Anda di halaman 1dari 1

Sampah yang Masih Merajalela di Bandung

Kota merupakan pusat kegiatan manusia sehari-hari, baik kegiatan ekonomi, budaya,
pemerintahan, hingga kegiatan rumah tangga. Di kota, tersedia berbagai fasilitas umum untuk
menunjang kegiatan manusia. Jumlah penduduk di kota lebih banyak dibandingkan penduduk
di desa. Pada akhirnya, kegiatan manusia itu seringkali menimbulkan dampak negatif yang
dirasakan oleh manusia itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu
dampak/masalah yang sering dirasakan adalah masalah sampah. Sampah merupakan zat atau
material sisa hasil pembuangan dari suatu proses yang sudah tidak terpakai lagi. Seiring dengan
pesatnya perkembangan proses industri dan kegiatan manusia, khususnya di kota Bandung,
tentunya masalah sampah menjadi masalah yang tidak terelakkan.

Dean, siswa kelas 4 SD Coblong Bandung menanggapi masalah ini. Dean mengatakan
bahwa pengelolaan sampah di Bandung masih belum baik karena terbukti bahwa masih banyak
sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Menurutnya, penggunaan tas plastik (kresek) yang
berlebihan memberi dampak negatif yang cukup besar terhadap penimbunan sampah di
Bandung. Ia pun menyatakan bahwa penimbunan sampah plastik itu dapat menimbulkan
banjir. Tetapi, di sekolah sebenarnya ia sudah diajarkan membiasakan diri untuk memilah
sampah organik dan sampah anorganik. Dean berkata bahwa masyarakat Bandung pada
umumnya belum peduli dengan masalah sampah,tetapi yang paling besar peranannya dalam
menanggulangi masalah sampah adalah presiden karena presiden lah yang memimpin bangsa
Indonesia ini. Solusi yang tepat untuk mengolah sampah di Bandung menurut Dean adalah
dengan daur ulang, misalkan dengan belanja di pasar, plastik kresek yang didapat setelah
belanja dapat dipakai lagi untuk kebutuhan lainnya, apabila sudah tidak terpakai maka plastik
tersebut bisa didaur ulang menjadi plastik dengan jenis yang berbeda.

Bukti Foto :

Anda mungkin juga menyukai