Anda di halaman 1dari 120

Perpustakaan Unika

KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA DALAM
MENGERJAKAN SKRIPSI


SKRIPSI


Fitria Linayaningsih
03.40.0139





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KALOTIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2007




Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN . ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iii
HALAMAN MOTTO ...... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI .... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN .. xi
DAFTAR LAMPIRAN .... xii

BAB I. PENDAHULUAN . 1
A. Latar Belakang Masalah ....... 1
B. Tujuan Penelitian ...... 6
C. Manfaat Penelitian .... 7
1. Manfaat Teoritis ... 7
2. Manfaat Paraktis ...... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Kecemasan .... 8
1. Pengertian Kecemasan . 8
2. Macam-macam Kecemasan ..... 10
3. Gejala-gejala Kecemasan ..... 16
B. Kecemasan Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi . 18

vii

Perpustakaan Unika
1. Pengertian Kecemasan Mahasiswa dalam
Mengerjakan Skripsi ... 18

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa
dalam Mengerjakan Skripsi.. 19

C. Analisa Kecemasan Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi
secara Teoritik.. 21

BAB III. METODE PENELITIAN..... 25

A. Metode Penelitian Kualitatif .... 25

B. Subjek Penelitian .... 28

C. Metode Pengumpulan Data . 29

D. Metode Analisis Data .. 32

E. Uji Keabsahan Data ..... 34

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN... 36

A. Orientasi Kancah Penelitian .... 35

B. Persiapan Penelitian .... 39

C. Pelaksanaan Penelitian 39

D. Hasil Wawancara dan Observasi ..... 39

1. Kasus 1 40

2. Kasus 2 .... 56

3. Kasus 3 .... 68

4. Kasus 4 . 84

5. Kasus 5 ... 101

BAB V. HASIL PENELITIAN ..... 115

A. Intensitas Kecemasan Mahasiswa Fakultas
Psikologi Unversitas Katolik Soegijapranata . 115

viii

Perpustakaan Unika
B. Pembahasan .. 131

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .... 140

A. Kesimpulan ... 140

B. Saran . 142

DAFTAR PUSTAKA . 143

LAMPIRAN ... 145





















ix

Perpustakaan Unika
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 : Bagan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 1 53
Bagan 2 : Bagan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 2 66
Bagan 3 : Bagan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 3 82
Bagan 4 : Bagan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 4 98
Bagan 5 : Bagan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 5 112
Bagan 6 : Bagan Kecemasan Mengerjakan Skripsi ..
125


















x

Perpustakaan Unika
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Intensitas Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 1 54
Tabel 2 : Intensitas Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 2 67
Tabel 3 : Intensitas Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 3 83
Tabel 4 : Intensitas Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 4 99
Tabel 5 : Intensitas Kecemasan Mengerjakan Skripsi Subjek 5 113
Tabel 6 : Intensitas Kecemasan Mengerjakan Skripsi 126



















xi

Perpustakaan Unika
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Pedoman Wawancara dan Observasi .... 146

Lampiran Skala Kecemasan TMAS ...... 149

Hasil Wawancara Subjek 1 .. 152

Hasil Wawancara Subjek 2 .. 158

Hasil Wawancara Subjek 3
.. 163

Hasil Wawancara Subjek 4 .. 169

Hasil Wawancara Subjek 5 .. 175

Hasil Observasi Subjek 1 ..... 181

Hasil Observasi Subjek 2 ..... 183

Hasil Observasi Subjek 3 ..... 185

Hasil Observasi Subjek 4 ..... 187

Hasil Observasi Subjek 5 ..... 189

Hasil Skala Kecemasan TMAS Subjek 1 ..... 191

Hasil Skala Kecemasan TMAS Subjek 2 ..... 194

Hasil Skala Kecemasan TMAS Subjek 3 ..... 197

Hasil Skala Kecemasan TMAS Subjek 4 ..... 200

Hasil Skala Kecemasan TMAS Subjek 5 ..... 203

Surat Keterangan Ijin Penelitian
... 206

Surat Keterangan Bukti Penelitian . 207






xii

Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dasar utama dalam mengembangkan
sumber daya manusia guna adaptif menghadapi berbagai persoalan
sosial yang ada di masyarakat. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi,
hubungan timbal balik, serta sarana pendidikan yang memadai yang nantinya akan digunakan
untuk memecahkan proses dua arah,
antara pendidik dan anak didik. Fungsi pendidikan adalah
mengembangkan apa saja yang dibutuhkan untuk menghadapi anak
didik.
Remaja biasanya menyelesaikan pendidikan tingkat akhir pada
usia 18 tahun. Setelah itu, sebagian akan mencari kerja dan sebagian lain akan
melanjutkan ke perguruan tinggi dan mendapat sebutan
mahasiswa. Mahasiswa diharapkan menjadi tulang punggung atau
penerus guna menjadi tenaga profesional yang berkualitas untuk
membangun bangsa dan negara.
Mahasiswa harus menempuh masa studi minimal selama 4 tahun
dan akhirnya akan melewati fase akhir studinya dengan menyusun
skripsi. Penyusunan skripsi yang wajib dijalani ini merupakan prasyarat kelulusan. Fase
ini biasanya menjadi stressor tersendiri dikalangan mahasiswa. Ini terjadi bukan hanya karena
banyak anggapan bahwa
penyusunan skripsi itu sulit tetapi juga karena proses dalam penyusunan


2
Perpustakaan Unika
skripsi yang panjang. Anggapan yang demikian menyebabkan beberapa mahasiswa
menjadi cemas ketika harus menghadapi skripsi.
Pada umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan
skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih sekitar enam bulan.
Kenyataannya banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih
dari enam bulan dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Skripsi Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, tercatat 73
mahasiswa yang lulus tahun 2006 periode I. Berdasarkan data tersebut diperoleh informasi
bahwa dari 73 mahasiwa tersebut terdapat lima orang mahasiswa yang mampu menyelesaikan
skripsi
paling cepat yaitu dalam waktu 5 bulan dan satu orang mahasiswa yang menyelesaikan
skripsi paling lama yaitu 38 bulan. Rata-rata mahasiswa membutuhkan waktu diatas 18 bulan
untuk mengerjakan skripsi Ada
beberapa hal yang menyebabkan mahasiswa semakin lama dalam
menyelesaikan skripsi, salah satunya adalah kecemasan yang dihadapi oleh mahasiswa
tersebut.
Gunarsa dan Gunarsa ( 1986, h.27 ) mengatakan bahwa
kecemasan adalah rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya.
Seseorang yang mengalami kecemasan seringkali tidak dapat
menyebutkan penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan
seseorang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan
subjektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialami. Menurut Alloy (2005, h. 151)
kecemasan adalah perasaan takut dan ketakutan yang sangat mengenai sesuatu yang akan terjadi
tentang ancaman-ancaman ataupun kesulitan-kesulitan yang sebenarnya samar-samar dan tidak


3
Perpustakaan Unika
realistis yang akan muncul di masa depan tetapi tidak jelas, dan dapat membahayakan
kesejahteraan seseorang.
Demikian pula permasalahan yang muncul ketika seorang
mahasiswa menghadapi skripsi, tanpa sebab yang jelas beberapa dari mahasiswa merasa
cemas karena menganggap skripsi merupakan suatu
hal yang sulit untuk dikerjakan. Kadang-kadang perasaan cemas tersebut muncul sebelum
mahasiswa mencoba untuk mengerjakan tiap tahapan
dalam penyusunan skripsi tersebut. Selain harus mendaftar ke Biro Skripsi, kemudian
mahasiswa harus mencari dosen pembimbing, setelah itu mahasiswa juga harus mengikuti proses
bimbingan yang terkadang juga membutuhkan waktu yang lama. Lebih jelas lagi terungkap
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa mahasiswa
Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata yang sedang
mengerjakan skripsi menyatakan bahwa mahasiswa mengalami
kecemasan karena menganggap bahwa skripsi merupakan suatu beban,
adanya tuntutan orang tua yang selalu meminta anaknya untuk cepat lulus juga
merupakan salah satu penyebab munculnya kecemasan ini.
Seorang mahasiswa juga dapat merasa cemas ketika melihat teman-
temannya sudah hampir menyelesaikan skripsi sedangkan dirinya
sendiri belum selesai. Selain beberapa hal yang tersebut di atas, terdapat beberapa faktor
internal yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang dapat menyebabkan munculnya
kecemasan dalam mengerjakan
skripsi misalnya mahasiswa pada dasarnya adalah seorang pencemas, indeks prestasi
mahasiswa juga mempengaruhi kecemasan dalam
mengerjakan skripsi. Beberapa hal yang mahasiwa alami setiap kali


4
Perpustakaan Unika
merasa cemas karena mengerjakan skripsi antara lain, jantung berdebar-debar, keringat
berlebih, kepala pusing, merasa takut, tidak
tentram/tenang, merasa bersalah.
Menurut Drajat (1990,h.28) gejala kecemasan dapat bersifat fisik
maupun psikis. Gejala yang muncul secara fisik antara lain, tidur tidak nyenyak, nafsu
makan hilang, kepala pusing, dll. Beberapa gelaja
tersebut juga dialami oleh mahasiswa yang cemas menghadapi skripsi.
Gejala yang bersifat psikis antara lain merasa takut, tidak bisa
memusatkan perhatian, rendah diri, hilang kepercayaan diri, dll.
Kecemasan pada mahasiswa ketika menghadapi skrispsi muncul karena adanya perasaan
takut dan tidak percaya diri apakah mahasiswa mampu untuk mengerjakan skirpsi. Banyak
mahasiswa yang merasa takut untuk berhadapan dengan dosen pembimbing karena munculnya
perasaan ini
maka akan menghambat mahasiswa itu sendiri ketika harus
mengkonsultasikan tugas skripsinya tersebut dan tentu saja akan
semakin memperpanjang proses pengerjaan skripsi. Perasaan tidak
percaya diri atau rendah diri juga sering dialami oleh mahasiswa karena ada anggapan
bahwa skripsi merupakan hal yang sangat sulit. Beberapa gejala kecemasan yang dialami oleh
mahasiswa juga sejalan dengan
pendapat McMahon (1982, h. 538) yang mengatakan bahwa seseorang
yang merasa cemas akan merasakan jantung berdebar-debar, mudah
merasa lelah, sesak nafas, sakit pada bagian dada, pingsan, pusing/sakit kepala, takut
pada sesuatu yang akan terjadi.
Menurut Sarason, dkk (Djiwandono, 2002, h.388) ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu keyakinan diri,


5
Perpustakaan Unika
dukungan sosial dan modelling. Bila mahasiswa mempunyai
kepercayaan diri yang besar untuk menghadapi skripsi akan mengurangi kecemasan.
Dukungan sosial akan membuat mahasiswa merasa
diperhatikan, dicintai dan bernilai sehingga mengurangi tingkat
kecemasannya. Modelling dapat mengubah perilaku seseorang yaitu
dengan melihat bagaimana orang lain melakukan sesuatu. Jika individu belajar dari
model yang mempunyai kecemasan dalam menghadapi
suatu masalah maka individu tersebut cenderung mengalami kecemasan.
Kecemasan yang teramat sangat pada diri seseorang akan
berpengaruh besar pula pada kehidupan orang yang mengalaminya.
Gunarsa dan Gunarsa (1986, h.27) mengatakan bahwa kecemasan dapat mempengaruhi
tercapainya kedewasaan perkembangan kepribadian dan
memiliki kekuatan besar untuk menggerakkan perilaku. Disatu sisi, kecemasan bisa
mempunyai makna negatif karena adanya perasaan tidak enak, ketegangan, kekhawatiran yang
berlarut-larut, tetapi disisi lain, kecemasan mempunyai makna positif yaitu justru mampu
memotivasi
seseorang untuk bertindak melawan ketegangan dan mengembangkan
kepribadian. Apabila mahasiswa merespon kecemasan secara positif
maka mereka mampu mengambil tindakan dan cara yang tepat untuk
mengatasi kecemasan dalam menghadapi skripsi sehingga mereka
mampu melewati fase akhir dari studinya tersebut Sebaliknya yang
terjadi apabila mahasiswa merespon kecemasan tersebut secara negatif, maka mahasiswa
tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
Bahkan yang sering terjadi yaitu mahasiswa cenderung mengulur-ulur


6
Perpustakaan Unika
waktu dan menelantarkan skripsinya atapun lebih mengutamakan hal
lain dari pada skripsi.
Mahasiswa seharusnya mampu mengatasi kecemasan tersebut,
sehingga tugas skripsinya dapat dihadapi dengan baik. Pada
kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu mengatasi masalah
kecemasan tersebut. Akhirnya tidak sedikit mahasiswa meninggalkan bangku kuliah
karena tidak mampu menyelesaikan tugas skripsi. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak mampu
mengatasi masalah pada waktu awal mereka berhadapan dengan skripsi. Apabila mahasiswa
menyadari bahwa kecemasan yang dialaminya tersebut menghambat proses
pengerjaan skripsi, untuk mengatasinya maka mahasiswa harus dapat meminimalisir
faktor-faktor yang memicu kecemasan tersebut sehingga skripsinya dapat selesai tepat waktu.
Berdasarkan latar belakang yang terdapat di atas tampak bahwa
kecemasan menimbulkan masalah psikologis yang mempengaruhi
tingkah laku seseorang. Penulis ingin melakukan penelitian mengenai kecemasan yang
dialami oleh mahasiswa fakultas Psikologi Unika
Sogijapranata ketika mengerjakan skripsi.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses terjadinya
kecemasan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
dalam menghadapi skripsi.



7
Perpustakaan Unika
C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi
khususnya bidang Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan dan
Psikologi Pendidikan, yang berkaitan dengan kecemasan mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi.

2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
bagi para mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau yang
akan menghadapi skripsi agar dapat mempersiapkan diri sebaik
mungkin sehingga kemungkinan terjadinya kecemasan dapat
diminimalisir agar tidak menghambat proses pengerjaan skripsi.



Perpustakaan Unika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan

Suatu keadaan yang mengancam keberadaan kehidupan
seseorang, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak
menyenangkan pada diri orang tersebut. Perasaan tidak
menyenangkan dan sangat mengganggu jiwa dan pikiran ini dapat
mempengaruhi proses pemaknaan seseorang terhadap peristiwa atau
masalah yang sedang dihadapi. Biasanya pemaknaan yang terjadi
hampir selalu subjektif dan kurang dapat mengikutkan pendapat
umum karena pikiran dan hati sedang dalam keadaan tidak stabil.
Gunarsa dan Gunarsa ( 1986, h. 27 ) mengatakan bahwa kecemasan
adalah rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya. Seseorang akan mengalami
kecemasan seringkali tak dapat menyebutkan
penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan seseorang
yang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan
subjektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialami.
Alloy (2005, h. 151) menjelaskan bahwa kecemasan adalah
perasaan takut dan ketakutan yang sangat mengenai sesuatu yang
akan terjadi tentang ancaman-ancaman ataupun kesulitan-kesulitan
yang sebenarnya samar-samar dan tidak realistis yang akan muncul
di masa depan tetapi tidak jelas, dan dapat membahayakan
kesejahteraan seseorang.


9
Perpustakaan Unika
Atkinson (2001, h. 212) menambahkan bahwa kecemasan
merupakan perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan
istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang
dialami dalam tingkat yang berbeda-beda.
Kecemasan menurut Darajat (1990, h.27) diartikan sebagai
manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang
terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustrasi) dan pertentangan
batin (konflik). Selain itu Daradjat mengemukakan pula bahwa orang yang merasa cemas karena
menyangka akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga merasa terancam oleh sesuatu
tersebut.
Menurut McMahon (1982, h. 538) konflik menyebabkan
frustrasi dan frustrasi menimbulkan stres, dan stres dapat
menyebabkan seseorang menjadi cemas. Cemas adalah perasaan
takut yang muncul dalam diri seseorang karena adanya kekhawatiran bahwa akan terjadi
musibah, bencana atau hal-hal yang menakutkan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian kecemasan adalah perasaan tidak
menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang tidak jelas
penyebabnya, yang dialami dalam tingkatan yang berbeda atas
situasi yang dianggap mengancam.





10
Perpustakaan Unika
2. Macam-macam Kecemasan
a. Kecemasan Normal
Dalam arti tradisional, istilah kecemasan ( anxiety )
menunjuk pada keadaan emosi yang menentang atau tidak
menyenangkan yang meliputi interpretasi subjektif dan arousal
atau rangsang fisiologis. Kecemasan dikonseptualisasikan
sebagai reaksi emosional yang umum dan nampaknya tidak
berhubungan dengan keadaan atau stimulus tertentu. Terkadang
istilah kecemasan free floating digunakan untuk
menggambarkan respon yang umum ini muncul tanpa sebab yang
jelas.
Pada kesempatan lain, kecemasan digambarkan sebagai
state anxiety dan trait anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang
timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan
sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan
ketegangan yang subjektif. Trait anxiety menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang
cukup stabil yang mengarahkan seseorang
untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman yang
disebut anxiety proneness atau kecenderungan akan
kecemasan. Orang tersebut cenderung untuk merasakan berbagai
macam keadaan sebagai keadaan yang membahayakan atau
mengancam, dan cenderung untuk menanggapi dengan reaksi
kecemasan (Clerg, 1994, h. 48-49).
Bruno (1998,h.4-8) mengemukakan tentang jenis
kecemasan normal yang lain yaitu :


11
Perpustakaan Unika
1) Kecemasan realistis. Kecemasan realistis adalah kecemasan
yang sesuai dengan keadaan. Kecemasan ini berorientasi
pada saat sekarang dan memberitahukan bahwa ada suatu
ancaman, di sini dan saat ini.
2) Kecemasan eksistensial. Kecemasan eksistensial adalah
kecemasan mengenai eksistensi itu sendiri. Kecemasan ini
merupakan kecemasan tentang keadaan manusia yang tidak
bisa melepaskan diri dari keadaan tertentu.
b. Kecemasan Abnormal
Pada umumnya, kecemasan dianggap sebagai hal yang
abnormal jika terjadi dalam situasi yang dapat diatasi dengan
sedikit kesulitan oleh kebanyakan orang. Perasaan cemas yang
terus menerus dan tinggi intensitasnya akan sangat
mempengaruhi fungsi individu, sosial, relasi dan fungsi
sekolah/pekerjaan sehari-hari. Didalam hal ini kecemasan telah
menjadi masalah perilaku. Gangguan kecemasan sangat lazim
terjadi pada masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa
(Clerg, 1994, h.54).
Bruno (1998, h.10) mengemukakan bahwa terdapat pula
jenis kecemasan neurotik. Kecemasan neurotik adalah kecemasan
yang tidak realistis, irasional dan sama sekali tidak berguna.
Kecemasan ini tak berguna karena hal ini tidak menolong orang
memecahkan atau menghadapi masalah secara efektif.
Kecemasan ini membuat seseorang semakin terpuruk masalah


12
Perpustakaan Unika
psikologis yang mendalam sampai akhirnya orang tersebut secara
emosional akan tenggelam.
Atkinson, dkk (1999, h.413) mengatakan bahwa sebagian
besar dari kita merasa cemas dan tegang jika menghadapi situasi
yang mengancam atau stress. Perasaan tersebut adalah reaksi
normal terhadap stress. Kecemasan dianggap abnormal hanya
jika terjadi dalan situasi yang sebagian besar orang dapat
menanganinya tanpa kesulitan yang berarti. Gangguan
kecemasan adalah sekelompok gangguan di mana kecemasan
merupakan gejala utama (gangguan kecemasan umum dan
gangguan panik) atau dialami jika seseorang berupaya
mengendalikan perilaku maladaptive tertentu (gangguan fobik
dan gangguan obsesif-kompulsif ).
(1) Gangguan kecemasan umum
Seseorang yang menderita gangguan ini hidup tiap hari
dalam ketegangan yang tinggi. Ia secara samar-samar merasa
takut atau cemas pada hampir sebagian besar waktunya dan
cenderung bereaksi secara berlebihan terhadap stress yang
ringan pun. Individu terus menerus merasa takut akan
kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk
mengambil keputusan. Orang yang menderita gangguan
kecemasan umum mungkin juga mengalami serangan panik-
episode ketakutan yang berat dan mendadak atau teror.
Selama serangan panik, individu merasa pasti bahwa sesuatu
yang menakutkan akan terjadi. Orang yang mengalami


13
Perpustakaan Unika
kecemasan umum dan gangguan panik mungkin tidak
mengetahui dengan jelas mengapa mereka merasa ketakutan
(Atkinson dkk, 1999, h.413).
(2) Panik
Orang-orang yang menderita gangguan panik, atau
yang sebelumnya dinamakan dengan neurosis kecemasan,
akan mengalami semacam serangan kecemasan atau panik.
Serangan tersebut biasanya datang secara mendadak, tidak
dapat dijelaskan, dan tidak dapat dikendalikan. Ketika
seseorang mengalami serangan tersebut, biasanya melaporkan
sulit bernafas, gemetar, mual, berkeringat banyak, denyut
jantung tidak teratur dan tanda-tanda ketegangan otot yang
lain. Orang dengan ciri gangguan ini, biasanya sudah dapat
memperlihatkan respon panik hanya dengan tekanan atau
halangan kecil saja. Biasanya penderita gangguan ini sangat
cemas dan takut bila terjadi serangan lagi dan terhadap stress
yang kecil sekalipun mereka cenderung mudah khawatir
(Davidoff, 1991, h.229).
(3) Fobia
Atkinson dkk (1999, h.415) menjelaskan bahwa orang
yang berespon dengan ketakutan yang kuat pada stimulus atau
situasi tertentu yang oleh sebagian besar orang tidak dianggap
berbahaya dikatakan menderita fobia. Individu biasanya
menyadari bahwa rasa takutnya itu tidak rasional tetapi masih
merasa cemas (mulai dari kekuatiran yang kuat sampai panik)


14
Perpustakaan Unika
yang dapat dihilangkan dengan menghindari objek atau situasi
yang ditakutinya. Ketakutan biasanya tidak didiagnosis
sebagai gangguan fobik kecuali mengganggu kehidupan
sehari-hari. Davidoff (1991, h. 227-228) menjelaskan bahwa
phobia adalah ketakutan terhadap suatu benda atau suatu
kejadian atau situasi tertentu yang sedemikian besarnya
sehingga orang selalu berusaha menghindarkan diri.
Seseorang yang menderita phobia ini tahu bahwa
kecemasannya tidak seimbang dengan bahaya yang ada, tetapi
merasa tidak sanggup mengendalikan perasaannya. Phobia
biasanya dihubungkan dengan berbagai rangsang, termasuk
ketinggian satu tempat, daerah yang selalu terbuka atau selalu
tertutup, keramaian, sendirian, sakit, badai, darah, bakteri,
kegelapan, penyakit, penghinaan, ular, hewan dan api.
Psikolog analitis memandang phobia sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang dialihkan. Mereka mengasumsikan bahwa
ketakutan secara tidak sadar dialihkan dari pengalaman
pertama yang membangkitkan kecemasan kepada objek yang
kurang membahayakan.
(4) Obsesif-kompulsif
Atkinson dkk (1999, h. 417-418) berpendapat bahwa
obsesi adalah pikiran, bayangan, atau impuls yang tidak
diundang yang menimbulkan kecemasan. Kompulsi adalah
dorongan yang tidak dapat ditahan untuk melakukan tindakan
atau ritual tertentu yang menurunkan kecemasan. Pikiran


15
Perpustakaan Unika
obsesi seringkali disertai dengan tindakan kompulsif. Korban
mungkin berjuang mati-matian untuk membuang pikiran yang
mengganggu atau menahan dorongan untuk melakukan
tindakan berulang tetapi tidak mampu melakukannya.
Kadang-kadang, semua orang memiliki pikiran yang timbul
berulang-ulang dan dorongan untuk melakukan perilaku
ritualistik. Tetapi bagi orang dengan gangguan obsesif-
kompulsif, pikiran dan tindakan itu menyita banyak waktu
sehingga mengganggu kehidupan sehati-hari. Individu yang
bersangkutan menyadari pikirannya sebagai irasional dan
menjijikan tetapi tidak mau mengabaikan atau menekannya.
Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif menyadari
ketidakmasukakalan dari perilaku kompulsifnya tetapi
menjadi cemas saat mencoba menahan kompulsi itu, dan
merasa lega jika tindakan kompulsi dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kecemasan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain :
a. Kecemasan normal yaitu keadaan emosi yang tidak
menyenangkan yang muncul tanpa sebab yang jelas dan tidak
menimbulkan gangguan dalam fungsi diri individu, yaitu : state anxiety, trait anxiety,
kecemasan realistis dan kecemasan eksisitensial.
b. Kecemasan abnormal yaitu keadaan emosi yang tidak
menyenangkan yang terus menerus dan tinggi intensitasnya
sehingga dapat mempengaruhi fungsi individu, sosial, relasi dan


16
Perpustakaan Unika
fungsi sekolah/pekerjaan sehari-hari, yang terbagi dalam
kecemasan neurotik, gangguang kecemasan umum, panik, fobia
dan obsesif kompulsif.
3) Gejala-gejala Kecemasan
Menurut Taylor ( Gilroy, 2007, h.20 ) gejala-gejala yang
dirasakan oleh penderita kecemasan, antara lain :
a) Menjadi gelisah ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan
b) Sering mengalami kesulitan bernafas, sakit perut, keringat
berlebih
c) Merasa takut pada banyak hal
d) Sulit tidur pada malam hari, jantung berdebar-debar,
mengalami mimpi buruk, terbangun dari tidur karena ketakutan.
e) Sulit berkonsentrasi, selalu merasa sendiri, mudah tersinggung, mudah marah.
McMahon (1982, h. 538) mengatakan bahwa seseorang yang
merasa cemas akan merasakan jantung berdebar-debar, mudah
merasa lelah, sesak nafas, sakit pada bagian dada, pingsan,
pusing/sakit kepala, takut pada sesuatu yang akan terjadi.
Supratiknya (1995, h.39) menyebutkan bahwa penderita
kecemasan menunjukkan simtom-simtom sebagai berikut :
f) Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak
menentu ( diffuse uneasiveness).
g) Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering
merasa tidak mampu, minder, depresi dan serba sedih.
h) Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serba ikut salah.


17
Perpustakaan Unika
i) Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap
tegang, lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsang
yang datang secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan dan
selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu seperti
mematah-matahkan kuku jari, mendehem dan sebagainya.
j) Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya bagian leher
dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang
kronik, sering buang air kecil dan menderita gangguan tidur
berupa insomnia dan mimpi buruk.
k) Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangan sering basah.
l) Sering berdebar-debar dan tekanan darah tinggi.
m) Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar
tenpa sebab yang jelas.
n) Sering mengalami anxiety attacks atau tiba -tiba cemas tanpa sebab pemicunya
yang jelas. Gejala dapat berupa berdebar-debar,
sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin atau sakit perut.
Daradjat (1990, h.28) menambahkan gejala kecemasan terbagi
menjadi dua yaitu :
a. Gejala yang bersifat fisik
Ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak
jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu
makan hilang, kepala pusing dan nafas sesak.
b. Gejala yang bersifat psikis


18
Perpustakaan Unika
Sangat takut, merasa akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, tidak
bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya atau rendah diri, hilang kepercayaan pada diri,
tidak tentram, ingin lari dari kenyataan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala-
gejala yang menyertai munculnya kecemasan ada yang bersifat
psikologis dan ada yang bersifat fisiologis. Gejala-gejala yang
termasuk ke dalam gejala fisik antara lain jantung berdebar, rasa sakit di dada, tangan
yang dingin, berkeringat, gangguan sistem
makan, gangguan pernafasan, gangguan otot sedangkan yang bersifat psikologis antara
lain sulit berkonsentrasi, selalu resah, merasa tidak mampu, kurang percaya diri dan anxiety
attack.

B. Kecemasan pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi
1. Pengertian Kecemasan pada Mahasiswa dalam Mengerjakan
Skripsi

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian
kecemasan pada bagian awal, dapat disimpulkan bahwa kecemasan
adalah perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-
istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang tidak jelas penyebabnya,
yang dialami dalam tingkatan yang berbeda atas situasi yang dianggap mengancam.
Kecemasan merupakan reaksi atas situasi yang dirasakan
tidak menyenangkan, maka kecemasan akan selalu pernah ada dalam
diri seseorang, salah satunya adalah pada siswa sekolah, baik sekolah dasar, lanjutan
maupun pada tingkat mahasiswa. Kecemasan pada


19
Perpustakaan Unika
mahasiswa sering kali muncul sebagai hal yang biasa karena adanya kebutuhan tertentu
yang harus dilewati oleh seorang mahasiswa
untuk dapat masuk ke tahap selanjutnya. Pelajar atau anak didik
merupakan salah satu posisi sentral dalam proses belajar mengajar.
Semua ini dikarenakan mahasiswa sebagai pihak yang ingin meraih
cita-cita memiliki tujuan, kemudian ingin mencapai tujuan tersebut secara optimal.
Tujuan dan keinginan dari mahasiswa tersebut harus dilalui dengan menyelesaikan skripsi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, h.1080)
mendefinisikan skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai
prasyarat akhir pendidikan akademisnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kecemasan pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi adalah
perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah
seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang disebabkan adanya pikiran-pikiran
yang negatif tentang skripsi yang
dihadapinya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa
dalam Mengerjakan Skripsi

Menurut Sarason dkk (Djiwandono, 2002, h. 388) faktor-
faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :
a. Keyakinan diri
Individu yang memiliki kepercayaan diri yang lebih besar akan
mengurangi kecemasan.


20
Perpustakaan Unika
b. Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa pemberian
informasi, pemberian bantuan, tingkah laku maupun materi, yang
didapat dari hubungan sosial yang akrab yang membuat individu
merasa diperhatikan, dicintai dan bernilai sehingga mengurangi
tingkat kecemasannya.
c. Modelling
Kecemasan dapat disebabkan karena modeling. Modeling dapat mengubah perilaku
seseorang yaitu dengan melihat bagaimana
orang lain melakukan sesuatu. Jika individu belajar dari model
yang mempunyai kecemasan dalam menghadapi suatu masalah
maka individu tersebut cenderung mengalami kecemasan.
Menurut Siswohardjono (1982, h.17) faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan adalah :
a. Tuntutan orang tua
Orangtua yang terlalu menuntut anak untuk menjadi lebih baik
dapat menghasilkan kecemasan. Kerena anak menganggap
tuntutan tersebut sebagai suatu ancaman untuk mendapatkan
hukuman.
b. Modeling
Jika anak berhubungan terlalu akrab dengan orang-orang yang
cemas, mereka mungkin akan menirukan kecemasan yang
dimiliki oleh orang tersebut. Kecemasan seperti ini disebut
kecemasan pinjaman. Kecemasan pinjaman merupakan


21
Perpustakaan Unika
kecemasan yang dimiliki oleh orang tua mengani anak yang
kemudian diambil alih oleh anak.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor dari dalam dan
faktor dari luar individu, dari dalam individu yaitu keyakinan diri dan yang berasal dari
luar individu yaitu dukungan sosial, modeling dan tuntutan orang tua.
C. Analisa Kecemasan Mahasiswa Dalam Mengerjakan Skripsi Secara Teoritik
Pendekatan rasional-emotif dikembangkan oleh Albert Ellis,
dalam teorinya Ellis ( Corey, 2005, h. 238 ) menekankan bahwa
manusia berfikir, beremosi dan bertindak secara simultan. Jarang
manusia beremosi tanpa berfikir, sebab perasaan-perasaan biasanya dicetuskan oleh
persepsi atas suatu situasi yang spesifik.
Teori yang dikembangkan oleh Ellis yaitu Teori A-B-C tentang
kepribadian. A adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa, tingkah laku atau sikap
seseorang. C adalah konsekuensi atau reaksi emosional seseorang, reaksi ini bisa relevan dan
bisa pula tidak relevan dengan kejadian yang memicunya. A ( peristiwa yang mengaktifkan )
bukan penyebab timbulnya C ( konsekuensi emosional ). Alih-alih, B, yaitu keyakinan individu
tentang A, yang menjadi penyebab C, yakni reaksi emosional ( Corey, 2005, h. 242 ).
Berdasarkan penjelasan terapi rasional emotif khususnya
mengenai teori A-B-C tentang kepribadian dapat digunakan untuk
menganalisis kecemasan yang dialami oleh mahasiswa yang sedang


22
Perpustakaan Unika
mengerjakan skripsi. Berdasarkan teori tersebut dijelaskan bahwa A merupakan suatu
fakta atau suatu peristiwa ( Corey, 2005, h. 242 ). Jika dihubungkan dengan masalah kecemasan
mahasiswa, maka A adalah
skripsi, yaitu suatu hal yang harus dihadapi atau diselesaikan oleh mahasiswa sebagai
syarat kelulusan studinya S1-nya. A adalah segala sesuatu fakta atau peristiwa yang berhubungan
dengan skripsi.
Sedangkan C adalah reaksi emosional seseorang, dalam hal ini yang menjadi reaksi
emosional yaitu kecemasan yang dialami oleh
mahasiswa. B adalah keyakinan individu tentang A dan merupakan
penyebab C. Dalam hubungannya dengan kecemasan mahasiswa
mengerjakan skripsi, B adalah keyakinan yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai skripsi
tersebut. Bila mahasiswa memiliki keyakinan yang positif mengenai skripsinya, maka dalam
proses penyusunan skripsinya akan berjalan dengan baik. Apabila mahasiswa memiliki
keyakinan
yang negatif ataupun irrasional mengenai segala sesuatu yang
berhubungan skripsi maka tentu saja akan mempengaruhi dalam
pengerjaan skripsi. Di dalam penelitian ini reaksi emosional yang diteliti adalah
kecemasan, kecemasan digolongkan ke dalam C yang merupakan penyebab dari B.
Keyakinan yang irrasional mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan skripsi, misalnya seorang mahasiswa yang selalu merasa tidak
percaya diri dan merasa dirinya tidak mampu mengerjakan skripsi maka akan menyebabkan
terjadinya kecemasan. Keyakinan lain misalnya mahasiswa yang merasa tidak pernah mendapat
dukungan dari orang tua ataupun orangtua yang selalu menuntut anaknya agar cepat


23
Perpustakaan Unika
lulus tapi tidak memberikan dukungan juga dapat menyebabnya
munculnya kecemasan. Kecemasan juga dapat muncul ketika mahasiswa merasa takut
bila harus berhadapan dengan dosen pembimbing karena adanya keyakinan irrasional bahwa
tugasnya pasti akan disalahkan oleh dosennya. Keyakinan irrasional mengenai skripsi juga dapat
muncul karena lingkungan sosial, misalnya dikalangan mahasiswa selalu
beranggapan bahwa skripsi itu sulit maka secara tidak langsung maka seseorang juga
dapat terpengaruh anggapan yang belum tentu
kebenarannya tersebut. Banyak keyakinan-keyakinan irrasional lain yang menyebabkan
munculnya kecemasan ini dengan kata lain dapat
disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan.
Keyakinan-keyakinan irrasional mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan skripsi tersebut pada kenyataannya belum tentu terjadi tetapi sangat
mempengaruhi seseorang sehingga akan memunculkan reaksi
emosional yaitu kecemasan.
Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa ini dapat dilihat dari
gejala-gejala yang nampak. Misalnya seorang mahasiswa setiap kali dihadapkan dengan
skripsi selalu merasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak
menentu. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan mengenai skripsi, misalnya sulit
menentukan
tema skripsi yang akan diambil sehingga menghambat proses
penyusunan skripsi. Gejala kecemasan yang lain misalnya merasa ingin lari dari
kenyataan. Hal ini juga dialami oleh beberapa mahasiswa yang memutuskan untuk tidak
melanjutkan skripsinya dan lebih
memfokuskan pada hal lain diluar skripsi karena ingin terbebas dari


24
Perpustakaan Unika
tugasnya tersebut. Daradjat (1990, h.28 ) mengemukakan bahwa gejala-gejala kecemasan
yang dapat dirasakan secara fisik antara lain sulit tidur, otot bagian bahu sering merasa tegang,
kepala pusing, jantung berdebar-debar, nafsu makan hilang, dll.
Berdasarkan teori A-B-C tentang kepribadian dari pendekatan
Rasional Emotif, maka penyebab kecemasan mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi karena adanya keyakinan irasional seperti selalu merasa tidak
mampu mengerjakan skripsi, merasa tidak pernah
mendapat dukungan dari orang tua, takut bila harus berhadapan dengan dosen
pembimbing, selalu beranggapan bahwa skripsi itu sulit. Karena beberapa keyakinan irasioal
tersebut dapat memunculkan ketegangan, merasa was-was, sulit berkonsentrasi, jantung
berdebar-debar, keringat berlebih, kepala pusing, dan gejala-gejala ketegangan yang lain.





Perpustakaan Unika
BAB III
METODE PENELITIAN


A. Metode Penelitian Kualitatif

Berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, dimana dalam pendekatannya mempertimbangkan
suatu peristiwa yang mempunyai makna dan arti tertentu yang tidak bisa diungkap secara
kuantitatif, atau dengan angka-angka. Bogdan dan
Taylor (dikuti Moleong, 1999, h.3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai suatu
metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Nawawi (1995, h.31) menyebutkan bahwa dalam metode
kualitatif terdapat usaha untuk mengungkap maslah atau peristiwa
sebagaimana adanya. Lebih lanjut, penelitian ini akan mengolah data-data yang sifatnya
deskriptif. Data deskriptif ini memiliki berbagai macam bentuk, misalnya tanskripsi (data dari
sumber-sumber
referensial, hasil wawancara baik primer maupun sekunder, dan catatan lapangan hasil
observasi), gambar-gambar, foto, rekaman hasil
wawancara dan sebagainya (Poerwandari, 1998, h.29)
Di dalam penelitian ini, penekatan yang digunakan adalah
fenomenologi dengan paradigma naturalistik. Menurut Poerwandari
(1998, h.30-31), memiliki ciri-ciri sebagai berikut :




26
Perpustakaan Unika
1. Studi dalam situasi alamiah
Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah dalam arti
peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi setting penelitian
melainkan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana
fenomena tersebut ada.
2. Analisis induktif
Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksakan diri
untuk hanya membatasi diri pada menerima atau menolak digaan-
dugaan melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan
bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. Analisis induktif
dimulai dengan observasi khusus yang akan memunculkan tema-
tema, kategori-kategori dan pola-pola hubungan di antara kategorikategori tersebut.
3. Kontak personal langsung : peneliti di lapangan
Pemahaman situasi nyata sehari-hari merupakan hal yang
sangat penting karena hal tersebut akan memungkinkan adanya
pengertian tentang tingkah laku yang tampak maupun kondisi-
kondisi internal manusia seperti pendangan hidupnya, nilai-nilai
yang dipegang, pemahaman tentang diri dan lingkungan, bagaimana
peneliti mengembangkan pemahaman itu dan sebagainya.
4. Perspektif holistik
Pendekatan holistik mengamsumsikan bahwa keseluruhan
fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks dan
bahwa yang menyeluruh tersebut lebih bermakna daripada
penjumlahan bagian-bagian.


27
Perpustakaan Unika
5. Perspektif dinamis, perspektif perkembangan
Penelitian kualtatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang
dinamis dan berkembang bukan sebagai sesuatu yang statis dan tidak berubah dalam
perkembangan kondisi dan waktu.
6. Orientasi pada kasus unik
Studi kasus sangat bermanfat ketika merasa perlu memahami
suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, ataupun situasi unik
secara mendalam.
7. Netralis empatik
Netralis disini mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek
penelitian. Peneliti dengan netralis empatik akan memasuki arena
penelitian apa adanya tanpa teori yang harus dibuktikan dan dugaan-dugaan tentang hasil
yang harus didukung atau ditolak.
8. Fleksibilitas desain
Sifat alamiah dn induktif dari penelitian kualitatif tidak
memungkinkan peneliti menetukan secara tegas variabel-variabel
operasional, menetapkan hipotesis yang akan diuji maupun
menyelesaikan skema pengambilan sampel sebelum ia sungguh-
sungguh memasuki pekerjaan lapangan. Desain kualitatif memiliki
sifat luwes dan akan berkembang sesuai dengan berkembangnya
pekerjaan.
9. Peneliti sebagai instrumen kunci
Peneliti kualitatif tidak memiliki formula baku untuk
menjalankan penelitiannya. Oleh karena itu, kompetensi peneliti


28
Perpustakaan Unika
menjadi aspek yang sangat penting. Peneliti berperan besar dala
proses penelitian

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, dengan ciri-ciri : 1. Tidak
mengambil mata kuliah lain selain skripsi.
2. Sudah mendaftarkan/mengajukan proposal skripsi selama minimal 3
bulan.
3. Tidak memiliki pekerjaan sampingan/ part time.
4. Belum menikah.
5. Memenuhi skor yang telah ditentukan dalam skala kecemasan
TMAS.
Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat screening.
Skala yang digunakan adalah skala kecemasan TMAS ( The Taylor Manifest Anxiety
Scale) yang dimodifikasi. Berguna untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang. TMAS
terdiri dari 28 item
pertanyaan yang berkaitan dengan kecemasan dan 9 item
kebohongan (berkaitan dengan tuntutan sosial). Subjek yang
dianggap tepat untuk penelitian ini harus memiliki skor skala
minimal 13. TMAS merupakan skala kecemasan yang sudah baku,
dapat digunakan untuk mengukur kecemasan baik secara individual
maupun kelompok. TMAS dapat digunakan untuk mengukur
kecemasan pada individu dengan usia minimal 6 tahun. Menurut
Reynolds (Gilroy, 2007, h.6), TMAS sudah teruji validitas dan


29
Perpustakaan Unika
reliabilitasnya, berdasarkan korelasi Pearson didapat skor reliabilitas antara 0,600,88,
signifikan p0,01, p.0,67 dan memiliki nilai validitas r= 0,78, p< 0,001. Di dalam penelitian
ini, skala TMAS
bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kecemasan pada
mahasiswa ketika mengerjakan skripsi dengan memperhatikan skor-
skor skala tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat
disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta sifat objek yang diteliti karena
bersifat terbuka dan luwes. Banyak metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian kualitatif. Di dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan terhadap subjek
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Observasi
Istilah observasi adalah istilah yang diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan yang terjalin antar aspek dan
fenomena tersebut (Banister dalam Poerwandari, 1998, h.62).
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-
fenomena yang diteliti (Hadi, 1980, h.151).
Patton (dikutip Poerwandari, 1998, h.62) menegaskan bahwa
obeservasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam
penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif.


30
Perpustakaan Unika
Selanjutnya Patton (dikutip Poerwandari, 1998, h.62) mengunkapkan bahwa data hasil
observasi menjadi sangat penting karena :
a. Penelitian akan mendapatkan pemahaman lebih baik dalam
konteks dalam hal mana yang diteliti ada dan terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,
berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara
induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yangoleh
subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan memperoleh data karena berbagai
sebab tidak dapat diungkap lewat wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari
persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak-
pihak lain.
f. Observasi memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap
intropeksif terhadap penelitian yang dilakukannya.
Dalam penelitian ini digunakan observasi sistematis, yaitu
dengan kerangka yang telah diatur terlebih dahulu. Berikut ini adalah pedoman observasi
yang digunakan dalam penelitian ini :
1) Kondisi fisik dan penampilan subjek
2) Perilaku subjek ketika dilakukan wawancara mengenai
kecemasan mengerjakan skripsi.
3) Perilaku subjek sebelum dan sesudah wawancara dilakukan.



31
Perpustakaan Unika
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang
dipahami oleh individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan
bermaksud mengadakan eksplorasi terhadapnya (Poerwandari, 1998,
h.73). Wawancara merupakan metode pengumpulan data dalam
bentuk komunikasi verbal yang dapat merekonstruksikan mengenai
orang, kejadian, kegiatan, organisasi yang terjadi pada masa lalu, memproyeksikan
sesuatu yang diharapkan di masa depan (Guba
dalam Moleong, 1995, h. 135).
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian (Hadi, 1980, h.218).
Dalam penelitian ini akan digunakan wawancara bebas
terpimpin yaitu teknik wawancara yang menggunakan interview
guide yang tidak ready made, melainkan dengan catatan-catatan memokok yang masih
memungkinkan pertanyaan disesuaikan
dengan situasi. Berikut ini adalah pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini.
1) Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan
- Kapan anda mulai mendaftar skripsi ?
2) Keyakinan diri
- Apakah anda mempunyai target waktu untuk menyelesaikan
skripsi tersebut ?
3) Dukungan sosial


32
Perpustakaan Unika
- Apakah ada pihak lain yang memberi bantuan kepada anda
dalam menyusun skripsi ?
4) Karakteristik pribadi
- Apakah anda mempunyai kesulitan yang menghambat proses
penyusunan skripsi ?
5) Gejala-gejala kecemasan
- Pada saat mengerjakan skripsi, apa yang biasanya anda
rasakan?
6) Gejala psikologis
- Apakah anda menjadi mudah tersinggung, merasa tidak
mampu, minder, depresi dan sedih apabila anda mengalami
hambatan dalam penyusunan skripsi ?
7) Gejala fisik
- Apakah anda merasakan gangguan fisik seperti sakit kepala,
otot leher kaku, diare, sering buang air kecil ?
8) Coping
- Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut ?

D. Metode Analisis Data

Penelitian kualitatif tidak memiliki standar untuk mengubah dan
menganalisis data, tidak seperti pada penelitiam kuantitatif. Patton (dalam Poerwandari,
1998, h.87) mengatakan bahwa satu hal yang harus diingat oleh peneliti adalah kewajiban untuk
memonitor dan melaporkan proses serta prosedur-prosedur analisisnya sejujur dan selengkap
mungkin.


33
Perpustakaan Unika
Dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan analisis induktif.
Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih
dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda
sebagaimana yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif yang dapat lebih
membuat hubungan antara peneliti dengan responden
menjadi eksplisit, dapat dikenal dan dikontrol. Ketiga, analisis demikian dapat mengurai
latar secara lebih penuh dan dapat menemukan
keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya.
Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan
pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima,
analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari
struktur analisis (Moleong, 2000, h.5)
Selanjutnya, Patton (dalam Poewandari, 1998, h.105)
mengungkapkan hal-hal penting untuk analisis kualitatif yaitu :
1. Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati.
2. Melaporkan peristiwa-peristiwa kunci berdasarkan urutan
kepentingan tersebut.
3. Mendeskripsikan sikap tempat, setting, dan atau temapt sebelum mempresentasikan
gembaran dan pola umunya.
4. Memberikan fokus pada analisis dan presentasi individu-individu atau
kelompok-kelompok jika memang individu atau kelompok itu
menjadi unit analisis primer.
5. Mengorganisasi data dan menjelaskan proses-proses yang terjadi.
6. Memfokuskan pengatan pada isu-isu yang diperkirakan akan sejalan dengan upaya
menjawab pertanyaan primer penelitian.


34
Perpustakaan Unika

E. Uji Keabsahan Data

Uji kesahihan dan keandalan dapat dilakukan pada penelitian
kualitatif dan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ketekunan pengamatan,
metode triangulasi, pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi analisis kasus negatif, kecukupan
refensial, pengecekan anggota, acuan rinci dan auditing (Moleong, 200, h.174). Pada penelitian
ini uji kesahihan dan keandalan akan diuji melalui :
1. Perpanjangan keikutsertaan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan dapat
yang tidak memerlukan waktu singkat terutama pada latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan guna
memastikan konteks itu dipahami sehingga dapat menguji kebenaran
informasi yang didapat.
2. Triangulasi teori
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Lincoln dan Guba (dalam
Moleong, 1995, h.178) mengatakan bahwa fakta
tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu teori saja.




35
Perpustakaan Unika
3. Pemeriksaan teman sejawat
Metode ini digunakan dengan cara mengekspose hasil sementara
maupun hasil akhir penelitian yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan
beberapa teman atau informan, subjek penelitian dan dosen pembimbing yang membantu
peneliti. Diskusi dilakukan
untuk mendapatkan kebenaran hasil dari penelitian. Dengan
demikian validitas dari penelitian ini dapat diandalkan.
4. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat rentan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari, kemudian pemusatan pada hal-hal tersebut
secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan pengamatan akan
menghasilkan kedalaman pemahaman terhadap permasalahan.


Perpustakaan Unika
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Orientasi Kancah Penelitian

Peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya menetapkan kancah
penelitian terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengumpulkan
data dan informasi. Kancah penelitian yang akan
digunakan oleh penulis adalah Universitas Katolik Soegijapranata atau yang sering
disebut UNIKA Soegijapranata.
Universitas Katolik Soegijapranata sebelumnya bernama Unika
Atma Jaya. Pada tanggal 5 Juli 1964 ketika berdiri Unika Atma Jaya merupakan cabang
dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jakarta. Baru pada tanggal 27 Januari 1966, terbentuklah Yayasan
Sandjojo yang menaungi Unika Atma Jaya cabang Semarang. Karena
dilanda suatu krisis yang berlangsung sejak tahun 1970 yang disebabkan oleh beberapa
faktor, baik itu faktor intern maupun ekstern, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, yayasan
memutuskan untuk
membekukan Unika Atma Jaya dan hal ini terjadi pada tanggal 25
Oktober 1972. Keputusan ini menimbulkan reaksi dari berbagai pihak.
Berkat usaha dan perjuangan beberapa tokoh katolik untuk
menyelamatkan Unika Atmajaya cabang Semarang, akhirnya tanggal 25
Oktober 1972 Unika Atma Jaya berubah menjadi Institut Teknologi
Katolik Semarang ( ITKS ). Kemudian pada tahun 1982 ITKS berubah
menjadi sebuah Universitas Katolik yang bernama Universitas Katolik Soegijapranata.
Melalui SK peresmian yang diberikan oleh Koordinator


37
Perpustakaan Unika
Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah No. 059/kep/22/kop/VIII/1982,
berdirilah Universitas Katolik ( UNIKA ) Soegijapranata pada tanggal 5
Agustus 1982. Unika Soegijapranata bertempat di Jalan Pawwiyatan
Luhur IV/I Bendan Dhuwur Semarang. Universitas Katolik
Soegijapranata ini dikelola oleh Yayasan Sandjojo yang bertempat di Jalan Imam Bonjol
186A Semarang.
Universitas Katolik Soegijapranata mempunyai beberapa
pelayanan yang bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan
administrative terdiri dari Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (BAAK), Biro Administrasi Keuangan (BAK), Biro
Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Perencanaan dan
Sistem Informasi (BAPSI). Lembaga yang ada di Universitas Katolik Soegijapranata ada
dua yaitu Lembaga Pengembangan Pendidikan
(LPP), merupakan unsure pelaksana pengembangan pendidikan di
lingkungan universitas yang menyelenggarakan kegiatan pengkajian
sestem pembelajaran dosen dan saat ini ada 3 pusat yaitu Pusat
Pengembangan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (PPMPK),
Pusat Pengembangan Kurikulum dan Teknik Pembelajaran (PPKTP),
dan Pusat Pengembangan Rekruitmen Mahasiswa (PPRM) sedangkan
lembaga yang kedua yaitu Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM).
Fasilitas-fasilitas yang ada di Universitas Katolik Soegijapranata antara lain : UPT
Perpustakaan, Kronik (Koran atau bulletin yang meliput keadaan tentang Universitas Katolik
Soegijapranata), Soepra Radio, Unit Kewirausahaan yang terdiri dari Pendidikan Bahasa (CLT),
Pelatihan Komputer (CTC) dan Psikologi Terapan serta fasilitas


38
Perpustakaan Unika
internet. Tidak hanya itu saat ini Universitas Katolik Soegijapranata juga memiliki salah
satu lembaga yang bergerak dalam bidang
keratifitas yaitu Pusat Kreatifitas Mahasiswa (PKM).
Universitas Katolik Soegijapranata memiliki beberapa fakultas
dan jurusan antara lain :
a. Fakultas Teknik dengan jurusan Arsitektur, Sipil
b. Fakultas teknik Industri jurusan Elektro.
c. Fakultas Ekonomi dengan jurusan Manajemen, Akuntansi dan
Perpajakan.
d. Fakultas Psikologi.
e. Fakultas Hukum.
f. Fakultas Teknologi Pertanian jurusan Teknik Pangan
g. Fakultas Sastra jurusan Sastra (S1) dan Bahasa (D3).
h. Fakultas Ilmu Komputer.
Selain program S1 di Universitas Katolik Soegijapranata juga
mempunyai program magister (S2). Program S2 yang ada yaitu Program Magister
Arsitektur, Magister Psikologi, Magister Advocat, Magister Lingkungan dan Perkotaan, Magister
Sains, Sains Manajemen, Magister Manajemen, Magister Hukum Kesehatan.
Pengambilan data dilakukan pada beberapa mahasiswa Fakultas
Psikologi Unika Soegijapranata. Beberapa mahasiswa yang memenuhi
kriteria subjek penelitian yang sudah ditentukan, di mohon kesediaannya oleh peneliti
untuk menjadi subjek penelitian mengenai Kecemasan
Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam
Mengerjakan Skrispi.


39
Perpustakaan Unika
B. Persiapan Penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan survei awal
di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Selama melakukan survei, peneliti melihat
kemungkinan dilakukan penelitian, mencari dan
mengumpulkan data serta informasi awal yang diperlukan, menentukan subjek yang
memenuhi kriteria sample yang telah ditentukan, kemudian mempersiapkan pedoman wawancara
dan observasi serta skala
kecemasan.
Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian yang disahkan
oleh Dekan Fakultas Psikologi. Pada tanggal 8 Maret 2007 surat ijin tersebut keluar dan
telah disahkan oleh Dekan Fakultas Psikologi
dengan nomor 485/B.7.2/FPIIVI/2007 dan langsung diserahkan kepada Wakil Rektor
Bidang Akademik Universitas Katolik Soegijapranata
untuk mendapatkan ijin penelitian di tempat tersebut, pada tanggal 13
Maret 2007 dikeluarkan surat ijin penelitian dengan nomor
0996/B.7.3/WRI/III/2007.
C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak bulan 20 April sampai dengan 27
Mei 2007. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan untuk subjek penelitian.
Peneliti mendapat kemudahan tentang pengaturan jadwal
wawancara. Semua subjek dalam penelitian ini menyambut peneliti
dengan ramah dan sangat bekerja sama. Dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang
mahasiswa, 3 orang mahasiswa yang masih berada di semester 8


40
Perpustakaan Unika
dan 2 orang semester 10. Di dalam pelaksanaan screening subjek penelitian dengan
menggunakan skala TMAS, diperoleh 5 orang subjek yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata yang telah memenuhi skor yang telah ditentukan. Subjek 1 memperoleh skor 18,
subjek 2 memperoleh skor 13, subjek 3 memperoleh skor 21, subjek 4
memperoleh skor 17 dan subjek 5 memperoleh skor 16. Hasil skala ini menunjukkan
bahwa kecemasan subjek dapat dikategorikan ke dalam
kategori faktor kekhawatiran atau tingkat sensitivitas tinggi ( worry/
oversensitivity factor), atau dengan kata lain subjek selalu diliputi oleh perasaan cemas
dan cenderung ingin melarikan diri atau menarik diri dari permasalahan yang ada.
Wawancara dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek
sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Adapun alat yang
digunakan semala melakukan penelitian adalah alat perekam, alat tulis serta daftar
pertanyaan.

D. Hasil Wawancara dan Observasi
1. Kasus 1
a. Identitas Subjek

Nama : P.W.
Usia : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA
Soegijapranata Semester 8




41
Perpustakaan Unika
b. Hasil Wawancara

Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 8. Pada saat semester 8 ini subjek tidak
mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mulai
mendaftar skripsi sejak bulan September 2006 atau tepatnya
ketika subjek masih berada di semester 7. Pada waktu pertama
kali mendaftarkan skripsi subjek merasa bersemangat dan ingin
segera menyelesaikan kuliahnya. Pada awalnya subjek memiki
gambaran bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang hampir
sama dengan tugas-tugas sebelumnya, subjek beranggapan bahwa
ia akan dapat menyelesaikan skripsinya dengan lancar. Subjek
merasa bahwa skripsi yang sedang dikerjakannya sekarang ini
cukup sulit. Pada mulanya subjek memiliki memiliki keyakinan
diri bahwa ia dapat lulus bulan Agustus mendatang, namun
setelah terget yang ditetapkannya itu tidak tercapai maka mulai
timbul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu
dalam mengerjakan skripsi.
Dukungan Sosial

Subjek menyatakan bahwa ia mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan skripsi dari teman-teman, kakak kelas dan
dosen pembimbing. Orangtua subjek memberikan dukungan
kepada subjek dalam mengerjakan skripsi dalam bentuk simpati
dan pemberian semangat kepada subjek.


42
Perpustakaan Unika
Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera
menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek
berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek
merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut
subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi
beban dalam dirinya. Orangtua selalu mendukung subjek dalam
mengerjakan skripsi dan apabila subjek tidak mengerjakannya
maka orangtuanya akan memarahi subjek dalam bentuk teguran.
Teman-teman juga selalu memberikan dukungan kepada
subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat
berupa bantuan untuk mencari refensi maupun kata-kata yang
dapat mendorong subjek untuk semangat dalam mengerjakan
skripsi.
Subjek juga menyatakan bahwa kesulitan mencari waktu
merupakan salah satu hal yang menghambat proses penyusunan
skripsi. Subjek mengalami kesulitan bila ingin bertemu dengan
dosen pembimbingnya. Subjek juga semakin merasa kesulitan
karena bila subjek meminta saran dari dosen, tetapi yang sering
terjadi dosennya semakin membuat subjek bertambah bingung.
Gejala Kecemasan

Menurut subjek, setiap kali memikirkan skripsi ia merasa
stress. Perasaan ini semakin bertambah kuat apabila subjek
melihat teman-temannya sudah selesai mengerjakan skripsi,
sedangkan subjek sendiri belum selesai sama sekali. Subjek
selalu merasa dirinya menjadi orang yang sangat bodoh apabila


43
Perpustakaan Unika
mulai membandingkan dirinya dengan teman-teman yang lain.
Subjek juga menyatakan bahwa dirinya merasa malas ketika
mulai mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek merasa
apa yang dikerjakannya selalu salah dan bimbingan terus
menerus sehingga subjek merasa capek.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah subjek merasa bahwa dirinya menjadi orang
yang mudah marah dan cenderung mudah tersinggung. Bila ada
masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi marah
atau tersinggung. Apabila ada teman yang sedang membicarakan
skripsi, subjek memilih untuk menjauh dan menghindari
temannya. Subjek juga menjadi sangat minder bila melihat
teman-temannya yang sudah menyelesaikan skripsi. Subjek
mengatakan bahwa dirinya juga menjadi sulit berkonsentrasi.
Setiap kali memikirkan skripsi, subjek selalu merasa tidak
mampu. Karena sulit berkonsentrasi subjek merasa bingung
untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek
juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan
tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk
menentukan teori mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek
berusaha menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi
muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui
dosennya. Subjek juga selalu merasa tidak tenang bila
memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat temannya yang sudah
sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum


44
Perpustakaan Unika
bergerak sama sekali dalam mengerjakan skripsi membuat subjek
semakin merasa tidak tenang.
Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara
fisik dimana subjek sering merasa pusing. Apabila subjek sedang
berada di depan komputer untuk mulai mengetik skripsi, subjek
tiba-tiba sering merasa pusing. Subjek juga menyatakan bahwa
dirinya mengalami gangguan tidur, hal ini terjadi karena setiap
kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang membuat
subjek merasa tidak tenang sehingga sulit tidur. Subjek juga
sering mengalami mimpi buruk ketika sedang mengerjakan
skripsi. Hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh
orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya
subjek melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Subjek
juga merasakan jantungnya selalu berdebar-debar ketika sedang
memikirkan skripsi dan melihat teman-temannya. Setiap kali
akan bertemu dengan dosen pembimbing, subjek juga merasakan
jantungnya berdebar-debar karena merasa takut apa yang sudah
dikerjakannya akan disalahkan oleh dosennya. Subjek tidak
mengalami gangguan pernafasan, hanya saja bila sedang
memikirkan skripsi subjek merasa sesak karena masih ada beban
di dada. Subjek tidak mengalami gangguan tekanan darah karena
selama ini subjek juga tidak pernah memeriksakannya. Subjek
tidak mengalami gangguan berupa keringat berlebih. Menurut
subjek bila dirinya sedang stress biasanya hal ini akan


45
Perpustakaan Unika
mempengaruhi sirkulasi menstruasinya, demikian pula yang
dialami subjek ketika sedang mengerjakan skripsi.
Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi
Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa sangat
terganggu dengan keadaannya sekarang ini, dimana subjek sering
mengalami gangguan baik itu secara fisik maupun psikologis.
Secara psikologis subjek merasa tertekan karena orangtua yang
terus menuntut subjek agar cepat selesai dan melihat teman-
temannya yang sudah selesai mengerjakan skripsi. Walaupun
demikian subjek tetap berusaha untuk mengerjakan skripsinya
dan mencoba untuk menenangkan diri. Untuk itu subjek mencoba
dengan cara hipnosis melalui seorang teman yang menguasai
teknik tersebut agar dirinya merasa lebih rileks. Hal tersebut
ternyata cukup membantu subjek untuk lebih tenang. Subjek
meminta pengertian dari orangtuanya agar mau memberikan
sedikit waktu lagi kepada subjek untuk berusaha secepat mungkin
menyelesaikan skripsinya. Selain itu subjek juga meminta
bantuan kepada teman-temannya. Menurut subjek dirinya harus
terus di dorong agar percaya diri dalam mengerjakan, karena bila
tidak subjek akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan
skripsinya. Sahabat, pacar dan orangtua adalah orangtua yang
selalu memberikan dukungan dan menumbuhkan kepercayaan
diri pada subjek.




46
Perpustakaan Unika
c. Hasil Observasi

Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi
kurang lebih 155 cm, tapi agak kurus, berkulit sawo matang,
dengan rambut lurus yang panjang. Penampilan subjek cukup
santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek yaitu dengan
menggunakan kaos tanpa kerah dan celana pendek. Subjek
tinggal disebuah rumah dengan ditemani seorang pembantu,
sedangkan orangtuanya berdomisili di Bandung, Jawa Barat.
Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan
dengan cukup terbuka. Setiap pertanyaan dijawab oleh subjek
dengan jelas, subjek juga terlihat antusias menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan kepadanya. Subjek memiliki tutur kata
yang sopan. Pada saat diberikan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan gejala kecemasan yang dialaminya, subjek
dengan serius menjawab setiap pertanyaan tersebut hal ini terlihat dari ekspresi wajah
yang nampak dari subjek. Subjek terlihat
santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu
wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik
pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun
wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit
tegang, hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang tidak dapat
duduk dengan tenang dan selalu berpindah-pindah posisi duduk,
dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek sedang
memikirkan skripsinya tersebut.


47
Perpustakaan Unika
d. Analisis Kasus I

Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 8. Pada saat semester 8 ini subjek tidak
mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mulai
mendaftar skripsi sejak bulan September 2006 atau tepatnya
ketika subjek masih berada di semester 7. Pada waktu pertama
kali mendaftarkan skripsi subjek merasa bersemangat dan ingin
segera menyelesaikan kuliahnya. Pada awalnya subjek memiki
gambaran bahwa skripsi merupakan suatu tugas yang hampir
sama dengan tugas-tugas sebelumnya, subjek beranggapan bahwa
ia akan dapat menyelesaikan skripsinya dengan lancar. Subjek
merasa bahwa skripsi yang sedang dikerjakannya sekarang ini
cukup sulit. Pada mulanya subjek memiliki memiliki keyakinan
diri bahwa ia dapat lulus bulan Agustus mendatang, namun
setelah terget yang ditetapkannya itu tidak tercapai maka mulai
timbul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu
dalam mengerjakan skripsi.
Orangtua subjek memberikan dukungan kepada subjek
dalam mengerjakan skripsi dalam bentuk simpati dan pemberian
semangat kepada subjek.
Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera
menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek
berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek
merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut
subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi


48
Perpustakaan Unika
beban dalam dirinya. Orangtua selalu mendukung subjek dalam
mengerjakan skripsi dan apabila subjek tidak mengerjakannya
maka orangtuanya akan memarahi subjek dalam bentuk teguran.
Teman-teman juga selalu memberikan dukungan kepada
subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat
berupa bantuan untuk mencari refensi maupun kata-kata yang
dapat mendorong subjek untuk semangat dalam mengerjakan
skripsi.
Subjek juga menyatakan bahwa kesulitan mencari waktu
merupakan salah satu hal yang menghambat proses penyusunan
skripsi. Subjek mengalami kesulitan bila ingin bertemu dengan
dosen pembimbingnya. Subjek juga semakin merasa kesulitan
karena bila subjek meminta saran dari dosen, tetapi yang sering
terjadi dosennya semakin membuat subjek bertambah bingung.
Subjek selalu merasa dirinya menjadi orang yang sangat
bodoh apabila mulai membandingkan dirinya dengan teman-
teman yang lain.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah subjek merasa bahwa dirinya menjadi orang
yang mudah marah dan cenderung mudah tersinggung, hal ini
muncul dengan intensitas yang kuat. Bila ada masalah yang kecil
saja dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung.
Apabila ada teman yang sedang membicarakan skripsi, subjek
memilih untuk menjauh dan menghindari temannya. Subjek juga
menjadi sangat minder bila melihat teman-temannya yang sudah


49
Perpustakaan Unika
menyelesaikan skripsi, perasaan minder ini muncul dengan
intensitas yang kuat.. Subjek mengatakan bahwa dirinya juga
menjadi sulit berkonsentrasi, hal ini muncul dengan intensitas
yang kuat. Setiap kali memikirkan skripsi, subjek selalu merasa
tidak mampu. Karena sulit berkonsentrasi subjek merasa bingung
untuk memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek
juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil keputusan
tentang hal yang berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk
menentukan teori mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek
berusaha menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi
muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui
dosennya. Subjek juga selalu merasa tidak tenang bila
memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat temannya yang sudah
sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan subjek sendiri belum
bergerak sama sekali dalam mengerjakan skripsi membuat subjek
semakin merasa tidak tenang.
Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara
fisik dimana subjek sering merasa pusing. Apabila subjek sedang
berada di depan komputer untuk mulai mengetik skripsi, subjek
tiba-tiba sering merasa pusing. Gangguan fisik berupa sakit
kepala ini muncul dengan intensitas yang sedang. Subjek juga
menyatakan bahwa dirinya mengalami gangguan tidur, hal ini
terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang membuat
subjek merasa tidak tenang sehingga sulit
tidur. Subjek juga sering mengalami mimpi buruk ketika sedang


50
Perpustakaan Unika
mengerjakan skripsi, hal ini muncul dengan intensitas yang kuat.
Hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh orangtuanya
agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya subjek
melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Subjek juga
merasakan jantungnya selalu berdebar-debar ketika sedang
memikirkan skripsi dan melihat teman-temannya. Setiap kali
akan bertemu dengan dosen pembimbing, subjek juga merasakan
jantungnya berdebar-debar karena merasa takut apa yang sudah
dikerjakannya akan disalahkan oleh dosennya. Subjek tidak
mengalami gangguan pernafasan, hanya saja bila sedang
memikirkan skripsi subjek merasa sesak karena masih ada beban
di dada.
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi
kurang lebih 155 cm, tapi agak kurus, berkulit sawo matang,
dengan rambut lurus yang panjang. Penampilan subjek cukup
santai karena wawancara dilakukan dirumah subjek yaitu dengan
menggunakan kaos tanpa kerah dan celana pendek. Subjek
tinggal disebuah rumah dengan ditemani seorang pembantu,
sedangkan orangtuanya berdomisili di Bandung, Jawa Barat.
Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan
dengan cukup terbuka. Setiap pertanyaan dijawab oleh subjek
dengan jelas, subjek juga terlihat antusias menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan kepadanya. Subjek memiliki tutur kata
yang sopan. Pada saat diberikan beberapa pertanyaan yang


51
Perpustakaan Unika
berkaitan dengan gejala kecemasan yang dialaminya, subjek
dengan serius menjawab setiap pertanyaan tersebut hal ini terlihat dari ekspresi wajah
yang nampak dari subjek. Subjek terlihat
santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu
wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik
pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun
wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit
tegang, hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang tidak dapat
duduk dengan tenang dan selalu berpindah-pindah posisi duduk,
dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek sedang
memikirkan skripsinya tersebut.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan,
terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek
yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam
mengerjakan skripsi, seperti subjek sering merasa minder / tidak
mampu, subjek menjadi orang yang mudah marah, sulit
berkonsentrasi dan mengambil keputusan, sering merasa tidak
tenang, menjadi sering sakit kepala dan sulit tidur.
Perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami
oleh subjek, muncul karena subjek merasa mengerjakan skripsi
menjadi suatu beban sehingga sering merasa tertekan. Perasaan
ini juga muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan tidak
mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-
teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri.
Subjek juga menjadi sensitif bila melihat temannya sudah selesai


52
Perpustakaan Unika
mengerjakan skripsi. Subjek juga merasa bingung ketika sedang
berhadapan dengan dosen pembimbingnya, sulit mengambil
keputusan dalam pemakaian teori-teori. Subjek juga merasa tidak
tenang karena selalu dituntut untuk segera lulus, merasa tidak
tenang bila ada teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi,
jantungnya menjadi berdebar-debar bila memikirkan skripsi.
Subjek sering merasa tiba-tiba pusing bila sedang berada di
depan komputer.
Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan
tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal
tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara
psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan
dalam mengerjakan skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian pada subjek pertama, maka
dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas
Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi,
sebagai berikut:









53
Perpustakaan Unika


Komunikasi
Target untuk
dengan dosen
menyelesaikan

pembimbing
studi tidak
tercapai


Teman-teman
Orangtua selalu
subjek banyak
me
ndesak subjek
yang sudah selesai
agar cepat lulus
Skripsi merupakan
mengerjakan

kuliah
suatu hal yang
dibebankan pada
skripsi

subjek


CEMAS


Perasaa n
Sulit tidur
Minder
tidak tenang
dan mimpi
/ merasa

buruk
tidak mampu

Perasaan
Sulit
berkonsentrasi dan
terlalu peka
(mudah
mengambil
tersinggung)
keputusan

Bagan 1
Kecemasan pada Subjek 1 dalam Mengerjakan Skripsi







54
Perpustakaan Unika
Tabel 1
Intensitas Kecemasan Subjek 1 dalam Mengerjakan Skripsi.

Bentuk
Intensitas
Keterangan
Kecemasan
Mahasiswa
Mengerjakan
Skripsi
A Minder/
+++
Subjek merasa
Merasa tidak
mengerjakan skripsi
mampu
menjadi suatu beban,
merasa lebih bodoh
dibandingkan dengan
teman-teman yang lain,
merasa tidak mampu
menyelesaikan skripsi,
merasa kurang percaya
diri
B Perasaan
+++
Subjek menjadi orang
terlalu peka
yang sensitif ketika
(mudah
sedang mengerjakan
tersinggung)
skripsi, mudah menjadi
sedih dan mudah
tersinggung ketika ada
dan melihat orang lain
berbicara tentang skripsi
C Sulit
+++
Subjek merasa bingung
berkonsentrasi
ketika sedang menghadap
dan
dosen untuk konsultasi
mengambil
penulisan skripsi, sulit
keputusan
berkonsentrasi dalam
mengerjakan skripsi,
tidak dapat mengambil
keputusan dalam
pemakaian teori-teori
yang digunakan untuk
penulisan skripsi
D Perasaan tidak
+++
Subjek didesak / dituntut
tenang
untuk segera lulus oleh
orang tua, merasa tidak
tenang ketika ada teman
yang mengerjakan


55
Perpustakaan Unika
skripsi, jantung berdebar-
debar ketika memikirkan
skripsi
E Sakit kepala
++
Ketika berada di depan
komputer untuk mengetik
skripsi subjek tiba-tiba
merasa sakit kepala
F Sulit tidur dan
+++
Setiap kali akan tidur
mimpi buruk
subjek selalu memikirkan
skripsi dan sering
terbangun karena teringat
pada skripsinya,
mengalami mimpi buruk
karena skripsi merupakan
masalah yang belum
selesai

Keterangan :
+++ : intensitas kecemasan kuat
++ : intensitas kecemasan sedang
+ : intensitas kecemasan lemah
- : tidak muncul












56
Perpustakaan Unika
2. Kasus 2
a. Identitas Subjek

Nama : V.A.
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA
Soegijapranata Semester 8
b. Hasil Wawancara

Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 8. Subjek mendaftar skripsi pada
semester 7 yang lalu, tepatnya bulan September. Pada waktu
pertama kali mendaftar skripsi, subjek belum memiliki gambaran
yang jelas mengenai skripsi. Subjek menganggap bahwa skripsi
merupakan suatu tugas yang harus diselesaikan untuk syarat
kelulusan studinya di perguruan tinggi. Selama menempuh studi
sampai saat ini subjek memperoleh IPK sebesar 2,7.
Subjek merasa bahwa skripsi yang dijalaninya sekarang
ini merupakan suatu beban bagi dirinya sendiri, menurutnya
sebuah keharusan bagi seorang mahasiswa untuk menyusun
skripsi. Pada waktu awal mengerjakan skripsi subjek memiliki
keyakinan diri bahwa ia sanggup menyelesaikan skripsinya
dalam waktu 6 bulan, namun pada kenyataannya targetnya
tersebut tidak dapat tercapai maka mulai muncul rasa khawatir
dalam diri subjek.



57
Perpustakaan Unika

Dukungan Sosial

Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari buku-
buku literature yang berkaitan dengan skripsinya, kemudian dari
biro konsultasi skripsi dan dari beberapa teman-teman kuliahnya.
Teman-teman subjek, dosen pembimbing dan biro konsultasi
skripsi adalah beberapa pihak yang memberikan bantuan kepada
subjek dalam menyusun skripsi, misalnya teman-teman subjek
memberi dukungan semangat, kemudian dosen pembimbing
membantu memberikan arahan dalam penulisan skripsi demikian
pula dengan biro konsultasi skripsi yang membantu subjek dalam
penyusunan skripsi.
Orangtua subjek juga mengharapkan subjek agar cepat
menyelesaikan kuliah. Pada saat subjek mulai mengerjakan
skripsi orangtua sangat mendukung subjek, orangtua subjek
memberikan dukungan dalam hal materi untuk memenuhi segala
sesuatu yang berhubungan dengan skripsi. Dukungan moral juga
diberikan oleh orangtua kepada subjek, orangtua selalu
memberikan semangat agar subjek segera menyelesaikan
skripsinya.
Subjek menyatakan bahwa susah konsentrasi dan
membagi waktu merupakan suatu hal yang menghambat subjek
dalam menyusun skripsi. Hal ini terjadi karena subjek tidak fokus pada skripsi dan
meluangkan waktunya lebih banyak untuk pergi
ke pusat perbelanjaan dengan teman-teman atau menghabiskan


58
Perpustakaan Unika
waktu selama beberapa minggu diluar kota. Subjek mengalami
hambatan ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing,
hambatan tersebut berupa rasa takut yang dirasakan oleh subjek
dimana subjek takut bahwa apa yang telah dikerjakannya akan
ditolak oleh dosen pembimbingnya.
Gejala Kecemasan

Menurut subjek, setiap kali memikirkan skripsi ia merasa
cemas sehingga bila perasaan ini muncul maka subjek berfikir
bahwa akan lebih baik bila ia tidak memikirkan skripsinya
sampai dengan perasaan cemasnya itu hilang.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah merasa minder karena beberapa temannya
sudah menyelesaikan skripsi. Subjek menjadi orang yang sulit
untuk mengambil keputusan, seperti dalam hal penentuan judul
subjek merasakan kesulitan saat mencari suatu kesatuan antara
judul dengan isi skripsi dan dengan kemauan dari dosen
pembimbing. Subjek merasa tidak tenang bila kesulitan mencari
referensi skripsi. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali
memikirkan skripsi, hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa setiap
kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar-
debar kemudian menjadi sakit kepala.
Kecemasan yang dialami oleh subjek termanifestasi pula
secara fisik dimana subjek sering merasakan sakit kepala.
Apabila rasa sakit kepala ini muncul maka subjek mencoba untuk
berhenti sejenak memikirkan skripsinya dengan tujuan agar sakit


59
Perpustakaan Unika
kepalanya dapat hilang. Subjek tidak mengalami gangguan tidur
seperti insomnia atau mimpi buruk ketika mengerjakan skripsi.
Subjek merasakan jantung berdebar-debar setiap kali memikirkan
skripsi.
Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi
Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat terganggu
dengan keadaan sekarang ini, dimana subjek sering mengalami
gangguan baik secara fisik maupun psikologis dan hal ini
membuat subjek merasa tidak nyaman. Subjek mencoba bercerita
kepada teman tentang masalah yang dihadapinya sekarang ini,
subjek meminta masukan dan pendapat dari temannya agar dapat
membantu subjek mengatasi kecemasan. Hal tersebut ternyata
cukup membantu subjek, subjek merasa tidak sendiri tetapi ada
orang lain yang memperhatikan dan merasakan apa yang dialami
oleh subjek.
Usaha subjek untuk mengatasi kecemasannya tersebut
terkadang menemui hambatan dari dalam dirinya sendiri. Jika
sudah bercerita tentang masalah skripsi kepada teman maka
subjek akan merasa semangat karena dukungan dari temannya,
tetapi terkadang muncul perasaan tidak mampu karena
menurutnya skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit.
Subjek mengatakan bahwa dirinya membutuhkan orang lain yang
terus mendukung dan mengingatkan subjek agar tetap memiliki
semangat dalam menyelesaikan skripsinya.



60
Perpustakaan Unika

c. Hasil Observasi
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi
kurang lebih 150 cm, berkulit sawo matang dengan rambut
sebahu. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara
dilakukan dirumah subjek. Subjek tinggal disebuah rumah
bersama dengan ibu, adik, serta kakek dan neneknya, sedangkan
ayahnya bekerja sebagai pelayar dan pulang setiap satu bulan
sekali.
Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan
dengan cukup terbuka. Setiap pertanyaan dijawab oleh subjek
dengan jelas dan subjek memiliki tutur kata yang sopan. Pada
saat wawancara dimulai, subjek terlihat santai tetapi pada waktu
wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik
pembicaraan wawancara adalah mengenai masalah skripsi.
Subjek tidak dapat duduk dengan tenang, hal ini terlihat ketika
subjek selalu berganti posisi tempat duduk. Pada waktu
wawancara selesai dilaksanakan subjek sudah mulai kembali
tenang, setelah wawancara selesai dilakukan subjek menyalakan
televisi dan duduk santai.
d. Analisis Kasus II

Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 8. Subjek mendaftar skripsi pada
semester 7 yang lalu, tepatnya bulan September. Pada waktu


61
Perpustakaan Unika
pertama kali mendaftar skripsi, subjek belum memiliki gambaran
yang jelas mengenai skripsi. Subjek menganggap bahwa skripsi
merupakan suatu tugas yang harus diselesaikan untuk syarat
kelulusan studinya di perguruan tinggi.
Subjek merasa bahwa skripsi yang dijalaninya sekarang
ini merupakan suatu beban bagi dirinya sendiri, menurutnya
sebuah keharusan bagi seorang mahasiswa untuk menyusun
skripsi. Pada waktu awal mengerjakan skripsi subjek memiliki
keyakinan diri bahwa ia sanggup menyelesaikan skripsinya
dalam waktu 6 bulan, namun pada kenyataannya targetnya
tersebut tidak dapat tercapai maka mulai muncul rasa khawatir
dalam diri subjek.
Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari buku-
buku literature yang berkaitan dengan skripsinya, kemudian dari
biro konsultasi skripsi dan dari beberapa teman-teman kuliahnya.
Teman-teman subjek, dosen pembimbing dan biro konsultasi
skripsi adalah beberapa pihak yang memberikan bantuan kepada
subjek dalam menyusun skripsi, misalnya teman-teman subjek
memberi dukungan semangat, kemudian dosen pembimbing
membantu memberikan arahan dalam penulisan skripsi demikian
pula dengan biro konsultasi skripsi yang membantu subjek dalam
penyusunan skripsi.
Orangtua subjek juga mengharapkan subjek agar cepat
menyelesaikan kuliah. Pada saat subjek mulai mengerjakan
skripsi orangtua sangat mendukung subjek, orangtua subjek


62
Perpustakaan Unika
memberikan dukungan dalam hal materi untuk memenuhi segala
sesuatu yang berhubungan dengan skripsi. Dukungan moral juga
diberikan oleh orangtua kepada subjek, orangtua selalu
memberikan semangat agar subjek segera menyelesaikan
skripsinya.
Subjek menyatakan bahwa susah konsentrasi dan
membagi waktu merupakan suatu hal yang menghambat subjek
dalam menyusun skripsi. Hal ini terjadi karena subjek tidak fokus pada skripsi dan
meluangkan waktunya lebih banyak untuk pergi
ke pusat perbelanjaan dengan teman-teman atau menghabiskan
waktu selama beberapa minggu diluar kota. Subjek mengalami
hambatan ketika harus berhadapan dengan dosen pembimbing,
hambatan tersebut berupa rasa takut yang dirasakan oleh subjek
dimana subjek takut bahwa apa yang telah dikerjakannya akan
ditolak oleh dosen pembimbingnya.
Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat terganggu
dengan keadaan sekarang ini, dimana subjek sering mengalami
gangguan baik secara fisik maupun psikologis dan hal ini
membuat subjek merasa tidak nyaman.
Usaha subjek untuk mengatasi kecemasannya tersebut
terkadang menemui hambatan dari dalam dirinya sendiri. Jika
sudah bercerita tentang masalah skripsi kepada teman maka
subjek akan merasa semangat karena dukungan dari temannya,
tetapi terkadang muncul perasaan tidak mampu karena
menurutnya skripsi merupakan suatu hal yang sangat sulit.


63
Perpustakaan Unika
Subjek mengatakan bahwa dirinya membutuhkan orang lain yang
terus mendukung dan mengingatkan subjek agar tetap memiliki
semangat dalam menyelesaikan skripsinya.
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi
kurang lebih 150 cm, berkulit sawo matang dengan rambut
sebahu. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara
dilakukan dirumah subjek. Subjek tinggal disebuah rumah
bersama dengan ibu, adik, serta kakek dan neneknya, sedangkan
ayahnya bekerja sebagai pelayar dan pulang setiap satu bulan
sekali.
Pada waktu wawancara, subjek menjawab pertanyaan
dengan cukup terbuka. Pada saat wawancara dimulai, subjek
terlihat santai tetapi pada waktu wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik
pembicaraan wawancara adalah mengenai
masalah skripsi. Subjek tidak dapat duduk dengan tenang, hal ini
terlihat ketika subjek selalu berganti posisi tempat duduk. Pada
waktu wawancara selesai dilaksanakan subjek sudah mulai
kembali tenang, setelah wawancara selesai dilakukan subjek
menyalakan televisi dan duduk santai.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan,
terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek
yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam
mengerjakan skripsi, seperti subjek merasa tidak mampu, subjek


64
Perpustakaan Unika
menjadi orang yang terlalu peka, sulit berkonsentrasi dan
mengambil keputusan, merasa tidak tenang dan sakit kepala.
Perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami
oleh subjek muncul karena subjek merasa ia tidak sanggup
menyelesaikan skripsi seperti teman-teman yang lain. Subjek
memiliki anggapan bahwa skripsi merupakan suatu beban bagi
dirinya, hal ini membuat subjek semakin merasa tidak mampu.
Perasaan subjek menjadi terlalu peka, hal ini muncul karena
subjek merasa dirinya hanya sendiri dan tidak mempunyai teman.
Subjek terkadang sedih karena merasa tidak ada orang yang dapat
membantunya. Subjek mengalami kesulitan berkonsentrasi dan
mengambil keputusan khususnya mengenai penentuan judul
skripsi, subjek membutuhkan orang lain untuk membantunya
mengambil keputusan berkaitan dengan skripsinya. Hal ini terjadi
karena subjek tidak dapat membagi waktunya dengan baik antara
skripsi dan waktu bermain dengan temannya. Subjek juga merasa
tidak tenang, hal ini terlihat ketika subjek merasa takut saat harus berhadapan dengan
dosen pembimbingnya, subjek juga
merasakan jantungnya berdebar-debar setiap kali memikirkan
skripsi. Subjek juga mengatakan bahwa setiap kali memikirkan
skripsi maka subjek akan merasakan sakit kepala.
Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan
tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal
tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara


65
Perpustakaan Unika
psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan
dalam mengerjakan skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian subjek yang kedua, maka
dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas
Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi,
sebagai berikut.





















66
Perpustakaan Unika

Teman-teman
Target untuk
Tidak dapat
subjek banyak
menyelesaikan
membagi
yang sudah
skripsi tidak
waktu dengan
menyelesaikan
tercapai
baik
skripsi



Skripsi merupakan

suatu hal yang
dibebankan kepada

subjek


CEMAS




Minder/
Perasaan
Sulit
merasa tidak
terlalu peka
berkonsentrasi dan

mampu
mengambil
keputusan


Perasaan tidak
Sakit kepala

tenang


Bagan 2
Kecemasan pada Subjek 2 dalam Mengerjakan Skripsi


Tabel 2


67
Perpustakaan Unika
Intensitas Kecemasan Subjek 2 dalam Mengerjakan Skripsi

Bentuk
Intensitas
Keterangan
Kecemasan
Mahasiswa
Mengerjakan
Skripsi
A Minder/
+++
Subjek merasa minder
Merasa tidak
terhadap teman-teman
mampu
yang sudah selesai
mengerjakan skripsi.
Merasa bahwa skripsi
merupakan suatu beban
yang sulit, sehingga
semakin menghambat
dalam proses
penyusunan.
B Perasaan yang
++
Subjek terkadang sedih
terlalu peka
karena merasa tidak ada
yang membantunya.
Merasa sendiri dan tidak
memiliki teman untuk
diajak bicara.
C Sulit
+++
Subjek sulit
berkonsentrasi
berkonsentrasi pada
dan mengambil
skripsi karena tidak
keputusan
dapat membagi waktu
dengan baik. Subjek
merasa sulit untuk
menentukan judul
skripsi, membutuhkan
orang lain untuk
membantunya
mengambil keputusan.
D Perasaan tidak
+++
Subjek merasa takut
tenang
untuk mengajukan isi
skripsi yang telah
dikerjakannya kepada
dosen pembimbing.
Setiap kali memikirkan
skripsi subjek merasakan
jantungnya berdebar-
debar.


68
Perpustakaan Unika
E
Sakit kepala
++
Subjek merasakan
adanya gangguan fisik
yaitu sakit kepala setiap
kali memikirkan skripsi.


Keterangan :
+++ : intensitas kecemasan kuat
++ : intensitas kecemasan sedang
+ : intensitas kecemasan lemah
- : tidak muncul















3. Kasus 3



69
Perpustakaan Unika
a. Identitas Subjek

Nama : P.N.
Usia : 23 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA
Soegijapranata Semester 10
b. Hasil Wawancara
Latar Belakang Berkaitan Timbulnya Kecemasan

Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi
sejak bulan Mei 2006 yaitu pada saat subjek masih berada di
semester 8. Pada waktu berada di semester 9 subjek sudah tidak
tidak mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek memiliki
prestasi akademik yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan
nilai IPK yang diperoleh subjek yaitu 3,1. Pada saat pertama kali mendaftar skripsi
subjek merasa senang dan ingin segera
menyelesaikan kuliahnya.
Pada awalnya subjek memiliki gambaran bahwa skripsi
merupakan suatu hal yang mudah, tetapi ternyata setelah dijalani
subjek merasa skripsi merupakan suatu hal yang sangat rumit.
Hal ini dinyatakan subjek karena ia merasakan kesulitan ketika
mencari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal yang diperlukan
untuk mendukung skripsinya. Pada mulanya subjek memiliki
keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan April yang lalu, tetapi setelah target yang
ditetapkannya sendiri itu tidak tercapai maka


70
Perpustakaan Unika
mulai muncul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang
mampu dalam mengerjakan skripsi.
Dukungan Sosial

Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari
teman-temannya yang sudah lebih dulu mulai mengerjakan
skripsi, kemudian subjek juga berusaha untuk mencari tahu
sendiri dengan cara membaca beberapa contoh skripsi yang
tersedia di perpustakaan sehingga subjek memperoleh gambaran
mengenai seluk beluk dari skripsi.
Subjek memperoleh bantuan dari orangtua, teman-teman,
saudara dan orang-orang terdekatnya dalam menyusun skripsi.
Bantuan yang diterima oleh subjek berupa dukungan moril dan
materiil. Subjek dituntut oleh orangtua harus menyelesaikan
kuliah paling lama 4 tahun, tetapi saat ini subjek sudah
menempuh kuliah lebih dari waktu yang ditetapkan oleh
orangtuanya tersebut. Hal ini menyebabkan subjek merasa tidak
tenang karena tidak mampu memenuhi keinginan orantuanya
tersebut. Meskipun demikian, keluarga tetap memberikan
dukungan kepada subjek dalam kuliahnya, orangtua selalu
mengingatkan kepada subjek untuk tetap berkonsentrasi pada
skripsi. Orangtua terkadang juga memarahi subjek bila mulai
terlihat tidak semangat lagi dalam mengerjakan skripsi misalnya
dengan menegur subjek. Tidak hanya orangtua saja tetapi kakak
subjek juga bersedia membantu bila subjek menemui kesulitan
dalam penyusunan skripsi.


71
Perpustakaan Unika
Teman-teman subjek juga memberikan dukungan kepada
subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman subjek dapat
berupa batuan mencari referensi maupun memberikan dukungan
moral yang sangat membantu subjek.
Subjek mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi
ketika subjek menemui kesulitan mencari bahan dan sulit teori
yang tepat untuk digunakan membahas permasalahan dalam
skripsi yang ditelitinya. Pada mulanya subjek merasa takut ketika harus berhadapan
dengan dosen pembimbing, perasaan ini
muncul karena subjek merasa khawatir bila dosennya sulit diajak
untuk berkomunikasi. Dosen pembimbing dari subjek adalah
orang yang cukup sibuk, sehingga waktu untuk berkonsultasi
mengenai skripsi disesuaikan dengan jadwal dosen, untuk itu
subjek harus membuat janji terlebih dahulu dengan dosennya, hal
ini juga membuat subjek sedikit merasa khawatir bila dosennya
menolak untuk ditemui.
Gejala Kecemasan

Setiap kali memikirkan skripsi subjek merasa bahwa
masih ada suatu beban yang mengganjal subjek. Hal ini muncul
karena teman-teman satu angkatan subjek sudah banyak yang
lulus dan membuat subjek merasa stress, sedangkan skripsinya
sendiri belum selesai. Apabila sudah demikian subjek merasa
beban fikirannya bertambah banyak sehingga subjek merasa
pusing.


72
Perpustakaan Unika
Subjek berusaha untuk menyelesaikan skripsinya secepat
mungkin agar tidak kalah dari teman-teman yang lain, tetapi bila
dipertengahan jalan subjek mengalami kesulitan dan tidak bisa
mengatasinya subjek merasa tidak mampu dan biasanya subjek
cenderung ingin melupakan skripsinya sejenak agar tidak merasa
tegang lagi.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah subjek menjadi orang yang mudah marah
bahkan karena hal-hal kecil pun subjek dapat memicu subjek
marah, seperti subjek tidak suka makanan yang dimasak dirumah
biasanya subjek akan marah dan meminta dimasakkan baru lagi.
Subjek juga menjadi orang yang mudah tersinggung, apabila ada
orang yang membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti
apa yang dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung.
Pada waktu subjek sedang marah biasanya orang-orang
terdekatnya akan menjadi sasaran kemarahan dari subjek,
meskipun sebenarnya orang yang bersangkutan tidak memiliki
masalah dengan subjek, kemarahan subjek biasanya dilampiaskan
dengan berbicara dengan nada yang tinggi.
Subjek merasa tidak percaya diri ketika bertemu dengan
teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi, ketika hal ini
terjadi subjek sangat sedih dan ingin menangis karena merasa
dirinya tidak mampu seperti teman-teman yang dengan lancar
dapat mengerjakan skripsi. Subjek merasa sangat tidak tenang
setiap kali mengingat tuntutan orangtua kepada subjek agar


73
Perpustakaan Unika
segera menyelesaikan kuliah, selain itu banyak teman-teman
subjek yang sudah selesai dan diwisuda. Subjek juga tidak
mampu mencapai target pertama yang ditetapkannya sendiri, saat
ini subjek kembali menargetkan diri untuk dapat lulus pada
pertengahan tahun ini.
Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara
fisik dimana subjek sering merasa pusing, ketika sedang
memikirkan skripsi subjek merasa kepalanya semakin bertambah
pusing. Bila hal ini terjadi biasanya subjek memilih untuk minum
obat sakit kepala kemudian ia beristirahat sebentar dengan tujuan menghilangkan rasa
sakit kepalanya tersebut.
Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi
karena subjek memikirkan skripsinya dimana ia ingin segera
lulus tetapi merasa ragu pada kemampuannya sendiri sehingga
subjek merasa tidak tenang yang menyebabkan jantungnya
berdebar-debar dan sulit tidur. Subjek memiliki penyakit darah
rendah sehingga tubuhnya mudah merasa letih dan bila kondisi
fisiknya merasa lemah subjek biasanya mengalami sakit kepala.
Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi
Kecemasan yang termanifestasi secara fisik dan psikologis
sangat mengganggu keadaan subjek, secara fisik subjek merasa
terganggu karena sering merasa pusing kemudian secara
psikologis subjek merasa menjadi orang emosinya tidak stabil
dan mengganggu hubungan subjek dalam berinteraksi dengan
orang-orang yang ada disekitarnya.


74
Perpustakaan Unika
Pada saat subjek merasa sangat tidak mampu, subjek
mencoba untuk semangat lagi dengan berusaha meyakinkan
dirinya sendiri bahwa ia dapat melakukannya bila ia sendiri mau
berusaha untuk lebih maju. Pada saat merasa emosinya tidak
stabil, subjek mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri dan
berusaha untuk lebih tenang. Subjek juga tidak menyangkal
bahwa usahanya untuk mengatasi kecemasan itu tidak mudah,
menurutnya sangat sulit untuk membangkitkan kembali semangat
subjek ketika merasa sangat tidak mampu untuk mengerjakan
skripsi. Namun harus ada pihak dari luar yang dapat memberikan
dukungan kepada subjek, misalnya dengan memberikan
semangat dan menemani subjek ketika sedang butuh bantuan.
c. Hasil Observasi

Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi
kurang lebih 150 cm, tapi agak sedikit kurus, berkulit putih
dengan rambut pendek. Penampilan subjek cukup santai karena
wawancara dilakukan dirumah subjek, pada saat wawancara
subjek menggunakan kaos putih berkerah dan celana pendek.
Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ayah, ibu,
seorang kakak dan seorang adiknya.
Pada waktu wawancara subjek menjawab pertanyaan demi
pertanyaan dengan cukup terbuka. Subjek juga terlihat antusias
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya, tutur kata
yang diperlihatkan oleh subjek cukup sopan. Pada saat diberikan


75
Perpustakaan Unika
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah skripsinya,
subjek dengan serius menjawab setiap pertanyaan tersebut, hal ini terlihat dari ekspresi
wajah yang ditampilkan oleh subjek. Pada
waktu wawancara belum dimulai subjek terlihat santai, namun
saat membicarakan masalah skripsi subjek menjadi gelisah. Hal
ini nampak dari perilaku subjek yang selalu menggigit-gigit kuku
pada waktu wawancara dan sesekali subjek menggerak-gerakkan
kaki dan duduk bersila diatas kursi sofa. Pada saat wawancara
selesai dilakukan subjek sudah tidak menggigit-gigit kukunya
lagi, hal ini mengindikasikan bahwa subjek sudah merasa lebih
tenang
d. Analisis Kasus III

Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi
sejak bulan Mei 2006 yaitu pada saat subjek masih berada di
semester 8. Pada saat pertama kali mendaftar skripsi subjek
merasa senang dan ingin segera menyelesaikan kuliahnya.
Pada awalnya subjek memiliki gambaran bahwa skripsi
merupakan suatu hal yang mudah, tetapi ternyata setelah dijalani
subjek merasa skripsi merupakan suatu hal yang sangat rumit.
Hal ini dinyatakan subjek karena ia merasakan kesulitan ketika
mencari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal yang diperlukan
untuk mendukung skripsinya. Pada mulanya subjek memiliki
keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan April yang lalu, tetapi setelah target yang
ditetapkannya sendiri itu tidak tercapai maka


76
Perpustakaan Unika
mulai muncul rasa khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang
mampu dalam mengerjakan skripsi.
Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari
teman-temannya yang sudah lebih dulu mulai mengerjakan
skripsi, kemudian subjek juga berusaha untuk mencari tahu
sendiri dengan cara membaca beberapa contoh skripsi yang
tersedia di perpustakaan sehingga subjek memperoleh gambaran
mengenai seluk beluk dari skripsi.
Subjek dituntut oleh orangtua harus menyelesaikan kuliah
paling lama 4 tahun, tetapi saat ini subjek sudah menempuh
kuliah lebih dari waktu yang ditetapkan oleh orangtuanya
tersebut. Hal ini menyebabkan subjek merasa tidak tenang karena
tidak mampu memenuhi keinginan orantuanya tersebut.
Meskipun demikian, keluarga tetap memberikan dukungan
kepada subjek dalam kuliahnya, orangtua selalu mengingatkan
kepada subjek untuk tetap berkonsentrasi pada skripsi
penyusunan skripsi. Teman-teman subjek juga memberikan
dukungan kepada subjek. Dukungan yang diberikan oleh teman
subjek dapat berupa batuan mencari referensi maupun
memberikan dukungan moral yang sangat membantu subjek.
Subjek mengalami hambatan dalam penyusunan skripsi
ketika subjek menemui kesulitan mencari bahan dan sulit teori
yang tepat untuk digunakan membahas permasalahan dalam
skripsi yang ditelitinya. Pada mulanya subjek merasa takut ketika harus berhadapan
dengan dosen pembimbing, perasaan ini


77
Perpustakaan Unika
muncul karena subjek merasa khawatir bila dosennya sulit diajak
untuk berkomunikasi
Setiap kali memikirkan skripsi subjek merasa bahwa
masih ada suatu beban yang mengganjal subjek. Hal ini muncul
karena teman-teman satu angkatan subjek sudah banyak yang
lulus dan membuat subjek merasa stress, sedangkan skripsinya
sendiri belum selesai.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah subjek menjadi orang yang mudah marah
bahkan karena hal-hal kecil pun subjek dapat memicu subjek
marah, seperti subjek tidak suka makanan yang dimasak dirumah
biasanya subjek akan marah dan meminta dimasakkan baru lagi.
Subjek juga menjadi orang yang mudah tersinggung, apabila ada
orang yang membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti
apa yang dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung.
Subjek merasa tidak percaya diri ketika bertemu dengan
teman yang sudah selesai mengerjakan skripsi, ketika hal ini
terjadi subjek sangat sedih dan ingin menangis karena merasa
dirinya tidak mampu seperti teman-teman yang dengan lancar
dapat mengerjakan skripsi. Subjek merasa sangat tidak tenang
setiap kali mengingat tuntutan orangtua kepada subjek agar
segera menyelesaikan kuliah, selain itu banyak teman-teman
subjek yang sudah selesai dan diwisuda.
Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara
fisik dimana subjek sering merasa pusing, ketika sedang


78
Perpustakaan Unika
memikirkan skripsi subjek merasa kepalanya semakin bertambah
pusing. Subjek mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi
karena subjek memikirkan skripsinya dimana ia ingin segera
lulus tetapi merasa ragu pada kemampuannya sendiri sehingga
subjek merasa tidak tenang yang menyebabkan jantungnya
berdebar-debar dan sulit tidur.
Kecemasan yang termanifestasi secara fisik dan psikologis
sangat mengganggu keadaan subjek, secara fisik subjek merasa
terganggu karena sering merasa pusing kemudian secara
psikologis subjek merasa menjadi orang emosinya tidak stabil
dan mengganggu hubungan subjek dalam berinteraksi dengan
orang-orang yang ada disekitarnya.
Pada saat subjek merasa sangat tidak mampu, subjek
mencoba untuk semangat lagi dengan berusaha meyakinkan
dirinya sendiri bahwa ia dapat melakukannya bila ia sendiri mau
berusaha untuk lebih maju. Pada saat merasa emosinya tidak
stabil, subjek mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri dan
berusaha untuk lebih tenang. Subjek juga tidak menyangkal
bahwa usahanya untuk mengatasi kecemasan itu tidak mudah,
menurutnya sangat sulit untuk membangktkan kembali semangat
subjek ketika merasa sangat tidak mampu untuk mengerjakan
skripsi. Namun harus ada pihak dari luar yang dapat memberikan
dukungan kepada subjek, misalnya dengan memberikan
semangat dan menemani subjek ketika sedang butuh bantuan.


79
Perpustakaan Unika
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggi
kurang lebih 150 cm, tapi agak sedikit kurus, berkulit putih
dengan rambut pendek. Penampilan subjek cukup santai karena
wawancara dilakukan dirumah subjek, pada saat wawancara
subjek menggunakan kaos putih berkerah dan celana pendek.
Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan ayah, ibu,
seorang kakak dan seorang adiknya.
Pada waktu wawancara subjek menjawab pertanyaan demi
pertanyaan dengan cukup terbuka. Pada waktu wawancara belum
dimulai subjek terlihat santai, namun saat membicarakan masalah
skripsi subjek menjadi gelisah. Hal ini nampak dari perilaku
subjek yang selalu menggigit-gigit kuku pada waktu wawancara
dan sesekali subjek menggerak-gerakkan kaki dan duduk bersila
diatas kursi sofa. Pada saat wawancara selesai dilakukan subjek
sudah tidak menggigit-gigit kukunya lagi, hal ini
mengindikasikan bahwa subjek sudah merasa lebih tenang
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan,
terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek
yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam
mengerjakan skripsi, seperti subjek merasa minder, subjek
menjadi orang yang mudah marah, sulit berkonsentrasi dan
mengambil keputusan, merasa tidak tenang dan sering mengalami
sakit kepala.


80
Perpustakaan Unika
Perasaan minder seperti perasaan tidak mampu dan rasa
tidak percaya diri yang dialami subjek ini muncul karena subjek
merasa penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang rumit.
Perasaan ini juga muncul karena subjek melihat teman-temannya
sudah lulus tetapi dirinya belum juga dapat menyelesaikan
skripsi. Subjek merasa bahwa skripsi yang dikerjakannya
sekarang ini menjadi beban, subjek selalu merasa tidak mampu
mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-teman yang
lain. Subjek menjadi orang yang mudah marah dan mudah
tersinggung hanya karena hal-hal kecil saja. Orang-orang yang
ada didekatnya sering mendapat imbas dari kemarahannya.
Subjek juga menjadi sulit berkonsentrasi dan mengambil
keputusan bila menemui kesulitan dalam usahanya mencari
raferensi dan sulit menentukan judul skripsinya. Subjek merasa
tidak tenang karena selalu dituntut oleh orangtuanya untuk segera menyelesaikan kuliah,
jantungnya merasa berdebar-debar setiap
kali memikirkan skripsi. Subjek juga semakin merasa tidak
tenang karena dirinya tidak mampu lulus sesuai dengan target
yang pernah dibuatnya dahulu. Subjek merasakan sakit kepala
bila memikirkan skripsi dan karena penyakit darah rendah jadi
ketika tubuhnya sangat letih maka subjek merasakan sakit kepala.
Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan
tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal
tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara


81
Perpustakaan Unika
psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan
dalam mengerjakan skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian subjek yang keempat, maka
dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas
Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi,
sebagai berikut.


















Tuntutan
Target untuk
Banyak teman-
orangtua agar
menyelesaikan
teman subjek
subjek segera
kuliah tidak
yang sudah
menyelesaikan
tercapai
menyelesaikan
kuliah
skripsi dan
sudah lulus


82
Perpustakaan Unika





Kondisi fisik
Skripsi merupakan
Tidak

subjek yang
suatu hal yang rumit
menemukan
lemah
yang dibebankan
bahan atau

kepada subjek
referensi yang
dibutuhkan


CEMAS




Merasa tidak
Perasaan
Merasa
Sakit
mampu dan
tidak
sedih
kepala

tidak percaya
tenang
diri


Mudah
Sulit
marah dan

berkonsentrasi
mudah
dan mengambil

tersinggung
keputusan


Bagan 3
Kecemasan pada Subjek 3 dalam Mengerjakan Skripsi



Tabel 3


83
Perpustakaan Unika
Intensitas Kecemasan Subjek 3 dalam Mengerjakan Skripsi

Kecemasan
Intensitas
Keterangan
Mahasiswa
Mengerjakan
Skripsi
A Minder/ merasa
+++
Subjek merasa dalam
tidak mampu
penulisan skripsi tidak
semudah yang
dibayangkan, ternyata
menulis skripsi itu rumit.
Merasa tertinggal dan
tidak percaya diri jika
dibandingkan dengan
teman-teman yang sudah
lulus. Tidak mampu
menyelesaikan skripsi
dengan baik,
menganggap skripsi
merupakan suatu beban
yang sangat sulit
B Mudah marah dan
+++
Subjek mudah marah
mudah
hanya karena masalah-
tersinggung
masalah kecil. Orang
terdekat sering mendapat
imbas kemarahan dari
subjek. Mudah
tersinggung karena
perkataan orang lain.
C Sedih
++
Subjek menjadi sedih
karena tidak dapat
memenuhi keinginan
orangtua dan tidak dapat
mencapai targetnya
untuk lulus.
D Sulit
++
Subjek menjadi sulit
berkonsentrasi
berkonsentrasi bila
dan mengambil
menemui hambatan
keputusan
ketika mencari bahan
skripsi. Subjek tidak
mampu menentukan
sendiri judul skripsi
yang akan diambilnya.


84
Perpustakaan Unika
E Perasaan tidak
+++
Subjek dituntut oleh
tenang
orangtua untuk segera
menyelesaikan kuliah.
Banyak teman subjek
yang sudah lulus dan
menyelesaikan skripsi,
sedangkan dirinya
sendiri tidak dapat
mencapai target untuk
lulus. Jantungnya
berdebar-debar setiap
kali memikirkan skripsi.
Merasa takut bila akan
bertemu dengan dosen
pembimbing.
F Sakit kepala
++
Subjek memiliki
penyakit darah rendah
sehingga setiap kali
kondisi fisiknya letih,
subjek akan merasakan
sakit kepala.

Keterangan :
+++ : intensitas kecemasan kuat
++ : intensitas kecemasan sedang
+ : intensitas kecemasan lemah
- : tidak muncul






4. Kasus 4



85
Perpustakaan Unika
a. Identitas Subjek

Nama : M.N.
Usia : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA
Soegijapranata Semester 10
b. Hasil Wawancara

Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan
Subjek adalah Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi sejak bulan Mei
2006 yaitu pada saat subjek masih berada di semester 8. Pada
waktu berada di semester 9 subjek sudah tidak tidak mengambil
mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mendaftar skripsi bersama dengan beberapa teman
yang lain, saat itu ia merasa senang dan
bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliah. Nilai IPK yang
diperoleh subjek yaitu 2,9. Subjek memiliki gambaran bahwa
skripsi merupakan suatu hal yang wajib dikerjakan oleh seorang
mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana, dalam
skripsi seorang mahasiswa diharuskan untuk melakukan
penelitian dan melaporkan hasil dari penelitian tersebut.
Pada awalnya subjek memiliki keyakinan diri bahwa ia
dapat menyelesaikan kuliahnya bulan Desember 2006, namun
setelah target yang ditetapkannya itu sendiri tidak tercapai maka mulai timbul rasa
khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang
mampu dalam menulis skripsi.
Dukungan Sosial



86
Perpustakaan Unika
Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari
teman-teman, dosen pembimbing dan berusaha mencari tahu
sendiri dengan membaca-baca buku dan bila ada hal kurang
subjek mengerti biasanya ia akan bertanya pada teman yang
sudah lebih dulu mengambil skripsi.
Subjek mendapatkan bantuan dari orangtua dalam
menyusun skripsi, dukungan diberikan dengan memberikan
semangat secara moral kepada subjek dan memberikan dukungan
secara materiil seperti dengan membiayai uang kuliah. Dosen
pembimbing memberikan bantuan kepada subjek dalam bentuk
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam
penulisan skripsi. Orang-orang terdekat subjek juga selalu
memberikan dukungan kepada subjek, ia mendapatkan masukan
dengan cara bertukar fikiran mengenai masalah skripsi dan terus
memberikan semangat kepada subjek.
Orangtua selalu menuntut subjek agar cepat
menyelesaikan kuliahnya, karena orangtua subjek mengetahui
bahwa beberapa orang dari teman subjek sudah lulus dan
diwisuda. Orangtua subjek menginginkan agar anaknya juga
dapat segera lulus seperti teman-teman yang lain. Subjek saat ini sedang berusaha keras
agar mampu memenuhi keinginan
orangtuanya. Orangtua juga selalu mendukung subjek, dengan
memberikan semangat dan terus mengingatkan subjek supaya
segera lulus. Teman-teman subjek juga selalu memberi dukungan
kepada subjek, mereka saling mendukung dengan memberi


87
Perpustakaan Unika
masukan antara satu dengan yang lain dan mereka berjuang
bersama-sama untuk menyelesaikan skripsinya.
Subjek menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam
proses penulisan skripsi, hal ini disebabkan subjek sulit
menemukan teori yang tepat untuk digunakan dalam skripsinya,
kemudian mencari referensi dan jurnal yang sesuai dengan
permasalahan yang diambil dalam skripsinya. Subjek meminta
bantuan dari biro konsultasi skripsi apabila ia merasa sudah tidak mampu lagi
menemukan referensi atau jurnal yang diperlukan.
Gejala Kecemasan

Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan
bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti
bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh
mahasiswa. Subjek merasa kesulitan bila akan bertemu dengan
dosen pembimbing, hal ini terlihat apabila subjek sudah membuat
janji untuk bertemu dengan dosennya tetapi tiba-tiba dosennya
lupa sehingga jadwal untuk bimbingan sering tertunda.
Subjek merasa sedih setiap kali ia memikirkan skripsi,
subjek ingin menangis karena merasa dirinya sudah tertinggal
jauh dibanding dengan teman-teman yang lain. Subjek semakin
merasa sedih karena ada seorang teman subjek yang sudah
diwisuda padahal subjek mendaftarkan skripsi dalam waktu yang
bersamaan dengan temannya tersebut. Meskipun demikian subjek
tetap ingin berusaha menyelesaikan skripsinya secepat mungkin.
Subjek harus memusatkan perhatiannya secara penuh pada waktu


88
Perpustakaan Unika
mengerjakan skripsi dan jangan sampai ada hal kecil yang dapat
mengganggu subjek karena akan menyebabkan subjek tidak
dapat berkonsentrasi pada skripsinya. Hal-hal yang dapat
mengganggu perhatian subjek pada waktu mengerjakan skripsi
seperti masalah keluarga, ada salah satu anggota keluarga yang
sakit maka subjek akan mengalami hambatan dalam mengerjakan
skrispi karena subjek hanya dapat fokus pada satu masalah saja.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah menjadi orang yang mudah marah, subjek tiba-
tiba bisa merasa marah bila masalah keluarga atau masalah-
masalah yang lain. Subjek juga menjadi sangat minder karena
merasa dirinya tidak mampu seperti teman-teman lain yang sudah
menyelesaikan skripsi. Subjek juga merasa sedih karena ia
merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa
teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada
subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah.
Subjek selalu berusaha tidak memikirkan hal-hal tersebut yang
membuatnya subjek merasa sedih karena ia khawatir akan
semakin merasa cemas.
Subjek membutuhkan pertimbangan dari orang lain
mengenai isi dari skripsi untuk meyakinkan dirinya sebelum
bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan oleh subjek
karena ia sering merasa tidak yakin terhadap apa yang sudah
dikerjakannya sehingga harus bertanya dahulu pada temannya.
subjek merasa belum tenang karena skripsinya belum selesai


89
Perpustakaan Unika
sehingga menjadi beban bagi diri subjek sendiri. Subjek juga
merasa tidak nyaman bila ada orang yang menanyakan kepada
subjek mengenai skrispinya.
Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara
fisik dimana subjek sering merasakan jantungnya berdebar-debar,
hal ini terjadi setiap kali subjek sedang memikirkan skripsi.
Subjek juga mengalami gangguan fisik yang lain bila sedang
cemas memikirkan skripsi, misalnya sering menderita diare dan
sering terserang sakit kepala. Sakit kepala yang dialami oleh
subjek ini juga dapat disebabkan karena tekanan darah subjek
yang tinggi.
Subjek mengalami gangguan tidur berupa sulit tidur dan
mimpi buruk, hal ini muncul disebabkan subjek selalu merasa
tidak tenang karena selalu ingat pada masalah skripsi sehingga
setiap kali akan tidur subjek mengalami kesulitan. Subjek juga
mengalami mimpi buruk karena merasa tidak tenang. Subjek juga
menyatakan bahwa apabila ia sedang tegang karena masalah
skripsi, ia akan mengalami gangguan keringat dingin.
Persepsi Subjek Terhadap Masalah yang Dihadapi
Subjek merasa bahwa ia sangat terganggu karena
manifestasi dari kecemasan yang dialami oleh subjek, baik itu
yang dirasakan oleh subjek secara fisik atau secara psikologis.
Subjek berusaha untuk mengatasi kecemasan tersebut dengan
cara-cara subjek sendiri, misalnya ketika subjek mulai merasa
ada suatu hal yang membuat perasaannya marah maka subjek


90
Perpustakaan Unika
mencoba untuk mengontrol emosinya agar lebih tenang. Hal ini
ternyata tidak mudah, karena ketika subjek sedang marah ia akan
merasa lega apabila ia dapat melampiaskan kemarahannya
misalnya dengan berteriak.
c. Hasil Observasi

Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggai
kurang lebih 160 cm, agak gemuk, berkulit putih, dengan rambut
pendek. Penampilan subjek cukup rapi, karena pada watu
wawancara dilakukan subjek baru tiba di rumah setelah
sebelumnya pergi ke pasar swayalan, sehingga subjek belum
mengganti pakaiannya, subjek menggunakan kemeja bergaris dan
celana panjang. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan
ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki.
Pada waktu wawancara, subjek menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan kepadanya dengan cukup terbuka.
Subjek memiliki tutur bahasa yang sopan dan lembut. Subjek
terlihat santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu
wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik
pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun
wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit
tegang, hal ini ditunjukkan dengan kondisi tubuh subjek yang
cukup berkeringat, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa
subjek sedang memikirkan skripsinya.
d. Analisis Kasus IV



91
Perpustakaan Unika
Subjek adalah Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
semester 10. Subjek mulai mendaftarkan skripsi sejak bulan Mei
2006 yaitu pada saat subjek masih berada di semester 8. Pada saat mendaftar skripsi ia
merasa senang dan bersemangat untuk segera
menyelesaikan kuliah. Pada awalnya subjek memiliki keyakinan
diri bahwa ia dapat menyelesaikan kuliahnya bulan Desember
2006, namun setelah target yang ditetapkannya itu sendiri tidak
tercapai maka mulai timbul rasa khawatir dalam diri subjek
bahwa ia kurang mampu dalam menulis skripsi.
Subjek mendapatkan bantuan dari orangtua dalam
menyusun skripsi, dukungan diberikan dengan memberikan
semangat secara moral kepada subjek dan memberikan dukungan
secara materiil seperti dengan membiayai uang kuliah. Dosen
pembimbing memberikan batuan kepada subjek dalam bentuk
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam
penulisan skripsi. Orang-orang terdekat subjek juga selalu
memberikan dukungan kepada subjek, ia mendapatkan masukan
dengan cara bertukar fikiran mengenai masalah skripsi dan terus
memberikan semangat kepada subjek.
Orangtua selalu menuntut subjek agar cepat
menyelesaikan kuliahnya, karena orangtua subjek mengetahui
bahwa beberapa orang dari teman subjek sudah lulus dan
diwisuda. Orangtua subjek menginginkan agar anaknya juga
dapat segera lulus seperti teman-teman yang lain. Subjek saat ini sedang berusaha keras
agar mampu memenuhi keinginan


92
Perpustakaan Unika
orangtuanya. Orangtua juga selalu mendukung subjek, dengan
memberikan semangat dan terus mengingatkan subjek supaya
segera lulus. Teman-teman subjek juga selalu memberi dukungan
kepada subjek, mereka saling mendukung dengan memberi
masukan antara satu dengan yang lain dan mereka berjuang
bersama-sama untuk menyelesaikan skripsinya.
Subjek menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam
proses penulisan skripsi, hal ini disebabkan subjek sulit
menemukan teori yang tepat untuk digunakan dalam skripsinya,
kemudian mencari referensi dan jurnal yang sesuai dengan
permasalahan yang diambil dalam skripsinya. Subjek meminta
bantuan dari biro konsultasi skripsi apabila ia merasa sudah tidak mampu lagi
menemukan referensi atau jurnal yang diperlukan.
Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan
bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti
bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh
mahasiswa. Subjek merasa sedih setiap kali ia memikirkan
skripsi, subjek ingin menangis karena merasa dirinya sudah
tertinggal jauh dibanding dengan teman-teman yang lain. Subjek
semakin merasa sedih karena ada seorang teman subjek yang
sudah diwisuda padahal subjek mendaftarkan skripsi dalam
waktu yang bersamaan dengan temannya tersebut. Meskipun
demikian subjek tetap ingin berusaha menyelesaikan skripsinya
secepat mungkin. Subjek harus memusatkan perhatiannya secara
penuh pada waktu mengerjakan skripsi dan jangan sampai ada


93
Perpustakaan Unika
hal kecil yang dapat mengganggu subjek karena akan
menyebabkan subjek tidak dapat berkonsentrasi pada skripsinya.
Hal-hal yang dapat mengganggu perhatian subjek pada waktu
mengerjakan skripsi seperti masalah keluarga, ada salah satu
anggota keluarga yang sakit maka subjek akan mengalami
hambatan dalam mengerjakan skrispi karena subjek hanya dapat
fokus pada satu masalah saja.
Kecemasan subjek yang dimanifestasikan secara
psikologis adalah menjadi orang yang mudah marah, subjek tiba-
tiba bisa merasa marah hanya karena masalah keluarga atau
masalah-masalah yang lain. Subjek juga menjadi sangat minder
karena merasa dirinya tidak mampu seperti teman-teman lain
yang sudah menyelesaikan skripsi. Subjek juga merasa sedih
karena ia merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada
beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah
daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan
kuliah.
Subjek membutuhkan pertimbangan dari orang lain
mengenai isi dari skripsi untuk meyakinkan dirinya sebelum
bertemu dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan oleh subjek
karena ia sering merasa tidak yakin terhadap apa yang sudah
dikerjakannya sehingga harus bertanya dahulu pada temannya.
subjek merasa belum tenang karena skripsinya belum selesai
sehingga menjadi beban bagi diri subjek sendiri. Subjek juga


94
Perpustakaan Unika
merasa tidak nyaman bila ada orang yang menanyakan kepada
subjek mengenai skrispinya.
Kecemasan yang dialami subjek juga termanifestasi secara
fisik dimana subjek sering merasakan jantungnya berdebar-debar,
hal ini terjadi setiap kali subjek sedang memikirkan skripsi.
Subjek juga mengalami gangguan fisik yang lain bila sedang
cemas memikirkan skripsi, misalnya sering menderita diare dan
sering terserang sakit kepala. Sakit kepala yang dialami oleh
subjek ini juga dapat disebabkan karena tekanan darah subjek
yang tinggi.
Subjek mengalami gangguan tidur berupa sulit tidur dan
mimpi buruk, hal ini muncul disebabkan subjek selalu merasa
tidak tenang karena selalu ingat pada masalah skripsi sehingga
setiap kali akan tidur subjek mengalami kesulitan. Subjek juga
mengalami mimpi buruk karena merasa tidak tenang. Subjek juga
menyatakan bahwa apabila ia sedang tegang karena masalah
skripsi, ia akan mengalami gangguan keringat dingin.
Subjek merasa bahwa ia sangat terganggu karena
manifestasi dari kecemasan yang dialami oleh subjek, baik itu
yang dirasakan oleh subjek secara fisik atau secara psikologis.
Subjek berusaha untuk mengatasi kecemasan tersebut dengan
cara-cara subjek sendiri, misalnya ketika subjek mulai merasa
ada suatu hal yang membuat perasaannya marah maka subjek
mencoba untuk mengontrol emosinya agar lebih tenang. Hal ini
ternyata tidak mudah, karena ketika subjek sedang marah ia akan


95
Perpustakaan Unika
merasa lega apabila ia dapat melampiaskan kemarahannya
misalnya dengan berteriak.
Subjek memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dengan
postur tubuh rata-rata untuk gadis seusianya, dengan tinggai
kurang lebih 160 cm, agak gemuk, berkulit putih, dengan rambut
pendek. Penampilan subjek cukup rapi, karena pada watu
wawancara dilakukan subjek baru tiba di rumah setelah
sebelumnya pergi ke pasar swayalan, sehingga subjek belum
mengganti pakaiannya, subjek menggunakan kemeja bergaris dan
celana panjang. Subjek tinggal disebuah rumah bersama dengan
ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki.
Pada waktu wawancara, subjek menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan kepadanya dengan cukup terbuka.
Subjek memiliki tutur bahasa yang sopan dan lembut. Subjek
terlihat santai sebelum wawancara dimulai, namun pada waktu
wawancara subjek mulai terlihat tegang karena topik
pembicaraan dari wawancara adalah mengenai skripsi. Meskipun
wawancara sudah selesai dilakukan subjek masih terlihat sedikit
tegang, hal ini ditunjukkan dengan kondisi tubuh subjek yang
cukup berkeringat, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa
subjek sedang memikirkan skripsinya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan,
terdapat gejala-gejala kecemasan yang napak dalam diri subjek
yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam
mengerjakan skripsi, seperti subjek sering merasa minder,


96
Perpustakaan Unika
perasaannya menjadi terlalu peka, sulit berkonsentrasi dan
mengambil keputusan, subjek sering merasa tidak tenang, sering
mengalami diare dan sakit kepala tanpa penyebab yang jelas.
Perasaan minder seperti merasa tidak mampu dan tidak
percaya diri yang dialami oleh subjek muncul karena subjek
selalu merasa bahwa skripsi merupakan suatu hal yang sangat
sulit, perasaan ini juga muncul apabila melihat teman-temannya
yang sudah selesai, subjek juga merasa tidak percaya diri ketika
harus bertemu untuk berkonsultasi mengenai masalah skripsi.
Subjek juga menjadi orang yang sangat sensitif, ia akan merasa
sedih dan ingin menangis bila memikirkan skripsinya belum
beres sedangkan teman-teman yang lain sudah lulus, selain itu
subjek menjadi orang yang mudah marah. Subjek menjadi sulit
berkonsentrasi pada skripsi bila ada masalah yang mengganggu
subjek, perasaan bingung juga dialami oleh subjek saat bertemu
dengan dosen. Subjek juga merasa tidak tenang bila sedang
memikirkan skripsi karena ia dituntut oleh orangtuanya untuk
segera menyelesaikan kuliah secepat mungkin dan subjek tidak
dapat mencapai target untuk lulus. Subjek juga sering mengalami
diare dan sakit kepala ketika sedang mengerjakan skripsi. Subjek
juga mengalami gangguan sulit tidur dan mimpi buruk karena
setiap kali akan tidur subjek selalu memikirkan skripsinya dan
mengalami mimpi buruk karena skripsi merupakan masalah yang
belum selesai.


97
Perpustakaan Unika
Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa hal-hal yang merupakan manifestasi dari kecemasan
tersebut mengganggu subjek ketika mengerjakan skirpsi, hal
tersebut dirasakan oleh subjek baik secara fisik maupun secara
psikologis, hal ini mengakibatkan subjek mengalami hambatan
dalam mengerjakan skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian subjek yang keempat, maka
dapat diuraikan tabel intensitas kecemasan mahasiswa Fakultas
Psikologi Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi,
sebagai berikut.















Orangtua selalu
Target untuk
Teman-teman
menuntut subjek
menyelesaikan
subjek yang sudah
agar cepat lulus
studi tidak
selesai
kuliah
tercapai
mengerjakan
skripsi dan sudah
diwisuda


98
Perpustakaan Unika




Masalah
keluarga yang
Jadwal

mengganggu
konsultasi
fikiran subjek
Skripsi merupakan
dengan dosen
suatu tugas yang
yang tertunda
sulit da
n menjadi
beban bagi subjek


CEMAS



Sulit
Minder/
Diare dan
Perasaan

tidur dan
merasa
Sakit
tidak
mimpi
tidak

Kepala
tenang
buruk
mampu

Merasa
Perasaan
se
Sulit
dih
berkonsentrasi dan
terlalu peka

mengambil
dan mudah
keputusan
marah


Bagan 4
Kecemasan pada Subjek 4 dalam Mengerjakan Skripsi


Tabel 4
Intensitas Kecemasan Subjek 4 dalam Mengerjakan Skripsi


99
Perpustakaan Unika

Kecemasan
Intensitas
Keterangan
Mahasiswa
Mengerjakan
Skripsi
A Merasa
+++
Subjek selalu merasa
minder/merasa
bahwa skripsi
tidak mampu
merupakan suatu hal
yang sangat sulit.
Perasaan ini juga
muncul apabila melihat
teman-temannya yang
sudah selesai, subjek
juga merasa tidak
percaya diri ketika harus
bertemu untuk
berkonsultasi mengenai
masalah skripsi.
B Perasaan terlalu
+++
Subjek akan merasa
peka dan mudah
sedih dan ingin
marah
menangis bila
memikirkan skripsinya
belum beres. Selain itu
subjek menjadi orang
yang mudah marah bila
ada sesuatu yang
mengganggu pikirannya.
C Sedih
++
Subjek merasa indeks
prestasinya cukup
bagus, tetapi ada
beberapa teman
seangkatan yang indeks
prestasinya lebih rendah
daripada subjek tetapi
justru sudah lebih dulu
menyelesaikan kuliah.
D Sulit konsentrasi
+++
Apabila ada masalah
dan mengambil
yang mengganggu
keputusan
subjek, seperti masalah
keluarga. Perasaan
bingung juga dialami
oleh subjek saat bertemu
dengan dosen.


100
Perpustakaan Unika
E Perasaan tidak
+++
Dituntut oleh
tenang
orangtuanya untuk
segera menyelesaikan
kuliah secepat mungkin.
Subjek tidak berhasil
mencapai target untuk
wisuda bulan Desember.
F Diare
++
Subjek mengalami diare
ketika memikirkan
skripsi, padahal subjek
merasa ia tidak salah
makan.
G Sakit kepala
++
Subjek mengalami sakit
kepala ketika ia sedang
tegang memikirkan
skripsi.
H Sulit tidur dan
++
Setiap kali akan tidur
mimpi buruk
subjek selalu
memikirkan skripsinya
dan mengalami mimpi
buruk karena skripsi
merupakan masalah
yang belum selesai

Keterangan :
+++ : intensitas kecemasan kuat
++ : intensitas kecemasan sedang
+ : intensitas kecemasan lemah
- : tidak muncul




5. Kasus 5
a. Identitas Subjek



101
Perpustakaan Unika
Nama : A.E.
Usia : 23 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UNIKA
Soegijapranata Semester 8
b. Hasil Wawancara

Latar Belakang Berkaitan dengan Timbulnya Kecemasan
Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 8. Pada saat semester 8 ini subjek tidak
mengambil mata kuliah lain selain skripsi. Subjek mulai
mendaftar skripsi sejak Agustus 2006 atau tepatnya ketika subjek
masih berada di semester 7. Pada waktu pertama kali mengajukan
mendaftarkan skripsi subjek masih mengambil 2 mata kuliah,
sehingga subjek memutuskan untuk berkonsentrasi pada
kuliahnya dahulu dan pada awal tahun subjek akan mulai fokus
pada skripsinya. Subjek memiliki prestasi akademik yang cukup
bagus, hal ini ditunjukkan dari nilai IPK yang diperolehnya yaitu 3,2
Subjek mengganggap bahwa skripsi merupakan suatu
tugas yang diberikan kepada mahasiswa, subjek merasa sulit
karena skripsi harus diselesaikan secara individual. Pada mulanya subjek memiliki
keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan
Agustus bersama dengan teman-teman yang lain, namun setelah
target tersebut terlihat cukup sulit dicapai maka muncul rasa
khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam
mengerjakan skripsi.


102
Perpustakaan Unika
Dukungan Sosial

Subjek memperoleh informasi mengenai skripsi dari
teman-teman, kakak kelas dan ia pun juga berusaha untuk
mencari tahu sendiri dengan membaca-baca literature dan contoh
skripsi yang ada.
Orangtua subjek mengharapkan agar subjek agar segera
menyelesaikan kuliahnya. Subjek berkomunikasi dengan
orangtuanya melalui telepon karena orangtuanya berdomisili di
Jakarta. Orangtua subjek menuntut agar subjek menyelesaikan
kuliahnya tahun ini, apabila sunyek tidak dapat memenuhi
keinginan orangtuanya tersebut maka orangtua akan berhenti
mengirimkan uang bulanan untuk biaya hidup subjek di
Semarang. Subjek merasa sangat terkejut dengan tuntutan
orangtuanya tersebut karena khawatir tidak memiliki biaya hidup
sedangkan ia tidak memiliki pemasukan lain selain dari
orangtuanya. Meskipun demikian, subjek mengganggap bahwa
apa yang dilakukan orangtuanya tersebut sebagai suatu hal yang
memicu dan mengingatkan subjek untuk lebih maju lagi.
Orangtua juga selalu mendukung subjek dengan memberikan
kata-kata yang mendorong semangat subjek dan juga
memberikan dukungan doa bagi subjek.


Gejala Kecemasan



103
Perpustakaan Unika
Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul
adalah salah satu hal yang menghambat subjek dalam
mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek memiliki
pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi
kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan
arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia
harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat
menentukan judul. Meskipun demikian subjek masih tetap
merasa kesulitan dalam menentukan judul yang tepat.
Subjek baru menemui dosen pembimbing setelah jeda
waktu 3 bulan sejak pengumuman pembagian pembimbing
skripsi, hal ini dilakukan subjek karena ia ingin
mengkonsentrasikan diri pada kuliahnya di semester 7 pada
waktu itu. Subjek baru menemui dosennya setelah akhir masa
libur semester bulan Januari.
Subjek merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi,
menurut subjek jika teringat pada skripsi ia juga teringat pada
ancaman orangtua yang tidak akan mengirimkan uang bulanan
lagi. Subjek juga merasa tidak tenang karena merasa tertinggal
dari teman-temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek
dalam mengerjakan skripsi.
Subjek tidak yakin pada kemampuan dirinya dalam
mengerjakan skripsi dan subjek merasa bahwa skripsi merupakan
tugas yang berat, hal ini menghambat subjek dalam mengerjakan
skripsi. Subjek merasakan kesulitan saat mengerjakan bab satu


104
Perpustakaan Unika
karena ia bingung untuk menentukan judul, sehingga skripsi tidak
mengalami kemajuan dan membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengerjakan bab satu.
Kecemasan subjek yang termanifestasi secara psikologis
sudah disebutkan di atas, yaitu merasa tidak mampu, subjek
selalu merasa tidak tenang karena tuntutan orangtuanya, subjek
juga sering merasa sedih, subjek juga merasakan kesulitan saat
harus mengambil keputusan.
Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara
fisik dimana subjek sering merasa tiba-tiba pusing apada saat
mengetik skripsi. Subjek juga mengalami gangguan sulit tidur
karena setiap kali akan tidur ataupun bangun tidur subjek selalu
teringat pada skripsi yang menjadi beban fikiran bagi dirinya.
Subjek juga mengalami jantung berdebar-debar karena merasa
takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbing. Subjek juga
selalu merasakan tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebih
saat ia merasa tegang ketika akan menemui dosen atau
mengalami kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan.
Pada saat sedang cemas mengenai skripsinya subjek menyatakan
bahwa dirinya menjadi sering buang air kecil terus menerus.
Persepsi Subjek terhadap Masalah yang Dihadapi
Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa sangat
terganggu dengan keadaannya sekarang ini, dimana subjek sering
mengalami gangguan baik itu secara fisik maupun psikologis.
Secara psikologis subjek merasa tertekan karena orangtua yang


105
Perpustakaan Unika
terus menuntut subjek agar cepat selesai dan melihat teman-
temannya yang sudah selesai mengerjakan skripsi.
Subjek berusaha untuk mengurangi kecemasannya
tersebut dengan mencoba untuk berbicara kepada orangtua subjek
mengenai hambatan yang dialaminnya saat ini, subjek meminta
pengertian dari orangtuanya bahwa sebenarnya subjek sedang
berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua. Pada
saat merasa sedih subjek bercerita pada temannya, dan hal ini
cukup membantu subjek karena ia merasa didukung oleh
temannya.
c. Hasil Observasi

Subjek memiliki kondisi fisik yang sehat, subjek memiliki
tubuh yang gemuk, dengan tinggi kurang lebih 160 cm, berkulit
putih. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara
dilakukan di kamar kost subjek yang berada di sekitar Unika Soegijapranata, subjek
mengenakan kaos tanpa kerah dan celana
panjang hitam.
Sebelum wawancara dilakukan subjek terlihat santai dan
selalu tersenyum. Pada waktu wawancara dilakukan subjek
menjawab setiap pertanyaan dengan terbuka dan jelas. Subjek
memiliki tutur kata yang sopan. Pada waktu wawancara sedang
berlangsung subjek sesekali mengusap keringatnya dengan
menggunakan tisu, hal ini dapat mengindikasikan bahwa subjek
merasa tidak nyaman ketika diberi pertanyaan berkaitan dengan
skripsinya. Namun setelah wawancara selesai dilakukan subjek


106
Perpustakaan Unika
sudah terlihat lebih santai seperti saat sebelum wawancara
dilakukan.
d. Analisis Kasus

Subjek adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata semester 8. Subjek mulai mendaftar skripsi sejak
Agustus 2006 atau tepatnya ketika subjek masih berada di
semester 7. Pada waktu pertama kali mengajukan mendaftarkan
skripsi subjek masih mengambil 2 mata kuliah, sehingga subjek
memutuskan untuk berkonsentrasi pada kuliahnya dahulu dan
pada awal tahun subjek akan mulai fokus pada skripsinya.
Subjek mengganggap bahwa skripsi merupakan suatu
tugas yang diberikan kepada mahasiswa, subjek merasa sulit
karena skripsi harus diselesaikan secara individual. Pada mulanya subjek memiliki
keyakinan diri bahwa ia dapat lulus bulan
Agustus bersama dengan teman-teman yang lain, namun setelah
target tersebut terlihat cukup sulit dicapai maka muncul rasa
khawatir dalam diri subjek bahwa ia kurang mampu dalam
mengerjakan skripsi.
Orangtua subjek mengharapkan agar subjek agar segera
menyelesaikan kuliahnya. Subjek berkomunikasi dengan
orangtuanya melalui telepon karena orangtuanya berdomisili di
Jakarta. Orangtua subjek menuntut agar subjek menyelesaikan
kuliahnya tahun ini, apabila sunyek tidak dapat memenuhi
keinginan orangtuanya tersebut maka orangtua akan berhenti
mengirimkan uang bulanan untuk biaya hidup subjek di


107
Perpustakaan Unika
Semarang. Subjek merasa sangat terkejut dengan tuntutan
orangtuanya tersebut karena khawatir tidak memiliki biaya hidup
sedangkan ia tidak memiliki pemasukan lain selain dari
orangtuanya.
Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul
adalah salah satu hal yang menghambat subjek dalam
mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek memiliki
pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi
kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan
arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia
harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat
menentukan judul. Subjek baru menemui dosen pembimbing
setelah jeda waktu 3 bulan sejak pengumuman, subjek menemui
dosennya setelah akhir masa libur semester bulan Januari.
Subjek merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi,
menurut subjek jika teringat pada skripsi ia juga teringat pada
ancaman orangtua yang tidak akan mengirimkan uang bulanan
lagi. Subjek juga merasa tidak tenang karena merasa tertinggal
dari teman-temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek
dalam mengerjakan skripsi.
Subjek tidak yakin pada kemampuan dirinya dalam
mengerjakan skripsi dan subjek merasa bahwa skripsi merupakan
tugas yang berat, hal ini menghambat subjek dalam mengerjakan
skripsi. Subjek merasakan kesulitan saat mengerjakan bab satu
karena ia bingung untuk menentukan judul, sehingga skripsi tidak


108
Perpustakaan Unika
mengalami kemajuan dan membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengerjakan bab satu.
Kecemasan subjek yang termanifestasi secara psikologis
sudah disebutkan di atas, yaitu merasa tidak mampu, subjek
selalu merasa tidak tenang karena tuntutan orangtuanya, subjek
juga sering merasa sedih, subjek juga merasakan kesulitan saat
harus mengambil keputusan.
Kecemasan yang dialami subjek termanifestasi pula secara
fisik dimana subjek sering merasa tiba-tiba pusing apada saat
mengetik skripsi. Subjek juga mengalami gangguan sulit tidur
karena setiap kali akan tidur ataupun bangun tidur subjek selalu
teringat pada skripsi yang menjadi beban fikiran bagi dirinya.
Subjek juga mengalami jantung berdebar-debar karena merasa
takut bila akan bertemu dengan dosen pembimbing. Subjek juga
selalu merasakan tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebih
saat ia merasa tegang ketika akan menemui dosen atau
mengalami kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan.
Pada saat sedang cemas mengenai skripsinya subjek menyatakan
bahwa dirinya menjadi sering buang air kecil terus menerus.
Subjek mengatakan bahwa dirinya merasa sangat
terganggu dengan keadaannya sekarang ini, dimana subjek sering
mengalami gangguan baik itu secara fisik maupun psikologis.
Secara psikologis subjek merasa tertekan karena orangtua yang
terus menuntut subjek agar cepat selesai dan melihat teman-
temannya yang sudah selesai mengerjakan skripsi.


109
Perpustakaan Unika
Subjek berusaha untuk mengurangi kecemasannya
tersebut dengan mencoba untuk berbicara kepada orangtua subjek
mengenai hambatan yang dialaminnya saat ini, subjek meminta
pengertian dari orangtuanya bahwa sebenarnya subjek sedang
berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua. Pada
saat merasa sedih subjek bercerita pada temannya, dan hal ini
cukup membantu subjek karena ia merasa didukung oleh
temannya.
Subjek memiliki kondisi fisik yang sehat, subjek memiliki
tubuh yang gemuk, dengan tinggi kurang lebih 160 cm, berkulit
putih. Penampilan subjek cukup santai karena wawancara
dilakukan di kamar kost subjek yang berada di sekitar Unika Soegijapranata, subjek
mengenakan kaos tanpa kerah dan celana
panjang hitam.
Sebelum wawancara dilakukan subjek terlihat santai dan
selalu tersenyum. Pada waktu wawancara sedang berlangsung
subjek sesekali mengusap keringatnya dengan menggunakan tisu,
hal ini dapat mengindikasikan bahwa subjek merasa tidak
nyaman ketika diberi pertanyaan berkaitan dengan skripsinya.
Namun setelah wawancara selesai dilakukan subjek sudah terlihat
lebih santai seperti saat sebelum wawancara dilakukan.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah disebutkan,
terdapat gejala-gejala kecemasan yang nampak dalam diri subjek
yang menyebabkan subjek mengalami hambatan dalam
mengerjakan skripsi, seperti muncul perasaan minder dalam diri


110
Perpustakaan Unika
subjek, tiba-tiba mudah muncul rasa sedih, sulit mengambil
keputusan, perasaan tidak tenang dan sakit kepala serta keringat
berlebih sering dialami oleh subjek. Subjek juga mengalami
gangguan sulit tidur pada malam hari.
Perasaan minder seperti merasa tidak mampu yang dialami
oleh subjek muncul karena subjek merasa bahwa skripsi
merupakan suatu tugas yang sangat sulit sehingga menjadi beban
dalam diri subjek. Perasaan ini juga muncul karena teman-teman
subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam mengerjakan
skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti ujian
skripsi. Subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul
adalah salah satu hal yang menghambat subjek dalam
mengerjakan skripsi. Hal ini terjadi karena subjek memiliki
pandangan yang salah, subjek selalu mencari judul skripsi
kemudian menentukan masalah tetapi setelah mendapatkan
arahan dari dosen pembimbing subjek mulai mengerti bahwa ia
harus mencari topik permasalahan kemudian ia dapat
menentukan judul. Subjek merasa tidak tenang setiap kali
memikirkan skripsi, menurut subjek jika teringat pada skripsi ia
juga teringat pada ancaman orangtua yang tidak akan
mengirimkan uang bulanan lagi. Subjek juga sering mengalami
gangguan secara fisik seperti menjadi sulit tidur, mengalami
keringat berlebih dan buang air kecil terus menerus.
Berdasarkan analisa tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa hal-hal tersebut sangat mengganggu subjek ketika


111
Perpustakaan Unika
mengerjakan skripsi, subjek mengalami beberapa gangguan baik
secara fisik maupun secara psikologis, hal ini mengakibatkan
subjek mengalami hambatan dalam mengerjakan skripsi.
Berdasarkan penelitian pada subjek yang kelima, maka
dapat diuraikan tabel kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi
Unika Soegijapranata dalam mengerjakan skripsi, sebagai
berikut:
















Orangtua selalu
Target untuk
Teman-teman
menuntut subjek
menyelesaikan
subjek yang sudah

agar cepat lulus
studi tidak
selesai

kuliah dan akan
tercapai
mengerjakan
menghentikan
skripsi dan sudah
uang bulanan
diwisuda
Skripsi merupakan
suatu tugas yang


112
Perpustakaan Unika
Menunda waktu
Pandangan

konsultasi
yang salah

dengan dosen
mengenai alur

pembimbing
penulisan

skripsi

CEMAS
Sulit tidur Perasaan Perasaan Minder/

pada malam
tidak
terlalu
merasa

hari
tenang
peka
tidak

mampu

Sakit
Sulit

Keringat
Kepala
mengambil

berlebih dan
keputusan

buang air

kecil terus

Bagan 5
Kecemasan pada Subjek 5 dalam Mengerjakan Skripsi

Tabel 5
Intensitas Kecemasan Subjek 5 dalam Mengerjakan Skripsi

Kecemasan
Intensitas
Keterangan
Mahasiswa
Mengerjakan


113
Perpustakaan Unika
Skripsi
A Minder/ merasa
+++
Subjek merasa bahwa
tidak mampu
skripsi merupakan suatu
tugas yang sangat sulit
sehingga menjadi beban
dalam diri subjek.
Perasaan ini juga muncul
karena teman-teman
subjek sudah lebih maju
dari pada subjek dalam
mengerjakan skripsi,
bahkan adapula yang
sudah selesai mengikuti
ujian skripsi.
B Persaan terlalu
++
Subjek merasa sedih
peka
ketika melihat teman-
temannya sudah selesai
dan merasa ditinggal
sendiri.
C Sulit mengambil
+++
Sulit untuk memutuskan
keputusan
mengenai judul
skripsinya karena subjek
memiliki padangan yang
salah mengenai alur
penyusunan skripsi.
Subjek menunda
waktunya untuk
menemui dosen
pembimbing.
D Perasaan tidak
+++
Subjek merasa dituntut
tenang
oleh orangtuanya agar
segera menyelesaikan
kuliah. Subjek merasa
takut bila tidak cepat
selesai kuliah orangtua
akan berhenti mengirim
uang bulanan. Merasa
tidak tenang bila akan
bertemu dengan dosen
pembimbing.
E Sakit kepala
++
Subjek merasakan sakit
kepala karena fikirannya


114
Perpustakaan Unika
tegang setiap kali
mengerjakan skripsi.
F Sulit tidur
++
Setiap malam menjelang
tidur subjek selalu
memikirkan kapan ia
dapat menyelesaikan
kuliah sehingga subjek
sulit tidur karena beban
fikiran bagi subjek.
G Keringat
++
Gangguan fisik yang
berlebih dan
muncul sebagai bentuk
buang air kecil
kecemasan subjek ketika
terus
sedang mengerjakan
skripsi.

Keterangan :
+++ : intensitas kecemasan kuat
++ : intensitas kecemasan sedang
+ : intensitas kecemasan lemah
- : tidak muncul








Perpustakaan Unika
BAB V
HASIL PENELITIAN


A. Intensitas Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata dalam Mengerjakan Skripsi

Perasaan minder seperti merasa tidak mampu dan tidak
percaya diri dialami oleh semua subjek. Perasaan minder muncul dengan intensitas yang
kuat pada subjek I, II, III, IV dan V.
Perasaan minder yang dialami oleh subjek I karena subjek merasa
mengerjakan skripsi menjadi suatu beban sehingga sering merasa
tertekan. Perasaan ini juga muncul karena subjek merasa lebih
bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan
dengan teman-teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang
percaya diri. . Hal ini serupa juga dengan yang dialami oleh subjek II, perasaan minder
seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh
subjek muncul karena subjek merasa ia tidak sanggup
menyelesaikan skripsi seperti teman-teman yang lain. Subjek
memiliki anggapan bahwa skripsi merupakan suatu beban bagi
dirinya, hal ini membuat subjek semakin merasa tidak mampu.
Demikian pula halnya dengan subjek III, perasaan tidak
mampu dan tidak percaya diri yang dialami subjek ini muncul
karena subjek merasa penyusunan skripsi merupakan suatu hal
yang rumit. Perasaan ini juga muncul karena subjek melihat teman-
temannya sudah lulus tetapi dirinya belum juga dapat
menyelesaikan skripsi. Subjek merasa bahwa skripsi yang


116
Perpustakaan Unika
dikerjakannya sekarang ini menjadi beban, subjek selalu merasa
tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-
teman yang lain. Pada subjek IV, perasaan minder yang dialami
oleh subjek muncul karena subjek selalu merasa bahwa skripsi
merupakan suatu hal yang sangat sulit, perasaan ini juga muncul
apabila melihat teman-temannya yang sudah selesai, subjek juga
merasa tidak percaya diri ketika harus bertemu untuk berkonsultasi mengenai masalah
skripsi. Begitu juga dengan subjek V, perasaan
minder seperti merasa tidak mampu yang dialami oleh subjek
muncul karena subjek merasa bahwa skripsi merupakan suatu tugas
yang sangat sulit sehingga menjadi beban dalam diri subjek.
Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih
maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula
yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi.
Gejala kecemasan yang lain yaitu perasaan yang terlalu
peka/mudah marah atau tersinggung. Gejala ini muncul pada
subjek I hingga V dengan intensitas yang berbeda, pada subjek I,
III dan IV perasaan terlalu peka/mudah tersinggung muncul dengan
intensitas yang kuat. Sedangkan pada subjek II dan V, gejala ini
memiliki intensitas yang sedang. Pada subjek I, subjek merasa
bahwa dirinya menjadi mudah marah dan cenderung mudah
tersinggung. Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat
subjek menjadi marah atau tersinggung. Apabila ada teman yang
sedang membicarakan skripsi, subjek memilih untuk menjauh dan
menghindari temannya. Hal ini juga terjadi pada subjek III, subjek


117
Perpustakaan Unika
menjadi orang yang mudah marah bahkan karena hal-hal kecil pun
subjek dapat memicu subjek marah, seperti subjek tidak suka
makanan yang dimasak dirumah biasanya subjek akan marah dan
meminta dimasakkan baru lagi. Subjek juga menjadi orang yang
mudah tersinggung, apabila ada orang yang membicarakan dia
padahal subjek belum tahu pasti apa yang dibicarakan maka subjek
tiba-tiba merasa tersinggung. Pada waktu subjek sedang marah
biasanya orang-orang terdekatnya akan menjadi sasaran kemarahan
dari subjek, meskipun sebenarnya orang yang bersangkutan tidak
memiliki masalah dengan subjek, kemarahan subjek biasanya
dilampiaskan dengan berbicara dengan nada yang tinggi. Hal ini
juga terjadi pada subjek IV dimana menjadi orang yang mudah
marah, subjek tiba-tiba bisa merasa marah bila masalah keluarga
atau masalah-masalah yang lain. Perasaan subjek IV juga menjadi
terlalu peka, bila melihat temannya mengerjakan skripsi maka
subjek merasa dirinya sudah tertinggal jauh dari teman-temannya
yang lain.
Berbeda dengan yang terjadi pada subjek II dan V, Pada
subjek II perasaan subjek menjadi terlalu peka, hal ini muncul
karena subjek merasa dirinya hanya sendiri dan tidak mempunyai
teman. Subjek terkadang sedih karena merasa tidak ada orang yang
dapat membantunya. Subjek V juga merasa tidak memiliki teman
dan ditinggal sendiri, karena teman-teman yang lain sudah lulus.
Gejala kecemasan seperti sulit berkonsentrasi dan
mengambil keputusan juga dialami oleh semua subjek dengan


118
Perpustakaan Unika
intensitas yang kuat pada subjek I, II, IV dan V sedangkan pada
subjek III gejala ini muncul dengan intensitas yang sedang. Pada subjek yang pertama,
subjek merasa bingung untuk memulai dari
mana untuk mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang
yang sulit untuk mengambil keputusan tentang hal yang
berhubungan dengan skripsinya. Misalnya untuk menentukan teori
mana yang akan dipakai. Untuk itu subjek berusaha
menanyakannya kepada dosen pembimbing, tetapi muncul lagi
hambatan karena subjek kesulitan untuk menemui dosennya. Hal
serupa juga terjadi pada subjek II, subjek menjadi orang yang sulit untuk mengambil
keputusan, seperti dalam hal penentuan judul
subjek merasakan kesulitan saat mencari suatu kesatuan antara
judul dengan isi skripsi dan dengan kemauan dari dosen
pembimbing. Demikian pula yang terjadi pada subjek III, subjek
menjadi sulit berkonsentrasi bila menemui hambatan ketika
mencari bahan skripsi. Subjek tidak mampu menentukan sendiri
judul skripsi yang akan diambilnya dan membutuhkan bantuan dari
orang lain untuk menentukan judul.
Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan juga
dialami oleh subjek IV dan V, pada subjek IV subjek sulit
berkonsentrasi karena ada masalah yang dapat mengganggu
perhatian subjek pada waktu mengerjakan skripsi seperti masalah
keluarga, ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka subjek
akan mengalami hambatan dalam mengerjakan skrispi karena
subjek hanya dapat fokus pada satu masalah saja. Pada subjek V,


119
Perpustakaan Unika
subjek merasakan bahwa kesulitan menentukan judul. Hal ini
terjadi karena subjek memiliki pandangan yang salah, subjek
selalu mencari judul skripsi kemudian menentukan masalah tetapi
setelah mendapatkan arahan dari dosen pembimbing subjek mulai
mengerti bahwa ia harus mencari topik permasalahan kemudian
ia dapat menentukan judul. Meskipun demikian subjek masih
tetap merasa kesulitan dalam menentukan judul yang tepat.
Perasaan tidak tenang juga dialami oleh subjek I hingga V
dengan intensitas yang kuat. Pada subjek I, subjek selalu merasa
tidak tenang bila memikirkan skripsi. Apalagi bila melihat
temannya yang sudah sudah menyelesaikan skripsi, sedangkan
subjek sendiri belum bergerak sama sekali dalam mengerjakan
skripsi membuat subjek semakin merasa tidak tenang.
Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan
kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek berusaha
mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek merasa apa
yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut subjek sedikit
banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi beban dalam
dirinya. Orangtua selalu mendukung subjek dalam mengerjakan
skripsi dan apabila subjek tidak mengerjakannya maka
orangtuanya akan memarahi subjek dalam bentuk teguran. Pada
subjek II, subjek merasa tidak tenang bila kesulitan mencari
referensi skripsi. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali
memikirkan skripsi, hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa setiap
kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya berdebar-


120
Perpustakaan Unika
debar. Subjek merasa takut bila akan bertemu dengan dosen
pembimbingnya, subjek merasa apa yang dikerjakannya pasti
akan disalahkan oleh dosennya.
Perasaan tidak tenang juga dialami oleh subjek III, subjek
dituntut oleh orangtua harus menyelesaikan kuliah paling lama 4
tahun, tetapi saat ini subjek sudah menempuh kuliah lebih dari
waktu yang ditetapkan oleh orangtuanya tersebut. Hal ini
menyebabkan subjek merasa tidak tenang karena tidak mampu
memenuhi keinginan orangtuanya tersebut. Demikian pula yang
terjadi pada subjek IV, orangtua selalu menuntut subjek agar
cepat menyelesaikan kuliahnya, karena orangtua subjek
mengetahui bahwa beberapa orang dari teman subjek sudah lulus
dan diwisuda. Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila
akan bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak
mengerti bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan
oleh mahasiswa. Subjek merasa kesulitan bila akan bertemu
dengan dosen pembimbing, hal ini terlihat apabila subjek sudah
membuat janji untuk bertemu dengan dosennya tetapi tiba-tiba
dosennya lupa sehingga jadwal untuk bimbingan sering tertunda.
Pada subjek V, subjek merasa tidak tenang setiap kali
memikirkan skripsi, menurut subjek jika teringat pada skripsi ia
juga teringat pada ancaman orangtua yang tidak akan
mengirimkan uang bulanan lagi. Subjek juga merasa tidak
tenang karena merasa tertinggal dari teman-temannya yang sudah
lebih maju dibandingkan subjek dalam mengerjakan skripsi.


121
Perpustakaan Unika
Perasaan sedih sebagai salah satu gejala kecemasan,
muncul pada subjek III dan IV dengan intensitas yang sedang.
Pada subjek III perasaan sedih muncul karena subjek tidak dapat
memenuhi keinginan orangtua untuk dapat menyelesaikan kuliah
dalam waktu 4 tahun,. Target yang telah ditetapkan oleh subjek
sendiri juga tidak tercapai sehingga subjek semakin merasa sedih.
Demikian juga pada subjek IV, subjek juga merasa sedih karena
ia merasa indeks prestasinya cukup bagus, tetapi ada beberapa
teman seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada
subjek tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah.
Gejala kecemasan lain yaitu sakit kepala juga dialami oleh
subjek I hingga V dengan intensitas yang sedang. Subjek I tiba-
tiba merasa sakit kepala ketika berada di depan komputer untuk
mengetik skripsi. Berbeda dengan yang dialami oleh subjek III,
subjek memiliki penyakit darah rendah sehingga setiap kali
kondisi fisiknya letih subjek akan merasakan sakit kepala. Pada
subjek II, IV dan V merasa sakit kepala bila sedang pikirannya
sedang tegang memikirkan skripsi.
Gejala kecemasan seperti sulit tidur dan mimpi buruk
dialami oleh subjek I dan IV sedangkan subjek V hanya
mengalami gangguan berupa sulit tidur. Subjek I dan IV
mengalami gangguan mimpi buruk dengan intensitas yang tinggi,
sedangkan pada subjek V hanya mengalami gangguan sulit tidur
dengan intensitas yang rendah. Subjek mengalami gangguan sulit
tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu


122
Perpustakaan Unika
teringat pada skripsi yang membuat subjek merasa tidak tenang.
Subjek juga sering mengalami mimpi buruk, hal ini terjadi karena
subjek selalu dituntut oleh orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam
mimpinya subjek melihat bapak dan ibunya
mengejar-ngejar subjek. Begitu juga dengan subjek IV, subjek
mengalami gangguan tidur berupa sulit tidur dan mimpi buruk,
hal ini muncul disebabkan subjek selalu merasa tidak tenang
karena selalu ingat pada masalah skripsi sehingga setiap kali akan tidur subjek
mengalami kesulitan. Subjek juga mengalami mimpi
buruk karena merasa tidak tenang. Berbeda dengan subjek V,
setiap kali akan tidur ataupun bangun tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang
menjadi beban fikiran bagi dirinya, subjek
tidak sampai mengalami gangguan mimpi buruk.
Gejala kecemasan yang lainnya seperti diare atau sakit
perut dialami oleh subjek IV dan gejala ini muncul dengan
intensitas yang sedang, subjek mengalami diare ketika
memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan.
Gejala kecemasan seperti keringat berlebih dialami oleh subjek
V, gangguan fisik yang muncul sebagai bentuk kecemasan subjek
ketika sedang mengerjakan skripsi dan muncul dengan intensitas
yang sedang.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan
terdapat kecemasan pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi,
beberapa bentuk kecemasan tersebut seperti perasaan minder yang
dialami oleh subjek, muncul karena subjek merasa mengerjakan


123
Perpustakaan Unika
skripsi menjadi suatu beban sehingga sering merasa tertekan.
Perasaan ini juga muncul karena subjek merasa lebih bodoh dan
tidak mampu mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-
teman lainnya, sehingga subjek merasa kurang percaya diri.
Perasaan ini juga muncul karena teman-teman subjek sudah lebih
maju dari pada subjek dalam mengerjakan skripsi, bahkan adapula
yang sudah selesai mengikuti ujian skripsi.
Subjek juga menjadi sensitif bila melihat temannya sudah
selesai mengerjakan skripsi, subjek merasa dirinya seolah-soleh
sendiri dan tidak ada yang membantu. Menjadi mudah marah dan
tersinggung bila ada suatu hal yang tidak sesuai dengan subjek.
Kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengambil keputusan dialami
subjek khususnya dalam menentukan judul skripsi dan teori.
Subjek sulit berkonsetrasi pada skripsi bila sedang menghadapi
masalah keluarga. Subjek juga merasa tidak tenang karena selalu
dituntut untuk segera lulus, merasa tidak tenang bila ada teman
yang sudah selesai mengerjakan skripsi.
Perasaan sedih muncul dalam diri subjek karena tidak dapat
memenuhi harapan orangtua dan tidak mampu untuk mencapai
target untuk lulus. Sakit kepala, diare, keringat berlebih juga
dialami oleh subjek sebagai bentuk gangguan yang dialami secara
fisik oleh subjek.





124
Perpustakaan Unika




















Orangtua selalu
Target untuk
Teman-teman subjek

mendesak subjek
menyelesaikan
banyak yang sudah
studi tidak
selesai mengerjakan
agar cepat lulus
tercapai
skripsi
kuliah
Komunikasi
Sakit kepala
dengan dosen
Skripsi
mengetik
pembimbing
merupakan suatu
skripsi di depan
hal yang
komputer

dibebankan pada
subjek
Menunda waktu
Kondisi fisik
konsultasi dengan
subjek yang
dosen pembimbing
lemah


125
Perpustakaan Unika


Jadwal

Tidak menemukan
konsultasi
bahan atau
dengan dosen
Pandangan yang
Masalah
referensi yang
yang tertunda
salah mengenai
keluarga yang
dibutuhkan

alur penulisan
mengganggu
skripsi
fikiran subjek


CEMAS



Perasaan
Sulit tidur
Merasa
Minder
tidak
dan mimpi
sedih
/ merasa tidak
tenang

buruk
mampu

Suli t berkonsentrasi
Diare
Perasaan terlalu
dan mengambil
dan Sakit
peka (mudah
kep utusan
Kepala
tersinggung)


Bagan 6
Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata dalam Mengerjakan
Skripsi
Tabel 6
Intensitas Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
Soegijapranata dalam Mengerjakan Skripsi

Kecemasan Sbj Sbj Sbj Sbj Sbj
Keterangan
mengerja-
I
II
III
IV
V
kan skripsi
Minder/
+++ +++ +++ +++ +++ Merasa lebih bodoh


126
Perpustakaan Unika
merasa
dibandingkan dengan
kurang
teman-teman yang
mampu
lain dan merasa tidak
mampu
menyelesaikan
skripsi. Merasa
tertinggal dan tidak
percaya diri jika
dibandingkan dengan
teman-teman yang
sudah lulus.
Merasa minder
terhadap teman-
teman yang sudah
selesai mengerjakan
skripsi. Merasa dalam
penulisan skripsi
tidak semudah yang
dibayangkan, ternyata
menulis skripsi itu
rumit. Tidak mampu
menyelesaikan skripsi
dengan baik,
menganggap skripsi
merupakan suatu
beban yang sangat
sulit.
Perasaan ini juga
muncul karena
teman-teman subjek
sudah lebih maju dari
pada subjek dalam
mengerjakan skripsi,
bahkan adapula yang
sudah selesai
mengikuti ujian
skripsi.
Peka
+++ ++ +++ +++ ++ Menjadi orang yang
/mudah
sensitif ketika sedang
marah/mud
mengerjakan skripsi,
ah ter-
mudah menjadi sedih
Singgung
dan mudah


127
Perpustakaan Unika
tersinggung ketika
ada dan melihat orang
lain berbicara tentang
skripsi. Terkadang
sedih karena merasa
tidak ada yang
membantunya dan
merasa sendiri dan
tidak memiliki teman
untuk diajak bicara.
Subjek mudah marah
hanya karena
masalah-masalah
kecil.
Sulit
+++ +++ ++ +++ +++ Merasa bingung
konsentrasi
ketika sedang
dan
menghadap dosen
mengambil
untuk konsultasi
keputusan
penulisan skripsi.
Tidak dapat
mengambil keputusan
dalam pemakaian
teori-teori yang
digunakan untuk
penulisan skripsi.
Sulit untuk
menentukan judul
skripsi,
membutuhkan orang
lain untuk
membantunya
mengambil keputusan
dan memiliki
padangan yang salah
mengenai alur
penyusunan skripsi.
Menjadi sulit
berkonsentrasi bila
menemui hambatan
ketika mencari bahan
skripsi. Sulit
berkonsentrasi pada


128
Perpustakaan Unika
skripsi karena tidak
dapat membagi waktu
dengan baik.
Menunda waktu
untuk menemui dosen
pembimbing.
Tidak
+++ +++ +++ +++ +++ Dituntut untuk segera
tenang
lulus oleh orang tua,
merasa tidak tenang
ketika ada teman
yang mengerjakan
skripsi, jantung
berdebar-debar ketika
memikirkan skripsi
Takut untuk
mengajukan isi
skripsi yang telah
dikerjakannya kepada
dosen pembimbing.
Setiap kali
memikirkan skripsi
subjek merasakan
jantungnya berdebar-
debar.
Banyak teman subjek
yang sudah lulus dan
menyelesaikan
skripsi, sedangkan
dirinya sendiri tidak
dapat mencapai target
untuk lulus.
Jantungnya berdebar-
debar setiap kali
memikirkan skripsi.
Tidak berhasil
mencapai target yang
telah ditentukannya
sendiri untuk
menyelesaikan
skripsi. Subjek
merasa takut bila
tidak cepat selesai


129
Perpustakaan Unika
kuliah orangtua akan
berhenti mengirim
uang bulanan.
Sedih
-
-
++ ++
- Merasa sedih ketika

tidak dapat mencapai
targetnya untuk lulus.
Sedih karena teman
satu angkatannya
sudah ada yang lulus.
Indeks prestasinya
cukup bagus, tetapi
ada beberapa teman
seangkatan yang
indeks prestasinya
lebih rendah daripada
subjek tetapi justru
sudah lebih dulu
menyelesaikan
kuliah.
Sakit
++ ++
++ ++ ++ Ketika berada di
kepala
depan komputer
untuk mengetik
skripsi subjek tiba-
tiba merasa sakit
kepala. Memiliki
penyakit darah
rendah sehingga
setiap kali kondisi
fisiknya letih, subjek
akan merasakan sakit
kepala. Merasakan
sakit kepala karena
fikirannya tegang
setiap kali
mengerjakan skripsi
Sulit tidur +++ -
-
++
+ Setiap kali akan tidur
dan mimpi
selalu memikirkan
buruk
skripsi dan sering
terbangun karena
teringat pada
skripsinya,
mengalami mimpi


130
Perpustakaan Unika
buruk karena skripsi
merupakan masalah
yang belum selesai.
Diare/ sakit
-
-
-
++
- Subjek mengalami
perut
diare ketika
memikirkan skripsi,
padahal subjek
merasa ia tidak salah
makan.
Keringat
-
-
-
-
++ Gangguan fisik yang
berlebih
muncul sebagai
dan buang
bentuk kecemasan
air kecil
subjek ketika sedang
terus
mengerjakan skripsi.

Keterangan :
+++ : intensitas kecemasan kuat
++ : intensitas kecemasan sedang
+ : intensitas kecemasan lemah
- : tidak muncul





B. Pembahasan

Berdasarkan dari analisa yang dilakukan oleh peneliti
berkaitan dengan intensitas kecemasan mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi, maka dapat diindikasikan secara keseluruhan
subjek merasa minder. Perasaan minder yang dialami oleh subjek karena subjek merasa
mengerjakan skripsi menjadi suatu beban


131
Perpustakaan Unika
sehingga sering merasa tertekan. Perasaan ini juga muncul karena
subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu mengerjakan skripsi
bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya, sehingga subjek
merasa kurang percaya diri. Subjek memiliki anggapan bahwa
skripsi merupakan suatu beban bagi dirinya, hal ini membuat
subjek semakin merasa tidak mampu. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Sarason bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi kecemasan adalah keyakinan diri, dimana
individu yang memiliki kepercayaan diri lebih besar untuk
menghadapi suatu hal akan mengurangi kecemasan (Djiwandono,
2002,h.388).
Subjek merasa penyusunan skripsi merupakan suatu hal
yang rumit. Perasaan ini juga muncul karena subjek melihat teman-
temannya sudah lulus tetapi dirinya belum juga dapat
menyelesaikan skripsi. Perasaan minder yang dialami oleh subjek
muncul karena subjek selalu merasa bahwa skripsi merupakan
suatu hal yang sangat sulit, perasaan ini juga muncul apabila
melihat teman-temannya yang sudah selesai, subjek juga merasa
tidak percaya diri ketika harus bertemu untuk berkonsultasi
mengenai masalah skripsi. Perasaan ini juga muncul karena teman-
teman subjek sudah lebih maju dari pada subjek dalam
mengerjakan skripsi, bahkan adapula yang sudah selesai mengikuti
ujian skripsi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Supratiknya (1995,h.39) yang menyebutkan bahwa salah satu


132
Perpustakaan Unika
gejala gejala dari kecemasan yaitu sering merasa tidak mampu dan
minder dalam pergaulan.
Subjek merasa bahwa dirinya menjadi mudah marah dan
cenderung mudah tersinggung. Bila ada masalah yang kecil saja
dapat membuat subjek menjadi marah atau tersinggung. Apabila
ada teman yang sedang membicarakan skripsi, subjek memilih
untuk menjauh dan menghindari temannya. Subjek juga menjadi
orang yang mudah tersinggung, apabila ada orang yang
membicarakan dia padahal subjek belum tahu pasti apa yang
dibicarakan maka subjek tiba-tiba merasa tersinggung. Pada waktu
subjek sedang marah biasanya orang-orang terdekatnya akan
menjadi sasaran kemarahan dari subjek, meskipun sebenarnya
orang yang bersangkutan tidak memiliki masalah dengan subjek.
Subjek tiba-tiba bisa merasa marah bila masalah keluarga atau
masalah-masalah yang lain.
Perasaan subjek juga menjadi terlalu peka, bila melihat
temannya mengerjakan skripsi maka subjek merasa dirinya sudah
tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain. Perasaan subjek
menjadi terlalu peka, hal ini muncul karena subjek merasa dirinya hanya sendiri dan tidak
mempunyai teman. Subjek terkadang sedih
karena merasa tidak ada orang yang dapat membantunya. Subjek
juga merasa tidak memiliki teman dan ditinggal sendiri, karena
teman-teman yang lain sudah lulus. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Supratiknya (1995, h,39) yang


133
Perpustakaan Unika
menyebutkan bahwa penderita kecemasan akan menunjukkan
gejala perasaannya menjadi terlalu peka dan mudah marah.
Subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk
mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit
untuk mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan
skripsinya. Misalnya untuk menentukan teori mana yang akan
dipakai. Untuk itu subjek berusaha menanyakannya kepada dosen
pembimbing, tetapi muncul lagi hambatan karena subjek kesulitan
untuk menemui dosennya. Subjek menjadi orang yang sulit untuk
mengambil keputusan, seperti dalam hal penentuan judul subjek
merasakan kesulitan saat mencari suatu kesatuan antara judul
dengan isi skripsi dan dengan kemauan dari dosen pembimbing.
Subjek menjadi sulit berkonsentrasi bila menemui hambatan ketika
mencari bahan skripsi. Subjek tidak mampu menentukan sendiri
judul skripsi yang akan diambilnya dan membutuhkan bantuan dari
orang lain untuk menentukan judul. Subjek sulit berkonsentrasi
karena ada masalah yang dapat mengganggu perhatian subjek pada
waktu mengerjakan skripsi seperti masalah keluarga, ada salah satu anggota keluarga
yang sakit maka subjek akan mengalami
hambatan dalam mengerjakan skrispi karena subjek hanya dapat
fokus pada satu masalah saja. Subjek merasakan bahwa kesulitan
menentukan judul. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h.39) yang menyebutkan
bahwa salah satu gejala yang ditunjukkan oleh penderita


134
Perpustakaan Unika
kecemasan adalah sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan
dan selalu merasa salah.
Subjek selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi.
Apalagi bila melihat temannya yang sudah sudah menyelesaikan
skripsi, sedangkan subjek sendiri belum bergerak sama sekali
dalam mengerjakan skripsi membuat subjek semakin merasa
tidak tenang. Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera
menyelesaikan kuliahnya. Karena tuntutan tersebut, subjek
berusaha mengerjakan skripsinya lebih cepat, tetapi subjek
merasa apa yang dikerjakannya menjadi selalu salah. Menurut
subjek sedikit banyak tuntutan dari orangtua tersebut menjadi
beban dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
kemukakan oleh Siswohardjono (1982, h.17) bahwa tuntutan
orang tua merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
munculnya kecemasan, orangtua yang terlalu menuntut dapat
menghasilkan kecemasan karena tuntutan tersebut dianggap
sebagai suatu ancaman. Subjek merasa tidak tenang bila kesulitan
mencari referensi skripsi. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi,
hal ini dinyatakan oleh subjek bahwa
setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya
berdebar-debar. Subjek merasa takut bila akan bertemu dengan
dosen pembimbingnya, subjek merasa apa yang dikerjakannya
pasti akan disalahkan oleh dosennya.
Subjek merasakan jantungnya berdebar-debar bila akan
bertemu dengan dosen pembimbing karena subjek tidak mengerti


135
Perpustakaan Unika
bagaimana proses bimbingan yang biasanya dilakukan oleh
mahasiswa. Subjek kesulitan bila akan bertemu dengan dosen
pembimbing, hal ini terlihat apabila subjek sudah membuat janji
untuk bertemu dengan dosennya tetapi tiba-tiba dosennya lupa
sehingga jadwal untuk bimbingan sering tertunda. Subjek juga
merasa tidak tenang karena merasa tertinggal dari teman-
temannya yang sudah lebih maju dibandingkan subjek dalam
mengerjakan skripsi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h39) bahwa bahwa salah
satu gejala yang alami oleh penderita kecemasan yaitu senantiasa
diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat
tidak menentu.
Perasaan sedih muncul karena subjek tidak dapat
memenuhi keinginan orangtua untuk dapat menyelesaikan kuliah
dalam waktu 4 tahun. Target yang telah ditetapkan oleh subjek
sendiri juga tidak tercapai sehingga subjek semakin merasa sedih.
Subjek merasa sedih karena indeks prestasinya cukup bagus,
tetapi ada beberapa teman seangkatan yang indeks prestasinya
lebih rendah daripada subjek tetapi justru sudah lebih dulu
menyelesaikan kuliah. Menurut Supratiknya (1995, h.39)
perasaan sedih ini juga merupakan salah satu gejala yang dialami
oleh penderita kecemasan.
Subjek tiba-tiba merasa sakit kepala ketika berada di
depan komputer untuk mengetik skripsi. Subjek memiliki
penyakit darah rendah sehingga setiap kali kondisi fisiknya letih


136
Perpustakaan Unika
subjek akan merasakan sakit kepala. Subjek merasa sakit kepala
bila sedang pikirannya sedang tegang memikirkan skripsi. Subjek
mengalami gangguan sulit tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu
teringat pada skripsi yang membuat
subjek merasa tidak tenang. Subjek juga sering mengalami mimpi
buruk, hal ini terjadi karena subjek selalu dituntut oleh
orangtuanya agar cepat selesai kuliah sehingga dalam mimpinya
subjek melihat bapak dan ibunya mengejar-ngejar subjek. Subjek
mengalami diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek
merasa ia tidak salah makan. Mengeluarkan banyak keringat
dialami oleh subjek. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Supratiknya (1995, h.39) yang mengemukakan
bahwa penderita kecemasan sering mengeluh bahwa ototnya
tegang, khususnya bagian leher dan sekitar atas bahu, mengalami
diare ringan, sering buang iar kecil dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan
mimpi buruk serta mengeluarkan banyak
keringat.
Oleh karena itu dapat disimpulkan secara teori kecemasan
yang dialami oleh subjek tergolong dalam kecemasan normal.
Menurut Clerg (1994, h.48-49), kecemasan menunjukkan pada
keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan dan
meliputi interpretasi subjektif dan arousal atau rangsang fisiologis. Kecemasan yang
dialami oleh mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi dikategorikan dalam state anxiety.
Menurut Clerg (1994, h.48-49) state anxiety yaitu reaksi emosi


137
Perpustakaan Unika
sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan
sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan
ketegangan yang subjekfif. Proses umum terjadinya kecemasan
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi yaitu adanya situasi yang
menyebabkan subjek mengalami kecemasan, seperti tuntutan
orangtua, subjek tidak memiliki keyakinan diri, kurangnya
dukungan sosial dari dosen dan teman-teman. Beberapa hal
tersebut dapat memunculkan interpretasi subjektif yang
menyebabkan subjek merasa cemas dan adanya rangsang
fisiologis yang mengganggu keadaan fisik subjek.
Berdasarkan uraian diatas, teori A-B-C tentang
kepribadian dari terapi rasional emotif yang dikemukakan oleh
Albert Ellis (Corey, 2005, h.238) dapat digunakan untuk
menganalisis kecemasan yang dialami oleh mahasiswa yang
sedang mengerjakan skripsi. Dari teori tersebut dijelaskan bahwa
A merupakan suatu fakta atau suatu peristiwa ( Corey, 2005, h.
242 ). Jika dihubungkan dengan masalah kecemasan mahasiswa,
maka A adalah skripsi, yaitu suatu hal yang harus dihadapi atau
diselesaikan oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan studinya
S1-nya. Sedangkan C adalah reaksi emosional seseorang, dalam
hal ini yang menjadi reaksi emosional yaitu kecemasan yang
dialami oleh mahasiswa. B adalah keyakinan individu tentang A
dan merupakan penyebab C. Dalam hubungannya dengan
kecemasan mahasiswa mengerjakan skripsi, B adalah keyakinan
yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai skripsi tersebut. Bila


138
Perpustakaan Unika
mahasiswa memiliki keyakinan yang positif mengenai skripsinya,
maka dalam proses penyusunan skripsinya akan berjalan dengan
baik. Tetapi bila mahasiswa memiliki keyakinan yang negatif
ataupun irrasional mengenai segala sesuatu yang berhubungan
skripsi maka tentu saja akan mempengaruhi dalam pengerjaan
skripsi.
Keyakinan yang irrasional mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan skripsi, misalnya seorang mahasiswa yang
selalu merasa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak mampu
mengerjakan skripsi maka akan menyebabkan terjadinya
kecemasan. Keyakinan lain misalnya mahasiswa yang merasa
tidak pernah mendapat dukungan dari orang tua ataupun orangtua
yang selalu menuntut anaknya agar cepat lulus tapi tidak
memberikan dukungan juga dapat menyebabnya munculnya
kecemasan. Kecemasan juga dapat muncul ketika mahasiswa
merasa takut bila harus berhadapan dengan dosen pembimbing
karena adanya keyakinan irrasional bahwa tugasnya pasti akan
disalahkan oleh dosennya. Keyakinan irrasional mengenai skripsi
juga dapat muncul karena lingkungan sosial, misalnya dikalangan
mahasiswa selalu beranggapan bahwa skripsi itu sulit maka
secara tidak langsung maka seseorang juga dapat terpengaruh
anggapan yang belum tentu kebenarannya tersebut. Banyak
keyakinan-keyakinan irrasional lain yang menyebabkan
munculnya kecemasan ini dengan kata lain dapat disebut sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan. Keyakinan-


139
Perpustakaan Unika
keyakinan irrasional mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
skripsi tersebut pada kenyataannya belum tentu terjadi tetapi
sangat mempengaruhi seseorang sehingga akan memunculkan
reaksi emosional yaitu kecemasan.
Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa ini dapat dilihat
dari gejala-gejala yang nampak. Pada subjek I hingga subjek V
menampilkan gejala-gejala yang hampir sama, antara lain
perasaan minder, perasaan terlalu peka, mudah
marah/tersinggung, sedih, sulit berkonsentrasi dan mengambil
keputusan, sakit kepala, sulit tidur dan mimpi buruk serta diare, keringat berlebih dan
buang air kecil terus.






Perpustakaan Unika
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa muncul kecemasan ketika mahasiswa mengerjakan
skripsi. Kecemasan tersebut dapat berupa perasaan mider, perasaan ini muncul karena
subjek merasa lebih bodoh dan tidak mampu
mengerjakan skripsi bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya, sehingga subjek
merasa kurang percaya diri. Subjek merasa bahwa
dirinya menjadi mudah marah dan cenderung mudah tersinggung.
Bila ada masalah yang kecil saja dapat membuat subjek menjadi
marah atau tersinggung. Perasaan subjek juga menjadi terlalu peka, bila melihat
temannya mengerjakan skripsi maka subjek merasa
dirinya sudah tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain.
Subjek merasa bingung untuk memulai dari mana untuk
mengerjakan skripsinya. Subjek juga menjadi orang yang sulit untuk mengambil
keputusan tentang hal yang berhubungan dengan
skripsinya. Subjek selalu merasa tidak tenang bila memikirkan skripsi.
Orangtuanya juga menuntut agar subjek segera menyelesaikan
kuliahnya. Subjek juga merasa tidak tenang setiap kali memikirkan skripsi, hal ini
dinyatakan oleh subjek bahwa setiap kali memikirkan skripsi subjek merasakan jantungnya
berdebar-debar.



141
Perpustakaan Unika
Perasaan sedih muncul karena subjek tidak dapat memenuhi
keinginan orangtua untuk dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu 4
tahun. Target yang telah ditetapkan oleh subjek sendiri juga tidak tercapai sehingga
subjek semakin merasa sedih. Subjek merasa sedih karena indeks prestasinya cukup bagus, tetapi
ada beberapa teman
seangkatan yang indeks prestasinya lebih rendah daripada subjek
tetapi justru sudah lebih dulu menyelesaikan kuliah.
Subjek tiba-tiba merasa sakit kepala ketika berada di depan
komputer untuk mengetik skripsi. Subjek mengalami gangguan sulit
tidur, hal ini terjadi karena setiap kali akan tidur subjek selalu teringat pada skripsi yang
membuat subjek merasa tidak tenang. Subjek
mengalami diare ketika memikirkan skripsi, padahal subjek merasa ia tidak salah makan.
Mengeluarkan banyak keringat dialami oleh
subjek.
Beberapa bentuk kecemasan yang dialami subjek tersebut
merupakan reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan
sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjekfif. Proses
umum terjadinya
kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi yaitu adanya situasi yang
menyebabkan subjek mengalami kecemasan, seperti tuntutan
orangtua yang menjadi ancaman bagi diri subjek, subjek tidak
memiliki keyakinan diri untuk dapat mengerjakan skripsi sehingga
semakin sulit bagi subjek ketika mengalami hambatan dalam
penyusunan skripsi.



142
Perpustakaan Unika
B. Saran

Saran ditujukan kepada :

1. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
Bagi mahasiswa yang sedang atau yang akan menghadapi skripsi,
diharapkan dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing akan sangat
menolong dalam proses penyusunan skripsi. Apabila mahasiswa
sungguh-sungguh mengalami kesulitan dalam hal pemahaman,
hendaknya hal ini bukan merupakan penghambat tetapi menjadi
pemicu bagi mahasiswa untuk berusaha lebih baik lagi. Kemauan
diri yang keras untuk menyelesaikan skripsi serta pembagian
waktu yang baik akan sangat menolong untuk mempercepat
penyelesaian penyusunan skripsi. Dengan demikian diharapkan
para mahasiswa khususnya yang sedang menyelesaikan skripsi
tidak akan merasakan kecemasan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat terhadap penelitian
mengenai kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi,
diharapkan mampu memperdalam hasil penelitian, misalnya
dengan meneliti dampak jangka panjang dari kecemasan dalam
mengerjakan skripsi. Untuk lebih mempertajam hasil penelitian,
maka hal tersebut harus dieksplorasi secara lebih mendalam,
tentunya kepekaan, ketekunan serta ketrampilan peneliti akan
sangat dibutuhkan sehingga sata yang diperoleh akan lebih kaya
dan mendalam, serta bermanfaat bagi banyak pihak.

Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA


Alloy, dkk. 2005. Abnormal Psychology : Current Perspective Ninth Edition. New York
: Mc.Graw Hill.
Atkinson, RL, dkk. 2001. Pengantar Psikologi, Jilid 2. Alih bahasa : Wijaya Kusuma.
Batam : Interaksara.
Bruno, F.J. 1998. Stop Worrying. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Corey, G. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Alih bahasa
: E. Koeswara. Bandung : PT. Refika Aditama.
Daradjat, Z. 1990. Kesehatan Mental. Jakarta : CV. Haji Masagung.
Davidoff, LL. 1991. Psikologi Suatu Pengantar : Jilid 2. Alih bahasa : M.
Juniati. Jakarta :Erlangga.
De Clerg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal : Dari Sudut Pandang Perkembangan.
Jakarta : Grasindo.
Gunarsa, SD., Gunarsa YSD. 1986. Psikologi Keperawatan. Edisi I.
Jakarta:BPK Gunung Mulia.

Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Jilid 2. Yogyakarta : Andi.
Indra, A. 2006. Kecemasan Siswa Menghadapi Ulangan Umum Ditinjau
Dari Internal Locus of Control. Skripsi ( tidak diterbitkan ).
Semarang : Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata.
McMahon. 1982. Psychology : The Hybrid Science Fourth Edition. Illions : The Dorsey
Press.
Moleong, J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rodaskarya.
Nawawi, H. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :
Fakultas Psikologi UI.


146
Perpustakaan Unika
Rahayuningsih, D. 2005. Kecemasan Lansia Menghadapi Kematiannya.
Skripsi ( tidak diterbitkan ). Semarang : Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata.
Siswohardjono, A. 1982. Rasa Takut Pada Anak. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana.
Supratiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka.
Trisandhya, Mitra. 2005. Psikosomatis Pada Mahasiswa Yang Akan
Menempuh Ujian Skripsi Ditinjau Dari Kecemasan Menghadapi
Ujian. Jurnal Psikologi Sosial. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Vol.11/No.3/Mei 2005 (22-28)

Perpustakaan Unika
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI


Pedoman Wawancara

1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan
- Kapan anda mulai mendaftar skripsi ?
- Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi ?
- Bagaimana gambaran anda mengenai skripsi itu sendiri ?
2. Keyakinan diri
- Apakah anda mempunyai target waktu untuk menyelesaikan skripsi
tersebut ?
- Bagaimana anda memperoleh informasi mengenai skripsi ?
3. Dukungan sosial
- Apakah ada pihak lain yang memberi bantuan kepada anda dalam
menyusun skripsi ?
- Apakah ada tuntutan dari orangtua agar anda segera menyelesaikan kuliah ?
- Bagaimana tanggapan keluarga (orangtua) ketika anda mengerjakan skripsi ?
- Bagaimana tanggapan teman-teman ketika anda mengerjakan skripsi ?
4. Karakteristik pribadi
- Apakah anda mempunyai kesulitan yang menghambat proses
penyusunan skripsi ?
- Apakah anda menemui hambatan ketika harus berhadapan dengan
dosen pembimbing skripsi ?


146

Perpustakaan Unika
5. Gejala-gejala kecemasan
- Apa yang anda rasakan setiap kali anda memikirkan skripsi ?
- Pada saat mengerjakan skripsi, apa yang biasanya anda rasakan ?
6. Gejala psikologis
- Apakah anda menjadi mudah tersinggung, merasa tidak mampu,
minder, depresi dan sedih apabila anda mengalami hambatan dalam
penyusunan skripsi ?
- Apakah anda mengalami gangguan sulit berkonsentrasi dan sulit
mengambil keputusan pada waktu mengerjakan skripsi ?
- Apakah anda merasa tidak tenang setiap kali anda memikirkan
skripsi ?
7. Gejala fisik
- Apakah anda merasakan gangguan fisik seperti sakit kepala, otot leher kaku, diare,
sering buang air kecil ?
- Apakah anda mengalami gangguan tidur berupa insomnia atau
mimpi buruk ketika mengerjakan skripsi ?
- Apakah anda merasakan jantung berdebar-debar, keringat berlebih, tekanan darah tinggi
atau sulit bernafas ?
8. Coping
- Apakah anda merasa terganggu dengan hal-hal yang berkaitan
dengan kecemasan itu ?
- Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut ?
- Apakah anda menemui hambatan/kendala ketika mencoba mengatasi
kecemasan tersebut.


147

Perpustakaan Unika
Pedoman Observasi

1. Kondisi fisik dan penampilan subjek
2. Perilaku subjek ketika dilakukan wawancara mengenai kecemasan
mengerjakan skripsi.
3. Perilaku subjek sebelum dan sesudah wawancara dilakukan.

148

Perpustakaan Unika

THE TAYLOR MANIFEST ANXIETY SCALE

( TMAS )

What I Think and Feel
Baca setiap pertanyaan berikut dengan teliti. Lingkarilah kata YA , bila pernyataan
tersebut sesuai dengan diri anda. Dan lingkarilah kata TIDAK
bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan anda.

01. Saya memiliki masalah yang mengganggu fikiran YA / TIDAK
saya.
02. Saya menjadi gelisah ketika sesuatu tidak sesuai YA / TIDAK
dengan yang saya harapkan.
03. Orang lain sepertinya dapat melakukan sesuatu YA / TIDAK
lebih baik daripada saya.
04. Saya menyukai setiap orang yang saya kenal.
YA / TIDAK
05. Saya sering mengalami kesulitan bernafas.
YA / TIDAK
06. Saya selalu merasa takut/gelisah.
YA / TIDAK
07. Saya merasa takut pada banyak hal.
YA / TIDAK
08. Saya selalu baik hati.
YA / TIDAK
09. Saya mudah marah.
YA / TIDAK
10. Saya merasa khawatir mengenai apa yang akan YA / TIDAK
dikatakan orang tua kepada saya.
11. Saya merasa orang lain tidak menyukai cara saya YA / TIDAK
bekerja.

149

Perpustakaan Unika
12. Saya selalu memiliki kelakuan / tatakrama yang YA / TIDAK
baik.
13. Saya sulit tidur pada malam hari.
YA / TIDAK
14. Saya khawatir mengenai pendapat orang terhadap YA / TIDAK
saya.
15. Saya merasa sendiri meskipun ada orang lain di YA / TIDAK
dekat saya.
16. Saya selalu merasa baik-baik saja.
YA / TIDAK
17. Saya sering menderita sakit perut.
YA / TIDAK
18. Perasaan saya mudah terluka.
YA / TIDAK
19. Tangan saya selalu berkeringat.
YA / TIDAK
20. Saya selalu ramah terhadap setiap orang.
YA / TIDAK
21. Saya merasa sangat lelah.
YA / TIDAK
22. Saya selalu takut berhadap apa yang akan terjadi.
YA / TIDAK
23. Orang lain lebih bahagia daripada saya.
YA / TIDAK
24. Saya berkata jujur setiap waktu.
YA / TIDAK
25. Saya mengalami mimpi buruk.
YA / TIDAK
26. Perasaan saya mudah terluka ketika saya sedang YA / TIDAK
bertengkar.
27. Saya merasa seseorang akan menyalahkan YA / TIDAK
pekerjaan saya.
28. Saya tidak pernah marah sama sekali.
YA / TIDAK
29. Kadang-kadang saya terbangun karena ketakutan.
YA / TIDAK
30. Saya merasa gelisah setiap kali akan tidur di malam YA / TIDAK

150

Perpustakaan Unika
hari.
31. Sulit bagi saya untuk berkonstrasi pada tugas YA / TIDAK
sekolah saya.
32. Saya tidak pernah mengatakan sesuatu yang tidak YA / TIDAK
seharusnya saya katakan.
33. Saya tidak bisa duduk tenang.
YA / TIDAK
34. Saya merasa gelisah / takut.
YA / TIDAK
35. Banyak orang yang melawan saya.
YA / TIDAK
36. Saya tidak pernah bohong.
YA / TIDAK
37. Saya sering kali merasa takut terhadap hal buruk YA / TIDAK
yang akan menimpa saya.



151

Anda mungkin juga menyukai