A. Ridwan Siregar PENGERTIAN DAN JENIS PENALARAN Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas), atau petunjuk menuju suatu kesimpulan Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan
JENIS PENALARAN 1. Penalaran induktif Suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum 2. Penalaran deduktif Suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus PENALARAN INDUKTIF Dilakukan dengan 3 cara: a. Generalisasi b. Analogi c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
GENERALISASI Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi
GENERALISASI Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu
Contoh Penalaran Induktif dengan Cara Generalisasi 1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman 2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran
ANALOGI Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainnya Dengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan
Contoh Penalaran Induktif dengan Cara Analogi 1) Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia
Contoh Penalaran Induktif dengan Cara Analogi 2) Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari Univ. of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.
HUBUNGAN KAUSAL (SEBAB AKIBAT) Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan
Contoh Contoh Penalaran Induktif dengan Cara Kausal 1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat) 2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
PENALARAN DEDUKTIF Dilakukan dengan dua cara: a. Silogisme b. Entinem SILOGISME Silogisme (syllogism) adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya. SILOGISME Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntun sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya Contoh Silogisme Premis mayor: Semua cendekiawan adalah pemikir Premis minor: Habibie adalah cendekiawan Kesimpulan: Jadi, Habibie adalah pemikir
ENTIMEM Entimem (enthymeme, Greek) adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami
Contoh Entimem Entimem: Socrates adalah makhluk hidup karena dia adalah manusia Silogisme lengkap: Semua manusia adalah makhluk hidup (premis mayor asumsi) Socrates adalah manusia (premis minor pernyataan) Oleh karena itu, Socrates adalah makhluk hidup (kesimpuan pernyataan) Contoh Entimem Silogisme lengkap: Premis mayor: Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahan Premis minor: Pak Sastro adalah renternir Kesimpulan: Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yang kesusahan Entimem: Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.
KARYA ILMIAH DAN PENALARAN Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya KARYA ILMIAH DAN PENALARAN Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat: 1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah 2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah 3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan KARYA ILMIAH DAN PENALARAN Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan KARYA ILMIAH DAN PENALARAN Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya: 1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan 2. Dukungan fakta empirik 3. Analisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji
SALAH NALAR Salah nalar (reasioning or logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidak- tahuan
SALAH NALAR Contoh sederhana: Seseorang mengatakan, Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik. Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan. Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.
EMPAT MACAM SALAH NALAR 1. Generalisasi yang terlalu luas a. Generalisasi sepintas (Hasty or sweeping generalization) b. Generalisasi apriori 2. Kerancuan analogi 3. Kekeliruan kasualitas (sebab akibat) 4. Kesalahan relevansi
GENERALISASI YANG TERLALU LUAS Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas GENERALISASI SEPINTAS (HASTY OR SWEEPING GENERALIZATION) Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak Karena masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya
GENERALISASI APRIORI Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka Karena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama Contoh: Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya
KERANCUAN ANALOGI Kerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat Dua hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial (pokok) Contoh: Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena menghambat KEKELIRUAN KASUALITAS (SEBAB AKIBAT) Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab Contoh: a. Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satu pun keluarga saya yang dapat berenang b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan
KESALAHAN RELEVANSI Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga) macam:
a. Pengabaian persoalan (ignoring the question) Contoh: Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki undang-undang khusus tentang hal itu
KESALAHAN RELEVANSI b. Penyembunyian persoalan (biding the question) Contoh: Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri
c. Kurang memahami persoalan Salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang terjadi.
PENYANDARAN TERHADAP PRESTISE SESEORANG Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut: a. Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain b. Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas c. Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya