Anda di halaman 1dari 132

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN


DAN KONSERVASI ENERGI
TAHUN ANGGARAN 2012
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)
KATA PENGANTAR


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat J enderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun 2012 ini disusun dalam rangka
memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 5 J uni 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), yang merupakan wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan
kepada Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dalam
kurun waktu pelaksanaan kegiatan tahun 2012.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan
sebagai sarana pengendalian, penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan Pemerintah yang baik dan bersih sebagai umpan balik dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan periode tahun berikutnya.

Pelaksanaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
mengacu kepada tugas yang telah ditetapkan didalam Rencana Strategis KESDM
2010 2014 dan Penetapan Kinerja Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi Tahun 2012.

Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil dan manfaat yang
diperoleh pada tahun 2012 telah berorientasi pada pencapaian visi dan misi.
Keberhasilan tersebut akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Direktorat
J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi di tahun depan.

Mudah-mudahan, penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Direktorat J enderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi ini menjadi cermin bagi kita semua untuk bahan mengevaluasi kinerja
organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan lebih baik


J akarta, J anuari 2013
Sekretaris Direktorat J enderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi,





Dr. Ir. Djadjang Sukarna




DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Tugas dan Fungsi ................................................................ 2
1.3. Struktur Organisasi ................................................................ 3
1.4. Kekuatan Pegawai ................................................................ 9
1.5. Profile Ditjen EBTKE ............................................................. 13

BAB II RENCANA STRATEGIS
2.1. Visi dan Misi ................................................................ 17
2.2. Tujuan Strategis ................................................................ 17
2.3. Sasaran Strategis ................................................................ 18
2.4. Indikator Kinerja Utama .......................................................... 18
2.5. Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan Strategis....................... 21

BAB III RENCANA KINERJ A DAN PENETAPAN KINERJ A 2012
3.1. Rencana Kinerja ............................................ 24
3.2. Penetapan Kinerja ............................................ 27
3.3. Anggaran ........................................... 30

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJ A
4.1. Pengukuran Capaian Kinerja ............................................. 31
4.2. Analisa Capaian Kinerja ............................................. 34
4.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................. 97

BAB V PENUTUP ............................................. 98

i





Secara umum pengukuran capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing
indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan
kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun-tahun
sebelumnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah
ditetapkan dalam Pengukuran Kinerja tahun 2012 dapat dicapai, namun belum
sepenuhnya tercapai sesuai target yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari tabel
hasil capaian kinerja tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Sasaran 1 : Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan
1 Jumlah produksi uap
panas bumi
ton 71.000.000 62.553.828 88,1

Realisasi Produksi
diperoleh dari:
PLTP Yang tercapai
: Kamojang, Salak,
Darajat, Wayang
Windu.
PLTP yang tidak
tercapai:
Lahendong,
Sibayak, Dieng,
Ulubelu
2 Jumlah produksi
bioetanol

Kl 6.000 0



0



Tidak tercapainya target
karena masalah harga
keekonomian bioethanol
terlalu rendah
menyebabkan pihak
produsen bioethanol fuel
grade belum memasok
ke dalam negeri
3 Jumlah produksi
biodiesel
Kl 900.000 700.000


77,77



Realisasi Produksi
diperoleh dari:
Data realisasi
berdasarkan
pemanfaatan di sektor
transportasi PSO dan
Non PSO
RINGKASAN EKSEKUTIF
ii

4 Jumlah produksi
biogas

M
3
10.000 9.305





93,05






Realisasi Produksi
diperoleh dari total
produksi biogas dari:
Ditjen EBTKE 1.199 M
3

(dari biogas digester 6
M
3
, 20M
3
, 40 M
3
, 90 M
3

dan 136 M
3
BIRU Hivos 5.027 M
)
3

(biogas dogester 6 M
3
Digester fiber SWEN
1.824 Unit (Kapasitas 4
M
)
3
, 5 M
3
, 11 M
3
) ~
3.078,3 M
3



Sasaran 2 : Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan
1 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Panas Bumi

lokasi 1 2



200



Melebihi target
Realisasi diperoleh dari
beroperasinya PLTP
Ulubelu dan PLTP Ulumbu
2 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Digester Biogas
lokasi 7 10










157,14









Melebihi Target
Realisasi diperoleh dari
lokasi biogas digester
rumah tangga, komunal
limbah ternak, dan
komunal limbah industri
tahu dari Ditjen EBTKE di
10 Lokasi yakni Provinsi
Sumatera Utara, Jambi,
Lampung, Jawa Barat, DI
Yogyakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulaweswi
Barat, Sulawesi Tengah,
NTT
3 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTMH
lokasi 25 0

0 Realisasi tidak tercapai
karena hasil pelelangan
gagal

4 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTS (Terpusat)
lokasi 195


120 62 Realisasi didapat dari
pelaksanaan
pembangunan infrastruktur
energi terbarukan yang
terdiri dari PLTS terpusat
15 kW di 177 lokasi dan
PLTS terpusat interkoneksi
jaringan di 3 Lokasi

5 Jumlah lokasi
pembangunan
lokasi 7

3 43 Realisasi didapat dari
pelaksanaanpembangunan
iii

infrastruktur bidang
PLT Hybrid
DME berbasis PLT hybrid
20 kW di 3 lokasi
6 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Arus Laut
lokasi 1

0 0 Realisasi tidak tercapai
karena hasil pelelangan
gagal


Sasaran 3 : Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energy

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan
1 Persentase
pemanfaatan BBN
pada BBM
transportasi
% 7,5
7,5

100
Tercapai target yang
ditentukan sebesar 75%
2 Kapasitas terpasang
total PLTP
MW 1.341 1.341 100 Tercapai target dan
realisasi didapat dari
Tambahan dari kapasitas
terpasang COD PLTP
Ulubelu Unit 1 dan 2 (110
MW) serta PLTP Ulumbu
unit 1 dan 2 ( 5 MW)
3 Kapasitas terpasang
Total PLTMH
MW 1.582 0

0 Realisasi tidak tercapai
karena hasil pelelangan
gagal
4 Kapasitas tepasang
Total PLTS
MW 2,95 4,755 161 Melebihi Target
Realisasi didapat dari
pelaksanaan
pembangunan
infrastruktur energi
terbarukan yang terdiri
dari PLTS terpusat 15
kW di 177 lokasi dan
PLTS terpusat
interkoneski jaringan di 3
lokasi.
5 Kapasitas terpasang
Total PLT Hybrid
MW 0.143 0,06 42 Realisasi didapat dari
pelaksanaan
pembangunan DME
berbasi PLT hybrid 20
kW di 3 Lokasi
6 Kapasitas
terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW 0.01 0 0 Realisasi Tidak tercapai
karena hasil pelelangan
gagal
7 Kapasitas Total PLT
Biomassa
MW 10 21 210 Melebihi Target
Capaian diperoleh dari
hasil pembangunan 1
MW PLT Biogas POME
Off Grid dan 20 MW
PLTU Biomassa On Grid.




iv

Sasaran 4 : Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan
1 Jumlah WKP panas
bumi yang telah
ditetapkan
WKP 5 8



160




Melebihi Target dan
Realisasi didapat dari
WKP yang telah
ditetapkan yaitu
Simbolon Samosir,
Way-Ratai, Umbul-
Telomoyo, Bora-Pulu,
Gn. Lawu, Kepahiyang,
Sembalun, Oka Ile
Ange

2
Jumlah lokasi
pengembangan panas
bumi
lokasi 3


1 33,3 Realisasi didapat dari
Proyek PLTP
Muaralaboh telah
menyelesaikan
pemboran sumur ML-
A1 dan Proyek PLTP
Sorik Marapi baru
menyelesaikan
perizinan kehutanan.
Serta Proyek PLTP
Tampomas masih
terkendala penolakan
masyarakat



Sasaran 5 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan

1
Jumlah PNBP dari sub
sektor EBTKE
Rp
Triliun
0,348 0,739



212,4



Melebihi Target
Realisasi sampai 2012,
PNBP berasal dari
proyek Panas Bumi
yang telah mencapai
NOI (Kamojang,
Darajat, dan salak dan
Wayang Windu).
Terdapat perubahan
target PNBP dalam
APBN-p 2012 dari
Semula Rp 0,233
Triliyun menjadi Rp
0,348 Triliyun






v

Sasaran 6 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan

1

Jumlah Desa Mandiri
Energi (DME)
berbasis BBN Non
BBN

DME

50

52

104



Melebihi Target
Realisasi didapat dari
pelaksanaan
pembangunan DME
Non BBN yang terdiri
dari DME berbasis PLT
Hybrid 20 kW di 3 desa
DME berbasis alat
produktif di 5 desa DAN
DME berbasis BBN 44
Lokasi
Sehingga
- DME Non
BBN 8 Lokasi
- DME BBN 44
Lokasi



Sasaran 7 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Keterangan
1 Jumlah penurunan
intensitas energi

SBM/Mi
lyar Rp

6

4,76

79,33

Realisasi didapat dari
penurunan intensitas
energi pada tahun 2012
sebesar 1% (dari
sebesar 509,88
SBM/Milyar Rupiah
pada 20 menjadi
505,12 SBM/Miliyar
Rupiah)


2

Jumlah penurunan
emisi karbon sub
sektor energi


Ton


7,19 juta


4,25 Juta


59,11

Realisasi didapat dari
dari kegiatan yang
terlaksana:
1. Penerapan program
kemitraan konservasi
energi
2. Penyediaan dan
pengelolaan enegi
baru terbarukan dan
konservasi enegi
(PLT Biomassa,
DME)

vi

3. Pemanfaatan Biogas
4. Penggunaan gas
alam sebagai bahan
bakar angkutan
umum perkotaan
5. Peningkatan
sambungan rumah
yang teraliri gas bumi
melalui pipa
6. Reklaman lahan
pasca tambang

3

Jumlah industri dan
bangunan gedung
yang telah di audit
energi

objek

797

806






101,13





Melebihi Target
Realisasi tersebut
tercapai dari
pelaksanaan audit
energi di bidang
bangunan gedung dan
industri yaitu bangunan
gedung 55 objek dan
industri 104 objek dan
secara kumulatif s.d
2012 berjumlah 806
objek


Ringkasan capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 antara lain:
1. Realisasi produksi uap panas bumi tahun 2012 ini sebesar 62.553.829 ton
dengan target yag ditetapkan sebesar 71.000.000 atau capaian sebesar
88,1%. Realisasi capain tersebut diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak,
Darajat, Wayang windu sedangkan yang tidak terealisasi adalah PLTP
Lahendong, Sibayak, Dieng dan Ulubelu.
2. Produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan
masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak
produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri.
3. Produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu
sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja
sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya
infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel.
Dan Realisasi tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor
transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service
Obligation (PSO).

vii

4. Produksi biogas terealisasi sebesar 9.305 M
3
dari target 10.000 M
3
atau
capaian kinerja sebesar 93,05 %, diperoleh dari Ditjen EBTKE 1.199 M
3
(dari biogas digester 6 M
3,
20 M
3
, 40 M
3
, 90 M
3
dan 236 M
3,
) dan dari
BIRU Hivos 5.027 M
3
(dari biogas digester 6 M
3
) serta dari Digester fiber
SWEN 1824 M (kapasitas 4 M
3
, 5 M
3
, 11) dan 3.078 M
5. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu 2 lokasi atau
200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1 lokasi.
Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur
PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu.
3.

6. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah
ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau
capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi
J umlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut
tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak,
dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni:
Provinsi Sumatera Utara, J ambi, Lampung, J awa Barat, Yogyakarta, J awa
Tengah, J awa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.
7. Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang PLTMH dikarenakan gagal
lelang. Tahun 2012 ini rencananya ada pembangunan PLTMH sebayak 25
lokasi namun karena tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi
persyaratan teknis) maka Pembangunan PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak
dapat dilaksanakan dan akan diusulkan kembali melalui DIPA EBTKE tahun
anggaran 2013.
8. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi dan
realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya
target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat
yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177
lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi.
9. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah ditetapkan
adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau capaian 43 %
. Target tidak tercapai karena yang 4 lokasi gagal lelang.


viii

10. Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang
telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi
persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target)
11. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi
tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau
capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar
Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun
lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
12. Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW, dan
realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % . Realisasi tersebut
tercapai dari Penambahan Kapasitas terpasang dari PLTP Ulubelu unit 1 dan
unit 2 (110 MW) dan PLTP ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW).
13. Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW,
dikarenakan gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan
tidak ada penambahan kapasitas terpasang
14. Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan
realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang
ditetapkan.Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS
terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3
lokasi
15. Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan
realisasi sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak
tercapai. Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang
direncanakan, yang telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06
MW, dan sisanya 4 lokasi dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat
tercapai karena gagal lelang . Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan
pembangunan DME berbasis PLT Hybrid 20 KW di 3 Lokasi.
16. Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak
terrealisasi karena gagal lelang. Pencapaian tidak sesuai target. Lelang
tahap pertama gagal dan telah dilakukan lelang ulang namun tidak ada
pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis)
17. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi
tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau
capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar
ix

Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun
lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
18. Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan
realisasi sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh
dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU
Biomassa On Grid. Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan
berbasis biomassa, diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (Permen ESDM) no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff
19. Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan
realisasi sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % . Penurunan
intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88 SBM/Milyar
Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah)
20. Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta
ton dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut
belum tercapai target yang diinginkan. Realisasi tersebut tercapai dari
kegiatan yang terlaksana:
a. Penerapan program kemitraan konservasi energi
b. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (PLTBiomass DME).
c. Pemanfaatan Biogas
d. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum
perkotaan
e. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa
f. Reklamasi lahan pasca tambang
21. Target secara kumulatif jumlah industri dan bangunan gedung yang diaudit
energi sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif s.d 2012 sabanyak 806 objek,
atau capaian 101,13 %, telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi
tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung
dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan
secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek:
22. Target penetapan WKP panas bumi pada tahun 2012 sebanyak 5 WKP,
terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %, melebihi target.
Realisasi tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah ditetapkan: Simbolon
Samosir, Way Ratai, Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu,
x

Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange.
23. Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1
lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target. Realisasi tersebut
tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan pemboran sumur
eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: negosiasi PPA
dengan PLN kawasan hutan dan Proyek PLTP Tampomas: terkendala
penolakan masyarakat .
24. Target J umlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar
rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja
212,4 %, Realisasi Melebihi target. Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP
berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang,
Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP
dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun.
25. Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada
tahun ini 2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50
DME. Realisasi tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non
BBN.
26. J umlah peraturan yang terbit tahun ini 2012 adalah 12 peraturan
27. Terbatasnya jumlah pegawai (PNS) di lingkungan Direktorat J enderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
1



1.1 LATAR BELAKANG

Terselenggaranya Good Governance merupakan syarat bagi setiap
Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan
serta cita-cita bangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan
legitimate sehingga penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung
jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Upaya pengembangan
tersebut, didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa asas-
asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas
proporsionalitas, asas profesionalisme dan asas akuntabilitas. Dalam
penjelasan mengenai pasal tersebut dirumuskan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka itu, telah dikembangkan media pertanggungjawaban Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau LAKIP melalui Keputusan
Kepala LAN Nomor 589/IX/6/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan dinamika
perkembangan yang terjadi, Keputusan tersebut mengalami penyempurnaan
dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah yang merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
BAB I
PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
2

Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen
EBTKE 2012 merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban kinerja
pelaksanaan visi dan misi Ditjen EBTKE terhadap capaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Selain itu, LAKIP ini juga merupakan salah satu wujud
pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen EBTKE.


1.2 TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi
Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Direktorat
Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan
konservasi energi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan
konservasi energi;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
energi baru, terbarukan, dan konservasi energi;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang energi baru,
terbarukan, dan konservasi energi; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan,
dan Konservasi Energi.







Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
3

1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi;
b. Direktorat Panas Bumi;
c. Direktorat Bioenergi;
d. Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan; dan
e. Direktorat Konservasi Energi.

Secara rinci struktur organisasi Ditjen EBTKE dapat dilihat pada Gambar 1.1


Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Ditjen EBTKE



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
4

A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN,
DAN KONSERVASI ENERGI

Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di lingkungan
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi Energi menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi Energi;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan,
akuntabilitas, dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan sistem informasi;
c. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, barang milik negara, serta
akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan;
d. Koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
pemberian pertimbangan dan penelaahan hukum, dan urusan hubungan
masyarakat; dan
e. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga,
kepegawaian, organisasi dan tata laksana.

Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
terdiri atas:
a. Bagian Rencana dan Laporan;
b. Bagian Keuangan;
c. Bagian Hukum;
d. Bagian Umum dan Kepegawaian.






Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
5

B. DIREKTORAT PANAS BUMI

Direktorat Panas Bumi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang panas bumi.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Panas Bumi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang program, pengawasan usaha,
pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan
lingkungan panas bumi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang program, pengawasan
usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama,
keteknikan dan lingkungan panas bumi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi
dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi; dan
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang program,
pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan
kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi.

Direktorat Panas Bumi terdiri atas:

a. Subdirektorat Penyiapan Program Panas Bumi;
b. Subdirektorat Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi;
c. Subdirektorat Pelayanan dan Bimbingan Usaha Panas Bumi;
d. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Panas Bumi;
e. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi.






Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
6

C. DIREKTORAT BIOENERGI

Direktorat Bioenergi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bioenergi.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Bioenergi menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan bioenergi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan bioenergi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi
dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi; dan
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan
kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi.

Direktorat Bioenergi terdiri atas:

a. Subdirektorat Penyiapan Program Bioenergi;
b. Subdirektorat Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi;
c. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Bioenergi;
d. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi.








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
7

D. DIREKTORAT ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN

Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang aneka energi baru dan energi terbarukan.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi
dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru
dan energi terbarukan; dan
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan
kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan
energi terbarukan.

Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan terdiri atas:
a. Subdirektorat Penyiapan Program Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan;
b. Subdirektorat Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru
dan Energi Terbarukan;
c. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Aneka Energi Baru dan
Energi Terbarukan;
d. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Aneka Energi Baru dan
Energi Terbarukan.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
8

E. DIREKTORAT KONSERVASI ENERGI

Direktorat Konservasi Energi mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang konservasi energi.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Konservasi Energi menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program
pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi,
penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis,
dan kerja sama konservasi energi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program
pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi,
penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis,
dan kerja sama konservasi energi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi,
tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi
energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi; dan
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi,
tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi
energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi;

Direktorat Konservasi Energi terdiri atas:
a. Subdirektorat Penyiapan Program Pemanfaatan Energi;
b. Subdirektorat Pengawasan Efisiensi Energi;
c. Subdirektorat Tekno Ekonomi Energi;
d. Subdirektorat Penerapan Teknologi Energi Bersih dan Efisien;
e. Subdirektorat Bimbingan Teknis dan Kerja Sama Konservasi Energi; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
9

1.4 KEKUATAN PEGAWAI

Untuk mengemban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, saat ini ( tahun 2012)
Ditjen EBTKE memiliki Kekuatan Pegawai adalah sebagaimana tabel 11 :


Tabel 1.1
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

NO
UNIT
JENIS KELAMIN
JUMLAH KETERANGAN
P W
1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 23 17 40 -
2 Dit Panas Bumi 35 11 46
-
3 Dit Bio Energi 16 11 27
-
4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 26 9 35 -
5 Dit Konservasi Energi 25 11 36 -
JUMLAH TOTAL 125 59 184

Grafik 1.1






40
46
27
35
36
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Setditjen Energi
Baru, Terbarukan
dan KE
Dit Panas Bumi Dit Bio Energi Dit Aneka Energi
Baru dan Energi
Terbarukan
Dit Konservasi
Energi
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
10

Tabel 1.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi
Menurut Usia

NO UNIT
RANGE USIA
JUMLAH
18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56>
1
Setditjen Energi
Baru, Terbarukan
dan KE
1 9 8 6 6 6 4 0 40
2
Dit Panas Bumi
2 10 10 2 3 10 8 1 46
3
Dit Bio Energi
3 6 4 2 4 1 7 0 27
4
Dit Aneka Energi
Baru dan Energi
Terbarukan
2 9 2 3 3 6 8 2 35
5
Dit Konservasi
Energi
3 5 8 5 5 3 6 1 36
JUMLAH TOTAL
11 39 32 18 21 26 33 4 184



Grafik 1.2






11
39
32
18
21
26
33
4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56>
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Menurut Usia

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
11



Tabel 1.3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Menurut Masa Kerja

NO UNIT
MASA KERJA
JUMLAH
0-10 11-20 21-30 31>
1
Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 25 7 6 2 40
2
Dit Panas Bumi 24 7 12 3 46
3
Dit Bio Energi 17 2 3 5 27
4
Dit Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 19 1 13 2 35
5
Dit Konservasi Energi 25 3 3 5 36
JUMLAH TOTAL 110 20 37 17 184



Grafik 1.3






110
20
37
17
0
20
40
60
80
100
120
0-10 11-22 21-30 31>
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Menurut Masa Kerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
12

Tabel 1.4
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Menurut Pendidikan


KEKUATAN PEGAWAI SLTP SLTA D1 D3 S1 S2 S3 TOTAL

Direktorat Jenderal
Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi



1


28

1



5



109



36


4

184








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
13

1.5 PROFILE DITJEN ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
( EBTKE)

Direktorat Jenderal ini secara resmi dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara.
Peningkatan peranan EBT dalam bauran energi nasional sudah lama
dirasakan urgensi-nya. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk
mendorong pengembangan EBT ini. Pembentukan Ditjen EBTKE merupakan
salah satu terobosan penting. Selama ini, bidang EBTKE ditangani terpisah-
pisah di beberapa Ditjen dalam lingkungan Kementerian ESDM.

Secara umum, bidang EBTKE ditangani oleh salah satu direktorat di Ditjen
Listrik dan Pemanfaatan Energi, yaitu Direktorat Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi, Untuk jenis EBT secara spesifik ditangani terpisah oleh
Direktorat Jenderal lainnya. Misalnya Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah
di Ditjen Mineral Batu Bara dan Panas Bumi. Sedangkan yang terkait Bahan
Bakar Nabati, kebijakan niaga ditangani oleh Ditjen MIGAS.

Seiring semakin pentingnya peranan EBTKE, dirasakan perlu dibentuk
organisasi Pemerintah pada level Eselon I. Dengan demikian, diharapkan
sinergi pengelolaan bidang EBTKE dapat lebih terjalin antar stakeholder
sehingga peranan EBTKE sebagaimana ditargetkan dalam Perpres No. 5
tahun 2006 sebesar 17% dan eleastisitas energi kurang dari 1 dapat tercapai.
Tak lain, ini adalah panduan menuju Indonesia Hijau.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
1. Dr. Ir. Luluk Sumiarso, dari tanggal 24 Agustus 2010 s.d 31 Mei 2011
2. Dr. Ir. Kardaya Warnika, dari tanggal 22 Juli 2011 s.d 1 September 2012
3. tgl 1 September 2012 sampai tersusunnya laporan ini, Dirjen EBTKE
masih Kosong.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
14

Lahirnya Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
(Ditjen EBTKE) sebagai unit baru di lingkungan Kementerian ESDM
merupakan langkah penting dalam upaya percepatan pengembangan energi
baru, terbarukan dan konservasi energi di Indonesia dalam rangka menjamin
ketahanan energi nasional.

Sebagai negara berkembang, kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Dalam beberapa tahun
terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun.
Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi energi dunia
yang hanya mencapai sekitar 2,6% per tahun. Tingginya laju konsumsi energi
ini mengakibatkan berbagai masalah dan ketimpangan antara lain
pengurasan sumberdaya fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara) yang
jauh lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan untuk menemukan
cadangan baru, sehingga diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi
cadangan energi fosil akan habis dan Indonesia akan sangat tergantung pada
energi impor. Sementara itu potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia
sangat besar, dan di sisi lain penggunaan energi masih tergolong boros.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut diatas, upaya diversifikasi dan
konservasi energi harus dipercepat. Diversifikasi energi yaitu
penganekaragaman pemakaian energi dengan meningkatkan pemanfaatan
energi baru terbarukan seperti tenaga surya, biomassa, angin, energi air dan
panas bumi. Sedangkan upaya konservasi energi yaitu penggunaan energi
yang efisien, meliputi penggunaan pemanfaat energi yang efisien dan
menerapkan management energi di semua sektor yaitu sektor industri,
transportasi, rumah tangga dan komersial.

Upaya pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi
memerlukan dana investasi yang besar, teknologi yang menunjang dan
sumber daya manusia yang kompeten serta didukung arah kebijakan yang
jelas dan konsisten. Dengan demikian pengembangan energi baru terbarukan
dan konservasi energi dapat memberikan hasil yang maksimal dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
15

memberikan kontribusi guna memacu pembangunan ekonomi, terutama
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan lapangan
kerja.

Pada beberapa dekade terakhir ini, dunia mengalami perubahan paradigma
global terkait dengan perubahan iklim yang diakibatkan oleh peningkatan gas
rumah kaca sebagai dampak dari pemanasan global yang disebabkan
terutama dari pemanfaatan energi fosil. Saat ini, negara-negara di dunia
secara intensif membahas peningkatan partisipasi semua negara di dunia
dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Energi baru terbarukan
merupakan energi yang bersih yang hampir tidak mengeluarkan emisinya ke
udara, sehingga energi baru terbarukan merupakan energi yang tepat untuk
masa depan, karena ramah terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut akan
mendorong aliran teknologi bersih dari negara-negara maju ke negara-negara
berkembang, antara lain teknologi di bidang pengembangan energi baru
terbarukan dan konservasi energi. Mengingat situasi nasional, regional dan
global tersebut, peran energi baru terbarukan dan konservasi energi
(disingkat EBTKE) sangat diperlukan, baik dalam mendukung penyediaan
energi nasional maupun keberpihakan pada isu lingkungan.

PENGERTIAN ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN

Berdasarkan UU No.30 Tahun 2007 tentang Energi yang dimaksud energi
baru adalah energi yang berasal dari sumber energi baru dan yang dimaksud
dengan energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi
terbarukan.

Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh
teknologi baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun
sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana batu
bara (coal bed methane), batu bara tercairkan (liquified coal), dan batu bara
tergaskan (gasified coal). (Pasal 1 Butir 4 UU No. 30 Tahun 2007 tentang
Energi).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
16

Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber
daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas
bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan
dan perbedaan suhu lapisan laut. (Pasal 1 Butir 6 UU No. 30 Tahun 2007
tentang Energi).

Berdasarkan butir-butir diatas maka jenis energi yang ditangani Ditjen EBT
adalah:
1. Panas bumi
2. Bioenergi: Bioenergi cair (BBN), Bioenergi Gas (Gas Bio), Bioenergi
(Pelet, Briket).
3. Aneka Energi Baru dan Terbarukan: Tenaga Air , Tenaga Surya,
Tenaga Angin, Tenaga Samudera, Tenaga Hidrogen.
4. Coal Bed Methane (CBM), shale gas, nuklir, Batubara Tercairkan,
Batubara Tergaskan.
Untuk butir 4 sampai saat ini belum ditangani Ditjen EBT karena:
- Shale gas dan CBM: masih ditangani Ditjen Migas (sementara).
- Nuklir: dalam proses pengalihan dari BATAN.
- Batubara Tercairkan dan Batubara Tergaskan: masih ditangani Ditjen
Migas (sementara).



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
17


Rencana Strategis Ditjen EBTKE merupakan bagian dari Renstra KESDM 2010-
2014. Oleh sebab itu, kebijakan dan program dalam Renstra Ditjen EBTKE harus
selaras dengan kebijakan dan program dalam Renstra KESDM . Rencana Strategis
EBTKE memuat visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja, program dan kegiatan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen EBTKE. Rencana Strategis Ditjen
EBTKE masih mengacu Rencana Strategis Kementerian ESDM

2.1. VISI DAN MISI

Visi :
Terjaminnya ketersediaan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional
(secara efisien) dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Misi :
1. Memaksimalkan konservasi energi.
2. Mengoptimalkan penyediaan dan mengutamakan pemanfaatan EBT dalam
rangka diversifikasi.
3. Meningkatkan peran swasta dalam pengembangan EBT skala besar dan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan EBT skala kecil.
4. Meningkatkan produksi dalam negeri / kandungan lokal dalam mendukung
pengembangan dan pemanfaatan EBTKE.


2.2. TUJUAN STRATEGIS

Tujuan strategis disesuai dengan tujuan strategis KESDM. Tujuan strategis
Ditjen EBTKE tersebut merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama periode 5
tahun, adalah:
1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik, sub sektor EBTKE.
2. Terwujudnya peningkatan investasi sektor energi, sub sektor EBTKE.
3. Terwujudnya peran penting sektor ESDM, sub sektor EBTKE dalam
penerimaan negara.
4. Terwujudnya peningkatan peran Sektor ESDM, sub sektor EBTKE dalam
pembangunan daerah.
BAB II
RENCANA STRATEGIS


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
18

5. Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik
6. Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca
perdagangan dengan pengurangi impor
7. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan


2.3. SASARAN STRATEGIS

Sasaran merupakan kondisi yang ingin dicapai setiap tahun. Sasaran ditetapkan
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai selama 5 tahun. Sasaran strategis Ditjen
EBTKE tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik
2) Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi
3) Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi
energi
4) Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi
(EBTKE)
5) Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara
6) Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah
7) Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi


2.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN EBTKE


Untuk mewujudkan tujuan-tujuan nasional melalui pencapaian tujuan dan
sasaran Kementerian ESDM, maka telah ditetapakan indikator kinerja utama
Ditjen EBTKE sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
19

TABEL 2.1
IKU DITJEN EBTKE


NO. URAIAN SATUAN ALASAN
1. Jumlah realisasi PNBP sub
sektor Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi
Energi terhadap target APBN
Rp Mengukur seberapa besar
peran Sub Sektor Energi
Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi dalam
memenuhi target APBN
2. Jumlah Produksi : Mengukur keberhasilan
target produksi bidang
energi baru, terbarukan,
dan Konservasi energi.
a. Uap panas bumi Ton
b. Bioetanol Kilo Liter
c. Biodiesel Kilo Liter
d. Biogas M
3

3. Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang energi
baru terbarukan

Lokasi Mengukur peningkatan
pembangunan infrastruktur
di bidang energi baru
terbarukan
4. Persentase penurunan
intensitas energi

%
Mengukur tingkat efisiensi
penggunaan energi
nasional
5. Persentase penurunan emisi
karbon sub sektor Energi
% Mengukur tingkat
keberhasilan penurunan
emisi karbon subsektor
energi
6. Persentase pemanfaatan
BBN pada BBM Transportasi

% Mengukur pengembangan
berbagai sumber energi
dalam rangka diversifikasi
energi
7. Jumlah kapasitas terpasang
pembangkit listrik energi
baru, terbarukan
MW
8. Pangsa Energi Baru
Terbarukan
% Mengukur peran energi
terbarukan dalam bauran
energi nasional
9. Jumlah Wilayah Kerja
Pertambangan Panas Bumi
yang telah ditetapkan

WKP Mengukur hasil kegiatan
pembinaan pengusahaan
penetapan WKP panas
bumi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
20

NO. URAIAN SATUAN ALASAN
10. Jumlah Desa Mandiri Energi
(DME) berbasis Bahan
Bakar Nabati dan non Bahan
Bakar Nabati

DME Mengukur peran sub
sektor energi baru,
terbarukan dan konservasi
energi dalam
pembangunan daerah.
11. Jumlah kabupaten yang
mendapat alokasi DAK
Bidang Listrik Perdesaan
(Energi Perdesaan)

Kabupaten

12 Jumlah industri dan
bangunan gedung yang telah
menerima layanan audit
energi
% Mengukur hasil kegiatan
layanan audit energi
kepada industri dan
bangunan gedung melalui
Program Kemitraan
Konservasi Energi





















Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
21

2.5. SASARAN YANG TERKAIT DENGAN TUJUAN STRATEGIS

Sesuai Rencana strategis KESDM tahun 2010 2014, sasaran strategis yang
terkait dengan tujuan strategis, yang akan dicapai selama 1 (satu) tahun adalah
sebagai berikut.

2.5.1 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 1 (kesatu) Terjaminnya
Pasokan Energi Dan Bahan Baku Domestik, Sub Sektor EBTKE Yaitu:



No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
1



Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestik
1 Jumlah produksi uap panas
bumi
ton
2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter
3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter
4 Jumlah produksi biogas M
3

2










Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur energy





1 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang Panas Bumi
lokasi
2 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang Digester
Biogas
lokasi
3 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLTMH
lokasi
4 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLTS
(Terpusat)
lokasi
5 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLT Hybrid
lokasi
6 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLT Arus Laut

lokasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
22

3















Meningkatnya
pengembangan
berbagai sumber
energi dalam rangka
diversifikasi energi





1 Persentase Pemanfaatan BBN
pada BBM Transportasi
%
2 Kapasitas terpasang total PLTP MW
3 Kapasitas terpasang Total
PLTMH
MW
4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW
5 Kapasitas terpasang Total PLT
Hybrid
MW
6 Kapasitas terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW
7 Kapasitas terpasang Total PLT
Biomassa
MW
4

Peningkatan
efisiensi pemakaian
dan pengolahan
Energi



1 Jumlah penurunan intensitas
energi
SBM/Milyar Rp

2 Jumlah penurunan emisi karbon
sub sektor energi
Ton

3 Jumlah industri dan bangunan
gedung yang telah di audit energi
objek

2.5.2. Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 2 Meningkatnya Investasi Sektor
ESDM, Sub Sektor EBTKE

Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Satuan
Meningkatnya
investasi sub
sektor energi
baru terbarukan
dan konservasi
energi (EBTKE)
1 Jumlah WKP panas bumi yang telah
ditetapkan
WKP
2 Jumlah lokasi pengembangan panas
bumi
lokasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
23

2.5.3 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 3 Terwujudnya Peran Penting
Sektor EBTKE Dalam Penerimaan Negara,

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

Terwujudnya peran
penting sektor EBTKE
dalam penerimaan
Negara

Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp
Triliun

2.5.4 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 4 Terwujudnya Peningkatan
Peran Sektor Esdm Dalam Pembangunan Daerah

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Terwujudnya
peningkatan peran
sektor ESDM dalam
pembangunan daerah
Jumlah Desa Mandiri Energi
(DME) berbasis BBN dan non
BBN

DME




Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
24





3.1. RENCANA KINERJA TAHUN 2012

Hasil penjabaran dari Renstra KESDM Tahun 2010-1014, dimana suatu rencana
kinerja disusun setiap tahunnya. Rencana kinerja tahunan ini menggambarkan target
kinerja yang ingin dicapai dalam satu tahun pelaksanaan anggaran.
Rencana kinerja tahunan ini, juga mengaju kepada indikator kinerja utama (IKU)
Ditjen EBTKE dan Renstra KESDM Tahun 2010-1014.
Rencana kinerja Ditjen EBTKE Tahun 2012 adalah sebagaimana tercantum
dalam tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1
Rencana Kerja Tahun 2012
Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi


No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1



Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestik
1 Jumlah produksi
uap panas bumi
ton 71 juta
2 Jumlah produksi
bioetanol
Kilo liter 6.000
3 Jumlah produksi
biodiesel
Kilo liter 900.000
4 Jumlah produksi
biogas
M
3
10.000
2



Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur energy

1 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Panas Bumi
lokasi 1
2 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Digester Biogas
lokasi 7
BAB III
RENCANA DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
25

3 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTMH
lokasi 25
4 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur PLTS
(Terpusat)
lokasi 195


5 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur
bidang PLT Hybrid
lokasi 7


6 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur PLT
Arus Laut
lokasi 1


3















Meningkatnya
pengembangan
berbagai sumber
energi dalam
rangka diversifikasi
energi





1 Persentase
Pemanfaatan BBN
pada BBM
Transportasi
% 7.5
2 Kapasitas
terpasang total
PLTP
MW 1.341
3 Kapasitas
terpasang total
PLTMH
MW 1.582
4 Kapasitas tepasang
Total PLTS
MW 2.95
5 Kapasitas
terpasang total PLT
Hybrid
MW 0.143
6 Kapasitas
terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW 0.01
7 Kapasitas
terpasang total
PLT Biomassa
MW 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
26

4





Meningkatnya
investasi sub sektor
energi baru
terbarukan dan
konservasi energi
(EBTKE)
1 Jumlah WKP panas
bumi yang telah
ditetapkan
WKP 5

2 Jumlah lokasi
pengembangan
panas bumi
lokasi 3
5



Terwujudnya peran
penting sub sektor
EBTKE dalam
penerimaan negara
Jumlah PNBP dari
sub sektor EBTKE
Rp Triliun 0.23 triliun
rupiah
6








Terwujudnya
peningkatan peran
sub sektor EBTKE
dalam
pembangunan
daerah
Jumlah Desa
Mandiri Energi
(DME) berbasis
BBN dan Non BBN
DME 50
7

Peningkatan
efisiensi pemakaian
dan pengolahan
Energi
1 Jumlah penurunan
intensitas energi
SBM/Milyar Rp 6 juta

2 Jumlah penurunan
emisi karbon sub
sektor energi
Ton 5.07 juta

3 Jumlah industri dan
bangunan gedung
yang telah di audit
energi
objek 797





Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
27

3.2. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012


Penetapan kinerja tahunan ini menggambarkan target kinerja yang ingin dicapai
dalam satu tahun pelaksanaan anggaran. Penetapan Kinerja ini mengaju kepada
rencana kinerja tahun 2012.

Hasil Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur kebehasilan organisasi dan
menjadi dasar penilaian akuntabilitas Ditjen EBTKE.
Tabel 3.2
Penetapan Kinerja Tahun 2012
Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1




Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestik
1 Jumlah produksi
uap panas bumi
ton 71 juta
2 Jumlah produksi
bioetanol
Kilo liter 6.000
3 Jumlah produksi
biodiesel
Kilo liter 900.000
4 Jumlah produksi
biogas
M
3
10.000
2



Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur energy

1 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Panas Bumi
lokasi 1
2 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Digester Biogas
lokasi 7
3 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTMH
lokasi 25
4 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTS (Terpusat)
lokasi 195



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
28

5 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Hybrid
lokasi 7


6 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Arus Laut
lokasi 1


3















Meningkatnya
pengembangan
berbagai sumber
energi dalam
rangka diversifikasi
energi





1 Persentase
Pemanfaatan BBN
pada BBM
Transportasi
% 7.5
2 Kapasitas terpasang
total PLTP
MW 1.341
3 Kapasitas terpasang
Total PLTMH
MW 1.582
4 Kapasitas tepasang
Total PLTS
MW 2.95
5 Kapasitas terpasang
Total PLT Hybrid
MW 0.143
6 Kapasitas
terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW 0.01
7 Kapasitas terpasang
Total PLT Biomassa
MW 10
4





Meningkatnya
investasi sub sektor
energi baru
terbarukan dan
konservasi energi
(EBTKE)
1 Jumlah WKP panas
bumi yang telah
ditetapkan
WKP 5

2 Jumlah lokasi
pengembangan
panas bumi
lokasi 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
29

5
Terwujudnya peran
penting sub sektor
EBTKE dalam
penerimaan negara
Jumlah PNBP dari
sub sektor EBTKE
Rp Triliun 0.23 triliun
rupiah
6








Terwujudnya
peningkatan peran
sub sektor EBTKE
dalam
pembangunan
daerah
Jumlah Desa
Mandiri Energi
(DME) berbasis
BBN dan Non BBN
DME 50
7

Peningkatan
efisiensi pemakaian
dan pengolahan
Energi
1 Jumlah penurunan
intensitas energi
SBM/Milyar Rp 6 juta
SBM/Milyar
Rp

2 Jumlah penurunan
emisi karbon sub
sektor energi
Ton 5.07 juta

3 Jumlah industri dan
bangunan gedung
yang telah di audit
energi
objek 797




















Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
30

3.3. ANGGARAN 2012

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan Kementerian ESDM melalui pencapaian tujuan dan
sasaran Direktorat Jenderal EBTKE, maka telah ditetapkan Program Ditjen EBTKE
dengan nomenklatur : Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi (EBTKE). Yaitu :
PROGRAM PENGELOLAAN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI
ENERGI

Program ini diuraikan menjadi kegiatan-kegiatan yang tertuang didalam DIPA 2012
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kegiatan dan Anggaran 2012
NO KEGIATAN TOTAL ANGGARAN (RP)
1
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan
Pengusahaan Panas Bumi
76.382.573.000
2
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan
Pengusahaan Bioenergi
87.452.000.000
3
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan
Pengusahaan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan
833.026.116.000
4
Kegiatan Perencanaan Energi, Penerapan
Konservasi Energi dan Teknologi Energi Bersih
73.861.010.000
5
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Ditjen Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
134.152.740.000
TOTAL 1.204.874.439.000








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
31



4.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Secara umum pengukuran capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing
indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan
kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun-tahun
sebelumnya.


Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah ditetapkan belum
semuanya tercapai sesuai target yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari hasil
pengukuran kinerja dan pencapaian sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja
masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 4.1.



Tabel 4.1
Capaian Kinerja


No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
1



Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestik
1 Jumlah produksi
uap panas bumi
ton 71.000.000 62.553.828 88,1

2 Jumlah produksi
bioetanol
Kilo liter 6.000 0



0



3 Jumlah produksi
biodiesel
Kilo liter 900.000 700.000



77,77




4 Jumlah produksi
biogas
M
3
10.000 9.305





93,05






2
Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur
energy
1 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Panas Bumi
lokasi 1 2 200
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
32

2 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Digester Biogas
lokasi 7 10

157,14

3 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTMH
lokasi 25 0 0
4 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTS (Terpusat)
lokasi 195


120 62
5 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Hybrid
lokasi 7


3 43
6 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Arus Laut
lokasi 1


0 0
3










Meningkatnya
pengembangan
berbagai
sumber energi
dalam rangka
diversifikasi
energi





1 Persentase
Pemanfaatan BBN
pada BBM
Transportasi
% 7,5 7,5


100

2 Kapasitas terpasang
total PLTP
MW 1.341 1.341 100
3 Kapasitas terpasang
Total PLTMH
MW 1.582 0 0
4 Kapasitas tepasang
Total PLTS
MW 2,95 4,755 161
5 Kapasitas terpasang
Total PLT Hybrid
MW 0,143 0,06 42
6 Kapasitas
terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW 0,01 0 0

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
33






7 Kapasitas terpasang
Total PLT Biomassa
MW 10 21 210
4





Meningkatnya
investasi sub
sektor energi
baru




1 Jumlah WKP panas
bumi yang telah
ditetapkan
WKP 5 8 160


2 Jumlah lokasi
pengembangan
panas bumi
lokasi 3 1 33,3
5



Terwujudnya
peran penting
sub sektor
EBTKE dalam
penerimaan
negara
1 Jumlah PNBP dari
sub sektor EBTKE
Rp Triliun 0.348 triliun
rupiah
0,739



212,4



6








Terwujudnya
peningkatan
peran sub
sektor EBTKE
dalam
pembangunan
daerah
1 Jumlah Desa
Mandiri Energi
(DME) berbasis
BBN dan Non BBN
DME 50 52










104


7

Peningkatan
efisiensi
pemakaian dan
pengolahan
Energi
1 Jumlah penurunan
intensitas energi
SBM 6 juta
SBM/Milyar Rp
4,76 79,33

2 Jumlah penurunan
emisi karbon sub
sektor energi
Ton 5,07 juta 4,25 Juta 83,83

3 Jumlah industri dan
bangunan gedung
yang telah di audit
energi

objek 797 806

101,13








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
34

4.2. ANALISA CAPAIAN KINERJA

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi pada tahun ini,
telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ditjen EBTKE.
Adapun capaian tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam Renstra KESDM dan
Penetapan Kinerja Ditjen EBTKE adalah sebagai berikut:
TUJUAN 1 : TERJAMINNYA PASOKAN ENERGI DAN BAHAN BAKU
DOMESTIK, SUB SEKTOR EBTKE
Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu ada sasaran yang ditetapkan. Sasaran
strategis dalam tujuan Terjaminnya Pasokan Energi dan Bahan Baku Domestik
yang telah ditetapakan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik, Sub Sektor EBTKE
2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi, Sub Sektor EBTKE
3. Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka
diversifikasi energi
4. Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan energi

SASARAN 1: MENINGKATNYA KEMAMPUAN PASOKAN ENERGI UNTUK
DOMESTIK, SUB SEKTOR EBTKE
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.2
Sasaran Meningkatnya Kemampuan Pasokan Energi untuk Domestik
No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
1


Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestik
1 Jumlah produksi
uap panas bumi
ton 71 juta 62.553.829 88,1
2 Jumlah produksi
bioetanol
Kilo liter 6.000 0

0

3 Jumlah produksi
biodiesel
Kilo liter 900.000
700.000

77,77

4 Jumlah produksi
biogas
M
3
10.000 9.305

93,05

Penjelasan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
35

1. Jumlah Produksi Uap Panas Bumi

Target jumlah produksi uap panas bumi ditetapkan tahun ini sebesar
71.000.000 ton dan realisasi sebesar 62.553.829 ton atau capaian sebesar
88,1%. Dari Jumlah produksi uap panas bumi yang tercapai tersebut diatas
diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak, Darajat, Wayang windu dan tidak
terealisasi PLTP Lahendong, Sibayak Dieng dan Ulubelu. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Realisasi Produksi Uap Panas Bumi pertahun

No Area Alamat Pengembang
Produksi (ton)
2010 2011 2012
1 Kamojang Kamojang JABAR PGE 12.446.134 12.472.068 10.054.439
2 Lahendong
Lahendong - Tompaso,
SULUT PGE 2.964.180 2.441.258 2.981.394
3 Sibayak
Siabayk - Sinabung,
SUMUT PGE 548.411 312.285 126.692
4 Gunung.Salak
Cibeureum - Parabakti,
JABAR CGS 24.271.622 24.673.075 22.435.090
5 Darajat Darajat, JABAR CGI 14.264.431 14.131.343 13.020.926
6 Wayang Windu Pengalengan, JABAR SEGWWL 13.675.168 13.348.645 12.071.993
7
Dieng
Datarang Tinggi Dieng,
JATENG GDE 1.221.300 1.231.435 913.208
8 Ulubelu Tanggamus, Lampung PGE 0 0 950.087
TOTAL 69.391.246 68.610.109 62.553.829


Sumber dari EBTKE Desember 2012

Tabel 4.4
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
P
r
o
d
u
k
s
i

(
t
o
n
)
PODUKSI UAP PANAS BUMI
2010
2011
2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
36

Realisasi Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi pertahun
No Area Alamat Pengembang
Produksi Listrik (MWh)
2010 2011 2012
1 Kamojang
Kamojang JABAR PGE 1.652.600 1.646.572 1.345.053
2 Lahendong Lahendong - Tompaso,
SULUT PGE 402.736 328.788 408.413
3 Sibayak Siabayk - Sinabung,
SUMUT PGE 59.589 30.717 12.658
4 Gunung.Salak Cibeureum - Parabakti,
JABAR CGS 2.864.331 3.011.104 2.740.240
5 Darajat
Darajat, JABAR CGI 2.196.482 2.192.605 2.018.844
6 Wayang Windu
Pengalengan, JABAR SEGWWL 1.921.403 1.878.832 1.705.238
7

Dieng Datarang Tinggi Dieng,
JATENG GDE 174.200 171.336 130.458
8 Ulubelu
Tanggamus, Lampung PGE 0 0 141.445
TOTAL 9.271.341 9.259.954 8.502.349

Sumber dari EBTKE Desember 2012



0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
P
r
o
d
u
k
s
i

L
i
s
t
r
i
k

(
M
W
h
)
PRODUKSI LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
2010
2011
2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
37

2. Jumlah Produksi Bioethanol

Jumlah produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 belum tercapai dengan
target sebesar 6.000 Kilo liter, dikarenakan masalah harga keekonomian
bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade
belum memasok ke dalam negeri.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 4.5
Tabel Realisasi Produksi Bioetanol 2012
URAIAN SATUAN
Produksi Bioetanol 2012
Target Realisasi Ket
Bioetanol KL 6.000 0
Produksi bioethanol sampai
akhir tahun 2012 tidak tercapai
dikarenakan masalah harga
keekonomian bioethanol terlalu
rendah menyebabkan pihak
produsen bioethanol fuel grade
belum memasok ke dalam
negeri

Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan
bahan baku nabati. meliputi tanaman tebu, singkong, sagu, sorgum, aren serta
bahan baku sumber serat.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
38


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
39



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
40










Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
41



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
42

3. Jumlah Produksi Biodiesel

Jumlah produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu
sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja
sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya infrastruktur
terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel. Dan Realisasi
tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor transportasi Public Service
Obligation (PSO) dan Non Public Service Obligation (PSO). Secara rinci dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.6
Realisasi Produksi Biodiesel pertahun
URAIAN SATUAN
REALISASI
2011 2012 Ket
Biodiesel KL

358.812

700.000
Tercapainya realisasi
tersebut dari pemanfaatan
biodisel di sektor
transportasi Public Service
Obligation (PSO) dan Non
Public Service Obligation
(PSO).


Dari tabel diatas Realisasi Produksi Biodiesel pada tahun 2010 sebesar 4.500
KL , tahun 2011 sebesar 358,812 KL dan tahun 2012 ini sebesar 700.000 KL.
Perbandingan realisasi Produksi Biodiesel tahun 2011 dengan tahun 2012
menigkat sebesar 341.000 KL, atau 195%.

Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel
yang terbuat dari sumberdaya hayati yang
berupa minyak lemak nabati atau lemak
hewani. Senyawa utamanya adalah ester.
Biodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi
asam lemak. Asam lemak dari minyak lemak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
43

nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping
berupa gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi. Biodiesel telah banyak
digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar.
Bahan baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam
yang dimiliki suatu negara, minyak kanola di Jerman dan Austria, minyak kedelei
di Amerika Serikat, minyak sawit di Malaysia, dan minyak kelapa di Filipina
Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati,
diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung, dan
lain-lain. Beberapa tanaman yang potensial untuk bahan baku biodiesel dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.
Contoh Bahan baku biodiesel

Jenis Tanaman Sumber Minyak
Jarak Pagar Inti biji
Jarak Kaliki Biji
Kacang Suuk Biji
Kapok / Randu Biji
Karet Biji
Kecipir Biji
Kelapa Inti biji
Kelor Biji
Kemiri Inti biji
Kusambi Sabut
Nimba Inti biji
Saga Utan Inti biji
Sawit Sabut dan biji
Nyamplung Inti biji
Randu Alas Biji
Sirsak Inti biji
Srikaya Biji






Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
44



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
45



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
46

4. Jumlah Produksi Biogas
Jumlah produksi biogas tahun 2012
sebesar 10.000 M
3
dan terialisasi hanya
sebesar 9.305 M
3
Ditjen EBTKE 1.199 M
atau capaian kinerja
sebesar 93,05 %, capaian tersebut
diperoleh dari :
3
digester 6 M
(dari biogas
3,
20 M
3
, 40 M
3
, 90 M
3
dan 236 M

3,
BIRU Hivos 5.027 M
)
3
(dari biogas digester 6 M
3
Digester fiber SWEN 1824 M (kapasitas 4 M
)
3
, 5 M
3
, 11) dan 3.078 M

3.

Tabel 4.7
Realisasi Produksi Biogas pertahun
URAIAN SATUAN
REALISASI
2011 2012 Ket
Biogas M
3
13.835,76 9.305
Capaian didapat dari:
Ditjen EBTKE 1.199 M
3
(dari biogas digester 6 M
3,

20 M
3
, 40 M
3
, 90 M
3
dan
236 M
3,
BIRU Hivos 5.027 M
)
3
(dari
biogas digester 6 M
3
Digester fiber SWEN 1824
M (kapasitas 4 M
)
3
, 5 M
3
,
11) dan 3.078 M
3.


Dari tabel tersebut diatas Realisasi Produksi Biogas pada tahun 2011 sebesar
13.835 M
3
sedangkan untuk tahun 2012 sebesar 9.305 M
3
, adanya penurunan
produksi sebesar 4.530 M
Potensi bahan baku biogas di Indonesia mencapai 684.8 MW, yang sebagian
besar berasal dari kotoran hewan ternak dan bahan organik lainnya.
3 .
Pengembangan biogas dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
47

Pengembangan biogas skala kecil untuk pemanfaatan rumah tangga, dengan
melaksanakan kegiatan Program Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis BBN
Biogas, dan Program Biogas Nasional yang berskala rumah tangga bernama
Program Biogas Rumah (Program BIRU);
Pengembangan biogas skala besar untuk pemanfaatan komersial dengan
mendorong pemanfaatan biogas pada industri-industri pertanian untuk listrik.
Guna mendorong hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Menteri No. 4 Tahun 2012 Tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT
PLN (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi
Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.

Program DME Berbasis BBN Biogas merupakan kegiatan yang didanai APBN,
yang ditujukan untuk memperkenalkan teknologi biogas kepada masyarakat.

Program Biogas Rumah (BIRU) merupakan kerjasama antara Pemerintah
Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi dengan Pemerintah Belanda. Program ini diinisiasi oleh Pemerintah
Indonesia pada Joint Energy Working Group yang bertujuan untuk membentuk
sektor pasar biogas.















Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
48

SASARAN 2 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.8
Sasaran Meningkatnya Pembangunan Insfrastruktur Energi

No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%

2











Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur
energy

1 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur Bidang
Panas Bumi

lokasi

1 2

200

2 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur Bidang
Digester Biogas

lokasi

7

10

157,14

3 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur Bidang
PLTMH

lokasi

25

0

0
4 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur Bidang
PLTS (Terpusat)

lokasi

195



120

62

5 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur Bidang PLT
Hybrid

lokasi
7


3

43

6 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur Bidang
PLT Arus Laut

lokasi

1



0



0


Penjelasan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
49

1. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Panas Bumi

Tercapainya target lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu
2 lokasi atau 200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1
lokasi. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur
PLTP Ulubelu dan Ulumbu.

Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi pertahun tercantum
tabel dibawah ini.
Tabel 4.9
Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi pertahun
URAIAN SATUAN REALISASI
Ket
2011 2012
pembangunan
infrastruktur
bidang Panas
Bumi
Lokasi 2 2
Pencapaian
realisasi
tahun 2012
tersebut
didapat dari
Pembangunan
Infrastruktur
PLTP Ulubelu
dan Ulumbu


Pada tahun 2012 ini adanya penambahan 2 lokasi di PLTP Ulubelu dan Ulumbu
sedangkan pada tahun 2011 ada penambahan 2 lokasi fasilitas produksi Panas
Bumi yaitu: Penambahan PLTP Lahendong Unit 4(20 MW) dan penambahan
Ulumbu (100 KW).





Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
50

2. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas

Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah
ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau
capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi Jumlah
Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari
Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal
limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni: Provinsi Sumatera
Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.

Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas pertahun
tercantum dalam tabel bibawah ini

Tabel 4.10
Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas
URAIAN SATUAN REALISASI
Ket
2011 2012
pembangunan
infrastruktur bidang
Digester Biogas
Lokasi 17 10
Realisasi pembangunan
infrastruktur bidang Digester
Biogas untuk tahun 2012 ini
melebihi target yang ditetapkan,
adapun realisasi Jumlah Lokasi
Pembangunan Infrastruktur
Bidang Digester Biogas
tersebut tercapai dari Lokasi
biogas digester rumah tangga,
komunal limbah ternak, dan
komunal limbah industri tahu dari
Ditjen EBTKE di 10 Lokasi



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
51

Pada tabel diatas, terlihat bahwa jumlah lokasi fasilitas produksi Biogas ditahun
2011 ini adalah 17 lokasi, hal ini didapat
Ditjen EBTKE di 9 lokasi yakni Provinsi Lampung, Jawa Barat (2 lokasi),
Jogjakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
Selatan, dan Sulawesi Barat.
Biogas BIRU Hivos di 8 lokasi yakni Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah,
Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
dan Sulawesi Selatan.
Sedangkan untuk tahun 2012 yaitu 10 lokasi:
Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.

Digester adalah suatu alat pengolah bahan buangan/ limbah organik menjadi
biogas. Kegunaan digester biogas antara lain sebagai energi untuk memasak,
mengurangi masalah sanitasi lingkungan dan lain-lain.
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan baker khususnya
minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas
dapatdigunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses
produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung
dipergunakansebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.Limbah
biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry)merupakan pupuk
organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkanoleh tanaman.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
52

3. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH


Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang
PLTMH dikarenaka gagal lelang. Tahun 2012
ini rencananya ada pembangunan PLTMH
sebayak 25 lokasi namun karena tidak ada
pemenang lelang (tidak memenuhi
persyaratan teknis) maka Pembangunan
PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak dapat
dilaksanakan dan akan diusulkan kembali
melalui DIPA EBTKE tahun anggaran 2013


Tabel 4.11
Realisasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH
Uraian Satuan Realisasi
Ket
Rencana

Realisasi
Pembangunan
Infrastruktur
Bidang PLTMH
Lokasi

25

0
Tahun 2012
Pembangungan
PLTMH Tersebut Tidak
Terrealisasi Karena
Gagal Lelang













Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
53

4. Jumlah Lokasi Fasilitas PLTS

Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi
dan realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya
target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat
yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177
lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi
Realisasi pembangunan PLTS adalah sebagaimana tercantum tabel
dibawah ini :


Tebel 4.12
Realisasi Pembangunan PLTS Terpusat Tahun 2012


1. PLTS Terpusat 15 KW
NO PROVINSI NO KABUPATEN KECAMATAN DESA UNIT
TOTAL
JUMLAH
UNIT
1 SUMATERA
BARAT
1
Sijunjung Sumpur Kudus
Sisawah Jorong
Simawik 1
5
2 Solok Payung Sekaki Kipek Aie Luo 1
3 Pasaman Mapat Tunggul Sungai Belut 1
4
Pasaman
Barat
Sungai
Beremas
Pulau Panjang (2
unit) 2
2 RIAU
1
Kepulauan
Meranti Pulau Merbau Tanjung Bunga 1
6
2
Kepulauan
Meranti Merbau Tanjung Kulim 1
3 Rokan Hulu Rambah Hilir Serombou Indah 1
4 Indragiri Hilir Mandah Bolak Raya 1
5
Kuantan
Singingi Pangean Pulau Deras 1
6 Bengkalis Rupat Dusun Teluk 1
3 JAMBI
1
Tanjung
Jabung Timur Sadu
Sungai Itik (p.
Berhala) 1
4
2
Bungo
Lembur Lubuk
Mengkuang Rantau Tipu 1
3
Sarolangun Pelawan Pematang Kolin 1
4 Batanghari Maro Sebo Ulu Batu Sawar 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
54

4 SUMATERA
SELATAN
1
Banyuasin
Banyuasin I
Air Kumbang
Bakti 2
7
2 Muara Sugihan Gilirang 2
3 Sidomakmur 1
4
Ogan
Komering Ilir Kandis Lubuk Segonang 2
5 BENGKULU 1 Seluma Seluma Utara Sinar Pagi 1
5
2
Kaur Nasal
Bangun Mufakat
(Batu Lungun) 1
3
Kaur Nasal
Batu Lungun
(Bangun
bersama) 1
4 Kaur Nasal Air Palawan 1
5

Kaur

Maje

Sinar Mulya

1

6 BANGKA
BELITUNG
1
Bangka
Selatan Lepar Pongok
Penutuk (Pulau
Panjang) 1
5
2
Bangka
Selatan Lepar Pongok Penutuk (Tinggi) 1
3
Bangka Barat
Simpang
Teritip Berang 1
4 Belitung Timur Dendang Nyuruk(Tungkup) 1
5
Bangka Barat
Simpang
Teritip Ibul 1
7 JAWA BARAT
1
Cianjur
Naringgul
Wanasari 1
6
2 Cinerang 1
3 Cijati
Sukaluyu 1
8
DKI JAKARTA 1 Kep. Seribu P. Sabira 1
9
BANTEN 1 Serang Pulo Ampel Pulo Panjang 2
10 JAWA
TENGAH
1 Banyumas Sumpiuh Banjarpanepen 1
8
2 Banjarnegara Kalibening Kalisat Kidul 1
3 Blora Kradenan Ngeblak 1
11 DI.
YOGYAKARTA
1
Gunung Kidul Gedangsari
Sampang
(Sidomulyo) 1
2

Tegalrejo
(ketelo) 1
12 JAWA TIMUR 1 Sumenep Giligenting Banmaling 1
2
Jombang Plandan
Klitih
(Rapahombo) 1

3
Bojonegoro




Bubulan




Clebung (Maor)




1





Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
55

13 BALI 1 Karangasem
Abang
Data 1
6
2 Bangli Kintamani Songan B 1
3
Bangli Kintamani
Songan A 2
4 Yeh Mampeh 1
5 Klungkung Nusa Penida Sekar Taji 1
14 NUSA
TENGGARA
BARAT
1 Lombok Timur Jerowaru
Pandan Wangi
(Montong Tinggi) 1
5
2 Sumbawa Tarano Mata (Maci) 1
3
Lombok Barat Sekotong Pelangan
(Pengendan) 1
4
Lombok
Tengah
Praya Barat
Daya
Batu Jangkih
(Semper) 1
5 Bima Wawo Riamau (Kalate) 1
15 NUSA
TENGGARA
TIMUR
1
Timor Tengah
Selatan Nunkolo Hoeneno 1
5
2
Rote Ndao
Rote Ndao
Barat Lidor 1
3 Belu Io Kufeu Ikan Tuan Beis 1
4 Belu Lasiolat Fatulotu 1
5 Belu Malaka Tengah Barene 1
16 KALIMANTAN
BARAT
1
Ketapang Simpang Hulu
Kualan Hulu
(Botong Kanan) 1
4
2 Sanggau 1
3
Landak Kuala Behe
Sehe Lusur
(Manggam Bati) 1
4
Kapuas Hulu Mika
Penyeluang
(Penyeluang) 1
17 KALIMANTAN
TENGAH
1
Katingan
Sanaman
Mantikei Tumbang Kanei 1
6
2 Lamandau Bulik Timur Sepondam 1
3
Murung Raya Laung Tuhup Beras Balange 1
4 Seruyan Batu Ampar Kalang 1
5 Barito Timur Awang Pianggu 1
6
Barito Utara Gunung Purei Lampeong I 1
18 SULAWESI
TENGAH
1
Sigi Lindu
Tomado
(Sangali) 1
4
2
Donggala
Balesang
Tanjung Pomolulu 1
3
Toli - Toli Lampasio
Ogomatang
(Salusu Pande) 1
4
Parigi Moutong

Tomini


Ogotumubu



1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
56

19 SULAWESI
TENGGARA
1
Kolaka Utara Tolala Bahari 1
7
2 Buton Batuatas Tolando Jaya 2
3 Kolaka Tinondo Ameroro 2
4
Bombana Lantari Jaya
Tinabete 1
5
Bau Bau

1
20 GORONTALO 1 Gorontalo Tolangohula Bina Jaya 1
4
2 Bone Bolango Bone Pantai Pelita Hijau 1
3 Pohuwato Buntulia Hulawa 1
4
Gorontalo
Utara Hulawa Sumalata 1
21 SULAWESI
BARAT
1
Majene Ulumanda Kabiaran 1
5
2 Mamuju Utara Pedongga Mertasari 1
3 Majene Malunda Lombang 1
4
Mamuju Utara Dapurang Bolu Bunggu 1
5 Mamasa Aralle Rallenak Utara 1
22




MALUKU




1
Maluku Barat
Daya Wetar Eray 1
6
2
Maluku
Tenggara Selaru Eliasa 1
3

Maluku
Tenggara
Barat

Selaru

Werain

1

4
Wermatikan
Kamatubun
(Werlumdity) 1
5
Wuarlabobar
Watmasa
(Telnemen) 1
6 Wunlah 1
23 MALUKU
UTARA
1
Halmahera
Tengah Weda Utara
UPT Waleh SP 2 1
4
2 Kep. Sula Taliabu Barat Pancoran 1
3
Halmahera
Timur Maba Utara Jara - Jara
1
4
Halmahera
Utara Loloda Kep. Tobo - tobo
1
24 PAPUA
BARAT
1 Sorong Klawak Wilti 1
8
2
Kota Sorong Kota Sorong Pulau Soop 1
3 Manokwari Tanah Rubuh Warmarway 1
4 Kaimana Teluk Arguni 1
5


Sorong
Selatan
Saifi Sayal 1
6
Kais
Mogatemin
(Hore- hore) 1
7 Moswaren Johsiro 1
8 Sawiat Alma 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
57

26 PAPUA 1 Keerom
Arso Timur 1
7
2
Web 1
3
Senggi 1
4
Yalimo
Elelim Elelim 1
5 Abenaho Landikma 1
6 Apalapsili Apalapsili 1
7
Peg. Bintang Okhika 1
TOTAL
117

2. PLTS Terpusat Interkoneksi 1 MW

NO PROVINSI NO KABUPATEN KECAMATAN DESA UNIT
TOTAL
JUMLA
H UNIT

1 BALI
1 Karangasem
Kubu 1
2
2 Bangli
Kintamani 1
2
NUSA
TENGGARA
BARAT
1 Sumbawa Labangka 1
1
TOTAL
3

Tabel 4.13
Realisasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTS pertahun
URAIAN SATUAN REALISASI
Ket
2011 2012
Pembangunan
infrastruktur
bidang PLTS
Lokasi 0 120
Tahun 2012 Target pembangunan
PLTS terpusat 195 lokasi, dan
terrialisasi 120 lokasi, tidak
tercapai target karena ada
dibeberapa lokasi yang gagal
lelang.

Dari tabel tersebut diatas bahwa realisasi pembangunan infrastruktur bidang
PLTS terpusat dari tahun 2011 tidak ada pembangunan. Dan tahun 2012 ini
hanya terbangun 120 lokasi yang direncanakan dibangun 195 lokasi, hal ini
disebabkan gagal lelang dibeberapa lokasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
58

5. Jumlah Lokasi Fasilitas PLT Hybrid

Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah
ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau
capaian 43 % . Target tidak tercapai.
Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang direncanakan, yang
telah dilakukan 3 lokasi, dan 4 lokasi lainnya gagal karena tidak ada pemenang
lelang.

Realisasi tersebut yaitu 1 lokasi di Desa Boa, Kecamatan Rote Barat, Kab Rote
Ndao, Prov NTT dengan kapasitas 20 KW, 1 lokasi di Kab. Rote Ndao , Prov
NTT dengan Kapasitas20 KW dan 1 lokasi di Desa Buwun Mas, Kec
Sekotong, Kab Lombok Barat, Prov NTB, dengan Kapasitas 20 KW.
Realisasi PLT HYBRID tercantum sebagaimana tabel dibawa ini.

TABEL 4.14
Realisasi Berbasis PLT Hybrid Surya-Angin 20 KW Tahun 2012
No Provinsi No Kabupaten Kecamatan Desa Unit
Total
Jumlah
Unit
1
Nusa
Tenggara
Barat
1
Lombok
Barat
Sekotong Buwun Mas
(Pengantap)
1
1 unit
(20 KW)
2
Nusa
Tenggara
Timur
2 Rote Ndao
Rote Barat Bo'a 1 1 unit
(20 KW)
3 Rote Ndao
1 1 unit
(20 KW)

TOTAL
3

6. Jumlah Lokasi Fasilitas PLT Arus Laut

Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang
telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi
persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target)




Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
59

SASARAN 3: MENINGKATNYA PENGEMBANGAN BERBAGAI SUMBER
ENERGI DALAM RANGKA DIVERSIFIKASI ENERGI

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut

Tabel 4.15
Sasaran Meningkatnya Pengembangan Berbagai Sumber Energi
Dalam Rangka Diversifikasi Energi

No
Sasaran
Strategis

Indikator
Kinerja
Satuan Target Realisasi
Capaian
%
3













Meningkatny
a
pengembang
an berbagai
sumber
energi dalam
rangka
diversifikasi
energi





1 Persentase
Pemanfaatan
BBN pada BBM
Transportasi

%

7.5
7,5 100
2 Kapasitas
terpasang total
PLTP

MW

1.341

1.341

100
3 Kapasitas Total
PLTMH

MW

1.582

0 0
4 Kapasitas
tepasang Total
PLTS

MW

2.95
4.755
161

5 Kapasitas Total
PLT Hybrid

MW

0.143

0,06 42
6 Kapasitas
terpasangTotal
PLT Arus Laut

MW

0.01

0
0
7 Kapasitas Total
PLT Biomassa

MW

10

21 210



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
60

Penjelasan

1. Persentase Pemanfaatan BBN Pada BBM Transportasi

Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi
tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau
capaian sebesar 100 %.
Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) mengalami
peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun lalu menjadi 7,5 persen pada
tahun ini.

2. Kapasitas Terpasang Total PLTP

Target Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW,
dan realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % .
Realisasi tersebut tercapai dari : Kapasitas terpasang COD PLTP Ulubelu unit 1
dan unit 2 (110 MW) dan ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW).

Realisasi Kapasitas Terpasang PLTP Pertahun sebagaimana tercantum
didalam tabel bibawah ini.
Tabel 4. 16
Realisasi Kapasitas Terpasang PLTP Pertahun
No Area
Kapasitas Terpasang (MW)

2010


2011


2012

1 Kamojang
200 200 200
2 Lahendong
60 80 80
3 Sibayak
12 12 12
4 Gunung.Salak
375 377 377
5 Darajat
255 270 270
6 Wayang Windu
227 227 227
7 Dieng
60 60 60
8 Ulubelu 0 0 110
9 Ulumbu 0 0 5
TOTAL
1.189 1.226 1.341

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
61

Dari tabel diatas bila dibandingkan dengan total Kapasitas Total PLTP pada
tahun 2011 sebesar 1.226 MW, sedangkan pada tahun 2012 kapasitas total
PLTP sebesar 1.341 MW, mengalami peningkatan sebesar 115 MW didapat
dari PLTP Ulubelu dan Ulumbu.



Direktorat Jenderal
EBTKE
2012
esdm untuk kesejahteraan rakyat
SEBARAN POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
Note:
PLTP SIBAYAK: 12 MW
PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW
PLTP WAYANG WINDU: 227 MW
PLTP KAMOJANG: 200 MW
PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP DIENG: 60 MW
PLTP LAHENDONG: 80 MW
Terpasang
Siap Dikembangkan
Survey Detail
Survey Pendahuluan
Sumber: Badan Geologi KESDM (2010)








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
62

3. Kapasitas Terpasang Total PLTMH

Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW, dikarenakan
gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan tidak ada penambahan
kapasitas terpasang
Tabel 4.17
Kapasitas Terpasang PLTMH per tahun
Uraian
2011 2012
Kapasitas Terpasang ( KW) 204.02 0

Perbandingan Kapasitas Terpasang PLTMH per tahun
Tahun 2011 kapasitas total PLTMH terealisasi sebesar 204.02 KW hal ini
didapat dari pembangunan PLTMH di 8 provinsi yaitu Sumatera Utara,
Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Selatan,
NTT, NTB. Sedangkan tahun 2012 tidak ada pembangunan PLTMH.

4. Kapasitas Tepasang Total PLTS

Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan
realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang
ditetapkan.
Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS terpusat 15
KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 lokasi

Tabel 4.18
Realisasi kapasitas terpasang total PLTS
Uraian
Kapasitas Terpasang Total (MW)
Ket
Target 2012 Realisasi 2012


Kapasitas
Terpasang
PLTS


2,95 MW


4.755 MW
Melampai target yang
ditetapkan dan Realisasi
tersebut tercapai dari
pelaksanaan pembangunan
PLTS terpusat 15 KW di 177
lokasi dan PLTS terpusat
interkoneksi jaringan di 3
lokasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
63

5. Kapasitas Terpasang Total PLT Hybrid

Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan realisasi
sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak tercapai.

Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang direncanakan, yang
telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06 MW, dan sisanya 4 lokasi
dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat tercapai karena gagal lelang .

Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan DME berbasis PLT
Hybrid 20 KW di 3 Lokasi.

Realisasi Berbasis PLT Hybrid Surya-Angin 20 KW Tahun 2012 adalah
sebagaimana tabel dibawah ini.
TABEL 4.19
Realisasi Berbasis PLT Hybrid Surya-Angin 20 KW Tahun 2012
No Provinsi No Kabupaten Kecamatan Desa Unit
Total
Jumlah
Unit
1
Nusa
Tenggara
Barat
1 Lombok Barat
Sekotong Buwun Mas
(Pengantap)
1
1 unit
(20 KW)
2
Nusa
Tenggara
Timur
2 Rote Ndao
Rote Barat Bo'a
1
1 unit
(20 KW)
3 Rote Ndao 1
1 unit
(20 KW)

TOTAL
3 unit =
60 kW








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
64

6. Kapasitas Terpasang total PLT Arus Laut
Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak
terrealisasi karena gagal lelang.
Pencapaian tidak sesuai target. Lelang tahap pertama gagal dan telah dilakukan
lelang ulang namun tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan
teknis)

7. Kapasitas Terpasang Total PLT Biomassa

Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan realisasi
sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh dari hasil
pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa
On Grid.
Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomassa,
diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM)
no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff.
Tujuan dari dikeluarkannya Peraturan tersebuat adalah dalam rangka mendorong
pembelian tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi
terbarukan berbasis biomassa, biogas dan sampah kota dan menata kembali
pengaturan pembelian kelebihan tenaga listrik (excess power) dari badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, koperasi, dan
swadaya masyarakat oleh PT PLN (Persero).
Peraturan Menteri ESDM tersebut memutuskan, PLN wajib membeli tenaga
listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala
kecil dan menengah dengan kapasitas sampai dengan 10 MW atau kelebihan
tenaga listrik (excess power) dari badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat guna
memperkuat sistem penyediaan tenaga listrik setempat.



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
65

SASARAN 4 : PENINGKATAN EFISIENSI PEMAKAIAN DAN PENGOLAHAN
ENERGI
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.20
Sasaran Peningkatan Efesiensi Pemakaian dan Pengelolahan Energi
No
Sasaran
Strategis

Indikator
Kinerja
Satuan Target Realisasi
Capaian
%




Peningkatan
efisiensi
pemakaian
dan
pengolahan
Energi
1 Jumlah
penurunan
intensitas
energi

SBM/Milyar
Rp

6 juta

4,76

79,33


2
Jumlah
penurunan
emisi karbon
sub sektor
energi

Ton

5.07 juta
4,25

59,11
3
Jumlah industri
dan bangunan
gedung yang
telah di audit
energi
objek
797
objek
806 101,13

Penjelasan
1. Jumlah Penurunan Intensitas Energi
Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan realisasi
sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % .
Penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88
SBM/Milyar Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah)



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
66

2. Jumlah Penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi

Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta ton
dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut belum
tercapai target yang diinginkan.
Realisasi tersebut tercapai dari kegiatan yang terlaksana:
1. Penerapan program kemitraan konservasi energi
2. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (PLTBiomass DME).
3. Pemanfaatan Biogas
4. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan
5. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa
6. Reklamasi lahan pasca tambang

3. Jumlah Industri Dan Bangunan Gedung Yang Telah Diaudit Energi
Target secara kumulatif jumlah industri
dan bangunan gedung yang diaudit energi
sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif
s.d 2012 sabanyak 806 objek, atau
capaian 101,13 %, telah melampaui target
yang ditetapkan.
Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan
gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan
secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek:
(Rinci tercantum dalam tabel di bawah ini).
Tabel 4.21
Jumlah Industri dan Bangunan Gedung Yang Telah Diaudit Energi pertahun
Peserta/
Bidang
Jumlah Peserta yang telah diaudit energi / tahun total
akumulasi
s.d 2012 2003 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012
Industri 5 3 21 138 16 105 125 55 468
Bangunan 6 6 11 62 24 55 70 104 338
Total 11 9 32 200 40 160 195 159 806


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
67

Konservasi Energi
Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya.
Potensi efisiensi pemanfaatan energi meliputi:
Sektor industri: 15% 30%
Transportasi: 25%
Rumah Tangga dan Komersial: 10%-30%
Terget efisiensi pemanfaatan energi adalah penurunan intensitas energi
(perbandingan antara konsumsi energi terhadap GDP) sebesar 1% pertahun,
dan pencapaian elastisitas energi kurang dari 1 pada tahun 2025 (saat ini
1,64)
Program efisiensi pemanfaatan energi, a.l:
Kemitraan konservasi energi, berupa audit energi gratis terhadap
industri dan bangunan komersial untuk mengetahui potensi
penghematan energi dan rekomendasi peningkatan efisiensi
pemanfaatan energinya
Manajemen energi, berupa kewajiban kepada pengguna energi lebih
besar 6000 TOE untuk melaksanakan manajemen energi
Labelisasi tingkat hemat energi, untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang tingkat efisiensi peralatan rumah tangga yang
beredar di pasar.
Standar konservasi energi, berupa standar kinerja efisiensi energi
untuk peralatan pemanfaat energi.
Clearing house konservasi energi, merupakan pusat layanan
informasi/konsultansi penerapan konservasi energi.
Peningkatan kesadaran publik,melalui seminar, ILM, Lomba Hemat
Energi, berpartisipasi pada ASEAN Energy Award.
Bimbingan teknis efisiensi dan konservasi energi.
Regulasi yang sedang disiapkan:
Rancangan Permen tentang Tata Cara Penyusunan Program dan
Pelaporan Pelaksanaan Konservasi Energi (Status di Biro Hukum).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
68

Rancangan Permen tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air (Status di Biro Hukum).
Rancangan Permen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar
Kompetensi Personil Auditor Energi di Industri (Status di Biro Hukum).
Rancangan Permen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar
Kompetensi Personil Auditor Energi di Bangunan Komersial (Status di
Biro Hukum).
Revisi Permen No. 6/2011 tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat
Energi pada Lampu Swa Ballast (Status di Biro Hukum).
Rancangan Permen tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi
pada AC (Draft awal).
Rancangan Permen tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi
pada Kulkas (Draft awal).
Pelaksanaan Inpres 13/2011 tentang Penghematan Energi dan Air
Instruksi kepada pimpinan lembaga pemeritah pusat dan daerah untuk
melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air
Target:
Penghematan listrik sebesar 10%
Penghematan pemakaian BBM Bersubsidi sebesar 10%
Penghematan air sebesar 10%
Progress:
Penyusunan Rencana Aksi Penghematan Energi dan Air
Penyusunan Rancangan Permen tentang Pedoman Teknis dan
Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air






Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
69

TUJUAN 2 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN INVESTASI SEKTOR ENERGI,
SUB SEKTOR EBTKE

Untuk tercapainya tujuan tersebut sasaran yang ditetapkan adalah : Meningkatnya
investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)
SASARAN : MENINGKATNYA INVESTASI SUB SEKTOR ENERGI BARU
TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI (EBTKE)
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.22
Sasaran Peningkatan Investasi Sektor Energi, Sub Sektor EBTKE
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
(%)




Meningkatnya
investasi sub
sektor energi baru
terbarukan dan
konservasi energi
(EBTKE)
1 Jumlah WKP panas
bumi yang telah
ditetapkan
WKP 5 8 160
2 Jumlah lokasi
pengembangan
panas bumi
lokasi 3 1 33,3

Penjelasan
1. Jumlah Wkp Panas Bumi Yang Telah Ditetapkan
Target WKP panas bumi yang telah ditetapkan
pada tahun ini 2012 sebanyak 5 WKP,
terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian
sebesar 160 %, melebihi target. Realisasi
tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah
ditetapkan: Simbolon Samosir, Way Ratai,
Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu,
Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange.
(Rinci tercantum dalam tabel di bawah ini).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
70

Tabel 4.23.
Daftar WKP Ditetapkan Tahun 2012

No Nama WKP Cadangan Terduga (MW)
1 Simbolon Samosir - Sumut 155
2 Way Ratai-Lampung 105
3 Candi Umbul Telomoyo-Jateng 72
4 Bora Pulu-Sumut 123
5
Gn. Lawu Jateng
195
6
Kepahiang, Bengkulu
180
7
Sembalun, NTB
100
8 Oka Ile Ange. NTT 40

Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal
ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sedangkan kewenangan
pemberi perizinan tergantung dari letak di mana WKP tersebut berada. Pada
tahun 2011 WKP yang ditetapkan 50 WKP, sedangkan tahun 2012 ditetapkan
8 WK, jadi Total Akumulasi sampai dengan tahun 2012 terdapat 58 WKP.
Penjelasan Umum
Tabel 4.24
Jumlah WKP Panas Bumi Yang Telah Ditetapkan/ tahun

Uraian/Objek
Realisasi Jumlah WKP yg
ditetapkan secara kumulatif
2011 2012
Jumlah WKP Panas Bumi Yang Telah Ditetapkan
50 58


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
71

Gambar 58 Wilayah Kerja Panas Bumi














Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
72

TEBEL 4.25
PENGEMBANG PLTP

No.
WKP Panas Bumi /
Lokasi
Pengembang Nama PLTP
1
Sibayak Sinabung,
SUMUT
PT. Pertamina Geothermal Energy
(PGE)
Sibayak
2
Cibeureum Parabakti,
JABAR
KOB - Chevron Geothermal Salak,
Ltd (CGS)
Salak
3 Pangalengan, JABAR
KOB - Star Energy Geothermal
Wayang Windu, Ltd (SEGWWL)
Wayang
Windu
4
Kamojang Darajat,
JABAR
PT. Pertamina Geothermal Energy
(PGE)
Kamojang
5
Kamojang Darajat,
JABAR
KOB - Chevron Geothermal
Indonesia, Ltd (CGI)
Darajat
6
Dataran Tinggi Dieng,
JATENG
PT. Geo Dipa Energi (GDE) Dieng
7
Lahendong Tompaso,
SULUT
PT. Pertamina Geothermal Energy
(PGE)
Lahendong











Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
73

2. Jumlah Lokasi Pengembangan Panas Bumi

Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1
lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target.
Realisasi tersebut tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan
pemboran sumur eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: dalam
tahap negosiasi PPA dengan PLN dan proses IPPkH kawasan hutan serta
Proyek PLTP Tampomas: terkendala penolakan masyarakat .







Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
74


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
EBTKE KESDM - 2012


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
75

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
EBTKE KESDM - 2012
11. PLTP SORIK MERAPI
1. Lokasi : Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara
2. Potensi :
3. Pengembang : PT. Sorik Marapi Geothermal Power
4. Status Saat ini : IUP Telah Terbit
5. Perkiraan COD : 2015
6. Peta Lokasi :
Sumber Daya Cadangan
Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti
200

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
EBTKE KESDM - 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
76

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
EBTKE KESDM - 2012
9. PLTP TAMPOMAS
1. Lokasi : Kab. Sumedang dan Subang, Provinsi Jawa Barat
2. Potensi :
3. Pengembang : PT. Wijaya Karya Jabar Power
4. Status Saat ini : IUP Telah Terbit
5. Perkiraan COD : 2015
6. Peta Lokasi :
Sumber Daya Cadangan
Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti
50

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
EBTKE KESDM - 2012







Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
77

TUJUAN 3 : TERWUJUDNYA PERAN PENTING SEKTOR ESDM SUBSEKTOR
EBTKE DALAM PENERIMAAN NEGARA
Untuk tercapainya tujuan tersebut sasaran yang ditetapkan adalah Terwujudnya
peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara
SASARAN : TERWUJUDNYA PERAN PENTING SUB SEKTOR EBTKE DALAM
PENERIMAAN NEGARA
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
Tabel 4.26
Sasaran Terwujudnya peran penting sub sektor ebtke dalam penerimaan negara
Sasaran Strategis
Indikator
Kinerja
Satuan

Target
Realisasi
Capaian
%
Terwujudnya peran penting sub
sektor EBTKE dalam penerimaan
negara
Jumlah PNBP
dari sub
sektor EBTKE
Rp
Triliun

0,233

0,739

212,4


Penjelasan
Jumlah PNBP Dan Sub Sektor Ebtke
Target Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar
rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja 212,4
%, Realisasi Melebihi target
Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah
mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat
perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi
Rp 0,348 Triliyun.









Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
78

TUJUAN 4 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN PERAN SEKTOR ESDM SUB
SEKTOR EBTKE DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Untuk tercapainya tujuan tersebut sasaran yang ditetapkan adalah : Terwujudnya
peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

SASARAN : TERWUJUDNYA PENINGKATAN PERAN SUB SEKTOR EBTKE
DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 indikator kinerja,
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut

Tabel 4.27
Sasaran Terwujudnya peran penting sub sektor ebtke dalam penerimaan negara
Sasaran Strategis
Indikator
Kinerja
Satuan

Target
Realisasi
Capaian
%
Terwujudnya peningkatan
peran sub sector EBTKE
dalam pembangunan daerah
Jumlah Desa
Mandiri
Energi (DME)
berbasis BBN
dan Non BBN
DME


50


52 lokasi
yaitu (44 berbasis
BBN dan 8
berbasis NON
BBN )
104



Penjelasan
Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis BBN Dan Non BBN
Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada tahun ini
2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50 DME. Realisasi
tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non BBN. Secara Rinci
tercantum dalam tabel di bawah ini.



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
79

Tabel 4.28
Realisasi Desa Mandiri Energi

No Indikator Realisasi DME
Total Akumulasi
s.d 2012
2009 2010 2011 2012
1 DME berbasis Non BBN 62 34 19 8 238
2 DME berbasis BBN 28 16 32 44 195
Total DME 90 50 51 52 433


Desa Mandiri Energi adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan
memenuhi lebih dari 60% kebutuhan listrik dan bahan bakar dari sumber energi
terbarukan, yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat.
DME dikembangkan dengan konsep pemanfaatan energi setempat, khususnya
energi terbarukan, untuk pemenuhan kebutuhan energi dan kegiatan yang bersifat
produktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja
dan kesejahteraan masyakat pada umumnya melalui penyediaan energi terbarukan
yang terjangkau dan berkelanjutan.
Konsep pengembangan DME diformulasikan menjadi dua kelompok DME yaitu DME
berbasis BBN dan DME berbasis Bahan Bakar Nabati (BBN) dan non-BBN.
Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN menggunakan bahan baku energi jarak
pagar, kelapa sawit, singkong dan tebu. Sedangkan DME berbasis non-BBN
memanfaatkan sumber energi setempat yaitu mikrohidro, angin, surya dan
biomassa.











Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
80



Tabel 4.29
DME Berbasis BBN Tahun 2012
Lokasi Digester Biogas Komunal dan Rumah Tangga

No Digester Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa Kapasitas
Jumlah
Unit
1 2 3 4 5 6 7 8
1


Komunal
dan
Rumah
Tangga
Jawa Barat
Bogor Cibungbulang Situ Udik 6 m3 10
2 Cirebon Gegesik 6 m3 5
3 Indramayu Kertasemaya 6 m3 7
4
Jawa
Tengah
Tegal Pangkah Bogares Kidul
6 m3 3
5 20 m3 1
6 Semarang Ambarawa 6 m3 28
7 Klaten Jogonalan 6 m3 10
8 Klaten Jogonalan Somopuro 40 m3 1
9 Klaten Tulung Bono 90 m3 1
10 Sukoharjo 6 m3 10
11 Magelang Grabag Grabag 136 m3 1
12 Karang Anyar
Karang
Pandan
6 m3 10
13 Karang Anyar
Karang
Pandan
Bangsri 6 m3 10
14
D.I
Yogyakarta
Kulonprogo Kalibawang Banjarharjo 6 m3 14
15 Kulonprogo Sentolo Tuksono 90 m3 2
16 Gunung Kidul Playen Ngunut 6 m3 10
17 Gunung Kidul Playen Dengok 6 m3 10
18
Jawa Timur
Jember Ambulu Pontang 20 m3 2
19 Jember Balung Curahlele 20 m3 1
20 Banyuwangi Purwoharjo Sumber Asri 6 m3 10
21 Gresik Menganti Gading Watu 6 m3 18
22 Gresik Menganti Gading Watu 20 m3 2
23 Gresik Menganti Gading Watu 90 m3 1
24 Gresik Menganti Domas 6 m3 5
25 Gresik Menganti Domas 20 m3 1
26 Jombang Mojowarno Grobogan 6 m3 20
27
Sumatera
Utara
Samosir Pangururan Pintusona 6 m3 10
28 Samosir Pangururan Lumbantinggol 6 m3 13
29 Lampung Tenggamus Gisting Campang 6 m3 15

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
81

30 Tenggamus Gisting Gisting Atas 6 m3 10
31 Tenggamus Gisting Gisting Permai 6 m3 10
32 Jambi Surolangun Air Hitam Bukit Suban 6 m3 30
33
Nusa
Tenggara
Timur
Sumba
Tengah
Katikutana
Selatan
Malinjak 5 m3 13
34 Ende Wewaria Ratewate 20 m3

35
Sulawesi
Selatan
Pinrang Suppa Polewali 6 m3 19
36 Pinrang Suppa Polewali 20 m3 1
37 Pinrang Suppa Maritenggae 6 m3 23
38 Pinrang Suppa Tasiwalie 6 m3 38
39 Pinrang Suppa Watang Pulu 20 m3 2
40 Pinrang Suppa Makkawaru 20 m3 2
41
Sulawesi
Barat
Polewali
Mandar
Wonomulyo Sidodadi 20 m3 1
42 Matakali Matakali 20 m3 1
43 Tapango Dakka 20 m3 1
44 Tapango Banatorejo 20 m3 2


Tabel 4.30
Tabel DME Berbasis Non BBN Tahun 2012
No Nama Kegiatan Unit Lokasi Keterangan
1
Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan
Produktif di Provinsi Jambi
1 di Provinsi Jambi
Peralatan
pengolah kopi
2
Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan
Produktif di Provinsi Jawa Tengah
1
Provinsi Jawa
Tengah
Peralatan
konveksi dan
pertukangan
kayu
3
Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan
Produktif di Provinsi Jawa Timur II
1
Provinsi Jawa Timur
II
Pengering
kapulaga
4
Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan
Produktif di Provinsi Jawa Barat
1 Provinsi Jawa Barat
5
Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Kegiatan
Produktif di Provinsi Sulawesi Tengah
1
Provinsi Sulawesi
Tengah
Pengering
jahe
6
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT)
Hybrid Surya dan Angin di Provinsi Nusa Tenggara
Barat I
1
Desa Buwun Mas,
Kec. Sekorong kolo
Lombok Barat,
Provinsi NTB
Kapasitas
terpasang 19
kW
7
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT)
Hybrid Surya dan Angin di Provinsi Nusa Tenggara
Timur I
1
Desa Bo'a, kec. Rote
Barat, Kab. Rote
ndao, Provinsi NTT
Kapasitas
terpasang 24
kW
8
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT)
Hybrid Surya dan Angin di Provinsi Nusa Tenggara
Timur II
1
Kab. Rote ndao,
Provinsi NTT
Kapasitas
terpasang 30
kW

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
82

KEGIATAN : DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS
TEKNIS LAINNYA DITJEN ENERGI BARU TERBARUKAN
DAN KONSERVASI ENERGI


Selain sasaran-sasaran utama yang telah disampaikan di atas, Ditjen EBTKE
Kementerian ESDM juga mempunyai sasaran penunjang yang tidak kalah
pentingnya dalam rangka mewujudkan tujuan serta visi misi yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis Ditjen EBTKE - Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Tahun 2010 dan 2014, sasaran tersebut adalah Terwujudnya Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik.

1. Peraturan Atau Keputusan Penting Yang Dikeluarkan Tahun 2012
a) Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Energi Dan Summber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2009
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi
b) Peraturan Menteri ESDM No.15 Tahun 2012 Tentang Penghematan
Penggunaan Air Tanah
c) Peraturan Menteri ESDM No.14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Energi
d) Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2012 Tentang Penghematan
Pemakaian Listrik
e) Peraturan Menteri ESDM No.01 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek-
Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang
Menggunakan Energi terbarukan, Batubara, Dan Gas Serta Transmisi Terkait
f) Permen ESDM No. 22/2012 tentang Penugasan Kepada PT PLN Untuk
Melakukan Pembelian Tenaga Listrik Dari PLTP Dan harga Patokan
Pembelian Listrik Oleh PT PLN Dari PLTP
g) Telah diterbitkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
bidang Manajer Energi
h) Telah diterbitkan SKKNI bidang Auditor Energi
i) Permen ESDM No. 02/2012 tentang DAK Bidang Listrik Perdesaan Tahun
Anggaran 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
83

j) Permen ESDM No. 04/2012 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT
PLN (Persero) Dari Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi
Terbarukan Skala Kecil Dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik
k) Permen ESDM No. 10/2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan


2. DOKUMEN PERENCANAAN DAN LAPORAN

Dokumen perencanaan telah berhasil disusun pada tahun 2012 antara lain,
Dokumen RKA-KL, Penetapan Kinerja, LAKIP, Dokumen laporan hasil kegiatan
tahun 2012. Dokumen tersebut merupakan rangkaian dokumen perencanaan
dan dokumen hasil kinerja yang saling terkait satu dengan lainnya.

3. LAYANAN DATA DAN INFORMASI

- Penerbitan Buletin dan Majalah serta buku pemahaman tentang bidang EBTKE
untuk kemudian disalurkan ke berbagai Instansi , stakeholder dan
masyarakat.
- Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik Melalui Pengisian Data Web-Site Bidang
EBTKE , yang berita dan informasi terkait informasi di bidang energi baru,
terbarukan dan konservasi energi, baik berupa berita, artikel, maupun siaran
pers, yang di update setiap hari nya.

4. KEGIATAN SOSIALISASI BIDANG EBTKE ANTARA LAIN

a. Launching Home and School Energy
Champion 2012, di Museum Listrik
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 3
Maret 2012
Pemerintah Indonesia cq Direktorat
Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
84

Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) bekerjasama dengan pemerintah
Kerajaan Denmark menyelenggarakan Kompetisi Efisiensi Energi bertajuk
Home and School Energy Champion 2012. di Museum Listrik Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu 03 Maret 2012.

Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
(Ditjen EBTKE) bekerjasama
dengan pemerintah Kerajaan
Denmark menyelenggarakan
Kompetisi Efisiensi Energi
bertajuk Home and School
Energy Champion 2012.
Kompetisi ini merupakan yang
pertama kali di Indonesia dan akan berlangsung selama enam bulan
kedepan.Dalam kompetisi ini para peserta di tantang untuk merubah
perilaku agar bisa mengkonsumsi energi listrik dengan lebih bijak, tanpa
mengurangi kenyamanan dalam beraktifitas,

Alasan kompetisi ini diberlakukan untuk sekolah sebab pendidikan untuk
perilaku hemat energi harus di mulai sejak dini, sementara di rumah terkait
dengan kebiasaan.Kita mulai dari rumah dan sekolah. Selama kompetisi ini
para siswa akan melakukan praktek-praktek hemat energi di sekolah maupun
rumah masing-masing, kemudian melaporkan konsumsi energi setiap bulan,
setelah itu hasil keseluruhan akan menjadi bahan penilaian dan evaluasi para
juri.Para juri terdiri dari beberapa pihak yang mewakili pemerintah,
akademisi, kalangan professional, para ahli maupun, ahli efisiensi energi
independent dan organisasi nasional dalam negeri,. Mekanisme penilaian
didasarkan pada dua komponen yaitu komponen kuantitatif yaitu penilaian
didasarkan pada penurunan konsumsi listrik secara continue dan bertahap),
sementara kualitatif (penilaian didasarkan pada kegiatan yang dicerminkan
pada tindakan melakukan efisiensi energi).


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
85

Sepuluh sekolah yang berpartisipasi di kompetisi ini antara lain British
International School, Bunda Mulia International School, Global Jaya
International School, Sekolah Madania, Sekolah Santa Laurensia, Sinar Mas
World Academy, SMA Al Azhar Syifa Budi, SMA Insan Cendekia Al Muslim,
SMP Al Muslim, dan SDS Model Islammic Village.

Home and School Champion 2012 ini terdiri dari dua kategori yaitu kompetisi
utama terdiri dari kompetisi rumah tangga, kompetisi antar sekolah, kompetisi
antar kelompok rumah dan sekolah bersama dengan kelompok rumah dan
sekolah yang lain.

b. Penandatangan nota kesepahaman kerjasama (Memorandum of
Undersatnding/MoU) dengan UPC Renewables Indonesia Limited untuk
mengembangkan pusat listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia , Jumat 20
April 2012.

Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) meneken nota kesepahaman kerjasama
(Memorandum of Undersatnding/MoU) dengan UPC Renewables Indonesia
Limited untuk mengembangkan pusat listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia.
Penandatangan dilakukan oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan
Ditjen EBTKE antara Senior Vice President UPC Renewables Indonesia Limited
serta Director UPC Renewables Indonesia Limited dan disaksikan oleh Direktur
Jenderal (Dirjen) EBTKE di Jakarta, Jumat 20 April 2012.

Dirjen EBTKE mengatakan tujuan dari penandatanganan MoU ini guna
membantu dalam pelaksanaan feasibility study dalam rangka membantu
persiapan program pembangunan PLTB di pantai Samas, Kabupaten Bantul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kapasitas total 50 MW. Setelah
feasibility study selesai dilaksanakan, diharapkan pihak UPC Renewables
Indonesia Limited bersama partner lokal PT. Binatek Reka Energi dapat
mengembangkan wind farm yang direncanakan dengan kapasitas 50 MW di

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
86

Dusun Patehan, Kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Menurut dia, proyek tersebut meliputi pembangunan 33 turbin angin dengan
kapasitas masing-masing sebesar 1,5 Megawatt (MW) yang akan mulai
dikerjakan setelah dilakukan penandatanganan power purchase agreement
(PPA) dan direncanakan selesai dalam waktu 15 bulan.Proyek ini akan menjadi
proyek IPP dimana listriknya akan dijual ke PLN,.

Terkait harga jual listrik ke PLN, sambungnya, telah disepakati harga jual Rp1200
per kilowatt hours (kwh).Harga ini jika dibandingkan dengan BPP rata-rata
seluruh pembangkit PLN tergolong murah,tegasnya
Untuk kategori pembangkit listrik, kapasitas 50 MW tergolong besar apalagi
untuk pembangkit listrik dari energi baru terbarukan.Selama ini kita baru punya
skala kecil ataupun masih dalam tahap pilot project, dengan ditandatangani
proyek tersebut merupakan milestone bagi pembangunan pusat listrik tenaga
angin dalam skala komersial.

Setelah Yogyakarta, yang dibidik pemerintah untuk mengembangkan PLTB yaitu
Sulawesi Selatan dan Madura sebab berdasarkan hasil survei kedua daerah
tersebut memiliki potensi angin yang cukup besar.Selain Sulsel dan Madura,
sekitar Bangka Belitung potensi anginnya cukup baik.

c. Monitoring dan Evaluasi Penghematan Energi dan Air Tanah, di Gedung
Kementerian ESDM, Jumat 15 Juni 2012

Saat ini kebutuhan energi Indonesia masih
didominasi oleh energi fosil yaitu minyak bumi,
gas dan batubara. Bahkan, khusus minyak bumi
ketergantungannya mencapai 95 persen.
Namun disisi lain, harga minyak dunia terus
meroket menyikapi kondisi tersebut pemerintah
sejak 1 Juni 2012 kemarin melakukan imbauan untuk melakukan penghematana

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
87

bahan bakar minyak (BBM), listrik, manajemen energi dan air terutama di institusi
pemerintahan."Efisiensi tidak bisa dilakukan oleh petugas, aparat dan sesuatu
yang sifatnya konstitusional, harus dilakukan orang perorang dengan cara
mengubah perilaku,"ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(Wamen ESDM), Rudi Rubiandini seusai membuka acara Monitoring dan
Evaluasi Penghematan Energi dan Air Tanah, di Gedung Kementerian ESDM,
Jumat 15 Juni 2012. Sebagai contoh kepada masyarakat, sambung Rudi, dimulai
dari kantor pemerintahan dimana untuk melakukan penghematan misalnya
dengan cara menaikan temperatur air conditioner (AC)."Begitu juga dengan
listrik, setiap keluar ruangan harus dimatikan, air juga begitu jika tidak digunakan
jangan dinyalakan,"tambah Rudi. Program efisiensi dan peghematan energi ini,
menurut Rudi, merupakan program jangka pendek pemerintah dalam upaya
melakukan konservasi dan diversifikasi energi. Sedangkan untuk energi
alternatif, merupakan jangka panjang. "Bukan hanya itu, konversi energi juga
harus dilakukan, jika tidak kita akan masuk menjadi negara net importir
energi,"tegasnya. Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) selaku Ketua Tim Nasional
Pelaksana Hemat Energi dan Air, mengatakan program penghematan ini tidak
semata-mata untuk program pengurangan subsidi tetapi juga percontohan,
pemerintah harus memberikan contoh,"katanya. Selama dilakukan program
penghematan mulai 1 Juni kemarin, data terakhir menyebutkan untuk program
penghematan BBM di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) wilayah Jakarta Barat belum sama sekali melakukan
penghematan."Dalam program penghematan BBM di Jabodetabek, wilayah
Jakarta Barat yang belum melakukan penghematan sama sekali, tetapi Jakarta
Timur sudah signifikan penghematannya"ungkapnya.








Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
88

d. Pelaksanaan Indonesia EBTKE Conex 2012 Tanggal 17 -19 Juli 2012.

Strategi energi yang tepat dan memenuhi
kriteria trilogi kebijakan energi dalam jangka
panjang adalah pemanfaatan Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
(EBTKE). Kita harus menargetkan dalam
10 tahun mendatang, 90% dari sistem
energi nasional kita sudah memenuhi
kriteria trilogi kebijakan energi, ujar Wakil
Presiden Boediono ketika memberikan sambutan pada Convention and
Exbihition on New, Renewable Energy and Energy Conservation 2012 atau
EBTKE Conex 2012 di Jakarta Convention Center, Selasa 17 Juli 2012


e. Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun
201, pada tanggal 20 Desember 2012

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyelenggarakan
Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2012
(PEEN 2012) yang bertempat di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis malam,
20 Desember 2012.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan
dari berbagai Kementerian dan Lembaga
Negara, Pemerintah Daerah, Negara
Sahabat, Akademisi, Asosiasi, Peserta
dan Pemenang PEEN 2012, serta para
tamu undangan lainnya. Pada
kesempatan tersebut dilakukan
penganugerahan Penghargaan oleh
Wakil Menteri ESDM, Prof. Dr. Rudi
Rubiandini kepada para Pemenang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
89

kompetisi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012. Dimana sebelumnya
disampaikan laporan penyelenggaraan PEEN 2012 oleh Ir. Jarman, Direktur
Jenderal Ketenagalistrikan selaku Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi.
Jarman mengatakan acara ini bertujuan untuk memberikan penghargaan
kepada para pemangku kepentingan di sektor bangunan dan industri
sehubungan dengan upaya-upaya efisiensi dan konservasi energi terbaik yang
telah diterapkan di bangunan gedung dan industri .
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini dalam
sambutannya menuturkan pihaknya selaku Pemerintah mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi para peserta
ajang Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2012. "Kami juga
mengucapkan selamat kepada para peserta yang berhasil menjadi pemenang
dalam ajang penghargaan ini",katanya.
Menurut dia, para pemenang PEEN 2012 ini, diharapkan dapat menjadi contoh
atau inspirasi bagi semua pihak dalam penerapan efisiensi dan konservasi
energi, yang sesungguhnya dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi
seluruh masyarakat.
PEEN 2012 merupakan kegiatan seleksi atau penjaringan tingkat nasional
terhadap calon-calon peserta yang akan diikutsertakan dalam kegiatan ajang
ASEAN Energy Award untuk bidang efisiensi dan konservasi energi. Dimana
ASEAN Energy Award untuk bidang efisiensi dan konservasi energi merupakan
ajang kompetisi di tingkat regional ASEAN yang dilaksanakan setiap tahun untuk
memberikan penghargaaan kepada para pemangku kepentingan di sektor
industri dan bangunan gedung yang telah berhasil menerapkan upaya-upaya
efisiensi dan konservasi energi.
Sedangkan tujuan dari kegiatan PEEN 2012 adalah :
Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan/stakeholder dalam
mensukseskan program-progam Pemerintah Indonesia di bidang efisiensi
dan konservasi energi.
Meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan/stakeholder akan
perlunya penerapan efisiensi dan konservasi energi, manajemen energi,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
90

serta inovasi dalam rangka peningkatan daya saing dan kualitas di sektor
industri dan bangunan gedung.
Menghasilkan model-model industri dan bangunan gedung yang hemat
energi di Indonesia yang dapat dijadikan contoh dan dapat direplikasi.

Kegiatan PEEN 2012 perlu dilaksanakan, karena merupakan salah satu alat
efektif bagi Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan efisiensi dan
konservasi energi serta inovasi teknologi efisiensi energi di sektor industri dan
bangunan gedung.
Melalui PEEN 2012 diharapkan dapat membantu percepatan pencapaian :
Target nasional yaitu visi energi 25/25 Ditjen EBTKE, KESDM terkait
dengan pendekatan di sisi demand yaitu dengan menekan laju konsumsi
energi melalui penerapan konservasi energi; serta
Target regional ASEAN dibidang efisiensi dan konservasi energi yaitu
mengurangi intensitas energi menjadi 8 persen pada tahun 2015 dari
level tahun 2005.

Dalam rangka ketahanan energi dan pembangunan yang berkelanjutan baik
tingkat nasional maupun regional, yang merupakan faktor penting untuk
menunjang pencapaian pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
PEEN 2012 juga merupakan sarana untuk menunjukkan komitmen Pemerintah
Indonesia dalam perhatiannya terhadap isu Climate Change dan Global
Warming, dimana pada tahun 2009, Presiden RI telah menyampaikan komitmen
di tingkat internasional untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen dengan
upaya sendiri, dan menjadi 41 persen dengan bantuan internasional.
Kategori yang dilombakan dalam ajang PEEN 2012 adalah :
A. Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi:
1) GedungKomersial:
Gedung Baru
Gedung Retrofitted
Gedung Tropis
Inovasi Khusus


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
91

2) Gedung Pemerintah
Gedung Baru
Gedung Retrofitted
3) Gedung BUMN:
Gedung Baru
Gedung Retrofitted
B. Kategori Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung :
Industri Kecil dan Menengan
Industri Besar
Gedung Kecil dan Menengah
Gedung Besar
Inovasi Khusus untuk Industri
Inovasi Khusus untuk Bangunan Gedung
Peserta PEEN 2012 adalah para pemilik atau pengelola gedung serta
perusahaan di sektor industri yang telah memenuhi persyaratan kompetisi.
Peserta yang mendaftar dan menyampaikan formulir aplikasi pada PEEN 2012
sebanyak 12 (dua belas) proposal dari 11 (sebelas) perusahaan. Dan
Pemenang dalam ajang Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012 adalah:
Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi :
Gedung Komersial :
- Sinar Mas Land Plaza (Juara I Gedung Baru)
Gedung BUMN
- PT. Dahana (Persero) (Juara I Gedung Baru)

Kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung :
Manajemen Energi Pada Industri
- PT. Petrokima Gresik (Juara III Industri Besar)
Manajemen Energi Pada Bangunan Gedung
- PT. Pacific Place Jakarta (Juara I Gedung Besar)
- Grha Wonokoyo (Juara II Gedung Besar)
Manajemen Energi Pada Industri
- PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. (Juara I Inovasi Khusus)
- PT. Petrokima Gresik (Juara I Inovasi Khusus)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
92

f. Telah disusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk Perizinan sektor
panas bumi dan Bioenergi. Secara lengkap tabel dibawah ini
Tabel 4.31
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Panas Bumi
No.
Standar Pelayanan Minimum
(SPM)
Tata Waktu PIC
1
Penugasan Survei Pendahuluan
Panas Bumi 20 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
2
Sistem Informasi Wilayah Kerja
Panas Bumi 1 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
3
Evaluasi Lapoan Eksplorasi Panas
Bumi 15 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
4
Pertimbangan Teknis Dalam
Rangka Ijin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan 20 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
5
Pengawasan Eksplorasi Panas
Bumi 20 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
6
Pengawasan Eksploitasi Panas
Bumi 20 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
7
Penandasahan dan Persetujuan
Fasilitas Impor Barang (Masterlist) 12 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
8
Evaluasi Studi Kelayakan Panas
Bumi Untuk WKP Lintas Provinsi 20 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
9 Evaluasi Laporan RKAB 12 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi
10
Perpanjangan Tahap Kegiatan
Eksplorasi 14 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
11
Perpanjangan Tahap Kegiatan
Eksploitasi 14 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
12
Pengalihan Kepemilikan Saham
Pemegang IUP

10 hari

EBTKE/ Dit. Panas Bumi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
93

13
Penyelesaian Perselisihan Pada
Perusahaan Panas Bumi 12 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
14
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
Asing 10 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
15 Pembuatan Kartu Izin Meledakkan 6 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi
16
Pembuatan Surat Izin Layak
Operasi RIG 15 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
17
Pengesahan Kepala Tehnik Panas
Bumi 13 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
18
Perizinan Penggunaan Gudang
Bahan Peledak 17 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
19
Perizinan Penggunaan Tangki
Penimbun Bahan Bakar Cair 17 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
20
Perizinan Surat Keterangan
Terdaftar Panas Bumi 10 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
21 Rekomendasi Bahan Peledak 7 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi
22
Sertifikasi Juru Las dan Persetujuan
WPS 13 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
23 Sertifikasi Juru Ledak 20 hari EBTKE/ Dit. Panas Bumi
24
Sertifikasi Kelayakan Penggunaan
Instalasi 15 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
25
Sertifikasi Kelayakan Penggunaan
Peralatan 15 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi
26
Penugasan Survei Pendahuluan
Panas Bumi 20 hari
EBTKE/ Dit. Panas Bumi







Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
94



Tabel 4.32
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Perizinan Bioenergi
No.
Standar Pelayanan Minimum
(SPM)
Tata Waktu PIC
1
Standard Operating Procedures
(SOP) Pemberian Izin Usaha Niaga
Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
Paling lama
33 hari kerja
EBTKE/ Dit. Bioenergi
2
Standard Operating Procedures
(SOP) Pemberian Rekomendasi
Ekspor Impor Bahan Bakar Nabati
(Biofuel)
Paling lama 5
hari kerja
EBTKE/ Dit. Bioenergi


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
95

g. KERJASAMA
1. Kerjasama Dalam Negeri
a) Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan
Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Kementerian Keuangan, BAPPENAS, BPPT serta Pemerintah
Daerah. Hal ini terkait untuk menyusun rumusan peraturan perundang-
undangan bersama, dan instansi dan lembaga terkait lainnya untuk
menyusun revisi Undang Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Panas
Bumi, Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Energi Terbarukan,
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Ketahanan Energi.
b) Badan Standardisasi Nasional (BSN), BPPT, LAPAN, Asosiasi Profesi,
Asosiasi Produsen Energi Terbarukan, Akademisi untuk menyusun rumusan
standar teknis dan kompetensi energi terbarukan dengan, untuk
menghasilkan Standar Nasional Indonesia (SNI) serta kerjasama dengan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menghasilkan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
c) Kementerian Keuangan, BAPPENAS, BPPT, LAPAN, Asosiasi Profesi
(Masyarakat Eenergi Terbarukan Indonesia), Asosiasi Produsen Energi
Terbarukan, Akademisi, dan BUMN (PT. PLN, PT. Pertamina Geothermal
Energi) untuk menyusun rumusan Feed in Tarrif untuk harga energi
terbarukan.
d) Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Koperasi dan UKM dan
Pemerintah Daerah dalam pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan
misal PLTMH, PLTS, PLTB, PLT Hybrid, biogas, biomassa untuk masyarakat
pedesaan.
e) Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Koperasi dan UKM, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Peranan Wanita dan
Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
Daerah, Asosiasi, Perguruan Tinggi dan instansi lain dalam sosialisasi EBT.
f) EBTKE Convention and Exhibition 2012: Direktorat Jenderal EBTKE,
bekerjasama dengan METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia)
sebuah orgasisasi nirlaba yang merupakan kumpulan pengamat, praktisi dan
pendukung pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia
menyelenggarakan Indonesia EBTKE Conex 2012 yang dibuka oleh Wakil
Presiden RI, Boediono guna menghimpun Pemerintah, pelaku bisnis serta
masyarakat luas berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan EBTKE di Indonesia.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
96

2. Luar Negeri
a) ASEAN dan APEC dalam rangka mempererat dan saling tukar
menukar informasi tentang pengembangan energi terbarukan dan
konservasi energi di suatu kawasan, misal dengan Renewable Sub
Sector Network (RE-SSN) dan Energy Efficiency and Conservation
Sub Sector Network (EE&C-SSN)
b) Dengan beberapa negara di Eropa (Finlandia, Denmark, Jerman,
Belanda, dll), Asia (Korea dan Jepang) dan Amerika Serikat dalam
kaitan mendapatkan hibah atau bantuan dana untuk pengembangan
fasilitas EBTKE.
c) Lembaga internasional (UNDP, UNIDO, ADB, World Bank, FAO), New
Zealand, Denmark (EINCOPS), Belanda (CASINDO), Jepang (JICA,
NEDO), Jerman (ACE-GIZ) untuk mendapatkan bantuan peningkatan
kemampuan sumber daya manusia Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
d) Dengan calon investor EBTKE untuk melakukan studi kelayakan untuk
pengembangan energi terbarukan (antara lain dengan SHARP
Corporation, Samsung C & T, dalam pengembangan PLTS, dengan
UPC Renewables dalam pengembangan energi angin.




Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
97

4.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Anggaran dan realisasi belanja dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan
kewenangan Ditjen EBTKE adalah sebagaimana berikut:


Tabel 4. 33
Realisasi Anggaran 2012
NO

KEGIATAN

TOTAL ANGGARAN
(RP)

REALISASI
ANGGARAN (RP)

%

1
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan
dan Pengusahaan Panas Bumi
76.382.573.000

40.620.805.914

53,18

2
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan
dan Pengusahaan Bioenergi
87.452.000.000

38.534.893.139

44,06

3
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan
dan Pengusahaan Aneka Energi Baru
dan Energi Terbarukan
833.026.116.000

367.655.036.390

44,13

4
Kegiatan Perencanaan Energi,
Penerapan Konservasi Energi dan
Teknologi Energi Bersih
73.861.010.000

40.889.045.891

55,36

5
Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Ditjen Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi
134.152.740.000

105.754.862.682

78,83

TOTAL 1.204.874.439.000 593.454.644.016 49,25


Tidak terserapnya seluruh anggaran, disebabkan beberapa hal yaitu :
1. Adanya dana di bintang/blokir yang tidak dapat dicairkan.
2. Ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena Gagal Lelang.
3. Ditjen EBTKE merupakan satker yang baru terbentuk dengan jumlah pegawai
masih sedikit dan kondisi sarana prasarana untuk menunjang kegiatan
operasional yang belum memadai.




Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
98


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi merupakan penilaian terhadap keberhasilan dan atau
kegagalan atas pelaksanaan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan pada
tahun 2012.
Secara ringkas dari hasil evaluasi LAKIP Ditjen EBTKE, dapat disimpulkan secara umum
sasaran stratejik yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2012 dapat dicapai,
dari 7 sasaran strategis. Secara lengkap ringkasan capaian kinerja setiap sasaran
dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1
Capaian Kinerja
No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
1



Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestik
1 Jumlah produksi
uap panas bumi
ton 71.000.000 62.553.828 88,1

2 Jumlah produksi
bioetanol
Kilo liter 6.000 0



0



3 Jumlah produksi
biodiesel
Kilo liter 900.000 700.000



77,77




4 Jumlah produksi
biogas
M
3
10.000 9.305





93,05






2
Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur
energy
1 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Panas Bumi
lokasi 1 2 200
2 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
Digester Biogas
lokasi 7 10

157,14

3 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTMH
lokasi 25 0 0
BAB V
PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
99

4 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLTS (Terpusat)
lokasi 195


120 62
5 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Hybrid
lokasi 7


3 43
6 Jumlah lokasi
pembangunan
infrastruktur bidang
PLT Arus Laut
lokasi 1


0 0
3















Meningkatnya
pengembangan
berbagai
sumber energi
dalam rangka
diversifikasi
energi





1 Persentase
Pemanfaatan BBN
pada BBM
Transportasi
% 7,5 7,5


100

2 Kapasitas terpasang
total PLTP
MW 1.341 1.341 100
3 Kapasitas terpasang
Total PLTMH
MW 1.582 0 0
4 Kapasitas tepasang
Total PLTS
MW 2,95 4,755 161
5 Kapasitas terpasang
Total PLT Hybrid
MW 0,143 0,06 42
6 Kapasitas
terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW 0,01 0 0
7 Kapasitas terpasang
Total PLT Biomassa
MW 10 21 210
4





Meningkatnya
investasi sub
sektor energi
baru




1 Jumlah WKP panas
bumi yang telah
ditetapkan
WKP 5 8 160


2 Jumlah lokasi
pengembangan
panas bumi
lokasi 3 1 33,3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
100

5



Terwujudnya
peran penting
sub sektor



1 Jumlah PNBP dari
sub sektor EBTKE
Rp Triliun 0.348 triliun
rupiah
0,739



212,4



6








Terwujudnya
peningkatan
peran sub
sektor EBTKE
dalam
pembangunan
daerah
1 Jumlah Desa
Mandiri Energi
(DME) berbasis
BBN dan Non BBN
DME 50 52










104


7

Peningkatan
efisiensi
pemakaian dan
pengolahan
Energi
1 Jumlah penurunan
intensitas energi
SBM 6 juta
SBM/Milyar Rp
4,76 79,33

2 Jumlah penurunan
emisi karbon sub
sektor energi
Ton 5,07 juta 4,25 Juta 83,83

3 Jumlah industri dan
bangunan gedung
yang telah di audit
energi

objek 797 806

101,13


Dari capaian kinerja tersebut dapat disimpulkan antara lain:
1. Realisasi produksi uap panas bumi tahun 2012 ini sebesar 62.553.829 ton
dengan target yag ditetapkan sebesar 71.000.000 atau capaian sebesar
88,1%. Realisasi capain tersebut diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak,
Darajat, Wayang windu sedangkan yang tidak terealisasi adalah PLTP
Lahendong, Sibayak, Dieng dan Ulubelu.
2. Produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan
masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak
produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri.
3. Produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu
sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja
sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya
infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel.
Dan Realisasi tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
101

transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service
Obligation (PSO).
4. Produksi biogas terealisasi sebesar 9.305 M
3
dari target 10.000 M
3
atau
capaian kinerja sebesar 93,05 %, diperoleh dari Ditjen EBTKE 1.199 M
3
(dari biogas digester 6 M
3,
20 M
3
, 40 M
3
, 90 M
3
dan 236 M
3,
) dan dari
BIRU Hivos 5.027 M
3
(dari biogas digester 6 M
3
) serta dari Digester fiber
SWEN 1824 M (kapasitas 4 M
3
, 5 M
3
, 11) dan 3.078 M
5. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu 2 lokasi atau
200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1 lokasi.
Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur
PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu.
3.

6. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah
ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau
capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi
Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut
tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak,
dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni:
Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.
7. Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang PLTMH dikarenakan gagal
lelang. Tahun 2012 ini rencananya ada pembangunan PLTMH sebayak 25
lokasi namun karena tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi
persyaratan teknis) maka Pembangunan PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak
dapat dilaksanakan dan akan diusulkan kembali melalui DIPA EBTKE tahun
anggaran 2013.
8. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi dan
realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya
target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat
yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177
lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi.



Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
102

9. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah ditetapkan
adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau capaian 43 %
. Target tidak tercapai karena yang 4 lokasi gagal lelang.
10. Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang
telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi
persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target)
11. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi
tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau
capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar
Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun
lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
12. Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW, dan
realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % . Realisasi tersebut
tercapai dari Penambahan Kapasitas terpasang dari PLTP Ulubelu unit 1 dan
unit 2 (110 MW) dan PLTP ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW).
13. Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW,
dikarenakan gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan
tidak ada penambahan kapasitas terpasang
14. Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan
realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang
ditetapkan.Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS
terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3
lokasi
15. Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan
realisasi sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak
tercapai. Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang
direncanakan, yang telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06
MW, dan sisanya 4 lokasi dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat
tercapai karena gagal lelang . Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan
pembangunan DME berbasis PLT Hybrid 20 KW di 3 Lokasi.
16. Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak
terrealisasi karena gagal lelang. Pencapaian tidak sesuai target. Lelang
tahap pertama gagal dan telah dilakukan lelang ulang namun tidak ada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
103

pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis)
17. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi
tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau
capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar
Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun
lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
18. Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan
realisasi sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh
dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU
Biomassa On Grid. Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan
berbasis biomassa, diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (Permen ESDM) no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff
19. Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan
realisasi sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % . Penurunan
intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88 SBM/Milyar
Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah)
20. Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta
ton dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut
belum tercapai target yang diinginkan. Realisasi tersebut tercapai dari
kegiatan yang terlaksana:
a. Penerapan program kemitraan konservasi energi
b. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (PLTBiomass DME).
c. Pemanfaatan Biogas
d. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum
perkotaan
e. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa
f. Reklamasi lahan pasca tambang
21. Target secara kumulatif jumlah industri dan bangunan gedung yang diaudit
energi sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif s.d 2012 sabanyak 806 objek,
atau capaian 101,13 %, telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi
tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung
dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
104

secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek:
22. Target penetapan WKP panas bumi pada tahun 2012 sebanyak 5 WKP,
terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %, melebihi target.
Realisasi tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah ditetapkan: Simbolon
Samosir, Way Ratai, Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu,
Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange.
23. Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1
lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target. Realisasi tersebut
tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan pemboran sumur
eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: negosiasi PPA
dengan PLN kawasan hutan dan Proyek PLTP Tampomas: terkendala
penolakan masyarakat .
24. Target Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar
rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja
212,4 %, Realisasi Melebihi target. Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP
berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang,
Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP
dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun.
25. Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada
tahun ini 2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50
DME. Realisasi tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non
BBN.
26. Jumlah peraturan yang terbit tahun ini 2012 adalah 12 peraturan
27. Terbatasnya jumlah pegawai (PNS) di lingkungan Direktorat Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012
105

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
EBTKE KESDM - 2012
`
Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan
www.ebtke.esdm.go.id www.energiterbarukan.net www.konservasienergi.net
Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950; Telp/Faks : 021-5250575
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI


LAMPIRAN
Penetapan Kinerja 2012
Pengukuran Capaian Kinerja


PENGUKURAN KINERJA

Unut Organisasi : Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun Anggaran : 2012
Jumlah Anggaran : Rp. 1.320.344.477.000,-
Rialisasi Anggaran : Rp 604.984.129.758,-
Capaian Anggaran : 50,21 %

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Capaian
%
Ringkasan Capaian Kinerja
1 Meningkatnya
kemampuan
pasokan energi
untuk domestic


1 Jumlah produksi uap panas
bumi
ton 71.000.000 62.553.828 88,1

Realisasi Produksi diperoleh dari:
PLTP Yang tercapai : Kamojang, Salak,
Darajat, Wayang Windu.
PLTP yang tidak tercapai: Lahendong,
Sibayak, Dieng, Ulubelu
2 Jumlah produksi bioetanol

Kl 6.000
0



0



Tidak tercapainya target karena masalah harga
keekonomian bioethanol terlalu rendah
menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade
belum memasok ke dalam negeri
3 Jumlah produksi biodiesel Kl 900.000 700.000


77,77



Realisasi Produksi diperoleh dari:
Data realisasi berdasarkan pemanfaatan di sektor
transportasi PSO dan Non PSO
4 Jumlah produksi biogas

M
3
10.000 9.305





93,05






Realisasi Produksi diperoleh dari total produksi
biogas dari:
Ditjen EBTKE 1.199 M
3
(dari biogas digester
6 M
3
, 20M
3
, 40 M
3
, 90 M
3
dan 136 M
3
)
BIRU Hivos 5.027 M
3
(biogas dogester 6 M
3
)
Digester fiber SWEN 1.824 Unit (Kapasitas
4 M
3
, 5 M
3
, 11 M
3
) ~ 3.078,3 M
3

2












Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur energi










1 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang Panas
Bumi

lokasi 1 2



200



Melebihi target
Realisasi diperoleh dari beroperasinya PLTP
Ulubelu dan Ulumbu
2 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang Digester
Biogas
lokasi 7 10










157,14









Melebihi Target
Realisasi diperoleh dari lokasi biogas digester
rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal
limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi
yakni Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung,
Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulaweswi Barat, Sulawesi Tengah, NTT
3 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLTMH
lokasi 25 0







0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan
gagal

4 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLTS
(Terpusat)
lokasi 195


120 62 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari
PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS
terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi

5 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLT Hybrid
lokasi
7

3 43 Realisasi didapat dari pelaksanaanpembangunan
DME berbasis PLT hybrid 20 kWdi 3 lokasi

6 Jumlah lokasi pembangunan
infrastruktur bidang PLT Arus
Laut
lokasi 1

0 0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan
gagal


3








Meningkatnya
pengembangan
berbagai sumber
energi dalam
rangka diversifikasi
energy



1 Persentase pemanfaatan BBN
pada BBM transportasi
% 7,5 7,5


100

Tercapai target yang ditentukan sebesar 75%

2 Kapasitas terpasang total
PLTP
MW 1.341 1.341 100 Tercapai target dan realisasi didapat dari
Tambahan dari kapasitas terpasang COD PLTP
Ulubelu Unit 1 dan 2 (110 MW) serta PLTP Ulumbu
unit 1 dan 2 ( 5 MW)
3


Kapasitas terpasang Total
PLTMH

MW

1.582

0




0



Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan
gagal









4 Kapasitas tepasang Total
PLTS
MW 2,95 4,755 161 Melebihi Target
Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari
PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS
terpusat interkoneski jaringan di 3 lokasi.
5 Kapasitas terpasang Total PLT
Hybrid
MW 0.143 0,06 42 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
DME berbasi PLT hybrid 20 kWdi 3 Lokasi
6 Kapasitas terpasangTotal PLT
Arus Laut
MW 0.01 0 0 Realisasi Tidak tercapai karena hasil pelelangan
gagal
7 Kapasitas Total PLT Biomassa MW 10 21 210 Melebihi Target
Capaian diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW
PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU
Biomassa On Grid.

4



Meningkatnya
investasi sub
sektor energi baru
terbarukan dan
konservasi energi
(EBTKE)

1 Jumlah WKP panas bumi yang
telah ditetapkan
WKP 5 8



160




Melebihi Target dan
Realisasi didapat dari WKP yang telah ditetapkan
yaitu Simbolon Samosir, Way-Ratai, Umbul-
Telomoyo, Bora-Pulu, Gn. Lawu, Kepahiyang,
Sembalun, Oka Ile Ange

2
Jumlah lokasi pengembangan
panas bumi
lokasi 3


1 33,3 Realisasi didapat dari Proyek PLTP Muaralaboh
telah menyelesaikan pemboran sumur ML-A1 dan
Proyek PLTP Sorik Marapi baru menyelesaikan
perizinan kehutanan. Serta Proyek PLTP
Tampomas masih terkendala penolakan
masyarakat
5


Terwujudnya
peran penting sub
sektor EBTKE
dalam penerimaan
negara
Jumlah PNBP dari sub sektor
EBTKE
Rp
Triliun
0,348 0,739



212,4



Melebihi Target
Realisasi sampai 2012, PNBP berasal dari proyek
Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang,
Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat
perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari
Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun

6 Terwujudnya
peningkatan peran
sub sektor EBTKE
dalam
pembangunan
daerah



Jumlah Desa Mandiri Energi
(DME) berbasis BBN Non BBN

DME

50

52

104



Melebihi Target
Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan
DME Non BBN yang terdiri dari DME berbasis PLT
Hybrid 20 kWdi 3 desa DME berbasis alat produktif
di 5 desa DAN DME berbasis BBN 44 Lokasi
Sehingga
- DME Non BBN 8 Lokasi
- DME BBN 44 Lokasi







7







Peningkatan
efisiensi
pemakaian dan
pengolahan Energi


1 Jumlah penurunan intensitas
energi

SBM/Mil
yar Rp

6

4,76

79,33

Realisasi didapat dari penurunan intensitas energi
pada tahun 2012 sebesar 1%(dari sebesar 509,88
SBM/Milyar Rupiah pada 20 menjadi 505,12
SBM/Miliyar Rupiah)


2

Jumlah penurunan emisi
karbon sub sektor energi


Ton


7,19 juta


4,25 Juta


59,11

Realisasi didapat dari dari kegiatan yang
terlaksana:
1. Penerapan program kemitraan konservasi
energi
2. Penyediaan dan pengelolaan enegi baru
terbarukan dan konservasi enegi (PLT
Biomassa, DME)
3. Pemanfaatan Biogas
4. Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar
angkutan umum perkotaan
5. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri
gas bumi melalui pipa
6. Reklaman lahan pasca tambang


3

Jumlah industri dan bangunan
gedung yang telah di audit
energi

objek

797

806






101,13





Melebihi Target
Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit
energi di bidang bangunan gedung dan industri
yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104
objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806
objek



Jakarta, Januari 2013
Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi,





Dr. Ir. Djadjang Sukarna




Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Jl Jenderal Gatot Subroto Kav 49 Jakarta 12950
Tel. 02152904391, Fax. 02152904391,
Website : www.ebtke.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai