Anda di halaman 1dari 22

1/22

TEKNIK SAMPLING
MAGISTER OF ELECTRICAL ENGINEERING
UDAYANA UNIVERSITY
OKTOBER 2009
Source: Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005
2/22
Ukuran Sampel
Pendapat Slovin
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau
diinginkan, misalnya 2%
Rumus dipakai dengan asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal
2
1 Ne
N
n
+
=
3/22
Ukuran Sampel untuk batas-batas kesalahan dan jumlah populasi yang
ditetapkan
100 387 617 1087 2381 8333 50000
99 385 588 1000 2000 5000 10000
99 383 584 989 1957 * 9000
99 381 580 976 1905 * 8000
99 378 574 959 1842 * 7000
98 375 566 938 1765 * 6000
98 370 556 909 1667 * 5000
98 364 541 870 1538 * 4000
97 353 517 811 1364 * 3000
96 345 500 769 1250 * 2500
94 316 441 638 * * 1500
83 222 * * * * 500
10% 5% 4% 3% 2% 1%
Batas Batas Kesalahan
Populasi
4/22
Pendapat Gay
Ukuran min. sampel berdasarkan desain
penelitian
Metode deskriptif, min 10% populasi. Untuk
populasi relatif kecil, min 20% populasi
Metode deskriptif korelasional, minimal 30
subyek
Metode ex post facto, min 15 subyek per
kelompok
Metode eksperimental, min 15 subyek per
kelompok
5/22
Pendapat Kracjie
Sama dengan Slovin
Kecuali untuk persentase kelonggaran 5%
dan jumlah populasi N mulai dari 10
100.000
Pendapat Harry King
Jumlah sampel dihitung menggunakan
nomogram, jumlah populasi maksimum 2000
dengan bervariasi sampai 15%
6/22
Cara Interval Taksiran
Untuk ukuran populasi besar, misalkan > 100.000
digunakan penaksiran dan P
Penaksiran parameter rata-rata
) / (
) / ( ) / (
2 /
_
2 /
_
2 /
_
n Z X
atau
n Z X n Z X


=
+ < <
2
2 /
2 /
] / ) [(
/ (
: taksiran hasil dari (e)
e Z n
n Z e
error

=
=
7/22
Jika standar deviasi populasi tidak
diketahui
Diambil dari penelitian terdahulu
Diambil dari prasurvei, yaitu terhadap
beberapa data saja yang dianggap cukup
mewakili
Standar deviasi dapat didekati dengan range
R, yaitu selisih data terbesar terkecil
sehingga dapat dicari: = R/4
8/22
Menaksir parameter proporsi P
Jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti
dengan 0,25 sebagai perkalian antara 0,25 x 0,25
2
2 /
2 /
2 /
) / pq( n : n sampel J umlah
) / . (
1
/
) / . (
e Z
n q p Z e
p q
n x p
n q p Z p P

>
=
=
=
=
9/22
Teknik Pengambilan Sampel
Tiga faktor penting dalam pengambilan
sampel
Populasi terhingga dan yang tidak terhingga
Pengambilan sampel secara probabilitas dan
yang non probabilitas
Pengambilan sampel dengan membagi bagi
terlebih dahulu menjadi sub-populasi
sehingga sub-populasi menjadi relatif
homogen atau heterogen
10/22
Pengambilan sampel probabilitas/acak
Setiap sampel memiliki peluang sama untuk
dipilih -> terbaik
Cara undian
Memberi nomor pada seluruh anggota populasi,
lalu secara acak dipilih sesuai dengan banyaknya
jumlah sampel yang dibutuhkan.
Cara pengambilan sampel tanpa pengembalian, berarti
nilai probabilitas tidak konstan
Cara mengembalikan sampel yang terpilih, sehingga nilai
probabilitas menjadi konstan
11/22
Cara tabel bilangan random
Memberi nomor pada setiap anggota populasi.
Daftar ini disebut kerangka pengambilan sampel (sample
frame)
Contoh ada 50 anggota populasi, maka setiap anggota dapat
diberi nomor mulai 01 50.
Gunakan jumlah digit pada tabel acak dengan digit populasi
Pilih salah satu nomor dengan cara acak, gunakan dua digit
terakhirnya, cocokkan dengan nomor pada sample frame,
jika ada yang sama, maka data pada sample frame diambil
menjadi anggota sampel.
Lalu lihat nomor yang berikutnya pada tabel, cocokkan lagi
pada sample frame, sampai jumlah sample terpenuhi
Hindari pemakaian angka pada tabel yang di atas 50 atau
angka yang ditemukan berulang
12/22
Cara sistematis/Ordinal
Teknik untuk memilih anggota sampel melalui
peluang dan sistem tertentu dimana pemilihan
anggota sampel dimulai dengan pemilihan secara
acak untuk data pertama dan berikutnya untuk setiap
interval tertentu
Contoh:
100 sampel diambil dari 1000 anggota populasi
Data pertama dipilih dari sampel pertama secara acak antara
1 10. Jika terambil nomor 4 maka untuk data kedua akan
diambil dari sampel kedua yaitu nomor 14 dst.
Agar sampel didapat terdistribusi dengan baik maka
populasi harus juga dibuat acak, jangan diurutkan
misalnya jangan mengurutkan nama orang secara
alfabetik
13/22
Cara Stratifikasi (Stratified Random
Sampling)
Populasi heterogen dikelompokkan menjadi
sub-populasi yang homogen
Anggota sampel diambil acak dari tiap sub-
populasi
Dasar penentuan strata bisa secara geografis
dan meliputi karakteristik populasi seperti
pendapatan, pekerjaan, dsb.
Jumlah sampel diambil pada tiap sub-
populasi tergantung jumlah sampel sub-
populasi
14/22
1). Jika jumlah elemen tiap sub-populasi sama
Contoh jika diperlukan 150 sampel
Jumlah sub-populasi ada 5
Maka tiap subpopulasi akan diambil sebanyak 150/5
= 30 sampel
2). Jika jumlah elemen tiap sub-populasi beda
Mis. Ukuran populasi sebesar 868 terbagi atas 5 sub-
populasi yang masing-masing ukurannya 448, 131,
81, 108, dan 100
Sampel yang diambil adalah 150
Perlu faktor pembanding (f) untuk mengambil anggota
sampel sebanding dengan jumlah sub-populasi
15/22
150 1,0 Jumlah
18 0,116 V
19 0,124 IV
13 0,093 III
23 0,151 II
77 0,516 I
Sampel diambil Nilai (f) Sub-populasi
16/22
Penentuan besar sampel dari teknik sampling
SRS
Tiap stratum yang mempunyai besar subsampel yang
sama
Alokasi sampel yang berimbang dengan besarnya
strata
Besar sampel tiap strata adalah sama
L=jumlah strata
B= batas maksimal simpangan yang diterima dalam estimasi.
Nilainya dapat dihitung atau ditentukan sendiri
L
n
n
B
D
N
L
n
i
=
=
+
=

1
2
2
i i
2
2
i
2
i
strata tiap sampel besar J adi
4
N D
N

17/22
B). Besar sampel tiap strata adalah tidak sama
B = batas maksimal simpangan yang diterima estimasi
N
N
f
stratanya. jumlah
dengan n disesuaika f J umlah . pengalinya faktor sebagai
populasi - sub masing - masing untuk (f) fraction Sample
4
N D
N
i
i
2
2
i i
2
2
i i
=
=
+
=

B
D
N
N
n

18/22
Cara kluster (Cluster Sampling)
Mirip dengan SRS
Bedanya unsur-unsur pada cara kulster
adalah heterogen
Dari masing-masing kluster dipilih sampel
secara acak sebanyak yang dibutuhkan.
Pengambilan sampel sering dikaitkan dengan
pengambilan sampel wilayah, sebab dalam
pelaksanaannya sering dikaitkan dengan
letak geografis
19/22
Pengambilan sampel non-
probabilitas/non-acak
Semua elemen populasi belum tentu memiliki
peluang sama untuk dipilih
Pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan oleh peneliti
1) Cara keputusan (Judgment sampling)
2) Cara kuota (Quota sampling)
3) Cara dipermudah (convenience sampling)
4) Cara bola salju (snowball sampling)
20/22
Cara keputusan
Peneliti beranggapan bahwa karyawan lebih tahu
tentang produk yang akan dibuat, sehingga
peneliti melakukan pertimbangan memakai
karyawan sebagai sampel
Lebih cocok untuk tahap awal studi eksploratif
Cara Kuota
Untuk mengkaji suatu fenomena dari beberapa sisi
maka dipilih responden yang diperkirakan dapat
menjawab semua sisi tsb.
Cara dipermudah
Tidak layak dipilih, paling murah, mudah dan cepat
dilakukan
Peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja
Masih sesuai untuk tahap awal penelitian eksploratif
21/22
Cara bola salju
Penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih
responden lain untuk dijadikan sampel lagi, dst.
Sehingga jumlah sampel terus menjadi banyak
Kekeliruan sampling
Kekeliruan sampling
Kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya
dalam menentukan jumlah sampel yang harus
diambil
Kekeliruan tak sampling
Disebabkan oleh populasi yang tidak jelas,
pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat, dan obyek
yang diteliti ternyata tidak seluruhnya didapat
22/22
Statistik parametrik untuk penelitian
digunakan dengan anggapan bahwa
sampel harus berdistribusi normal
Statistik non-parametrik sebagai alat
analisis untuk sampel yang tidak
berdistribusi normal

Anda mungkin juga menyukai