DAN KONSERVASI ENERGI TAHUN ANGGARAN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun 2012 ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 5 J uni 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dalam kurun waktu pelaksanaan kegiatan tahun 2012.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan sebagai sarana pengendalian, penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah yang baik dan bersih sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan periode tahun berikutnya.
Pelaksanaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi mengacu kepada tugas yang telah ditetapkan didalam Rencana Strategis KESDM 2010 2014 dan Penetapan Kinerja Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun 2012.
Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil dan manfaat yang diperoleh pada tahun 2012 telah berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan tersebut akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi di tahun depan.
Mudah-mudahan, penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ini menjadi cermin bagi kita semua untuk bahan mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan lebih baik
J akarta, J anuari 2013 Sekretaris Direktorat J enderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi,
Dr. Ir. Djadjang Sukarna
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ................................................................ i RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................ ii DAFTAR ISI ................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Tugas dan Fungsi ................................................................ 2 1.3. Struktur Organisasi ................................................................ 3 1.4. Kekuatan Pegawai ................................................................ 9 1.5. Profile Ditjen EBTKE ............................................................. 13
BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. Visi dan Misi ................................................................ 17 2.2. Tujuan Strategis ................................................................ 17 2.3. Sasaran Strategis ................................................................ 18 2.4. Indikator Kinerja Utama .......................................................... 18 2.5. Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan Strategis....................... 21
BAB III RENCANA KINERJ A DAN PENETAPAN KINERJ A 2012 3.1. Rencana Kinerja ............................................ 24 3.2. Penetapan Kinerja ............................................ 27 3.3. Anggaran ........................................... 30
BAB IV AKUNTABILITAS KINERJ A 4.1. Pengukuran Capaian Kinerja ............................................. 31 4.2. Analisa Capaian Kinerja ............................................. 34 4.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................. 97
BAB V PENUTUP ............................................. 98
i
Secara umum pengukuran capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Pengukuran Kinerja tahun 2012 dapat dicapai, namun belum sepenuhnya tercapai sesuai target yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari tabel hasil capaian kinerja tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Sasaran 1 : Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71.000.000 62.553.828 88,1
Realisasi Produksi diperoleh dari: PLTP Yang tercapai : Kamojang, Salak, Darajat, Wayang Windu. PLTP yang tidak tercapai: Lahendong, Sibayak, Dieng, Ulubelu 2 Jumlah produksi bioetanol
Kl 6.000 0
0
Tidak tercapainya target karena masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri 3 Jumlah produksi biodiesel Kl 900.000 700.000
77,77
Realisasi Produksi diperoleh dari: Data realisasi berdasarkan pemanfaatan di sektor transportasi PSO dan Non PSO RINGKASAN EKSEKUTIF ii
4 Jumlah produksi biogas
M 3 10.000 9.305
93,05
Realisasi Produksi diperoleh dari total produksi biogas dari: Ditjen EBTKE 1.199 M 3
(dari biogas digester 6 M 3 , 20M 3 , 40 M 3 , 90 M 3
dan 136 M 3 BIRU Hivos 5.027 M ) 3
(biogas dogester 6 M 3 Digester fiber SWEN 1.824 Unit (Kapasitas 4 M ) 3 , 5 M 3 , 11 M 3 ) ~ 3.078,3 M 3
Sasaran 2 : Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan 1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi
lokasi 1 2
200
Melebihi target Realisasi diperoleh dari beroperasinya PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 10
157,14
Melebihi Target Realisasi diperoleh dari lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulaweswi Barat, Sulawesi Tengah, NTT 3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 0
0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal
4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat) lokasi 195
120 62 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi
5 Jumlah lokasi pembangunan lokasi 7
3 43 Realisasi didapat dari pelaksanaanpembangunan iii
infrastruktur bidang PLT Hybrid DME berbasis PLT hybrid 20 kW di 3 lokasi 6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut lokasi 1
0 0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal
Sasaran 3 : Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energy
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan 1 Persentase pemanfaatan BBN pada BBM transportasi % 7,5 7,5
100 Tercapai target yang ditentukan sebesar 75% 2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 1.341 1.341 100 Tercapai target dan realisasi didapat dari Tambahan dari kapasitas terpasang COD PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 (110 MW) serta PLTP Ulumbu unit 1 dan 2 ( 5 MW) 3 Kapasitas terpasang Total PLTMH MW 1.582 0
0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal 4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 2,95 4,755 161 Melebihi Target Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneski jaringan di 3 lokasi. 5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid MW 0.143 0,06 42 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan DME berbasi PLT hybrid 20 kW di 3 Lokasi 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 0.01 0 0 Realisasi Tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal 7 Kapasitas Total PLT Biomassa MW 10 21 210 Melebihi Target Capaian diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa On Grid.
iv
Sasaran 4 : Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan 1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5 8
160
Melebihi Target dan Realisasi didapat dari WKP yang telah ditetapkan yaitu Simbolon Samosir, Way-Ratai, Umbul- Telomoyo, Bora-Pulu, Gn. Lawu, Kepahiyang, Sembalun, Oka Ile Ange
2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3
1 33,3 Realisasi didapat dari Proyek PLTP Muaralaboh telah menyelesaikan pemboran sumur ML- A1 dan Proyek PLTP Sorik Marapi baru menyelesaikan perizinan kehutanan. Serta Proyek PLTP Tampomas masih terkendala penolakan masyarakat
Sasaran 5 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan
1 Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun 0,348 0,739
212,4
Melebihi Target Realisasi sampai 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun
v
Sasaran 6 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan
1
Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN Non BBN
DME
50
52
104
Melebihi Target Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan DME Non BBN yang terdiri dari DME berbasis PLT Hybrid 20 kW di 3 desa DME berbasis alat produktif di 5 desa DAN DME berbasis BBN 44 Lokasi Sehingga - DME Non BBN 8 Lokasi - DME BBN 44 Lokasi
Sasaran 7 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan 1 Jumlah penurunan intensitas energi
SBM/Mi lyar Rp
6
4,76
79,33
Realisasi didapat dari penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1% (dari sebesar 509,88 SBM/Milyar Rupiah pada 20 menjadi 505,12 SBM/Miliyar Rupiah)
2
Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi
Ton
7,19 juta
4,25 Juta
59,11
Realisasi didapat dari dari kegiatan yang terlaksana: 1. Penerapan program kemitraan konservasi energi 2. Penyediaan dan pengelolaan enegi baru terbarukan dan konservasi enegi (PLT Biomassa, DME)
vi
3. Pemanfaatan Biogas 4. Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan 5. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa 6. Reklaman lahan pasca tambang
3
Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi
objek
797
806
101,13
Melebihi Target Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek
Ringkasan capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 antara lain: 1. Realisasi produksi uap panas bumi tahun 2012 ini sebesar 62.553.829 ton dengan target yag ditetapkan sebesar 71.000.000 atau capaian sebesar 88,1%. Realisasi capain tersebut diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak, Darajat, Wayang windu sedangkan yang tidak terealisasi adalah PLTP Lahendong, Sibayak, Dieng dan Ulubelu. 2. Produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri. 3. Produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel. Dan Realisasi tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service Obligation (PSO).
vii
4. Produksi biogas terealisasi sebesar 9.305 M 3 dari target 10.000 M 3 atau capaian kinerja sebesar 93,05 %, diperoleh dari Ditjen EBTKE 1.199 M 3 (dari biogas digester 6 M 3, 20 M 3 , 40 M 3 , 90 M 3 dan 236 M 3, ) dan dari BIRU Hivos 5.027 M 3 (dari biogas digester 6 M 3 ) serta dari Digester fiber SWEN 1824 M (kapasitas 4 M 3 , 5 M 3 , 11) dan 3.078 M 5. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu 2 lokasi atau 200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1 lokasi. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu. 3.
6. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi J umlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni: Provinsi Sumatera Utara, J ambi, Lampung, J awa Barat, Yogyakarta, J awa Tengah, J awa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT. 7. Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang PLTMH dikarenakan gagal lelang. Tahun 2012 ini rencananya ada pembangunan PLTMH sebayak 25 lokasi namun karena tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis) maka Pembangunan PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak dapat dilaksanakan dan akan diusulkan kembali melalui DIPA EBTKE tahun anggaran 2013. 8. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi dan realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi. 9. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau capaian 43 % . Target tidak tercapai karena yang 4 lokasi gagal lelang.
viii
10. Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target) 11. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini. 12. Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW, dan realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % . Realisasi tersebut tercapai dari Penambahan Kapasitas terpasang dari PLTP Ulubelu unit 1 dan unit 2 (110 MW) dan PLTP ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW). 13. Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW, dikarenakan gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan tidak ada penambahan kapasitas terpasang 14. Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang ditetapkan.Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 lokasi 15. Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan realisasi sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak tercapai. Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang direncanakan, yang telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06 MW, dan sisanya 4 lokasi dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat tercapai karena gagal lelang . Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan DME berbasis PLT Hybrid 20 KW di 3 Lokasi. 16. Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak terrealisasi karena gagal lelang. Pencapaian tidak sesuai target. Lelang tahap pertama gagal dan telah dilakukan lelang ulang namun tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis) 17. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar ix
Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini. 18. Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan realisasi sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa On Grid. Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomassa, diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff 19. Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan realisasi sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % . Penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88 SBM/Milyar Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah) 20. Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta ton dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut belum tercapai target yang diinginkan. Realisasi tersebut tercapai dari kegiatan yang terlaksana: a. Penerapan program kemitraan konservasi energi b. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PLTBiomass DME). c. Pemanfaatan Biogas d. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan e. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa f. Reklamasi lahan pasca tambang 21. Target secara kumulatif jumlah industri dan bangunan gedung yang diaudit energi sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif s.d 2012 sabanyak 806 objek, atau capaian 101,13 %, telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek: 22. Target penetapan WKP panas bumi pada tahun 2012 sebanyak 5 WKP, terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %, melebihi target. Realisasi tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah ditetapkan: Simbolon Samosir, Way Ratai, Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu, x
Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange. 23. Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1 lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target. Realisasi tersebut tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan pemboran sumur eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: negosiasi PPA dengan PLN kawasan hutan dan Proyek PLTP Tampomas: terkendala penolakan masyarakat . 24. Target J umlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja 212,4 %, Realisasi Melebihi target. Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun. 25. Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada tahun ini 2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50 DME. Realisasi tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non BBN. 26. J umlah peraturan yang terbit tahun ini 2012 adalah 12 peraturan 27. Terbatasnya jumlah pegawai (PNS) di lingkungan Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 1
1.1 LATAR BELAKANG
Terselenggaranya Good Governance merupakan syarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Upaya pengembangan tersebut, didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa asas- asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas proporsionalitas, asas profesionalisme dan asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut dirumuskan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka itu, telah dikembangkan media pertanggungjawaban Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau LAKIP melalui Keputusan Kepala LAN Nomor 589/IX/6/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan dinamika perkembangan yang terjadi, Keputusan tersebut mengalami penyempurnaan dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. BAB I PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 2
Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan visi dan misi Ditjen EBTKE terhadap capaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu, LAKIP ini juga merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen EBTKE.
1.2 TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi; b. pelaksanaan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 3
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut : a. Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi; b. Direktorat Panas Bumi; c. Direktorat Bioenergi; d. Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan; dan e. Direktorat Konservasi Energi.
Secara rinci struktur organisasi Ditjen EBTKE dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen EBTKE
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 4
A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.
Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi; b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan, akuntabilitas, dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan sistem informasi; c. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, barang milik negara, serta akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan; d. Koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pemberian pertimbangan dan penelaahan hukum, dan urusan hubungan masyarakat; dan e. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, organisasi dan tata laksana.
Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi terdiri atas: a. Bagian Rencana dan Laporan; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Hukum; d. Bagian Umum dan Kepegawaian.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 5
B. DIREKTORAT PANAS BUMI
Direktorat Panas Bumi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang panas bumi.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Panas Bumi menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi.
Direktorat Panas Bumi terdiri atas:
a. Subdirektorat Penyiapan Program Panas Bumi; b. Subdirektorat Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi; c. Subdirektorat Pelayanan dan Bimbingan Usaha Panas Bumi; d. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Panas Bumi; e. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 6
C. DIREKTORAT BIOENERGI
Direktorat Bioenergi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bioenergi.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Bioenergi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi.
Direktorat Bioenergi terdiri atas:
a. Subdirektorat Penyiapan Program Bioenergi; b. Subdirektorat Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi; c. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Bioenergi; d. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 7
D. DIREKTORAT ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN
Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang aneka energi baru dan energi terbarukan. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan.
Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan terdiri atas: a. Subdirektorat Penyiapan Program Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan; b. Subdirektorat Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan; c. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan; d. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 8
E. DIREKTORAT KONSERVASI ENERGI
Direktorat Konservasi Energi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang konservasi energi. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Konservasi Energi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi;
Direktorat Konservasi Energi terdiri atas: a. Subdirektorat Penyiapan Program Pemanfaatan Energi; b. Subdirektorat Pengawasan Efisiensi Energi; c. Subdirektorat Tekno Ekonomi Energi; d. Subdirektorat Penerapan Teknologi Energi Bersih dan Efisien; e. Subdirektorat Bimbingan Teknis dan Kerja Sama Konservasi Energi; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 9
1.4 KEKUATAN PEGAWAI
Untuk mengemban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, saat ini ( tahun 2012) Ditjen EBTKE memiliki Kekuatan Pegawai adalah sebagaimana tabel 11 :
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
NO UNIT JENIS KELAMIN JUMLAH KETERANGAN P W 1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 23 17 40 - 2 Dit Panas Bumi 35 11 46 - 3 Dit Bio Energi 16 11 27 - 4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 26 9 35 - 5 Dit Konservasi Energi 25 11 36 - JUMLAH TOTAL 125 59 184
Grafik 1.1
40 46 27 35 36 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE Dit Panas Bumi Dit Bio Energi Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Dit Konservasi Energi Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 10
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Menurut Usia
NO UNIT RANGE USIA JUMLAH 18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56> 1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 1 9 8 6 6 6 4 0 40 2 Dit Panas Bumi 2 10 10 2 3 10 8 1 46 3 Dit Bio Energi 3 6 4 2 4 1 7 0 27 4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 2 9 2 3 3 6 8 2 35 5 Dit Konservasi Energi 3 5 8 5 5 3 6 1 36 JUMLAH TOTAL 11 39 32 18 21 26 33 4 184
Grafik 1.2
11 39 32 18 21 26 33 4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56> Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Menurut Usia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 11
Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Menurut Masa Kerja
NO UNIT MASA KERJA JUMLAH 0-10 11-20 21-30 31> 1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 25 7 6 2 40 2 Dit Panas Bumi 24 7 12 3 46 3 Dit Bio Energi 17 2 3 5 27 4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 19 1 13 2 35 5 Dit Konservasi Energi 25 3 3 5 36 JUMLAH TOTAL 110 20 37 17 184
Grafik 1.3
110 20 37 17 0 20 40 60 80 100 120 0-10 11-22 21-30 31> Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Menurut Masa Kerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 12
Tabel 1.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Menurut Pendidikan
KEKUATAN PEGAWAI SLTP SLTA D1 D3 S1 S2 S3 TOTAL
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
1
28
1
5
109
36
4
184
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 13
1.5 PROFILE DITJEN ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI ( EBTKE)
Direktorat Jenderal ini secara resmi dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Peningkatan peranan EBT dalam bauran energi nasional sudah lama dirasakan urgensi-nya. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mendorong pengembangan EBT ini. Pembentukan Ditjen EBTKE merupakan salah satu terobosan penting. Selama ini, bidang EBTKE ditangani terpisah- pisah di beberapa Ditjen dalam lingkungan Kementerian ESDM.
Secara umum, bidang EBTKE ditangani oleh salah satu direktorat di Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, yaitu Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Untuk jenis EBT secara spesifik ditangani terpisah oleh Direktorat Jenderal lainnya. Misalnya Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah di Ditjen Mineral Batu Bara dan Panas Bumi. Sedangkan yang terkait Bahan Bakar Nabati, kebijakan niaga ditangani oleh Ditjen MIGAS.
Seiring semakin pentingnya peranan EBTKE, dirasakan perlu dibentuk organisasi Pemerintah pada level Eselon I. Dengan demikian, diharapkan sinergi pengelolaan bidang EBTKE dapat lebih terjalin antar stakeholder sehingga peranan EBTKE sebagaimana ditargetkan dalam Perpres No. 5 tahun 2006 sebesar 17% dan eleastisitas energi kurang dari 1 dapat tercapai. Tak lain, ini adalah panduan menuju Indonesia Hijau. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 1. Dr. Ir. Luluk Sumiarso, dari tanggal 24 Agustus 2010 s.d 31 Mei 2011 2. Dr. Ir. Kardaya Warnika, dari tanggal 22 Juli 2011 s.d 1 September 2012 3. tgl 1 September 2012 sampai tersusunnya laporan ini, Dirjen EBTKE masih Kosong.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 14
Lahirnya Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) sebagai unit baru di lingkungan Kementerian ESDM merupakan langkah penting dalam upaya percepatan pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi di Indonesia dalam rangka menjamin ketahanan energi nasional.
Sebagai negara berkembang, kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi energi dunia yang hanya mencapai sekitar 2,6% per tahun. Tingginya laju konsumsi energi ini mengakibatkan berbagai masalah dan ketimpangan antara lain pengurasan sumberdaya fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara) yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan untuk menemukan cadangan baru, sehingga diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi cadangan energi fosil akan habis dan Indonesia akan sangat tergantung pada energi impor. Sementara itu potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia sangat besar, dan di sisi lain penggunaan energi masih tergolong boros.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut diatas, upaya diversifikasi dan konservasi energi harus dipercepat. Diversifikasi energi yaitu penganekaragaman pemakaian energi dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan seperti tenaga surya, biomassa, angin, energi air dan panas bumi. Sedangkan upaya konservasi energi yaitu penggunaan energi yang efisien, meliputi penggunaan pemanfaat energi yang efisien dan menerapkan management energi di semua sektor yaitu sektor industri, transportasi, rumah tangga dan komersial.
Upaya pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi memerlukan dana investasi yang besar, teknologi yang menunjang dan sumber daya manusia yang kompeten serta didukung arah kebijakan yang jelas dan konsisten. Dengan demikian pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi dapat memberikan hasil yang maksimal dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 15
memberikan kontribusi guna memacu pembangunan ekonomi, terutama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan lapangan kerja.
Pada beberapa dekade terakhir ini, dunia mengalami perubahan paradigma global terkait dengan perubahan iklim yang diakibatkan oleh peningkatan gas rumah kaca sebagai dampak dari pemanasan global yang disebabkan terutama dari pemanfaatan energi fosil. Saat ini, negara-negara di dunia secara intensif membahas peningkatan partisipasi semua negara di dunia dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Energi baru terbarukan merupakan energi yang bersih yang hampir tidak mengeluarkan emisinya ke udara, sehingga energi baru terbarukan merupakan energi yang tepat untuk masa depan, karena ramah terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut akan mendorong aliran teknologi bersih dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang, antara lain teknologi di bidang pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi. Mengingat situasi nasional, regional dan global tersebut, peran energi baru terbarukan dan konservasi energi (disingkat EBTKE) sangat diperlukan, baik dalam mendukung penyediaan energi nasional maupun keberpihakan pada isu lingkungan.
PENGERTIAN ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN
Berdasarkan UU No.30 Tahun 2007 tentang Energi yang dimaksud energi baru adalah energi yang berasal dari sumber energi baru dan yang dimaksud dengan energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi terbarukan.
Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana batu bara (coal bed methane), batu bara tercairkan (liquified coal), dan batu bara tergaskan (gasified coal). (Pasal 1 Butir 4 UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 16
Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. (Pasal 1 Butir 6 UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi).
Berdasarkan butir-butir diatas maka jenis energi yang ditangani Ditjen EBT adalah: 1. Panas bumi 2. Bioenergi: Bioenergi cair (BBN), Bioenergi Gas (Gas Bio), Bioenergi (Pelet, Briket). 3. Aneka Energi Baru dan Terbarukan: Tenaga Air , Tenaga Surya, Tenaga Angin, Tenaga Samudera, Tenaga Hidrogen. 4. Coal Bed Methane (CBM), shale gas, nuklir, Batubara Tercairkan, Batubara Tergaskan. Untuk butir 4 sampai saat ini belum ditangani Ditjen EBT karena: - Shale gas dan CBM: masih ditangani Ditjen Migas (sementara). - Nuklir: dalam proses pengalihan dari BATAN. - Batubara Tercairkan dan Batubara Tergaskan: masih ditangani Ditjen Migas (sementara).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 17
Rencana Strategis Ditjen EBTKE merupakan bagian dari Renstra KESDM 2010- 2014. Oleh sebab itu, kebijakan dan program dalam Renstra Ditjen EBTKE harus selaras dengan kebijakan dan program dalam Renstra KESDM . Rencana Strategis EBTKE memuat visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja, program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen EBTKE. Rencana Strategis Ditjen EBTKE masih mengacu Rencana Strategis Kementerian ESDM
2.1. VISI DAN MISI
Visi : Terjaminnya ketersediaan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional (secara efisien) dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Misi : 1. Memaksimalkan konservasi energi. 2. Mengoptimalkan penyediaan dan mengutamakan pemanfaatan EBT dalam rangka diversifikasi. 3. Meningkatkan peran swasta dalam pengembangan EBT skala besar dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan EBT skala kecil. 4. Meningkatkan produksi dalam negeri / kandungan lokal dalam mendukung pengembangan dan pemanfaatan EBTKE.
2.2. TUJUAN STRATEGIS
Tujuan strategis disesuai dengan tujuan strategis KESDM. Tujuan strategis Ditjen EBTKE tersebut merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama periode 5 tahun, adalah: 1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik, sub sektor EBTKE. 2. Terwujudnya peningkatan investasi sektor energi, sub sektor EBTKE. 3. Terwujudnya peran penting sektor ESDM, sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara. 4. Terwujudnya peningkatan peran Sektor ESDM, sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah. BAB II RENCANA STRATEGIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 18
5. Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik 6. Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca perdagangan dengan pengurangi impor 7. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan
2.3. SASARAN STRATEGIS
Sasaran merupakan kondisi yang ingin dicapai setiap tahun. Sasaran ditetapkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai selama 5 tahun. Sasaran strategis Ditjen EBTKE tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 2) Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi 3) Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi 4) Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) 5) Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara 6) Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah 7) Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi
2.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN EBTKE
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan nasional melalui pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian ESDM, maka telah ditetapakan indikator kinerja utama Ditjen EBTKE sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 19
TABEL 2.1 IKU DITJEN EBTKE
NO. URAIAN SATUAN ALASAN 1. Jumlah realisasi PNBP sub sektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi terhadap target APBN Rp Mengukur seberapa besar peran Sub Sektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dalam memenuhi target APBN 2. Jumlah Produksi : Mengukur keberhasilan target produksi bidang energi baru, terbarukan, dan Konservasi energi. a. Uap panas bumi Ton b. Bioetanol Kilo Liter c. Biodiesel Kilo Liter d. Biogas M 3
3. Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang energi baru terbarukan
Lokasi Mengukur peningkatan pembangunan infrastruktur di bidang energi baru terbarukan 4. Persentase penurunan intensitas energi
% Mengukur tingkat efisiensi penggunaan energi nasional 5. Persentase penurunan emisi karbon sub sektor Energi % Mengukur tingkat keberhasilan penurunan emisi karbon subsektor energi 6. Persentase pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi
% Mengukur pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi 7. Jumlah kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru, terbarukan MW 8. Pangsa Energi Baru Terbarukan % Mengukur peran energi terbarukan dalam bauran energi nasional 9. Jumlah Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi yang telah ditetapkan
WKP Mengukur hasil kegiatan pembinaan pengusahaan penetapan WKP panas bumi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 20
NO. URAIAN SATUAN ALASAN 10. Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis Bahan Bakar Nabati dan non Bahan Bakar Nabati
DME Mengukur peran sub sektor energi baru, terbarukan dan konservasi energi dalam pembangunan daerah. 11. Jumlah kabupaten yang mendapat alokasi DAK Bidang Listrik Perdesaan (Energi Perdesaan)
Kabupaten
12 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah menerima layanan audit energi % Mengukur hasil kegiatan layanan audit energi kepada industri dan bangunan gedung melalui Program Kemitraan Konservasi Energi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 21
2.5. SASARAN YANG TERKAIT DENGAN TUJUAN STRATEGIS
Sesuai Rencana strategis KESDM tahun 2010 2014, sasaran strategis yang terkait dengan tujuan strategis, yang akan dicapai selama 1 (satu) tahun adalah sebagai berikut.
2.5.1 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 1 (kesatu) Terjaminnya Pasokan Energi Dan Bahan Baku Domestik, Sub Sektor EBTKE Yaitu:
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan 1
Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter 3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter 4 Jumlah produksi biogas M 3
2
Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy
1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi lokasi 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat) lokasi 5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut
lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 22
3
Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi
1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi % 2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 3 Kapasitas terpasang Total PLTMH MW 4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid MW 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 7 Kapasitas terpasang Total PLT Biomassa MW 4
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi
1 Jumlah penurunan intensitas energi SBM/Milyar Rp
2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi Ton
3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi objek
2.5.2. Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 2 Meningkatnya Investasi Sektor ESDM, Sub Sektor EBTKE
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) 1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 23
2.5.3 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 3 Terwujudnya Peran Penting Sektor EBTKE Dalam Penerimaan Negara,
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Terwujudnya peran penting sektor EBTKE dalam penerimaan Negara
Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun
2.5.4 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 4 Terwujudnya Peningkatan Peran Sektor Esdm Dalam Pembangunan Daerah
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan non BBN
DME
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 24
3.1. RENCANA KINERJA TAHUN 2012
Hasil penjabaran dari Renstra KESDM Tahun 2010-1014, dimana suatu rencana kinerja disusun setiap tahunnya. Rencana kinerja tahunan ini menggambarkan target kinerja yang ingin dicapai dalam satu tahun pelaksanaan anggaran. Rencana kinerja tahunan ini, juga mengaju kepada indikator kinerja utama (IKU) Ditjen EBTKE dan Renstra KESDM Tahun 2010-1014. Rencana kinerja Ditjen EBTKE Tahun 2012 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Rencana Kerja Tahun 2012 Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 1
Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71 juta 2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter 6.000 3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter 900.000 4 Jumlah produksi biogas M 3 10.000 2
Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy
1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi lokasi 1 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 BAB III RENCANA DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 25
3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur PLTS (Terpusat) lokasi 195
5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 7
6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur PLT Arus Laut lokasi 1
3
Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi
1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi % 7.5 2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 1.341 3 Kapasitas terpasang total PLTMH MW 1.582 4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 2.95 5 Kapasitas terpasang total PLT Hybrid MW 0.143 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 0.01 7 Kapasitas terpasang total PLT Biomassa MW 10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 26
4
Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) 1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5
2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3 5
Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun 0.23 triliun rupiah 6
Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN DME 50 7
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi 1 Jumlah penurunan intensitas energi SBM/Milyar Rp 6 juta
2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi Ton 5.07 juta
3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi objek 797
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 27
3.2. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012
Penetapan kinerja tahunan ini menggambarkan target kinerja yang ingin dicapai dalam satu tahun pelaksanaan anggaran. Penetapan Kinerja ini mengaju kepada rencana kinerja tahun 2012.
Hasil Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur kebehasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian akuntabilitas Ditjen EBTKE. Tabel 3.2 Penetapan Kinerja Tahun 2012 Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 1
Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71 juta 2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter 6.000 3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter 900.000 4 Jumlah produksi biogas M 3 10.000 2
Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy
1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi lokasi 1 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat) lokasi 195
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 28
5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 7
6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut lokasi 1
3
Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi
1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi % 7.5 2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 1.341 3 Kapasitas terpasang Total PLTMH MW 1.582 4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 2.95 5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid MW 0.143 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 0.01 7 Kapasitas terpasang Total PLT Biomassa MW 10 4
Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) 1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5
2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 29
5 Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun 0.23 triliun rupiah 6
Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN DME 50 7
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi 1 Jumlah penurunan intensitas energi SBM/Milyar Rp 6 juta SBM/Milyar Rp
2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi Ton 5.07 juta
3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi objek 797
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 30
3.3. ANGGARAN 2012
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan Kementerian ESDM melalui pencapaian tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal EBTKE, maka telah ditetapkan Program Ditjen EBTKE dengan nomenklatur : Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Yaitu : PROGRAM PENGELOLAAN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
Program ini diuraikan menjadi kegiatan-kegiatan yang tertuang didalam DIPA 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kegiatan dan Anggaran 2012 NO KEGIATAN TOTAL ANGGARAN (RP) 1 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Panas Bumi 76.382.573.000 2 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Bioenergi 87.452.000.000 3 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 833.026.116.000 4 Kegiatan Perencanaan Energi, Penerapan Konservasi Energi dan Teknologi Energi Bersih 73.861.010.000 5 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 134.152.740.000 TOTAL 1.204.874.439.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 31
4.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Secara umum pengukuran capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah ditetapkan belum semuanya tercapai sesuai target yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari hasil pengukuran kinerja dan pencapaian sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 4.1.
Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71.000.000 62.553.828 88,1
2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter 6.000 0
0
3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter 900.000 700.000
77,77
4 Jumlah produksi biogas M 3 10.000 9.305
93,05
2 Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy 1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi lokasi 1 2 200 BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 32
2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 10
157,14
3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 0 0 4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat) lokasi 195
120 62 5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 7
3 43 6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut lokasi 1
0 0 3
Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi
1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi % 7,5 7,5
100
2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 1.341 1.341 100 3 Kapasitas terpasang Total PLTMH MW 1.582 0 0 4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 2,95 4,755 161 5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid MW 0,143 0,06 42 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 0,01 0 0
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 33
1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5 8 160
2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3 1 33,3 5
Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara 1 Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun 0.348 triliun rupiah 0,739
212,4
6
Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah 1 Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN DME 50 52
104
7
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi 1 Jumlah penurunan intensitas energi SBM 6 juta SBM/Milyar Rp 4,76 79,33
2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi Ton 5,07 juta 4,25 Juta 83,83
3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi
objek 797 806
101,13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 34
4.2. ANALISA CAPAIAN KINERJA
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi pada tahun ini, telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ditjen EBTKE. Adapun capaian tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam Renstra KESDM dan Penetapan Kinerja Ditjen EBTKE adalah sebagai berikut: TUJUAN 1 : TERJAMINNYA PASOKAN ENERGI DAN BAHAN BAKU DOMESTIK, SUB SEKTOR EBTKE Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu ada sasaran yang ditetapkan. Sasaran strategis dalam tujuan Terjaminnya Pasokan Energi dan Bahan Baku Domestik yang telah ditetapakan tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik, Sub Sektor EBTKE 2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi, Sub Sektor EBTKE 3. Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi 4. Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan energi
SASARAN 1: MENINGKATNYA KEMAMPUAN PASOKAN ENERGI UNTUK DOMESTIK, SUB SEKTOR EBTKE Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut Tabel 4.2 Sasaran Meningkatnya Kemampuan Pasokan Energi untuk Domestik No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % 1
Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71 juta 62.553.829 88,1 2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter 6.000 0
0
3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter 900.000 700.000
77,77
4 Jumlah produksi biogas M 3 10.000 9.305
93,05
Penjelasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 35
1. Jumlah Produksi Uap Panas Bumi
Target jumlah produksi uap panas bumi ditetapkan tahun ini sebesar 71.000.000 ton dan realisasi sebesar 62.553.829 ton atau capaian sebesar 88,1%. Dari Jumlah produksi uap panas bumi yang tercapai tersebut diatas diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak, Darajat, Wayang windu dan tidak terealisasi PLTP Lahendong, Sibayak Dieng dan Ulubelu. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Realisasi Produksi Uap Panas Bumi pertahun
Tabel 4.4 0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 P r o d u k s i
( t o n ) PODUKSI UAP PANAS BUMI 2010 2011 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 36
Realisasi Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi pertahun No Area Alamat Pengembang Produksi Listrik (MWh) 2010 2011 2012 1 Kamojang Kamojang JABAR PGE 1.652.600 1.646.572 1.345.053 2 Lahendong Lahendong - Tompaso, SULUT PGE 402.736 328.788 408.413 3 Sibayak Siabayk - Sinabung, SUMUT PGE 59.589 30.717 12.658 4 Gunung.Salak Cibeureum - Parabakti, JABAR CGS 2.864.331 3.011.104 2.740.240 5 Darajat Darajat, JABAR CGI 2.196.482 2.192.605 2.018.844 6 Wayang Windu Pengalengan, JABAR SEGWWL 1.921.403 1.878.832 1.705.238 7
Dieng Datarang Tinggi Dieng, JATENG GDE 174.200 171.336 130.458 8 Ulubelu Tanggamus, Lampung PGE 0 0 141.445 TOTAL 9.271.341 9.259.954 8.502.349
Sumber dari EBTKE Desember 2012
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 P r o d u k s i
L i s t r i k
( M W h ) PRODUKSI LISTRIK TENAGA PANAS BUMI 2010 2011 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 37
2. Jumlah Produksi Bioethanol
Jumlah produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 belum tercapai dengan target sebesar 6.000 Kilo liter, dikarenakan masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Tabel Realisasi Produksi Bioetanol 2012 URAIAN SATUAN Produksi Bioetanol 2012 Target Realisasi Ket Bioetanol KL 6.000 0 Produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati. meliputi tanaman tebu, singkong, sagu, sorgum, aren serta bahan baku sumber serat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 42
3. Jumlah Produksi Biodiesel
Jumlah produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel. Dan Realisasi tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service Obligation (PSO). Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.6 Realisasi Produksi Biodiesel pertahun URAIAN SATUAN REALISASI 2011 2012 Ket Biodiesel KL
358.812
700.000 Tercapainya realisasi tersebut dari pemanfaatan biodisel di sektor transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service Obligation (PSO).
Dari tabel diatas Realisasi Produksi Biodiesel pada tahun 2010 sebesar 4.500 KL , tahun 2011 sebesar 358,812 KL dan tahun 2012 ini sebesar 700.000 KL. Perbandingan realisasi Produksi Biodiesel tahun 2011 dengan tahun 2012 menigkat sebesar 341.000 KL, atau 195%.
Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumberdaya hayati yang berupa minyak lemak nabati atau lemak hewani. Senyawa utamanya adalah ester. Biodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. Asam lemak dari minyak lemak
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 43
nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping berupa gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi. Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Bahan baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam yang dimiliki suatu negara, minyak kanola di Jerman dan Austria, minyak kedelei di Amerika Serikat, minyak sawit di Malaysia, dan minyak kelapa di Filipina Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung, dan lain-lain. Beberapa tanaman yang potensial untuk bahan baku biodiesel dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Contoh Bahan baku biodiesel
Jenis Tanaman Sumber Minyak Jarak Pagar Inti biji Jarak Kaliki Biji Kacang Suuk Biji Kapok / Randu Biji Karet Biji Kecipir Biji Kelapa Inti biji Kelor Biji Kemiri Inti biji Kusambi Sabut Nimba Inti biji Saga Utan Inti biji Sawit Sabut dan biji Nyamplung Inti biji Randu Alas Biji Sirsak Inti biji Srikaya Biji
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 46
4. Jumlah Produksi Biogas Jumlah produksi biogas tahun 2012 sebesar 10.000 M 3 dan terialisasi hanya sebesar 9.305 M 3 Ditjen EBTKE 1.199 M atau capaian kinerja sebesar 93,05 %, capaian tersebut diperoleh dari : 3 digester 6 M (dari biogas 3, 20 M 3 , 40 M 3 , 90 M 3 dan 236 M
3, BIRU Hivos 5.027 M ) 3 (dari biogas digester 6 M 3 Digester fiber SWEN 1824 M (kapasitas 4 M ) 3 , 5 M 3 , 11) dan 3.078 M
3.
Tabel 4.7 Realisasi Produksi Biogas pertahun URAIAN SATUAN REALISASI 2011 2012 Ket Biogas M 3 13.835,76 9.305 Capaian didapat dari: Ditjen EBTKE 1.199 M 3 (dari biogas digester 6 M 3,
20 M 3 , 40 M 3 , 90 M 3 dan 236 M 3, BIRU Hivos 5.027 M ) 3 (dari biogas digester 6 M 3 Digester fiber SWEN 1824 M (kapasitas 4 M ) 3 , 5 M 3 , 11) dan 3.078 M 3.
Dari tabel tersebut diatas Realisasi Produksi Biogas pada tahun 2011 sebesar 13.835 M 3 sedangkan untuk tahun 2012 sebesar 9.305 M 3 , adanya penurunan produksi sebesar 4.530 M Potensi bahan baku biogas di Indonesia mencapai 684.8 MW, yang sebagian besar berasal dari kotoran hewan ternak dan bahan organik lainnya. 3 . Pengembangan biogas dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 47
Pengembangan biogas skala kecil untuk pemanfaatan rumah tangga, dengan melaksanakan kegiatan Program Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis BBN Biogas, dan Program Biogas Nasional yang berskala rumah tangga bernama Program Biogas Rumah (Program BIRU); Pengembangan biogas skala besar untuk pemanfaatan komersial dengan mendorong pemanfaatan biogas pada industri-industri pertanian untuk listrik. Guna mendorong hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri No. 4 Tahun 2012 Tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.
Program DME Berbasis BBN Biogas merupakan kegiatan yang didanai APBN, yang ditujukan untuk memperkenalkan teknologi biogas kepada masyarakat.
Program Biogas Rumah (BIRU) merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi dengan Pemerintah Belanda. Program ini diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia pada Joint Energy Working Group yang bertujuan untuk membentuk sektor pasar biogas.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 48
SASARAN 2 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut Tabel 4.8 Sasaran Meningkatnya Pembangunan Insfrastruktur Energi
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian %
2
Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy
1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang Panas Bumi
lokasi
1 2
200
2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang Digester Biogas
lokasi
7
10
157,14
3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLTMH
lokasi
25
0
0 4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLTS (Terpusat)
lokasi
195
120
62
5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLT Hybrid
lokasi 7
3
43
6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLT Arus Laut
lokasi
1
0
0
Penjelasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 49
1. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Panas Bumi
Tercapainya target lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu 2 lokasi atau 200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1 lokasi. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur PLTP Ulubelu dan Ulumbu.
Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi pertahun tercantum tabel dibawah ini. Tabel 4.9 Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi pertahun URAIAN SATUAN REALISASI Ket 2011 2012 pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi Lokasi 2 2 Pencapaian realisasi tahun 2012 tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur PLTP Ulubelu dan Ulumbu
Pada tahun 2012 ini adanya penambahan 2 lokasi di PLTP Ulubelu dan Ulumbu sedangkan pada tahun 2011 ada penambahan 2 lokasi fasilitas produksi Panas Bumi yaitu: Penambahan PLTP Lahendong Unit 4(20 MW) dan penambahan Ulumbu (100 KW).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 50
2. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas
Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni: Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.
Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas pertahun tercantum dalam tabel bibawah ini
Tabel 4.10 Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas URAIAN SATUAN REALISASI Ket 2011 2012 pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas Lokasi 17 10 Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas untuk tahun 2012 ini melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 51
Pada tabel diatas, terlihat bahwa jumlah lokasi fasilitas produksi Biogas ditahun 2011 ini adalah 17 lokasi, hal ini didapat Ditjen EBTKE di 9 lokasi yakni Provinsi Lampung, Jawa Barat (2 lokasi), Jogjakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat. Biogas BIRU Hivos di 8 lokasi yakni Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk tahun 2012 yaitu 10 lokasi: Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.
Digester adalah suatu alat pengolah bahan buangan/ limbah organik menjadi biogas. Kegunaan digester biogas antara lain sebagai energi untuk memasak, mengurangi masalah sanitasi lingkungan dan lain-lain. Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan baker khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapatdigunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakansebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry)merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkanoleh tanaman.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 52
3. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH
Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang PLTMH dikarenaka gagal lelang. Tahun 2012 ini rencananya ada pembangunan PLTMH sebayak 25 lokasi namun karena tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis) maka Pembangunan PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak dapat dilaksanakan dan akan diusulkan kembali melalui DIPA EBTKE tahun anggaran 2013
Tabel 4.11 Realisasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH Uraian Satuan Realisasi Ket Rencana
Realisasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH Lokasi
25
0 Tahun 2012 Pembangungan PLTMH Tersebut Tidak Terrealisasi Karena Gagal Lelang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 53
4. Jumlah Lokasi Fasilitas PLTS
Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi dan realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi Realisasi pembangunan PLTS adalah sebagaimana tercantum tabel dibawah ini :
Tebel 4.12 Realisasi Pembangunan PLTS Terpusat Tahun 2012
1. PLTS Terpusat 15 KW NO PROVINSI NO KABUPATEN KECAMATAN DESA UNIT TOTAL JUMLAH UNIT 1 SUMATERA BARAT 1 Sijunjung Sumpur Kudus Sisawah Jorong Simawik 1 5 2 Solok Payung Sekaki Kipek Aie Luo 1 3 Pasaman Mapat Tunggul Sungai Belut 1 4 Pasaman Barat Sungai Beremas Pulau Panjang (2 unit) 2 2 RIAU 1 Kepulauan Meranti Pulau Merbau Tanjung Bunga 1 6 2 Kepulauan Meranti Merbau Tanjung Kulim 1 3 Rokan Hulu Rambah Hilir Serombou Indah 1 4 Indragiri Hilir Mandah Bolak Raya 1 5 Kuantan Singingi Pangean Pulau Deras 1 6 Bengkalis Rupat Dusun Teluk 1 3 JAMBI 1 Tanjung Jabung Timur Sadu Sungai Itik (p. Berhala) 1 4 2 Bungo Lembur Lubuk Mengkuang Rantau Tipu 1 3 Sarolangun Pelawan Pematang Kolin 1 4 Batanghari Maro Sebo Ulu Batu Sawar 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 54
4 SUMATERA SELATAN 1 Banyuasin Banyuasin I Air Kumbang Bakti 2 7 2 Muara Sugihan Gilirang 2 3 Sidomakmur 1 4 Ogan Komering Ilir Kandis Lubuk Segonang 2 5 BENGKULU 1 Seluma Seluma Utara Sinar Pagi 1 5 2 Kaur Nasal Bangun Mufakat (Batu Lungun) 1 3 Kaur Nasal Batu Lungun (Bangun bersama) 1 4 Kaur Nasal Air Palawan 1 5
Kaur
Maje
Sinar Mulya
1
6 BANGKA BELITUNG 1 Bangka Selatan Lepar Pongok Penutuk (Pulau Panjang) 1 5 2 Bangka Selatan Lepar Pongok Penutuk (Tinggi) 1 3 Bangka Barat Simpang Teritip Berang 1 4 Belitung Timur Dendang Nyuruk(Tungkup) 1 5 Bangka Barat Simpang Teritip Ibul 1 7 JAWA BARAT 1 Cianjur Naringgul Wanasari 1 6 2 Cinerang 1 3 Cijati Sukaluyu 1 8 DKI JAKARTA 1 Kep. Seribu P. Sabira 1 9 BANTEN 1 Serang Pulo Ampel Pulo Panjang 2 10 JAWA TENGAH 1 Banyumas Sumpiuh Banjarpanepen 1 8 2 Banjarnegara Kalibening Kalisat Kidul 1 3 Blora Kradenan Ngeblak 1 11 DI. YOGYAKARTA 1 Gunung Kidul Gedangsari Sampang (Sidomulyo) 1 2
Tegalrejo (ketelo) 1 12 JAWA TIMUR 1 Sumenep Giligenting Banmaling 1 2 Jombang Plandan Klitih (Rapahombo) 1
3 Bojonegoro
Bubulan
Clebung (Maor)
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 55
13 BALI 1 Karangasem Abang Data 1 6 2 Bangli Kintamani Songan B 1 3 Bangli Kintamani Songan A 2 4 Yeh Mampeh 1 5 Klungkung Nusa Penida Sekar Taji 1 14 NUSA TENGGARA BARAT 1 Lombok Timur Jerowaru Pandan Wangi (Montong Tinggi) 1 5 2 Sumbawa Tarano Mata (Maci) 1 3 Lombok Barat Sekotong Pelangan (Pengendan) 1 4 Lombok Tengah Praya Barat Daya Batu Jangkih (Semper) 1 5 Bima Wawo Riamau (Kalate) 1 15 NUSA TENGGARA TIMUR 1 Timor Tengah Selatan Nunkolo Hoeneno 1 5 2 Rote Ndao Rote Ndao Barat Lidor 1 3 Belu Io Kufeu Ikan Tuan Beis 1 4 Belu Lasiolat Fatulotu 1 5 Belu Malaka Tengah Barene 1 16 KALIMANTAN BARAT 1 Ketapang Simpang Hulu Kualan Hulu (Botong Kanan) 1 4 2 Sanggau 1 3 Landak Kuala Behe Sehe Lusur (Manggam Bati) 1 4 Kapuas Hulu Mika Penyeluang (Penyeluang) 1 17 KALIMANTAN TENGAH 1 Katingan Sanaman Mantikei Tumbang Kanei 1 6 2 Lamandau Bulik Timur Sepondam 1 3 Murung Raya Laung Tuhup Beras Balange 1 4 Seruyan Batu Ampar Kalang 1 5 Barito Timur Awang Pianggu 1 6 Barito Utara Gunung Purei Lampeong I 1 18 SULAWESI TENGAH 1 Sigi Lindu Tomado (Sangali) 1 4 2 Donggala Balesang Tanjung Pomolulu 1 3 Toli - Toli Lampasio Ogomatang (Salusu Pande) 1 4 Parigi Moutong
Tomini
Ogotumubu
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 56
19 SULAWESI TENGGARA 1 Kolaka Utara Tolala Bahari 1 7 2 Buton Batuatas Tolando Jaya 2 3 Kolaka Tinondo Ameroro 2 4 Bombana Lantari Jaya Tinabete 1 5 Bau Bau
1 20 GORONTALO 1 Gorontalo Tolangohula Bina Jaya 1 4 2 Bone Bolango Bone Pantai Pelita Hijau 1 3 Pohuwato Buntulia Hulawa 1 4 Gorontalo Utara Hulawa Sumalata 1 21 SULAWESI BARAT 1 Majene Ulumanda Kabiaran 1 5 2 Mamuju Utara Pedongga Mertasari 1 3 Majene Malunda Lombang 1 4 Mamuju Utara Dapurang Bolu Bunggu 1 5 Mamasa Aralle Rallenak Utara 1 22
MALUKU
1 Maluku Barat Daya Wetar Eray 1 6 2 Maluku Tenggara Selaru Eliasa 1 3
Maluku Tenggara Barat
Selaru
Werain
1
4 Wermatikan Kamatubun (Werlumdity) 1 5 Wuarlabobar Watmasa (Telnemen) 1 6 Wunlah 1 23 MALUKU UTARA 1 Halmahera Tengah Weda Utara UPT Waleh SP 2 1 4 2 Kep. Sula Taliabu Barat Pancoran 1 3 Halmahera Timur Maba Utara Jara - Jara 1 4 Halmahera Utara Loloda Kep. Tobo - tobo 1 24 PAPUA BARAT 1 Sorong Klawak Wilti 1 8 2 Kota Sorong Kota Sorong Pulau Soop 1 3 Manokwari Tanah Rubuh Warmarway 1 4 Kaimana Teluk Arguni 1 5
Sorong Selatan Saifi Sayal 1 6 Kais Mogatemin (Hore- hore) 1 7 Moswaren Johsiro 1 8 Sawiat Alma 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 57
26 PAPUA 1 Keerom Arso Timur 1 7 2 Web 1 3 Senggi 1 4 Yalimo Elelim Elelim 1 5 Abenaho Landikma 1 6 Apalapsili Apalapsili 1 7 Peg. Bintang Okhika 1 TOTAL 117
2. PLTS Terpusat Interkoneksi 1 MW
NO PROVINSI NO KABUPATEN KECAMATAN DESA UNIT TOTAL JUMLA H UNIT
1 BALI 1 Karangasem Kubu 1 2 2 Bangli Kintamani 1 2 NUSA TENGGARA BARAT 1 Sumbawa Labangka 1 1 TOTAL 3
Tabel 4.13 Realisasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTS pertahun URAIAN SATUAN REALISASI Ket 2011 2012 Pembangunan infrastruktur bidang PLTS Lokasi 0 120 Tahun 2012 Target pembangunan PLTS terpusat 195 lokasi, dan terrialisasi 120 lokasi, tidak tercapai target karena ada dibeberapa lokasi yang gagal lelang.
Dari tabel tersebut diatas bahwa realisasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS terpusat dari tahun 2011 tidak ada pembangunan. Dan tahun 2012 ini hanya terbangun 120 lokasi yang direncanakan dibangun 195 lokasi, hal ini disebabkan gagal lelang dibeberapa lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 58
5. Jumlah Lokasi Fasilitas PLT Hybrid
Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau capaian 43 % . Target tidak tercapai. Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang direncanakan, yang telah dilakukan 3 lokasi, dan 4 lokasi lainnya gagal karena tidak ada pemenang lelang.
Realisasi tersebut yaitu 1 lokasi di Desa Boa, Kecamatan Rote Barat, Kab Rote Ndao, Prov NTT dengan kapasitas 20 KW, 1 lokasi di Kab. Rote Ndao , Prov NTT dengan Kapasitas20 KW dan 1 lokasi di Desa Buwun Mas, Kec Sekotong, Kab Lombok Barat, Prov NTB, dengan Kapasitas 20 KW. Realisasi PLT HYBRID tercantum sebagaimana tabel dibawa ini.
TABEL 4.14 Realisasi Berbasis PLT Hybrid Surya-Angin 20 KW Tahun 2012 No Provinsi No Kabupaten Kecamatan Desa Unit Total Jumlah Unit 1 Nusa Tenggara Barat 1 Lombok Barat Sekotong Buwun Mas (Pengantap) 1 1 unit (20 KW) 2 Nusa Tenggara Timur 2 Rote Ndao Rote Barat Bo'a 1 1 unit (20 KW) 3 Rote Ndao 1 1 unit (20 KW)
TOTAL 3
6. Jumlah Lokasi Fasilitas PLT Arus Laut
Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 59
SASARAN 3: MENINGKATNYA PENGEMBANGAN BERBAGAI SUMBER ENERGI DALAM RANGKA DIVERSIFIKASI ENERGI
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.15 Sasaran Meningkatnya Pengembangan Berbagai Sumber Energi Dalam Rangka Diversifikasi Energi
Meningkatny a pengembang an berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi
1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi
%
7.5 7,5 100 2 Kapasitas terpasang total PLTP
MW
1.341
1.341
100 3 Kapasitas Total PLTMH
MW
1.582
0 0 4 Kapasitas tepasang Total PLTS
MW
2.95 4.755 161
5 Kapasitas Total PLT Hybrid
MW
0.143
0,06 42 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut
MW
0.01
0 0 7 Kapasitas Total PLT Biomassa
MW
10
21 210
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 60
Penjelasan
1. Persentase Pemanfaatan BBN Pada BBM Transportasi
Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
2. Kapasitas Terpasang Total PLTP
Target Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW, dan realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % . Realisasi tersebut tercapai dari : Kapasitas terpasang COD PLTP Ulubelu unit 1 dan unit 2 (110 MW) dan ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW).
Realisasi Kapasitas Terpasang PLTP Pertahun sebagaimana tercantum didalam tabel bibawah ini. Tabel 4. 16 Realisasi Kapasitas Terpasang PLTP Pertahun No Area Kapasitas Terpasang (MW)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 61
Dari tabel diatas bila dibandingkan dengan total Kapasitas Total PLTP pada tahun 2011 sebesar 1.226 MW, sedangkan pada tahun 2012 kapasitas total PLTP sebesar 1.341 MW, mengalami peningkatan sebesar 115 MW didapat dari PLTP Ulubelu dan Ulumbu.
Direktorat Jenderal EBTKE 2012 esdm untuk kesejahteraan rakyat SEBARAN POTENSI PANAS BUMI INDONESIA Note: PLTP SIBAYAK: 12 MW PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW PLTP WAYANG WINDU: 227 MW PLTP KAMOJANG: 200 MW PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP DIENG: 60 MW PLTP LAHENDONG: 80 MW Terpasang Siap Dikembangkan Survey Detail Survey Pendahuluan Sumber: Badan Geologi KESDM (2010)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 62
3. Kapasitas Terpasang Total PLTMH
Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW, dikarenakan gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan tidak ada penambahan kapasitas terpasang Tabel 4.17 Kapasitas Terpasang PLTMH per tahun Uraian 2011 2012 Kapasitas Terpasang ( KW) 204.02 0
Perbandingan Kapasitas Terpasang PLTMH per tahun Tahun 2011 kapasitas total PLTMH terealisasi sebesar 204.02 KW hal ini didapat dari pembangunan PLTMH di 8 provinsi yaitu Sumatera Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, NTT, NTB. Sedangkan tahun 2012 tidak ada pembangunan PLTMH.
4. Kapasitas Tepasang Total PLTS
Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang ditetapkan. Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 lokasi
Tabel 4.18 Realisasi kapasitas terpasang total PLTS Uraian Kapasitas Terpasang Total (MW) Ket Target 2012 Realisasi 2012
Kapasitas Terpasang PLTS
2,95 MW
4.755 MW Melampai target yang ditetapkan dan Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 63
5. Kapasitas Terpasang Total PLT Hybrid
Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan realisasi sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak tercapai.
Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang direncanakan, yang telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06 MW, dan sisanya 4 lokasi dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat tercapai karena gagal lelang .
Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan DME berbasis PLT Hybrid 20 KW di 3 Lokasi.
Realisasi Berbasis PLT Hybrid Surya-Angin 20 KW Tahun 2012 adalah sebagaimana tabel dibawah ini. TABEL 4.19 Realisasi Berbasis PLT Hybrid Surya-Angin 20 KW Tahun 2012 No Provinsi No Kabupaten Kecamatan Desa Unit Total Jumlah Unit 1 Nusa Tenggara Barat 1 Lombok Barat Sekotong Buwun Mas (Pengantap) 1 1 unit (20 KW) 2 Nusa Tenggara Timur 2 Rote Ndao Rote Barat Bo'a 1 1 unit (20 KW) 3 Rote Ndao 1 1 unit (20 KW)
TOTAL 3 unit = 60 kW
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 64
6. Kapasitas Terpasang total PLT Arus Laut Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak terrealisasi karena gagal lelang. Pencapaian tidak sesuai target. Lelang tahap pertama gagal dan telah dilakukan lelang ulang namun tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis)
7. Kapasitas Terpasang Total PLT Biomassa
Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan realisasi sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa On Grid. Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomassa, diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff. Tujuan dari dikeluarkannya Peraturan tersebuat adalah dalam rangka mendorong pembelian tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan berbasis biomassa, biogas dan sampah kota dan menata kembali pengaturan pembelian kelebihan tenaga listrik (excess power) dari badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat oleh PT PLN (Persero). Peraturan Menteri ESDM tersebut memutuskan, PLN wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah dengan kapasitas sampai dengan 10 MW atau kelebihan tenaga listrik (excess power) dari badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat guna memperkuat sistem penyediaan tenaga listrik setempat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 65
SASARAN 4 : PENINGKATAN EFISIENSI PEMAKAIAN DAN PENGOLAHAN ENERGI Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut Tabel 4.20 Sasaran Peningkatan Efesiensi Pemakaian dan Pengelolahan Energi No Sasaran Strategis
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi 1 Jumlah penurunan intensitas energi
SBM/Milyar Rp
6 juta
4,76
79,33
2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi
Ton
5.07 juta 4,25
59,11 3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi objek 797 objek 806 101,13
Penjelasan 1. Jumlah Penurunan Intensitas Energi Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan realisasi sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % . Penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88 SBM/Milyar Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 66
2. Jumlah Penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi
Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta ton dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut belum tercapai target yang diinginkan. Realisasi tersebut tercapai dari kegiatan yang terlaksana: 1. Penerapan program kemitraan konservasi energi 2. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PLTBiomass DME). 3. Pemanfaatan Biogas 4. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan 5. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa 6. Reklamasi lahan pasca tambang
3. Jumlah Industri Dan Bangunan Gedung Yang Telah Diaudit Energi Target secara kumulatif jumlah industri dan bangunan gedung yang diaudit energi sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif s.d 2012 sabanyak 806 objek, atau capaian 101,13 %, telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek: (Rinci tercantum dalam tabel di bawah ini). Tabel 4.21 Jumlah Industri dan Bangunan Gedung Yang Telah Diaudit Energi pertahun Peserta/ Bidang Jumlah Peserta yang telah diaudit energi / tahun total akumulasi s.d 2012 2003 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 Industri 5 3 21 138 16 105 125 55 468 Bangunan 6 6 11 62 24 55 70 104 338 Total 11 9 32 200 40 160 195 159 806
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 67
Konservasi Energi Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Potensi efisiensi pemanfaatan energi meliputi: Sektor industri: 15% 30% Transportasi: 25% Rumah Tangga dan Komersial: 10%-30% Terget efisiensi pemanfaatan energi adalah penurunan intensitas energi (perbandingan antara konsumsi energi terhadap GDP) sebesar 1% pertahun, dan pencapaian elastisitas energi kurang dari 1 pada tahun 2025 (saat ini 1,64) Program efisiensi pemanfaatan energi, a.l: Kemitraan konservasi energi, berupa audit energi gratis terhadap industri dan bangunan komersial untuk mengetahui potensi penghematan energi dan rekomendasi peningkatan efisiensi pemanfaatan energinya Manajemen energi, berupa kewajiban kepada pengguna energi lebih besar 6000 TOE untuk melaksanakan manajemen energi Labelisasi tingkat hemat energi, untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang tingkat efisiensi peralatan rumah tangga yang beredar di pasar. Standar konservasi energi, berupa standar kinerja efisiensi energi untuk peralatan pemanfaat energi. Clearing house konservasi energi, merupakan pusat layanan informasi/konsultansi penerapan konservasi energi. Peningkatan kesadaran publik,melalui seminar, ILM, Lomba Hemat Energi, berpartisipasi pada ASEAN Energy Award. Bimbingan teknis efisiensi dan konservasi energi. Regulasi yang sedang disiapkan: Rancangan Permen tentang Tata Cara Penyusunan Program dan Pelaporan Pelaksanaan Konservasi Energi (Status di Biro Hukum).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 68
Rancangan Permen tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air (Status di Biro Hukum). Rancangan Permen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Personil Auditor Energi di Industri (Status di Biro Hukum). Rancangan Permen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Personil Auditor Energi di Bangunan Komersial (Status di Biro Hukum). Revisi Permen No. 6/2011 tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi pada Lampu Swa Ballast (Status di Biro Hukum). Rancangan Permen tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi pada AC (Draft awal). Rancangan Permen tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi pada Kulkas (Draft awal). Pelaksanaan Inpres 13/2011 tentang Penghematan Energi dan Air Instruksi kepada pimpinan lembaga pemeritah pusat dan daerah untuk melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air Target: Penghematan listrik sebesar 10% Penghematan pemakaian BBM Bersubsidi sebesar 10% Penghematan air sebesar 10% Progress: Penyusunan Rencana Aksi Penghematan Energi dan Air Penyusunan Rancangan Permen tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 69
TUJUAN 2 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN INVESTASI SEKTOR ENERGI, SUB SEKTOR EBTKE
Untuk tercapainya tujuan tersebut sasaran yang ditetapkan adalah : Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) SASARAN : MENINGKATNYA INVESTASI SUB SEKTOR ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI (EBTKE) Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut Tabel 4.22 Sasaran Peningkatan Investasi Sektor Energi, Sub Sektor EBTKE No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) 1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5 8 160 2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3 1 33,3
Penjelasan 1. Jumlah Wkp Panas Bumi Yang Telah Ditetapkan Target WKP panas bumi yang telah ditetapkan pada tahun ini 2012 sebanyak 5 WKP, terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %, melebihi target. Realisasi tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah ditetapkan: Simbolon Samosir, Way Ratai, Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu, Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange. (Rinci tercantum dalam tabel di bawah ini).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 70
Tabel 4.23. Daftar WKP Ditetapkan Tahun 2012
No Nama WKP Cadangan Terduga (MW) 1 Simbolon Samosir - Sumut 155 2 Way Ratai-Lampung 105 3 Candi Umbul Telomoyo-Jateng 72 4 Bora Pulu-Sumut 123 5 Gn. Lawu Jateng 195 6 Kepahiang, Bengkulu 180 7 Sembalun, NTB 100 8 Oka Ile Ange. NTT 40
Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sedangkan kewenangan pemberi perizinan tergantung dari letak di mana WKP tersebut berada. Pada tahun 2011 WKP yang ditetapkan 50 WKP, sedangkan tahun 2012 ditetapkan 8 WK, jadi Total Akumulasi sampai dengan tahun 2012 terdapat 58 WKP. Penjelasan Umum Tabel 4.24 Jumlah WKP Panas Bumi Yang Telah Ditetapkan/ tahun
Uraian/Objek Realisasi Jumlah WKP yg ditetapkan secara kumulatif 2011 2012 Jumlah WKP Panas Bumi Yang Telah Ditetapkan 50 58
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 71
Gambar 58 Wilayah Kerja Panas Bumi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 72
TEBEL 4.25 PENGEMBANG PLTP
No. WKP Panas Bumi / Lokasi Pengembang Nama PLTP 1 Sibayak Sinabung, SUMUT PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Sibayak 2 Cibeureum Parabakti, JABAR KOB - Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) Salak 3 Pangalengan, JABAR KOB - Star Energy Geothermal Wayang Windu, Ltd (SEGWWL) Wayang Windu 4 Kamojang Darajat, JABAR PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kamojang 5 Kamojang Darajat, JABAR KOB - Chevron Geothermal Indonesia, Ltd (CGI) Darajat 6 Dataran Tinggi Dieng, JATENG PT. Geo Dipa Energi (GDE) Dieng 7 Lahendong Tompaso, SULUT PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 73
2. Jumlah Lokasi Pengembangan Panas Bumi
Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1 lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target. Realisasi tersebut tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan pemboran sumur eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: dalam tahap negosiasi PPA dengan PLN dan proses IPPkH kawasan hutan serta Proyek PLTP Tampomas: terkendala penolakan masyarakat .
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 74
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE KESDM - 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 75
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE KESDM - 2012 11. PLTP SORIK MERAPI 1. Lokasi : Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara 2. Potensi : 3. Pengembang : PT. Sorik Marapi Geothermal Power 4. Status Saat ini : IUP Telah Terbit 5. Perkiraan COD : 2015 6. Peta Lokasi : Sumber Daya Cadangan Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti 200
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE KESDM - 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 76
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE KESDM - 2012 9. PLTP TAMPOMAS 1. Lokasi : Kab. Sumedang dan Subang, Provinsi Jawa Barat 2. Potensi : 3. Pengembang : PT. Wijaya Karya Jabar Power 4. Status Saat ini : IUP Telah Terbit 5. Perkiraan COD : 2015 6. Peta Lokasi : Sumber Daya Cadangan Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti 50
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE KESDM - 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 77
TUJUAN 3 : TERWUJUDNYA PERAN PENTING SEKTOR ESDM SUBSEKTOR EBTKE DALAM PENERIMAAN NEGARA Untuk tercapainya tujuan tersebut sasaran yang ditetapkan adalah Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara SASARAN : TERWUJUDNYA PERAN PENTING SUB SEKTOR EBTKE DALAM PENERIMAAN NEGARA Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut Tabel 4.26 Sasaran Terwujudnya peran penting sub sektor ebtke dalam penerimaan negara Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Capaian % Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun
0,233
0,739
212,4
Penjelasan Jumlah PNBP Dan Sub Sektor Ebtke Target Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja 212,4 %, Realisasi Melebihi target Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 78
TUJUAN 4 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN PERAN SEKTOR ESDM SUB SEKTOR EBTKE DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk tercapainya tujuan tersebut sasaran yang ditetapkan adalah : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah
SASARAN : TERWUJUDNYA PENINGKATAN PERAN SUB SEKTOR EBTKE DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 indikator kinerja, target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.27 Sasaran Terwujudnya peran penting sub sektor ebtke dalam penerimaan negara Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Capaian % Terwujudnya peningkatan peran sub sector EBTKE dalam pembangunan daerah Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN DME
50
52 lokasi yaitu (44 berbasis BBN dan 8 berbasis NON BBN ) 104
Penjelasan Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis BBN Dan Non BBN Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada tahun ini 2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50 DME. Realisasi tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non BBN. Secara Rinci tercantum dalam tabel di bawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 79
Tabel 4.28 Realisasi Desa Mandiri Energi
No Indikator Realisasi DME Total Akumulasi s.d 2012 2009 2010 2011 2012 1 DME berbasis Non BBN 62 34 19 8 238 2 DME berbasis BBN 28 16 32 44 195 Total DME 90 50 51 52 433
Desa Mandiri Energi adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi lebih dari 60% kebutuhan listrik dan bahan bakar dari sumber energi terbarukan, yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat. DME dikembangkan dengan konsep pemanfaatan energi setempat, khususnya energi terbarukan, untuk pemenuhan kebutuhan energi dan kegiatan yang bersifat produktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja dan kesejahteraan masyakat pada umumnya melalui penyediaan energi terbarukan yang terjangkau dan berkelanjutan. Konsep pengembangan DME diformulasikan menjadi dua kelompok DME yaitu DME berbasis BBN dan DME berbasis Bahan Bakar Nabati (BBN) dan non-BBN. Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN menggunakan bahan baku energi jarak pagar, kelapa sawit, singkong dan tebu. Sedangkan DME berbasis non-BBN memanfaatkan sumber energi setempat yaitu mikrohidro, angin, surya dan biomassa.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 80
Tabel 4.29 DME Berbasis BBN Tahun 2012 Lokasi Digester Biogas Komunal dan Rumah Tangga
No Digester Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa Kapasitas Jumlah Unit 1 2 3 4 5 6 7 8 1
Komunal dan Rumah Tangga Jawa Barat Bogor Cibungbulang Situ Udik 6 m3 10 2 Cirebon Gegesik 6 m3 5 3 Indramayu Kertasemaya 6 m3 7 4 Jawa Tengah Tegal Pangkah Bogares Kidul 6 m3 3 5 20 m3 1 6 Semarang Ambarawa 6 m3 28 7 Klaten Jogonalan 6 m3 10 8 Klaten Jogonalan Somopuro 40 m3 1 9 Klaten Tulung Bono 90 m3 1 10 Sukoharjo 6 m3 10 11 Magelang Grabag Grabag 136 m3 1 12 Karang Anyar Karang Pandan 6 m3 10 13 Karang Anyar Karang Pandan Bangsri 6 m3 10 14 D.I Yogyakarta Kulonprogo Kalibawang Banjarharjo 6 m3 14 15 Kulonprogo Sentolo Tuksono 90 m3 2 16 Gunung Kidul Playen Ngunut 6 m3 10 17 Gunung Kidul Playen Dengok 6 m3 10 18 Jawa Timur Jember Ambulu Pontang 20 m3 2 19 Jember Balung Curahlele 20 m3 1 20 Banyuwangi Purwoharjo Sumber Asri 6 m3 10 21 Gresik Menganti Gading Watu 6 m3 18 22 Gresik Menganti Gading Watu 20 m3 2 23 Gresik Menganti Gading Watu 90 m3 1 24 Gresik Menganti Domas 6 m3 5 25 Gresik Menganti Domas 20 m3 1 26 Jombang Mojowarno Grobogan 6 m3 20 27 Sumatera Utara Samosir Pangururan Pintusona 6 m3 10 28 Samosir Pangururan Lumbantinggol 6 m3 13 29 Lampung Tenggamus Gisting Campang 6 m3 15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 81
30 Tenggamus Gisting Gisting Atas 6 m3 10 31 Tenggamus Gisting Gisting Permai 6 m3 10 32 Jambi Surolangun Air Hitam Bukit Suban 6 m3 30 33 Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah Katikutana Selatan Malinjak 5 m3 13 34 Ende Wewaria Ratewate 20 m3
Tabel 4.30 Tabel DME Berbasis Non BBN Tahun 2012 No Nama Kegiatan Unit Lokasi Keterangan 1 Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan Produktif di Provinsi Jambi 1 di Provinsi Jambi Peralatan pengolah kopi 2 Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan Produktif di Provinsi Jawa Tengah 1 Provinsi Jawa Tengah Peralatan konveksi dan pertukangan kayu 3 Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan Produktif di Provinsi Jawa Timur II 1 Provinsi Jawa Timur II Pengering kapulaga 4 Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan Produktif di Provinsi Jawa Barat 1 Provinsi Jawa Barat 5 Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan Produktif di Provinsi Sulawesi Tengah 1 Provinsi Sulawesi Tengah Pengering jahe 6 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrid Surya dan Angin di Provinsi Nusa Tenggara Barat I 1 Desa Buwun Mas, Kec. Sekorong kolo Lombok Barat, Provinsi NTB Kapasitas terpasang 19 kW 7 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrid Surya dan Angin di Provinsi Nusa Tenggara Timur I 1 Desa Bo'a, kec. Rote Barat, Kab. Rote ndao, Provinsi NTT Kapasitas terpasang 24 kW 8 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrid Surya dan Angin di Provinsi Nusa Tenggara Timur II 1 Kab. Rote ndao, Provinsi NTT Kapasitas terpasang 30 kW
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 82
KEGIATAN : DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA DITJEN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
Selain sasaran-sasaran utama yang telah disampaikan di atas, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM juga mempunyai sasaran penunjang yang tidak kalah pentingnya dalam rangka mewujudkan tujuan serta visi misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Ditjen EBTKE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010 dan 2014, sasaran tersebut adalah Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.
1. Peraturan Atau Keputusan Penting Yang Dikeluarkan Tahun 2012 a) Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi Dan Summber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi b) Peraturan Menteri ESDM No.15 Tahun 2012 Tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah c) Peraturan Menteri ESDM No.14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Energi d) Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2012 Tentang Penghematan Pemakaian Listrik e) Peraturan Menteri ESDM No.01 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek- Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi terbarukan, Batubara, Dan Gas Serta Transmisi Terkait f) Permen ESDM No. 22/2012 tentang Penugasan Kepada PT PLN Untuk Melakukan Pembelian Tenaga Listrik Dari PLTP Dan harga Patokan Pembelian Listrik Oleh PT PLN Dari PLTP g) Telah diterbitkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Manajer Energi h) Telah diterbitkan SKKNI bidang Auditor Energi i) Permen ESDM No. 02/2012 tentang DAK Bidang Listrik Perdesaan Tahun Anggaran 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 83
j) Permen ESDM No. 04/2012 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) Dari Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil Dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik k) Permen ESDM No. 10/2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
2. DOKUMEN PERENCANAAN DAN LAPORAN
Dokumen perencanaan telah berhasil disusun pada tahun 2012 antara lain, Dokumen RKA-KL, Penetapan Kinerja, LAKIP, Dokumen laporan hasil kegiatan tahun 2012. Dokumen tersebut merupakan rangkaian dokumen perencanaan dan dokumen hasil kinerja yang saling terkait satu dengan lainnya.
3. LAYANAN DATA DAN INFORMASI
- Penerbitan Buletin dan Majalah serta buku pemahaman tentang bidang EBTKE untuk kemudian disalurkan ke berbagai Instansi , stakeholder dan masyarakat. - Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik Melalui Pengisian Data Web-Site Bidang EBTKE , yang berita dan informasi terkait informasi di bidang energi baru, terbarukan dan konservasi energi, baik berupa berita, artikel, maupun siaran pers, yang di update setiap hari nya.
4. KEGIATAN SOSIALISASI BIDANG EBTKE ANTARA LAIN
a. Launching Home and School Energy Champion 2012, di Museum Listrik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 3 Maret 2012 Pemerintah Indonesia cq Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 84
Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) bekerjasama dengan pemerintah Kerajaan Denmark menyelenggarakan Kompetisi Efisiensi Energi bertajuk Home and School Energy Champion 2012. di Museum Listrik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu 03 Maret 2012.
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) bekerjasama dengan pemerintah Kerajaan Denmark menyelenggarakan Kompetisi Efisiensi Energi bertajuk Home and School Energy Champion 2012. Kompetisi ini merupakan yang pertama kali di Indonesia dan akan berlangsung selama enam bulan kedepan.Dalam kompetisi ini para peserta di tantang untuk merubah perilaku agar bisa mengkonsumsi energi listrik dengan lebih bijak, tanpa mengurangi kenyamanan dalam beraktifitas,
Alasan kompetisi ini diberlakukan untuk sekolah sebab pendidikan untuk perilaku hemat energi harus di mulai sejak dini, sementara di rumah terkait dengan kebiasaan.Kita mulai dari rumah dan sekolah. Selama kompetisi ini para siswa akan melakukan praktek-praktek hemat energi di sekolah maupun rumah masing-masing, kemudian melaporkan konsumsi energi setiap bulan, setelah itu hasil keseluruhan akan menjadi bahan penilaian dan evaluasi para juri.Para juri terdiri dari beberapa pihak yang mewakili pemerintah, akademisi, kalangan professional, para ahli maupun, ahli efisiensi energi independent dan organisasi nasional dalam negeri,. Mekanisme penilaian didasarkan pada dua komponen yaitu komponen kuantitatif yaitu penilaian didasarkan pada penurunan konsumsi listrik secara continue dan bertahap), sementara kualitatif (penilaian didasarkan pada kegiatan yang dicerminkan pada tindakan melakukan efisiensi energi).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 85
Sepuluh sekolah yang berpartisipasi di kompetisi ini antara lain British International School, Bunda Mulia International School, Global Jaya International School, Sekolah Madania, Sekolah Santa Laurensia, Sinar Mas World Academy, SMA Al Azhar Syifa Budi, SMA Insan Cendekia Al Muslim, SMP Al Muslim, dan SDS Model Islammic Village.
Home and School Champion 2012 ini terdiri dari dua kategori yaitu kompetisi utama terdiri dari kompetisi rumah tangga, kompetisi antar sekolah, kompetisi antar kelompok rumah dan sekolah bersama dengan kelompok rumah dan sekolah yang lain.
b. Penandatangan nota kesepahaman kerjasama (Memorandum of Undersatnding/MoU) dengan UPC Renewables Indonesia Limited untuk mengembangkan pusat listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia , Jumat 20 April 2012.
Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) meneken nota kesepahaman kerjasama (Memorandum of Undersatnding/MoU) dengan UPC Renewables Indonesia Limited untuk mengembangkan pusat listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia. Penandatangan dilakukan oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Ditjen EBTKE antara Senior Vice President UPC Renewables Indonesia Limited serta Director UPC Renewables Indonesia Limited dan disaksikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE di Jakarta, Jumat 20 April 2012.
Dirjen EBTKE mengatakan tujuan dari penandatanganan MoU ini guna membantu dalam pelaksanaan feasibility study dalam rangka membantu persiapan program pembangunan PLTB di pantai Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kapasitas total 50 MW. Setelah feasibility study selesai dilaksanakan, diharapkan pihak UPC Renewables Indonesia Limited bersama partner lokal PT. Binatek Reka Energi dapat mengembangkan wind farm yang direncanakan dengan kapasitas 50 MW di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 86
Dusun Patehan, Kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut dia, proyek tersebut meliputi pembangunan 33 turbin angin dengan kapasitas masing-masing sebesar 1,5 Megawatt (MW) yang akan mulai dikerjakan setelah dilakukan penandatanganan power purchase agreement (PPA) dan direncanakan selesai dalam waktu 15 bulan.Proyek ini akan menjadi proyek IPP dimana listriknya akan dijual ke PLN,.
Terkait harga jual listrik ke PLN, sambungnya, telah disepakati harga jual Rp1200 per kilowatt hours (kwh).Harga ini jika dibandingkan dengan BPP rata-rata seluruh pembangkit PLN tergolong murah,tegasnya Untuk kategori pembangkit listrik, kapasitas 50 MW tergolong besar apalagi untuk pembangkit listrik dari energi baru terbarukan.Selama ini kita baru punya skala kecil ataupun masih dalam tahap pilot project, dengan ditandatangani proyek tersebut merupakan milestone bagi pembangunan pusat listrik tenaga angin dalam skala komersial.
Setelah Yogyakarta, yang dibidik pemerintah untuk mengembangkan PLTB yaitu Sulawesi Selatan dan Madura sebab berdasarkan hasil survei kedua daerah tersebut memiliki potensi angin yang cukup besar.Selain Sulsel dan Madura, sekitar Bangka Belitung potensi anginnya cukup baik.
c. Monitoring dan Evaluasi Penghematan Energi dan Air Tanah, di Gedung Kementerian ESDM, Jumat 15 Juni 2012
Saat ini kebutuhan energi Indonesia masih didominasi oleh energi fosil yaitu minyak bumi, gas dan batubara. Bahkan, khusus minyak bumi ketergantungannya mencapai 95 persen. Namun disisi lain, harga minyak dunia terus meroket menyikapi kondisi tersebut pemerintah sejak 1 Juni 2012 kemarin melakukan imbauan untuk melakukan penghematana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 87
bahan bakar minyak (BBM), listrik, manajemen energi dan air terutama di institusi pemerintahan."Efisiensi tidak bisa dilakukan oleh petugas, aparat dan sesuatu yang sifatnya konstitusional, harus dilakukan orang perorang dengan cara mengubah perilaku,"ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM), Rudi Rubiandini seusai membuka acara Monitoring dan Evaluasi Penghematan Energi dan Air Tanah, di Gedung Kementerian ESDM, Jumat 15 Juni 2012. Sebagai contoh kepada masyarakat, sambung Rudi, dimulai dari kantor pemerintahan dimana untuk melakukan penghematan misalnya dengan cara menaikan temperatur air conditioner (AC)."Begitu juga dengan listrik, setiap keluar ruangan harus dimatikan, air juga begitu jika tidak digunakan jangan dinyalakan,"tambah Rudi. Program efisiensi dan peghematan energi ini, menurut Rudi, merupakan program jangka pendek pemerintah dalam upaya melakukan konservasi dan diversifikasi energi. Sedangkan untuk energi alternatif, merupakan jangka panjang. "Bukan hanya itu, konversi energi juga harus dilakukan, jika tidak kita akan masuk menjadi negara net importir energi,"tegasnya. Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) selaku Ketua Tim Nasional Pelaksana Hemat Energi dan Air, mengatakan program penghematan ini tidak semata-mata untuk program pengurangan subsidi tetapi juga percontohan, pemerintah harus memberikan contoh,"katanya. Selama dilakukan program penghematan mulai 1 Juni kemarin, data terakhir menyebutkan untuk program penghematan BBM di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) wilayah Jakarta Barat belum sama sekali melakukan penghematan."Dalam program penghematan BBM di Jabodetabek, wilayah Jakarta Barat yang belum melakukan penghematan sama sekali, tetapi Jakarta Timur sudah signifikan penghematannya"ungkapnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 88
d. Pelaksanaan Indonesia EBTKE Conex 2012 Tanggal 17 -19 Juli 2012.
Strategi energi yang tepat dan memenuhi kriteria trilogi kebijakan energi dalam jangka panjang adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Kita harus menargetkan dalam 10 tahun mendatang, 90% dari sistem energi nasional kita sudah memenuhi kriteria trilogi kebijakan energi, ujar Wakil Presiden Boediono ketika memberikan sambutan pada Convention and Exbihition on New, Renewable Energy and Energy Conservation 2012 atau EBTKE Conex 2012 di Jakarta Convention Center, Selasa 17 Juli 2012
e. Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 201, pada tanggal 20 Desember 2012
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyelenggarakan Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2012 (PEEN 2012) yang bertempat di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis malam, 20 Desember 2012. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai Kementerian dan Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, Negara Sahabat, Akademisi, Asosiasi, Peserta dan Pemenang PEEN 2012, serta para tamu undangan lainnya. Pada kesempatan tersebut dilakukan penganugerahan Penghargaan oleh Wakil Menteri ESDM, Prof. Dr. Rudi Rubiandini kepada para Pemenang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 89
kompetisi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012. Dimana sebelumnya disampaikan laporan penyelenggaraan PEEN 2012 oleh Ir. Jarman, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan selaku Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Jarman mengatakan acara ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan di sektor bangunan dan industri sehubungan dengan upaya-upaya efisiensi dan konservasi energi terbaik yang telah diterapkan di bangunan gedung dan industri . Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini dalam sambutannya menuturkan pihaknya selaku Pemerintah mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi para peserta ajang Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2012. "Kami juga mengucapkan selamat kepada para peserta yang berhasil menjadi pemenang dalam ajang penghargaan ini",katanya. Menurut dia, para pemenang PEEN 2012 ini, diharapkan dapat menjadi contoh atau inspirasi bagi semua pihak dalam penerapan efisiensi dan konservasi energi, yang sesungguhnya dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi seluruh masyarakat. PEEN 2012 merupakan kegiatan seleksi atau penjaringan tingkat nasional terhadap calon-calon peserta yang akan diikutsertakan dalam kegiatan ajang ASEAN Energy Award untuk bidang efisiensi dan konservasi energi. Dimana ASEAN Energy Award untuk bidang efisiensi dan konservasi energi merupakan ajang kompetisi di tingkat regional ASEAN yang dilaksanakan setiap tahun untuk memberikan penghargaaan kepada para pemangku kepentingan di sektor industri dan bangunan gedung yang telah berhasil menerapkan upaya-upaya efisiensi dan konservasi energi. Sedangkan tujuan dari kegiatan PEEN 2012 adalah : Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan/stakeholder dalam mensukseskan program-progam Pemerintah Indonesia di bidang efisiensi dan konservasi energi. Meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan/stakeholder akan perlunya penerapan efisiensi dan konservasi energi, manajemen energi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 90
serta inovasi dalam rangka peningkatan daya saing dan kualitas di sektor industri dan bangunan gedung. Menghasilkan model-model industri dan bangunan gedung yang hemat energi di Indonesia yang dapat dijadikan contoh dan dapat direplikasi.
Kegiatan PEEN 2012 perlu dilaksanakan, karena merupakan salah satu alat efektif bagi Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan efisiensi dan konservasi energi serta inovasi teknologi efisiensi energi di sektor industri dan bangunan gedung. Melalui PEEN 2012 diharapkan dapat membantu percepatan pencapaian : Target nasional yaitu visi energi 25/25 Ditjen EBTKE, KESDM terkait dengan pendekatan di sisi demand yaitu dengan menekan laju konsumsi energi melalui penerapan konservasi energi; serta Target regional ASEAN dibidang efisiensi dan konservasi energi yaitu mengurangi intensitas energi menjadi 8 persen pada tahun 2015 dari level tahun 2005.
Dalam rangka ketahanan energi dan pembangunan yang berkelanjutan baik tingkat nasional maupun regional, yang merupakan faktor penting untuk menunjang pencapaian pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. PEEN 2012 juga merupakan sarana untuk menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam perhatiannya terhadap isu Climate Change dan Global Warming, dimana pada tahun 2009, Presiden RI telah menyampaikan komitmen di tingkat internasional untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen dengan upaya sendiri, dan menjadi 41 persen dengan bantuan internasional. Kategori yang dilombakan dalam ajang PEEN 2012 adalah : A. Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi: 1) GedungKomersial: Gedung Baru Gedung Retrofitted Gedung Tropis Inovasi Khusus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 91
2) Gedung Pemerintah Gedung Baru Gedung Retrofitted 3) Gedung BUMN: Gedung Baru Gedung Retrofitted B. Kategori Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung : Industri Kecil dan Menengan Industri Besar Gedung Kecil dan Menengah Gedung Besar Inovasi Khusus untuk Industri Inovasi Khusus untuk Bangunan Gedung Peserta PEEN 2012 adalah para pemilik atau pengelola gedung serta perusahaan di sektor industri yang telah memenuhi persyaratan kompetisi. Peserta yang mendaftar dan menyampaikan formulir aplikasi pada PEEN 2012 sebanyak 12 (dua belas) proposal dari 11 (sebelas) perusahaan. Dan Pemenang dalam ajang Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 adalah: Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi : Gedung Komersial : - Sinar Mas Land Plaza (Juara I Gedung Baru) Gedung BUMN - PT. Dahana (Persero) (Juara I Gedung Baru)
Kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung : Manajemen Energi Pada Industri - PT. Petrokima Gresik (Juara III Industri Besar) Manajemen Energi Pada Bangunan Gedung - PT. Pacific Place Jakarta (Juara I Gedung Besar) - Grha Wonokoyo (Juara II Gedung Besar) Manajemen Energi Pada Industri - PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. (Juara I Inovasi Khusus) - PT. Petrokima Gresik (Juara I Inovasi Khusus)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 92
f. Telah disusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk Perizinan sektor panas bumi dan Bioenergi. Secara lengkap tabel dibawah ini Tabel 4.31 Standar Pelayanan Minimum (SPM) Panas Bumi No. Standar Pelayanan Minimum (SPM) Tata Waktu PIC 1 Penugasan Survei Pendahuluan Panas Bumi 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 2 Sistem Informasi Wilayah Kerja Panas Bumi 1 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 3 Evaluasi Lapoan Eksplorasi Panas Bumi 15 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 4 Pertimbangan Teknis Dalam Rangka Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 5 Pengawasan Eksplorasi Panas Bumi 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 6 Pengawasan Eksploitasi Panas Bumi 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 7 Penandasahan dan Persetujuan Fasilitas Impor Barang (Masterlist) 12 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 8 Evaluasi Studi Kelayakan Panas Bumi Untuk WKP Lintas Provinsi 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 9 Evaluasi Laporan RKAB 12 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 10 Perpanjangan Tahap Kegiatan Eksplorasi 14 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 11 Perpanjangan Tahap Kegiatan Eksploitasi 14 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 12 Pengalihan Kepemilikan Saham Pemegang IUP
10 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 93
13 Penyelesaian Perselisihan Pada Perusahaan Panas Bumi 12 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 14 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing 10 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 15 Pembuatan Kartu Izin Meledakkan 6 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 16 Pembuatan Surat Izin Layak Operasi RIG 15 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 17 Pengesahan Kepala Tehnik Panas Bumi 13 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 18 Perizinan Penggunaan Gudang Bahan Peledak 17 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 19 Perizinan Penggunaan Tangki Penimbun Bahan Bakar Cair 17 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 20 Perizinan Surat Keterangan Terdaftar Panas Bumi 10 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 21 Rekomendasi Bahan Peledak 7 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 22 Sertifikasi Juru Las dan Persetujuan WPS 13 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 23 Sertifikasi Juru Ledak 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 24 Sertifikasi Kelayakan Penggunaan Instalasi 15 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 25 Sertifikasi Kelayakan Penggunaan Peralatan 15 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi 26 Penugasan Survei Pendahuluan Panas Bumi 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 94
Tabel 4.32 Standar Pelayanan Minimum (SPM) Perizinan Bioenergi No. Standar Pelayanan Minimum (SPM) Tata Waktu PIC 1 Standard Operating Procedures (SOP) Pemberian Izin Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Paling lama 33 hari kerja EBTKE/ Dit. Bioenergi 2 Standard Operating Procedures (SOP) Pemberian Rekomendasi Ekspor Impor Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Paling lama 5 hari kerja EBTKE/ Dit. Bioenergi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 95
g. KERJASAMA 1. Kerjasama Dalam Negeri a) Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Keuangan, BAPPENAS, BPPT serta Pemerintah Daerah. Hal ini terkait untuk menyusun rumusan peraturan perundang- undangan bersama, dan instansi dan lembaga terkait lainnya untuk menyusun revisi Undang Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Panas Bumi, Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Energi Terbarukan, Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Ketahanan Energi. b) Badan Standardisasi Nasional (BSN), BPPT, LAPAN, Asosiasi Profesi, Asosiasi Produsen Energi Terbarukan, Akademisi untuk menyusun rumusan standar teknis dan kompetensi energi terbarukan dengan, untuk menghasilkan Standar Nasional Indonesia (SNI) serta kerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menghasilkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) c) Kementerian Keuangan, BAPPENAS, BPPT, LAPAN, Asosiasi Profesi (Masyarakat Eenergi Terbarukan Indonesia), Asosiasi Produsen Energi Terbarukan, Akademisi, dan BUMN (PT. PLN, PT. Pertamina Geothermal Energi) untuk menyusun rumusan Feed in Tarrif untuk harga energi terbarukan. d) Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Koperasi dan UKM dan Pemerintah Daerah dalam pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan misal PLTMH, PLTS, PLTB, PLT Hybrid, biogas, biomassa untuk masyarakat pedesaan. e) Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Peranan Wanita dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah, Asosiasi, Perguruan Tinggi dan instansi lain dalam sosialisasi EBT. f) EBTKE Convention and Exhibition 2012: Direktorat Jenderal EBTKE, bekerjasama dengan METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) sebuah orgasisasi nirlaba yang merupakan kumpulan pengamat, praktisi dan pendukung pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia menyelenggarakan Indonesia EBTKE Conex 2012 yang dibuka oleh Wakil Presiden RI, Boediono guna menghimpun Pemerintah, pelaku bisnis serta masyarakat luas berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan EBTKE di Indonesia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 96
2. Luar Negeri a) ASEAN dan APEC dalam rangka mempererat dan saling tukar menukar informasi tentang pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi di suatu kawasan, misal dengan Renewable Sub Sector Network (RE-SSN) dan Energy Efficiency and Conservation Sub Sector Network (EE&C-SSN) b) Dengan beberapa negara di Eropa (Finlandia, Denmark, Jerman, Belanda, dll), Asia (Korea dan Jepang) dan Amerika Serikat dalam kaitan mendapatkan hibah atau bantuan dana untuk pengembangan fasilitas EBTKE. c) Lembaga internasional (UNDP, UNIDO, ADB, World Bank, FAO), New Zealand, Denmark (EINCOPS), Belanda (CASINDO), Jepang (JICA, NEDO), Jerman (ACE-GIZ) untuk mendapatkan bantuan peningkatan kemampuan sumber daya manusia Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi d) Dengan calon investor EBTKE untuk melakukan studi kelayakan untuk pengembangan energi terbarukan (antara lain dengan SHARP Corporation, Samsung C & T, dalam pengembangan PLTS, dengan UPC Renewables dalam pengembangan energi angin.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 97
4.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Anggaran dan realisasi belanja dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Ditjen EBTKE adalah sebagaimana berikut:
Tabel 4. 33 Realisasi Anggaran 2012 NO
KEGIATAN
TOTAL ANGGARAN (RP)
REALISASI ANGGARAN (RP)
%
1 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Panas Bumi 76.382.573.000
40.620.805.914
53,18
2 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Bioenergi 87.452.000.000
38.534.893.139
44,06
3 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 833.026.116.000
367.655.036.390
44,13
4 Kegiatan Perencanaan Energi, Penerapan Konservasi Energi dan Teknologi Energi Bersih 73.861.010.000
40.889.045.891
55,36
5 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 134.152.740.000
105.754.862.682
78,83
TOTAL 1.204.874.439.000 593.454.644.016 49,25
Tidak terserapnya seluruh anggaran, disebabkan beberapa hal yaitu : 1. Adanya dana di bintang/blokir yang tidak dapat dicairkan. 2. Ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena Gagal Lelang. 3. Ditjen EBTKE merupakan satker yang baru terbentuk dengan jumlah pegawai masih sedikit dan kondisi sarana prasarana untuk menunjang kegiatan operasional yang belum memadai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 98
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi merupakan penilaian terhadap keberhasilan dan atau kegagalan atas pelaksanaan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan pada tahun 2012. Secara ringkas dari hasil evaluasi LAKIP Ditjen EBTKE, dapat disimpulkan secara umum sasaran stratejik yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2012 dapat dicapai, dari 7 sasaran strategis. Secara lengkap ringkasan capaian kinerja setiap sasaran dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1 Capaian Kinerja No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % 1
Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71.000.000 62.553.828 88,1
2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter 6.000 0
0
3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter 900.000 700.000
77,77
4 Jumlah produksi biogas M 3 10.000 9.305
93,05
2 Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy 1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi lokasi 1 2 200 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 10
157,14
3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 0 0 BAB V PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 99
4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat) lokasi 195
120 62 5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 7
3 43 6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut lokasi 1
0 0 3
Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi
1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi % 7,5 7,5
100
2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 1.341 1.341 100 3 Kapasitas terpasang Total PLTMH MW 1.582 0 0 4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 2,95 4,755 161 5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid MW 0,143 0,06 42 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 0,01 0 0 7 Kapasitas terpasang Total PLT Biomassa MW 10 21 210 4
Meningkatnya investasi sub sektor energi baru
1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5 8 160
2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3 1 33,3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 100
5
Terwujudnya peran penting sub sektor
1 Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun 0.348 triliun rupiah 0,739
212,4
6
Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah 1 Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN DME 50 52
104
7
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi 1 Jumlah penurunan intensitas energi SBM 6 juta SBM/Milyar Rp 4,76 79,33
2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi Ton 5,07 juta 4,25 Juta 83,83
3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi
objek 797 806
101,13
Dari capaian kinerja tersebut dapat disimpulkan antara lain: 1. Realisasi produksi uap panas bumi tahun 2012 ini sebesar 62.553.829 ton dengan target yag ditetapkan sebesar 71.000.000 atau capaian sebesar 88,1%. Realisasi capain tersebut diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak, Darajat, Wayang windu sedangkan yang tidak terealisasi adalah PLTP Lahendong, Sibayak, Dieng dan Ulubelu. 2. Produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri. 3. Produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel. Dan Realisasi tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 101
transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service Obligation (PSO). 4. Produksi biogas terealisasi sebesar 9.305 M 3 dari target 10.000 M 3 atau capaian kinerja sebesar 93,05 %, diperoleh dari Ditjen EBTKE 1.199 M 3 (dari biogas digester 6 M 3, 20 M 3 , 40 M 3 , 90 M 3 dan 236 M 3, ) dan dari BIRU Hivos 5.027 M 3 (dari biogas digester 6 M 3 ) serta dari Digester fiber SWEN 1824 M (kapasitas 4 M 3 , 5 M 3 , 11) dan 3.078 M 5. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu 2 lokasi atau 200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1 lokasi. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu. 3.
6. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni: Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT. 7. Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang PLTMH dikarenakan gagal lelang. Tahun 2012 ini rencananya ada pembangunan PLTMH sebayak 25 lokasi namun karena tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis) maka Pembangunan PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak dapat dilaksanakan dan akan diusulkan kembali melalui DIPA EBTKE tahun anggaran 2013. 8. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi dan realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 102
9. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau capaian 43 % . Target tidak tercapai karena yang 4 lokasi gagal lelang. 10. Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target) 11. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini. 12. Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW, dan realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % . Realisasi tersebut tercapai dari Penambahan Kapasitas terpasang dari PLTP Ulubelu unit 1 dan unit 2 (110 MW) dan PLTP ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW). 13. Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW, dikarenakan gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan tidak ada penambahan kapasitas terpasang 14. Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang ditetapkan.Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 lokasi 15. Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan realisasi sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak tercapai. Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang direncanakan, yang telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06 MW, dan sisanya 4 lokasi dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat tercapai karena gagal lelang . Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan DME berbasis PLT Hybrid 20 KW di 3 Lokasi. 16. Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak terrealisasi karena gagal lelang. Pencapaian tidak sesuai target. Lelang tahap pertama gagal dan telah dilakukan lelang ulang namun tidak ada
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 103
pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis) 17. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini. 18. Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan realisasi sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa On Grid. Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomassa, diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff 19. Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan realisasi sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % . Penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88 SBM/Milyar Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah) 20. Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta ton dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut belum tercapai target yang diinginkan. Realisasi tersebut tercapai dari kegiatan yang terlaksana: a. Penerapan program kemitraan konservasi energi b. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PLTBiomass DME). c. Pemanfaatan Biogas d. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan e. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa f. Reklamasi lahan pasca tambang 21. Target secara kumulatif jumlah industri dan bangunan gedung yang diaudit energi sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif s.d 2012 sabanyak 806 objek, atau capaian 101,13 %, telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 104
secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek: 22. Target penetapan WKP panas bumi pada tahun 2012 sebanyak 5 WKP, terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %, melebihi target. Realisasi tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah ditetapkan: Simbolon Samosir, Way Ratai, Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu, Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange. 23. Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1 lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target. Realisasi tersebut tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan pemboran sumur eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: negosiasi PPA dengan PLN kawasan hutan dan Proyek PLTP Tampomas: terkendala penolakan masyarakat . 24. Target Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja 212,4 %, Realisasi Melebihi target. Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun. 25. Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada tahun ini 2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50 DME. Realisasi tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non BBN. 26. Jumlah peraturan yang terbit tahun ini 2012 adalah 12 peraturan 27. Terbatasnya jumlah pegawai (PNS) di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012 105
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE KESDM - 2012 ` Go Green Indonesia ! energi hijau, energi masa depan www.ebtke.esdm.go.id www.energiterbarukan.net www.konservasienergi.net Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950; Telp/Faks : 021-5250575 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
Unut Organisasi : Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Anggaran : Rp. 1.320.344.477.000,- Rialisasi Anggaran : Rp 604.984.129.758,- Capaian Anggaran : 50,21 %
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Ringkasan Capaian Kinerja 1 Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestic
1 Jumlah produksi uap panas bumi ton 71.000.000 62.553.828 88,1
Realisasi Produksi diperoleh dari: PLTP Yang tercapai : Kamojang, Salak, Darajat, Wayang Windu. PLTP yang tidak tercapai: Lahendong, Sibayak, Dieng, Ulubelu 2 Jumlah produksi bioetanol
Kl 6.000 0
0
Tidak tercapainya target karena masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri 3 Jumlah produksi biodiesel Kl 900.000 700.000
77,77
Realisasi Produksi diperoleh dari: Data realisasi berdasarkan pemanfaatan di sektor transportasi PSO dan Non PSO 4 Jumlah produksi biogas
M 3 10.000 9.305
93,05
Realisasi Produksi diperoleh dari total produksi biogas dari: Ditjen EBTKE 1.199 M 3 (dari biogas digester 6 M 3 , 20M 3 , 40 M 3 , 90 M 3 dan 136 M 3 ) BIRU Hivos 5.027 M 3 (biogas dogester 6 M 3 ) Digester fiber SWEN 1.824 Unit (Kapasitas 4 M 3 , 5 M 3 , 11 M 3 ) ~ 3.078,3 M 3
2
Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi
1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi
lokasi 1 2
200
Melebihi target Realisasi diperoleh dari beroperasinya PLTP Ulubelu dan Ulumbu 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 10
157,14
Melebihi Target Realisasi diperoleh dari lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulaweswi Barat, Sulawesi Tengah, NTT 3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 0
0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal
4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat) lokasi 195
120 62 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi
5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 7
3 43 Realisasi didapat dari pelaksanaanpembangunan DME berbasis PLT hybrid 20 kWdi 3 lokasi
6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut lokasi 1
0 0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal
3
Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energy
1 Persentase pemanfaatan BBN pada BBM transportasi % 7,5 7,5
100
Tercapai target yang ditentukan sebesar 75%
2 Kapasitas terpasang total PLTP MW 1.341 1.341 100 Tercapai target dan realisasi didapat dari Tambahan dari kapasitas terpasang COD PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 (110 MW) serta PLTP Ulumbu unit 1 dan 2 ( 5 MW) 3
Kapasitas terpasang Total PLTMH
MW
1.582
0
0
Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal
4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW 2,95 4,755 161 Melebihi Target Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneski jaringan di 3 lokasi. 5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid MW 0.143 0,06 42 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan DME berbasi PLT hybrid 20 kWdi 3 Lokasi 6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut MW 0.01 0 0 Realisasi Tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal 7 Kapasitas Total PLT Biomassa MW 10 21 210 Melebihi Target Capaian diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa On Grid.
4
Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)
1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan WKP 5 8
160
Melebihi Target dan Realisasi didapat dari WKP yang telah ditetapkan yaitu Simbolon Samosir, Way-Ratai, Umbul- Telomoyo, Bora-Pulu, Gn. Lawu, Kepahiyang, Sembalun, Oka Ile Ange
2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi lokasi 3
1 33,3 Realisasi didapat dari Proyek PLTP Muaralaboh telah menyelesaikan pemboran sumur ML-A1 dan Proyek PLTP Sorik Marapi baru menyelesaikan perizinan kehutanan. Serta Proyek PLTP Tampomas masih terkendala penolakan masyarakat 5
Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun 0,348 0,739
212,4
Melebihi Target Realisasi sampai 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun
6 Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah
Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN Non BBN
DME
50
52
104
Melebihi Target Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan DME Non BBN yang terdiri dari DME berbasis PLT Hybrid 20 kWdi 3 desa DME berbasis alat produktif di 5 desa DAN DME berbasis BBN 44 Lokasi Sehingga - DME Non BBN 8 Lokasi - DME BBN 44 Lokasi
7
Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi
1 Jumlah penurunan intensitas energi
SBM/Mil yar Rp
6
4,76
79,33
Realisasi didapat dari penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1%(dari sebesar 509,88 SBM/Milyar Rupiah pada 20 menjadi 505,12 SBM/Miliyar Rupiah)
2
Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi
Ton
7,19 juta
4,25 Juta
59,11
Realisasi didapat dari dari kegiatan yang terlaksana: 1. Penerapan program kemitraan konservasi energi 2. Penyediaan dan pengelolaan enegi baru terbarukan dan konservasi enegi (PLT Biomassa, DME) 3. Pemanfaatan Biogas 4. Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan 5. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa 6. Reklaman lahan pasca tambang
3
Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi
objek
797
806
101,13
Melebihi Target Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek
Jakarta, Januari 2013 Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi,
Dr. Ir. Djadjang Sukarna
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Jl Jenderal Gatot Subroto Kav 49 Jakarta 12950 Tel. 02152904391, Fax. 02152904391, Website : www.ebtke.esdm.go.id