Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi didefinisikan sebagai cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang hubungan timbal balik antara mahluk hidup (komponen biotik) dengan
lingkungannya (komponen abiotik). Terjadinya hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan lingkungannya pada akhirnya akan menentukan
kemampuan suatu jenis spesies untuk dapat tumbuh dan berkembang pada
lingkungan tertentu. Ketika suatu spesies mampu bertahan pada lingkungan
tertentu, maka pola penyebaran, pola pertumbuhan, serta kecepatan reproduksi
dapat mencerminkan adaptasi spesies tumbuhan tersebut dengan
lingkungannya. Pola-pola penyebaran adalah khas untuk setiap spesies dan
jenis habitat. Penyebaran spesies di dalam komunitas dapat mencerminkan
informasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies.
ecara umum pola penyebaran tumbuhan di alam dapat dikelompokkan
kedalam ! pola, yaitu acak (random), mengelompok (clumped), dan teratur
(regular). Tiap-tiap jenis tumbuhan tentunya mempunyai pola penyebaran yang
berbeda-beda tergantung pada model reproduksi dan lingkungan mikro spesies
tersebut. "da berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi pola-pola
penyebaran spesies pada suatu ekosistem, sehingga pola penyebaran spesies
pada suatu tempat menjadi berbeda dengan pola penyebaran spesies lainnya
pada tempat tersebut. #ntuk membangun pemahaman yang lebih mendalam
tentang pola-pola penyebaran spesies dalam populasinya, dilaksanakanlah
praktikum ekologi tumbuhan dengan judul $Pola Penyebaran pecies
Tumbuhan.%
B. Tujuan
&engetahui pola penyebaran species tumbuhan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pola Penyebaran Spece! Tu"bu#an
Tumbuhan tidak tersebar secara kebetulan di alam. Perbedaan kondisi
lingkungan, sumberdaya, dan gangguan adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi dinamika populasi dan pola penyebaran spesies. Perbedaan
kondisi lingkungan tidak hanya memodifikasi penyebaran dan kelimpahan
indi'idu tetapi juga mengubah laju pertumbuhan, produksi biji, pola
percabangan, area penutupan, area akar, dan ukuran indi'idu. Penyebaran,
sur'i'al, serta pola pola pertumbuhan dan reproduksi mencerminkan adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan khusus ((arbour, )*+,). Pola penyebaran dapat
berubah secara musiman, sebagai tanggapan terhadap ketersediaan sumber
daya, dan juga tergantung pada skala di mana mereka terlihat ("'ila, )**-).
.nteraksi indi'idu-indi'idu dari suatu species dengan lingkungan biotik
dan abiotik menghasilkan pola-pola agihan atau sebaran tertentu pada habitat
yang ditempatinya. Pola tersebut ber'ariasi, ada yang beragihan acak
(random), yaitu indi'idu-indi'idu menyebar secara acak ke seluruh ruangan
yang ditempatinya. Pola yang lain adalah menyebar pada jarak yang sama atau
beragihan teratur (uniform). elain kedua pola tersebut diantara indi'idu-
indi'idu tersebut ada juga yang mengumpul atau mengelompok, disebut
beragihan mengelompok. Pola-pola yang ditunjukkan oleh suatu populasi
sering menunjukkan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan khusus yang
mempengaruhi tingkah laku dan daya hidup serta pertumbuhan indi'idu-
indi'idu tersebut (antoso, )**/).
Penyebaran secara berkelompok adalah pola penyebaran yang paling
umum ditemui di alam. Pada penyebaran berkelompok, jarak antar indi'idu
diminimalisir. Tipe penyebaran ini ditemukan pada lingkungan dengan
sumberdaya yang membentuk patch-patch. alah satu penyebab penyebaran
mengelompok ini adalah ketidakmampuan keturunan (offspring) untuk secara
independen berpindah dari habitat (induknya) ("'ila, )**-).
Pola penyebaran seragam kurang umum ditemukan daripada
penyebaran mengelompok, seragam secara spasial. Pola penyebaran seragam
ditemukan pada populasi di mana jarak antara indi'idu yang bertetangga
dimaksimalkan. Kebutuhan untuk memaksimalkan ruang antara indi'idu
umumnya timbul dari persaingan untuk sumber daya seperti kelembaban atau
nutrisi, atau sebagai akibat dari interaksi sosial langsung antara indi'idu dalam
populasi ("'ila, )**-). "dapun jenis tumbuhan yang pola penyebarannya
seragam kemungkinan terjadi karena beberapa sebab, antara lain karena
kondisi tempat tumbuhnya relatif seragam, persaingan yang kuat antar indi'idu
anggota populasi terhadap sumberdaya alam, dan persaingan antar indi'idu
tumbuhan yang sejenis (.ndriyanto, 011*).
Pola penyebaran acak, juga dikenal sebagai penyebaran dengan jarak
yang tak terduga, adalah pola penyebaran yang paling jarang ditemukan di
alam dan muncul ketika anggota spesies ditemukan pada lingkungan homogen
dimana setiap indi'idu memiliki posisi yang independen satu sama lain. &ereka
tidak saling menarik ataupun menolak satu sama lain. Penyebaran acak jarang
ditemukan di alam karena faktor-faktor biotik, seperti interaksi antar indi'idu
tetangga, dan faktor abiotik seperti iklim atau kondisi tanah, umumnya
menyebabkan organisme menjadi bergerombol ataupun menyebar. Penyebaran
acak umumnya terjadi pada habitat dimana kondisi lingkungan dan sumberdaya
konsisten ("'ila, )**-).
Taksiran kepadatan populasi dan pola penyebaran lokal di dalam
populasi sangat penting dalam menganalisis dinamika populasi. Taksiran ini
memungkinkan peneliti melakukan pembandingan dan pembedaan
pertumbuhan atau stabilitas populasi yang menempati luas 2ilayah yang
berbeda. Pada skala yang lebih besar, populasi di dalam suatu spesies juga
menunjukkan pola penyebaran, yang seringkali terkonsentrasi di dalam
kelompok-kelompok (kluster) di dalam 2ilayah hidup suatu spesies (3ampbell,
011/).
4i dalam suatu 2ilayah geografis populasi, kepadatan lokal bisa
ber'ariasi secara mendasar karena lingkungan membentuk patch-patch (tidak
semua daerah menjadi habitat yang sama baiknya) dan karena indi'idu-indi'idu
memperlihatkan pola jarak dalam hubungannya dengan anggota-anggota lain
populasi tersebut. Patch adalah sebidang tanah kecil yang berbeda dari yang
lain terutama karena ditumbuhi jenis tumbuhan yang berbeda. Pola
penyebaran yang paling umum adalah pembentukan rumpun (clump), dengan
indi'idu-indi'idu berkelompok di dalam patch-patch. Tumbuhan bisa menjadi
terumpun pada tempat-tempat tertentu dimana kondisi tanah dan faktor-faktor
lingkungan lain mendukung untuk perkecambahan dan pertumbuhan.
Pengaturan jarak secara acak atau random (penyebaran yang tidak dapat
diprediksi dan tidak berpola) terjadi karena tidak adanya tarik-menarik atau
tolak-menolak yang kuat di antara indi'idu-indi'idu dalam suatu populasi5 posisi
masing-masing indi'idu tidak bergantung pada indi'idu lain (3ampbell, 011/).
&enurut 3ampbel (011/), pemahaman mengenai penentuan tempat
tinggal (kisaran) geografis (geographical range) suatu spesies adalah hal pokok
pada setiap analisis dalam ekologi komunitas dan biogeografi. Tiga penjelasan
umum yang dapat dijelaskan mengenai terbatasnya suatu spesies untuk tempat
hidup yang khusus saat ini6
1. spesies kemungkinan tidak pernah tersebar melebihi daerah
batasannya saat ini.
2. spesies perintis yang menyebar melebihi daerah hidup yang diamati
gagal untuk bertahan hidup.
!. selama 2aktu e'olusioner, spesies itu telah menarik diri dari daerah
yang luas ke daerah yang ditempatinya saat ini.
Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu komunitas ber'ariasi dan
disebabkan beberapa faktor yang saling berinteraksi antara lain6 ()) faktor
'ektorial (intrinsik), yaitu faktor lingkungan internal seperti angin, ketersediaan
air, dan intensitas cahaya5 (0) faktor kemampuan reproduksi organisme5 (!)
faktor sosial yang menyangkut fenologi tumbuhan5 (/) faktor koaktif yang
merupakan dampak interaksi intraspesifik5 dan (-) faktor stokhastik yang
merupakan hasil 'ariasi random beberapa faktor yang berpengaruh (7ud2ig
dan 8eynolds, )*++)
9aktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik (tanah), topografi dan biotik
antara satu dengan yang lain sangat berkaitan erat dan sangat menentukan
kehadiran suatu jenis tumbuhan di tempat tertentu, namun cukup sulit mencari
penyebab terjadinya kaitan yang erat tersebut (yafei, )**/). (ila seluruh faktor
yang berpengaruh terhadap kehadiran spesies relatif sedikit, maka faktor
kesempatan lebih berpengaruh, dimana spesies yang bersangkutan berhasil
hidup di tempat tersebut. :al ini biasanya menghasilkan pola penyebaran
(;reig-mith, )*+!)
4alam ekologi dikembangkan suatu cara untuk memahami pola
penyebaran indi'idu dalam populasinya, salah satunya dengan menggunakan
metode kuadrat acak. Pemanfaatan jumlah indi'idu yang berakar dalam tanah
dihitung dalam kuadrat dan merupakan data pengamatan (observed). 4ata
harapan dihitung dengan rumus Poison yang hanya memerlukan jumlah rata
rata tumbuhan per kuadrat. Perbedaan antara data pengamatan daengan data
harapan dinalisis dengan chi s<uare. 3ontoh perhitungan dengan analisis
Poison untuk setiap spesies adalah sebagai berikut6
Tabel ). "nalisis pola penyebaran spesies dengan menggunakan
rumus Poison
=umlah
tumbuhan
per
kuadrat
Pengamatan
jumlah
kuadrat
dengan >
tumbuhan
:arapan
=umlah kuadrat
dengan > tumbuhan
? e
-m
(m
>
@AB) ()11)
A
0

(Pengamatan C
:arapan)
0
:arapan
1 )! 0).1 !.1
) -) !0.+ )1.)
0 0! 0-.D 1.!
! ! )!.! +.1
/ 1 -.01 -
- )1 ).D1 ).-
Total )11 **.- EF
0
?00.*
(Pujo2ati, 011D)
"nalisis dengan menggunakan kuadrat acak ini memerlukan minimal
)11 kuadrat yang diletakan secara acak. #kuran plot disesuikan dengan tipe
life form. Tumbuhan yang dianalisis sebaiknya adalah tumbuhan yang tunggal
seperti spesies Elepanthus, Tridaks procumben.
"sumsi sebaran tumbuhan secara umum adalah mengelompok,
sehingga :o6 dikatakan sebagai spesies tumbuhan A adalah tidak
mengelompok. Penggunaan rumus poison memerlukan jumlah rerata
tumbuhan per kuadrat (m), bilangan konstanta e ? 0,,)+!, sehingga e
-m
?
1,0)
(erdasarkan harga EF
0
?00.* dikonfirmasikan dengan tabel F
0
dengan derajad
bebas ! ? )),!/ maka nilai F
0
hitung ? 00.* G F
0
tabel ? )),!/. :o ditolak,
artinya :) diterima berarti tumbuhan tersebut hidup secara mengelompok
(Pujo2ati, 011D).
BAB III
$ETODOLO%I
A. Alat &an Ba#an
). Kuadrat ukuran -1> -1 cm
0. "lat tulis dan kalkulator
!. (uku identifikasi tumbuhan
B. 'aktu &an Te"pat
Pengamatan untuk menentukan produkti'itas dilakukan pada elasa,
tanggal ), "pril 01)0. Tempat penelitian adalah di samping kiri laboratorium
9&.P" sekitar kebun P0K #ni'ersitas Hegeri =akarta.
(. (ara )erja
). &enetukan lokasi pengamatan.
0. &enetukan jenis tanaman yang akan diamati penyebarannya. 4alam
praktikum ini yang diamati penyebarannya adalah rumput gajah.
!. &eletakkan kuadrat secara acak pada lokasi pengamatan
/. &enghitung jumlah indi'idu rumput gajah pada tiap plot dan
menuliskannya pada tabel pengamatan. =umlah indi'idu yang lebih dari
- dimasukkan dalam kelompok jumlah indi'idu -.
-. &elakukan pengulangan sebanyak )11 plot.
D. &elakukan perhitungan data pola penyebaran dan menganalisis
hasilnya.
BAB I*
HASIL DAN PE$BAHASAN
A. Ha!l Per#tungan
Tabel ). Perhitungan Pola Penyebaran Tumbuhan
=umlah
indi'idu
dalam
plot (A)
=umlah
plot
dengan
A
indi'idu
(I)
Perkalian
jumlah
indi'idu
dan
jumlah
kuadrat
:arapan
jumlah
plot
dengan
A
indi'idu
(P)
A
0
?
(pengamatan
C harapan)
0
Jarians
(J)
J@
1 ,1 1 1 1 1 1
) )1 )1 *,1- 1.1** -1,11)! -1,1)!
0 / + ,,-+ ),D* 1,1! 1,1D
! / )0 !,!0 1,)/ 1,1+,- 1,)0
/ + !0 1,)D !+/,)D 1,1! 1,1D
- / 01 1,,! )/,D- 1,0, 1,0)D
8ata-rata +,-./
A
0
tabel ? 0-1++
:o 6 penyebaran tumbuhan acak
:) 6 penyebaran tumbuhan tidak acak
A
0
tabel G A
0
hit terima :o
B. Pe"ba#a!an
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pola penyebaran
species tumbuhan, dalam praktikum ini rumput gajah, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. 7okasi pengamatan adalah di samping kiri laboratorium
9&.P". Pengukuran pola persebaran tumbuhan menggunakan metode kuadrat
acak. &etode ini cocok untuk digunakan untuk indi'idu yang berakar dalam
tanah (Pujo2ati, 011D). =umlah indi'idu yang dihitung dalam kuadrat dan
merupakan data pengamatan (observed). 4ata harapan dihitung dengan rumus
Poison yang hanya memerlukan jumlah rata rata tumbuhan per kuadrat.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kuadrat sebanyak )11
plot yang diletakkan secara acak. Pengambilan )11 plot diasumsikan sudah
cukup me2akili data pada area tersebut.
4ari data tersebut didapatkan hasil A
0
hitung adalah +1,)- dan diketahui
A
0
tabel sebesar *,/++. Karena A
0
hitung lebih besar dari A
0
tabel, dapat
disimpulkan bah2a pola persebaran rumput gajah pada daerah tersebut adalah
acak.
&enurut .ndriyanto (011*), penyebaran secara acak muncul ketika anggota
spesies ditemukan pada lingkungan homogen dimana setiap indi'idu memiliki
posisi yang independen satu sama lain. Pengaturan jarak secara acak atau
random (penyebaran yang tidak dapat diprediksi dan tidak berpola) terjadi
karena tidak adanya tarik-menarik atau tolak-menolak yang kuat di antara
indi'idu-indi'idu dalam suatu populasi5 posisi masing-masing indi'idu tidak
bergantung pada indi'idu lain (3ampbell, 011/). Perbedaan kondisi lingkungan,
sumberdaya, dan gangguan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi
dinamika populasi dan pola penyebaran spesies.
Pada tumbuhan, penyebaran acak seperti itu adalah umum di mana
penyebaran benih disebabkan oleh angin (amingan,)*+1). Pola penyebaran
tumbuhan dalam suatu komunitas ber'ariasi dan disebabkan beberapa faktor
yang saling berinteraksi antara lain6 ()) faktor 'ektorial (intrinsik), yaitu faktor
lingkungan internal seperti angin, ketersediaan air, dan intensitas cahaya5 (0)
faktor kemampuan reproduksi organisme5 (!) faktor sosial yang menyangkut
fenologi tumbuhan5 (/) faktor koaktif yang merupakan dampak interaksi
intraspesifik5 dan (-) faktor stokhastik yang merupakan hasil 'ariasi random
beberapa faktor yang berpengaruh (7ud2ig dan 8eynolds, )*++)
Keadaan kebun di samping laboratorium 9&.P" mendukung terjadinya
pola penyebaran rumput gajah yang acak karena kondisi lingkungan dan
sumber daya yang konsisten. elain itu, penyebaran benih rumput dibantu oleh
angin sehingga persebarannya tidak dapat dikontrol.

BAB *
PENUTUP
A. )e!"pulan
). Pola persebaran species pada habitatnya terbagi !, yaitu penyebaran
secara acak, seragam, dan berkelompok
0. Pola persebaran rumput gajah di samping laboratorium 9&.P" #H=
adalah penyebaran secara acak dengan A
0
tabel ? *,/++ dan A
0
hitung ?
+1,)-
!. Penyebaran acak umumnya terjadi pada habitat dimana kondisi
lingkungan dan sumber daya konsisten, juga didukung persebaran benih
tumbuhan yang dibantu oleh angin.
DA2TAR PUSTA)A
"'ila, Jernon 7 .)**-. Biology: Investigating Life on Earth. =ones K (artlett
Publishers
(arbour, ;.&., =.K. (usk and L.4. Pitts. )*+,. Terrestrial Plant Ecology. He2
Iork6 The (enyamin@3ummings Publishing 3ompany, .nc.
3ampbell, Heil ". et al. 011/. Biologi. =akarta6 Erlangga.
;reig-mith, P. )*+!. uantitative Plant Ecology. .o2a6 #ni'ersity Press.
.ndriyanto. 011*. Komposisi =enis dan Pola Penyebaran Tumbuhan (a2ah
Pada Komunitas :utan yang 4ikelola Petani di 8egister )*
Pro'insi 7ampung. 7ampung6 #H.7".
Kimball, =. L. )***. Biologi =ilid .... =akarta6 Erlangga.
7ud2ig, =.". and =.9. 8eynolds. )*++. !tatistical Ecology, a Primer on "ethods
and #omputing. He2 Iork6 =ohn Liley and ons.
Pujo2ati,Penny. 011D. Pengenalan $agam Tanaman Lanskap %steraceae
&compositae'. .nstitut Pertanian (ogor. (ogor
amingan, Tjahjono. )*+1. (asar-dasari Ekologi )mum Bagian II. (agian
Ekologi 4epartemen (otani .P(. (ogor.
antoso. )**/. Ekologi )mum. #&& Press. &alang
yafei, E.. )**/. Pengantar Ekologi Tumbuhan. (andung5 9&.P" .T(.

Anda mungkin juga menyukai