Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
Sejak diketemukannya minyak bumi di Lapangan Kuti tahun 1887 pada target Formasi
Ngrayong, sampai hari ini telah ditemukan lebih dari 30 lapangan minyak di ekungan
!a"a #imur $tara% Selain Lapangan Ngrayong, Lapangan Ka"engan dianggap sebagai
penemuan besar di ekungan !a"a #imur abad 1& yang lalu% Lapangan Ka"engan sampai
hari ini telah memproduksi lebih dari ' juta barrel minyak bumi%
(isamping kenyataan adanya penemuan baru di Lapangan Ka"engan, namun banyak juga
lapangan minyak bumi di )ekungan ini telah menurun produksinya dan bahkan beberapa
diantaranya telah ditutup karena se)ara ekonomi dinyatakan tidak menguntungkan lagi%
*al ini dibuktikan dengan ditutupnya beberapa lapangan minyak bumi milik +ertamina di
)ekungan itu% Kegagalan ini dimungkinkan karena tidak dilakukannya kaji ulang atas
strategi pengurasan atau eksplorasi pengembangan di daerah tersebut% Sebagai )ontoh,
baru,baru ini ada penemuan )adangan baru di beberapa lapangan di sekitar lapangan tua
epu% +enemuan ini dilakukan dengan penerapan konsep baru yang telah dikembangkan
akhir,akhir ini% Konsep baru yang telah dikembangkan dalam rangka meme)ahkan
masalah,masalah produksi dilakukan dengan penerapan metode geokimia reser-oir yaitu
aplikasi geokimia organik untuk meme)ahkan masalah,masalah dalam reser-oir%
+enerapan geokimia organik dalam industri perminyakan telah berkembang pesat dalam
sepuluh tahun terakhir% .plikasi yang telah dilakukan terutama di bidang eksplorasi seperti
identi/ikasi dan karakterisasi batuan sumber, korelasi antar minyak bumi, korelasi antara
1
minyak bumi dengan batuan induk 0source rock1 serta pengukuran kematangan 0Kau/man
et al., 1&871
Salah satu penerapan geokimia organik yang sangat penting adalah dalam mendukung
kegiatan eksplorasi pengembangan% (engan menganalisis /luida reser-oir, memungkinkan
untuk menge-aluasi kontinuitas reser-oir 0Reservoir continuity/heterogeneity1,
mengidenti/ikasi 2ona,2ona reser-oir yang tidak produkti/ serta menentukan alokasi
produksi% 0Kau/man et al., 1&873 *alpern, 1&&43 Sudararam et al., 1&&41%
Kun)i utama untuk meme)ahkan masalah,masalah produksi adalah pada kemampuan
untuk mengidenti/ikasi komposisi /luida masing,masing unit reser-oir% #elah dibukukan
dalam literatur 0*unt, 1&&51 bah"a apabila terdapat kondisi kontinuitas reser-oir, maka
minyak bumi dalam reser-oir tersebut mempunyai komposisi hidrokarbon yang homogen
dan bah"a minyak bumi dalam reser-oir,reser-oir yang terpisah hampir selalu
mempunyai perbedaan komposisional yang dapat diukur, "alaupun perbedaan tersebut
ke)il 0*unt, 1&&51% +erbedaan yang ke)il ini tidak terdeteksi oleh analisis si/at,si/at /isik
seperti misalnya berat jenis, -iskositas dan lain,lain% .nalisis yang tepat untuk mengukur
perbedaan,perbedaan ke)il ini adalah dengan mengukur komposisi molekuler dari minyak
bumi, yaitu dengan menggunakan instrumen 6 dan 6,7S%
(alam penelitian ini dilakukan identi/ikasi karakter minyak bumi dari sumur,sumur
Lapangan Ka"engan melalui pendekatan sidikjari reser-oir yang dihasilkan 6 dan 6,
7S% *asil analisis molekuler ini digunakan untuk mendeteksi heterogenitas reser-oir dari
Lapangan Ka"engan, epu% Selain itu berdasarkan kematangan termal dari senya"a
8
biomarker minyak Ka"engan dapat dipahami dan ditentukan arah pengisian reser-oir
Lapangan Ka"engan, epu%
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. UMUM
6eokimia reser-oir yang pertama kali diperkenalkan oleh Kau/man% et al. 01&871, telah
membukukan sejarah dalam pengembangan lapangan minyak bumi% +ada mulanya
geokimia reser-oir hanya ter/okus pada sejarah pembentukan hidrokarbon, source facies,
kematangan termal dan pembentukan minyak 0oil generation1% Seiring dengan
perkembangan teknologi, geokimia reser-oir juga berkembang% +ada saat ini geokimia
reser-oir telah diaplikasikan untuk menja"ab permasalahan,permasalahan reser-oir dan
produksi, seperti menentukan heterogenitas dan memahami penyebabnya serta
menggunakannya untuk meningkatkan sukses rasio pengembangan lapangan dan e-aluasi
produksi 0*unt, 1&&53 9issada et al, 1&&81% (isamping itu aplikasi geokimia reser-oir juga
dapat digunakan untuk penentuan arah pengisian reser-oir dan e-aluasi produksi%
(alam kegiatan eksplorasi pengembangan, aplikasi geokimia reser-oir meliputi penentuan
tipe dan kematangan batuan induk dari sampel minyak bumi yang diambil dari reser-oir,
penentuan arah reser-oir, arah migrasi regional, penilaian paleohidrologi )ekungan:kontrol
alterasi minyak bumi, dan penilaian e/isiensi lapisan penutup 0(emaison, 1&&33 9aylis,
1&&43 *alpern, 1&&43 ten *a-en and +reston, 1&&43 *olba et al., 1&&51%
Sedangkan aplikasi geokimia reser-oir dalam kegiatan produksi meliputi penentuan
kontak /luida, penentuan kontinuitas reser-oir, penilaian struktur lapangan, alokasi
produksi, penentuan oil-water contact 0;<1 dan gas oil contact 06;1, lokasi
'
penghalang dan input untuk model produksi 0allejon,6imene2, 1&&43 (2ou et al., 1&&43
Nederlo/ et al., 1&&43 Sudararam et al., 1&&41%
2.2. ROF DAN BIOMARKER
2.2.1. Reservoir Oil Fingerprinting (ROF)
Salah satu teknik yang digunakan dalam geokimia organik untuk menge-aluasi molekul
kimia yang terdapat di dalam ekstrak batuan dan minyak bumi adalah kromatogra/i gas
061 09ordena-e and (urand, 1&&33 +eters and 7oldo"an, 1&&33 *unt, 1&&51% 6 adalah
suatu teknik pemisahan yang berdasarkan a/initas dan pendeteksian komponen yang
terdapat dalam suatu )ampuran yang sederhana maupun kompleks%
(engan metoda 6 dapat diketahui perbedaan dari minyak bumi yang mengisi dua
reser-oir yang berlainan "alaupun batuan induknya sama% +erbedaan minyak bumi dari
batuan induk yang sama yang mengisi dua reser-oir yang berlainan biasanya tidak begitu
kentara 0Sudararam et al., 1&&43 *unt, 1&&51% (alam suatu kromatogram minyak bumi,
perbedaan akan lebih baik terlihat pada komponen,komponen minor jika dibandingkan
dengan komponen,komponen mayor 0Kau/man et al., 1&&01% Komponen,komponen minor
ini merupakan komponen,komponen yang se)ara langsung dipengaruhi oleh proses
/isikokimia sehingga menghasilkan -ariasi ke)il dalam minyak bumi yang berasal dari
sumber yang sama 0Kau/man et al., 1&871% Kemampuan untuk mendeteksi dan
mengidenti/ikasi perbedaan komposisi minyak dari kompartemen,kompartemen reser-oir
yang berbeda ini merupakan kun)i untuk meme)ahkan masalah,masalah reser-oir
produksi%
4
Suatu metoda yang )ukup sensiti/ yang disebut sidikjari reser-oir 0=;F1 telah
dikembangkan oleh Kau/man et al., 01&873 1&&01 untuk mengidenti/ikasi perbedaan pada
kromatogram 6 dari berbagai minyak bumi% =;F merupakan kombinasi dari teknik,
teknik analitis dan interpretati/ yang menggunakan sidikjari reser-oir untuk menentukan
apakah sekelompok minyak bumi berasal dari kompartemen rese-oar yang sama% Karena
sidikjari reser-oir men)erminkan hubungan antara batuan induk 0source rock1 sebagai asal
minyak buminya, adanya suatu kontinuitas reser-oir ditandai dengan sidikjari reser-oir
yang mirip 0hampir sama1%
2.2.2. Senyawa Bioa!"e! Minya" B#i
Biological marker 0biomarker1 merupakan >molecular fossil? yang kompleks yang
diturunkan dari suatu organisme hidup% 0+eters and 7oldo"an, 1&&3 dan a)uan di
dalamnya1% 9iomarker merupakan senya"a organik kompleks yang komposisinya terdiri
dari karbon, hidrogen dan elemen lainnya% Selama proses e-olusi, senya"a biomarker
tidak mengalami perubahan struktur dari molekul organik induknya yang berasal dari
organisme hidup, ke)uali hanya sedikit 0@glinton and 7urphy, 1&5&1% Senya"a biomarker
sering digunakan untuk melakukan studi korelasi antar dua minyak bumi atau minyak
bumi dengan batuan induknya% Korelasi tersebut berman/aat untuk mengetahui antara lain
hubungan antara batuan reser-oir, migrasi minyak dan kemungkinan eksplorasi baru
0+eters and 7oldo"an, 1&&31% 9iomarker dapat diukur dalam minyak maupun batuan
sedimen sehingga dapat memberikan in/ormasi tentang senya"a organik yang ada dalam
batuan induk, kondisi lingkungan saat terjadinya pengendapan, kematangan termal dari
batuan atau minyak, tingkat biodegradasi, beberapa aspek dari mineralogi 0litologi1 batuan
dan umur%
5
Pa!ae$e! Lin%"#n%an Pen%en&a'an
Keberadaan senya"a biomarker pada konsentrasi tertentu dalam bitumen atau minyak
bumi dapat digunakan untuk menginterpretasikan kondisi lingkungan yang terjadi pada
saat pengendapan batuan induk minyak bumi 0+eters and 7oldo"an, 1&&31% 9eberapa
parameter biomarker yang sering digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan
pengendapan dari batuan induk pembentuk minyak bumi diantaranya adalah rasio
pristana:/itana, indeks homohopana, oleanana:hopana, indeks gamaserana, sterana
:hopana, dan diasterana:sterana%
P!i($ana)*i$ana
=asio pristana: /itana 0pr:ph1 sering digunakan sebagai indikator kondisi redoks dalam
batuan induk 0(idyk et al%,1&781% =asio pr:ph ini tidak direkomendasi untuk sampel yang
mempunyai tingkat kematangan rendah 0Aolkman and 7aB"ell, 1&851% =asio pr:ph C 3
mengindikasikan bah"a senya"a organik pembentuk minyak berasal dari terestrial dalam
kondisi oksik% Nilai pr:ph yang rendah 0D0,51 menunjukkan kondisi anoksik dengan
lingkungan pengendapan hipersalin% $ntuk sampel yang nilai pr:ph dalam rentang 0,8 E
8,4 tidak direkomendasi sebagai indikator tanpa data pendukung lainnya 0+eters and
7oldo"an, 1&&31%
Hoo+o'ana
*omohopana 0
31
E
34
1 diturunkan dari bakteri hopanotetrol dan hopanoid lainnya yang
biasa terdapat dalam mikroorganisme prokaryoti) 0Furisson et al%,1&7&3 =ohmer,1&871%
.kti/itas bakteri yang kuat dalam lingkungan pengendapan biasanya dihubungkan dengan
kelimpahan
34
homohopana% (istribusi relati/
31
E
34
170*1,810*1,88S dan 88=
*omohopana dalam minyak bumi asal marin digunakan sebagai indikator potensial redoks
7
0@h1 selama dan sesudah pengendapan sedimen% <alaupun tingginya
34
homohopana
biasanya dihubungkan dengan karbonat marin 09oon et al., 1&833 onnan et al., 1&853 Fu
!iamo et al%, 1&853 ten *a-en et al., 1&883 7ello et al., 10883 lark and +hilp, 1&8&1
namun +eters and 7oldo"an 01&&11 menginterpretasi /enomena ini sebagai indikator
umum dari kondisi marin 0@h rendah1 selama pengendapan% Gndeks
34
homohopana
merupakan rasio
34
:0
31
E
34
1 homohopana%
O,eanana)+o'ana
180*1,;leanana merupakan marker tumbuhan tingkat tinggi Cretaceous 0+eters and
7oldo"an, 1&&31% ;leanana diturunkan dari betulins 06ratham et.al%,1&831 dan
pentasiklik triterpana lainnya dalam /amili angiosperms 0<hitehead, 1&733 1&7'3 ten
*a-en and =ulkotter, 1&881% Kelimpahan relati/ oleanana dan hopana digunakan untuk
mengindikasikan kontribusi tumbuhan tingkat tinggi yang tergabung dalam sedimen
reta)eous 0Kapur1 atau yang lebih muda 0$do and @k"eo2or, 1&&01% =asio
olenana:hopana selalu bertambah dengan meningkatnya kematangan dalam sedimen
0@k"eo2or and #elnaes, 1&&01, namun demikian penggunaan oleanana:hopana tidak
direkomendasi untuk membedakan input tumbuhan tingkat tinggi antara sampel pra,
matang dan sampel matang 0+eters and 7oldo"an, 1&&31%
Dia($e!ana)($e!ana
=asio disterana:sterana sering digunakan dan spesi/ik untuk mengetahui mineralogi dari
batuan induk minyak bumi 0+eters and 7oldo"an, 1&&31% =asio (iasterana:sterana 0m:2
8171 biasanya digunakan untuk membedakan minyak bumi yang berasal dari batuan induk
karbonat -ersus klastik 07ello et.al%, 1&881% =endahnya rasio diasterana:sterana dalam
minyak mengindikasikan kondisi anoksik, kandungan lempung 0clay1 yang sedikit dan
8
batuan induk karbonat% Sedangkan nilai rasio diasterana:sterana yang tinggi
mengindikasikan bah"a minyak dihasilkan dari batuan induk mengandung lempung yang
berlimpah% +erlu kehati,hatian dalam menggunakan rasio ini%
S$e!ana)+o'ana
=asio sterana:170*1,hopana mere/leksikan input dari organisme eukariyot 0algae dan
tumbuhan tingkat tinggi1 -ersus prokaryot 0bakteri1 terhadap batuan induk 0+eters and
7oldo"an, 1&&31% Konsentrasi yang tinggi dari sterana dengan rasio sterana:hopana C 1
mengindikasikan kondisi lingkungan marin dengan kontribusi plantonik dan benthic algae
07oldo"an et al., 1&841, sebaliknya rendahnya rasio sterana:hopana mengindikasikan
kontribusi 2at organik terrigenous 0#issot and <elte, 1&8'1%
Pa!ae$e! Kea$an%an Te!a,
Kematangan termal menggambarkan tingkat reaksi,reaksi yang disebabkan oleh panas
untuk mengubah bahan organik menjadi minyak bumi% Kerogen dalam batuan induk
diubah se)ara termal menjadi minyak dan gas bumi dan bermigrasi kearah reser-oir%
+roses termal bersamaan dengan pemendaman sedimen berlangsung selama jutaan tahun%
Sebagai indikator kematangan termal digunakan beberapa rasio senya"a biomarker saturat
dan aromat% Gndikator ini dihasilkan dari dua tipe reaksiH 011 =eaksi cracking 0termasuk
aromatisasi1, 081 Gsomerisasi pada pusat atom karbon asimetrik 0 +eters dan 7oldo"an,
1&&31% 9eberapa reaksi telah dipelajari dan telah dilaporkan penerapannya sebagai
parameter kematangan biomarker, diantaranya adalah hasil isomerisasi homohopana atau
88S:088S I88=1, 80S:080SI80=1, :0I1 dan 97G 0Bicadinanes Maturation nde!1
0+eters and 7oldo"an, 1&&31%
&
22S)(22S-22R)
Gsomerisasi homohopana atau 88S:088SI88=1 sering digunakan sebagai indikator
kematangan termal% +enggunaan rasio 88S:088SI88=1 spesi/ik untuk sampel dalam
rentang pra,matang 0immature1 E a"al pembentukan minyak, dengan pengukuran m:2 1&1%
Gsomerisasi pada posisi ,88 ion molekul
31
sampai
34
17 0*1,hopana 0senya"a
terpana, m:2 1&11 lebih dahulu terjadi dibanding reaksi biomarker lainnya seperti
isomerisasi pada posisi ,80 dalam sterana% Gsomerisasi pada ,88 tersebut dikenal
dengan rasio 88S:088S I 88=1%
31
atau
38
homohopana paling sering digunakan untuk
menghitung rasio 88S:088S I 88=1 0+eters and 7oldo"an, 1&&31% =asio 88S:088S I 88=1
naik dari 0 E 0,5 selama pemanasan 0Sei/ert dan 7oldo"an, 1&851, dimana rasio dengan
nilai 0,4 E 0,4' baru memasuki pembentukan minyak sedangkan nilai 0,47 E 0,58
menunjukkan /asa kesetimbangan reaksi% Setelah keseimbangan ter)apai, tidak ada lagi
in/ormasi mengenai kematangan karena nilai rasio 88S:088SI88=1 akan konstan%
2.S)(2.S-2.R)
Gsomerisasi sterana, 80S:080SI80=1 merupakan J 80S atau 40*1,1'0*1,170*1 80S:
080S I 80=1% Gsomerisasi pada ,80 dalam 40*1,1'0*1,170*1
8&
sterana
digunakan untuk menghitung rasio 80S:080S I 80=1% =asio 80S:080S I 80=1 bertambah
dari 0 E 0,4 00,48 E 0,44 K eLuilibrium1 seiring dengan bertambahnya kematangan 0Sei/ert
and 7oldo"an, 1&851% =asio dengan m:2 817 ini sering digunakan dan spesi/ik untuk
sampel dalam rentang pra,matang , matang%
)(-)
10
Gsomerisasi sterana :0I1 merupakan J atau isomerisasi 1'0*1,170*1:
0I1% Gsomerisasi yang terjadi pada posisi ,1' dan ,17 dalam 80S dan 80=
8&
sterana menyebabkan kenaikan rasio :0I1 dari 0 E 0,7 00,57 E 0,71 K eLuilibrium3
Sei/ert and 7oldo"an, 1&851% =asio :0I1
8&
sterana la2im digunakan sebagai
parameter kematangan 0Sei/ert dan 7oldo"an, 1&781% =asio dengan pengukuran m:2 817
ini sering digunakan dan spesi/ik untuk sampel dalam rentang pra,matang , matang% =asio
ini agak sedikit lebih lambat men)apai eLuilibrium: kesetimbangan dibanding rasio 80S:
080SI80=1, oleh sebab itu rasio ini akan lebih e/ekti/ pada tingkat kematangan yang lebih
tinggi 0+eters and 7oldo"an, 1&&31%
Bi"a&inana
97G 0Bikadinane Maturation nde!1 digunakan khusus untuk sampel yang mengandung
bikadinana% 97G telah diusulkan sebagai parameter kematangan alternati/ untuk mengukur
kematangan termal sampel yang mengandung bikadinana 07urray et al%, 1&&'1 dan baru,
baru ini dikembangkan oleh Sosro"idjojo et al% 01&&51% 97G didasarkan pada rasio
molekul bikadinana #:0#MI=1 dimana # adalah trans-trans-trans bikadinana% ."al jendela
minyak terjadi pada 97G K 8 0Sosro"idjojo et al%, 1&&51 dan /asa pembentukan minyak
optimal mempunyai harga 97G berkisar antara 3 0Sosro"idjojo et al%, 1&&51 sampai 3%8
07urray et al%, 1&&'1%
11
a% n,.lkana b% +ristana
=
817
A B
C D
1
18
80
18
1&
=
=
1
3
8
8
3
11
'
10
4
&
5
8
7
13
1'
15
14
17
81
88
83
8'
84
85
87
)% Fitana
d% Sterana
=
8
=
3
=
1
1&1
1
3
4
7
&
18
1'
17
1'8I=
1
3&7
18
1&1
84&
e% *opana /% ;leanana
35&
3&7
35&
g. cic-cis-trans 9ikadinana h. trans-trans-trans 9ikadinana
8%1% 9eberapa )ontoh senya"a biomarker
2./. HETERO0ENITAS RESER1OIR
*eterogenitas batuan reser-oir merupakan /enomena alam dengan tingkat keberagaman
yang sangat tergantung dari kondisi alam setempat% *eterogenitas dalam suatu reser-oir
18
perlu dipahami untuk menentukan skenario produksi% .da banyak /aktor yang
menyebabkan heterogenitas batuan reser-oir diantaranya bentuk geometri lapangan,
distribusi porositas dan permeabilitas serta organo/asies dari minyak bumi itu sendiri%
#elah banyak penelitian heterogenitas reser-oir dilakukan dengan mengikuti metodologi
Kau/man et al. 01&&01, seperti yang dilakukan oleh allejon,6oimene2 01&&41 di
Lapangan +ato, ekungan Aene2uela #imur dengan menggunakan metode sidikjari
reser-oir untuk menentukan heterogenitas reser-oir% (engan menggunakan sidikjari
reser-oir yang direkontruksi ke dalam diagram bintang didapatkan perbedaan,perbedaan
yang menunjukkan perbedaan /luida diantara kedua reser-oir% =asio parameter,parameter
kematangan termal juga mendukung adanya indikasi perbedaan karakter dua reser-oir
yang berbeda, yang satu homogen dan satu heterogen% *asil yang diperoleh dari metode
sidikjari reser-oir dan biomarker tersebut ternyata menguatkan hasil analisis si/at /isik
yang telah dilakukan sebelumnya%
ten *a-en dan +reston 01&&41 juga mengunakan metode sidikjari reser-oir dalam
menentukan heterogenitas reser-oir Lapangan (ai *ung, Aietnam% +enggunaan analisis
sidikjari reser-oir dan biomarker untuk berbagai sampel minyak bumi di lapangan tersebut
membuktikan adanya perbedaan,perbedaan yang jelas pada sidikjari reser-oir minyak
buminya% 7ereka meklaim bah"a sejumlah reser-oir : lapisan minyak bumi disana
sebenarnya diisi oleh minyak bumi yang dihasilkan oleh dua atau lebih batuan induk%
Salah satu merupakan suatu batuan induk tipe delta, yang mengandung bahan organik asal
darat, dan yang lainnya suatu batuan induk lakustrin dengan kontribusi utama bahan
organik alga:ganggang 0ten *a-en and +reston, 1&&41% #idak adanya komunikasi di dalam
reser-oir yang diteliti dapat disimpulkan dari perbedaan sidikjari reser-oir minyak bumi%
13
(engan tidak ditemukannya suatu komunikasi antar reser-oir tersebut, berarti antara
pelapisan reser-oir bagian atas dan pelapisan reser-oir bagian ba"ah terdapat suatu
patahan yang ber/ungsi sebagai barrier 0ten *a-en and +reston, 1&&41% 7ereka
menyimpulkan bah"a pada kedua kelompok reser-oir yang diteliti terdapat kondisi
diskontinuitas /luida dalam reser-oir%
(engan metode sidikjari reser-oir, Sudararam et al., 1&&4 juga melakukan penelitian
untuk meme)ahkan masalah kontinuitas reser-oir, identi/ikasi kebo)oran pipa dan alokasi
produksi di Lapangan ;puekeba, Nigeria% .plikasi sidikjari reser-oir pada masalah
kontinuitas reser-oir didasarkan pada /akta bah"a minyak bumi dari reser-oir yang sama
memiliki sidikjari yang hampir serupa 0Sudararam et al., 1&&43 *unt, 1&&51% Sebaliknya
sidikjari reser-oir dari beberapa pelapisan reser-oir yang terpisah memperlihatkan
perbedaan yang jelas% Suatu patahan 0fault1 yang terletak dipertengahan reser-oir (,01
membagi:membelah reser-oir menjadi dua bagian% (ata geologi yang tersedia, semula
menginterpretasikan bah"a tidak adanya komunikasi /luida melalui patahan yang tedapat
dipertengahan reser-oir tersebut, dengan kata lain adanya kondisi diskontinuitas dalam
reser-oir tersebut% .kan tetapi ternyata sidikjari reser-oir sumur,sumur dari kedua sisi
patahan adalah mirip satu sama lainnya yang mengidenti/ikasikan adanya komunikasi
antar sumur,sumur ini% Kesimpulan ini kemudian diperkuat dengan pengeboran tambahan
yang ternyata membuktikan adanya kondisi kontinuitas reser-oir 0Sudararam et al., 1&&41%
7etoda yang sama juga digunakan oleh *all et al., 1&&' untuk mendeteksi heterogenitas
minyak di lapangan @ld/isk dan Satellite, North Sea% (engan mengaplikasikan beberapa
teknik analisis, ekstraksi termal, pyrolisis,6 dan teknik isotop didapatkan suatu
kesimpulan bah"a adanya -ariasi komposisi minyak yang signi/ikan baik lateral maupun
1'
-ertikal pada lapangan @ld/isk% Aariasi sebagian besar disebabkan oleh rendahnya
permeabilitas dan porositas yang ber-ariasi dalam reser-oir% (isamping itu sebagian juga
disebabkan oleh -ariasi source facies% +erbedaan ini termasuk -ariasi kandungan
hidrokarbon 0adanya "aB1 dan komposisi biomarker% +erbedaan terlihat diantara /ormasi
dan intra /ormasi itu sendiri, yaitu dalam Formasi @ko/isk dan Formasi *od dan diantara
Formasi @ko/isk E#or dan Formasi *od E#or% (ari hasil analisis yang diintegrasikan
dengan data geologi didapatkan bah"a adanya perbedaan porositas yang besar diantara
/ormasi tersebut%
14
BAB III
METODE DAN BAHAN PENELITIAN
III.1. METODOLO0I PENELITIAN
1% #ahap persiapan yang berupa studi literatur, pembuatan proposal penelitian,
dan persiapan laboratorium%
8% #ahap penentuan prosedur eksperimen : penyusunan urutan penelitian%
3% #ahap eksperimen dan pengambilan data%
'% #ahap interpretasi : pengolahan : pemrosesan data%
4% #ahap pembuatan laporan penelitian
+enelitian dilakukan terhadap 30 sampel minyak yang berasal dari Lapangan minyak
Ka"engan, epu, !a"a #imur% +enelitian ini meliputi preparasi sampel, analisis 6 dan
analisis 6,7S% $ntuk analisis 6, sampel minyak bumi diinjeksikan kedalam instrumen
6 kapiler% Lain halnya untuk analisis 6,7S, sampel terlebih dahulu dipisahkan dengan
*+L menjadi saturat dan aromat% Sampel saturat di molecular sieve terlebih dahulu
untuk menghilangkan alkana rantai lurus 0n,alkana1 sehingga dihasilkan alkana )abang
dan lingkar 0branched and cyclic alkane1 yang didalamnya terkandung biomarker% Fraksi
ini selanjutnya diinjeksikan ke dalam 6,7S% 9erikut ini adalah diagram alir proses
pengambilan data : eksperimen%
15
6ambar 3%1% (iagram .lir +rosedur @ksperimen:+engambilan (ata
17
Crude
Oils
GC
HPLC
Saturate
Mol. Sieves
Branched
& cyclic
GC-MS
Fingerprinting
ata
Geoche!ical "nalyses
ata "nalysis
III.2. PERALATAN DAN BAHAN KIMIA
III.2.1. Pe!a,a$an &an Ba+an Kiia
Pe!a,a$an U$aa
.lat tidak habis pakai 0dapat digunakan berulangkali1H
Labu gelas
6elas ukur
6elas Kimia
Labu @rlenmeyer
Kolom Kromatogra/i
#abung 6as Nitrogen 0N
8
1
;-en
Nera)a .nalitik
9ak $ltrasonik
.lat habis pakai 0sekali pakai1H
Aial
+ipet pasteur
9ahan KimiaH
n,*eksana p%a% 0pro analis1 dari 7@=K
18
(iklorometana : metilen klorida 0(71 p%a% dari 7@=K
Silika 6el 50 dari 7@=K
#apis molekuler 0mole)ular sie-e1 2eolit sili)alite dari $nion arbide%
III.2.2. 02 (0a( 2+!oa$o%!a'+y)
Sistim 6 *e"lett +a)kard *+ 58&0 Series
(etektor
!enisH FG( 0Flame Goni2ation (ete)tor1
+emanas H 384N
Laju .lir *
8
H '4 mL:min
Laju .lir $daraH '40 mL:min
Laju .lir Makeup N8H 40 mL:min
Laju .lir KolomIMakeup H 40 mL:min
;-en
Suhu 7aksimumH 384N
Suhu ."alH '0N
<aktu ."alH 4 min
+emrograman SuhuH '0N ,

310N 080 min1 O4N:min
<aktu .nalisis H 74 min
Sistim Gnlet
1&
7etodeH "n-column
6as +emba"aH *idrogen 0*
8
1
Kolom Kapiler
Spesi/ikasi +abrikH
Nomor 7odelH ! P < 188,4058
Fasa (iamH (9 1 0J4 Fenil1,metilpolisiloksan
Suhu 7aksimumH 384N
7etodeH Laju .lir Konstan 0Constant #low1
(imensi Kolom
+anjang nominalH 50 m
(iameter nominalH 840 m
Ketebalan /ilm nominalH 0,84 m
+enyuntikan
.uto SamplerH *+ 58&0 series
Aolume penyuntikanH 0,8 L
$kuran syringe H 10 L
+re,Kolom
+anjangH 1 m 0tanpa /asa diam1
80
III.2./.HPL2 (Hi%+ P!e((#!e Li3#i& 2+!oa$o%!a'+y)
S'e(i*i"a(i HPL2
Sistim *+LH +erkin @lmer Series 800
Laju alir a"alH 0%4 mL:min
Laju alir maksimumH 3 mL:min
<aktu a"alH 7 min
<aktu analisisH 30 min
Sistim inletH injeksi manual
+elarut pemba"aH n, heksana
KolomH pa)ked )olom
Fasa diamH silika 50 mesh
+anjang kolomH 14 )m
(iameter kolomH 0,7 )m
+enyuntikan
Aolume penyuntikanH 100 L
Aolume syringeH 100 L
(etektor
Fraksi SaturatH =e/ra)ti-e GndeB 0=G1
Fraksi .romatikH $A:AGS 84' nm
81
III.2.4.025MS (0a( 2+!oa$o%!a'+y 6 Ma(( S'e7$!oe$!y)
S'e(i*i"a(i 02
Sistim 6H *e"lett +a)kard *+ 58&0 Series
;-en
Suhu 7aksimumH 384N
Suhu ."alH 50N
<aktu ."alH 1 min
+emrograman SuhuH 50N , 300N 080 min1 O4N:min
<aktu .nalisisH 5' min
Sistim Gnlet
7etodeH $plit/$plitless
6as +emba"aH *elium 0*e1
Kolom Kapiler
Nomor 7odelH *+ 1&0&1.,004
Fasa (iamH (947S
Suhu 7aksimumH 384N
7etodeH Laju .lir Konstan 0Constant #low1
Laju .lir KonstanH 1 mL:min
(imensi Kolom
+anjang nominalH 30 m
88
(iameter nominalH 800 m
Ketebalan /ilm nominalH 0,11 m
+enyuntikan
.uto SamplerH *e"lett +a)kard *+ 7583 Series
Aolume penyuntikanH 1 L
$kuran syringeH 10 L
S'e(i*i"a(i MS
Sistim 7SH *e"lett +a)kard *+ 4&73 Net"ork
7S FuadH 140N, maksimum 800
o

7S Sour)eH 830N, maksimum 840


o

III./. PROSEDUR ANALISIS


III./.1. Sa'e,
+enelitian dilakukan terhadap 30 sampel yang diambil dari kepala sumur Lapangan
Ka"engan, epu% Spesi/ikasi ke 30 sampel tersebut ditunjukkan dalam #abel 3%1%
(istribusi ke 30 sampel hasil sur-ei lapangan masih belum optimum, karena pada saat
sampling beberapa sumur sedang ditutup untuk meningkatkan tekanan /ormasinya%
Kondisi ini menyebabkan komposisi sampel yang diambil tidak men)erminkan
keseluruhan potret Lapangan Ka"engan tetapi hanya bagian tertentu% Kendala ini tidak
dapat dihindarkan mengingat kegiatan sampling tidak dapat mengganggu akti/itas
produksi%
83
Ta8e, /.1. Sa'e, 9an% &i%#na"an &a,a 'ene,i$ian
8'
84
# $%g-Ph&# L.' ()'.*-##**.* Minya+
, $%g-PH&, L.' (-..--()(./ Minya+
),..)-#*)#.*
' $%g-*// L.' -/(.(--0#.* Minya+
. $%g-*0/ L.,B1' -*/.*--##.* Minya+
-#,.*--#0.*
-#-.*--,/.*
/ $%g-#*# L.#B -'-./--.#./ Minya+
0 $%g-P*' L.,B --,.*---0.* Minya+
- $%g-P*( L.'1/ -.*.*--.'.* Minya+
-/*./--/..*
( $%g-P#' L.,B1' /)../-/)(.* Minya+
1.1L/ 0*,.*-0*(./
0*)./-0#'.*
0#..*-0#(.*
0,(.*/-0'/.*
0,/./-0,(.*
0''.*-0'../
) $%g-**' L.#-'2. 0-/.*--,,.* Minya+
#* $%g-*,,3 L.'1/ 00-.*-00).* Minya+
## $%g-*., 4.,1F.# ,''.*-,.,.* Minya+
1'. ''../-''-.*
'(/.*-')'.*
.,..*-.',.*
.''.*-.'(.*
#, $%g-*-, F.'1L., .',.*-.'/.* Minya+
1,B1' 0**.*-0*,.*
0-#.*-0-..*
0-(./-0(,.*
#' $%g-P*# L.,"1' 000.*-00(.* Minya+
0)/.*--**.*
#. $%g-P*, L.'1/ -*#.*--*..* Minya+
-,*.*--,'.*
-,-.*--,).*
#/ $%g-P*. L.#" /-,.*-/-(.* Minya+
,"1'10 /(0.*-/().*
/)(.*-0**./
0#'.*-0#(.*
0./.*-0/*.*
Sumur
N

G

R

A

Y

O

N

G
Perforasi
Interval (m)
Jenis
perconto
Zona No. Reservoir
85
#0 $%g-P## L.#" /',.*-/'0.* Minya+
1,"1,B1' /.0.*-//*.*
//#.*-///.*
/0*.*-/0..*
/0).*-/-..*
/(0.*-/(-./
/0-.*-/0).*
/0*.*-/0,.*
#- $%g-P#0 L.'1/ -*0.*--#*.* Minya+
-,*.*--,/.*
#( $%g-P#( L.' 0,0.*-0'*./ Minya+
0)/.*-0)0.*
-*,.*--*..*
-,#.*--,..*
(,).*-('/.0
#) $%g-*(- L.#-0 0').)-0)).* Minya+
,* $%g-P*) L., -.).*--/,.* Minya+
-/*.*--//.*
-/).*--0'.*
-00./--0)./
-.#./--.../
,# $%g-*#( L.#1, -'*.*--/*.* Minya+
,, $%g-*,) .'1L.#-'2. --'.*-(,'.* Minya+
,' $%g-*0# L.# -.#./--...* Minya+
,. $%g-*). L.# -*,.*--*(.* Minya+
,/ $%g-P#, $.#1, -',.*--'0.* Minya+
-'(.*--.#.*
,0 $%g-*./ $.' (*,.*-(*-.* Minya+
,- $%g-*,( L.#-'2. -0,./-(#0.* Minya+
,( $%g-*.* $.'1L.# -(,.*--(-.* Minya+
-#,.*-(,*.*
(,0.*-('*.*
,) $%g-P*- $.,1'1L.# 0)0.'-0)).* Minya+
-*#.0--*/.*
-##.*--#/.*
'* $%g-*'0 $.,1L.# -*/.*--*(.* Minya+
-,0.*--'*.*
-'..*--'-.*
'# $%g-*'03 $.'1L.# Minya+
N

G

R

A

Y

O

N

G
Perforasi
Interval (m)
Jenis
perconto
No. Reservoir Sumur Zona
III./.2.Ana,i(i( 02
1% Ke 30 sampel minyak bumi dien)erkan dengan n,heksana, kemudian diinjeksikan
se)ara berurutan ke dalam instrumen 6 kapiler dengan metode penyuntikan on-
column%
8% .nalisis menggunakan pemrograman suhu 0temperature programming1 seperti
yang telah dijelaskan pada bagian GGG%8%8%
3% Kromatogram minyak bumi yang diperoleh, kemudian dianalisis sidikjari
reser-oirnya dengan prosedur yang dijelaskan pada bagian GGG%'%1%
III././.Pei(a+an F!a"(i Sa$#!a$ &an A!oa$ &en%an HPL2
1% Sampel minyak terlebih dahulu dipisahkan kandungan aspaltena dan senya"a polarnya
dengan mengalirkan kedalam kolom gra/iti 0gravity column1 dan dielusi dengan
pelarut heksanaH (7 K &3 H7%
8% @luat 0/arksi saturat I aromat1 ditampung%
3% @luat diinjeksikan sebanyak 100 L ke dalam *+L dengan laju alir 1,4 mL:menit
selama 7 menit% Kemudian laju alir ditambah menjadi 3 mL:menit selama 88
menit%
'% Fraksi jenuh 0saturate /ra)tion1 ditandai dengan naiknya pik pada detektor Refractive
nde! 0=G1 dan hasilnya ditampung%
4% Fraksi .romatik ditandai dengan naiknya pik pada detektor %&-&isible 0$A,Ais1 dan
hasilnya ditampung%
87
III./.4.I(o,a(i A,"ana 2a8an% &an Lin%"a!
1% 9ubuk sili)alite dikalsinasi selama 8' jam pada suhu '00
o
dalam o-en%
8% +ada bagian dasar pipet +asteur diberi kapas untuk menyangga isian pipet, dan
dibilas berturut,turut dengan (7 dan heksana%
3% 7asukkan bubuk sili)alite sebanyak 0,4 g ke dalam pipet dan dibilas dengan
pelarut n,heksana sebanyak dua -olume bed%
'% Setelah kepadatan kolom seragam, /raksi jenuh 0saturate fraction1 dimasukkan ke
dalam pipet dan dielusi dengan pelarut n,heksana sebanyak empat -olume bed%
4% @luat ditampung dalam -ial%
5% Setelah proses pemisahan selesai, pelarut n,heksana diuapkan dengan )ara ditiup
menggunakan gas nitrogen 0N81, sehingga diperoleh /raksi )abang dan lingkar
0branched and cyclic fraction1%
III. /.:.Ana,i(i( 025MS
1% Ke 30 /raksi )abang dan lingkar dien)erkan dengan n,heksana, kemudian
diinjeksikan se)ara berurutan ke dalam instrumen 6,7S dengan metode
penyuntikan splitless 0splitless in'ection1%
8% (ari analisis yang menggunakan pemrograman suhu ini, diperoleh kromatogram
massa 6,7S dengan m:2 817 untuk senya"a sterana, m:2 1&1untuk senya"a
triterpana dan m:2 35& untuk senya"a bikadinana%
3% 7etode dan spesi/ikasi analisis telah dijelaskan pada bagian GGG%8%'%
88
III.4. PROSEDUR PEN0OLAHAN DATA
III.4.1. Pen%o,a+an Da$a 02
+rosedur pengolahan data 6 mengikuti Kau/man et al. 01&&01 yang terdiri atas
serangkaian urutan kerja% +ertama,tama memberi nomor semua pik 0pun)ak1 yang terpilih
se)ara berurutan pada kromatogram ke 30 sampel% +ik yang dipilih adalah pik yang bagus
dengan kriteria segitiga sama kaki yang proporsional% .da 51& pik yang didapatkan dan di
beri nomor 1 sampai 51&% +ik yang 51& tersebut dibandingkan satu sama lainnya sehingga
apabila ada pik yang tidak mun)ul pada salah satu sampel, maka pik tersebut dihilangkan
dengan kata lain tidak dipilih% *asil seleksi ini didapatkan sejumlah 818 pik yang masing,
masingnya dirasiokan dengan yang sebelahnya sehingga berjumlah 105 pasang pik% (ari
105 pik ini, dipilih yang unik 0perbedaannya ekstrim1% (ari hasil seleksi didapatkan 18
pasang pik yang berbeda% 6ambar 3%8% memperlihatkan pik,pik yang dipilih untuk analisis
data%
Langkah selanjutnya adalah merekonstruksi suatu diagram bintang 0star diagram1 dengan
)ara memplot tiap rasio pik pada sumbu yang berbeda% (iagram bintang merupakan suatu
)ara untuk menggambarkan derajat korelasi atau perbedaanEperbedaan data sidikjari
reser-oir% (alam hal ini, rasio,rasio pik terpilih yang digunakan untuk membedakan
komposisi minyak bumi dalam satu pelapisan reser-oir, sehingga perbedaan komposisi
kimia dalam minyak bumi menunjukkan bah"a minyak bumi yang dikorelasikan tersebut
tidak homogen%
8&
30
(
.
*
*
#
*
.
*
*
#
,
.
*
*
#
.
.
*
*
#
0
.
*
*
#
(
.
*
*
,
*
.
*
*
,
,
.
*
*
,
.
.
*
*
,
0
.
*
*
,
(
.
*
*
'
*
.
*
*
'
,
.
*
*
'
.
.
*
*
'
0
.
*
*
/
*
*
*
*
*
#
*
*
*
*
*
*
#
/
*
*
*
*
*
,
*
*
*
*
*
*
,
/
*
*
*
*
*
'
*
*
*
*
*
*
'
/
*
*
*
*
*
.
*
*
*
*
*
*
.
/
*
*
*
*
*
/
*
*
*
*
*
*
/
/
*
*
*
*
*
0
*
*
*
*
*
*
0
/
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
-
/
*
*
*
*
*
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
7
5
84
&7
1
0
7
1
'
8
1
1
4
1
7
&
8
1
8
8
'
8
8
3
&
8
&
7
8
5
&
3
'
5
3
8
'
3
5
8
8
5
1
'
0
8
3
8
&
'
'
8
'
8
5
'
5
8
4
1
1
'
&
5
'
8
1
4
8
7
4
'
4
4
4
7
4
5
&
K
;
0
5
P
H
<
1
8
0
'
8
0
1
G
a
!
5
a
r

'
.
,
.

P
i
+
-
p
i
+

y
a
n
g

d
i
p
i
l
i
h

u
n
t
u
+

a
n
a
l
i
s
i
s

d
a
t
a
III. 4.2. Pen%o,a+an Da$a 025MS
Senya"a,senya"a biomarker ter/ragmentasi se)ara spesi/ik dalam spe)trometer massa
07S1 sesuai dengan tipe dan struktur molekulnya% +emonitoran dilakukan terhadap tiap
komponen yang keluar dari 6 untuk melihat apakah komponen tersebut memberikan
karakteristik ion,ion dari biomarker,biomarker yang paling utama seperti m:2 1&1 untuk
tripterpana dan m:2 817 untuk sterana% (engan melakukan s)an terhadap tiap komponen
yang keluar dari 6 dapat dilihat kehadiran sejumlah ion,ion /ragmen yang diseleksi dan
memungkinkan untuk mengklasi/ikasi dengan )epat sejumlah molekul yang berbeda
dalam tiap sampel% +roses ini dikenal dengan >selected ion monitoring?, >single ion
monitoring? atau SG7% Luaran dari analisis SG7 disebut kromatogram massa dimana
sejumlah ion yang berbeda dapat dimonitor untuk tiap sampel% (alam aplikasinya, se)ara
mudah diambil rasio,rasio dari intensitas pik,pik yang diamati dari suatu /ragmentogram
tunggal% =asio,rasio dapat dibandingkan antara satu sampel dengan sampel yang lainnya%
Langkah selanjutnya adalah mengidenti/ikasi senya"a biomarker yang terdapat dalam
sampel minyak bumi yang diteliti dengan )ara membandingkan antara kromatogram
massa sampel dengan kromatogram reference 0+eters and 7oldo"an, 1&&31% 6ambar 3%3%
menunjukkan )ontoh tipe kromatogram massa triterpana 0m:2 1&11 dan sterana 0m:2 8171
hasil analisis 6,7S sampel K<,+*21% Keterangan mengenai kromatogram massa 6,
7S dapat dilihat pada #abel 3%8%
31

38
.
(
.
*
*
/
*
.
*
*
/
,
.
*
*
/
.
.
*
*
/
0
.
*
*
/
(
.
*
*
0
*
.
*
*
0
,
.
*
*
0
.
.
*
*
*
,
*
*
.
*
*
0
*
*
(
*
*
#
*
*
*
#
,
*
*
3
, * 6 - - , ) S
, * S - - , ) S
, * 6 - - , ) S
, * S - - , ) S
, * 6 - - , -
, * S - - , -
7
.
*
.
*
*
.
/
.
*
*
/
*
.
*
*
/
/
.
*
*
0
*
.
*
*
0
/
.
*
*
-
*
.
*
*
-
/
.
*
*
(
*
.
*
*
*
#
*
*
*
,
*
*
*
'
*
*
*
.
*
*
*
/
*
*
*
0
*
*
*
' * H
, ) H
' * M
, ) M
' # H
' , H
' ' H
' . H
' / H
, ' 3
, . 3
, # 3
, . 3 e t
O
c i s , c i s , t r a n s - B i c
t r a n s , t r a n s , t r a n s - B i c
m
/


!
"
!
3
r
i
t
e
r
p
a
n
a
3
r
i
t
e
r
p
a
n
a
m
/


#
!
$
S
t
e
r
a
n
a
S
t
e
r
a
n
a
G
a
!
5
a
r

'
.
'
.

$
r
o
!
a
t
o
g
r
a
!

!
a
s
s
a

t
r
i
t
e
r
p
a
n
a

d
a
n

s
t
e
r
a
n
a

d
a
r
i

$
7
-
P
H
&
#
Ta8e, /.2. Ke$e!an%an "!oa$o%!a a((a 025MS
No Notasi m/ %omponen &
# ,#3 #)# C
,#
3risi+li+ 3erpana C
,#
, ,'3 #)# C
,'
3risi+li+ 3erpana C
,'
' ,.3 #)# C
,.
3risi+li+ 3erpana C
,.
. ,.3et #)# C
,.
3etrasi+li+ 3erpana C
,.
/ ,)H #)# #- 8H91,#():orhopana C
,)
0 O #)# #( 8H9-Oleanana ; #(()Oleanana C
'*
- '*H #)# #- 8H91,#()Hopana C
'*
( '*M #)# #- 8H91,#()Hopana8Moretana9 C
'*
) '#H-,,S #)# #- 8H91,#()Ho!ohopana ,,S C
'#
#* '#H-,,6 #)# #- 8H91,#()Ho!ohopana ,,6 C
'#
## ',H-,,S #)# #- 8H91,#()Bisho!ohopana ,,S C
',
#, ',H-,,6 #)# #- 8H91,#()Bisho!ohopana ,,6 C
',
#' ''H-,,S #)# #- 8H91,#()3risho!ohopana ,,S C
''
#. ''H-,,6 #)# #- 8H91,#()3risho!ohopana ,,6 C
''
#/ '.H-,,S #)# #- 8H91,#()3etra+isho!ohopana ,,S C
'.
#0 '.H-,,6 #)# #- 8H91,#()3etra+isho!ohopana ,,6 C
'.
#- '/H-,,S #)# #- 8H91,#()enta+isho!ohopana ,,S C
'/
#( '/H-,,6 #)# #- 8H91,#()enta+isho!ohopana ,,6 C
'/
#) ,*S-27 ,#- #' 8H91#-()diasterana ,*S C
,-
,* ,*6-27 ,#- #' 8H91#-()iasterana ,*6 C
,-
,# ,*S--,)S ,#- / 8H91#.(),#-()Sterana ,*S C
,)
,, ,*6--,)S ,#- / 8H91#.(),#-()Sterana ,*6 C
,)
,' ,*S--,)S ,#- / 8H91#.(),#-()Sterana ,*S C
,)
,. ,*6--,)S ,#- / 8H91#.(),#-()Sterana ,*6 C
,)
,/ 7 '0) Cis-cis-trans-Bi+adinana C
'*
,0 3 '0) 3rans-trans-trans-Bi+adinana C
'*
33

Anda mungkin juga menyukai