Makalah Agama
Makalah Agama
MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2012
PENYUSUN :
HERUSKA AGUSTIO
23.0213
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Suatu ketika, terjadi kebakaran di sebuah rumah. Di dalam rumah naas
tersebut tertidur seorang pemuda dengan sangat nyenyak. Seorang lelaki masuk
dan mencoba membawa pemuda itu keluar melalui jendela. Tidak bisa. Dia
mencoba lagi melalui pintu. Tidak bisa juga. Pemudda itu terlalu besar dan berat.
Lelaki tersebut hampir saja putus asa ketika ada seseorang yang memberikan
saran,
Bangunkan
pemuda
itu,
dia
bisa
keluar
sendiri.
Cerita sederhana ini memberikan satu pelajaran penting bagi kita. Setiap
orang sebenarnya adalah pemimpin. Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar.
Mereka
sedang
tertidur,
mungkin
sepanjang
hidupnya.
kepada
pengikutnya
dalam
upaya
mencapai
tujuan
organisasi.
Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu
melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang
mereka inginkan.
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas
kepemimpinan.Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal
dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari
seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya
dipandang sebagai kemampuan atau kualitas manusia super, atau paling tidak dayadaya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi
dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini
seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan
yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
Bagaimana makna kepemimpinan dalam islam?
Tipe-tipe kepemimpinan dalam islam?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
Agar kita lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan
D. Metode penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang artinya adalah orang yang
berada di depan dan memiliki pengikut, baik orang tersebut menyesatkan atau tidak.
Namun, pemimpin yang baik tetaplah orang yang dapat membawa pengikutnya ke
jalan yang benar, bukan menyesatkan. Dalam Islam ada yang menyebutkan istilah
kepemimpinan dengan istilah Imamah dan ada juga yang menyebut dengan istilah
Khalifah.
Imamah didefinisikan sebagai kepemimpinan masyarakat umum, yakni
seorang yang mengurusi persoalan agama dan dunia sebagai wakil dari Rasulullah
SAW. Sedangkan Khalifah adalah seorang yang memelihara agama dan menjaga
mengandung makna lebih sakral daripada Khalifah.
Ketika suatu masyarakat membutuhkan seorang pemimpin, maka orang yang
paham terhadap realitas masyarakatlah yang pantas mengemban amanah
kepemimpinan tersebus mengemban amanah kepemimpinan tersebut. Seorang
pemimpin harus dapat membawa masyarakatnya kepada tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu masyarakat sehingga amanah yang diberikian kepadanya dapat
mendatangkan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat.
Diangkatnya seseorang menjadi pemimpin (nabi, para imam atau ulam) juga
berdasarkan gerak dan kebijakasanaan yang diraih oleh orang tersebut dalam
perjalanan spiritualnya. Dalam hal ini terdapat faktor yang ada dalam diri manusia
sendiri yang kemudian dijaga dan diridhai Allah SWT.
Islam menganjurkan untuk taat kepada pimpinan yang telah ditunjuk, baik
berdasarkan kesepakatan maupun penugasan. Jika seseorang telah ditetapkan
sebagai pimpinan, maka yang lain harus mentaatiny dengan baik seperti dalam
Firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 59 yang artinya Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rsaul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara
kamu.
Yang dimaksud ulil amri pada ayat di atas adalah pemimpin, baik pemimpin
agama, negara, atau apa saja yang memimpin suatu organisasi. Karena itu
pimpinan yang menyuruh membuat pelanggaran tidak perlu ditaati.
II. 1 Konsep kepemimpinan dalam islam
Kepemimpinan
diisyaratkan
dalam
tugas
kemanusiaan
yang
diserahkan Allah kepada manusia, yakni tugas sebagai khalifah. Khalifah adalah
pemimpin yang diserahi tanggung jawab untuk mengelola alam. Dalam konsep
khalifah terkandung tanggung jawab terhadap pemberi tugas,yaitu Allah SWT.
Karena itu kepemimpinan dalam ajaran islam merupakan kepercayaan (amanah)
dari Allah SWT sehingga seorang pemimpin bertanggung jawab tidak hanya kepada
orang yang mengangkatnya, namun lebih jauh lagi bertanggung jawab kepada Allah
SWT. Nabi bersabda Setiap kamu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas kepemimpinan itu .
Tipe-tipe kepemimpinan yang diajarkan Islam antara lain:
1. Keteladanan (uswah)
Seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu memberikan contoh dan
keteladanan kepada bawahannya atau masyarakat sekelilingnya. Inilah salah
satu yang menonjol dari kepemimpinan Rasulullah.
2. Terbuka dan demokratis
orang
yang
mampu
mengelola
pendapat-pendapat
orang
sekelilingnya.
3. Berani dan tegas
Seorang pemimpin yang baik akan berani mengambil keputusan apapun
sepanjang ia memiliki alasaan yang kuat. Keyakiinan dapat melahirkan sikap
yang tegas dalam menerapkan kebijakan-kebijakan yang ditempuhnya. Tegas
artinya konsisten kepada garis peraturan yang telah ditetapkan.
II.2 Kaedah-kaedah dan sifat-sifat kepemimpinan dalam Islam
Menurut Islam, kepemimpinan itu pada dasarnya adalah amanah yang telah
diberikan pada seseorang dan akan dipertanggungjawabkan, baik dihadapan rakyat
maupun di sisi Allah di hari kelak. Oleh karena itu, Islam telah menggariskan
beberapa kaedah yang berhubungan dengan kepemimpinan,diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Kepemimpinan bersifat tunggal
Dalam politik islam, kepemimpinan negara bersifat tunggal, artinya tidak ada
pemisahan dan pembagian dalam kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan berada di
tangan seorang khalifah secara mutlak dan seluruh rakyat harus patuh dan loyal
Pemimpin yang bertaqwa akan selalu berhati-hati dalam mengurus rakyatnya dan
tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar aturan Allah SWT. Setiap
ucapan dan tindakannya didasarkan pada ajaran Islam.
3.
Seorang pemimpin tidak hanya dituntut memiliki kecakapan dalam hal pemerintahan
dan administrasi,tetapi juga harus memiliiki jiwa kepemimpinan yang menjadikan
dirinya ditaati dan dicintai oleh rakyatnya.
Selain sifat-sifat kepemimpinan di atas, kita dapat mengacu kepada sifat-sifat
kepemimpinan Rasulullah SAW, yang dapat diteladani hingga akhir zaman, yaitu:
1. Shidiq ( Jujur)
BAB III
KESIMPULAN
pemimpin
bertanggung
jawab
tidak
hanya
kepada
orang
yang
mengangkatnya, namun lebih jauh lagi bertanggung jawab kepada Allah SWT.
Manusia perlu memiliki sifat dengan tipe-tipe kepemimpinan dalam islam,seperti
teladan, terbuka dan demokratis, berani dan tegas, serta memperkuat agamanya
dengan taat beribadah agar setiap pemikirannya dan perbuatannya dalam
memimpin masyarakat dapat terarah dan selalu berada di jalan Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
^ diakses 29
Desember 2012
DAFTAR ISI
BAB II Pembahasan...............................................................................................