IATMI 2001-44 PEMBERDAYAAN FRESH GRADUATE MENUJU SDM SIAP PAKAI MELALUI PRAKTEK KERJA DI INDUSTRI PERMINYAKAN Subardiyana CONOCO Indonesia Incorporated Limited (CIIL) ABSTRAK Seperti kebanyakan opini yang ada bahwa para lulusan perguruan tinggi Indonesia pada umumnya belum memiliki kemampuan untuk terlibat langsung dalam dunia industri. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman lapangan selama melakuakn studi di kampus. Sehingga (khususnya dalam industri perminyakan), sebagian besar mahasiswa tidak mengetahui proses apa yang terjadi dan dibutuhkan industri perminyakan. Conoco Indonesia Incorporated Limited (CIIL), dalam hal ini telah mencoba membuat terobosan baru melalui program magang kerja yang berkesinambungan bagi lulusan lulusan perguruan tinggi untuk kelak diharapkan bisa menciptakan self driven (kemampuan mandiri) dalam mendapatkan lapangan kerja. Dalam melakukan program kerja magang ini CIIL melibatkan secara langsung para perserta ke dalam proses kerja sehari hari. Hal ini untuk menciptakan dan menumbuhkan pola berfikir para peserta agar bisa mengerti suasana dunia bisnis perminyakan yang sebenarnya. Untuk menunjang keberhasilan program ini, dalam periode tertentu setelah memenuhi tingkat pengetahuan yang cukup, para peserta di kirim ke lapangan untuk belajar mengenai seluk beluk operasi lapangan. Kegiatan lapangan ini besar sekali pengaruhnya terhadap pengembangan pola pikir para peserta dalam melihat dunia industri perminyakan. Adapun cakupan bidang kerja meliputi: data clean-up, operasi produksi, SCADA interfacing (pembuatan program program kecil ) dan validasi data data produksi dan drilling. Dengan pola berpikir win-win, adanya program magang ini terbukti menghasilkan nilai tambah yang berarti bagi perserta maupun industry. Dari sisi para peserta bisa mendapatkan pengalaman kerja yang setara dengan kebutuhan dunia industri perminyakan. Dengan demikian peserta bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi (SDM siap pakai). Sementara itu bagi perusahaan bisa membantu para karyawannya dalam menyelesaikan tugas sehari harinya dengan lebih cepat. Program ini bisa menjadi ajang untuk melatih jiwa kepemimpinan dari pegawai staff perusahaan. Secara tidak langsung pola win-win ini dapat menciptakan image perusahaan yang memiliki kepedulian yang tinggi dalam pengembangan SDM. 1. LATAR BELAKANG Seperti kebanyakan opini yang ada bahwa para lulusan perguruan tinggi Indonesia pada umumnya belum memiliki kemampuan untuk terlibat langsung dalam dunia industri. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman lapangan selama melakuakn studi di kampus. Sehingga (khususnya dalam industri perminyakan), sebagian besar mahasiswa maupun para dosen pengajar kurang mengetahui proses apa yang terjadi dan dibutuhkan industri perminyakan. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di tingkat pendidikan tinggi. 2. FAKTOR PENYEBAB Ada beberapa faktor penyebab sehingga terjadi situasi seperti di atas di antaranya : Pertama : kurangnya rasa menghargai produk dan jasa engineering dalam negeri dari para pegawai nasional pelaku business di industri perminyakan. Kenyataan ini diperkuat oleh adanya anggapan bahwa dalam banyak hal mengenai keputusan engineering untuk kemampuan pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri sangat kurang dihargai dan diminati. Hal ini terlihat dari banyak keputusan engineering yang sebagian besar menggunakan resource baik material maupun services dari luar negeri. Di sisi lain perusahaan produk dan jasa asing tumbuh subur di Indonesia lengkap dengan tenaga asingnya juga. Kedua : masih sedikitnya hubungan kerjasama yang resmi antara dunia industri dengan institusi perguruan tinggi khususnya dalam hal pengembangan research dan technology. Kenyataan ini deperkuat dengan sulitnya mendapatkan sponsor ataupun tempat melakukan studi lapangan bagi para mahasiswa. Selain itu kesempatan melakukan kerja di lapangan biasanya dalam waktu yang sangat singkat (satu- dua minggu saja). Sebagian besar waktu pendidikan diallokasikan untuk mempelajari buku-buku yang secara berkala kebenaranya bisa dipertanyakan. Hal serupa juga terjadi pada para staf pengajar yang sedikit terlibat dunia industri sehingga kentara sekali akan kecenderungan ilmunya yang bersifat teoritis. Dengan kata lain sesungguhnya banyak product research dari dunia institusi yang dihasilkan namun karena tidak diterapkan (terjual dalam dunia industri) sehingga akhirnya hanya menjadi buah karya yang sifatnya statis. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya buku buku pajangan di perpustakaan di institusi perguruan tinggi. 3. SOLUSI MASALAH. Berdasarkan kenyataan dan analisa di atas dalam hal ini Conoco Indonesia Incorporated Limited (CIIL), telah mencoba membuat terobosan baru melalui program magang kerja yang berkesinambungan bagi lulusan-lulusan perguruan tinggi (Fresh Graduate) untuk kelak diharapkan bisa menciptakan self driven (kemampuan mandiri) dalam mendapatkan lapangan kerja. Terobosan ini juga dipicu oleh adanya kenyataan akan tuntutan kerja yang sangat ketat dimana para pegawai staf dibebani sejumlah target dalam waktu yang sangat singkat sehingga mengharuskan bekerja secara ekstra. Dalam melakukan program kerja magang ini CIIL melibatkan secara langsung para perserta ke dalam proses kerja sehari Pemberdayaan Fresh Graduate Menuju SDM Siap Pakai Melalui Praktek Kerja Subardiyana Di Lapangan Industri Perminyakan IATMI 2001-44 hari yang dibimbing oleh tenaga staf internal yang sudah berpengalaman dan memerlukan bantuan jasa engineering. Metode seperti ini untuk menciptakan dan menumbuhkan pola berfikir para peserta magang agar bisa mengerti suasana dunia bisnis perminyakan yang sebenarnya. Untuk menunjang keberhasilan program ini, dalam periode tertentu setelah memenuhi tingkat pengetahuan yang cukup, para peserta di kirim ke lapangan untuk belajar mengenai seluk beluk operasi lapangan. 4. TAHAPAN DALAM PROSES KERJA MAGANG. Menyadari bahwa status para peserta magang adalah seorang Fresh Graduate maka perlu diperlakukan secara bertahap dalam melibatkan mereka dilapangan kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian dan tanggung jawab bagi para pegawai staf yang berpengalaman dan membutuhkan tenaga bantuan dibidang engineering. Perhatian dan bimbingan para staf ini menjadi kunci keberhasilan peserta magang, sebab melalui mereka inilah transer skill terjadi. Adapun tahapan cakupan bidang kerja disesuaikan dengan tingkat pemahaman ilmu yang meliputi: 1. Pengenalan Dunia Industri Perminyakan: pada tahap ini para peserta magang diberi presentasi berupa daerah operasi, safety regulation serta operasi- operasi yang selama ini dilakukan dilapangan. Pada tahap ini pula para peserta diperkenalkan dengan segala macam problem- problem yang terjadi di lapangan. 2. Data Clean-Up: setalah mendapat gambaran garis besar operasi dilapangan tahap selanjutnya peserta diperkenalkan untuk melihat dan menganalisa data data opersi yang pernah dilakukan. Pada tahap ini para peserta sudah diperkenalkan untuk melakukan pekerjaan analisa data yang besifat terbatas. Dalam phase kerja inilah diharapkan para peserta mendalami dan mengetahui alur business perminyakan. Hal yang lebih penting lagi bahwa para peserta diperkenalkan untuk berkomunikasi langsung dengan orang orang lapangan selama menjalankan analisa data data yang sederhana diatas. Sehingga dalam melakukan analisa data bisa didapatkan dari berbagai sumber keabsahan data. 3. Kerja Lapangan: setelah mendapatkan pengetahuan yang memadahi secara bertahap para peserta dikirim ke lapangan untuk terlibat langsung dalam operasi produksi sehari hari di lapangan. 5. Setelah para peserta menyelesaikan kunjungan ke lapangan, mereka diharapkan sudah bisa melakukan selt driven dalam melakukan operasi kerja sehari hari. Pada phase inilah yang diharapkan bisa menggantikan posisi kerja yang selama ini menjadi rutinitas pegawai staf di kantor. Adapun cakupan bidang kerja meliputi: Operasi fasilitas fasilitas produksi (Kompressor, Separator; gas scrubber; Generator dll), Process Control System, Well maintenance (Slick Line); SCADA system interfacing (pembuatan program-program kecil ) dan validasi data-data produksi dan drilling. Kegiatan lapangan ini besar sekali pengaruhnya terhadap pengembangan pola pikir para peserta dalam melihat dunia industri perminyakan yang sebenarnya. 5. KEUNTUNGAN DAN HASIL. Dengan pola berpikir win-win, adanya program magang ini terbukti menghasilkan nilai tambah yang berarti bagi perserta magang kerja maupun industri. Dari sisi para peserta bisa mendapatkan pengalaman kerja yang setara dengan kebutuhan dunia industri perminyakan. Dengan demikian peserta bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi (SDM siap pakai). Sementara itu bagi perusahaan bisa membantu para karyawannya dalam menyelesaikan tugas sehari harinya dengan lebih cepat. Program ini bisa menjadi ajang untuk melatih jiwa kepemimpinan dari pegawai staff perusahaan. Secara tidak langsung pola win-win ini dapat menciptakan image perusahaan yang memiliki kepedulian yang tinggi dalam pengembangan SDM. 6. TANTANGAN. Sesungguhnya jika kita cermati situasi di tanah air tentang tenaga kerja fresh graduate ini akan terlihat potensi yang sangat besar. Potensi besar ini didasarkan bahwa tenaga kerja ini memiliki skill pendidikan yang tinggi serta jumlahnya semakin banyak. Untuk menyalurkan potensi yang besar ini diperlukan suatu kerjasama yang berintegrasi antara dunia institusi perguruan tinggi, industri perminyakan dan pemerintah. Hal ini akan berlaku sebaliknya apabila tidak ada kerjasama dalam program ini maka pengangguran pada tingkat sarjana baru (Fresh Graduate) akan semakin meningkat. 7. KESIMPULAN 1. Pada umumnya lulusan sarjana perminyakan dari perguruan tinggi belum siap untuk memasuki dunia kerja di industri perminyakan. Ketidaksiapan ini disebabkan beberapa faktor dari dalam dunia institusi pendidikan dan tingginya kriteria permintaan dari industri perminyakan. 2. Suatu program magang kerja di industri perminyakan sangat membantu untuk menjembatani kesenjangan kemampuan kerja dari para lulusan sarjana perminyakan. 3. Pengaturan program kerja magang di dunia industri perminyakan akan sangat menguntungkan kedua belah pihak. Keuntungan program ini meliputi: kenaikan kemampuan teknis para peserta, kenaikan kemampuan managerial dari para pembimbing serta sumber biaya murah untuk tenaga ahli menengah kebawah bagi perusahaan. 4. Potensi sumber tenaga sarjana baru (Fresh Graduate) ini jumlahnya sangat banyak yang bisa dikategorikan pengangguran tidak kentara. 5. Untuk mensukseskan program kerja seperti ini diperlukan kerja sama yang terintergrasi antar instasi terkait dan dunia industri perminyakan.