangan rantai DNA.

Adefovir Dipivoxil
Adefovir dipivoxil (ADV) adalah analog adenosine monophosphate yang bekerja dengan berkompetisi
dengan nukleotida cAMP untuk berikatan dengan DNA virus dan menghambat polymerase dan
reverse transcriptase sehingga memutus rantai DNA VHB. Obat ini diberikan secara oral
sebanyak 10 mg per hari. Umumnya digunakan pada kasus-kasus yang kebal terhadap lamivudine.

Lanjutan
Entecavir
Entecavir (ETV) adalah analog 2-deoxyguanosine.Obat ini bekerja dengan
menghambat primingDNA polimerase virus, reverse transcription dari
rantai negatif DNA, dan sintesis rantai positif DNA.Penelitian in vitro di
Indonesia menunjukkan bahwa obat ini lebih poten daripada lamivudin
maupun adefovir dan masih efektif pada pasien dengan resistensi
lamivudin walaupun potensinya tidak sebaik pada pasien


Telbivudin
Telbivudin (LdT) adalah analog L-nukleosida thymidine yang efektif
melawan replikasi VHB. Obat ini diberikan secara oral dengan dosis
optimal 600 mg/hari

Tenofovir Disoproxil Fumarate
Tenofovir disoproxil fumarate (TDF) adalah prekursor tenofovir, sebuah analog
nukleotida yang efektif untuk hepadanavirus dan retrovirus.


PENCEGAHAN
1. Imunisasi
Imunisasi adalah salah satu bentuk upaya pencegahan transmisi Hepatitis B. Saat ini, terdapat dua
bentuk imunisasi yang tersedia, yakni imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif dicapai dengan
memberikan vaksin hepatitis B. Vaksin Hepatitis B mengandung HBsAg yang dimurnikan. Vaksin hepatitis B
berisi HBsAg yang diambil dari serum penderita hepatitis B yang dimurnikan atau dari hasil rekombinasi
DNA sel ragi untuk menghasilkan HBsAg. Setiap mL vaksin umumnya mengandung 10-40 g protein
HBsAg.Vaksin tersebut akan menginduksi sel T yang spesifik terhadap HBsAg dan sel B yang dependen
terhadap sel T untuk menghasilkan antibodi anti-HBs secepatnya 2 minggu setelah vaksin dosis pertama.

2. Pencegahan umum
Hepatitis B adalah penyakit yang ditularkan lewat kontak dengan cairan tubuh pasien, seperti darah dan
produk darah, air liur, cairan serebrospinal, cairan peritoneum, cairan pleura, cairan amnion, semen, cairan
vagina, dan cairan tubuh lainnya. Maka pencegahan umum infeksi hepatitis B dicapai dengan
menghindari kontak langsung degan cairan tubuh pasien.

3. Pencegahan khusus paska pajanan
Bagi orang yang tidak divaksinasi dan terpajan dengan hepatitis B, pencegahan paska pajanan berupa
kombinasi HBIg (untuk mencapai kadar anti-HBs yang tinggi dalam waktu singkat) dan vaksin hepatitis
B (untuk kekebalan jangka panjang dan mengurangi gejala klinis) harus diberikan. Pada pasien yang
terpajan secara perkutan maupun seksual, status HBsAg dan anti-HBs sumber pajanan dan orang yang
terpajan harus diperiksa. Apabila orang yang terapajan terbukti memiliki kekebalan

4. Konseling
Konseling dan edukasi berperan penting dalam pencegahan dan penanganan hepatitis B. Seperti telah
disebutkan di atas, keberhasilan terapi hepatitis B akan menurunkan risiko mortalitas dan morbiditas.
Selain itu, keberhasilan terapi ni juga dipengaruhi kepatuhan minum obat pasien.

KOMPLIKASI
Hepatitis B kronik dapat berlanjut menjadi
sirosis hepatis yang merupakan komplikasi
paling banyak, dan merupakan perjalanan
klinis akhir akibat nekrotik sel sel hepatosit.

PROGNOSIS
Hepatitis B kronik dipengaruhi oleh berbagai
factor, yang paling utama adalah gambaran
histology hati, respon imun tubuh penderita,
dan lamanya terinfeksi hepatitis B, serta
respon tubuh terhadap pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA
Price, S.A., Wilson, L.M. Patofisiologi Konsep klinis dan Dasar-Dasar
Penyakit. Ed-6. Jakarta. EGC. 2006.

http://wWw.emedicinehealth.com/hepatitis_a/page2_em.htm. Diakses
tanggal 15 Agustus 2014

Heathcote, J. Abbas, Z. Albery, A. Benhamau, Y. Chen, C.. Hepatitis B.
World Gastroenterology Organisation. 2008.

Soemohardjo, S. Gunawan, S. Hepatitis B Kronik. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitan
Indonesia. Jakarta. 2006.

Soewignjo S, Gunawan S. Hepatitis virus B dan karsinoma hepatoseluler.
Hepatitis virus B. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1999.p.86-7.

Anda mungkin juga menyukai