Anda di halaman 1dari 34

Hama Penting Kapas

Helicoverpa armigera
Empoasca sp.
Helicoverpa armigera
Deskripsi
Helicoverpa armigera (Hubner)
Ordo: Lepidoptera
Family: Noctuidae

H. Armigera merupakan hama polifaga yang menyerang kurang lebih 181 jenis
tanaman, menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih 1,5 bulan.
Telur
Telur berbentuk bulat berwarna putih kekuningan
Telur diletakkan tersebar pada pucuk tanaman kuncup bunga
dan buah
Masa inkubasi telur antara 3-4 hari
Sebelum menetas, telur akan berwarna coklat gelap
(Tamhane, et. al., 2005)



Larva
Ulat memakan daun muda, kuncup bunga, dan buah
Pertama-tama berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna hitam,
kemudian hijau pucat, kemerah-merahan, kekuning-kuningan dan hitam
kemerah-merahan.
Umur ulat 16-19 hari dan 6 kali ganti kulit (molting)
Seekor ulat merusak sekitar 10-12 buah muda
Larva yang sudah tua akan menjatuhkan diri ke tanah untuk membentuk
pupa
(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, 2011)


Next..
Ulat ini memiliki rambut-rambut
putih di prothorax
H. punctigera-Kiri- berambut
hitam di segmen 1 di belakang
kepala larva yang besar, tidak ada
warna gelap "pelana pada
segmen ke-4 instar ke-4 (larva
menengah)
H.armigera - kanan berambut
Putih pada segmen 1 di belakang
kepala larva yang besar, terdapat
warna gelap "pelana pada
segmen 4 instar (larva menengah)
http://www.cottoncrc.org.au/industry/Publications/Pests_an
d_Beneficials/Cotton_Insect_Pest_and_Beneficial_Guide/Pe
sts_by_common_name/Helicoverpa
Darker pigment
Pupa
Pupa ditemukan dalam tanah antara 3-18 cm (King, 1994)
Umur pupa antara 10-14 hari (Ali and Choudhury, 2009).
Pada kondisi yang tidak menguntungkan akan mengalami diapause

http://www.cottoncrc.org.au/industry/Publications/
Pests_and_Beneficials/Cotton_Insect_Pest_and_Be
neficial_Guide/Pests_by_common_name/Helicover
pa
Imago
http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/heli/armi.html
Imago aktif pada malam hari
dan dapat terbang jauh, umur
imago 6-10 hari
Imago betina sangat
produktif, bertelur 600-1000
butir
bisa meletakkan hingga 3.000
telur (Shanower and Romeis
1999).
Betina berwarna lebih gelap
(oranye-coklat) daripada
jantan (abu-abu kehijauan)
Bagian sayap belakang
terdapat bagian yang agak
pucat
Gejala serangan
Hama ini memakan daun, bunga dan buah kapas.
dapat merusak buah kapas dengan melobangi
bagian bawah. Buah yang terserang sering
menjadi busuk. Selain kapas, ulat buah juga
memakan banyak tanaman lain, seperti kacang
kacangan (polong yang dimakan), jagung
(tongkol), tembakau (kuncup), tomat (buah),
kentang. dan juga memakan beberapa jenis
gulma.

Pengendalian
Pengendalian Secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan
dengan sanitasi buah cabai dan bagian
tanaman yang terinvestasi H.armigera (telur
dan larva). Bagian tanaman yang di ambil di
bakar.

Pengendalian Secara Biologi
Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan parasitoid dan entomopathogen.
Parasitoid yang dapat dimanfaatkan diantara lain
adalah Microplitis, Trichogramma dan Telenomus,
Netelia, Heteropelma dan Ichneumon. Parasitoid
tersebut memparisiti larva dan pupa H.armigera.

Entomopathogen yang dapat dimanfaatkan adalah
nucleopolyhedrovirus (NPV). NPV diaplikasikan dengan
disemprotkan ke tanaman dengan dosis 250-500ml
(1ml/litre)/hektar 2-3 kali dengan interval 10 hari.
Penyemprotan dilakukan pada malam hari.Selain itu
dapat memanfaatkan Bakteri berspora Bacilus
thuringensis dan jamur metarizium.

Microplitis
Trichogramma
Telenomus
Netelia
Heteropelma
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan feromon sex sintetik. H.armigera yang
tertarik adalah Imago jantan. Feromon sex berbentuk
seperti karet. Feromon tersebut dimasukan kedalam suatu
tempat Yang di bagian dasarnya terdapat air atau
insektisida.

Pengendalian dengan menggunakan insektisida nabati
dapat digunakan Neem oil, karena neem oil bersifat
sistemik terhadap tanaman. Neem oil bekerja dengan
menghambat hormon ecdyson yang berperan dalam
penggatian kulit serangga. Bila serangan sudah sangat berat
dapat digunakan insektisida sintetik sistemik seperti
karbofuran.

Empoasca sp.
Deskripsi
Spesies : Empoasca sp. (Homoptera: Jassidae)
Nama
Umum
: wereng daun
Inang : Kapas
Gejala : Ujung daun menguning dan agak mengerut. Serangan berat
mengakibatkan warna daun agak cokelat memerah dan
pertumbuhan kerdil. Permukaan bawah daun terserang
terdapat bercak kuning. Daun mengering dan gugur. Kuncup
bunga membuka lebih awal dan gugur.
Siklus Hidup
Siklus hidup : Telur diselipkan pada tulang daun, tangkai, dan batang yang masih muda, berbentuk pisang,
berwarna kehijauan, ukuran 0,8 mm, masa telur berlangsung 4-11 hari, berjumlah hingga 300 butir,
menetas setelah 5-6 hari. Nimfa sepanjang hari berada di bawah permukaan daun, sedangkan pada
malam hari berada di atas permukaan daun; panjang maksimum: 2 mm; stadium nimfa terdiri atas
6 instar; periode instar berlangsung selama 9 hari. Imago berwarna kehijauan, berukuran 2,5 mm,
sangat aktiv, lama hidup selama 2-3 minggu. Imago menyisipkan telur pada permukaan daun kapas
yang halus.
Gejala serangan
Ujung daun menguning dan agak mengerut. Serangan berat
mengakibatkan warna daun agak cokelat memerah dan pertumbuhan
kerdil. Permukaan bawah daun terserang terdapat bercak kuning. Daun
mengering dan gugur. Kuncup bunga membuka lebih awal dan gugur.
Next
Pengendalian Empoasca sp.

a.Kultur teknis,
Sanitasi dengan membersihkan sisa-sisa tanaman
dan dimusnahkan
Pengolahan tanah yang baik untuk mematikan
larva instar terakhir dan pupa di tanah
Pergiliran tanaman dengan jenis tanaman yang
bukan inang, penanaman bibit tanaman yang
toleran atau resisten terhadap serangan ulat
grayak, dan penanaman secara serempak dalam
satuan kawasan/sentra.
Penggunaan tanaman perangkap (jagung dengan
jarak tanam 2,5 x 5) diantara barisan kapas.

Mekanis
Memetik daun yang terdapat kelompok telur
dan larva sejak tingkat serangan dini/ringan
dengan memasukan kedalam kantung plastik
untuk dimusnahkan.
Pengambilan larva dewasa, kemudian
dimusnahkan.

Predator:
Lycosa pseudoannnulata (Araceae)
Paederus fuscipes (Coleoptera)
Euburellia stali (Dermaptera)
Eocantheocona furcellata (Hemiptera)

Lycosa pseudoannnulata (Araceae)
Paederus fuscipes (Coleoptera)
Euburellia stali (Dermaptera)
Eocantheocona furcellata (Hemiptera)
Earias vitella (F.) (= fabia)
Spesies : Earias vitella (F.) (= fabia) (LEPIDOPTERA:
Noctuidae)
Nama
Umum
: spiny cotton bollworm
Inang : Malvaceae: kapas, Hibiscus spp. (rosela, kembang
sepatu), Hibiscus esculentus (okra), gulma
(Abelmoschus, Sida, Urena, Thespesia)
Sebaran : Filipina,India,Afrika,Bogor
Deskripsi : Larva berwarna ungu tua dengan garis putih dan
oranye. Masa perkembangan dari telur hingga imago
berlangsung selama 30 hari.
Deskripsi
imago dari E. Insulana berukuran kecil,
sayap depan berwarna hijau keperakan.
sedangkan E. vittella memiliki sayap
depan berwarna hijau di tengah sayap
sampai kedepan. Earias larva vittella
yang kecoklatan dengan garis-garis putih
memanjang di sisi dorsal memiliki titik
oranye pada prothorax tanpa proses jari
berbentuk pada tubuh berwarna krem.
E. Insulana memiliki tungkai pada
minimal dua segmen toraks dan semua
segmen perut. Pupa atau kepompong
sutra sulit melekat pada bagian tanaman
sehingga kepompongnya jatuh dari daun
atau tubuh buah.
Siklus hidup
Betina dapat bertelur sekitar 300 telur
berwarna biru muda pada tunas muda, daun,
dan mahkota bunga.
Larva menetas dalam 3 hari dan berlangsung
selama 10-12 hari dengan periode pupa 7-10
hari 20-25 hari menyelesaikan siklus hidup.

Gejala Kerusakan
Ulat masuk pada tunas muda sebelum
pembentukan kuncup bunga. Setelah persegi
dan buah kapas formasi, kutu mulai terlihat
pada bagian-bagian ini juga.

Pengeringan dan melorot dari terminal tunas
selama tahap berbunga .

Penumpahan atau pembukaan bunga,
kuntum-kuntum muda, bergejolak kelopak
selama pembentukan kapas. terdapat lubang
pada boll dengan kotoran-kotoran yang
terlihat. Menjatuhkan kuntum-kuntum yang
terserang dalam tahap awal dan membukanya
boll yang buruk juga terlihat.

Gejala Kerusakan
Pengendalian Earias vitella (F.) (=
fabia)
a.Kultur teknis,
Sanitasi dengan membersihkan sisa-sisa tanaman dan
dimusnahkan
Pengolahan tanah yang baik untuk mematikan larva
instar terakhir dan pupa di tanah
Pergiliran tanaman dengan jenis tanaman yang bukan
inang, penanaman bibit tanaman yang toleran atau
resisten terhadap serangan ulat grayak, dan
penanaman secara serempak dalam satuan
kawasan/sentra.
Penggunaan tanaman perangkap (jagung dengan jarak
tanam 2,5 x 5) diantara barisan kapas.

Mekanis
Memetik daun yang terdapat kelompok telur
dan larva sejak tingkat serangan dini/ringan
dengan memasukan kedalam kantung plastik
untuk dimusnahkan.
Pengambilan larva dewasa, kemudian
dimusnahkan.

Parasitoid
Apanteles sp (Hymenoptera)
Telenomus sp (Hymenoptera)

Patogen
SlNPV
Beauveria bassiana

Anda mungkin juga menyukai