BAHASA INDONESIA APA ITU FRASA? Frasa adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan, dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek, predikat, objek, atau keterangan) Contoh: Presiden Suharto sudah meresmikan jalan tol itu kemarin pagi Subjek: Presiden Suharto Predikat: sudah meresmikan Objek: jalan tol itu Keterangan: kemarin pagi JENIS FRASA Ditinjau dari hubungan konstituennya 1. Frasa Endosentris terdiri dari: a. Frasa Endosentris Atributif b. Frasa Endosentris Apositif c. Frasa Endosentris Koordinatif 2. Frasa Eksosentris terdiri dari a. Frasa Eksosentris Direktif b. Frasa Eksosentris Non Direktif
JENIS FRASA Ditinjau dari kategori gramatikalnya 1. Frasa Nominal 2. Frasa Verbal 3. Frasa Adjektival 4. Frasa Adverbial 5. Frasa Numeral JENIS FRASA DITINJAU DARI HUBUNGAN KONSTITUENNYA Frasa Endosentris Yaitu frasa yang mempunyai kesamaan distribusi dengan unsurnya, baik keseluruhan unsurnya maupun hanya salah satu unsurnya.
FRASA ENDOSENTRIS a. Frasa Endosentris Atributif Frasa endosentris atributif (modifitatif) adalah frasa yang terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Oleh karena itu, frasa ini tidak mempunyai potensi untuk dihubungkan dengan kata hubung dan atau atau. Contoh : pembangunan lima tahun, sekolah inpres, buku baru, sedang belajar, sangat bangga, pekarangan luas, pintu merah, dapur kotor
FRASA ENDOSENTRIS b. Frasa Endosentris Apositif Frasa endosenttris apositif merupakan frasa yang berinti dua dan kedua inti itu tidak mempunyai referen yang sama, sehingga kedua inti tersebut tidak dapat dihubungkan oleh konektor. Contoh: Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, akan meletus. Kita, orang awam ini tidak perlu campur tangan urusan negeri. Kita, Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah.
FRASA ENDOSENTRIS c. Frasa Endosentris Koordinatif Frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang intinya mempunyai referensi yang berbeda-beda. frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang setara dan kesetaraannya terlihat dari kemungkinan unsur-unsur tersebut itu dihubungkan oleh kata sambung dan atau atau. Contoh: rumah pekarangan - rumah dan pekarangan, suami istri - suami dan istri, dua tiga (hari) - dua atau tiga (hari)
JENIS FRASA DITINJAU DARI HUBUNGAN KONSTITUENNYA 2. Frasa Eksosentris Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponennya, baik dengan sumbu maupun dengan preposisi.
FRASA EKSOSENTRIS a. Frasa Eksosentris Direktif adalah frasa yang berperangkai preposisi. Contoh : dengan baik, sejak kemarin, demi waktu, bagai pinang dibelah dua, di samping FRASA EKSOSENTRIS b. Frasa Eksosentris Non Direktif adalah frasa yang berperangkai selain preposisi. Contoh : si kecil, si terdakwa, sang kancil, sang kekasih, kaum marginal JENIS FRASA DITINJAU DARI KATEGORI GRAMATIKALNYA a. Frasa Nominal Yaitu frasa yang kata intinya berkategori gramatikal nomina (kata benda). Contoh: rumah mungil, hari senin, buku dua buah, bulan pertama, sayur mayur, dll. JENIS FRASA DITINJAU DARI KATEGORI GRAMATIKALNYA b. Frasa Verbal Frasa verbal ialah frasa endosentris yang induknya verbal (kata kerja). Contoh: Ia bekerja keras sepanjang hari, Kami membaca buku itu sekali lagi.
JENIS FRASA DITINJAU DARI KATEGORI GRAMATIKALNYA c. Frasa Adjektival Frasa adjektival ialah frasa endosentris yang induknya berkategori adjektiva yang berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat, harus, lebih, paling dan sangat. Contoh : cantik sekali, indah nian, hebat benar, tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll. JENIS FRASA DITINJAU DARI KATEGORI GRAMATIKALNYA d. Frasa Adverbial Frasa adverbial ialah frasa endosentris yang induknya berkategori adverbial. Contoh: sangat baik, agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dengan gelisah, lebih kurang JENIS FRASA DITINJAU DARI KATEGORI GRAMATIKALNYA e. Frasa numeral Frasa numeral ialah frasa endosentris yang induknya berupa bilangan. Contoh : Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban. Kami membeli setengah lusin buku tulis. Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurbankan. Dua atau tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu.
ATURAN PENGGUNAAN FRASA
Kata-kata yang menjadi unsur sebuah frasa tidak boleh dipisahkan dari kesatuannya. Kata-kata atau frasa-frasa yang menjadi unsur perluasan dari frasa yang lain harus selalu terletak dekat dengan frasa yang diperluasnya. Di depan subjek tidak boleh ada kata depan atau preposisi, karena subjek tersebut haruslah sebuah kata benda atau frasa benda.