#1
UNSUR UNSUR KRISTALOGRAFI
Disusun oleh :
Nama : Arismayadi Dirantika
No.Mhs : 410013197
Kelas : 03
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KRISTALOGRAFI DAN UNSUR-UNSURNYA
2.1 GEOMETRI KRISTAL
2.1.1 SUMBU KRISTALOGRAFI
2.1.2 SUDUT KRISTALOGRAFI
2.1.3 SIMBOL KRISTALOGRAFI
2.1.4 JUMLAH UNSUR SIMETRI
2.1.4.1 Sumbu Simetri
2.1.4.2 Bidang Simetri
2.1.4.3 Titik atau Pusat Simetri
2.1.4.4 Zona dan Sumbu Zona
2.2 SISTEM KRISTALOGRAFI
2.2.1 Sistem Reguler
2.2.2 Sistem Tetragonal
2.2.3 Sistem Hexagonal
2.2.4 Sistem Trigonal
2.2.5 Sistem Orthorombic
2.2.6 Sistem Monoklin
2.2.7 Sistem Triklin
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk
mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan
sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena
bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur
penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap mineral yang dibentuknya., maka pada akhir
abad XIX, Kristalografi dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri.
Mineral adalah suatu senyawa anorganik yang terbentuk di alam secara alamiah
yang bersifat homogen yang mempunyai komposisi kimia terbatas dan sifat fisika tertentu.
Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral, yang dimaksud dengan Mineral
sendiri adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi
kimia yang tetap pada batas volumenya dan mempunyai kristal kerakteristik yang
tercermin dalam bentuk fisiknya. Jadi, untuk mengamati proses Geologi dan sebagai unit
terkecil dalam Geologi adalah dengan mempelajari kristal.
BAB II
KRISTALOGRAFI DAN UNSUR UNSURNYA
2.1 GEOMETRI KRISTAL
2.1.1 Sumbu Kristalografi
Sumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui
pusat kristal. Kristal mempunyai 3 bentuk dimensi, yaitu panjang, lebar, dan
tebal. Tetapi dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga dinamakan
proyeksi orthogonal.
2.1.2 Sudut Kristalografi
Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan
sumbu-sumbu kristalografi pada titik potong ( pusat kristal ).
a) Sudut ialah sudut yang dibentuk antara sumbu b dan sumbu c.
b) Sudut ialah sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu c.
c) Sudut ialah sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu b.
2.1.3 Simbol Kristalografi
Simbol Weiss adalah bagian yang terpotong dibagi dengan satuan
ukur. Simbol Weiss dipakai dalam penggambaran kristal ke dalam proyeksi
orthogonal dan proyeksi stereografis.
Simbol Miller adalah satuan ukur dibagi dengan bagian tang
terpotong. Simbol Miller dipakai dalam penggambaran kristal kedalam
suatu kristal.
Parameter Bidang Dan Parameter Rasio
Parameter bidang hkl:
Oh = 1 bagian
Ok = 3 bagian
Ol = 6 bagian
Parameter rasio bidang hkl:
Oh : Ok : Ol = 1 : 3 : 6
Contoh : bidang hal yang tersebut kita gambarkan dalam susunan salip
sumbu sistem reguler, maka bidang hal tersebut memotong :
Sumbu a pada 1 bagian a
+
Sumbu d pada 1 bagian b
+
Sumbu c pada 2 bagian c
+
maka : Simbol Weiss Simbol Miller
a : b : c
1/1 : 1/1 : 2/1
( 1 1 2 )........................1/1 1/1 .....................( 2 2 1 )
2.1.4 Jumlah Unsur Simetri
Jumlah unsur simetri adalah notasi-notasi yang digunakan untuk
menjelaskan nilai-nilai yang ada dalam sebuah kristal, nilai sumbu-
sumbunya, jumlah bidang simetrinya, serta titik pusat dari kristal
tersebut. Dengan menentukan nilai jumlah unsur simetri, kita akan dapat
mengetahui dimensi-dimensi yang ada dalam kristal tersebut, yang
selanjutnya akan menjadi patokan dalam penggambarannya.
Unsur simetri yang diamati adalah sumbu, bidang, dan pusat
simetri. Cara penentuannya adalah sebagai berikut:
1. Pada posisi kristal dengan salah satu sumbu utamanya, lakukan
pengamatan terhadap nilai sumbu simetri yang ada. Pengamatan dapat
dilakukan dengan cara memutar kristal dengan poros pada sumbu
utamanya.
2. Perhatikan keterdapatan sumbu simetri tambahan, jika ada tentukan
jumlah serta nilainya.Menentukan nilainya sama dengan pada sumbu
utama.
3. Amati keterdapatan bidang simetri pada setiap pasangan sumbu simetri
yang ada pada kristal.
4. Amati bentuk kristal terhadap susunan persilangan sumbunya, kemudian
tentukan ada tidaknya titik pusat kristal.
5. Jumlahkan semua sumbu dan bidang simetri (yang bernilai sama) yang
ada.
Pengelompokaan dalam kelas Unsur Simetri didasarkan pada :
Sumbu simetri
Bidang simetri
Titik simetri atau pusat simetri.
Zona dan Sumbu Zona
2.1.4.1 Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal,
dimana bila kristal tersebut diputar 360
0
dengan garis tersebut sebagai
poros utamanya, maka pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan
menunjukan kenampakan-kenampakan seperti semula.
Ada 4 jenis sumbu simetri :
Sumbu simetri gyre
Berlaku bila kenampakan satu sama lain pada, kedua belah pihak/
kedua ujung sumbu sama dinotasikan dengan huruf L ( linier ) atau g (
gyre ). Penulisan nilai pada kan atas atau kanan bawah notasi.
Contoh : L
4
= L
4
= g
4
= g
4
Bigyre
Apabila kristal diputar 360
0
dengan sumbu tersebut sebagai
poros putarannya, akan muncul 2 kali kenampakan.
Contoh : L
2
= L
2
= g
2
= g
2
Trigyre
Apabila kristal diputar 360
0
dengan sumbu tersebut sebagai
poros putarannya, akan muncul 3 kali kenampakan.
Contoh : L
3
= L
3
= g
3
= g
3
Tetragyre
Apabila kristal diputar 360
0
dengan sumbu tersebut sebagai
poros putarannya, akan muncul 4 kali kenampakan.
Contoh : L
4
= L
4
= g
4
= g
4
Hexagyre
Apabila kristal diputar 360
0
dengan sumbu tersebut sebagai
poros putarannya, akan muncul 6 kali kenampakan.
Contoh : L
6
= L
6
= g
6
= g
6
Sumbu Simetri Gyre Polair
berlaku bila kenampakan ( konfigurasi ) satu sama lain pada ke dua belah
pihak berbeda / tidak sama. Jika salah satu sisinya berupa sudut atau
corner maka pada sisi lainya berupa bidang atau plane. Dinotasikan
dengan huruf L atau g.
Contoh : L
2
= g
2
Sumbu Cermin Putar ( Gyroide )
Dinoasikan dengan huruf S ( Spiegel Axepy ) = Sumbu Spigel.
Sumbu cermin putar didapatkan dari kombinasisuatu perputarn
dimana, sumbu tersebut sebagai poronya, dengan pencerminan ke arah
suatu bidang cermin putar yang tegak lurus dengan sumbu tersebut
bidang cermin ioni disebut dengan cermin putaran atau bidang normal.
Macam macam Gyroide :
Digyroide ( S
2
)
Sumbu cermin putar bernilai 2, besar perputaran 180
0
yang
artinya satu putaran bernilai 180
0
menuju 1
8
dilanjutkan dengan
pencermiana tegak lurus bidang cermin putaran menempati 1
kembali.
Trigyroide ( S
3
)
Sumbu cermin putar bernilai 3, besar perputaran 120
0
. dalam
penentuan dan cara mandapatkan sumbu bernilai 3 caranya sama
dengan Digyroide.
Tetragyroide ( S
4
)
Sumbu cermin putar bernilai 4. besar perputara 90
0
, maka
akan terjadi kenampakan beru element simetri dari 1 lewat 1
menempati 2. Pada kenampakan pertama, Tetragyroide merupakan
Digyroide, asal susunan keseluruhan diputar sebesar 180
0
Hexagyroide ( S
6
)
Sumbu cermin putar bernialai 6, besar perputaran 60
0
.
Sumbu Inversi Putar
Sumbu ini merupakan hasil perputaran dengansumbu tersebut sebagai
poros perputarannya, dilanjutkan dengan menginverskan auat membalik
melalui titik atau pusat simetri pada sumbu tersebut yang disebut
Sentrum Inversi. Cara penulisan nya :
3,