0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan120 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian lima orang mahasiswa. Hasilnya menunjukkan intensitas kecemasan yang berbeda pada setiap mahasiswa akibat berbagai faktor seperti kesulitan mencari topik, proses bimbingan, dan w
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian lima orang mahasiswa. Hasilnya menunjukkan intensitas kecemasan yang berbeda pada setiap mahasiswa akibat berbagai faktor seperti kesulitan mencari topik, proses bimbingan, dan w
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian lima orang mahasiswa. Hasilnya menunjukkan intensitas kecemasan yang berbeda pada setiap mahasiswa akibat berbagai faktor seperti kesulitan mencari topik, proses bimbingan, dan w
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI
SKRIPSI
Fitria Linayaningsih 03.40.0139
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KALOTIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2007
Perpustakaan Unika DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN . ii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iii HALAMAN MOTTO ...... iv UCAPAN TERIMA KASIH ... v DAFTAR ISI .... vii DAFTAR TABEL ... x DAFTAR BAGAN .. xi DAFTAR LAMPIRAN .... xii
BAB I. PENDAHULUAN . 1 A. Latar Belakang Masalah ....... 1 B. Tujuan Penelitian ...... 6 C. Manfaat Penelitian .... 7 1. Manfaat Teoritis ... 7 2. Manfaat Paraktis ...... 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8 A. Kecemasan .... 8 1. Pengertian Kecemasan . 8 2. Macam-macam Kecemasan ..... 10 3. Gejala-gejala Kecemasan ..... 16 B. Kecemasan Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi . 18
Pendidikan merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia guna adaptif menghadapi berbagai persoalan sosial yang ada di masyarakat. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi, hubungan timbal balik, serta sarana pendidikan yang memadai yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan proses dua arah, antara pendidik dan anak didik. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan apa saja yang dibutuhkan untuk menghadapi anak didik. Remaja biasanya menyelesaikan pendidikan tingkat akhir pada usia 18 tahun. Setelah itu, sebagian akan mencari kerja dan sebagian lain akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan mendapat sebutan mahasiswa. Mahasiswa diharapkan menjadi tulang punggung atau penerus guna menjadi tenaga profesional yang berkualitas untuk membangun bangsa dan negara. Mahasiswa harus menempuh masa studi minimal selama 4 tahun dan akhirnya akan melewati fase akhir studinya dengan menyusun skripsi. Penyusunan skripsi yang wajib dijalani ini merupakan prasyarat kelulusan. Fase ini biasanya menjadi stressor tersendiri dikalangan mahasiswa. Ini terjadi bukan hanya karena banyak anggapan bahwa penyusunan skripsi itu sulit tetapi juga karena proses dalam penyusunan
2 Perpustakaan Unika skripsi yang panjang. Anggapan yang demikian menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas ketika harus menghadapi skripsi. Pada umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih sekitar enam bulan. Kenyataannya banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Skripsi Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, tercatat 73 mahasiswa yang lulus tahun 2006 periode I. Berdasarkan data tersebut diperoleh informasi bahwa dari 73 mahasiwa tersebut terdapat lima orang mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi paling cepat yaitu dalam waktu 5 bulan dan satu orang mahasiswa yang menyelesaikan skripsi paling lama yaitu 38 bulan. Rata-rata mahasiswa membutuhkan waktu diatas 18 bulan untuk mengerjakan skripsi Ada beberapa hal yang menyebabkan mahasiswa semakin lama dalam menyelesaikan skripsi, salah satunya adalah kecemasan yang dihadapi oleh mahasiswa tersebut. Gunarsa dan Gunarsa ( 1986, h.27 ) mengatakan bahwa kecemasan adalah rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya. Seseorang yang mengalami kecemasan seringkali tidak dapat menyebutkan penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan seseorang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan subjektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialami. Menurut Alloy (2005, h. 151) kecemasan adalah perasaan takut dan ketakutan yang sangat mengenai sesuatu yang akan terjadi tentang ancaman-ancaman ataupun kesulitan-kesulitan yang sebenarnya samar-samar dan tidak
3 Perpustakaan Unika realistis yang akan muncul di masa depan tetapi tidak jelas, dan dapat membahayakan kesejahteraan seseorang. Demikian pula permasalahan yang muncul ketika seorang mahasiswa menghadapi skripsi, tanpa sebab yang jelas beberapa dari mahasiswa merasa cemas karena menganggap skripsi merupakan suatu hal yang sulit untuk dikerjakan. Kadang-kadang perasaan cemas tersebut muncul sebelum mahasiswa mencoba untuk mengerjakan tiap tahapan dalam penyusunan skripsi tersebut. Selain harus mendaftar ke Biro Skripsi, kemudian mahasiswa harus mencari dosen pembimbing, setelah itu mahasiswa juga harus mengikuti proses bimbingan yang terkadang juga membutuhkan waktu yang lama. Lebih jelas lagi terungkap berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata yang sedang mengerjakan skripsi menyatakan bahwa mahasiswa mengalami kecemasan karena menganggap bahwa skripsi merupakan suatu beban, adanya tuntutan orang tua yang selalu meminta anaknya untuk cepat lulus juga merupakan salah satu penyebab munculnya kecemasan ini. Seorang mahasiswa juga dapat merasa cemas ketika melihat teman- temannya sudah hampir menyelesaikan skripsi sedangkan dirinya sendiri belum selesai. Selain beberapa hal yang tersebut di atas, terdapat beberapa faktor internal yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang dapat menyebabkan munculnya kecemasan dalam mengerjakan skripsi misalnya mahasiswa pada dasarnya adalah seorang pencemas, indeks prestasi mahasiswa juga mempengaruhi kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Beberapa hal yang mahasiwa alami setiap kali
4 Perpustakaan Unika merasa cemas karena mengerjakan skripsi antara lain, jantung berdebar-debar, keringat berlebih, kepala pusing, merasa takut, tidak tentram/tenang, merasa bersalah. Menurut Drajat (1990,h.28) gejala kecemasan dapat bersifat fisik maupun psikis. Gejala yang muncul secara fisik antara lain, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, dll. Beberapa gelaja tersebut juga dialami oleh mahasiswa yang cemas menghadapi skripsi. Gejala yang bersifat psikis antara lain merasa takut, tidak bisa memusatkan perhatian, rendah diri, hilang kepercayaan diri, dll. Kecemasan pada mahasiswa ketika menghadapi skrispsi muncul karena adanya perasaan takut dan tidak percaya diri apakah mahasiswa mampu untuk mengerjakan skirpsi. Banyak mahasiswa yang merasa takut untuk berhadapan dengan dosen pembimbing karena munculnya perasaan ini maka akan menghambat mahasiswa itu sendiri ketika harus mengkonsultasikan tugas skripsinya tersebut dan tentu saja akan semakin memperpanjang proses pengerjaan skripsi. Perasaan tidak percaya diri atau rendah diri juga sering dialami oleh mahasiswa karena ada anggapan bahwa skripsi merupakan hal yang sangat sulit. Beberapa gejala kecemasan yang dialami oleh mahasiswa juga sejalan dengan pendapat McMahon (1982, h. 538) yang mengatakan bahwa seseorang yang merasa cemas akan merasakan jantung berdebar-debar, mudah merasa lelah, sesak nafas, sakit pada bagian dada, pingsan, pusing/sakit kepala, takut pada sesuatu yang akan terjadi. Menurut Sarason, dkk (Djiwandono, 2002, h.388) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu keyakinan diri,
5 Perpustakaan Unika dukungan sosial dan modelling. Bila mahasiswa mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk menghadapi skripsi akan mengurangi kecemasan. Dukungan sosial akan membuat mahasiswa merasa diperhatikan, dicintai dan bernilai sehingga mengurangi tingkat kecemasannya. Modelling dapat mengubah perilaku seseorang yaitu dengan melihat bagaimana orang lain melakukan sesuatu. Jika individu belajar dari model yang mempunyai kecemasan dalam menghadapi suatu masalah maka individu tersebut cenderung mengalami kecemasan. Kecemasan yang teramat sangat pada diri seseorang akan berpengaruh besar pula pada kehidupan orang yang mengalaminya. Gunarsa dan Gunarsa (1986, h.27) mengatakan bahwa kecemasan dapat mempengaruhi tercapainya kedewasaan perkembangan kepribadian dan memiliki kekuatan besar untuk menggerakkan perilaku. Disatu sisi, kecemasan bisa mempunyai makna negatif karena adanya perasaan tidak enak, ketegangan, kekhawatiran yang berlarut-larut, tetapi disisi lain, kecemasan mempunyai makna positif yaitu justru mampu memotivasi seseorang untuk bertindak melawan ketegangan dan mengembangkan kepribadian. Apabila mahasiswa merespon kecemasan secara positif maka mereka mampu mengambil tindakan dan cara yang tepat untuk mengatasi kecemasan dalam menghadapi skripsi sehingga mereka mampu melewati fase akhir dari studinya tersebut Sebaliknya yang terjadi apabila mahasiswa merespon kecemasan tersebut secara negatif, maka mahasiswa tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan skripsi. Bahkan yang sering terjadi yaitu mahasiswa cenderung mengulur-ulur
6 Perpustakaan Unika waktu dan menelantarkan skripsinya atapun lebih mengutamakan hal lain dari pada skripsi. Mahasiswa seharusnya mampu mengatasi kecemasan tersebut, sehingga tugas skripsinya dapat dihadapi dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu mengatasi masalah kecemasan tersebut. Akhirnya tidak sedikit mahasiswa meninggalkan bangku kuliah karena tidak mampu menyelesaikan tugas skripsi. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak mampu mengatasi masalah pada waktu awal mereka berhadapan dengan skripsi. Apabila mahasiswa menyadari bahwa kecemasan yang dialaminya tersebut menghambat proses pengerjaan skripsi, untuk mengatasinya maka mahasiswa harus dapat meminimalisir faktor-faktor yang memicu kecemasan tersebut sehingga skripsinya dapat selesai tepat waktu. Berdasarkan latar belakang yang terdapat di atas tampak bahwa kecemasan menimbulkan masalah psikologis yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Penulis ingin melakukan penelitian mengenai kecemasan yang dialami oleh mahasiswa fakultas Psikologi Unika Sogijapranata ketika mengerjakan skripsi.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses terjadinya kecemasan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam menghadapi skripsi.
7 Perpustakaan Unika C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya bidang Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan dan Psikologi Pendidikan, yang berkaitan dengan kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau yang akan menghadapi skripsi agar dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga kemungkinan terjadinya kecemasan dapat diminimalisir agar tidak menghambat proses pengerjaan skripsi.
Perpustakaan Unika BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan
Suatu keadaan yang mengancam keberadaan kehidupan seseorang, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak menyenangkan pada diri orang tersebut. Perasaan tidak menyenangkan dan sangat mengganggu jiwa dan pikiran ini dapat mempengaruhi proses pemaknaan seseorang terhadap peristiwa atau masalah yang sedang dihadapi. Biasanya pemaknaan yang terjadi hampir selalu subjektif dan kurang dapat mengikutkan pendapat umum karena pikiran dan hati sedang dalam keadaan tidak stabil. Gunarsa dan Gunarsa ( 1986, h. 27 ) mengatakan bahwa kecemasan adalah rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya. Seseorang akan mengalami kecemasan seringkali tak dapat menyebutkan penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan seseorang yang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan subjektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialami. Alloy (2005, h. 151) menjelaskan bahwa kecemasan adalah perasaan takut dan ketakutan yang sangat mengenai sesuatu yang akan terjadi tentang ancaman-ancaman ataupun kesulitan-kesulitan yang sebenarnya samar-samar dan tidak realistis yang akan muncul di masa depan tetapi tidak jelas, dan dapat membahayakan kesejahteraan seseorang.
9 Perpustakaan Unika Atkinson (2001, h. 212) menambahkan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan menurut Darajat (1990, h.27) diartikan sebagai manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustrasi) dan pertentangan batin (konflik). Selain itu Daradjat mengemukakan pula bahwa orang yang merasa cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga merasa terancam oleh sesuatu tersebut. Menurut McMahon (1982, h. 538) konflik menyebabkan frustrasi dan frustrasi menimbulkan stres, dan stres dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas. Cemas adalah perasaan takut yang muncul dalam diri seseorang karena adanya kekhawatiran bahwa akan terjadi musibah, bencana atau hal-hal yang menakutkan. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang tidak jelas penyebabnya, yang dialami dalam tingkatan yang berbeda atas situasi yang dianggap mengancam.
10 Perpustakaan Unika 2. Macam-macam Kecemasan a. Kecemasan Normal Dalam arti tradisional, istilah kecemasan ( anxiety ) menunjuk pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subjektif dan arousal atau rangsang fisiologis. Kecemasan dikonseptualisasikan sebagai reaksi emosional yang umum dan nampaknya tidak berhubungan dengan keadaan atau stimulus tertentu. Terkadang istilah kecemasan free floating digunakan untuk menggambarkan respon yang umum ini muncul tanpa sebab yang jelas. Pada kesempatan lain, kecemasan digambarkan sebagai state anxiety dan trait anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif. Trait anxiety menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman yang disebut anxiety proneness atau kecenderungan akan kecemasan. Orang tersebut cenderung untuk merasakan berbagai macam keadaan sebagai keadaan yang membahayakan atau mengancam, dan cenderung untuk menanggapi dengan reaksi kecemasan (Clerg, 1994, h. 48-49). Bruno (1998,h.4-8) mengemukakan tentang jenis kecemasan normal yang lain yaitu :
11 Perpustakaan Unika 1) Kecemasan realistis. Kecemasan realistis adalah kecemasan yang sesuai dengan keadaan. Kecemasan ini berorientasi pada saat sekarang dan memberitahukan bahwa ada suatu ancaman, di sini dan saat ini. 2) Kecemasan eksistensial. Kecemasan eksistensial adalah kecemasan mengenai eksistensi itu sendiri. Kecemasan ini merupakan kecemasan tentang keadaan manusia yang tidak bisa melepaskan diri dari keadaan tertentu. b. Kecemasan Abnormal Pada umumnya, kecemasan dianggap sebagai hal yang abnormal jika terjadi dalam situasi yang dapat diatasi dengan sedikit kesulitan oleh kebanyakan orang. Perasaan cemas yang terus menerus dan tinggi intensitasnya akan sangat mempengaruhi fungsi individu, sosial, relasi dan fungsi sekolah/pekerjaan sehari-hari. Didalam hal ini kecemasan telah menjadi masalah perilaku. Gangguan kecemasan sangat lazim terjadi pada masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa (Clerg, 1994, h.54). Bruno (1998, h.10) mengemukakan bahwa terdapat pula jenis kecemasan neurotik. Kecemasan neurotik adalah kecemasan yang tidak realistis, irasional dan sama sekali tidak berguna. Kecemasan ini tak berguna karena hal ini tidak menolong orang memecahkan atau menghadapi masalah secara efektif. Kecemasan ini membuat seseorang semakin terpuruk masalah
12 Perpustakaan Unika psikologis yang mendalam sampai akhirnya orang tersebut secara emosional akan tenggelam. Atkinson, dkk (1999, h.413) mengatakan bahwa sebagian besar dari kita merasa cemas dan tegang jika menghadapi situasi yang mengancam atau stress. Perasaan tersebut adalah reaksi normal terhadap stress. Kecemasan dianggap abnormal hanya jika terjadi dalan situasi yang sebagian besar orang dapat menanganinya tanpa kesulitan yang berarti. Gangguan kecemasan adalah sekelompok gangguan di mana kecemasan merupakan gejala utama (gangguan kecemasan umum dan gangguan panik) atau dialami jika seseorang berupaya mengendalikan perilaku maladaptive tertentu (gangguan fobik dan gangguan obsesif-kompulsif ). (1) Gangguan kecemasan umum Seseorang yang menderita gangguan ini hidup tiap hari dalam ketegangan yang tinggi. Ia secara samar-samar merasa takut atau cemas pada hampir sebagian besar waktunya dan cenderung bereaksi secara berlebihan terhadap stress yang ringan pun. Individu terus menerus merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan. Orang yang menderita gangguan kecemasan umum mungkin juga mengalami serangan panik- episode ketakutan yang berat dan mendadak atau teror. Selama serangan panik, individu merasa pasti bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi. Orang yang mengalami
13 Perpustakaan Unika kecemasan umum dan gangguan panik mungkin tidak mengetahui dengan jelas mengapa mereka merasa ketakutan (Atkinson dkk, 1999, h.413). (2) Panik Orang-orang yang menderita gangguan panik, atau yang sebelumnya dinamakan dengan neurosis kecemasan, akan mengalami semacam serangan kecemasan atau panik. Serangan tersebut biasanya datang secara mendadak, tidak dapat dijelaskan, dan tidak dapat dikendalikan. Ketika seseorang mengalami serangan tersebut, biasanya melaporkan sulit bernafas, gemetar, mual, berkeringat banyak, denyut jantung tidak teratur dan tanda-tanda ketegangan otot yang lain. Orang dengan ciri gangguan ini, biasanya sudah dapat memperlihatkan respon panik hanya dengan tekanan atau halangan kecil saja. Biasanya penderita gangguan ini sangat cemas dan takut bila terjadi serangan lagi dan terhadap stress yang kecil sekalipun mereka cenderung mudah khawatir (Davidoff, 1991, h.229). (3) Fobia Atkinson dkk (1999, h.415) menjelaskan bahwa orang yang berespon dengan ketakutan yang kuat pada stimulus atau situasi tertentu yang oleh sebagian besar orang tidak dianggap berbahaya dikatakan menderita fobia. Individu biasanya menyadari bahwa rasa takutnya itu tidak rasional tetapi masih merasa cemas (mulai dari kekuatiran yang kuat sampai panik)
14 Perpustakaan Unika yang dapat dihilangkan dengan menghindari objek atau situasi yang ditakutinya. Ketakutan biasanya tidak didiagnosis sebagai gangguan fobik kecuali mengganggu kehidupan sehari-hari. Davidoff (1991, h. 227-228) menjelaskan bahwa phobia adalah ketakutan terhadap suatu benda atau suatu kejadian atau situasi tertentu yang sedemikian besarnya sehingga orang selalu berusaha menghindarkan diri. Seseorang yang menderita phobia ini tahu bahwa kecemasannya tidak seimbang dengan bahaya yang ada, tetapi merasa tidak sanggup mengendalikan perasaannya. Phobia biasanya dihubungkan dengan berbagai rangsang, termasuk ketinggian satu tempat, daerah yang selalu terbuka atau selalu tertutup, keramaian, sendirian, sakit, badai, darah, bakteri, kegelapan, penyakit, penghinaan, ular, hewan dan api. Psikolog analitis memandang phobia sebagai reaksi terhadap kecemasan yang dialihkan. Mereka mengasumsikan bahwa ketakutan secara tidak sadar dialihkan dari pengalaman pertama yang membangkitkan kecemasan kepada objek yang kurang membahayakan. (4) Obsesif-kompulsif Atkinson dkk (1999, h. 417-418) berpendapat bahwa obsesi adalah pikiran, bayangan, atau impuls yang tidak diundang yang menimbulkan kecemasan. Kompulsi adalah dorongan yang tidak dapat ditahan untuk melakukan tindakan atau ritual tertentu yang menurunkan kecemasan. Pikiran
15 Perpustakaan Unika obsesi seringkali disertai dengan tindakan kompulsif. Korban mungkin berjuang mati-matian untuk membuang pikiran yang mengganggu atau menahan dorongan untuk melakukan tindakan berulang tetapi tidak mampu melakukannya. Kadang-kadang, semua orang memiliki pikiran yang timbul berulang-ulang dan dorongan untuk melakukan perilaku ritualistik. Tetapi bagi orang dengan gangguan obsesif- kompulsif, pikiran dan tindakan itu menyita banyak waktu sehingga mengganggu kehidupan sehati-hari. Individu yang bersangkutan menyadari pikirannya sebagai irasional dan menjijikan tetapi tidak mau mengabaikan atau menekannya. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif menyadari ketidakmasukakalan dari perilaku kompulsifnya tetapi menjadi cemas saat mencoba menahan kompulsi itu, dan merasa lega jika tindakan kompulsi dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain : a. Kecemasan normal yaitu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang muncul tanpa sebab yang jelas dan tidak menimbulkan gangguan dalam fungsi diri individu, yaitu : state anxiety, trait anxiety, kecemasan realistis dan kecemasan eksisitensial. b. Kecemasan abnormal yaitu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang terus menerus dan tinggi intensitasnya sehingga dapat mempengaruhi fungsi individu, sosial, relasi dan
16 Perpustakaan Unika fungsi sekolah/pekerjaan sehari-hari, yang terbagi dalam kecemasan neurotik, gangguang kecemasan umum, panik, fobia dan obsesif kompulsif. 3) Gejala-gejala Kecemasan Menurut Taylor ( Gilroy, 2007, h.20 ) gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita kecemasan, antara lain : a) Menjadi gelisah ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan b) Sering mengalami kesulitan bernafas, sakit perut, keringat berlebih c) Merasa takut pada banyak hal d) Sulit tidur pada malam hari, jantung berdebar-debar, mengalami mimpi buruk, terbangun dari tidur karena ketakutan. e) Sulit berkonsentrasi, selalu merasa sendiri, mudah tersinggung, mudah marah. McMahon (1982, h. 538) mengatakan bahwa seseorang yang merasa cemas akan merasakan jantung berdebar-debar, mudah merasa lelah, sesak nafas, sakit pada bagian dada, pingsan, pusing/sakit kepala, takut pada sesuatu yang akan terjadi. Supratiknya (1995, h.39) menyebutkan bahwa penderita kecemasan menunjukkan simtom-simtom sebagai berikut : f) Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu ( diffuse uneasiveness). g) Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi dan serba sedih. h) Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serba ikut salah.
17 Perpustakaan Unika i) Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang, lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsang yang datang secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu seperti mematah-matahkan kuku jari, mendehem dan sebagainya. j) Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya bagian leher dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk. k) Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangan sering basah. l) Sering berdebar-debar dan tekanan darah tinggi. m) Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tenpa sebab yang jelas. n) Sering mengalami anxiety attacks atau tiba -tiba cemas tanpa sebab pemicunya yang jelas. Gejala dapat berupa berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin atau sakit perut. Daradjat (1990, h.28) menambahkan gejala kecemasan terbagi menjadi dua yaitu : a. Gejala yang bersifat fisik Ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing dan nafas sesak. b. Gejala yang bersifat psikis
18 Perpustakaan Unika Sangat takut, merasa akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, tidak bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya atau rendah diri, hilang kepercayaan pada diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala- gejala yang menyertai munculnya kecemasan ada yang bersifat psikologis dan ada yang bersifat fisiologis. Gejala-gejala yang termasuk ke dalam gejala fisik antara lain jantung berdebar, rasa sakit di dada, tangan yang dingin, berkeringat, gangguan sistem makan, gangguan pernafasan, gangguan otot sedangkan yang bersifat psikologis antara lain sulit berkonsentrasi, selalu resah, merasa tidak mampu, kurang percaya diri dan anxiety attack.
B. Kecemasan pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi 1. Pengertian Kecemasan pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian kecemasan pada bagian awal, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah- istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang tidak jelas penyebabnya, yang dialami dalam tingkatan yang berbeda atas situasi yang dianggap mengancam. Kecemasan merupakan reaksi atas situasi yang dirasakan tidak menyenangkan, maka kecemasan akan selalu pernah ada dalam diri seseorang, salah satunya adalah pada siswa sekolah, baik sekolah dasar, lanjutan maupun pada tingkat mahasiswa. Kecemasan pada
19 Perpustakaan Unika mahasiswa sering kali muncul sebagai hal yang biasa karena adanya kebutuhan tertentu yang harus dilewati oleh seorang mahasiswa untuk dapat masuk ke tahap selanjutnya. Pelajar atau anak didik merupakan salah satu posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Semua ini dikarenakan mahasiswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan, kemudian ingin mencapai tujuan tersebut secara optimal. Tujuan dan keinginan dari mahasiswa tersebut harus dilalui dengan menyelesaikan skripsi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, h.1080) mendefinisikan skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai prasyarat akhir pendidikan akademisnya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecemasan pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi adalah perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang disebabkan adanya pikiran-pikiran yang negatif tentang skripsi yang dihadapinya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi
Menurut Sarason dkk (Djiwandono, 2002, h. 388) faktor- faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah : a. Keyakinan diri Individu yang memiliki kepercayaan diri yang lebih besar akan mengurangi kecemasan.
20 Perpustakaan Unika b. Dukungan Sosial Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa pemberian informasi, pemberian bantuan, tingkah laku maupun materi, yang didapat dari hubungan sosial yang akrab yang membuat individu merasa diperhatikan, dicintai dan bernilai sehingga mengurangi tingkat kecemasannya. c. Modelling Kecemasan dapat disebabkan karena modeling. Modeling dapat mengubah perilaku seseorang yaitu dengan melihat bagaimana orang lain melakukan sesuatu. Jika individu belajar dari model yang mempunyai kecemasan dalam menghadapi suatu masalah maka individu tersebut cenderung mengalami kecemasan. Menurut Siswohardjono (1982, h.17) faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah : a. Tuntutan orang tua Orangtua yang terlalu menuntut anak untuk menjadi lebih baik dapat menghasilkan kecemasan. Kerena anak menganggap tuntutan tersebut sebagai suatu ancaman untuk mendapatkan hukuman. b. Modeling Jika anak berhubungan terlalu akrab dengan orang-orang yang cemas, mereka mungkin akan menirukan kecemasan yang dimiliki oleh orang tersebut. Kecemasan seperti ini disebut kecemasan pinjaman. Kecemasan pinjaman merupakan
21 Perpustakaan Unika kecemasan yang dimiliki oleh orang tua mengani anak yang kemudian diambil alih oleh anak. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar individu, dari dalam individu yaitu keyakinan diri dan yang berasal dari luar individu yaitu dukungan sosial, modeling dan tuntutan orang tua. C. Analisa Kecemasan Mahasiswa Dalam Mengerjakan Skripsi Secara Teoritik Pendekatan rasional-emotif dikembangkan oleh Albert Ellis, dalam teorinya Ellis ( Corey, 2005, h. 238 ) menekankan bahwa manusia berfikir, beremosi dan bertindak secara simultan. Jarang manusia beremosi tanpa berfikir, sebab perasaan-perasaan biasanya dicetuskan oleh persepsi atas suatu situasi yang spesifik. Teori yang dikembangkan oleh Ellis yaitu Teori A-B-C tentang kepribadian. A adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa, tingkah laku atau sikap seseorang. C adalah konsekuensi atau reaksi emosional seseorang, reaksi ini bisa relevan dan bisa pula tidak relevan dengan kejadian yang memicunya. A ( peristiwa yang mengaktifkan ) bukan penyebab timbulnya C ( konsekuensi emosional ). Alih-alih, B, yaitu keyakinan individu tentang A, yang menjadi penyebab C, yakni reaksi emosional ( Corey, 2005, h. 242 ). Berdasarkan penjelasan terapi rasional emotif khususnya mengenai teori A-B-C tentang kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis kecemasan yang dialami oleh mahasiswa yang sedang
22 Perpustakaan Unika mengerjakan skripsi. Berdasarkan teori tersebut dijelaskan bahwa A merupakan suatu fakta atau suatu peristiwa ( Corey, 2005, h. 242 ). Jika dihubungkan dengan masalah kecemasan mahasiswa, maka A adalah skripsi, yaitu suatu hal yang harus dihadapi atau diselesaikan oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan studinya S1-nya. A adalah segala sesuatu fakta atau peristiwa yang berhubungan dengan skripsi. Sedangkan C adalah reaksi emosional seseorang, dalam hal ini yang menjadi reaksi emosional yaitu kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. B adalah keyakinan individu tentang A dan merupakan penyebab C. Dalam hubungannya dengan kecemasan mahasiswa mengerjakan skripsi, B adalah keyakinan yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai skripsi tersebut. Bila mahasiswa memiliki keyakinan yang positif mengenai skripsinya, maka dalam proses penyusunan skripsinya akan berjalan dengan baik. Apabila mahasiswa memiliki keyakinan yang negatif ataupun irrasional mengenai segala sesuatu yang berhubungan skripsi maka tentu saja akan mempengaruhi dalam pengerjaan skripsi. Di dalam penelitian ini reaksi emosional yang diteliti adalah kecemasan, kecemasan digolongkan ke dalam C yang merupakan penyebab dari B. Keyakinan yang irrasional mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan skripsi, misalnya seorang mahasiswa yang selalu merasa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak mampu mengerjakan skripsi maka akan menyebabkan terjadinya kecemasan. Keyakinan lain misalnya mahasiswa yang merasa tidak pernah mendapat dukungan dari orang tua ataupun orangtua yang selalu menuntut anaknya agar cepat
23 Perpustakaan Unika lulus tapi tidak memberikan dukungan juga dapat menyebabnya munculnya kecemasan. Kecemasan juga dapat muncul ketika mahasiswa merasa takut bila harus berhadapan dengan dosen pembimbing karena adanya keyakinan irrasional bahwa tugasnya pasti akan disalahkan oleh dosennya. Keyakinan irrasional mengenai skripsi juga dapat muncul karena lingkungan sosial, misalnya dikalangan mahasiswa selalu beranggapan bahwa skripsi itu sulit maka secara tidak langsung maka seseorang juga dapat terpengaruh anggapan yang belum tentu kebenarannya tersebut. Banyak keyakinan-keyakinan irrasional lain yang menyebabkan munculnya kecemasan ini dengan kata lain dapat disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan. Keyakinan-keyakinan irrasional mengenai hal-hal yang berhubungan dengan skripsi tersebut pada kenyataannya belum tentu terjadi tetapi sangat mempengaruhi seseorang sehingga akan memunculkan reaksi emosional yaitu kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang nampak. Misalnya seorang mahasiswa setiap kali dihadapkan dengan skripsi selalu merasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan mengenai skripsi, misalnya sulit menentukan tema skripsi yang akan diambil sehingga menghambat proses penyusunan skripsi. Gejala kecemasan yang lain misalnya merasa ingin lari dari kenyataan. Hal ini juga dialami oleh beberapa mahasiswa yang memutuskan untuk tidak melanjutkan skripsinya dan lebih memfokuskan pada hal lain diluar skripsi karena ingin terbebas dari
24 Perpustakaan Unika tugasnya tersebut. Daradjat (1990, h.28 ) mengemukakan bahwa gejala-gejala kecemasan yang dapat dirasakan secara fisik antara lain sulit tidur, otot bagian bahu sering merasa tegang, kepala pusing, jantung berdebar-debar, nafsu makan hilang, dll. Berdasarkan teori A-B-C tentang kepribadian dari pendekatan Rasional Emotif, maka penyebab kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi karena adanya keyakinan irasional seperti selalu merasa tidak mampu mengerjakan skripsi, merasa tidak pernah mendapat dukungan dari orang tua, takut bila harus berhadapan dengan dosen pembimbing, selalu beranggapan bahwa skripsi itu sulit. Karena beberapa keyakinan irasioal tersebut dapat memunculkan ketegangan, merasa was-was, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar-debar, keringat berlebih, kepala pusing, dan gejala-gejala ketegangan yang lain.
Perpustakaan Unika BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kualitatif
Berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana dalam pendekatannya mempertimbangkan suatu peristiwa yang mempunyai makna dan arti tertentu yang tidak bisa diungkap secara kuantitatif, atau dengan angka-angka. Bogdan dan Taylor (dikuti Moleong, 1999, h.3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Nawawi (1995, h.31) menyebutkan bahwa dalam metode kualitatif terdapat usaha untuk mengungkap maslah atau peristiwa sebagaimana adanya. Lebih lanjut, penelitian ini akan mengolah data-data yang sifatnya deskriptif. Data deskriptif ini memiliki berbagai macam bentuk, misalnya tanskripsi (data dari sumber-sumber referensial, hasil wawancara baik primer maupun sekunder, dan catatan lapangan hasil observasi), gambar-gambar, foto, rekaman hasil wawancara dan sebagainya (Poerwandari, 1998, h.29) Di dalam penelitian ini, penekatan yang digunakan adalah fenomenologi dengan paradigma naturalistik. Menurut Poerwandari (1998, h.30-31), memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
26 Perpustakaan Unika 1. Studi dalam situasi alamiah Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah dalam arti peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi setting penelitian melainkan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada. 2. Analisis induktif Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksakan diri untuk hanya membatasi diri pada menerima atau menolak digaan- dugaan melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. Analisis induktif dimulai dengan observasi khusus yang akan memunculkan tema- tema, kategori-kategori dan pola-pola hubungan di antara kategorikategori tersebut. 3. Kontak personal langsung : peneliti di lapangan Pemahaman situasi nyata sehari-hari merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut akan memungkinkan adanya pengertian tentang tingkah laku yang tampak maupun kondisi- kondisi internal manusia seperti pendangan hidupnya, nilai-nilai yang dipegang, pemahaman tentang diri dan lingkungan, bagaimana peneliti mengembangkan pemahaman itu dan sebagainya. 4. Perspektif holistik Pendekatan holistik mengamsumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks dan bahwa yang menyeluruh tersebut lebih bermakna daripada penjumlahan bagian-bagian.
27 Perpustakaan Unika 5. Perspektif dinamis, perspektif perkembangan Penelitian kualtatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang bukan sebagai sesuatu yang statis dan tidak berubah dalam perkembangan kondisi dan waktu. 6. Orientasi pada kasus unik Studi kasus sangat bermanfat ketika merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, ataupun situasi unik secara mendalam. 7. Netralis empatik Netralis disini mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek penelitian. Peneliti dengan netralis empatik akan memasuki arena penelitian apa adanya tanpa teori yang harus dibuktikan dan dugaan-dugaan tentang hasil yang harus didukung atau ditolak. 8. Fleksibilitas desain Sifat alamiah dn induktif dari penelitian kualitatif tidak memungkinkan peneliti menetukan secara tegas variabel-variabel operasional, menetapkan hipotesis yang akan diuji maupun menyelesaikan skema pengambilan sampel sebelum ia sungguh- sungguh memasuki pekerjaan lapangan. Desain kualitatif memiliki sifat luwes dan akan berkembang sesuai dengan berkembangnya pekerjaan. 9. Peneliti sebagai instrumen kunci Peneliti kualitatif tidak memiliki formula baku untuk menjalankan penelitiannya. Oleh karena itu, kompetensi peneliti
28 Perpustakaan Unika menjadi aspek yang sangat penting. Peneliti berperan besar dala proses penelitian
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, dengan ciri-ciri : 1. Tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. 2. Sudah mendaftarkan/mengajukan proposal skripsi selama minimal 3 bulan. 3. Tidak memiliki pekerjaan sampingan/ part time. 4. Belum menikah. 5. Memenuhi skor yang telah ditentukan dalam skala kecemasan TMAS. Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat screening. Skala yang digunakan adalah skala kecemasan TMAS ( The Taylor Manifest Anxiety Scale) yang dimodifikasi. Berguna untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang. TMAS terdiri dari 28 item pertanyaan yang berkaitan dengan kecemasan dan 9 item kebohongan (berkaitan dengan tuntutan sosial). Subjek yang dianggap tepat untuk penelitian ini harus memiliki skor skala minimal 13. TMAS merupakan skala kecemasan yang sudah baku, dapat digunakan untuk mengukur kecemasan baik secara individual maupun kelompok. TMAS dapat digunakan untuk mengukur kecemasan pada individu dengan usia minimal 6 tahun. Menurut Reynolds (Gilroy, 2007, h.6), TMAS sudah teruji validitas dan
29 Perpustakaan Unika reliabilitasnya, berdasarkan korelasi Pearson didapat skor reliabilitas antara 0,600,88, signifikan p0,01, p.0,67 dan memiliki nilai validitas r= 0,78, p< 0,001. Di dalam penelitian ini, skala TMAS bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kecemasan pada mahasiswa ketika mengerjakan skripsi dengan memperhatikan skor- skor skala tersebut.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta sifat objek yang diteliti karena bersifat terbuka dan luwes. Banyak metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif. Di dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan terhadap subjek menggunakan beberapa metode yaitu : 1. Observasi Istilah observasi adalah istilah yang diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan yang terjalin antar aspek dan fenomena tersebut (Banister dalam Poerwandari, 1998, h.62). Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena- fenomena yang diteliti (Hadi, 1980, h.151). Patton (dikutip Poerwandari, 1998, h.62) menegaskan bahwa obeservasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif.
30 Perpustakaan Unika Selanjutnya Patton (dikutip Poerwandari, 1998, h.62) mengunkapkan bahwa data hasil observasi menjadi sangat penting karena : a. Penelitian akan mendapatkan pemahaman lebih baik dalam konteks dalam hal mana yang diteliti ada dan terjadi. b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yangoleh subjek penelitian sendiri kurang disadari. d. Observasi memungkinkan memperoleh data karena berbagai sebab tidak dapat diungkap lewat wawancara. e. Observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak- pihak lain. f. Observasi memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap intropeksif terhadap penelitian yang dilakukannya. Dalam penelitian ini digunakan observasi sistematis, yaitu dengan kerangka yang telah diatur terlebih dahulu. Berikut ini adalah pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Kondisi fisik dan penampilan subjek 2) Perilaku subjek ketika dilakukan wawancara mengenai kecemasan mengerjakan skripsi. 3) Perilaku subjek sebelum dan sesudah wawancara dilakukan.
31 Perpustakaan Unika 2. Wawancara Wawancara dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami oleh individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud mengadakan eksplorasi terhadapnya (Poerwandari, 1998, h.73). Wawancara merupakan metode pengumpulan data dalam bentuk komunikasi verbal yang dapat merekonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi yang terjadi pada masa lalu, memproyeksikan sesuatu yang diharapkan di masa depan (Guba dalam Moleong, 1995, h. 135). Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Hadi, 1980, h.218). Dalam penelitian ini akan digunakan wawancara bebas terpimpin yaitu teknik wawancara yang menggunakan interview guide yang tidak ready made, melainkan dengan catatan-catatan memokok yang masih memungkinkan pertanyaan disesuaikan dengan situasi. Berikut ini adalah pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini. 1) Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi ? 2) Keyakinan diri - Apakah anda mempunyai target waktu untuk menyelesaikan skripsi tersebut ? 3) Dukungan sosial
32 Perpustakaan Unika - Apakah ada pihak lain yang memberi bantuan kepada anda dalam menyusun skripsi ? 4) Karakteristik pribadi - Apakah anda mempunyai kesulitan yang menghambat proses penyusunan skripsi ? 5) Gejala-gejala kecemasan - Pada saat mengerjakan skripsi, apa yang biasanya anda rasakan? 6) Gejala psikologis - Apakah anda menjadi mudah tersinggung, merasa tidak mampu, minder, depresi dan sedih apabila anda mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi ? 7) Gejala fisik - Apakah anda merasakan gangguan fisik seperti sakit kepala, otot leher kaku, diare, sering buang air kecil ? 8) Coping - Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut ?
D. Metode Analisis Data
Penelitian kualitatif tidak memiliki standar untuk mengubah dan menganalisis data, tidak seperti pada penelitiam kuantitatif. Patton (dalam Poerwandari, 1998, h.87) mengatakan bahwa satu hal yang harus diingat oleh peneliti adalah kewajiban untuk memonitor dan melaporkan proses serta prosedur-prosedur analisisnya sejujur dan selengkap mungkin.
33 Perpustakaan Unika Dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan analisis induktif. Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif yang dapat lebih membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan dikontrol. Ketiga, analisis demikian dapat mengurai latar secara lebih penuh dan dapat menemukan keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analisis (Moleong, 2000, h.5) Selanjutnya, Patton (dalam Poewandari, 1998, h.105) mengungkapkan hal-hal penting untuk analisis kualitatif yaitu : 1. Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati. 2. Melaporkan peristiwa-peristiwa kunci berdasarkan urutan kepentingan tersebut. 3. Mendeskripsikan sikap tempat, setting, dan atau temapt sebelum mempresentasikan gembaran dan pola umunya. 4. Memberikan fokus pada analisis dan presentasi individu-individu atau kelompok-kelompok jika memang individu atau kelompok itu menjadi unit analisis primer. 5. Mengorganisasi data dan menjelaskan proses-proses yang terjadi. 6. Memfokuskan pengatan pada isu-isu yang diperkirakan akan sejalan dengan upaya menjawab pertanyaan primer penelitian.
34 Perpustakaan Unika
E. Uji Keabsahan Data
Uji kesahihan dan keandalan dapat dilakukan pada penelitian kualitatif dan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ketekunan pengamatan, metode triangulasi, pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi analisis kasus negatif, kecukupan refensial, pengecekan anggota, acuan rinci dan auditing (Moleong, 200, h.174). Pada penelitian ini uji kesahihan dan keandalan akan diuji melalui : 1. Perpanjangan keikutsertaan Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan dapat yang tidak memerlukan waktu singkat terutama pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan guna memastikan konteks itu dipahami sehingga dapat menguji kebenaran informasi yang didapat. 2. Triangulasi teori Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 1995, h.178) mengatakan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu teori saja.
35 Perpustakaan Unika 3. Pemeriksaan teman sejawat Metode ini digunakan dengan cara mengekspose hasil sementara maupun hasil akhir penelitian yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan beberapa teman atau informan, subjek penelitian dan dosen pembimbing yang membantu peneliti. Diskusi dilakukan untuk mendapatkan kebenaran hasil dari penelitian. Dengan demikian validitas dari penelitian ini dapat diandalkan. 4. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat rentan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, kemudian pemusatan pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan pengamatan akan menghasilkan kedalaman pemahaman terhadap permasalahan.
Perpustakaan Unika BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
Peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya menetapkan kancah penelitian terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengumpulkan data dan informasi. Kancah penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah Universitas Katolik Soegijapranata atau yang sering disebut UNIKA Soegijapranata. Universitas Katolik Soegijapranata sebelumnya bernama Unika Atma Jaya. Pada tanggal 5 Juli 1964 ketika berdiri Unika Atma Jaya merupakan cabang dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Baru pada tanggal 27 Januari 1966, terbentuklah Yayasan Sandjojo yang menaungi Unika Atma Jaya cabang Semarang. Karena dilanda suatu krisis yang berlangsung sejak tahun 1970 yang disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor intern maupun ekstern, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, yayasan memutuskan untuk membekukan Unika Atma Jaya dan hal ini terjadi pada tanggal 25 Oktober 1972. Keputusan ini menimbulkan reaksi dari berbagai pihak. Berkat usaha dan perjuangan beberapa tokoh katolik untuk menyelamatkan Unika Atmajaya cabang Semarang, akhirnya tanggal 25 Oktober 1972 Unika Atma Jaya berubah menjadi Institut Teknologi Katolik Semarang ( ITKS ). Kemudian pada tahun 1982 ITKS berubah menjadi sebuah Universitas Katolik yang bernama Universitas Katolik Soegijapranata. Melalui SK peresmian yang diberikan oleh Koordinator
37 Perpustakaan Unika Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah No. 059/kep/22/kop/VIII/1982, berdirilah Universitas Katolik ( UNIKA ) Soegijapranata pada tanggal 5 Agustus 1982. Unika Soegijapranata bertempat di Jalan Pawwiyatan Luhur IV/I Bendan Dhuwur Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata ini dikelola oleh Yayasan Sandjojo yang bertempat di Jalan Imam Bonjol 186A Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata mempunyai beberapa pelayanan yang bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrative terdiri dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Biro Administrasi Keuangan (BAK), Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI). Lembaga yang ada di Universitas Katolik Soegijapranata ada dua yaitu Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP), merupakan unsure pelaksana pengembangan pendidikan di lingkungan universitas yang menyelenggarakan kegiatan pengkajian sestem pembelajaran dosen dan saat ini ada 3 pusat yaitu Pusat Pengembangan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (PPMPK), Pusat Pengembangan Kurikulum dan Teknik Pembelajaran (PPKTP), dan Pusat Pengembangan Rekruitmen Mahasiswa (PPRM) sedangkan lembaga yang kedua yaitu Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Fasilitas-fasilitas yang ada di Universitas Katolik Soegijapranata antara lain : UPT Perpustakaan, Kronik (Koran atau bulletin yang meliput keadaan tentang Universitas Katolik Soegijapranata), Soepra Radio, Unit Kewirausahaan yang terdiri dari Pendidikan Bahasa (CLT), Pelatihan Komputer (CTC) dan Psikologi Terapan serta fasilitas
38 Perpustakaan Unika internet. Tidak hanya itu saat ini Universitas Katolik Soegijapranata juga memiliki salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang keratifitas yaitu Pusat Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Universitas Katolik Soegijapranata memiliki beberapa fakultas dan jurusan antara lain : a. Fakultas Teknik dengan jurusan Arsitektur, Sipil b. Fakultas teknik Industri jurusan Elektro. c. Fakultas Ekonomi dengan jurusan Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan. d. Fakultas Psikologi. e. Fakultas Hukum. f. Fakultas Teknologi Pertanian jurusan Teknik Pangan g. Fakultas Sastra jurusan Sastra (S1) dan Bahasa (D3). h. Fakultas Ilmu Komputer. Selain program S1 di Universitas Katolik Soegijapranata juga mempunyai program magister (S2). Program S2 yang ada yaitu Program Magister Arsitektur, Magister Psikologi, Magister Advocat, Magister Lingkungan dan Perkotaan, Magister Sains, Sains Manajemen, Magister Manajemen, Magister Hukum Kesehatan. Pengambilan data dilakukan pada beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Beberapa mahasiswa yang memenuhi kriteria subjek penelitian yang sudah ditentukan, di mohon kesediaannya oleh peneliti untuk menjadi subjek penelitian mengenai Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam Mengerjakan Skrispi.
39 Perpustakaan Unika B. Persiapan Penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan survei awal di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Selama melakukan survei, peneliti melihat kemungkinan dilakukan penelitian, mencari dan mengumpulkan data serta informasi awal yang diperlukan, menentukan subjek yang memenuhi kriteria sample yang telah ditentukan, kemudian mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi serta skala kecemasan. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian yang disahkan oleh Dekan Fakultas Psikologi. Pada tanggal 8 Maret 2007 surat ijin tersebut keluar dan telah disahkan oleh Dekan Fakultas Psikologi dengan nomor 485/B.7.2/FPIIVI/2007 dan langsung diserahkan kepada Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Katolik Soegijapranata untuk mendapatkan ijin penelitian di tempat tersebut, pada tanggal 13 Maret 2007 dikeluarkan surat ijin penelitian dengan nomor 0996/B.7.3/WRI/III/2007. C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak bulan 20 April sampai dengan 27 Mei 2007. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan untuk subjek penelitian. Peneliti mendapat kemudahan tentang pengaturan jadwal wawancara. Semua subjek dalam penelitian ini menyambut peneliti dengan ramah dan sangat bekerja sama. Dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang mahasiswa, 3 orang mahasiswa yang masih berada di semester 8
40 Perpustakaan Unika dan 2 orang semester 10. Di dalam pelaksanaan screening subjek penelitian dengan menggunakan skala TMAS, diperoleh 5 orang subjek yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata yang telah memenuhi skor yang telah ditentukan. Subjek 1 memperoleh skor 18, subjek 2 memperoleh skor 13, subjek 3 memperoleh skor 21, subjek 4 memperoleh skor 17 dan subjek 5 memperoleh skor 16. Hasil skala ini menunjukkan bahwa kecemasan subjek dapat dikategorikan ke dalam kategori faktor kekhawatiran atau tingkat sensitivitas tinggi ( worry/ oversensitivity factor), atau dengan kata lain subjek selalu diliputi oleh perasaan cemas dan cenderung ingin melarikan diri atau menarik diri dari permasalahan yang ada. Wawancara dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Adapun alat yang digunakan semala melakukan penelitian adalah alat perekam, alat tulis serta daftar pertanyaan.
D. Hasil Wawancara dan Observasi 1. Kasus 1 a. Identitas Subjek
Nama : P.W. Usia : 22 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semester 8
41 Perpustakaan Unika b. Hasil Wawancara
Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 8. Pada saat semester 8 ini subjek tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mulai mendaftar skripsi sejak bulan September 2006 atau tepatnya ketika subjek masih berada di semester 7. Pada waktu pertama kali mendaftarkan skripsi subjek merasa bersemangat dan ingin segera menyelesaikan kuliahnya. Pada awalnya subjek memiki gambaran bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang hampir sama dengan tugas-tugas sebelumnya, subjek beranggapan bahwa ia akan dapat menyelesaikan skripsinya dengan lancar. Subjek merasa bahwa skripsi yang sedang dikerjakannya sekarang ini cukup sulit. Pada mulanya subjek memiliki memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan Agustus mendatang, namun setelah terget yang ditetapkannya itu tidak tercapai maka mulai timbul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam mengerjakan skripsi. Dukungan Sosial
Subjek menyatakan bahwa ia mendapatkan informasi yang berkaitan dengan skripsi dari teman-teman, kakak kelas dan dosen pembimbing. Orangtua subjek memberikan dukungan kepada subjek dalam mengerjakan skripsi dalam bentuk simpati dan pemberian semangat kepada subjek.
42 Perpustakaan Unika Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi beban dalam dirinya. Orangtua selalu mendukung subjek dalam mengerjakan skripsi dan apabila subjek tidak mengerjakannya maka orangtuanya akan memarahi subjek dalam bentuk teguran. Teman-teman juga selalu memberikan dukungan kepada subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat berupa bantuan untuk mencari refensi maupun kata-kata yang dapat mendorong subjek untuk semangat dalam mengerjakan skripsi. Subjek juga menyatakan bahwa kesulitan mencari waktu merupakan salah satu hal yang menghambat proses penyusunan skripsi. Subjek mengalami kesulitan bila ingin bertemu dengan dosen pembimbingnya. Subjek juga semakin merasa kesulitan karena bila subjek meminta saran dari dosen, tetapi yang sering terjadi dosennya semakin membuat subjek bertambah bingung. Gejala Kecemasan
Menurut subjek, setiap kali memikirkan skripsi ia merasa stress. Perasaan ini semakin bertambah kuat apabila subjek melihat teman-temannya sudah selesai mengerjakan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum selesai sama sekali. Subjek selalu merasa dirinya menjadi orang yang sangat bodoh apabila
43 Perpustakaan Unika mulai membandingkan dirinya dengan teman-teman yang lain. Subjek juga menyatakan bahwa dirinya merasa malas ketika mulai mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek merasa apa yang dikerjakannya selalu salah dan bimbingan terus menerus sehingga subjek merasa capek. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah subjek merasa bahwa dirinya menjadi orang yang mudah marah dan cenderung mudah tersinggung. Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung. Apabila ada teman yang sedang membicarakan skripsi, subjek memilih untuk menjauh dan menghindari temannya. Subjek juga menjadi sangat minder bila melihat teman-temannya yang sudah menyelesaikan skripsi. Subjek mengatakan bahwa dirinya juga menjadi sulit berkonsentrasi. Setiap kali memikirkan skripsi, subjek selalu merasa tidak mampu. Karena sulit berkonsentrasi subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk menentukan teori mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek berusaha menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui dosennya. Subjek juga selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat temannya yang sudah sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum
44 Perpustakaan Unika bergerak sama sekali dalam mengerjakan skripsi membuat subjek semakin merasa tidak tenang. Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara fisik dimana subjek sering merasa pusing. Apabila subjek sedang berada di depan komputer untuk mulai mengetik skripsi, subjek tiba-tiba sering merasa pusing. Subjek juga menyatakan bahwa dirinya mengalami gangguan tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang membuat subjek merasa tidak tenang sehingga sulit tidur. Subjek juga sering mengalami mimpi buruk ketika sedang mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya subjek melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Subjek juga merasakan jantungnya selalu berdebar-debar ketika sedang memikirkan skripsi dan melihat teman-temannya. Setiap kali akan bertemu dengan dosen pembimbing, subjek juga merasakan jantungnya berdebar-debar karena merasa takut apa yang sudah dikerjakannya akan disalahkan oleh dosennya. Subjek tidak mengalami gangguan pernafasan, hanya saja bila sedang memikirkan skripsi subjek merasa sesak karena masih ada beban di dada. Subjek tidak mengalami gangguan tekanan darah karena selama ini subjek juga tidak pernah memeriksakannya. Subjek tidak mengalami gangguan berupa keringat berlebih. Menurut subjek bila dirinya sedang stress biasanya hal ini akan
45 Perpustakaan Unika mempengaruhi sirkulasi menstruasinya, demikian pula yang dialami subjek ketika sedang mengerjakan skripsi. Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terganggu dengan keadaannya sekarang ini, dimana subjek sering mengalami gangguan baik itu secara fisik maupun psikologis. Secara psikologis subjek merasa tertekan karena orangtua yang terus menuntut subjek agar cepat selesai dan melihat teman- temannya yang sudah selesai mengerjakan skripsi. Walaupun demikian subjek tetap berusaha untuk mengerjakan skripsinya dan mencoba untuk menenangkan diri. Untuk itu subjek mencoba dengan cara hipnosis melalui seorang teman yang menguasai teknik tersebut agar dirinya merasa lebih rileks. Hal tersebut ternyata cukup membantu subjek untuk lebih tenang. Subjek meminta pengertian dari orangtuanya agar mau memberikan sedikit waktu lagi kepada subjek untuk berusaha secepat mungkin menyelesaikan skripsinya. Selain itu subjek juga meminta bantuan kepada teman-temannya. Menurut subjek dirinya harus terus di dorong agar percaya diri dalam mengerjakan, karena bila tidak subjek akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsinya. Sahabat, pacar dan orangtua adalah orangtua yang selalu memberikan dukungan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada subjek.
46 Perpustakaan Unika c. Hasil Observasi
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi kurang lebih 155 cm, tapi agak kurus, berkulit sawo matang, dengan rambut lurus yang panjang. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek yaitu dengan menggunakan kaos tanpa kerah dan celana pendek. Subjek tinggal disebuah rumah dengan ditemani seorang pembantu, sedangkan orangtuanya berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan dengan cukup terbuka. Setiap pertanyaan dijawab oleh subjek dengan jelas, subjek juga terlihat antusias menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Subjek memiliki tutur kata yang sopan. Pada saat diberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gejala kecemasan yang dialaminya, subjek dengan serius menjawab setiap pertanyaan tersebut hal ini terlihat dari ekspresi wajah yang nampak dari subjek. Subjek terlihat santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit tegang, hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang tidak dapat duduk dengan tenang dan selalu berpindah-pindah posisi duduk, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek sedang memikirkan skripsinya tersebut.
47 Perpustakaan Unika d. Analisis Kasus I
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 8. Pada saat semester 8 ini subjek tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mulai mendaftar skripsi sejak bulan September 2006 atau tepatnya ketika subjek masih berada di semester 7. Pada waktu pertama kali mendaftarkan skripsi subjek merasa bersemangat dan ingin segera menyelesaikan kuliahnya. Pada awalnya subjek memiki gambaran bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang hampir sama dengan tugas-tugas sebelumnya, subjek beranggapan bahwa ia akan dapat menyelesaikan skripsinya dengan lancar. Subjek merasa bahwa skripsi yang sedang dikerjakannya sekarang ini cukup sulit. Pada mulanya subjek memiliki memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan Agustus mendatang, namun setelah terget yang ditetapkannya itu tidak tercapai maka mulai timbul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam mengerjakan skripsi. Orangtua subjek memberikan dukungan kepada subjek dalam mengerjakan skripsi dalam bentuk simpati dan pemberian semangat kepada subjek. Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi
48 Perpustakaan Unika beban dalam dirinya. Orangtua selalu mendukung subjek dalam mengerjakan skripsi dan apabila subjek tidak mengerjakannya maka orangtuanya akan memarahi subjek dalam bentuk teguran. Teman-teman juga selalu memberikan dukungan kepada subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat berupa bantuan untuk mencari refensi maupun kata-kata yang dapat mendorong subjek untuk semangat dalam mengerjakan skripsi. Subjek juga menyatakan bahwa kesulitan mencari waktu merupakan salah satu hal yang menghambat proses penyusunan skripsi. Subjek mengalami kesulitan bila ingin bertemu dengan dosen pembimbingnya. Subjek juga semakin merasa kesulitan karena bila subjek meminta saran dari dosen, tetapi yang sering terjadi dosennya semakin membuat subjek bertambah bingung. Subjek selalu merasa dirinya menjadi orang yang sangat bodoh apabila mulai membandingkan dirinya dengan teman- teman yang lain. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah subjek merasa bahwa dirinya menjadi orang yang mudah marah dan cenderung mudah tersinggung, hal ini muncul dengan intensitas yang kuat. Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung. Apabila ada teman yang sedang membicarakan skripsi, subjek memilih untuk menjauh dan menghindari temannya. Subjek juga menjadi sangat minder bila melihat teman-temannya yang sudah
49 Perpustakaan Unika menyelesaikan skripsi, perasaan minder ini muncul dengan intensitas yang kuat.. Subjek mengatakan bahwa dirinya juga menjadi sulit berkonsentrasi, hal ini muncul dengan intensitas yang kuat. Setiap kali memikirkan skripsi, subjek selalu merasa tidak mampu. Karena sulit berkonsentrasi subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk menentukan teori mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek berusaha menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui dosennya. Subjek juga selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat temannya yang sudah sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum bergerak sama sekali dalam mengerjakan skripsi membuat subjek semakin merasa tidak tenang. Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara fisik dimana subjek sering merasa pusing. Apabila subjek sedang berada di depan komputer untuk mulai mengetik skripsi, subjek tiba-tiba sering merasa pusing. Gangguan fisik berupa sakit kepala ini muncul dengan intensitas yang sedang. Subjek juga menyatakan bahwa dirinya mengalami gangguan tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang membuat subjek merasa tidak tenang sehingga sulit tidur. Subjek juga sering mengalami mimpi buruk ketika sedang
50 Perpustakaan Unika mengerjakan skripsi, hal ini muncul dengan intensitas yang kuat. Hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya subjek melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Subjek juga merasakan jantungnya selalu berdebar-debar ketika sedang memikirkan skripsi dan melihat teman-temannya. Setiap kali akan bertemu dengan dosen pembimbing, subjek juga merasakan jantungnya berdebar-debar karena merasa takut apa yang sudah dikerjakannya akan disalahkan oleh dosennya. Subjek tidak mengalami gangguan pernafasan, hanya saja bila sedang memikirkan skripsi subjek merasa sesak karena masih ada beban di dada. Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi kurang lebih 155 cm, tapi agak kurus, berkulit sawo matang, dengan rambut lurus yang panjang. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek yaitu dengan menggunakan kaos tanpa kerah dan celana pendek. Subjek tinggal disebuah rumah dengan ditemani seorang pembantu, sedangkan orangtuanya berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan dengan cukup terbuka. Setiap pertanyaan dijawab oleh subjek dengan jelas, subjek juga terlihat antusias menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Subjek memiliki tutur kata yang sopan. Pada saat diberikan beberapa pertanyaan yang
51 Perpustakaan Unika berkaitan dengan gejala kecemasan yang dialaminya, subjek dengan serius menjawab setiap pertanyaan tersebut hal ini terlihat dari ekspresi wajah yang nampak dari subjek. Subjek terlihat santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit tegang, hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang tidak dapat duduk dengan tenang dan selalu berpindah-pindah posisi duduk, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek sedang memikirkan skripsinya tersebut. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan, terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi, seperti subjek sering merasa minder / tidak mampu, subjek menjadi orang yang mudah marah, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, sering merasa tidak tenang, menjadi sering sakit kepala dan sulit tidur. Perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh subjek, muncul karena subjek merasa mengerjakan skripsi menjadi suatu beban sehingga sering merasa tertekan. Perasaan ini juga muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman- teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri. Subjek juga menjadi sensitif bila melihat temannya sudah selesai
52 Perpustakaan Unika mengerjakan skripsi. Subjek juga merasa bingung ketika sedang berhadapan dengan dosen pembimbingnya, sulit mengambil keputusan dalam pemakaian teori-teori. Subjek juga merasa tidak tenang karena selalu dituntut untuk segera lulus, merasa tidak tenang bila ada teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi, jantungnya menjadi berdebar-debar bila memikirkan skripsi. Subjek sering merasa tiba-tiba pusing bila sedang berada di depan komputer. Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan hasil penelitian pada subjek pertama, maka dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi, sebagai berikut:
53 Perpustakaan Unika
Komunikasi Target untuk dengan dosen menyelesaikan
pembimbing studi tidak tercapai
Teman-teman Orangtua selalu subjek banyak me ndesak subjek yang sudah selesai agar cepat lulus Skripsi merupakan mengerjakan
kuliah suatu hal yang dibebankan pada skripsi
subjek
CEMAS
Perasaa n Sulit tidur Minder tidak tenang dan mimpi / merasa
buruk tidak mampu
Perasaan Sulit berkonsentrasi dan terlalu peka (mudah mengambil tersinggung) keputusan
Bagan 1 Kecemasan pada Subjek 1 dalam Mengerjakan Skripsi
Bentuk Intensitas Keterangan Kecemasan Mahasiswa Mengerjakan Skripsi A Minder/ +++ Subjek merasa Merasa tidak mengerjakan skripsi mampu menjadi suatu beban, merasa lebih bodoh dibandingkan dengan teman-teman yang lain, merasa tidak mampu menyelesaikan skripsi, merasa kurang percaya diri B Perasaan +++ Subjek menjadi orang terlalu peka yang sensitif ketika (mudah sedang mengerjakan tersinggung) skripsi, mudah menjadi sedih dan mudah tersinggung ketika ada dan melihat orang lain berbicara tentang skripsi C Sulit +++ Subjek merasa bingung berkonsentrasi ketika sedang menghadap dan dosen untuk konsultasi mengambil penulisan skripsi, sulit keputusan berkonsentrasi dalam mengerjakan skripsi, tidak dapat mengambil keputusan dalam pemakaian teori-teori yang digunakan untuk penulisan skripsi D Perasaan tidak +++ Subjek didesak / dituntut tenang untuk segera lulus oleh orang tua, merasa tidak tenang ketika ada teman yang mengerjakan
55 Perpustakaan Unika skripsi, jantung berdebar- debar ketika memikirkan skripsi E Sakit kepala ++ Ketika berada di depan komputer untuk mengetik skripsi subjek tiba-tiba merasa sakit kepala F Sulit tidur dan +++ Setiap kali akan tidur mimpi buruk subjek selalu memikirkan skripsi dan sering terbangun karena teringat pada skripsinya, mengalami mimpi buruk karena skripsi merupakan masalah yang belum selesai
Keterangan : +++ : intensitas kecemasan kuat ++ : intensitas kecemasan sedang + : intensitas kecemasan lemah - : tidak muncul
56 Perpustakaan Unika 2. Kasus 2 a. Identitas Subjek
Nama : V.A. Umur : 23 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semester 8 b. Hasil Wawancara
Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 8. Subjek mendaftar skripsi pada semester 7 yang lalu, tepatnya bulan September. Pada waktu pertama kali mendaftar skripsi, subjek belum memiliki gambaran yang jelas mengenai skripsi. Subjek menganggap bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang harus diselesaikan untuk syarat kelulusan studinya di perguruan tinggi. Selama menempuh studi sampai saat ini subjek memperoleh IPK sebesar 2,7. Subjek merasa bahwa skripsi yang dijalaninya sekarang ini merupakan suatu beban bagi dirinya sendiri, menurutnya sebuah keharusan bagi seorang mahasiswa untuk menyusun skripsi. Pada waktu awal mengerjakan skripsi subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia sanggup menyelesaikan skripsinya dalam waktu 6 bulan, namun pada kenyataannya targetnya tersebut tidak dapat tercapai maka mulai muncul rasa khawatir dalam diri subjek.
57 Perpustakaan Unika
Dukungan Sosial
Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari buku- buku literature yang berkaitan dengan skripsinya, kemudian dari biro konsultasi skripsi dan dari beberapa teman-teman kuliahnya. Teman-teman subjek, dosen pembimbing dan biro konsultasi skripsi adalah beberapa pihak yang memberikan bantuan kepada subjek dalam menyusun skripsi, misalnya teman-teman subjek memberi dukungan semangat, kemudian dosen pembimbing membantu memberikan arahan dalam penulisan skripsi demikian pula dengan biro konsultasi skripsi yang membantu subjek dalam penyusunan skripsi. Orangtua subjek juga mengharapkan subjek agar cepat menyelesaikan kuliah. Pada saat subjek mulai mengerjakan skripsi orangtua sangat mendukung subjek, orangtua subjek memberikan dukungan dalam hal materi untuk memenuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan skripsi. Dukungan moral juga diberikan oleh orangtua kepada subjek, orangtua selalu memberikan semangat agar subjek segera menyelesaikan skripsinya. Subjek menyatakan bahwa susah konsentrasi dan membagi waktu merupakan suatu hal yang menghambat subjek dalam menyusun skripsi. Hal ini terjadi karena subjek tidak fokus pada skripsi dan meluangkan waktunya lebih banyak untuk pergi ke pusat perbelanjaan dengan teman-teman atau menghabiskan
58 Perpustakaan Unika waktu selama beberapa minggu diluar kota. Subjek mengalami hambatan ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing, hambatan tersebut berupa rasa takut yang dirasakan oleh subjek dimana subjek takut bahwa apa yang telah dikerjakannya akan ditolak oleh dosen pembimbingnya. Gejala Kecemasan
Menurut subjek, setiap kali memikirkan skripsi ia merasa cemas sehingga bila perasaan ini muncul maka subjek berfikir bahwa akan lebih baik bila ia tidak memikirkan skripsinya sampai dengan perasaan cemasnya itu hilang. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah merasa minder karena beberapa temannya sudah menyelesaikan skripsi. Subjek menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan, seperti dalam hal penentuan judul subjek merasakan kesulitan saat mencari suatu kesatuan antara judul dengan isi skripsi dan dengan kemauan dari dosen pembimbing. Subjek merasa tidak tenang bila kesulitan mencari referensi skripsi. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar- debar kemudian menjadi sakit kepala. Kecemasan yang dialami oleh subjek termanifestasi pula secara fisik dimana subjek sering merasakan sakit kepala. Apabila rasa sakit kepala ini muncul maka subjek mencoba untuk berhenti sejenak memikirkan skripsinya dengan tujuan agar sakit
59 Perpustakaan Unika kepalanya dapat hilang. Subjek tidak mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau mimpi buruk ketika mengerjakan skripsi. Subjek merasakan jantung berdebar-debar setiap kali memikirkan skripsi. Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat terganggu dengan keadaan sekarang ini, dimana subjek sering mengalami gangguan baik secara fisik maupun psikologis dan hal ini membuat subjek merasa tidak nyaman. Subjek mencoba bercerita kepada teman tentang masalah yang dihadapinya sekarang ini, subjek meminta masukan dan pendapat dari temannya agar dapat membantu subjek mengatasi kecemasan. Hal tersebut ternyata cukup membantu subjek, subjek merasa tidak sendiri tetapi ada orang lain yang memperhatikan dan merasakan apa yang dialami oleh subjek. Usaha subjek untuk mengatasi kecemasannya tersebut terkadang menemui hambatan dari dalam dirinya sendiri. Jika sudah bercerita tentang masalah skripsi kepada teman maka subjek akan merasa semangat karena dukungan dari temannya, tetapi terkadang muncul perasaan tidak mampu karena menurutnya skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit. Subjek mengatakan bahwa dirinya membutuhkan orang lain yang terus mendukung dan mengingatkan subjek agar tetap memiliki semangat dalam menyelesaikan skripsinya.
60 Perpustakaan Unika
c. Hasil Observasi Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi kurang lebih 150 cm, berkulit sawo matang dengan rambut sebahu. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ibu, adik, serta kakek dan neneknya, sedangkan ayahnya bekerja sebagai pelayar dan pulang setiap satu bulan sekali. Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan dengan cukup terbuka. Setiap pertanyaan dijawab oleh subjek dengan jelas dan subjek memiliki tutur kata yang sopan. Pada saat wawancara dimulai, subjek terlihat santai tetapi pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik pembicaraan wawancara adalah mengenai masalah skripsi. Subjek tidak dapat duduk dengan tenang, hal ini terlihat ketika subjek selalu berganti posisi tempat duduk. Pada waktu wawancara selesai dilaksanakan subjek sudah mulai kembali tenang, setelah wawancara selesai dilakukan subjek menyalakan televisi dan duduk santai. d. Analisis Kasus II
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 8. Subjek mendaftar skripsi pada semester 7 yang lalu, tepatnya bulan September. Pada waktu
61 Perpustakaan Unika pertama kali mendaftar skripsi, subjek belum memiliki gambaran yang jelas mengenai skripsi. Subjek menganggap bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang harus diselesaikan untuk syarat kelulusan studinya di perguruan tinggi. Subjek merasa bahwa skripsi yang dijalaninya sekarang ini merupakan suatu beban bagi dirinya sendiri, menurutnya sebuah keharusan bagi seorang mahasiswa untuk menyusun skripsi. Pada waktu awal mengerjakan skripsi subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia sanggup menyelesaikan skripsinya dalam waktu 6 bulan, namun pada kenyataannya targetnya tersebut tidak dapat tercapai maka mulai muncul rasa khawatir dalam diri subjek. Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari buku- buku literature yang berkaitan dengan skripsinya, kemudian dari biro konsultasi skripsi dan dari beberapa teman-teman kuliahnya. Teman-teman subjek, dosen pembimbing dan biro konsultasi skripsi adalah beberapa pihak yang memberikan bantuan kepada subjek dalam menyusun skripsi, misalnya teman-teman subjek memberi dukungan semangat, kemudian dosen pembimbing membantu memberikan arahan dalam penulisan skripsi demikian pula dengan biro konsultasi skripsi yang membantu subjek dalam penyusunan skripsi. Orangtua subjek juga mengharapkan subjek agar cepat menyelesaikan kuliah. Pada saat subjek mulai mengerjakan skripsi orangtua sangat mendukung subjek, orangtua subjek
62 Perpustakaan Unika memberikan dukungan dalam hal materi untuk memenuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan skripsi. Dukungan moral juga diberikan oleh orangtua kepada subjek, orangtua selalu memberikan semangat agar subjek segera menyelesaikan skripsinya. Subjek menyatakan bahwa susah konsentrasi dan membagi waktu merupakan suatu hal yang menghambat subjek dalam menyusun skripsi. Hal ini terjadi karena subjek tidak fokus pada skripsi dan meluangkan waktunya lebih banyak untuk pergi ke pusat perbelanjaan dengan teman-teman atau menghabiskan waktu selama beberapa minggu diluar kota. Subjek mengalami hambatan ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing, hambatan tersebut berupa rasa takut yang dirasakan oleh subjek dimana subjek takut bahwa apa yang telah dikerjakannya akan ditolak oleh dosen pembimbingnya. Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat terganggu dengan keadaan sekarang ini, dimana subjek sering mengalami gangguan baik secara fisik maupun psikologis dan hal ini membuat subjek merasa tidak nyaman. Usaha subjek untuk mengatasi kecemasannya tersebut terkadang menemui hambatan dari dalam dirinya sendiri. Jika sudah bercerita tentang masalah skripsi kepada teman maka subjek akan merasa semangat karena dukungan dari temannya, tetapi terkadang muncul perasaan tidak mampu karena menurutnya skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit.
63 Perpustakaan Unika Subjek mengatakan bahwa dirinya membutuhkan orang lain yang terus mendukung dan mengingatkan subjek agar tetap memiliki semangat dalam menyelesaikan skripsinya. Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi kurang lebih 150 cm, berkulit sawo matang dengan rambut sebahu. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ibu, adik, serta kakek dan neneknya, sedangkan ayahnya bekerja sebagai pelayar dan pulang setiap satu bulan sekali. Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan dengan cukup terbuka. Pada saat wawancara dimulai, subjek terlihat santai tetapi pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik pembicaraan wawancara adalah mengenai masalah skripsi. Subjek tidak dapat duduk dengan tenang, hal ini terlihat ketika subjek selalu berganti posisi tempat duduk. Pada waktu wawancara selesai dilaksanakan subjek sudah mulai kembali tenang, setelah wawancara selesai dilakukan subjek menyalakan televisi dan duduk santai. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan, terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi, seperti subjek merasa tidak mampu, subjek
64 Perpustakaan Unika menjadi orang yang terlalu peka, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, merasa tidak tenang dan sakit kepala. Perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh subjek muncul karena subjek merasa ia tidak sanggup menyelesaikan skripsi seperti teman-teman yang lain. Subjek memiliki anggapan bahwa skripsi merupakan suatu beban bagi dirinya, hal ini membuat subjek semakin merasa tidak mampu. Perasaan subjek menjadi terlalu peka, hal ini muncul karena subjek merasa dirinya hanya sendiri dan tidak mempunyai teman. Subjek terkadang sedih karena merasa tidak ada orang yang dapat membantunya. Subjek mengalami kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan khususnya mengenai penentuan judul skripsi, subjek membutuhkan orang lain untuk membantunya mengambil keputusan berkaitan dengan skripsinya. Hal ini terjadi karena subjek tidak dapat membagi waktunya dengan baik antara skripsi dan waktu bermain dengan temannya. Subjek juga merasa tidak tenang, hal ini terlihat ketika subjek merasa takut saat harus berhadapan dengan dosen pembimbingnya, subjek juga merasakan jantungnya berdebar-debar setiap kali memikirkan skripsi. Subjek juga mengatakan bahwa setiap kali memikirkan skripsi maka subjek akan merasakan sakit kepala. Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara
65 Perpustakaan Unika psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan hasil penelitian subjek yang kedua, maka dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi, sebagai berikut.
66 Perpustakaan Unika
Teman-teman Target untuk Tidak dapat subjek banyak menyelesaikan membagi yang sudah skripsi tidak waktu dengan menyelesaikan tercapai baik skripsi
Skripsi merupakan
suatu hal yang dibebankan kepada
subjek
CEMAS
Minder/ Perasaan Sulit merasa tidak terlalu peka berkonsentrasi dan
mampu mengambil keputusan
Perasaan tidak Sakit kepala
tenang
Bagan 2 Kecemasan pada Subjek 2 dalam Mengerjakan Skripsi
Tabel 2
67 Perpustakaan Unika Intensitas Kecemasan Subjek 2 dalam Mengerjakan Skripsi
Bentuk Intensitas Keterangan Kecemasan Mahasiswa Mengerjakan Skripsi A Minder/ +++ Subjek merasa minder Merasa tidak terhadap teman-teman mampu yang sudah selesai mengerjakan skripsi. Merasa bahwa skripsi merupakan suatu beban yang sulit, sehingga semakin menghambat dalam proses penyusunan. B Perasaan yang ++ Subjek terkadang sedih terlalu peka karena merasa tidak ada yang membantunya. Merasa sendiri dan tidak memiliki teman untuk diajak bicara. C Sulit +++ Subjek sulit berkonsentrasi berkonsentrasi pada dan mengambil skripsi karena tidak keputusan dapat membagi waktu dengan baik. Subjek merasa sulit untuk menentukan judul skripsi, membutuhkan orang lain untuk membantunya mengambil keputusan. D Perasaan tidak +++ Subjek merasa takut tenang untuk mengajukan isi skripsi yang telah dikerjakannya kepada dosen pembimbing. Setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar- debar.
68 Perpustakaan Unika E Sakit kepala ++ Subjek merasakan adanya gangguan fisik yaitu sakit kepala setiap kali memikirkan skripsi.
Keterangan : +++ : intensitas kecemasan kuat ++ : intensitas kecemasan sedang + : intensitas kecemasan lemah - : tidak muncul
3. Kasus 3
69 Perpustakaan Unika a. Identitas Subjek
Nama : P.N. Usia : 23 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semester 10 b. Hasil Wawancara Latar Belakang Berkaitan Timbulnya Kecemasan
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi sejak bulan Mei 2006 yaitu pada saat subjek masih berada di semester 8. Pada waktu berada di semester 9 subjek sudah tidak tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek memiliki prestasi akademik yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai IPK yang diperoleh subjek yaitu 3,1. Pada saat pertama kali mendaftar skripsi subjek merasa senang dan ingin segera menyelesaikan kuliahnya. Pada awalnya subjek memiliki gambaran bahwa skripsi merupakan suatu hal yang mudah, tetapi ternyata setelah dijalani subjek merasa skripsi merupakan suatu hal yang sangat rumit. Hal ini dinyatakan subjek karena ia merasakan kesulitan ketika mencari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mendukung skripsinya. Pada mulanya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan April yang lalu, tetapi setelah target yang ditetapkannya sendiri itu tidak tercapai maka
70 Perpustakaan Unika mulai muncul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam mengerjakan skripsi. Dukungan Sosial
Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari teman-temannya yang sudah lebih dulu mulai mengerjakan skripsi, kemudian subjek juga berusaha untuk mencari tahu sendiri dengan cara membaca beberapa contoh skripsi yang tersedia di perpustakaan sehingga subjek memperoleh gambaran mengenai seluk beluk dari skripsi. Subjek memperoleh bantuan dari orangtua, teman-teman, saudara dan orang-orang terdekatnya dalam menyusun skripsi. Bantuan yang diterima oleh subjek berupa dukungan moril dan materiil. Subjek dituntut oleh orangtua harus menyelesaikan kuliah paling lama 4 tahun, tetapi saat ini subjek sudah menempuh kuliah lebih dari waktu yang ditetapkan oleh orangtuanya tersebut. Hal ini menyebabkan subjek merasa tidak tenang karena tidak mampu memenuhi keinginan orantuanya tersebut. Meskipun demikian, keluarga tetap memberikan dukungan kepada subjek dalam kuliahnya, orangtua selalu mengingatkan kepada subjek untuk tetap berkonsentrasi pada skripsi. Orangtua terkadang juga memarahi subjek bila mulai terlihat tidak semangat lagi dalam mengerjakan skripsi misalnya dengan menegur subjek. Tidak hanya orangtua saja tetapi kakak subjek juga bersedia membantu bila subjek menemui kesulitan dalam penyusunan skripsi.
71 Perpustakaan Unika Teman-teman subjek juga memberikan dukungan kepada subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat berupa batuan mencari referensi maupun memberikan dukungan moral yang sangat membantu subjek. Subjek mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi ketika subjek menemui kesulitan mencari bahan dan sulit teori yang tepat untuk digunakan membahas permasalahan dalam skripsi yang ditelitinya. Pada mulanya subjek merasa takut ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing, perasaan ini muncul karena subjek merasa khawatir bila dosennya sulit diajak untuk berkomunikasi. Dosen pembimbing dari subjek adalah orang yang cukup sibuk, sehingga waktu untuk berkonsultasi mengenai skripsi disesuaikan dengan jadwal dosen, untuk itu subjek harus membuat janji terlebih dahulu dengan dosennya, hal ini juga membuat subjek sedikit merasa khawatir bila dosennya menolak untuk ditemui. Gejala Kecemasan
Setiap kali memikirkan skripsi subjek merasa bahwa masih ada suatu beban yang mengganjal subjek. Hal ini muncul karena teman-teman satu angkatan subjek sudah banyak yang lulus dan membuat subjek merasa stress, sedangkan skripsinya sendiri belum selesai. Apabila sudah demikian subjek merasa beban fikirannya bertambah banyak sehingga subjek merasa pusing.
72 Perpustakaan Unika Subjek berusaha untuk menyelesaikan skripsinya secepat mungkin agar tidak kalah dari teman-teman yang lain, tetapi bila dipertengahan jalan subjek mengalami kesulitan dan tidak bisa mengatasinya subjek merasa tidak mampu dan biasanya subjek cenderung ingin melupakan skripsinya sejenak agar tidak merasa tegang lagi. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah subjek menjadi orang yang mudah marah bahkan karena hal-hal kecil pun subjek dapat memicu subjek marah, seperti subjek tidak suka makanan yang dimasak dirumah biasanya subjek akan marah dan meminta dimasakkan baru lagi. Subjek juga menjadi orang yang mudah tersinggung, apabila ada orang yang membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti apa yang dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung. Pada waktu subjek sedang marah biasanya orang-orang terdekatnya akan menjadi sasaran kemarahan dari subjek, meskipun sebenarnya orang yang bersangkutan tidak memiliki masalah dengan subjek, kemarahan subjek biasanya dilampiaskan dengan berbicara dengan nada yang tinggi. Subjek merasa tidak percaya diri ketika bertemu dengan teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi, ketika hal ini terjadi subjek sangat sedih dan ingin menangis karena merasa dirinya tidak mampu seperti teman-teman yang dengan lancar dapat mengerjakan skripsi. Subjek merasa sangat tidak tenang setiap kali mengingat tuntutan orangtua kepada subjek agar
73 Perpustakaan Unika segera menyelesaikan kuliah, selain itu banyak teman-teman subjek yang sudah selesai dan diwisuda. Subjek juga tidak mampu mencapai target pertama yang ditetapkannya sendiri, saat ini subjek kembali menargetkan diri untuk dapat lulus pada pertengahan tahun ini. Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara fisik dimana subjek sering merasa pusing, ketika sedang memikirkan skripsi subjek merasa kepalanya semakin bertambah pusing. Bila hal ini terjadi biasanya subjek memilih untuk minum obat sakit kepala kemudian ia beristirahat sebentar dengan tujuan menghilangkan rasa sakit kepalanya tersebut. Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi karena subjek memikirkan skripsinya dimana ia ingin segera lulus tetapi merasa ragu pada kemampuannya sendiri sehingga subjek merasa tidak tenang yang menyebabkan jantungnya berdebar-debar dan sulit tidur. Subjek memiliki penyakit darah rendah sehingga tubuhnya mudah merasa letih dan bila kondisi fisiknya merasa lemah subjek biasanya mengalami sakit kepala. Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi Kecemasan yang termanifestasi secara fisik dan psikologis sangat mengganggu keadaan subjek, secara fisik subjek merasa terganggu karena sering merasa pusing kemudian secara psikologis subjek merasa menjadi orang emosinya tidak stabil dan mengganggu hubungan subjek dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
74 Perpustakaan Unika Pada saat subjek merasa sangat tidak mampu, subjek mencoba untuk semangat lagi dengan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia dapat melakukannya bila ia sendiri mau berusaha untuk lebih maju. Pada saat merasa emosinya tidak stabil, subjek mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri dan berusaha untuk lebih tenang. Subjek juga tidak menyangkal bahwa usahanya untuk mengatasi kecemasan itu tidak mudah, menurutnya sangat sulit untuk membangkitkan kembali semangat subjek ketika merasa sangat tidak mampu untuk mengerjakan skripsi. Namun harus ada pihak dari luar yang dapat memberikan dukungan kepada subjek, misalnya dengan memberikan semangat dan menemani subjek ketika sedang butuh bantuan. c. Hasil Observasi
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi kurang lebih 150 cm, tapi agak sedikit kurus, berkulit putih dengan rambut pendek. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek, pada saat wawancara subjek menggunakan kaos putih berkerah dan celana pendek. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ayah, ibu, seorang kakak dan seorang adiknya. Pada waktu wawancara subjek menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan cukup terbuka. Subjek juga terlihat antusias menjawab setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya, tutur kata yang diperlihatkan oleh subjek cukup sopan. Pada saat diberikan
75 Perpustakaan Unika beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah skripsinya, subjek dengan serius menjawab setiap pertanyaan tersebut, hal ini terlihat dari ekspresi wajah yang ditampilkan oleh subjek. Pada waktu wawancara belum dimulai subjek terlihat santai, namun saat membicarakan masalah skripsi subjek menjadi gelisah. Hal ini nampak dari perilaku subjek yang selalu menggigit-gigit kuku pada waktu wawancara dan sesekali subjek menggerak-gerakkan kaki dan duduk bersila diatas kursi sofa. Pada saat wawancara selesai dilakukan subjek sudah tidak menggigit-gigit kukunya lagi, hal ini mengindikasikan bahwa subjek sudah merasa lebih tenang d. Analisis Kasus III
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi sejak bulan Mei 2006 yaitu pada saat subjek masih berada di semester 8. Pada saat pertama kali mendaftar skripsi subjek merasa senang dan ingin segera menyelesaikan kuliahnya. Pada awalnya subjek memiliki gambaran bahwa skripsi merupakan suatu hal yang mudah, tetapi ternyata setelah dijalani subjek merasa skripsi merupakan suatu hal yang sangat rumit. Hal ini dinyatakan subjek karena ia merasakan kesulitan ketika mencari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mendukung skripsinya. Pada mulanya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan April yang lalu, tetapi setelah target yang ditetapkannya sendiri itu tidak tercapai maka
76 Perpustakaan Unika mulai muncul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam mengerjakan skripsi. Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari teman-temannya yang sudah lebih dulu mulai mengerjakan skripsi, kemudian subjek juga berusaha untuk mencari tahu sendiri dengan cara membaca beberapa contoh skripsi yang tersedia di perpustakaan sehingga subjek memperoleh gambaran mengenai seluk beluk dari skripsi. Subjek dituntut oleh orangtua harus menyelesaikan kuliah paling lama 4 tahun, tetapi saat ini subjek sudah menempuh kuliah lebih dari waktu yang ditetapkan oleh orangtuanya tersebut. Hal ini menyebabkan subjek merasa tidak tenang karena tidak mampu memenuhi keinginan orantuanya tersebut. Meskipun demikian, keluarga tetap memberikan dukungan kepada subjek dalam kuliahnya, orangtua selalu mengingatkan kepada subjek untuk tetap berkonsentrasi pada skripsi penyusunan skripsi. Teman-teman subjek juga memberikan dukungan kepada subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat berupa batuan mencari referensi maupun memberikan dukungan moral yang sangat membantu subjek. Subjek mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi ketika subjek menemui kesulitan mencari bahan dan sulit teori yang tepat untuk digunakan membahas permasalahan dalam skripsi yang ditelitinya. Pada mulanya subjek merasa takut ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing, perasaan ini
77 Perpustakaan Unika muncul karena subjek merasa khawatir bila dosennya sulit diajak untuk berkomunikasi Setiap kali memikirkan skripsi subjek merasa bahwa masih ada suatu beban yang mengganjal subjek. Hal ini muncul karena teman-teman satu angkatan subjek sudah banyak yang lulus dan membuat subjek merasa stress, sedangkan skripsinya sendiri belum selesai. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah subjek menjadi orang yang mudah marah bahkan karena hal-hal kecil pun subjek dapat memicu subjek marah, seperti subjek tidak suka makanan yang dimasak dirumah biasanya subjek akan marah dan meminta dimasakkan baru lagi. Subjek juga menjadi orang yang mudah tersinggung, apabila ada orang yang membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti apa yang dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung. Subjek merasa tidak percaya diri ketika bertemu dengan teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi, ketika hal ini terjadi subjek sangat sedih dan ingin menangis karena merasa dirinya tidak mampu seperti teman-teman yang dengan lancar dapat mengerjakan skripsi. Subjek merasa sangat tidak tenang setiap kali mengingat tuntutan orangtua kepada subjek agar segera menyelesaikan kuliah, selain itu banyak teman-teman subjek yang sudah selesai dan diwisuda. Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara fisik dimana subjek sering merasa pusing, ketika sedang
78 Perpustakaan Unika memikirkan skripsi subjek merasa kepalanya semakin bertambah pusing. Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi karena subjek memikirkan skripsinya dimana ia ingin segera lulus tetapi merasa ragu pada kemampuannya sendiri sehingga subjek merasa tidak tenang yang menyebabkan jantungnya berdebar-debar dan sulit tidur. Kecemasan yang termanifestasi secara fisik dan psikologis sangat mengganggu keadaan subjek, secara fisik subjek merasa terganggu karena sering merasa pusing kemudian secara psikologis subjek merasa menjadi orang emosinya tidak stabil dan mengganggu hubungan subjek dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Pada saat subjek merasa sangat tidak mampu, subjek mencoba untuk semangat lagi dengan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia dapat melakukannya bila ia sendiri mau berusaha untuk lebih maju. Pada saat merasa emosinya tidak stabil, subjek mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri dan berusaha untuk lebih tenang. Subjek juga tidak menyangkal bahwa usahanya untuk mengatasi kecemasan itu tidak mudah, menurutnya sangat sulit untuk membangktkan kembali semangat subjek ketika merasa sangat tidak mampu untuk mengerjakan skripsi. Namun harus ada pihak dari luar yang dapat memberikan dukungan kepada subjek, misalnya dengan memberikan semangat dan menemani subjek ketika sedang butuh bantuan.
79 Perpustakaan Unika Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi kurang lebih 150 cm, tapi agak sedikit kurus, berkulit putih dengan rambut pendek. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek, pada saat wawancara subjek menggunakan kaos putih berkerah dan celana pendek. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ayah, ibu, seorang kakak dan seorang adiknya. Pada waktu wawancara subjek menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan cukup terbuka. Pada waktu wawancara belum dimulai subjek terlihat santai, namun saat membicarakan masalah skripsi subjek menjadi gelisah. Hal ini nampak dari perilaku subjek yang selalu menggigit-gigit kuku pada waktu wawancara dan sesekali subjek menggerak-gerakkan kaki dan duduk bersila diatas kursi sofa. Pada saat wawancara selesai dilakukan subjek sudah tidak menggigit-gigit kukunya lagi, hal ini mengindikasikan bahwa subjek sudah merasa lebih tenang Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan, terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi, seperti subjek merasa minder, subjek menjadi orang yang mudah marah, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, merasa tidak tenang dan sering mengalami sakit kepala.
80 Perpustakaan Unika Perasaan minder seperti perasaan tidak mampu dan rasa tidak percaya diri yang dialami subjek ini muncul karena subjek merasa penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang rumit. Perasaan ini juga muncul karena subjek melihat teman-temannya sudah lulus tetapi dirinya belum juga dapat menyelesaikan skripsi. Subjek merasa bahwa skripsi yang dikerjakannya sekarang ini menjadi beban, subjek selalu merasa tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Subjek menjadi orang yang mudah marah dan mudah tersinggung hanya karena hal-hal kecil saja. Orang-orang yang ada didekatnya sering mendapat imbas dari kemarahannya. Subjek juga menjadi sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan bila menemui kesulitan dalam usahanya mencari raferensi dan sulit menentukan judul skripsinya. Subjek merasa tidak tenang karena selalu dituntut oleh orangtuanya untuk segera menyelesaikan kuliah, jantungnya merasa berdebar-debar setiap kali memikirkan skripsi. Subjek juga semakin merasa tidak tenang karena dirinya tidak mampu lulus sesuai dengan target yang pernah dibuatnya dahulu. Subjek merasakan sakit kepala bila memikirkan skripsi dan karena penyakit darah rendah jadi ketika tubuhnya sangat letih maka subjek merasakan sakit kepala. Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara
81 Perpustakaan Unika psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan hasil penelitian subjek yang keempat, maka dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi, sebagai berikut.
Tuntutan Target untuk Banyak teman- orangtua agar menyelesaikan teman subjek subjek segera kuliah tidak yang sudah menyelesaikan tercapai menyelesaikan kuliah skripsi dan sudah lulus
82 Perpustakaan Unika
Kondisi fisik Skripsi merupakan Tidak
subjek yang suatu hal yang rumit menemukan lemah yang dibebankan bahan atau
kepada subjek referensi yang dibutuhkan
CEMAS
Merasa tidak Perasaan Merasa Sakit mampu dan tidak sedih kepala
tidak percaya tenang diri
Mudah Sulit marah dan
berkonsentrasi mudah dan mengambil
tersinggung keputusan
Bagan 3 Kecemasan pada Subjek 3 dalam Mengerjakan Skripsi
Tabel 3
83 Perpustakaan Unika Intensitas Kecemasan Subjek 3 dalam Mengerjakan Skripsi
Kecemasan Intensitas Keterangan Mahasiswa Mengerjakan Skripsi A Minder/ merasa +++ Subjek merasa dalam tidak mampu penulisan skripsi tidak semudah yang dibayangkan, ternyata menulis skripsi itu rumit. Merasa tertinggal dan tidak percaya diri jika dibandingkan dengan teman-teman yang sudah lulus. Tidak mampu menyelesaikan skripsi dengan baik, menganggap skripsi merupakan suatu beban yang sangat sulit B Mudah marah dan +++ Subjek mudah marah mudah hanya karena masalah- tersinggung masalah kecil. Orang terdekat sering mendapat imbas kemarahan dari subjek. Mudah tersinggung karena perkataan orang lain. C Sedih ++ Subjek menjadi sedih karena tidak dapat memenuhi keinginan orangtua dan tidak dapat mencapai targetnya untuk lulus. D Sulit ++ Subjek menjadi sulit berkonsentrasi berkonsentrasi bila dan mengambil menemui hambatan keputusan ketika mencari bahan skripsi. Subjek tidak mampu menentukan sendiri judul skripsi yang akan diambilnya.
84 Perpustakaan Unika E Perasaan tidak +++ Subjek dituntut oleh tenang orangtua untuk segera menyelesaikan kuliah. Banyak teman subjek yang sudah lulus dan menyelesaikan skripsi, sedangkan dirinya sendiri tidak dapat mencapai target untuk lulus. Jantungnya berdebar-debar setiap kali memikirkan skripsi. Merasa takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbing. F Sakit kepala ++ Subjek memiliki penyakit darah rendah sehingga setiap kali kondisi fisiknya letih, subjek akan merasakan sakit kepala.
Keterangan : +++ : intensitas kecemasan kuat ++ : intensitas kecemasan sedang + : intensitas kecemasan lemah - : tidak muncul
4. Kasus 4
85 Perpustakaan Unika a. Identitas Subjek
Nama : M.N. Usia : 24 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semester 10 b. Hasil Wawancara
Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan Subjek adalah Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi sejak bulan Mei 2006 yaitu pada saat subjek masih berada di semester 8. Pada waktu berada di semester 9 subjek sudah tidak tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mendaftar skripsi bersama dengan beberapa teman yang lain, saat itu ia merasa senang dan bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliah. Nilai IPK yang diperoleh subjek yaitu 2,9. Subjek memiliki gambaran bahwa skripsi merupakan suatu hal yang wajib dikerjakan oleh seorang mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana, dalam skripsi seorang mahasiswa diharuskan untuk melakukan penelitian dan melaporkan hasil dari penelitian tersebut. Pada awalnya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat menyelesaikan kuliahnya bulan Desember 2006, namun setelah target yang ditetapkannya itu sendiri tidak tercapai maka mulai timbul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam menulis skripsi. Dukungan Sosial
86 Perpustakaan Unika Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari teman-teman, dosen pembimbing dan berusaha mencari tahu sendiri dengan membaca-baca buku dan bila ada hal kurang subjek mengerti biasanya ia akan bertanya pada teman yang sudah lebih dulu mengambil skripsi. Subjek mendapatkan bantuan dari orangtua dalam menyusun skripsi, dukungan diberikan dengan memberikan semangat secara moral kepada subjek dan memberikan dukungan secara materiil seperti dengan membiayai uang kuliah. Dosen pembimbing memberikan bantuan kepada subjek dalam bentuk bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam penulisan skripsi. Orang-orang terdekat subjek juga selalu memberikan dukungan kepada subjek, ia mendapatkan masukan dengan cara bertukar fikiran mengenai masalah skripsi dan terus memberikan semangat kepada subjek. Orangtua selalu menuntut subjek agar cepat menyelesaikan kuliahnya, karena orangtua subjek mengetahui bahwa beberapa orang dari teman subjek sudah lulus dan diwisuda. Orangtua subjek menginginkan agar anaknya juga dapat segera lulus seperti teman-teman yang lain. Subjek saat ini sedang berusaha keras agar mampu memenuhi keinginan orangtuanya. Orangtua juga selalu mendukung subjek, dengan memberikan semangat dan terus mengingatkan subjek supaya segera lulus. Teman-teman subjek juga selalu memberi dukungan kepada subjek, mereka saling mendukung dengan memberi
87 Perpustakaan Unika masukan antara satu dengan yang lain dan mereka berjuang bersama-sama untuk menyelesaikan skripsinya. Subjek menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam proses penulisan skripsi, hal ini disebabkan subjek sulit menemukan teori yang tepat untuk digunakan dalam skripsinya, kemudian mencari referensi dan jurnal yang sesuai dengan permasalahan yang diambil dalam skripsinya. Subjek meminta bantuan dari biro konsultasi skripsi apabila ia merasa sudah tidak mampu lagi menemukan referensi atau jurnal yang diperlukan. Gejala Kecemasan
Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa. Subjek merasa kesulitan bila akan bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini terlihat apabila subjek sudah membuat janji untuk bertemu dengan dosennya tetapi tiba-tiba dosennya lupa sehingga jadwal untuk bimbingan sering tertunda. Subjek merasa sedih setiap kali ia memikirkan skripsi, subjek ingin menangis karena merasa dirinya sudah tertinggal jauh dibanding dengan teman-teman yang lain. Subjek semakin merasa sedih karena ada seorang teman subjek yang sudah diwisuda padahal subjek mendaftarkan skripsi dalam waktu yang bersamaan dengan temannya tersebut. Meskipun demikian subjek tetap ingin berusaha menyelesaikan skripsinya secepat mungkin. Subjek harus memusatkan perhatiannya secara penuh pada waktu
88 Perpustakaan Unika mengerjakan skripsi dan jangan sampai ada hal kecil yang dapat mengganggu subjek karena akan menyebabkan subjek tidak dapat berkonsentrasi pada skripsinya. Hal-hal yang dapat mengganggu perhatian subjek pada waktu mengerjakan skripsi seperti masalah keluarga, ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka subjek akan mengalami hambatan dalam mengerjakan skrispi karena subjek hanya dapat fokus pada satu masalah saja. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah menjadi orang yang mudah marah, subjek tiba- tiba bisa merasa marah bila masalah keluarga atau masalah- masalah yang lain. Subjek juga menjadi sangat minder karena merasa dirinya tidak mampu seperti teman-teman lain yang sudah menyelesaikan skripsi. Subjek juga merasa sedih karena ia merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Subjek selalu berusaha tidak memikirkan hal-hal tersebut yang membuatnya subjek merasa sedih karena ia khawatir akan semakin merasa cemas. Subjek membutuhkan pertimbangan dari orang lain mengenai isi dari skripsi untuk meyakinkan dirinya sebelum bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan oleh subjek karena ia sering merasa tidak yakin terhadap apa yang sudah dikerjakannya sehingga harus bertanya dahulu pada temannya. subjek merasa belum tenang karena skripsinya belum selesai
89 Perpustakaan Unika sehingga menjadi beban bagi diri subjek sendiri. Subjek juga merasa tidak nyaman bila ada orang yang menanyakan kepada subjek mengenai skrispinya. Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara fisik dimana subjek sering merasakan jantungnya berdebar-debar, hal ini terjadi setiap kali subjek sedang memikirkan skripsi. Subjek juga mengalami gangguan fisik yang lain bila sedang cemas memikirkan skripsi, misalnya sering menderita diare dan sering terserang sakit kepala. Sakit kepala yang dialami oleh subjek ini juga dapat disebabkan karena tekanan darah subjek yang tinggi. Subjek mengalami gangguan tidur berupa sulit tidur dan mimpi buruk, hal ini muncul disebabkan subjek selalu merasa tidak tenang karena selalu ingat pada masalah skripsi sehingga setiap kali akan tidur subjek mengalami kesulitan. Subjek juga mengalami mimpi buruk karena merasa tidak tenang. Subjek juga menyatakan bahwa apabila ia sedang tegang karena masalah skripsi, ia akan mengalami gangguan keringat dingin. Persepsi Subjek Terhadap Masalah yang Dihadapi Subjek merasa bahwa ia sangat terganggu karena manifestasi dari kecemasan yang dialami oleh subjek, baik itu yang dirasakan oleh subjek secara fisik atau secara psikologis. Subjek berusaha untuk mengatasi kecemasan tersebut dengan cara-cara subjek sendiri, misalnya ketika subjek mulai merasa ada suatu hal yang membuat perasaannya marah maka subjek
90 Perpustakaan Unika mencoba untuk mengontrol emosinya agar lebih tenang. Hal ini ternyata tidak mudah, karena ketika subjek sedang marah ia akan merasa lega apabila ia dapat melampiaskan kemarahannya misalnya dengan berteriak. c. Hasil Observasi
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggai kurang lebih 160 cm, agak gemuk, berkulit putih, dengan rambut pendek. Penampilan subjek cukup rapi, karena pada watu wawancara dilakukan subjek baru tiba di rumah setelah sebelumnya pergi ke pasar swayalan, sehingga subjek belum mengganti pakaiannya, subjek menggunakan kemeja bergaris dan celana panjang. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki. Pada waktu wawancara, subjek menjawab setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya dengan cukup terbuka. Subjek memiliki tutur bahasa yang sopan dan lembut. Subjek terlihat santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit tegang, hal ini ditunjukkan dengan kondisi tubuh subjek yang cukup berkeringat, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek sedang memikirkan skripsinya. d. Analisis Kasus IV
91 Perpustakaan Unika Subjek adalah Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi sejak bulan Mei 2006 yaitu pada saat subjek masih berada di semester 8. Pada saat mendaftar skripsi ia merasa senang dan bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliah. Pada awalnya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat menyelesaikan kuliahnya bulan Desember 2006, namun setelah target yang ditetapkannya itu sendiri tidak tercapai maka mulai timbul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam menulis skripsi. Subjek mendapatkan bantuan dari orangtua dalam menyusun skripsi, dukungan diberikan dengan memberikan semangat secara moral kepada subjek dan memberikan dukungan secara materiil seperti dengan membiayai uang kuliah. Dosen pembimbing memberikan batuan kepada subjek dalam bentuk bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam penulisan skripsi. Orang-orang terdekat subjek juga selalu memberikan dukungan kepada subjek, ia mendapatkan masukan dengan cara bertukar fikiran mengenai masalah skripsi dan terus memberikan semangat kepada subjek. Orangtua selalu menuntut subjek agar cepat menyelesaikan kuliahnya, karena orangtua subjek mengetahui bahwa beberapa orang dari teman subjek sudah lulus dan diwisuda. Orangtua subjek menginginkan agar anaknya juga dapat segera lulus seperti teman-teman yang lain. Subjek saat ini sedang berusaha keras agar mampu memenuhi keinginan
92 Perpustakaan Unika orangtuanya. Orangtua juga selalu mendukung subjek, dengan memberikan semangat dan terus mengingatkan subjek supaya segera lulus. Teman-teman subjek juga selalu memberi dukungan kepada subjek, mereka saling mendukung dengan memberi masukan antara satu dengan yang lain dan mereka berjuang bersama-sama untuk menyelesaikan skripsinya. Subjek menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam proses penulisan skripsi, hal ini disebabkan subjek sulit menemukan teori yang tepat untuk digunakan dalam skripsinya, kemudian mencari referensi dan jurnal yang sesuai dengan permasalahan yang diambil dalam skripsinya. Subjek meminta bantuan dari biro konsultasi skripsi apabila ia merasa sudah tidak mampu lagi menemukan referensi atau jurnal yang diperlukan. Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa. Subjek merasa sedih setiap kali ia memikirkan skripsi, subjek ingin menangis karena merasa dirinya sudah tertinggal jauh dibanding dengan teman-teman yang lain. Subjek semakin merasa sedih karena ada seorang teman subjek yang sudah diwisuda padahal subjek mendaftarkan skripsi dalam waktu yang bersamaan dengan temannya tersebut. Meskipun demikian subjek tetap ingin berusaha menyelesaikan skripsinya secepat mungkin. Subjek harus memusatkan perhatiannya secara penuh pada waktu mengerjakan skripsi dan jangan sampai ada
93 Perpustakaan Unika hal kecil yang dapat mengganggu subjek karena akan menyebabkan subjek tidak dapat berkonsentrasi pada skripsinya. Hal-hal yang dapat mengganggu perhatian subjek pada waktu mengerjakan skripsi seperti masalah keluarga, ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka subjek akan mengalami hambatan dalam mengerjakan skrispi karena subjek hanya dapat fokus pada satu masalah saja. Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara psikologis adalah menjadi orang yang mudah marah, subjek tiba- tiba bisa merasa marah hanya karena masalah keluarga atau masalah-masalah yang lain. Subjek juga menjadi sangat minder karena merasa dirinya tidak mampu seperti teman-teman lain yang sudah menyelesaikan skripsi. Subjek juga merasa sedih karena ia merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Subjek membutuhkan pertimbangan dari orang lain mengenai isi dari skripsi untuk meyakinkan dirinya sebelum bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan oleh subjek karena ia sering merasa tidak yakin terhadap apa yang sudah dikerjakannya sehingga harus bertanya dahulu pada temannya. subjek merasa belum tenang karena skripsinya belum selesai sehingga menjadi beban bagi diri subjek sendiri. Subjek juga
94 Perpustakaan Unika merasa tidak nyaman bila ada orang yang menanyakan kepada subjek mengenai skrispinya. Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara fisik dimana subjek sering merasakan jantungnya berdebar-debar, hal ini terjadi setiap kali subjek sedang memikirkan skripsi. Subjek juga mengalami gangguan fisik yang lain bila sedang cemas memikirkan skripsi, misalnya sering menderita diare dan sering terserang sakit kepala. Sakit kepala yang dialami oleh subjek ini juga dapat disebabkan karena tekanan darah subjek yang tinggi. Subjek mengalami gangguan tidur berupa sulit tidur dan mimpi buruk, hal ini muncul disebabkan subjek selalu merasa tidak tenang karena selalu ingat pada masalah skripsi sehingga setiap kali akan tidur subjek mengalami kesulitan. Subjek juga mengalami mimpi buruk karena merasa tidak tenang. Subjek juga menyatakan bahwa apabila ia sedang tegang karena masalah skripsi, ia akan mengalami gangguan keringat dingin. Subjek merasa bahwa ia sangat terganggu karena manifestasi dari kecemasan yang dialami oleh subjek, baik itu yang dirasakan oleh subjek secara fisik atau secara psikologis. Subjek berusaha untuk mengatasi kecemasan tersebut dengan cara-cara subjek sendiri, misalnya ketika subjek mulai merasa ada suatu hal yang membuat perasaannya marah maka subjek mencoba untuk mengontrol emosinya agar lebih tenang. Hal ini ternyata tidak mudah, karena ketika subjek sedang marah ia akan
95 Perpustakaan Unika merasa lega apabila ia dapat melampiaskan kemarahannya misalnya dengan berteriak. Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggai kurang lebih 160 cm, agak gemuk, berkulit putih, dengan rambut pendek. Penampilan subjek cukup rapi, karena pada watu wawancara dilakukan subjek baru tiba di rumah setelah sebelumnya pergi ke pasar swayalan, sehingga subjek belum mengganti pakaiannya, subjek menggunakan kemeja bergaris dan celana panjang. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki. Pada waktu wawancara, subjek menjawab setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya dengan cukup terbuka. Subjek memiliki tutur bahasa yang sopan dan lembut. Subjek terlihat santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit tegang, hal ini ditunjukkan dengan kondisi tubuh subjek yang cukup berkeringat, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek sedang memikirkan skripsinya. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan, terdapat gejala-gejala kecemasan yang napak dalam diri subjek yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi, seperti subjek sering merasa minder,
96 Perpustakaan Unika perasaannya menjadi terlalu peka, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, subjek sering merasa tidak tenang, sering mengalami diare dan sakit kepala tanpa penyebab yang jelas. Perasaan minder seperti merasa tidak mampu dan tidak percaya diri yang dialami oleh subjek muncul karena subjek selalu merasa bahwa skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit, perasaan ini juga muncul apabila melihat teman-temannya yang sudah selesai, subjek juga merasa tidak percaya diri ketika harus bertemu untuk berkonsultasi mengenai masalah skripsi. Subjek juga menjadi orang yang sangat sensitif, ia akan merasa sedih dan ingin menangis bila memikirkan skripsinya belum beres sedangkan teman-teman yang lain sudah lulus, selain itu subjek menjadi orang yang mudah marah. Subjek menjadi sulit berkonsentrasi pada skripsi bila ada masalah yang mengganggu subjek, perasaan bingung juga dialami oleh subjek saat bertemu dengan dosen. Subjek juga merasa tidak tenang bila sedang memikirkan skripsi karena ia dituntut oleh orangtuanya untuk segera menyelesaikan kuliah secepat mungkin dan subjek tidak dapat mencapai target untuk lulus. Subjek juga sering mengalami diare dan sakit kepala ketika sedang mengerjakan skripsi. Subjek juga mengalami gangguan sulit tidur dan mimpi buruk karena setiap kali akan tidur subjek selalu memikirkan skripsinya dan mengalami mimpi buruk karena skripsi merupakan masalah yang belum selesai.
97 Perpustakaan Unika Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan hasil penelitian subjek yang keempat, maka dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi, sebagai berikut.
Orangtua selalu Target untuk Teman-teman menuntut subjek menyelesaikan subjek yang sudah agar cepat lulus studi tidak selesai kuliah tercapai mengerjakan skripsi dan sudah diwisuda
98 Perpustakaan Unika
Masalah keluarga yang Jadwal
mengganggu konsultasi fikiran subjek Skripsi merupakan dengan dosen suatu tugas yang yang tertunda sulit da n menjadi beban bagi subjek
CEMAS
Sulit Minder/ Diare dan Perasaan
tidur dan merasa Sakit tidak mimpi tidak
Kepala tenang buruk mampu
Merasa Perasaan se Sulit dih berkonsentrasi dan terlalu peka
mengambil dan mudah keputusan marah
Bagan 4 Kecemasan pada Subjek 4 dalam Mengerjakan Skripsi
Tabel 4 Intensitas Kecemasan Subjek 4 dalam Mengerjakan Skripsi
99 Perpustakaan Unika
Kecemasan Intensitas Keterangan Mahasiswa Mengerjakan Skripsi A Merasa +++ Subjek selalu merasa minder/merasa bahwa skripsi tidak mampu merupakan suatu hal yang sangat sulit. Perasaan ini juga muncul apabila melihat teman-temannya yang sudah selesai, subjek juga merasa tidak percaya diri ketika harus bertemu untuk berkonsultasi mengenai masalah skripsi. B Perasaan terlalu +++ Subjek akan merasa peka dan mudah sedih dan ingin marah menangis bila memikirkan skripsinya belum beres. Selain itu subjek menjadi orang yang mudah marah bila ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. C Sedih ++ Subjek merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. D Sulit konsentrasi +++ Apabila ada masalah dan mengambil yang mengganggu keputusan subjek, seperti masalah keluarga. Perasaan bingung juga dialami oleh subjek saat bertemu dengan dosen.
100 Perpustakaan Unika E Perasaan tidak +++ Dituntut oleh tenang orangtuanya untuk segera menyelesaikan kuliah secepat mungkin. Subjek tidak berhasil mencapai target untuk wisuda bulan Desember. F Diare ++ Subjek mengalami diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan. G Sakit kepala ++ Subjek mengalami sakit kepala ketika ia sedang tegang memikirkan skripsi. H Sulit tidur dan ++ Setiap kali akan tidur mimpi buruk subjek selalu memikirkan skripsinya dan mengalami mimpi buruk karena skripsi merupakan masalah yang belum selesai
Keterangan : +++ : intensitas kecemasan kuat ++ : intensitas kecemasan sedang + : intensitas kecemasan lemah - : tidak muncul
5. Kasus 5 a. Identitas Subjek
101 Perpustakaan Unika Nama : A.E. Usia : 23 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semester 8 b. Hasil Wawancara
Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 8. Pada saat semester 8 ini subjek tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mulai mendaftar skripsi sejak Agustus 2006 atau tepatnya ketika subjek masih berada di semester 7. Pada waktu pertama kali mengajukan mendaftarkan skripsi subjek masih mengambil 2 mata kuliah, sehingga subjek memutuskan untuk berkonsentrasi pada kuliahnya dahulu dan pada awal tahun subjek akan mulai fokus pada skripsinya. Subjek memiliki prestasi akademik yang cukup bagus, hal ini ditunjukkan dari nilai IPK yang diperolehnya yaitu 3,2 Subjek mengganggap bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang diberikan kepada mahasiswa, subjek merasa sulit karena skripsi harus diselesaikan secara individual. Pada mulanya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan Agustus bersama dengan teman-teman yang lain, namun setelah target tersebut terlihat cukup sulit dicapai maka muncul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam mengerjakan skripsi.
102 Perpustakaan Unika Dukungan Sosial
Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari teman-teman, kakak kelas dan ia pun juga berusaha untuk mencari tahu sendiri dengan membaca-baca literature dan contoh skripsi yang ada. Orangtua subjek mengharapkan agar subjek agar segera menyelesaikan kuliahnya. Subjek berkomunikasi dengan orangtuanya melalui telepon karena orangtuanya berdomisili di Jakarta. Orangtua subjek menuntut agar subjek menyelesaikan kuliahnya tahun ini, apabila sunyek tidak dapat memenuhi keinginan orangtuanya tersebut maka orangtua akan berhenti mengirimkan uang bulanan untuk biaya hidup subjek di Semarang. Subjek merasa sangat terkejut dengan tuntutan orangtuanya tersebut karena khawatir tidak memiliki biaya hidup sedangkan ia tidak memiliki pemasukan lain selain dari orangtuanya. Meskipun demikian, subjek mengganggap bahwa apa yang dilakukan orangtuanya tersebut sebagai suatu hal yang memicu dan mengingatkan subjek untuk lebih maju lagi. Orangtua juga selalu mendukung subjek dengan memberikan kata-kata yang mendorong semangat subjek dan juga memberikan dukungan doa bagi subjek.
Gejala Kecemasan
103 Perpustakaan Unika Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul adalah salah satu hal yang menghambat subjek dalam mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek memiliki pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat menentukan judul. Meskipun demikian subjek masih tetap merasa kesulitan dalam menentukan judul yang tepat. Subjek baru menemui dosen pembimbing setelah jeda waktu 3 bulan sejak pengumuman pembagian pembimbing skripsi, hal ini dilakukan subjek karena ia ingin mengkonsentrasikan diri pada kuliahnya di semester 7 pada waktu itu. Subjek baru menemui dosennya setelah akhir masa libur semester bulan Januari. Subjek merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, menurut subjek jika teringat pada skripsi ia juga teringat pada ancaman orangtua yang tidak akan mengirimkan uang bulanan lagi. Subjek juga merasa tidak tenang karena merasa tertinggal dari teman-temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek dalam mengerjakan skripsi. Subjek tidak yakin pada kemampuan dirinya dalam mengerjakan skripsi dan subjek merasa bahwa skripsi merupakan tugas yang berat, hal ini menghambat subjek dalam mengerjakan skripsi. Subjek merasakan kesulitan saat mengerjakan bab satu
104 Perpustakaan Unika karena ia bingung untuk menentukan judul, sehingga skripsi tidak mengalami kemajuan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan bab satu. Kecemasan subjek yang termanifestasi secara psikologis sudah disebutkan di atas, yaitu merasa tidak mampu, subjek selalu merasa tidak tenang karena tuntutan orangtuanya, subjek juga sering merasa sedih, subjek juga merasakan kesulitan saat harus mengambil keputusan. Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara fisik dimana subjek sering merasa tiba-tiba pusing apada saat mengetik skripsi. Subjek juga mengalami gangguan sulit tidur karena setiap kali akan tidur ataupun bangun tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang menjadi beban fikiran bagi dirinya. Subjek juga mengalami jantung berdebar-debar karena merasa takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbing. Subjek juga selalu merasakan tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebih saat ia merasa tegang ketika akan menemui dosen atau mengalami kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan. Pada saat sedang cemas mengenai skripsinya subjek menyatakan bahwa dirinya menjadi sering buang air kecil terus menerus. Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terganggu dengan keadaannya sekarang ini, dimana subjek sering mengalami gangguan baik itu secara fisik maupun psikologis. Secara psikologis subjek merasa tertekan karena orangtua yang
105 Perpustakaan Unika terus menuntut subjek agar cepat selesai dan melihat teman- temannya yang sudah selesai mengerjakan skripsi. Subjek berusaha untuk mengurangi kecemasannya tersebut dengan mencoba untuk berbicara kepada orangtua subjek mengenai hambatan yang dialaminnya saat ini, subjek meminta pengertian dari orangtuanya bahwa sebenarnya subjek sedang berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua. Pada saat merasa sedih subjek bercerita pada temannya, dan hal ini cukup membantu subjek karena ia merasa didukung oleh temannya. c. Hasil Observasi
Subjek memiliki kondisi fisik yang sehat, subjek memiliki tubuh yang gemuk, dengan tinggi kurang lebih 160 cm, berkulit putih. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan di kamar kost subjek yang berada di sekitar Unika Soegijapranata, subjek mengenakan kaos tanpa kerah dan celana panjang hitam. Sebelum wawancara dilakukan subjek terlihat santai dan selalu tersenyum. Pada waktu wawancara dilakukan subjek menjawab setiap pertanyaan dengan terbuka dan jelas. Subjek memiliki tutur kata yang sopan. Pada waktu wawancara sedang berlangsung subjek sesekali mengusap keringatnya dengan menggunakan tisu, hal ini dapat mengindikasikan bahwa subjek merasa tidak nyaman ketika diberi pertanyaan berkaitan dengan skripsinya. Namun setelah wawancara selesai dilakukan subjek
106 Perpustakaan Unika sudah terlihat lebih santai seperti saat sebelum wawancara dilakukan. d. Analisis Kasus
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata semester 8. Subjek mulai mendaftar skripsi sejak Agustus 2006 atau tepatnya ketika subjek masih berada di semester 7. Pada waktu pertama kali mengajukan mendaftarkan skripsi subjek masih mengambil 2 mata kuliah, sehingga subjek memutuskan untuk berkonsentrasi pada kuliahnya dahulu dan pada awal tahun subjek akan mulai fokus pada skripsinya. Subjek mengganggap bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang diberikan kepada mahasiswa, subjek merasa sulit karena skripsi harus diselesaikan secara individual. Pada mulanya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan Agustus bersama dengan teman-teman yang lain, namun setelah target tersebut terlihat cukup sulit dicapai maka muncul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam mengerjakan skripsi. Orangtua subjek mengharapkan agar subjek agar segera menyelesaikan kuliahnya. Subjek berkomunikasi dengan orangtuanya melalui telepon karena orangtuanya berdomisili di Jakarta. Orangtua subjek menuntut agar subjek menyelesaikan kuliahnya tahun ini, apabila sunyek tidak dapat memenuhi keinginan orangtuanya tersebut maka orangtua akan berhenti mengirimkan uang bulanan untuk biaya hidup subjek di
107 Perpustakaan Unika Semarang. Subjek merasa sangat terkejut dengan tuntutan orangtuanya tersebut karena khawatir tidak memiliki biaya hidup sedangkan ia tidak memiliki pemasukan lain selain dari orangtuanya. Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul adalah salah satu hal yang menghambat subjek dalam mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek memiliki pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat menentukan judul. Subjek baru menemui dosen pembimbing setelah jeda waktu 3 bulan sejak pengumuman, subjek menemui dosennya setelah akhir masa libur semester bulan Januari. Subjek merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, menurut subjek jika teringat pada skripsi ia juga teringat pada ancaman orangtua yang tidak akan mengirimkan uang bulanan lagi. Subjek juga merasa tidak tenang karena merasa tertinggal dari teman-temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek dalam mengerjakan skripsi. Subjek tidak yakin pada kemampuan dirinya dalam mengerjakan skripsi dan subjek merasa bahwa skripsi merupakan tugas yang berat, hal ini menghambat subjek dalam mengerjakan skripsi. Subjek merasakan kesulitan saat mengerjakan bab satu karena ia bingung untuk menentukan judul, sehingga skripsi tidak
108 Perpustakaan Unika mengalami kemajuan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan bab satu. Kecemasan subjek yang termanifestasi secara psikologis sudah disebutkan di atas, yaitu merasa tidak mampu, subjek selalu merasa tidak tenang karena tuntutan orangtuanya, subjek juga sering merasa sedih, subjek juga merasakan kesulitan saat harus mengambil keputusan. Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara fisik dimana subjek sering merasa tiba-tiba pusing apada saat mengetik skripsi. Subjek juga mengalami gangguan sulit tidur karena setiap kali akan tidur ataupun bangun tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang menjadi beban fikiran bagi dirinya. Subjek juga mengalami jantung berdebar-debar karena merasa takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbing. Subjek juga selalu merasakan tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebih saat ia merasa tegang ketika akan menemui dosen atau mengalami kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan. Pada saat sedang cemas mengenai skripsinya subjek menyatakan bahwa dirinya menjadi sering buang air kecil terus menerus. Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terganggu dengan keadaannya sekarang ini, dimana subjek sering mengalami gangguan baik itu secara fisik maupun psikologis. Secara psikologis subjek merasa tertekan karena orangtua yang terus menuntut subjek agar cepat selesai dan melihat teman- temannya yang sudah selesai mengerjakan skripsi.
109 Perpustakaan Unika Subjek berusaha untuk mengurangi kecemasannya tersebut dengan mencoba untuk berbicara kepada orangtua subjek mengenai hambatan yang dialaminnya saat ini, subjek meminta pengertian dari orangtuanya bahwa sebenarnya subjek sedang berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua. Pada saat merasa sedih subjek bercerita pada temannya, dan hal ini cukup membantu subjek karena ia merasa didukung oleh temannya. Subjek memiliki kondisi fisik yang sehat, subjek memiliki tubuh yang gemuk, dengan tinggi kurang lebih 160 cm, berkulit putih. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara dilakukan di kamar kost subjek yang berada di sekitar Unika Soegijapranata, subjek mengenakan kaos tanpa kerah dan celana panjang hitam. Sebelum wawancara dilakukan subjek terlihat santai dan selalu tersenyum. Pada waktu wawancara sedang berlangsung subjek sesekali mengusap keringatnya dengan menggunakan tisu, hal ini dapat mengindikasikan bahwa subjek merasa tidak nyaman ketika diberi pertanyaan berkaitan dengan skripsinya. Namun setelah wawancara selesai dilakukan subjek sudah terlihat lebih santai seperti saat sebelum wawancara dilakukan. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan, terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi, seperti muncul perasaan minder dalam diri
110 Perpustakaan Unika subjek, tiba-tiba mudah muncul rasa sedih, sulit mengambil keputusan, perasaan tidak tenang dan sakit kepala serta keringat berlebih sering dialami oleh subjek. Subjek juga mengalami gangguan sulit tidur pada malam hari. Perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh subjek muncul karena subjek merasa bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang sangat sulit sehingga menjadi beban dalam diri subjek. Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi. Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul adalah salah satu hal yang menghambat subjek dalam mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek memiliki pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat menentukan judul. Subjek merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, menurut subjek jika teringat pada skripsi ia juga teringat pada ancaman orangtua yang tidak akan mengirimkan uang bulanan lagi. Subjek juga sering mengalami gangguan secara fisik seperti menjadi sulit tidur, mengalami keringat berlebih dan buang air kecil terus menerus. Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal tersebut sangat mengganggu subjek ketika
111 Perpustakaan Unika mengerjakan skripsi, subjek mengalami beberapa gangguan baik secara fisik maupun secara psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan penelitian pada subjek yang kelima, maka dapat diuraikan tabel kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi, sebagai berikut:
Orangtua selalu Target untuk Teman-teman menuntut subjek menyelesaikan subjek yang sudah
agar cepat lulus studi tidak selesai
kuliah dan akan tercapai mengerjakan menghentikan skripsi dan sudah uang bulanan diwisuda Skripsi merupakan suatu tugas yang
112 Perpustakaan Unika Menunda waktu Pandangan
konsultasi yang salah
dengan dosen mengenai alur
pembimbing penulisan
skripsi
CEMAS Sulit tidur Perasaan Perasaan Minder/
pada malam tidak terlalu merasa
hari tenang peka tidak
mampu
Sakit Sulit
Keringat Kepala mengambil
berlebih dan keputusan
buang air
kecil terus
Bagan 5 Kecemasan pada Subjek 5 dalam Mengerjakan Skripsi
Tabel 5 Intensitas Kecemasan Subjek 5 dalam Mengerjakan Skripsi
113 Perpustakaan Unika Skripsi A Minder/ merasa +++ Subjek merasa bahwa tidak mampu skripsi merupakan suatu tugas yang sangat sulit sehingga menjadi beban dalam diri subjek. Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi. B Persaan terlalu ++ Subjek merasa sedih peka ketika melihat teman- temannya sudah selesai dan merasa ditinggal sendiri. C Sulit mengambil +++ Sulit untuk memutuskan keputusan mengenai judul skripsinya karena subjek memiliki padangan yang salah mengenai alur penyusunan skripsi. Subjek menunda waktunya untuk menemui dosen pembimbing. D Perasaan tidak +++ Subjek merasa dituntut tenang oleh orangtuanya agar segera menyelesaikan kuliah. Subjek merasa takut bila tidak cepat selesai kuliah orangtua akan berhenti mengirim uang bulanan. Merasa tidak tenang bila akan bertemu dengan dosen pembimbing. E Sakit kepala ++ Subjek merasakan sakit kepala karena fikirannya
114 Perpustakaan Unika tegang setiap kali mengerjakan skripsi. F Sulit tidur ++ Setiap malam menjelang tidur subjek selalu memikirkan kapan ia dapat menyelesaikan kuliah sehingga subjek sulit tidur karena beban fikiran bagi subjek. G Keringat ++ Gangguan fisik yang berlebih dan muncul sebagai bentuk buang air kecil kecemasan subjek ketika terus sedang mengerjakan skripsi.
Keterangan : +++ : intensitas kecemasan kuat ++ : intensitas kecemasan sedang + : intensitas kecemasan lemah - : tidak muncul
Perpustakaan Unika BAB V HASIL PENELITIAN
A. Intensitas Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam Mengerjakan Skripsi
Perasaan minder seperti merasa tidak mampu dan tidak percaya diri dialami oleh semua subjek. Perasaan minder muncul dengan intensitas yang kuat pada subjek I, II, III, IV dan V. Perasaan minder yang dialami oleh subjek I karena subjek merasa mengerjakan skripsi menjadi suatu beban sehingga sering merasa tertekan. Perasaan ini juga muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri. . Hal ini serupa juga dengan yang dialami oleh subjek II, perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh subjek muncul karena subjek merasa ia tidak sanggup menyelesaikan skripsi seperti teman-teman yang lain. Subjek memiliki anggapan bahwa skripsi merupakan suatu beban bagi dirinya, hal ini membuat subjek semakin merasa tidak mampu. Demikian pula halnya dengan subjek III, perasaan tidak mampu dan tidak percaya diri yang dialami subjek ini muncul karena subjek merasa penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang rumit. Perasaan ini juga muncul karena subjek melihat teman- temannya sudah lulus tetapi dirinya belum juga dapat menyelesaikan skripsi. Subjek merasa bahwa skripsi yang
116 Perpustakaan Unika dikerjakannya sekarang ini menjadi beban, subjek selalu merasa tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman- teman yang lain. Pada subjek IV, perasaan minder yang dialami oleh subjek muncul karena subjek selalu merasa bahwa skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit, perasaan ini juga muncul apabila melihat teman-temannya yang sudah selesai, subjek juga merasa tidak percaya diri ketika harus bertemu untuk berkonsultasi mengenai masalah skripsi. Begitu juga dengan subjek V, perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh subjek muncul karena subjek merasa bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang sangat sulit sehingga menjadi beban dalam diri subjek. Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi. Gejala kecemasan yang lain yaitu perasaan yang terlalu peka/mudah marah atau tersinggung. Gejala ini muncul pada subjek I hingga V dengan intensitas yang berbeda, pada subjek I, III dan IV perasaan terlalu peka/mudah tersinggung muncul dengan intensitas yang kuat. Sedangkan pada subjek II dan V, gejala ini memiliki intensitas yang sedang. Pada subjek I, subjek merasa bahwa dirinya menjadi mudah marah dan cenderung mudah tersinggung. Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung. Apabila ada teman yang sedang membicarakan skripsi, subjek memilih untuk menjauh dan menghindari temannya. Hal ini juga terjadi pada subjek III, subjek
117 Perpustakaan Unika menjadi orang yang mudah marah bahkan karena hal-hal kecil pun subjek dapat memicu subjek marah, seperti subjek tidak suka makanan yang dimasak dirumah biasanya subjek akan marah dan meminta dimasakkan baru lagi. Subjek juga menjadi orang yang mudah tersinggung, apabila ada orang yang membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti apa yang dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung. Pada waktu subjek sedang marah biasanya orang-orang terdekatnya akan menjadi sasaran kemarahan dari subjek, meskipun sebenarnya orang yang bersangkutan tidak memiliki masalah dengan subjek, kemarahan subjek biasanya dilampiaskan dengan berbicara dengan nada yang tinggi. Hal ini juga terjadi pada subjek IV dimana menjadi orang yang mudah marah, subjek tiba-tiba bisa merasa marah bila masalah keluarga atau masalah-masalah yang lain. Perasaan subjek IV juga menjadi terlalu peka, bila melihat temannya mengerjakan skripsi maka subjek merasa dirinya sudah tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain. Berbeda dengan yang terjadi pada subjek II dan V, Pada subjek II perasaan subjek menjadi terlalu peka, hal ini muncul karena subjek merasa dirinya hanya sendiri dan tidak mempunyai teman. Subjek terkadang sedih karena merasa tidak ada orang yang dapat membantunya. Subjek V juga merasa tidak memiliki teman dan ditinggal sendiri, karena teman-teman yang lain sudah lulus. Gejala kecemasan seperti sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan juga dialami oleh semua subjek dengan
118 Perpustakaan Unika intensitas yang kuat pada subjek I, II, IV dan V sedangkan pada subjek III gejala ini muncul dengan intensitas yang sedang. Pada subjek yang pertama, subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk menentukan teori mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek berusaha menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui dosennya. Hal serupa juga terjadi pada subjek II, subjek menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan, seperti dalam hal penentuan judul subjek merasakan kesulitan saat mencari suatu kesatuan antara judul dengan isi skripsi dan dengan kemauan dari dosen pembimbing. Demikian pula yang terjadi pada subjek III, subjek menjadi sulit berkonsentrasi bila menemui hambatan ketika mencari bahan skripsi. Subjek tidak mampu menentukan sendiri judul skripsi yang akan diambilnya dan membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menentukan judul. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan juga dialami oleh subjek IV dan V, pada subjek IV subjek sulit berkonsentrasi karena ada masalah yang dapat mengganggu perhatian subjek pada waktu mengerjakan skripsi seperti masalah keluarga, ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka subjek akan mengalami hambatan dalam mengerjakan skrispi karena subjek hanya dapat fokus pada satu masalah saja. Pada subjek V,
119 Perpustakaan Unika subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul. Hal ini terjadi karena subjek memiliki pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat menentukan judul. Meskipun demikian subjek masih tetap merasa kesulitan dalam menentukan judul yang tepat. Perasaan tidak tenang juga dialami oleh subjek I hingga V dengan intensitas yang kuat. Pada subjek I, subjek selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat temannya yang sudah sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum bergerak sama sekali dalam mengerjakan skripsi membuat subjek semakin merasa tidak tenang. Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi beban dalam dirinya. Orangtua selalu mendukung subjek dalam mengerjakan skripsi dan apabila subjek tidak mengerjakannya maka orangtuanya akan memarahi subjek dalam bentuk teguran. Pada subjek II, subjek merasa tidak tenang bila kesulitan mencari referensi skripsi. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar-
120 Perpustakaan Unika debar. Subjek merasa takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbingnya, subjek merasa apa yang dikerjakannya pasti akan disalahkan oleh dosennya. Perasaan tidak tenang juga dialami oleh subjek III, subjek dituntut oleh orangtua harus menyelesaikan kuliah paling lama 4 tahun, tetapi saat ini subjek sudah menempuh kuliah lebih dari waktu yang ditetapkan oleh orangtuanya tersebut. Hal ini menyebabkan subjek merasa tidak tenang karena tidak mampu memenuhi keinginan orangtuanya tersebut. Demikian pula yang terjadi pada subjek IV, orangtua selalu menuntut subjek agar cepat menyelesaikan kuliahnya, karena orangtua subjek mengetahui bahwa beberapa orang dari teman subjek sudah lulus dan diwisuda. Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa. Subjek merasa kesulitan bila akan bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini terlihat apabila subjek sudah membuat janji untuk bertemu dengan dosennya tetapi tiba-tiba dosennya lupa sehingga jadwal untuk bimbingan sering tertunda. Pada subjek V, subjek merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, menurut subjek jika teringat pada skripsi ia juga teringat pada ancaman orangtua yang tidak akan mengirimkan uang bulanan lagi. Subjek juga merasa tidak tenang karena merasa tertinggal dari teman-temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek dalam mengerjakan skripsi.
121 Perpustakaan Unika Perasaan sedih sebagai salah satu gejala kecemasan, muncul pada subjek III dan IV dengan intensitas yang sedang. Pada subjek III perasaan sedih muncul karena subjek tidak dapat memenuhi keinginan orangtua untuk dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu 4 tahun,. Target yang telah ditetapkan oleh subjek sendiri juga tidak tercapai sehingga subjek semakin merasa sedih. Demikian juga pada subjek IV, subjek juga merasa sedih karena ia merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Gejala kecemasan lain yaitu sakit kepala juga dialami oleh subjek I hingga V dengan intensitas yang sedang. Subjek I tiba- tiba merasa sakit kepala ketika berada di depan komputer untuk mengetik skripsi. Berbeda dengan yang dialami oleh subjek III, subjek memiliki penyakit darah rendah sehingga setiap kali kondisi fisiknya letih subjek akan merasakan sakit kepala. Pada subjek II, IV dan V merasa sakit kepala bila sedang pikirannya sedang tegang memikirkan skripsi. Gejala kecemasan seperti sulit tidur dan mimpi buruk dialami oleh subjek I dan IV sedangkan subjek V hanya mengalami gangguan berupa sulit tidur. Subjek I dan IV mengalami gangguan mimpi buruk dengan intensitas yang tinggi, sedangkan pada subjek V hanya mengalami gangguan sulit tidur dengan intensitas yang rendah. Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu
122 Perpustakaan Unika teringat pada skripsi yang membuat subjek merasa tidak tenang. Subjek juga sering mengalami mimpi buruk, hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya subjek melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Begitu juga dengan subjek IV, subjek mengalami gangguan tidur berupa sulit tidur dan mimpi buruk, hal ini muncul disebabkan subjek selalu merasa tidak tenang karena selalu ingat pada masalah skripsi sehingga setiap kali akan tidur subjek mengalami kesulitan. Subjek juga mengalami mimpi buruk karena merasa tidak tenang. Berbeda dengan subjek V, setiap kali akan tidur ataupun bangun tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang menjadi beban fikiran bagi dirinya, subjek tidak sampai mengalami gangguan mimpi buruk. Gejala kecemasan yang lainnya seperti diare atau sakit perut dialami oleh subjek IV dan gejala ini muncul dengan intensitas yang sedang, subjek mengalami diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan. Gejala kecemasan seperti keringat berlebih dialami oleh subjek V, gangguan fisik yang muncul sebagai bentuk kecemasan subjek ketika sedang mengerjakan skripsi dan muncul dengan intensitas yang sedang. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan terdapat kecemasan pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, beberapa bentuk kecemasan tersebut seperti perasaan minder yang dialami oleh subjek, muncul karena subjek merasa mengerjakan
123 Perpustakaan Unika skripsi menjadi suatu beban sehingga sering merasa tertekan. Perasaan ini juga muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman- teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri. Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi. Subjek juga menjadi sensitif bila melihat temannya sudah selesai mengerjakan skripsi, subjek merasa dirinya seolah-soleh sendiri dan tidak ada yang membantu. Menjadi mudah marah dan tersinggung bila ada suatu hal yang tidak sesuai dengan subjek. Kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengambil keputusan dialami subjek khususnya dalam menentukan judul skripsi dan teori. Subjek sulit berkonsetrasi pada skripsi bila sedang menghadapi masalah keluarga. Subjek juga merasa tidak tenang karena selalu dituntut untuk segera lulus, merasa tidak tenang bila ada teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi. Perasaan sedih muncul dalam diri subjek karena tidak dapat memenuhi harapan orangtua dan tidak mampu untuk mencapai target untuk lulus. Sakit kepala, diare, keringat berlebih juga dialami oleh subjek sebagai bentuk gangguan yang dialami secara fisik oleh subjek.
124 Perpustakaan Unika
Orangtua selalu Target untuk Teman-teman subjek
mendesak subjek menyelesaikan banyak yang sudah studi tidak selesai mengerjakan agar cepat lulus tercapai skripsi kuliah Komunikasi Sakit kepala dengan dosen Skripsi mengetik pembimbing merupakan suatu skripsi di depan hal yang komputer
dibebankan pada subjek Menunda waktu Kondisi fisik konsultasi dengan subjek yang dosen pembimbing lemah
125 Perpustakaan Unika
Jadwal
Tidak menemukan konsultasi bahan atau dengan dosen Pandangan yang Masalah referensi yang yang tertunda salah mengenai keluarga yang dibutuhkan
alur penulisan mengganggu skripsi fikiran subjek
CEMAS
Perasaan Sulit tidur Merasa Minder tidak dan mimpi sedih / merasa tidak tenang
buruk mampu
Suli t berkonsentrasi Diare Perasaan terlalu dan mengambil dan Sakit peka (mudah kep utusan Kepala tersinggung)
Bagan 6 Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam Mengerjakan Skripsi Tabel 6 Intensitas Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam Mengerjakan Skripsi
Kecemasan Sbj Sbj Sbj Sbj Sbj Keterangan mengerja- I II III IV V kan skripsi Minder/ +++ +++ +++ +++ +++ Merasa lebih bodoh
126 Perpustakaan Unika merasa dibandingkan dengan kurang teman-teman yang mampu lain dan merasa tidak mampu menyelesaikan skripsi. Merasa tertinggal dan tidak percaya diri jika dibandingkan dengan teman-teman yang sudah lulus. Merasa minder terhadap teman- teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi. Merasa dalam penulisan skripsi tidak semudah yang dibayangkan, ternyata menulis skripsi itu rumit. Tidak mampu menyelesaikan skripsi dengan baik, menganggap skripsi merupakan suatu beban yang sangat sulit. Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi. Peka +++ ++ +++ +++ ++ Menjadi orang yang /mudah sensitif ketika sedang marah/mud mengerjakan skripsi, ah ter- mudah menjadi sedih Singgung dan mudah
127 Perpustakaan Unika tersinggung ketika ada dan melihat orang lain berbicara tentang skripsi. Terkadang sedih karena merasa tidak ada yang membantunya dan merasa sendiri dan tidak memiliki teman untuk diajak bicara. Subjek mudah marah hanya karena masalah-masalah kecil. Sulit +++ +++ ++ +++ +++ Merasa bingung konsentrasi ketika sedang dan menghadap dosen mengambil untuk konsultasi keputusan penulisan skripsi. Tidak dapat mengambil keputusan dalam pemakaian teori-teori yang digunakan untuk penulisan skripsi. Sulit untuk menentukan judul skripsi, membutuhkan orang lain untuk membantunya mengambil keputusan dan memiliki padangan yang salah mengenai alur penyusunan skripsi. Menjadi sulit berkonsentrasi bila menemui hambatan ketika mencari bahan skripsi. Sulit berkonsentrasi pada
128 Perpustakaan Unika skripsi karena tidak dapat membagi waktu dengan baik. Menunda waktu untuk menemui dosen pembimbing. Tidak +++ +++ +++ +++ +++ Dituntut untuk segera tenang lulus oleh orang tua, merasa tidak tenang ketika ada teman yang mengerjakan skripsi, jantung berdebar-debar ketika memikirkan skripsi Takut untuk mengajukan isi skripsi yang telah dikerjakannya kepada dosen pembimbing. Setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar- debar. Banyak teman subjek yang sudah lulus dan menyelesaikan skripsi, sedangkan dirinya sendiri tidak dapat mencapai target untuk lulus. Jantungnya berdebar- debar setiap kali memikirkan skripsi. Tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukannya sendiri untuk menyelesaikan skripsi. Subjek merasa takut bila tidak cepat selesai
129 Perpustakaan Unika kuliah orangtua akan berhenti mengirim uang bulanan. Sedih - - ++ ++ - Merasa sedih ketika
tidak dapat mencapai targetnya untuk lulus. Sedih karena teman satu angkatannya sudah ada yang lulus. Indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Sakit ++ ++ ++ ++ ++ Ketika berada di kepala depan komputer untuk mengetik skripsi subjek tiba- tiba merasa sakit kepala. Memiliki penyakit darah rendah sehingga setiap kali kondisi fisiknya letih, subjek akan merasakan sakit kepala. Merasakan sakit kepala karena fikirannya tegang setiap kali mengerjakan skripsi Sulit tidur +++ - - ++ + Setiap kali akan tidur dan mimpi selalu memikirkan buruk skripsi dan sering terbangun karena teringat pada skripsinya, mengalami mimpi
130 Perpustakaan Unika buruk karena skripsi merupakan masalah yang belum selesai. Diare/ sakit - - - ++ - Subjek mengalami perut diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan. Keringat - - - - ++ Gangguan fisik yang berlebih muncul sebagai dan buang bentuk kecemasan air kecil subjek ketika sedang terus mengerjakan skripsi.
Keterangan : +++ : intensitas kecemasan kuat ++ : intensitas kecemasan sedang + : intensitas kecemasan lemah - : tidak muncul
B. Pembahasan
Berdasarkan dari analisa yang dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan intensitas kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, maka dapat diindikasikan secara keseluruhan subjek merasa minder. Perasaan minder yang dialami oleh subjek karena subjek merasa mengerjakan skripsi menjadi suatu beban
131 Perpustakaan Unika sehingga sering merasa tertekan. Perasaan ini juga muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri. Subjek memiliki anggapan bahwa skripsi merupakan suatu beban bagi dirinya, hal ini membuat subjek semakin merasa tidak mampu. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sarason bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah keyakinan diri, dimana individu yang memiliki kepercayaan diri lebih besar untuk menghadapi suatu hal akan mengurangi kecemasan (Djiwandono, 2002,h.388). Subjek merasa penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang rumit. Perasaan ini juga muncul karena subjek melihat teman- temannya sudah lulus tetapi dirinya belum juga dapat menyelesaikan skripsi. Perasaan minder yang dialami oleh subjek muncul karena subjek selalu merasa bahwa skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit, perasaan ini juga muncul apabila melihat teman-temannya yang sudah selesai, subjek juga merasa tidak percaya diri ketika harus bertemu untuk berkonsultasi mengenai masalah skripsi. Perasaan ini juga muncul karena teman- teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Supratiknya (1995,h.39) yang menyebutkan bahwa salah satu
132 Perpustakaan Unika gejala gejala dari kecemasan yaitu sering merasa tidak mampu dan minder dalam pergaulan. Subjek merasa bahwa dirinya menjadi mudah marah dan cenderung mudah tersinggung. Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung. Apabila ada teman yang sedang membicarakan skripsi, subjek memilih untuk menjauh dan menghindari temannya. Subjek juga menjadi orang yang mudah tersinggung, apabila ada orang yang membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti apa yang dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung. Pada waktu subjek sedang marah biasanya orang-orang terdekatnya akan menjadi sasaran kemarahan dari subjek, meskipun sebenarnya orang yang bersangkutan tidak memiliki masalah dengan subjek. Subjek tiba-tiba bisa merasa marah bila masalah keluarga atau masalah-masalah yang lain. Perasaan subjek juga menjadi terlalu peka, bila melihat temannya mengerjakan skripsi maka subjek merasa dirinya sudah tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain. Perasaan subjek menjadi terlalu peka, hal ini muncul karena subjek merasa dirinya hanya sendiri dan tidak mempunyai teman. Subjek terkadang sedih karena merasa tidak ada orang yang dapat membantunya. Subjek juga merasa tidak memiliki teman dan ditinggal sendiri, karena teman-teman yang lain sudah lulus. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h,39) yang
133 Perpustakaan Unika menyebutkan bahwa penderita kecemasan akan menunjukkan gejala perasaannya menjadi terlalu peka dan mudah marah. Subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk menentukan teori mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek berusaha menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui dosennya. Subjek menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan, seperti dalam hal penentuan judul subjek merasakan kesulitan saat mencari suatu kesatuan antara judul dengan isi skripsi dan dengan kemauan dari dosen pembimbing. Subjek menjadi sulit berkonsentrasi bila menemui hambatan ketika mencari bahan skripsi. Subjek tidak mampu menentukan sendiri judul skripsi yang akan diambilnya dan membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menentukan judul. Subjek sulit berkonsentrasi karena ada masalah yang dapat mengganggu perhatian subjek pada waktu mengerjakan skripsi seperti masalah keluarga, ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka subjek akan mengalami hambatan dalam mengerjakan skrispi karena subjek hanya dapat fokus pada satu masalah saja. Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h.39) yang menyebutkan bahwa salah satu gejala yang ditunjukkan oleh penderita
134 Perpustakaan Unika kecemasan adalah sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan dan selalu merasa salah. Subjek selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat temannya yang sudah sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum bergerak sama sekali dalam mengerjakan skripsi membuat subjek semakin merasa tidak tenang. Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi beban dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang kemukakan oleh Siswohardjono (1982, h.17) bahwa tuntutan orang tua merupakan salah satu hal yang mempengaruhi munculnya kecemasan, orangtua yang terlalu menuntut dapat menghasilkan kecemasan karena tuntutan tersebut dianggap sebagai suatu ancaman. Subjek merasa tidak tenang bila kesulitan mencari referensi skripsi. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar-debar. Subjek merasa takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbingnya, subjek merasa apa yang dikerjakannya pasti akan disalahkan oleh dosennya. Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti
135 Perpustakaan Unika bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa. Subjek kesulitan bila akan bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini terlihat apabila subjek sudah membuat janji untuk bertemu dengan dosennya tetapi tiba-tiba dosennya lupa sehingga jadwal untuk bimbingan sering tertunda. Subjek juga merasa tidak tenang karena merasa tertinggal dari teman- temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek dalam mengerjakan skripsi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h39) bahwa bahwa salah satu gejala yang alami oleh penderita kecemasan yaitu senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu. Perasaan sedih muncul karena subjek tidak dapat memenuhi keinginan orangtua untuk dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu 4 tahun. Target yang telah ditetapkan oleh subjek sendiri juga tidak tercapai sehingga subjek semakin merasa sedih. Subjek merasa sedih karena indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Menurut Supratiknya (1995, h.39) perasaan sedih ini juga merupakan salah satu gejala yang dialami oleh penderita kecemasan. Subjek tiba-tiba merasa sakit kepala ketika berada di depan komputer untuk mengetik skripsi. Subjek memiliki penyakit darah rendah sehingga setiap kali kondisi fisiknya letih
136 Perpustakaan Unika subjek akan merasakan sakit kepala. Subjek merasa sakit kepala bila sedang pikirannya sedang tegang memikirkan skripsi. Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang membuat subjek merasa tidak tenang. Subjek juga sering mengalami mimpi buruk, hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya subjek melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Subjek mengalami diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan. Mengeluarkan banyak keringat dialami oleh subjek. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h.39) yang mengemukakan bahwa penderita kecemasan sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya bagian leher dan sekitar atas bahu, mengalami diare ringan, sering buang iar kecil dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk serta mengeluarkan banyak keringat. Oleh karena itu dapat disimpulkan secara teori kecemasan yang dialami oleh subjek tergolong dalam kecemasan normal. Menurut Clerg (1994, h.48-49), kecemasan menunjukkan pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan dan meliputi interpretasi subjektif dan arousal atau rangsang fisiologis. Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa dalam mengerjakan skripsi dikategorikan dalam state anxiety. Menurut Clerg (1994, h.48-49) state anxiety yaitu reaksi emosi
137 Perpustakaan Unika sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjekfif. Proses umum terjadinya kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi yaitu adanya situasi yang menyebabkan subjek mengalami kecemasan, seperti tuntutan orangtua, subjek tidak memiliki keyakinan diri, kurangnya dukungan sosial dari dosen dan teman-teman. Beberapa hal tersebut dapat memunculkan interpretasi subjektif yang menyebabkan subjek merasa cemas dan adanya rangsang fisiologis yang mengganggu keadaan fisik subjek. Berdasarkan uraian diatas, teori A-B-C tentang kepribadian dari terapi rasional emotif yang dikemukakan oleh Albert Ellis (Corey, 2005, h.238) dapat digunakan untuk menganalisis kecemasan yang dialami oleh mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Dari teori tersebut dijelaskan bahwa A merupakan suatu fakta atau suatu peristiwa ( Corey, 2005, h. 242 ). Jika dihubungkan dengan masalah kecemasan mahasiswa, maka A adalah skripsi, yaitu suatu hal yang harus dihadapi atau diselesaikan oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan studinya S1-nya. Sedangkan C adalah reaksi emosional seseorang, dalam hal ini yang menjadi reaksi emosional yaitu kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. B adalah keyakinan individu tentang A dan merupakan penyebab C. Dalam hubungannya dengan kecemasan mahasiswa mengerjakan skripsi, B adalah keyakinan yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai skripsi tersebut. Bila
138 Perpustakaan Unika mahasiswa memiliki keyakinan yang positif mengenai skripsinya, maka dalam proses penyusunan skripsinya akan berjalan dengan baik. Tetapi bila mahasiswa memiliki keyakinan yang negatif ataupun irrasional mengenai segala sesuatu yang berhubungan skripsi maka tentu saja akan mempengaruhi dalam pengerjaan skripsi. Keyakinan yang irrasional mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan skripsi, misalnya seorang mahasiswa yang selalu merasa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak mampu mengerjakan skripsi maka akan menyebabkan terjadinya kecemasan. Keyakinan lain misalnya mahasiswa yang merasa tidak pernah mendapat dukungan dari orang tua ataupun orangtua yang selalu menuntut anaknya agar cepat lulus tapi tidak memberikan dukungan juga dapat menyebabnya munculnya kecemasan. Kecemasan juga dapat muncul ketika mahasiswa merasa takut bila harus berhadapan dengan dosen pembimbing karena adanya keyakinan irrasional bahwa tugasnya pasti akan disalahkan oleh dosennya. Keyakinan irrasional mengenai skripsi juga dapat muncul karena lingkungan sosial, misalnya dikalangan mahasiswa selalu beranggapan bahwa skripsi itu sulit maka secara tidak langsung maka seseorang juga dapat terpengaruh anggapan yang belum tentu kebenarannya tersebut. Banyak keyakinan-keyakinan irrasional lain yang menyebabkan munculnya kecemasan ini dengan kata lain dapat disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan. Keyakinan-
139 Perpustakaan Unika keyakinan irrasional mengenai hal-hal yang berhubungan dengan skripsi tersebut pada kenyataannya belum tentu terjadi tetapi sangat mempengaruhi seseorang sehingga akan memunculkan reaksi emosional yaitu kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang nampak. Pada subjek I hingga subjek V menampilkan gejala-gejala yang hampir sama, antara lain perasaan minder, perasaan terlalu peka, mudah marah/tersinggung, sedih, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, sakit kepala, sulit tidur dan mimpi buruk serta diare, keringat berlebih dan buang air kecil terus.
Perpustakaan Unika BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa muncul kecemasan ketika mahasiswa mengerjakan skripsi. Kecemasan tersebut dapat berupa perasaan mider, perasaan ini muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri. Subjek merasa bahwa dirinya menjadi mudah marah dan cenderung mudah tersinggung. Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung. Perasaan subjek juga menjadi terlalu peka, bila melihat temannya mengerjakan skripsi maka subjek merasa dirinya sudah tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain. Subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Subjek selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi. Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan kuliahnya. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar-debar.
141 Perpustakaan Unika Perasaan sedih muncul karena subjek tidak dapat memenuhi keinginan orangtua untuk dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu 4 tahun. Target yang telah ditetapkan oleh subjek sendiri juga tidak tercapai sehingga subjek semakin merasa sedih. Subjek merasa sedih karena indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Subjek tiba-tiba merasa sakit kepala ketika berada di depan komputer untuk mengetik skripsi. Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang membuat subjek merasa tidak tenang. Subjek mengalami diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan. Mengeluarkan banyak keringat dialami oleh subjek. Beberapa bentuk kecemasan yang dialami subjek tersebut merupakan reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjekfif. Proses umum terjadinya kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi yaitu adanya situasi yang menyebabkan subjek mengalami kecemasan, seperti tuntutan orangtua yang menjadi ancaman bagi diri subjek, subjek tidak memiliki keyakinan diri untuk dapat mengerjakan skripsi sehingga semakin sulit bagi subjek ketika mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi.
142 Perpustakaan Unika B. Saran
Saran ditujukan kepada :
1. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Bagi mahasiswa yang sedang atau yang akan menghadapi skripsi, diharapkan dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin. Komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing akan sangat menolong dalam proses penyusunan skripsi. Apabila mahasiswa sungguh-sungguh mengalami kesulitan dalam hal pemahaman, hendaknya hal ini bukan merupakan penghambat tetapi menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk berusaha lebih baik lagi. Kemauan diri yang keras untuk menyelesaikan skripsi serta pembagian waktu yang baik akan sangat menolong untuk mempercepat penyelesaian penyusunan skripsi. Dengan demikian diharapkan para mahasiswa khususnya yang sedang menyelesaikan skripsi tidak akan merasakan kecemasan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang berminat terhadap penelitian mengenai kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, diharapkan mampu memperdalam hasil penelitian, misalnya dengan meneliti dampak jangka panjang dari kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Untuk lebih mempertajam hasil penelitian, maka hal tersebut harus dieksplorasi secara lebih mendalam, tentunya kepekaan, ketekunan serta ketrampilan peneliti akan sangat dibutuhkan sehingga sata yang diperoleh akan lebih kaya dan mendalam, serta bermanfaat bagi banyak pihak.
Perpustakaan Unika DAFTAR PUSTAKA
Alloy, dkk. 2005. Abnormal Psychology : Current Perspective Ninth Edition. New York : Mc.Graw Hill. Atkinson, RL, dkk. 2001. Pengantar Psikologi, Jilid 2. Alih bahasa : Wijaya Kusuma. Batam : Interaksara. Bruno, F.J. 1998. Stop Worrying. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Corey, G. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Alih bahasa : E. Koeswara. Bandung : PT. Refika Aditama. Daradjat, Z. 1990. Kesehatan Mental. Jakarta : CV. Haji Masagung. Davidoff, LL. 1991. Psikologi Suatu Pengantar : Jilid 2. Alih bahasa : M. Juniati. Jakarta :Erlangga. De Clerg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal : Dari Sudut Pandang Perkembangan. Jakarta : Grasindo. Gunarsa, SD., Gunarsa YSD. 1986. Psikologi Keperawatan. Edisi I. Jakarta:BPK Gunung Mulia.
Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Jilid 2. Yogyakarta : Andi. Indra, A. 2006. Kecemasan Siswa Menghadapi Ulangan Umum Ditinjau Dari Internal Locus of Control. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Semarang : Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata. McMahon. 1982. Psychology : The Hybrid Science Fourth Edition. Illions : The Dorsey Press. Moleong, J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rodaskarya. Nawawi, H. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Fakultas Psikologi UI.
146 Perpustakaan Unika Rahayuningsih, D. 2005. Kecemasan Lansia Menghadapi Kematiannya. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Semarang : Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata. Siswohardjono, A. 1982. Rasa Takut Pada Anak. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. Supratiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka. Trisandhya, Mitra. 2005. Psikosomatis Pada Mahasiswa Yang Akan Menempuh Ujian Skripsi Ditinjau Dari Kecemasan Menghadapi Ujian. Jurnal Psikologi Sosial. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Vol.11/No.3/Mei 2005 (22-28)
Perpustakaan Unika PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
Pedoman Wawancara
1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi ? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi ? - Bagaimana gambaran anda mengenai skripsi itu sendiri ? 2. Keyakinan diri - Apakah anda mempunyai target waktu untuk menyelesaikan skripsi tersebut ? - Bagaimana anda memperoleh informasi mengenai skripsi ? 3. Dukungan sosial - Apakah ada pihak lain yang memberi bantuan kepada anda dalam menyusun skripsi ? - Apakah ada tuntutan dari orangtua agar anda segera menyelesaikan kuliah ? - Bagaimana tanggapan keluarga (orangtua) ketika anda mengerjakan skripsi ? - Bagaimana tanggapan teman-teman ketika anda mengerjakan skripsi ? 4. Karakteristik pribadi - Apakah anda mempunyai kesulitan yang menghambat proses penyusunan skripsi ? - Apakah anda menemui hambatan ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing skripsi ?
146
Perpustakaan Unika 5. Gejala-gejala kecemasan - Apa yang anda rasakan setiap kali anda memikirkan skripsi ? - Pada saat mengerjakan skripsi, apa yang biasanya anda rasakan ? 6. Gejala psikologis - Apakah anda menjadi mudah tersinggung, merasa tidak mampu, minder, depresi dan sedih apabila anda mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi ? - Apakah anda mengalami gangguan sulit berkonsentrasi dan sulit mengambil keputusan pada waktu mengerjakan skripsi ? - Apakah anda merasa tidak tenang setiap kali anda memikirkan skripsi ? 7. Gejala fisik - Apakah anda merasakan gangguan fisik seperti sakit kepala, otot leher kaku, diare, sering buang air kecil ? - Apakah anda mengalami gangguan tidur berupa insomnia atau mimpi buruk ketika mengerjakan skripsi ? - Apakah anda merasakan jantung berdebar-debar, keringat berlebih, tekanan darah tinggi atau sulit bernafas ? 8. Coping - Apakah anda merasa terganggu dengan hal-hal yang berkaitan dengan kecemasan itu ? - Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut ? - Apakah anda menemui hambatan/kendala ketika mencoba mengatasi kecemasan tersebut.
147
Perpustakaan Unika Pedoman Observasi
1. Kondisi fisik dan penampilan subjek 2. Perilaku subjek ketika dilakukan wawancara mengenai kecemasan mengerjakan skripsi. 3. Perilaku subjek sebelum dan sesudah wawancara dilakukan.
148
Perpustakaan Unika
THE TAYLOR MANIFEST ANXIETY SCALE
( TMAS )
What I Think and Feel Baca setiap pertanyaan berikut dengan teliti. Lingkarilah kata YA , bila pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda. Dan lingkarilah kata TIDAK bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan anda.
01. Saya memiliki masalah yang mengganggu fikiran YA / TIDAK saya. 02. Saya menjadi gelisah ketika sesuatu tidak sesuai YA / TIDAK dengan yang saya harapkan. 03. Orang lain sepertinya dapat melakukan sesuatu YA / TIDAK lebih baik daripada saya. 04. Saya menyukai setiap orang yang saya kenal. YA / TIDAK 05. Saya sering mengalami kesulitan bernafas. YA / TIDAK 06. Saya selalu merasa takut/gelisah. YA / TIDAK 07. Saya merasa takut pada banyak hal. YA / TIDAK 08. Saya selalu baik hati. YA / TIDAK 09. Saya mudah marah. YA / TIDAK 10. Saya merasa khawatir mengenai apa yang akan YA / TIDAK dikatakan orang tua kepada saya. 11. Saya merasa orang lain tidak menyukai cara saya YA / TIDAK bekerja.
149
Perpustakaan Unika 12. Saya selalu memiliki kelakuan / tatakrama yang YA / TIDAK baik. 13. Saya sulit tidur pada malam hari. YA / TIDAK 14. Saya khawatir mengenai pendapat orang terhadap YA / TIDAK saya. 15. Saya merasa sendiri meskipun ada orang lain di YA / TIDAK dekat saya. 16. Saya selalu merasa baik-baik saja. YA / TIDAK 17. Saya sering menderita sakit perut. YA / TIDAK 18. Perasaan saya mudah terluka. YA / TIDAK 19. Tangan saya selalu berkeringat. YA / TIDAK 20. Saya selalu ramah terhadap setiap orang. YA / TIDAK 21. Saya merasa sangat lelah. YA / TIDAK 22. Saya selalu takut berhadap apa yang akan terjadi. YA / TIDAK 23. Orang lain lebih bahagia daripada saya. YA / TIDAK 24. Saya berkata jujur setiap waktu. YA / TIDAK 25. Saya mengalami mimpi buruk. YA / TIDAK 26. Perasaan saya mudah terluka ketika saya sedang YA / TIDAK bertengkar. 27. Saya merasa seseorang akan menyalahkan YA / TIDAK pekerjaan saya. 28. Saya tidak pernah marah sama sekali. YA / TIDAK 29. Kadang-kadang saya terbangun karena ketakutan. YA / TIDAK 30. Saya merasa gelisah setiap kali akan tidur di malam YA / TIDAK
150
Perpustakaan Unika hari. 31. Sulit bagi saya untuk berkonstrasi pada tugas YA / TIDAK sekolah saya. 32. Saya tidak pernah mengatakan sesuatu yang tidak YA / TIDAK seharusnya saya katakan. 33. Saya tidak bisa duduk tenang. YA / TIDAK 34. Saya merasa gelisah / takut. YA / TIDAK 35. Banyak orang yang melawan saya. YA / TIDAK 36. Saya tidak pernah bohong. YA / TIDAK 37. Saya sering kali merasa takut terhadap hal buruk YA / TIDAK yang akan menimpa saya.