Anda di halaman 1dari 25

Secara sederhana Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal
dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Pasar Modal Syariah di Indonesia diterbitkan secara resmi pada tanggal 14 Maret 2003
oleh Menteri Keuangan pada saat itu Boediono. Hadir pula pada waktu itu ketua Bapepam, wakil
Dewan Syariah Nasional, para direksi SRO, direksi Perusahaan Efek, dan stakeholder pasar
modal. Di hari itu pula dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU)
antara Bapepam dan DSN MUI.
Sebelumnya, pada tanggal 3 juli 1997 Reksadana Syariah telah berdiri terlebih dahulu,
dan disusul dengan peluncuran Jakarta Islmic Index pada tanggal 3 Juli 2000. Jakarta Islamic
Index adalah index yang dikeluarkan oleh BEJ dan merupakan subset dari Indexs Harga Saham
Gabungan (IHSG). Tujuan dibentuknya Jakarta Islamic Index sebagai tolok ukur standar bagi
saham secara syariah di pasar modal dan sebagai saran untuk meningkatkan investasi di pasar
modal secara syariah.
PT. Indosat, Tbk. merupakan emiten pertama yang menerbitkan obligasi dengan akad
mudharabah, yaitu obligasi syariah indosat tahun 2002 dengan nilai penerbitan sebesar Rp. 175
Miliar. Kemudian di tahun 2004 PT. Matahari Putra Prima, Tbk. menyusul PT. Indosat dengan
menerbitkan Obligasi Syariah. Namun kali ini PT. Matahari Putra Prima, Tbk. menerbitkan
Obligasi Syariah yang berbeda dengan PT. Indosat, yakni Obligasi Syariah Ijarah. Obligasi ini
menggunakan akad sewa sedemikian rupa, sehingga fee (return) ijarah bersifat tetap. Dan bisa
diketahui/ diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan. Obligasi ini merupakan Obligasi Syariah
Ijarah pertama yang ditawarkan ke dalam pasar modal.
Di pasar modal dunia, langkah revolusioner ditempuh oleh Dow Jones yang menerbitkan
Dow Jones Islamic Market Indexs (DJIM) pada tanggal 8 Februari 1999 di Manama, Bahrain.
Adalah A. Rushdi Siddiqui, perintis dan pencetus ide membentuk indexs saham untuk yang basis
usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Sebelumya, A. Rushdi Siddiqui berhasil meyakinkan
David Moran, presiden Dow Jones untuk menerbitkan DJIM. DJIM kemudian bersanding dengan
sembilan indeks global lainnya.
Prestasi fantastis dibukukan oleh DJIM di tahun 2001, ketika pasar kurang bergairah
akibat krisis yang ditimbulkan oleh runtuhnya menara kembar World Trade Center di New York,
Amerika serikat. DJIM yang mencatat 1.862 saham dari 34 negara dengan kapitalisasi pasar
mendekati 11 triliun dolar AS dan lolos dari screening syariah (produk dan jasa yang dihasilkan
emiten tidak bertentngan dengan syariah), membukukan perolehan (return) hingga 19,22 persen.
Ini sungguh angka yang lumayan yang bisa dicapai DJIM dalam usia belia, bandingkan dengan
MSCI (indeks dunia) yang meberikan return 23,60 persen. Per negara, DJIM membukukan
prestasi serupa. Simak untuk DJIM-US (Amerika) yang meraih 2.15 persen lebih tinggi
dibandingkan indeks S&P 500 dalam tahun itu. Yang mengejutkan, DJIM-CAN (Kanada)
memperlihatkan kinerja yang disebut impian dengan membukukan total return 92,21 persen,
jauh meninggalkan indeks TSE 300 yang harus puas dengan mencetak 29,73 persen. Ini adalah
prestasi yang membanggakan, karena Dow Jones sendiri dan 9 indeks termasuk indek per
negara dan regional yang diwakili AS, Kanada, Inggris, Jepang, Asia Pasifik, Jepang,
Indeks Bluechipdan indeks tekhnologi Global yang menunjukkan kinerja buruk di tahun ini.

Regulasi Pasar Modal Syariah di Indonesia

Perbedaan prinsip yang diterapkan pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional, bukan berarti pasar modal syariah mempunyai lantai bursa dan lembaga struktural
sendiri, seperti halnya perbankan syariah dan perbankan konvensional yang berdiri dalam satu
naungan otoritas Bank Indonesia. Pasar modal syariah pun berdiri bersama dengan pasar modal
konvensional di bawah naungan Bapepam.
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 503/KMK.01/1997,
Bapepam adalah pelaksana tugas di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan
pasar modal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada meneteri keuangan, dan
dipimpin oleh seorang ketua. Dan Sesuai pasal 2 keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 503/KMK.01/1997, Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan
mengawasi segari-sehari kegiatan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan Menteri Keuangan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Namun dalam pelaksanaanya Bapepam sendiri tidak akan membuat apa itu syariahnya,
Bapepam hanya akan membuat guide line saja, karena sudah ada Dewan Syariah Nasional
yang mengurusi hal itu. Bersamaan diterbitkannya pasar modal syariah, Bapepam mengeluarkan
5 regulasi baru yang akan mengatur perjalanan pasar modal syariah dan membedakannya
dengan pasar modal konvensional.
Pertama, menyangkut kebijakan umum. Ketentuan ini akan membahas kedudukan DSN
dan Bapepam dalam kaitannya dengan pasar modal syariah. Ketentuan kedua mengenai proses
emisi saham syariah. Regulasi ini akan menjadi rujukan bagi emiten baru yang berkehendak
dicatat dalam daftar saham syariah. Ketentuan ketiga menyangkut indeks syariah yang akan
menjadi pedoman penyusunan emiten-emiten yang layak masuk syariah. Ketentuan keempat
menyangkut instrumen obligasi syariah. Jika sebelumnya hanya ada obligasi syariah
mudharabah, keluarnya ketentuan keempat ini membuka jalan adanya obligasi syariah yang
menggunakan skim ijarah. Ketentuan kelima tentang Reksadana syariah. Menyangkut ketentuan
reksadana ini, sudah mulai dikembangkan produk reksadana yang bersifat hibrid (campuran),
yakni fixed income (obligasi), equity (saham), mutual fund (reksadana), dan asset securitization
(sekuritisasi asset).
Hal yang Harus diperhatikan oleh Emiten dan Investor adalah semua Efek yang
diperjualbelikan dan Usaha yang dijalankan oleh emiten tidak bertentangan dengan syariah
Islam yakni, aktivitas Utama (Care Business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001. fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha
yang bertentangan dengan syariah islam; (i) usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
atau perdagangan yang dilarang. (ii) usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional, (iii) usaha yang memproduksi, mendistribusikan, serta
memperdagangkan makanan dan minuman haram, (iv) usaha yang memproduksi, mendistribusi,
atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Selebihnya, regulasi pasar modal syariah tidak banyak berbeda dengan regulasi yang
diterapkan oleh Bapepam terhadap pasar modal konvensional.

Efek Pasar Modal Syariah di Indonesia

Di Indonesia, ada 4 efek yang sering diperjualbelikan di pasar modal syariah antara lain,
Saham Syariah, Obligasi Syariah Mudharabah, Obligasi Syariah Ijarah, dan Reksadana Syariah.

a. Saham Syariah
Dalam, saham syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang
tidak melanggar prinsip-prinsip syariah.
Di indonesia, pembentukan saham ini dihimpun dalam Jakarta Islamic Indexs. Jakarta
Islamic Indexs sebagai subset dari Indeks Harga Saham Gabungan terdapat 30 saham yang
memenuhi keriteria syariah yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional, yakni pada fatwa
DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
Selain hal tersebut JII, akan mempertimbangkan suatu saham dengan aspek likuiditas
dan kondisi keuangan emiten, yaitu:
1) Memilih jenis kumpulan saham dengan jenis utama yang tidak bertentangan dengan syariah
dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar)
2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun terakhir yang
memliki rasio kewajiban terhadap kativa maksimal 90%
3) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi
pasar (Market Capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
Selebihnya, pengoperasian saham syariah tidak jauh berbeda dengan pengoperasian
saham konvensional dengan syarat tidak berseberangan dengan syariat islam. Diantarnya,
dalam saham syariah emiten juga mempunyai hak atas menajemen emiten dan mempunyai hak
suara sama besar dengan pemilik saham lainnya sesuai proporsinal saham masing-masing
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan (emiten). Seperti halnya saham
konvensional pembagian keuntungan pada saham syariah oleh emiten kepada investor dengan
membagikan deviden jika perusahaan memperoleh keuntungan di akhir periode setelah emiten/
perusahan setelah perusahaan membayar kewajiban terhadap kreditor, dan pemegang obligasi,
serta pembayaran deviden kepada pemegang saham preferen pada tiap perioide yang sama.
Dalam kondisi perusahaan/ emiten dilikuidasi, investor saham syariah menempati posisi yang
sama dengan investor saham konvensional atas hak dan kewajiban terhadap emiten.

b. Obligasi Syariah Mudharabah
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi
hasil sedemikian, sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh
setelah mengetahui pendapatan emiten.
Merujuk pada Fatwa DSN No. 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Syariah adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ Margin/ fee, serta membayar kembali dana
obligasi pada jatuh tempo.
Obligasi ini pertama kali diterbitkan oleh PT. Indosat, Tbk. pada tahun 2002 dengan nilai
penerbitan senilai Rp. 175 Miliar.
Berbeda dengan obligasi konvensional, obligasi syariah bukanlah surat hutang jangka
panjang melainkan surta berharga nirriba (non riba), obligasi ini tidak menerapkan
prinsip interest (bunga) yang harus dikembalikan pada waktu jatuh tempo dan dipersyaratkan
kepada emiten. Karena Riba/ interest/ usury diharamkan dalam syariat hukum islam. Dalam
obligasi ini terdapat prinsip penyertaan antara pemilik modal dengan emiten, namun pemilik
modal tidak mempunyai hak atas manajemen emiten, berbeda dengan saham syariah di mana
investor mempunyai hak atas manajemen emiten.
Obligasi ini diterapkan oleh emiten atas proyek-proyek tertentu yang kemudian
ditawarkan kepada investor untuk didanai (obligasi syariah PT. Indosat, Tbk. tahun 2002). Oleh
karena itu, pembagian hasil keuntungan dan kerugian didasarkan atas kinerja (pendapatan)
yang dihasilkan oleh proyek tersebut, tidak berdasarkan laba yang dihasilkan oleh emiten secara
keseluruhan di akhir periode.

c. Obligasi Syariah Ijarah
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa
sedemikian, sehingga ia (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/ diperhitungkan sejak awal
obligasi diterbitkan.
Obligasi syariah ijarah pertama kali diterbitkan oleh PT. Matahari Putra Prima, Tbk. pada
tahun 2004.
Perbedaan obligasi ini dengan obligasi syariah mudharabah ialah obligasi ini diterapkan
oleh emiten atas suatu proyek yang kemudian ditawarkan kepada para investor untuk didanai
dengan akad ijarah (sewa). Kemudian proyek tersebut dijadikan underlying asset untuk
pembayaran fee ijrah sesuai kesepakatan yang telah ditentukan sebelumya oleh kedua belah
pihak.

d. Reksa Dana Syariah
Reksa Dana Syariah merupakan reksa dana yang mengalokasikan seluruh dana/
portofolio ke instrumen syariah seperti saham-saham yang tergantung dalam JII, Obligasi
Syariah, dan berbagai Instrumen keuangan sayariah lainnya.
Dalam melakukan kegiatan investasi reksa dana syariah dapat melakukan apa saja
sepanjang tidak bertentangan dengan syariah. diantara investasi tidak halal yang tidak boleh
dilakukan adalah investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan
minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi dan lain-lain yang ditentukan oleh Dewan
Pengawas Syariah.

Dalam kaitannya dengan saham-saham yang diperjual belikan dibursa saham, BEJ
sudah mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan
syariah Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Di mana saham-
saham yang tercantum didalam indeks ini sudah ditentukan oleh Dewan Syariah.
Dalam melakukan transaksi reksa dana syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan
spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti penawaran palsu dan tindakan
spekulasi lainnya
Secara sederhana Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal
dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Pasar Modal Syariah di Indonesia diterbitkan secara resmi pada tanggal 14 Maret 2003
oleh Menteri Keuangan pada saat itu Boediono. Hadir pula pada waktu itu ketua Bapepam, wakil
Dewan Syariah Nasional, para direksi SRO, direksi Perusahaan Efek, dan stakeholder pasar
modal. Di hari itu pula dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU)
antara Bapepam dan DSN MUI.
Sebelumnya, pada tanggal 3 juli 1997 Reksadana Syariah telah berdiri terlebih dahulu,
dan disusul dengan peluncuran Jakarta Islmic Index pada tanggal 3 Juli 2000. Jakarta Islamic
Index adalah index yang dikeluarkan oleh BEJ dan merupakan subset dari Indexs Harga Saham
Gabungan (IHSG). Tujuan dibentuknya Jakarta Islamic Index sebagai tolok ukur standar bagi
saham secara syariah di pasar modal dan sebagai saran untuk meningkatkan investasi di pasar
modal secara syariah.
PT. Indosat, Tbk. merupakan emiten pertama yang menerbitkan obligasi dengan akad
mudharabah, yaitu obligasi syariah indosat tahun 2002 dengan nilai penerbitan sebesar Rp. 175
Miliar. Kemudian di tahun 2004 PT. Matahari Putra Prima, Tbk. menyusul PT. Indosat dengan
menerbitkan Obligasi Syariah. Namun kali ini PT. Matahari Putra Prima, Tbk. menerbitkan
Obligasi Syariah yang berbeda dengan PT. Indosat, yakni Obligasi Syariah Ijarah. Obligasi ini
menggunakan akad sewa sedemikian rupa, sehingga fee (return) ijarah bersifat tetap. Dan bisa
diketahui/ diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan. Obligasi ini merupakan Obligasi Syariah
Ijarah pertama yang ditawarkan ke dalam pasar modal.
Di pasar modal dunia, langkah revolusioner ditempuh oleh Dow Jones yang menerbitkan
Dow Jones Islamic Market Indexs (DJIM) pada tanggal 8 Februari 1999 di Manama, Bahrain.
Adalah A. Rushdi Siddiqui, perintis dan pencetus ide membentuk indexs saham untuk yang basis
usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Sebelumya, A. Rushdi Siddiqui berhasil meyakinkan
David Moran, presiden Dow Jones untuk menerbitkan DJIM. DJIM kemudian bersanding dengan
sembilan indeks global lainnya.
Prestasi fantastis dibukukan oleh DJIM di tahun 2001, ketika pasar kurang bergairah
akibat krisis yang ditimbulkan oleh runtuhnya menara kembar World Trade Center di New York,
Amerika serikat. DJIM yang mencatat 1.862 saham dari 34 negara dengan kapitalisasi pasar
mendekati 11 triliun dolar AS dan lolos dari screening syariah (produk dan jasa yang dihasilkan
emiten tidak bertentngan dengan syariah), membukukan perolehan (return) hingga 19,22 persen.
Ini sungguh angka yang lumayan yang bisa dicapai DJIM dalam usia belia, bandingkan dengan
MSCI (indeks dunia) yang meberikan return 23,60 persen. Per negara, DJIM membukukan
prestasi serupa. Simak untuk DJIM-US (Amerika) yang meraih 2.15 persen lebih tinggi
dibandingkan indeks S&P 500 dalam tahun itu. Yang mengejutkan, DJIM-CAN (Kanada)
memperlihatkan kinerja yang disebut impian dengan membukukan total return 92,21 persen,
jauh meninggalkan indeks TSE 300 yang harus puas dengan mencetak 29,73 persen. Ini adalah
prestasi yang membanggakan, karena Dow Jones sendiri dan 9 indeks termasuk indek per
negara dan regional yang diwakili AS, Kanada, Inggris, Jepang, Asia Pasifik, Jepang,
Indeks Bluechipdan indeks tekhnologi Global yang menunjukkan kinerja buruk di tahun ini.

Regulasi Pasar Modal Syariah di Indonesia

Perbedaan prinsip yang diterapkan pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional, bukan berarti pasar modal syariah mempunyai lantai bursa dan lembaga struktural
sendiri, seperti halnya perbankan syariah dan perbankan konvensional yang berdiri dalam satu
naungan otoritas Bank Indonesia. Pasar modal syariah pun berdiri bersama dengan pasar modal
konvensional di bawah naungan Bapepam.
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 503/KMK.01/1997,
Bapepam adalah pelaksana tugas di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan
pasar modal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada meneteri keuangan, dan
dipimpin oleh seorang ketua. Dan Sesuai pasal 2 keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 503/KMK.01/1997, Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan
mengawasi segari-sehari kegiatan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan Menteri Keuangan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Namun dalam pelaksanaanya Bapepam sendiri tidak akan membuat apa itu syariahnya,
Bapepam hanya akan membuat guide line saja, karena sudah ada Dewan Syariah Nasional
yang mengurusi hal itu. Bersamaan diterbitkannya pasar modal syariah, Bapepam mengeluarkan
5 regulasi baru yang akan mengatur perjalanan pasar modal syariah dan membedakannya
dengan pasar modal konvensional.
Pertama, menyangkut kebijakan umum. Ketentuan ini akan membahas kedudukan DSN
dan Bapepam dalam kaitannya dengan pasar modal syariah. Ketentuan kedua mengenai proses
emisi saham syariah. Regulasi ini akan menjadi rujukan bagi emiten baru yang berkehendak
dicatat dalam daftar saham syariah. Ketentuan ketiga menyangkut indeks syariah yang akan
menjadi pedoman penyusunan emiten-emiten yang layak masuk syariah. Ketentuan keempat
menyangkut instrumen obligasi syariah. Jika sebelumnya hanya ada obligasi syariah
mudharabah, keluarnya ketentuan keempat ini membuka jalan adanya obligasi syariah yang
menggunakan skim ijarah. Ketentuan kelima tentang Reksadana syariah. Menyangkut ketentuan
reksadana ini, sudah mulai dikembangkan produk reksadana yang bersifat hibrid (campuran),
yakni fixed income (obligasi), equity (saham), mutual fund (reksadana), dan asset securitization
(sekuritisasi asset).
Hal yang Harus diperhatikan oleh Emiten dan Investor adalah semua Efek yang
diperjualbelikan dan Usaha yang dijalankan oleh emiten tidak bertentangan dengan syariah
Islam yakni, aktivitas Utama (Care Business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001. fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha
yang bertentangan dengan syariah islam; (i) usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
atau perdagangan yang dilarang. (ii) usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional, (iii) usaha yang memproduksi, mendistribusikan, serta
memperdagangkan makanan dan minuman haram, (iv) usaha yang memproduksi, mendistribusi,
atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Selebihnya, regulasi pasar modal syariah tidak banyak berbeda dengan regulasi yang
diterapkan oleh Bapepam terhadap pasar modal konvensional.

Efek Pasar Modal Syariah di Indonesia

Di Indonesia, ada 4 efek yang sering diperjualbelikan di pasar modal syariah antara lain,
Saham Syariah, Obligasi Syariah Mudharabah, Obligasi Syariah Ijarah, dan Reksadana Syariah.

a. Saham Syariah
Dalam, saham syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang
tidak melanggar prinsip-prinsip syariah.
Di indonesia, pembentukan saham ini dihimpun dalam Jakarta Islamic Indexs. Jakarta
Islamic Indexs sebagai subset dari Indeks Harga Saham Gabungan terdapat 30 saham yang
memenuhi keriteria syariah yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional, yakni pada fatwa
DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
Selain hal tersebut JII, akan mempertimbangkan suatu saham dengan aspek likuiditas
dan kondisi keuangan emiten, yaitu:
1) Memilih jenis kumpulan saham dengan jenis utama yang tidak bertentangan dengan syariah
dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar)
2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun terakhir yang
memliki rasio kewajiban terhadap kativa maksimal 90%
3) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi
pasar (Market Capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
Selebihnya, pengoperasian saham syariah tidak jauh berbeda dengan pengoperasian
saham konvensional dengan syarat tidak berseberangan dengan syariat islam. Diantarnya,
dalam saham syariah emiten juga mempunyai hak atas menajemen emiten dan mempunyai hak
suara sama besar dengan pemilik saham lainnya sesuai proporsinal saham masing-masing
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan (emiten). Seperti halnya saham
konvensional pembagian keuntungan pada saham syariah oleh emiten kepada investor dengan
membagikan deviden jika perusahaan memperoleh keuntungan di akhir periode setelah emiten/
perusahan setelah perusahaan membayar kewajiban terhadap kreditor, dan pemegang obligasi,
serta pembayaran deviden kepada pemegang saham preferen pada tiap perioide yang sama.
Dalam kondisi perusahaan/ emiten dilikuidasi, investor saham syariah menempati posisi yang
sama dengan investor saham konvensional atas hak dan kewajiban terhadap emiten.

b. Obligasi Syariah Mudharabah
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi
hasil sedemikian, sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh
setelah mengetahui pendapatan emiten.
Merujuk pada Fatwa DSN No. 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Syariah adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ Margin/ fee, serta membayar kembali dana
obligasi pada jatuh tempo.
Obligasi ini pertama kali diterbitkan oleh PT. Indosat, Tbk. pada tahun 2002 dengan nilai
penerbitan senilai Rp. 175 Miliar.
Berbeda dengan obligasi konvensional, obligasi syariah bukanlah surat hutang jangka
panjang melainkan surta berharga nirriba (non riba), obligasi ini tidak menerapkan
prinsip interest (bunga) yang harus dikembalikan pada waktu jatuh tempo dan dipersyaratkan
kepada emiten. Karena Riba/ interest/ usury diharamkan dalam syariat hukum islam. Dalam
obligasi ini terdapat prinsip penyertaan antara pemilik modal dengan emiten, namun pemilik
modal tidak mempunyai hak atas manajemen emiten, berbeda dengan saham syariah di mana
investor mempunyai hak atas manajemen emiten.
Obligasi ini diterapkan oleh emiten atas proyek-proyek tertentu yang kemudian
ditawarkan kepada investor untuk didanai (obligasi syariah PT. Indosat, Tbk. tahun 2002). Oleh
karena itu, pembagian hasil keuntungan dan kerugian didasarkan atas kinerja (pendapatan)
yang dihasilkan oleh proyek tersebut, tidak berdasarkan laba yang dihasilkan oleh emiten secara
keseluruhan di akhir periode.

c. Obligasi Syariah Ijarah
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa
sedemikian, sehingga ia (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/ diperhitungkan sejak awal
obligasi diterbitkan.
Obligasi syariah ijarah pertama kali diterbitkan oleh PT. Matahari Putra Prima, Tbk. pada
tahun 2004.
Perbedaan obligasi ini dengan obligasi syariah mudharabah ialah obligasi ini diterapkan
oleh emiten atas suatu proyek yang kemudian ditawarkan kepada para investor untuk didanai
dengan akad ijarah (sewa). Kemudian proyek tersebut dijadikan underlying asset untuk
pembayaran fee ijrah sesuai kesepakatan yang telah ditentukan sebelumya oleh kedua belah
pihak.

d. Reksa Dana Syariah
Reksa Dana Syariah merupakan reksa dana yang mengalokasikan seluruh dana/
portofolio ke instrumen syariah seperti saham-saham yang tergantung dalam JII, Obligasi
Syariah, dan berbagai Instrumen keuangan sayariah lainnya.
Dalam melakukan kegiatan investasi reksa dana syariah dapat melakukan apa saja
sepanjang tidak bertentangan dengan syariah. diantara investasi tidak halal yang tidak boleh
dilakukan adalah investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan
minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi dan lain-lain yang ditentukan oleh Dewan
Pengawas Syariah.

Dalam kaitannya dengan saham-saham yang diperjual belikan dibursa saham, BEJ
sudah mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan
syariah Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Di mana saham-
saham yang tercantum didalam indeks ini sudah ditentukan oleh Dewan Syariah.
Dalam melakukan transaksi reksa dana syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan
spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti penawaran palsu dan tindakan
spekulasi lainnya
POSTED BY IAEI WALISONGO
Pasar Modal Dan Syariah
BY DIAZUWI ON DECEMBER 30, 2009
Berawal dari tuntutan tugas kuliah harus mencari tau dan akhirnya ingin tau.
Saatnya untuk mendokumentasikan apa yang ingin saya ketahui. Yup, kali ini saya
mau belajar seputar Pasar Modal dan kaitannya dengan syariah, yang mana saat ini
ekonomi syariah banyak dibahas oleh para pakar ekonomi dan menjadi trend
tersendiri. Postingan kali ini saya akan membahas definisi dan lingkungan dasar
seputar pasar modal di Indonesia dan pasar modal syariah.
Apa sih Pasar Modal ?
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Pembeli modal adalah individu atau
organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan
kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual
modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk
keperluan usahanya.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976
tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti
yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952
Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang
ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat
berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti
lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek.
Jadi, Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana
bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Pasar modal Syariah
Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang
dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Ketentuan operasional pasar modal syariah diatur melalui fatwa yang dikeluarkan
oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) dan
peraturan yang diterbitkan BAPEPAM-LK, yaitu adalah :
1. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk
Reksa Dana Syariah.
2. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah.
3. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah.
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan
dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan
indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek
Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang digunakan sebagai tolok ukur
(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis
syariah dan sesuai dengan kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional
(DSN).
Sumber :
http://www.bapepam.go.id/
http://http://www.idx.co.id/


Ditulis oleh Misman HP Rabu, 14 Maret 2012 10:06

PASAR MODAL SYARIAH
(Sebuah Alternatif Untuk Pembiayaan Pembangunan)
Oleh :
Misman Hadi Prayitno


A. Pendahuluan
Kegiatan invenstasi keuangan meliputi pasar uang dan pasar modal. Pasar modal
merupakan bagian dari pasar uang, atau dapat dikatakan bahwa pasar modal skopnya (ruang
lingkup) lebih kecil daripada pasar uang. Pasar uang/keuangan meliputi : 1). Money
marketcapital market), 3). Lembaga pembiayaan lainnya seperti sewa beli (leasing), anjak
piutang (factoring), modal ventura (venture capital), kartu kredit. (pasar uang), 2). Pasar
modal (
Indonesia dalam membangun negara ini memerlukan dana yang sangat besar. Pinjaman dana
dari luar negeri tidak cukup strategis untuk membiayai pembangunan. Akan tetapi potensi
dana dari masyarakat perlu dimanfaatkan (dioptimalkan). Oleh sebab itu kegiatan pasar
modal yang mana merupakan bagian dari pasar uang perlu dibentuk untuk didayagunakan.
Fungsi strategis pasar modal untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan, karena
pasar modal menghimpun dana dari masyarakat. Begitu pula perusahaan-perusahaan negara
atau swasta memerlukan dana yang sangat besar, agar bisa beroperasi dan dapat
memproduksi barang. Suatu perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan dari dana hasil
perusahaan itu sendiri. Disinilah perlunya saham atau modal dari masyarakat. Masyarakat
dengan cara berinventasi di pasar modal dengan membeli sejumlah efek dari perusahaan-
perusahaan. Pemilikan efek perusahaan-perusahaan oleh masyarakat ternyata memberi
harapan dan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan sebagai dampak kinerja perusahaan.
Berinvestasi dibidang memang sarat dengan resiko, sebagaimana dikatakan oleh Riyatno,
bahwa karakter pasar modal ada dua yaitu : hight risk (resiko tinggi) dan hight return (untung
tinggi). Resiko tinggi dalam bidang pasar modal dialami di negara ini ketika krisis moneter
yang mendera pada tahun 1997. Krisis hebat ini memukul pada industri jasa keuangan yang
kemudian merambah di sektor riil. Nilai saham melorot drastis, investor asing berkurang,
sektor riil tidak mampu bertahan, nilai saham perusahaan terbuka turun drastis.
Dengan melihat dua karakter pasar modal konvensional ini maka sangat kelihatan sekali
bersifat spekulasi (untung-untungan). Transaksi di pasar modal jelas mengandung unsur
gharar (ketidakpastian), maisir (bersifat judi), dan manipulasi. Dengan demikian berdasarkan
pandangan Islam hal seperti itu jelas bertentangan dengan syariat Islam. Tidak berbeda
dengan bank konvensional yang menerapkan sistem bunga yang menurut Islam jelas
dilarang, bahkan semua agama pada dasarnya tidak memperkenankan adanya unsur bunga
atau riba.
Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia sudah sepantasnya untuk menerapkan
sistem ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam. Sebagai bukti riil pemerintah
telah membentuk Bank Mualamat Indonesia (BMI), dan juga bank konvensional yang
membuka divisi bank syariah atau yang disebut dengan dual banking system.
Pengalaman selama krisis moneter ternyata memberikan bukti nyata bahwa sistem
perbankan syariah lebih mampu bertahan dan berdaya mengatasi persoalan berat semacam
krisis moneter. Bank-Bank Syariah tidak terkena efek krisis moneter, karena krisis moneter
hanya menghantam sistem konvensional yang berbasiskan bunga.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, dan mengingat Indonesia dengan penduduk
muslim terbesar didunia, maka pemerintah perlu mengembangkan potensi penghimpunan
dana dari masyarakat. Tentunya bila berinvestasi melalui pasar modal syariah karena
menggunakan prinsip-prinsip syariah. Berbeda dengan pasar modal konvensional yang
mengandung unsur spekulasi, sebagaimana dunia dalam perbankan konvensional yang
memakai perangkat bunga. Dalam pasar modal syariah unsur yang menonjol adalah
pencapaian keuntungan yang akan dibagi atau kerugian yang ditanggung bersama (profit and
loss sharing), tidak akan menciptakan fluktuasi dan bersifat tidak bersifat spekulatif.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka dapat dikemukakan
beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :
1. Apa perbedaan yang mendasar antara pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional, serta prinsip apa saja yang harus ada dalam pasar modal syariah ?
2. Instrumen apa saja yang ada dalam pasar modal syariah, dan apa kaitannya dengan
pembiayaan pembangunan bangsa ?
C. Pembahasan Permasalahan
a. Pengertian Pasar Modal
Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun
hutang (bonds) baik yang diberikan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh
perusahaan swasta (private sectors).
Secara operasional pasar modal adalah sarana mempertemukan penawar dan peminta dana
jangka panjang (lebih dari 1 tahun) dalam bentuk efek (Keppres No: 66 Tahun 1988).
Sebenarnya pasar modal dengan efek itu ada perbedaan. Bursa efek (stock exchange)
menurut UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yakni pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran dan jual beli efek
kepada pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Sedangkan menurut M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya pasar modal (capital market)
adalah mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan pengguna dana (user of fund)
untuk tujuan investasi jangka menengah (middle term investment) dan panjang (long term
investment), kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Surat berharga
(efek) berupa saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam surat berharga lainnya.
Dalam bahasa Inggeris securities, effecten (Belanda), effectus (Latin), bahwa surat berharga
tersebut memberi garansi atau jaminan yang dapat dicairkan (liquid) dengan sejumlah uang
sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu. Sedangkan bursa diambil dari
kata bourse yang berarti tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk komoditas tertentu
dengan penyelenggaraannya melalui perantara
Pasar modal dapat dijumpai pada banyak negara didunia ini karena pasar modal menjalankan
dua fungsi sekaligus. Pertama : Fungsi Ekonomi, bahwa :
- Pasar Modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang
memiliki kelebihan dana (lenders) ke pihak yang memerlukan dana (borrowers).
- Bagi negara, mekanisme tersebut akan mendorong peningkatan produksi yang pada
gilirannya meningkatkan perusahaan dan kemakmuran masyarakat banyak.
Kedua : Fungsi Keuangan, maksudnya adalah bahwa Pasar Modal menyediakan dana yang
diperlukan oleh borrowers, sementara lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat
langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk aktiva tersebut.
b. Fungsi Pasar Modal
Pasar Modal memiliki beberapa fungsi yang strstegis yang mempunyai daya tarik bagi yang
memerlukan dana dan yang meminjamkan dana dan juga pemerintah. Pada dasarnya ada
peranan strategis dari pasar modal bagi perkonomian suatu negara :
1. Sebagai sumber penghimpun dana
Selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai penghimpun dana secara
konvensional, akan tetapi bank mempunyai keterbatasan untuk menyalurkan kredit karena
bank-bank memiliki keterkaitan dengan otoritas moneter yang setiap saat melakukan
monitoring terhadap jumlah yang beredar untuk menjaga stabilitas moneter. Jika tingkat
bunga tinggi maka perusahaan tidak berani untuk memperoleh kredit dari bank. Kalaupun
terpaksa pinjam uang bank maka imbasnya akan menaikkan biaya produksi akhirnya daya
jangkau masyarakat untuk membeli barang/jasa akan berkurang.
2. Sebagai alternatif investasi para pemodal
Investasi di pasar modal lebih fleksibel setiap pemodal dapat memindahkan dananya dari
suatu perusahaan ke perusahaan lain sesuai dengan perkiraan keuntungan seperti deviden atau
capital gaint dan preferensi mereka atau resiko dari saham-saham tersebut. Berbeda dengan
deposito di bank meski dapat ditarik oleh pemiliknya dalam jangka waktu jatuh tempo, tapi
pemilik deposito harus membayar biaya penarikan.
3. Biaya penghimpun dana melalui Pasar Modal relatif rendah
Dalam penghimpun dana perusahaan membutuhkan biaya relatif kecil jika melalui penjualan
saham daripada harus pinjam ke bank.
4. Bagi negara Pasar Modal akan mendorong perkembangan investasi
Jika perusahaan yang baik ditambah rendahnya transaction cost di bursa serta adanya
jaminan transparansi, investor semakin banyak menambahkan modalnya di perusahaan
tersebut. Artinya pemerintah tanpa mencarikan sumber pendanaan melalui bantuan luar
negeri pihak swasta sudah dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
Secara umum, pasar modal dibentuk karena lembaga ini mampu menjalankan fungsi ekonomi
dan keuangan. Pasar Modal dalam melaksanakan fungsinya menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dan (pemilik dan) ke penerima dana. Pemberian dana mengharapkan dapat
imbalan dari penyertaan dana (saham), sedangkan bagi penerima dana dapat mengembangkan
kegiatan bisnis tanpa harus menunggu dana dari hasil produksi perusahaan. Dengan demikian
diharapkan akan terjadi peningkatan produksi barang dan jasa, sehingga, sehingga
berdampak pada peningkatan kemakmuran masyarakat.
Sebenarnya fungsi sebagaimana tersebut di atas juga berlaku didunia perbankan. Akan tetapi
perbedaannya adalah jika dana yang berasal dari pasar modal akan dimasukkan sebagai
modal, sedangkan dari perbankan dana pasiva (utang) yang akan jatuh tempo dalam waktu
yang telah ditentukan, penyertaan dana melalui pasar modal diperuntukkan jangka panjang
(lebih dari 1 tahun). Modal yang diinvestasikan melalui pasar modal untuk menciptakan dan
memperluas lapangan kerja. Modal bisa berupa dana produksi atau dana peralatannya yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
c. Perbedaan dan Prinsip Pasar Modal Syariah dan Konvensional
Semenjak dibukanya sistem perbankan syariah yakni dengan berdirinya bank Mualamat
Indonesia tahun 1990, bahwa nampak perekonomian Indonesia sudah mulai melirik ke sistem
ekonomi syariah. Hal ini tidak mengherankan sebab Indonesia sebagai negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia. Dan terpenting lagi karena semenjak terjadinya krisis
moneter tahun 1997 yang menghantam perekonomian Indonesia khususnya di dunia
perbankan.
Sistem perbankan konvensional dengan menggunakan perangkat bunga atas riba inilah
yang menjadi penyebab terjadi krisis moneter. Sedangkan terhadap bank-bank yang
berdasarkan prinsip syariah (perbankan syariah) ternyata mampu bertahan ditengah gonjang-
ganjing krisis moneter. Hal ini disebabkan perbankan syariah tidak menggunakan perangkat
bunga.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam bidang pasar modal Bapepam (Badan
Pengawas Pasar Modal) meluncurkan pasar modal pada tanggal 14-15 Maret 2003 sekaligus
mengadakan MoU dengan DSN-MUI. Dewan Syariah Nasional (DSN) mengadakan MoU
dengan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), selanjutnya BEJ bekerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management membentuk Jakarta Islamic Index (JII). Tujuan JII untuk digunakan
sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur keinerja suatu investasi pada saham dengan
basis syariah. Diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan
investor dalam ekuitas secar syariah.
Perbedaan yang sangat fundamental antara pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional yaitu kalau pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan secara
short selling (jual beli dalam waktu sangat singkat untuk mendapatkan keuntungan antara
selisih jual dan beli). Karakter pemilikan saham syariah keuntungan akan dibagi atau
kerugian yang akan ditanggung bersama (profit and loss sharing). Pasar modal syariah tidak
akan menciptakan fluktuasi kegiatan perdagangan yang tajam disamping itu tidak ada unsur
spekulasi. Sehingga tidak mengenal karakter hight risk dan hight return sebagaimana dalam
pasar modal konvensional.
Selain saham pasar modal syariah menyediakan obligasi syariah. Obligasi syariah
mempergunakan akad (perjanjian) mudharabah (profit sharing) atau bagi hasil. Nisbah
(perbandingkan pembagian) dan waktu pembagiannya ditentukan di muka.
Antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional ada perbedaan yang sangat mendasar.
Hal yang sangat prinsipil yang membedakan obligasi syariah dan obligasi konvensional
adalah terletak ada tidaknya back up aset di dalamnya. Setiap penerbitan obligasi syariah
harus diback up oleh aset (aset securitisasi), sedangkan di dalam obligasi konvensional tidak
dipersyaratkan.
Dengan adanya sekuritas aset ini maka obligasi syariah memiliki karakter yang relatif
berbeda dengan obligasi konvensional. Obligasi syariah lebih cenderung untuk dikatakan
sebagai instrumen ekuitas (equity financing karena terdapat proses aset sekuritas tersebut)
daripada instrumen hutang (debt financing). Selain itu adanya sekuritas aset akan mengubah
istilah bunga (diharamkan dalam Islam) menjadi keuntungan atau laba (profit). Istilah bunga
muncul pada obligasi konvensinal karena kontraknya adalah pinjaman (tidak ada back up
aset). Sedangkan obligasi syariah karena adanya back up aset, maka istilah keuntungan yang
dipakai
Ada dua strategis utama yang dicanangkan oleh Babepam untuk pengembangan pasar modal
syariah dan produk pasar modal syariah. Pertama : mengembangkan kerangka hukum untuk
memfasilitasi pengembangan pasar modal berbasis syariah. Kedua : mendorong
pengembangan produk pasar modal berbasis syariah.Kalau melihat dari instrumen-instrumen
atau produk-produk yang ada dalam pasar modal syariah mengalami perkembangan yang
cukup bagus.
Selanjutnya ada beberapa prinsip yang harus sesuai dengan syariah atau ajaran Islam dalam
pasar modal syairah, diantaranya :
a. Jujur dalam transaksi dan informasi. Oleh karena itu, wajib :
1. Bagi perusahaan atau emiten yang mengeluarkan surat-surat berharga untuk
jujur dalam memberikan keterangan dan pernyataan yang diajukan kepada media
massa dan dalam memberi laporan tahunan tentang aktivitas perusahaan,
keuntungan dan posisi keuangannya.
2. Bagi perusahaan pialang untuk jujur terhadap para mitranya dalam memberikan
informasi yang disampaikan pada kliennya.
3. Bagi para ulama, ilmuwan dan lembaga pengawas untuk jujur.
4. Terpenuhi kejujuran dalam jaminan-jaminan yang diajukan oleh para pelaku
bagi lembaga-lembaga peminjaman.
5. Terpenuhinya kejujuran dalam proyek-proyek yang didanai dari harta pihak lain.
b. Tidak menyembunyikan informasi (transparan)
Islam memerintahkan transparansi dan mengharamkan menyembunyikan data bagi penjual
dan pembeli serta semua pihak yang bertransaksi di pasar modal atau mereka yang tidak
bertransaksi namun mereka mempunyai keterangan atau informasi.
c. Amanah dalam transaksi
d. Menempati janji dan akad
e. Toleranasi dalam bertransaksi
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan DSN dalam penetapan pasar modal sebagai
bagian dari sistem ekonomi Islam sesuai fatwa DSN No : 40/DSN-MUI/2003 adalah sebagai
berikut :
a. Perkembangan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari pasar modal ;
b. Pasar modal berdasarkan prinsip syariah telah dikembangkan si berbagai negara ;
c. Umat Islam Indonesia memerlukan pasar modal yang aktivitasnya sejalan dengan
prinsip syariah ;
d. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut DSN-MUI memandang perlu
menetapkan fatwa pasar modal dan pendanaan umum penerapan prinsip syariah dibidang
pasar modal ;
Sehubungan dengan pentinganya adanya sebuah pasar modal syariah bagi umat Islam
khususnya di Indonesia, maka menurut Sofiniyah Ghufron (penyunting) ada beberapa alasan
yang dikemukan tentang keberadaan pasar modal syariah :
1. Bahwa harta yang melimpah jika diinvestasikan pada tempatnya yang tepat sangat
disayangkan. Selama ini harta melimpah itu banyak diinvestasikan di negara-negara non
muslim.
2. Fuqaha dan pakar ekonomi Islam telah mampu membuat surat-surat berharga Islami
sebagai alternatif bagi surat berharga yang beredar dalam yang tidak sesuai dengan
hukum Islam.
3. Melindungi para pengusaha dan pebisnis muslim dari ulah para spekulan ketika
melakukan investasi/pembiayaan.
4. Memberi tempat bagi lembaga keuangan Islam untuk dapat menerapkan atau
mengkombinasikan ilmu fiqh dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tehnik perdagangan.
Kegiatan pasar modal konvensional bersifat spekulatif, perjudian dan surat dengan transaksi
riba, penimbunan dan adanya campur tangan politik. Sebagai buktinya adalah peristiwa
goncangan pasar modal Amerika Oktober Hitam tahun 1929 (the great depression) yang
menyebabkan kehancuran, kelaparan dan kesengsaraan.

Melihat kenyataan sejarah di atas, sudah saatnya perekonomian warisan kapitalis maupun
sosialis diganti dengan sistem perekonomian Islam. Kegagalan sistem perekonomian kapitalis
maupun sosialis menjadikan sistem perekonomian Islam mulai dilirik untuk dijadikan sebagai
alternatif. Sistem perekonomian Islam yang diantaranya melahirkan Pasar Modal Syariah
keberadaan dan perkembangannya telah menunjukkan kemajuan.
Dampak dari sistem kapitalis yang dikembangkan selama ini telah terasa telah mendholimi
umat Islam disemua sendi perekonomian. Oleh karena itu para tokoh intelek muslim
menggali konsep-konsep ekonomi Islam yang selama ini terpendam dalam khazanah
keilmuan klasik. Salah satu konsep Islam yang terkait dengan ekonomi adalah konsep
keadilan bagi semua orang.
Kegiatan pembiayaan dan investasi di pasar modal harus memenuhi sesuai prinsip-prinsip
syariah diantaranya :
1. Efek yang dijual-belikan harus merupakan representasi dari barang/jasa halal.
2. Informasi harus terbuka dan transparan, tidak boleh menyesatkan dan tidak ada
manipulasi fakta.
3. Tidak boleh mempertukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda.
4. Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapat keuntungan di atas laba
normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik.
5. Larangan melakukan rekayasa permintaan untuk mendapat keuntungan di atas laba
normal dengan cara false demand.
6. Larangan melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat, objek, pelaku dan
periodenya sama.

d. Instrumen Pasar Modal Syariah
Instrumen atas produk-produk yang dipasarkan di pasar modal syariah diantaranya surat
pengakuan hutang dan surat berharga komersial seperti : saham, obligasi, right, warrant, dan
option
1. Saham adalah selembar catatan yang berisi pernyataan kepemilikan sejumlah modal
kepada perusahaan yang menerbitkan.
2. Obligasi adalah tanda pengakuan hutang atas pinjaman uang oleh emiten untuk jangka
waktu sekurang-kurangnya 3 tahun dengan imbalan bunga serta pembayarannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Option merupakan produk dari efek (saham dan obligasi). Option dibagi dua yaitu call
option dan put option. Call option yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham pada harga yang telah ditentukan, sedangkan put option memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menjual saham pada harga yang telah ditentukan.
4. Warrant merupakan derivatif dari saham biasa yang bersifat jangka panjang dan
memberikan hak kepada pemeganya untuk membeli saham atas nama dan dengan harga
tertentu.
5. Right adalah hak yang diberikan kepada saham biasa (common stock) untuk membeli
tambahan penerbitan saham baru.
Secara ringkas dan sederhana hal yang membicarakan instrumen pasar modal dapat dibaca
pada pasal 1 angka (5) UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Instrumen yang terdapat di
pasar modal konvensional pada dasarnya hampir sama dengan di pasar modal syariah.
Bedanya kalau pada pasar modal syariah menggunakan dan berdasarkan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
Meskipun di dalam UU No.8 Tahun 1995 belum mengatur obligasi syariah, akan tetapi dalam
fatwa DSN-MUI dapat digunakan sebagai dasar penerbitan obligasi syariah. Sebagai contoh
penerbitan obligasi syariah mudharabah (sukuk) Nomor : 33/DSN-MUI/10/2002 tanggal 14-
9-2002 yang menyatakan :
bahwa obligasi syariah sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah
yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin atau fee,
serta membayar dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola modal) pemegang obligasi sebagai shahibul
maal (pemodal). Dalam pasar modl syariah, emiten tidak boleh melakukan kegiatan usaha
yang bertentangan dengan prinsip syariah. Nisbah harus disebut dalam akad. Emiten harus
memberikan jaminan untuk mengembalikan dana pemegang obligasi apabila lalai atau
melanggar perjanjian.
Kata saham berasal dari perkataan musahamah yang berarti saling memberikan saham atau
bagian. Kata obligasi dan saham sudah tercakup pengertian securities (bahasa Indonesia
efek ). Obligasi pada hakekatnya suatu IOU (singkatan : I Owe You) suatu pernyataan
tertulis dari suatu hutang yang diberikan pemerintah atau perusahaan kepada seseorang atau
organisasi telah meminjamkan uangnya kepada perusahaan tersebut.
e. Pasar Modal dan Pembiayaan Pembangunan
Keberhasilan pendayagunaan obligasi syariah (sukuk) untuk pembiayaan pembangunan perlu
kita mencontoh negara Malaysia. Menurut Irfan Syauqi Beik bahwa di Malaysia perlombaan
balap mobil F1 yang diselenggarakan di Sirkuit Sepang merupakan hasil dari obligasi
syariah. KLIA Airport Berhad sebagai perusahaan induk telah mengeluarkan obligasi syariah
domestik untuk pembangunan Sepang Airport dan Sirkuit Sepang dengan nilai obligasi
sekitar 2 Milyar Ringgit Malaysia atau sekitar 5 Triliun Rupiah.
Bukan hanya itu saja pembangunan Putra Light Railway yang menjadi transportasi utama di
Kuala Lumpur juga dibiayai dengan obligasi syariah. Oleh karena itu Irfan Syauqi Beik yakin
bila pembangunan monorail di Jakarta dapat dibiayai melalui penerbitan obligasi syariah.
Maka pembangunan mega proyek tersebut tidak akan membebani APBD yang nota bene
adalah uang rakyat.
Obligasi syariah (sukuk) yang dikeluarkan oleh KLIA Airport Berhad adalah sukuk yang
berdasarkan al-bai bitsaman ajil. Pola pembayaran dalam skema al-bai bitsaman ajil adalah
secara kredit yang dibayarkan pada setiap periode waktu tertentu (misalnya setiap bulan)
hingga selesai kontraknya.
Obligasi syariah di Indonesia sebagaimana dijelaskan sebelumnya berdasarkan fatwa DSN-
MUI dengan standar syariah seperti mudharabah, musyarakah, murabahah dan lain-lain.
Lebih lanjut Irfan Syauqi Beik dan Muhammad Kholid menjelaskan bahwa di Singapura
yang hanya 10% penduduknya beragama muslim, tetapi mereka mampu memanfaatkan tanah
wakaf melalui konsep musyarakah dan penerbitan obligasi syariah (sukuk). Dari
pemberdayaan tanah wakaf dengan memanfaatkan instrumen penerbitan obligasi syariah
dapat membangun apartemen yang memiliki 107 unit rumah komplek gedung perdagangan 4
lantai dan sebuah masjid dengan total biaya sekitar Rp. 5 milyar.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Direktorat Pemberdayaan Wakaf Depag luas tanah wakaf
di Indonesia sebesar 1500 KM2 yang lokasinya tersebar di 403.845 titik. Dari segi nilai
keseluruhan tanah wakaf tersebut bernilai sekitar 590 Triliun Rupiah. Potensi yang sangat
besar dan luar biasa pemanfaat dan pemberdayaan tanah wakaf ternayata belum optimal. Jika
mau berhasil sebagaimana Malaysia dan Singapura kiranya perlu ada terobosan diantaranya
memanfaatkan dengan penerbitan sukuk (obligasi syariah) lewat pasar modal syariah.
Kalau kita analisa, obligasi syariah sesungguhnya dapat dijadikan peluang bagi kita untuk
mengundang para investor muslim dan non muslim yang mau menanamkan sahamnya di
Indonesia melalui pasar modal syariah. Obligasi syariah dapat dimanfaatkan untuk
membangun perekonomian bangsa dan menciptakan kesejahteraan rakyat.
Fakta yang selama ini menunjukkan bahwa pasar akan sangat responsif terhadp obligasi
syariah. Untuk itu pemerintah Indonesia harus secara proaktif memperhatikan kondisi yang
ada dan segera bertindak cepat untuk memanfaatkan segala peluang yang tersedia. Menurut
Irfan Syauqi Beik ada dua hal yang sangat mendesak pemerintah Indonesia sehubungan
dengan obligasi syariah sebagai salah satu instrumen pasar modal syariah. Pertama :
Pemerintah dalam hal ini Depkeu harus segera menyempurnakan payung hukum yang kuat
untuk (obligasi syariah). Kedua : Dalam perencanaan pembangunan, hendaknya pemerintah
melalui Bappenas mulai menggulirkan proyek-proyek pembangunan yang bersifat padat
karya, dengan sumber pendanaan yang berasal dari penerbitan obligasi syariah.
Dengan langkah tersebut di atas negara kita tidak perlu mengemis lagi ke negara-negara
kreditor atau IMF untuk meminta penambahan hutang luar negeri. Untuk itu pendataan
potensi daerah menjadi mutlak dilakukan. Disinilah pentingnya peran pemerintah pusat untuk
berkomunikasi secara terbuka dan intensif dengan Pemda dalam pengembangan potensi yang
dimilikinya, sekaligus merencanakan pembangunan secara lebih tepat dan terarah.
D. P e n u t u p
a. Kesimpulan
1. Perbedaan yang mendasar antara pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional adalah di pasar modal syariah tidak mengenal perdagangan secara short
selling (jual beli dalam waktu singkat untuk mendapatkan keuntungan antara selisih jual
dan beli). Keuntungan dan kerugian akan ditanggung secara bersama (profit and loss
sharing). Dalam pasar modal syariah tidak ada unsur spekulasi, sedangkan di pasar modal
konvensional mengandung unsur spekulasi, karena karakternya hight risk dan hight
return. Obligasi syariah diperjualbelikan menggunakan akad (perjanjian) mudharabah
(profit sharing) atau bagi hasil, nisbah (perbandingan pembagian) dan waktu
pemabgiannya ditentukan di muka. Dalam obligasi syariah ada back up aset didalamnya,
sedangkan pasa obligasi konvensional tidak ada.
Prinsip-prinsip yang harus dalam pasar modal syariah sesuai ajaran Islam yaitu :
- Jujur dalam transaksi dan informasi
- tidak menyembunyikan informasi (transparan)
- Amanah dalam transaksi
- Menempati janji dan akad
- Toleranasi dalam bertransaksi
2. Instrumen dalam pasar modal syariah meliputi : surat pengakuan hutang dan surat
berharga komersial seperti saham, obligasi, right, warrant, option dan sebagainya.
Hubungan pasar modal syariah dengan pembiayaan pembangunan adalah sangat erat
karena melalui pasar modal syariah yaitu penerbitan obligasi syariah sangat berpeluang
besar untuk mendapatkan dana, sebagaimana yang dipraktekkan di negara Malaysia dan
Singapura.

b. S a r a n S a r a n
1. Pemerintah hendaknya segera membuat Undang-Undang Pasar Modal Syariah agar
keberadaan dan perkembangannya bisa terjamin karena punya payung hukum sendiri.
Selama ini yang digunakan peraturan atau dasar hukumnya tentang pasar modal syariah
adalah fatwa DSN-MUI.
2. Pemerintah harus mempunyai kemauan yang keras (politic will) untuk memperdayakan
obligasi syariah (sukuk), karena ada peluang yang sangat besar sekali untuk pembiayaan
pembangunan, sebagaimana yang dicontohkan oleh negara Malaysia dan Singapura.
Apalagi didukung oleh negara kita yang penduduk muslimnya terbesar di dunia.




DAFTAR PUSTAKA

al-Shodiq, Muhtar (penyunting). Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Fatwa-Fatwa
Ekonomi Syariah Kontemporer. Cet.I. Jakarta: Renaisan, 2005.
Dahlan, Abd.Azis. et al.. Ensiklopedi Hukum Islam. Cet.I. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,
1996
Edwin Nasution, Mustafa. et al. Pengenalan Eklusif: Ekonomi Islam. Edisi I. Cet.I. Jakarta:
Kencana, 2006.
Ghufron, Shofiniyah (penyunting). Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem
Kerja Pasar Modal Syariah. Cet.I. Jakarta: Renaisan, 2005.
. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem Keuangan dan Investasi
Syariah. Cet.I. Jakarta: Renaisan, 2005.
Majalah, HIDAYATULLAH, Edisi. 3 bulan Juli 2006
. HIDAYATULLAH, bulan Januari 2007
. HIDAYATULLAH, bulan Juni 2007
Nasaruddin, M. Irsan dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Edisi, I.
Cet.III. Jakarta: Kencana, 2004.
Riyatno. Kumpulan Artikel/Buku, Hukum Pasar Modal . Jakarta: UID, 2007
Usman, Marzuki, Singgih Riphat dan Syahrir Ika. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Jakarta:
IBI, 1997.

Hakim Pengadilan Agama Bungku
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Edisi, I, Cet.III,
(Jakarta: Kencana, 2004), hal. 13.
Ibid, hal. 2.
Riyatno, Bahan kuliah, Hukum Pasar Modal, pada tanggal 21 Juli 2007 pada Program
Magister Ilmu Hukum Universitas Islam Djakarta (UID) Klas Khusus I Palu.
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, op.cit., hal. 17
Marzuki Usman, Singgih Riphat dan Syahrir Ika, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, (Jakarta:
IBI, 1997), hal. 10
Ibid
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, op.cit., hal 10-11
Bahan kuliah, Hukum Pasar Modal, oleh Riyatno tanggal 21 Juli 2007 pada Program
Magister Ilmu Hukum Universitas Islam Djakarta (UID) Klas Khusus I Palu.

Riyatno, Kumpulan Artikel/Buku, Hukum Pasar Modal , (Jakarta: UID, 2007), hal 3-4
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, loc.cit.
Sekarang ini menurut JII (Jakarta Islamic Index) sudah ada 30 saham yang diperdagangkan.
Obligasi syariah PT. Indosat yang menjadi pioner yang menggunakan prinsip syariah.
Majalah, HIDAYATULLAH, bulan Januari 2007, hal. 87
Mustafa Edwin Nasution, et al. Pengenalan Eklusif: Ekonomi Islam, Edisi I, Cet.I, (Jakarta:
Kencana, 2006), hal. 304
Sofiniyah Ghufron (penyunting), Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem
Keuangan dan Investasi Syariah, Cet.I, (Jakarta: Renaisan, 2005), hal. 26-27
Muhtar al-Shodiq (penyunting), Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Fatwa-Fatwa
Ekonomi Syariah Kontemporer, Cet.I, (Jakarta: Renaisan, 2005), hal., 82
Shofiniyah Ghufron (penyunting), Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem Kerja
Pasar Modal Syariah, Cet.I, (Jakarta: Renaisan, 2005), hal.13
Shofiniyah Ghufron (penyunting), Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem Kerja
Pasar Modal Syariah, op.cit., hal. 21
Ibid., hal.26
Bandingkan dengan M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya dalam Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia, hal. 206-211. Mereka berpendapat bahwa Instrumen pasar modal syariah meliputi
: Instrumen utang (obligasi syariah mudharabah), Instrumen penyertaan (saham) dan
Instrumen lainnya (Reksadana Syariah)
M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, op.cit., hal.207
Abd.Azis Dahlan, et al., Ensiklopedi Hukum Islam, Cet.I, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,
1996), hal 1244
Riyatno, op.cit., hal 24
Majalah, HIDAYATULLAH, Edisi. 3 bulan Juli 2006, hal 30-31
Majalah, HIDAYATULLAH, bulan JUNI 2007, hal 86

Makalah Pengertian Pasar Modal Syariah
22.16 Mremet Label: Ekonomi
Berikut ini Makalah Pengertian Pasar Modal Syariah yang dapat anda pelajari mungkin saya
makalah berikut ini dapat membantu anda dalam mengerjakan tugas makalah anda.

A. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal (capita! market) pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang (obligss) dan MODAL SENDIRI (saham). Kegiatan
pasar modal di Indonesia diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 (Undang-Undang Pasar Modal /
UUPM). Berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan dengan prinsip-
prinsip syariah dan dapat pula dilakakan tidak secara dengan prinsip syariah (konvensional).
Prinsip pasar modal syariah tentu berbeda dengan pasar modal konvensional. Pasar modal
syariah pun sudah diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003.

B. Ketentuan dan Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah
Peluncuran pasar modal syariah ini menjadi penting karena banyak ketentuan baru yang akan
dikeluarkan BaPePaM (Badan Pengawas Pasar Modal). Ads. 5 (lima) bab yang akan mengatur
perjalanan pasar modal syariah, sebagai berikut:
1. Menyangkut kebijakan umum, ketentuan ini akan membahas kedudukan dewan
Pengawas Syariah (DPS) dan Bapepam dalam kaitannya pasar modal syariah.
2. Proses emisi Saham syariah, regulasi ini akan menjadi rujukan emitan baru yang
berkehendak dicatat dalam daftar saham syariah.
3. Menyangkut index syariah yang akan menjadi pedoman penyusunan emiten-emiten
yaag layak masuk syariah.
4. Menyangkut instrument obligasi syariah
5. Menyangkut tentang reksadana syariah.
Terdapat dua strategi utama yang dicanangkaa Bapepam untuk mencapai pcngembangan pasar
modal syariah dan produk pasar modal syariah. Pertama, mengembangkan kerangka hukum
untuk memfasilitasi pengembangan pasar modal berbasis syariah, mendorong pengembangan
produk pasar modal. Berbasis syariah.

C. Produk-Produk Pasar Modal Syariah
Dalam melihat kinerja pasar modal syariah maka indikator yang dapat digunakan antara lain
dengaa melihat perkembagan instrumen-instrumen (produk-produk) yang ada pada pasar modal
syariah. Adapun gambaran produk-produk tersebut adalah sebagai berikut:
a. Obligasi Syariah atau Sukuk
Obligasi syariah di Indonesia pada, paruh akhir tahun 2002, yakni dengan disahkannya Obligasi
Indosat. Obligasi yang diterbitkan ini berdasarkan prinsip mudharabah. Obligasi mudharabah
mulai diterbitkan setelah fatwa tentang Obligasi syariah (Fatwa DSN-MUI No. 32-DSN-MUI
/2002) dan obligasi syariah mudharabah (Fatwa DSN-MUI No. 33/ DSN-MUI/ 2002). Sedangkan
obligasi syariah ijaroh pertama kali diterbitkan pada tahun 2004 setelah dikeluarkannnya fatwa
tentang obligasi syariah ijaroh (Fatwa DSN-MUI No. 4./ DSN-MUI/2003). Pada prinsipnya obligasi
syariah adalah surat berharga sebagai instrumen investasi yang diterbitkan berdasar suatu
transaksi atau akad syariah yang melandasinya, yang dapat berupa ijaroh, mudharabah,
musyarakah atau yang lain.
b. Saham Syariah
Saham merupakan surat bukti kepemilikan pada sebuah perusahaan yang melakukan penawaran
umum dalam nominal maupun persentase tertentu. Adanya fatwa-fatwa ulama konteraporer
tentang jual beli saham semakin memperkuat landasaa akan bolehnya jual beli saham. Dalam
kumpulan fatwa DSN Saudi Arabia yang diketuai oleh Syekh Abdul Aziz Ibn Abdillah Ibn Baz.
Tidak semua saham yang dipasar modal memenuhi prinsip-prinsip syariah. Untuk itulah Bursa
Efek Jakarta (BEJ) berkerja sama dengan Danareksa Invesaent Management, mengembangkan
suatu index untuk melisting saham-saham mana saja yang layak dianggap memenuhi prinsip-
prinsip syariah. Index ini disebut juga dengan Jakarta Islamic Indeks (JII).
c. Reksa Dana Syariah
Menurut fatwa DSN MUI No. 207 DSN-MUI/ 2000 Reksa Dana Syariah ialah Reksa Dana yang
beroperasi menurut ketentean dan prinsip syariah Islam.

D. Keberadaan Pasar Modal Syariah Indonesia
Di Indonesia perkembangan insaiament syariah di pasar modal terjadi sejak tahun 1997. Diawali
dengan lahimya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjtnya, PT Bursa Efek Jakarta
(BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan 30 jenis saham
dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah.
Penentuan kriteria dan komponen JII tersebut di susun berdasarkan persetujuan dari Dewan
Pengawas Syariah DIM.
Prinsip pasar modal syariah tentunya berbeda dengan pasar modal konvensional, sejulah
instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan pada masyarakat, misalkan obligasi
syariah, saham syariah, reksadana syariah.
Untuk mendukung pengembangan pasar modal berbasis syariah perlu disusun standar akuntansi
khusus yang terkait dengan penerapan prinsip syariah.
Dalam perkembangannya kemudian Bapepam LK pada bulan November 2006 mengeluarkan
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga keuangan Nomor Kep. 130/BI/2006
tentang Penerbitan Efek Syariah yang dituangkan dalam peraturan Nomor 1XA.13 yang berisi
antara lain tentang ketentuan-ketentuan untuk menerbitkan efek syariah. Sebelumnya juga telah
keluar fatwa DSN No. 40 tantang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Pasar Modal yang berisi antara lain tentang kriteria efek syariah

E. Probkmatika Pasar Modal Syariah
Dengan melihat perkembangan industri pasar modal syariah yang masih baru, masih sangat
dimungkinkan jika pengaruh dan cara pandang ekonomi konvensional masih kental terasa.
Namun, hal ini tidak seharusnya menjadikan umat dan pelaku pasar muslim bersikap permisif
serta tidak kritis untuk menilai ulang fakta yang ada. Sesungguhnya, inilah yang merupakan
tantangan bagi konsep dan sistem ekonomi Islam untuk dapat membuktikan diri secara aplikatif
mampu meniadi sistem alternatif ekonomi umat.
Mengenal Pasar Modal Syariah
Pasar modal islami (Islamic capital market) merujuk pada pasar dimana aktivitas
berlangsung dalam sebuah alur yang tidak bertentangan dengan prinsip islam.
Prinsip-prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip hokum islam dalam kegiatan
dibidang pasar modal berdasarkan fatwa, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa bermaksud tidak bertentangan dengan
peraturan ini dan/atau peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa
DSN-MUI (Peraturan Bapepam LK IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah).

Pasar Modal

1. Investasi
2. Aktivitas keuangan
3. Pasar tempat
4. Produ5. Mekanisme harga




Prinsip syariah dalam bermuamalah
1. Tidak ada riba
2. Tidak ada gharar
3. Tidak ada maysir
4. Tidak ada barang ataupun jasa Haram





Berbicara tentang pasar modal, anda perlu mengerti konsep, instrument-instrumen,
dan produk yang berhubungan dengan pasar modal konvensional.
Mengenai Investasi
Investasi adalah proses untuk mengelola asset untuk menyediakan profit atau
return dimasa yang akan datang. Investasi dalam sektor keuangan adalah membeli
dan menjual asset keuangan untuk memperoleh return (uang kembali) dimasa yang
akan datang. Investasi di sektor riil adalah membeli asset produktif untuk
mengahasilkan sebuah produk yang sedang dalam proses produksi.
Aset keuangan : Ekuitas, Surat Obligasi, dana, Sukuk, dan lainnya
Aset Riil : Industri, perdagangan, properti, dan Komoditas
Pasar adalah sebuah mekanisme dimana pembeli dan penjual saling
berinteraksi untuk menentukan harga dan menukarnya dengan barang dan jasa.

Hubungan antara Pasar Modal dan Ekonomi


Suatu perekonomian saat ini erat kaitannya dengan pasar modal. Pasar modal saat
ini dibutuhkan oleh dua elemen yang menunjang majunya perekonomian suatu
Negara,yaitu Perusahaan-perusahaan dan Pemerintahan Negara tersebut. Pasar
modal dibutuhkan untuk perusahaan untuk mengembangkan perusahaannya
melalui investasi yaitu dengan cara menjual saham-saham mereka ke para investor,
sedangkan pemerintah membutuhkan pasar modal untuk membangun infrastruktur
yaitu dengan cara menjual surat obligasi kepada investor.


Mengenal Pasar Modal Syariah
Pasar modal islami (Islamic capital market) merujuk pada pasar dimana aktivitas
berlangsung dalam sebuah alur yang tidak bertentangan dengan prinsip islam.
Prinsip-prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip hokum islam dalam kegiatan
dibidang pasar modal berdasarkan fatwa, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa bermaksud tidak bertentangan dengan
peraturan ini dan/atau peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa
DSN-MUI (Peraturan Bapepam LK IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah).

Pasar Modal

1. Investasi
2. Aktivitas keuangan
3. Pasar tempat
4. Produ5. Mekanisme harga




Prinsip syariah dalam bermuamalah
1. Tidak ada riba
2. Tidak ada gharar
3. Tidak ada maysir
4. Tidak ada barang ataupun jasa Haram







Berbicara tentang pasar modal, anda perlu mengerti konsep, instrument-instrumen,
dan produk yang berhubungan dengan pasar modal konvensional.
Mengenai Investasi
Investasi adalah proses untuk mengelola asset untuk menyediakan profit atau
return dimasa yang akan datang. Investasi dalam sektor keuangan adalah membeli
dan menjual asset keuangan untuk memperoleh return (uang kembali) dimasa yang
akan datang. Investasi di sektor riil adalah membeli asset produktif untuk
mengahasilkan sebuah produk yang sedang dalam proses produksi.
Aset keuangan : Ekuitas, Surat Obligasi, dana, Sukuk, dan lainnya
Aset Riil : Industri, perdagangan, properti, dan Komoditas
Pasar adalah sebuah mekanisme dimana pembeli dan penjual saling
berinteraksi untuk menentukan harga dan menukarnya dengan barang dan jasa.

Hubungan antara Pasar Modal dan Ekonomi


Suatu perekonomian saat ini erat kaitannya dengan pasar modal. Pasar modal saat
ini dibutuhkan oleh dua elemen yang menunjang majunya perekonomian suatu
Negara,yaitu Perusahaan-perusahaan dan Pemerintahan Negara tersebut. Pasar
modal dibutuhkan untuk perusahaan untuk mengembangkan perusahaannya
melalui investasi yaitu dengan cara menjual saham-saham mereka ke para investor,
sedangkan pemerintah membutuhkan pasar modal untuk membangun infrastruktur
yaitu dengan cara menjual surat obligasi kepada investor.
Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Anda mungkin juga menyukai