Anda di halaman 1dari 13

OBAT IMUNOLOGI

Abad 18 Dr. Edward Jenner meneliti penyakit


cacar yang melanda dunia
setelah terserang cacar, penderita tidak
akan diserang penyakit cacar lagi
penderita mendapat imunitas vaksinasi
Dr. Louis Pasteur menemukan bahwa keganasan
(virulensi) kuman patogen dapat dikurangi tanpa
mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan
imunitas
Bila tubuh kemasukan kuman, maka tubuh akan
melawan dengan zat penangkis antibodies 1

Kuman antigen menstimulir pembentukan
antibodies dalam jumlah banyak memberikan
kekebalan (imunitas) terhadap penyakit tersebut

Kekebalan yang diperoleh (acquired immunity) adalah
kekebalan yang didapat karena tubuh kemasukan
kuman
Kekebalan alamiah (natural immunity) adalah
kekebalan yang sudah ada dalam tubuh berasal dari
keturunan

2
Mekanisme terbentuknya imunitas
Jenis sel darah putih yang memegang peranan penting
dalam sistem imunitas adalah makrofag dan
limfosit
Kuman/antigen makrofag limfosit (T-cells
dan B-cells)
T-cells sensitized T-limfosit imunitas seluler
B-cells immunoglobulin (Ig) imunitas humoral

Imunitas seluler dan imunitas humoral dapat diperoleh
dengan jalan vaksinasi 3
IMUNISASI AKTIF
Kekebalan yang diperoleh dari akibat infeksi kuman
patogen atau secara buatan melalui pemberian
kuman patogen yang telah dimatikan, dilemahkan
atau pemberian produk metabolisme
Jadi imunisasi aktif diperoleh dengan vaksinasi

Vaksin adalah sediaan aman dari suatu kuman/bakteri
atau virus yang telah dimatikan atau dilemahkan
Antibodies yang diperoleh dari imunisasi aktif lebih
lambat diekskresikan dari pada imunisasi yang
diberikan dari luar 4
Imunisasi aktif dapat bertahan bertahun-tahun dan
dapat diulang
Imunisasi aktif umumnya dilakukan sebagai
pencegahan (profilaksis) terhadap suatu penyakit
infeksi

IMUNISASI PASIF
Kekebalan yang diperoleh dengan memberikan
antibodies yang sudah terbentuk ke dalam tubuh
Antibodies tersebut diperoleh dari serum
mengandung antibodies
5
Serum/sera/anti-sera/imuno-sera adalah cairan
darah yang telah mengandung antibodies dan
dipisahkan sel-sel darah dan fibrin

Imunisasi pasif berlangsung singkat hanya beberapa
hari sampai beberapa minggu karena antibodies
cepat diekskresikan dari tubuh

Kontra indikasi penggunaan vaksin :
selama pemakaian vaksin tidak diperbolehkan
bersamaan dengan pemakaian steroida (hormon
kelamin, kortison) dan vitamin D karena akan
menghambat pembentukan antibodies

6
JENIS-JENIS VAKSIN
1. Vaksin kolera : untuk imunisasi aktif terhadap kolera
Mengandung Vibrio cholerae yang telah dimatikan
2. Vaksin kotipa : suatu vaksin kombinasi untuk
imunisasi aktif terhadap kolera, tifus dan paratifus A,
B dan C
Mengandung kuman Salmonella typhosa, Salmonella
paratyphy A, B dan C dan Vibrio cholerae yang telah
dimatikan
3. Vaksin pertusis : untuk imunisasi aktif terhadap batuk
rejan
Mengandung kuman Bacillus partussis yang telah
dimatikan 7
4. Vaksin pes : untuk imunisasi aktif terhadap pes/sampar
Mengandung kuman Pasteurella pestis yang telah
dilemahkan
5. Vaksin BCG : untuk imunisasi aktif terhadap tuberkulosis
Mengandung kuman Mycobacterium tuberculosis dari
suku Bacillus Calmette Guerin (BCG)
6. Vaksin rabies : untuk imunisasi aktif terhadap rabies
Mengandung virus rabies
7. Vaksin TIPA : untuk imunisasi aktif terhadap tifus dan
paratifus A, B dan C
Mengandung kuman mati dari Salmonella typhosa dan
Salmonella parathypi A, B dan C 8
8. Vaksin poliomyelitis : untuk imunisasi aktif terhadap
polio
Ada 2 jenis vaksin polio:
a. Vaksin polio parenteral polivalen
Diberikan dengan jalan injeksi subkutan atau intra
muskuler.
Mengandung virus polio yang telah dimatikan
b. Vaksin polio oral trivalen
Diberikan dengan jalan meneteskan sebanyak
2 tetes.
Mengandung virus polio yang telah dimatikan 9
9. Vaksin campak : untuk imunisasi aktif terhadap campak
Mengandung virus campak yang telah dilemahkan
10. Vaksin hepatitis-B : untuk imunisasi aktif terhadap
hepatitis B
Mengandung virus hepatitis B yang diinaktifkan
11. Vaksin difteri : untuk imunisasi aktif terhadap difteri
Mengandung toksoid dariCorynebacterium
diphtheriae

10
12. Vaksin difteri-pertusis (DP) : untuk imunisasi aktif
secara simultan terhadap difteri dan pertusis
Mengandung toksoid dari Corynebacterium
diphtheriae dan Bacillus partusis
13. Vaksin tetanus : untuk imunisasi aktif terhadap
tetanus
Mengandung toksoid dari Clostridium tetani
14. Vaksin difteri-tetani (DT) : untuk imunisasi aktif
secara simultan terhadap difteri dan tetani
Mengandung toksoid dari Corynebacterium
diphtheriae dan Clostridium tetani 11
JENIS SERUM
1. Serum anti rabies : untuk pengobatan terhadap rabies
Diperoleh dari serum kuda yang telah dikebalkan
dengan virus fixe rabies
2. Serum anti bisa ular polivalen : untuk pengobatan
terhadap gigitan ular berbisa
Diperoleh dari plasma kuda yang telah dikebalkan
terhadap bisa ular yang mempunyai efek neurotoksik
dan hemolitik
3. Anti HBs imunoglobulin : untuk pencegahan terhadap
hepatitis B
12
4. Serum anti difteri : untuk pencegahan dan
pengobatan terhadap difteri
Globulin dari serum kuda yang telah dikebalkan secara
aktif terhadap Corynebacterium diphtheriae
5. Serum anti tetanus : untuk pencegahan dan
pengobatan tetanus
Dibuat dari plasma kuda yang mengandung antibodies
untuk menetralisir toksin Clostridium tetani



13

Anda mungkin juga menyukai