Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

THERMODINAMIKA










Oleh:
Deny Bayu
2A
D4 Teknik Otomotif Elektronik
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Siklus Brayton Ideal
Mendapatkan persamaan efisiensi dan daya efektif.Atau dengan kata lain,
siklus Brayton udara standar ideal. Siklus ini sering dikembangkan pada aplikasi
turbin gas. Dan prosesnya yang paling sederhana dan ideal menggunakan udara
ideal, dimodelkan oleh seorang ilmuwan bernama Brayton pada tahun 1873.
Dengan melibatkan kompresi dan ekspansi pada entropi konstan, disertai
penambahan dan pembuangan kalor pada tekanan konstan. Berbeda dengan siklus
bolak-balik lain, seperti siklus diesel, otto, stirling atau siklus lain yang
mengkombinasikan isentropi, isobarik, isotermal dan/atau isokorik.



Open Cycle Gas Turbine Engine


Closed Cycle Gas Turbine Engine

Seperti siklus lain, siklus ini digambarkan dengan diagram T-s dan diagram p-v,
sebagai berikut.


Diagram p-v

Diagram T-s
Dengan batasan, siklus pada loop tertutup fluida kerja, penambahan dan
pengurangan kalor terjadi saat tekanan konstan dan fluida kerja adalah gas ideal
dengan specific heat property konstan.
Keempat proses yang terjadi pada siklus ini berada dalam aliran fluida berkeadaan
tunak sehingga kita menganalisanya dengan batasan keadaan tunak. Disertai
pengabaian energi kinetik dan potensial sistem.
Karena udara mengalir melalui penukar panas pada siklus ideal saat tekanan
konstan, maka berlaku
P
4
/ P
3
= P
1
/ P
2

Hubungan antara perbandingan tekanan dan perbandingan temperatur dalam
kompresi atau ekspansi isentropik, sebagai berikut.
r
p
= P
2
/ P
1
= (T
2
/ T
1
)
k/(k-1)

Kita tinjau kembali skema closed cycle gas turbine engine. Dari sana, dapat kita
peroleh efisiensi termal dari siklus, sebagai berikut.
= (W
turbin
/ m W
compressor
/ m) / (Q
in
/ m) = {(h
3
h
4
) (h
2
h
1
)} / (h
3
h
2
)
dengan
(h
3
h
4
) = c
p
(T
3
T
4
)
(h
2
h
1
) = c
p
(T
2
T
1
)
(h
3
h
2
) = c
p
(T
3
T
2
)
= {c
p
(T
3
T
4
) c
p
(T
2
T
1
)} / {c
p
(T
3
T
2
)}
= 1 (T
4
T
1
)/(T
3
T
2
)
= 1 T
1
/ T
2
* {(T
4
/T
1
1)/(T
3
/T
2
1)
Karena T
4
/T
1
= T
3
/T
2
, maka
= 1 T
1
/ T
2

lalu T
1
/ T
2
= (P
1
/ P
2
)
(k-1)/k

= 1 (P
1
/ P
2
)
(k-1)/k
= 1 1/(P
2
/ P
1
)
(k-1)/k

sedang kita ketahui bahwa P
2
/ P
1
= r
p
maka efisiensi teoritis siklus Brayton
= 1 1 / r
p
(k-1)/k

dengan k = c
p
/ c
v
= konstan.
Usaha netto satu siklus dideskripsikan awal sebagai berikut
W
cycle
= (h
3
h
4
) (h
2
h
1
)
W
cycle
= c
p
{(T
3
T
4
) (T
2
T
1
)}
W
cycle
= c
p
T
1
(T
3
/T
1
T
4
/T
3
* T
3
/T
1
T
2
/T
1
+ 1)
Dari persamaan sebelumnya kita ketahui bahwa
T
4
/T
3
= (P
1
/ P
2
)
(k-1)/k

T
2
/T
1
= (P
2
/ P
1
)
(k-1)/k

r
p
= P
2
/ P
1
= (T
2
/ T
1
)
k/(k-1)

Sehingga persamaan daya efektif siklus menjadi
W
cycle
= c
p
T
1
(T
3
/T
1
1/(r
p
)
(k-1)/k
* T
3
/T
1
(r
p
)
(k-1)/k
+ 1)
W
cycle
/ c
p
T
1
= T
3
/T
1
(1 1/(r
p
)
(k-1)/k
) (r
p
(k-1)/k
1)

Contoh soal:
Sebuah pembangkit tenaga gas beroperasi pada siklus Brayton ideall mempunyai
perbandingan tekanan, r
p
= 8. Temperatur gas masuk kompresor 300 K dan temperature
masuk turbin 1300 K. Dengan menggunakan asumsi udara standard, dengan k = 1,4,
Hitunglah:
a. Temperatur keluar kompresor dan turbin
b. Efisiensi thermal siklus
Penyelesaian:







a. Temperatur keluar kompresor, T
2

Proses 1-2 : proses kompresi adiabatic pada kompresor.

( ) 4 , 1
1 4 , 1
2
1
1
2
1
2
8 300

=
|
|
.
|

\
|
=
T
p
p
T
T
k
k

= 543,4 K
Temperatur keluar turbin, T
4


4 , 1
1 4 , 1
4
1
3
4
3
4
8
1
1300

|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=
T
p
p
T
T
k
k

= 717,68 K
b. Efisiensi termal siklus

t
= 1 -
2 3
1 4
T T
T T


= 1 -
4 , 543 1300
300 68 , 717



= 0,4479
= 44,79 %
Atau:





k k
p
Brayton th
r
/ ) 1 (
,
1
1

= q
% 79 , 44
4479 , 0
8
1
1
4 , 1 / ) 1 4 , 1 (
,
=
=
=

Brayton th
q
Siklus Ideal Rankine


Gambar 3. Diagram Temperatur entropi untuk siklus Rankine ideal.
Proses 1-2 : ekspansi isentropik fluida kerja pada turbin dari uap jenuh pada
keadaan 1 ke tekanan kondenser
Proses 2-3 : perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada keadaan3.
Proses 3-4 : kompresi isentropik didalam pompa ke keadaan 4 di daerah cairan
terkompresi
Proses 4-1 : perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan konstan
melalui boiler untuk menyelesaikan siklus.
Siklus ideal Rankine juga meliputi kemungkinan pemanasan lanjut/superheat
uap seperti yang digambarkan pada siklus 1-2-3-4-1. Kerja pompa bisa juga
dicari dengan rumus :


notasi int rev menerangkan bahwa proses reversibel internal pada pompa. Dengan
mengintegral persamaan diatas:

- Pengaruh Tekanan Boiler Dan Kondenser Pada Siklus Rankine
Dari gambar T-S diagram siklus Rankine ideal luas daerah 1-b-c-4-a-1 adalah
menyatakan perpindahan kalor kedalam fluida kerja per satuan massa pada boiler.
Dirumuskan :



dimana tanda strip diatas menunjukkan harga rata-rata.
Dengan cara yang sama , luas daerah 2-b-c-3-2 mewakili perpindahan kalor dari
uap terkondensasi persatuan massa yang melalui kondenser, dirumuskan:



Efisiensi Thermal siklus Rankine ideal dalam variabel perpindahan kalor adalah :



Gambar 4. Pengaruh variasi tekanan kerja pada siklus Rankine ideal. (a). Pengaruh
tekanan boiler. (b). Pengaruh tekanan kondenser.
Gambar A. memperlihatkan dua siklus ideal yang mempunyai tekanan kondenser
sama tetapi tekanan boiler berbeda. Suhu rata-rata dari kalor yang
ditambahkan terlihat lebih besar pada siklus 1-2-3-4-1 daripada siklus 1-2-3-
4-1. Sehingga kenaikan tekanan boiler akan menaikkan efisiensi termal siklus
Rankine.
Gambar B. memperlihatkan dua siklus yang mempunyai tekanan boiler sama tetapi
tekanan kondenser yang berbeda. Satu kondenser beroperasi
pada tekanan atmosfir dan yang lainnya mempunyai tekanan kurang dari tekanan
atmosfir. Suhu kalor yang dibuang pada siklus 1-2-3-4-1 adalah 100 Derajat C.
Suhu kalor yang dilepas pada siklus 1-2-3-4-1 adalah lebih rendah, karena itu
mempunyai efisiensi termal yang lebih besar. Jadi penurunan tekanan
kondenser akan meningkatkan efisiensi termal. Tekanan kondenser yang paling
rendah yang mungkin adalah tekanan jenuh/saturasi pada suhu ambien/batas. Ini
adalah suhu yang paling rendah yang paling mungkin dilepas ke lingkungan.
Alasan utama kenapa
menggunakan kondenser pada pembangkit adalah untuk menjaga tekanan gas
serendah mungkin pada turbin (pembangkit). Penambahan kondenser juga
memungkinkan fluida kerja mengalir dalam loop tertutup.
- Prinsip-prinsip Ireversibilitas Dan Kerugian
Ireversibilitas dan kerugian ditemukan pada ke empat subsistem pembangkit daya
uap. Ireversibilitas yang dialami pada fluida kerja disebabkan oleh ekspansi
pada turbin. Sebagaimana digambarkan pada grafik berikut ini, proses 1-2
adalah ekspansi adiabatik pada turbin yang disertai dengan kenaikan entropi.
Kerja yang dihasilkan pada langkah ini lebih kecil bila dibandingkan pada
proses ekspansi isentropik 1-2s. Efisiensi turbin isentropik :




Input kerja pada pompa untuk mengatasi efek gesekan juga akan mengurangi daya
output pembangkit. Akan ada kenaikan entropi pada pompa. Proses 3-4 mewakili
proses pemompaan sebenarnya. Daya input ke pompa akan menjadi lebih
besar pada proses 3-4 dibandingkan proses isentropik 3-4s.
Efisiensi pompa isentropik :



Ireversibilitas pada pompa mempunyai dampak yang lebih kecil pada kerja
pembangkit bila dibandingkan terhadap ireversibilitas pada turbin.

Gambar 6. Diagram Temperatur entropi yang menunjukkan pengaruh
ireversibilitas pada turbin dan pompa.





Siklus Gabungan

Pemasukan Q volume konstan
Pemasukan Q tekanan konstan


Perbedaan dari dua siklus yang telah di uraikan sebelumnya yaitu pada proses
pembakaran dimana kalor dianggap masuk system.Sedangkan pada siklus yang ketigaya itu
siklus gabungan.Proses pemasukan kalornya menggunakan dua cara yaitu pemasukan
kalor volume konstan dan tekanan konstan .Dari cara pemasukan kalornya terlihat bahwa
tekanan konstan .karena itu siklus ini sering disebut siklus gabungan Diagramnya P-V dapat
dilihat dari gambar

Anda mungkin juga menyukai