cacar yang melanda dunia setelah terserang cacar, penderita tidak akan diserang penyakit cacar lagi penderita mendapat imunitas vaksinasi Dr. Louis Pasteur menemukan bahwa keganasan (virulensi) kuman patogen dapat dikurangi tanpa mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan imunitas Bila tubuh kemasukan kuman, maka tubuh akan melawan dengan zat penangkis antibodies 1
Kuman antigen menstimulir pembentukan antibodies dalam jumlah banyak memberikan kekebalan (imunitas) terhadap penyakit tersebut
Kekebalan yang diperoleh (acquired immunity) adalah kekebalan yang didapat karena tubuh kemasukan kuman Kekebalan alamiah (natural immunity) adalah kekebalan yang sudah ada dalam tubuh berasal dari keturunan
2 Mekanisme terbentuknya imunitas Jenis sel darah putih yang memegang peranan penting dalam sistem imunitas adalah makrofag dan limfosit Kuman/antigen makrofag limfosit (T-cells dan B-cells) T-cells sensitized T-limfosit imunitas seluler B-cells immunoglobulin (Ig) imunitas humoral
Imunitas seluler dan imunitas humoral dapat diperoleh dengan jalan vaksinasi 3 IMUNISASI AKTIF Kekebalan yang diperoleh dari akibat infeksi kuman patogen atau secara buatan melalui pemberian kuman patogen yang telah dimatikan, dilemahkan atau pemberian produk metabolisme Jadi imunisasi aktif diperoleh dengan vaksinasi
Vaksin adalah sediaan aman dari suatu kuman/bakteri atau virus yang telah dimatikan atau dilemahkan Antibodies yang diperoleh dari imunisasi aktif lebih lambat diekskresikan dari pada imunisasi yang diberikan dari luar 4 Imunisasi aktif dapat bertahan bertahun-tahun dan dapat diulang Imunisasi aktif umumnya dilakukan sebagai pencegahan (profilaksis) terhadap suatu penyakit infeksi
IMUNISASI PASIF Kekebalan yang diperoleh dengan memberikan antibodies yang sudah terbentuk ke dalam tubuh Antibodies tersebut diperoleh dari serum mengandung antibodies 5 Serum/sera/anti-sera/imuno-sera adalah cairan darah yang telah mengandung antibodies dan dipisahkan sel-sel darah dan fibrin
Imunisasi pasif berlangsung singkat hanya beberapa hari sampai beberapa minggu karena antibodies cepat diekskresikan dari tubuh
Kontra indikasi penggunaan vaksin : selama pemakaian vaksin tidak diperbolehkan bersamaan dengan pemakaian steroida (hormon kelamin, kortison) dan vitamin D karena akan menghambat pembentukan antibodies
6 JENIS-JENIS VAKSIN 1. Vaksin kolera : untuk imunisasi aktif terhadap kolera Mengandung Vibrio cholerae yang telah dimatikan 2. Vaksin kotipa : suatu vaksin kombinasi untuk imunisasi aktif terhadap kolera, tifus dan paratifus A, B dan C Mengandung kuman Salmonella typhosa, Salmonella paratyphy A, B dan C dan Vibrio cholerae yang telah dimatikan 3. Vaksin pertusis : untuk imunisasi aktif terhadap batuk rejan Mengandung kuman Bacillus partussis yang telah dimatikan 7 4. Vaksin pes : untuk imunisasi aktif terhadap pes/sampar Mengandung kuman Pasteurella pestis yang telah dilemahkan 5. Vaksin BCG : untuk imunisasi aktif terhadap tuberkulosis Mengandung kuman Mycobacterium tuberculosis dari suku Bacillus Calmette Guerin (BCG) 6. Vaksin rabies : untuk imunisasi aktif terhadap rabies Mengandung virus rabies 7. Vaksin TIPA : untuk imunisasi aktif terhadap tifus dan paratifus A, B dan C Mengandung kuman mati dari Salmonella typhosa dan Salmonella parathypi A, B dan C 8 8. Vaksin poliomyelitis : untuk imunisasi aktif terhadap polio Ada 2 jenis vaksin polio: a. Vaksin polio parenteral polivalen Diberikan dengan jalan injeksi subkutan atau intra muskuler. Mengandung virus polio yang telah dimatikan b. Vaksin polio oral trivalen Diberikan dengan jalan meneteskan sebanyak 2 tetes. Mengandung virus polio yang telah dimatikan 9 9. Vaksin campak : untuk imunisasi aktif terhadap campak Mengandung virus campak yang telah dilemahkan 10. Vaksin hepatitis-B : untuk imunisasi aktif terhadap hepatitis B Mengandung virus hepatitis B yang diinaktifkan 11. Vaksin difteri : untuk imunisasi aktif terhadap difteri Mengandung toksoid dariCorynebacterium diphtheriae
10 12. Vaksin difteri-pertusis (DP) : untuk imunisasi aktif secara simultan terhadap difteri dan pertusis Mengandung toksoid dari Corynebacterium diphtheriae dan Bacillus partusis 13. Vaksin tetanus : untuk imunisasi aktif terhadap tetanus Mengandung toksoid dari Clostridium tetani 14. Vaksin difteri-tetani (DT) : untuk imunisasi aktif secara simultan terhadap difteri dan tetani Mengandung toksoid dari Corynebacterium diphtheriae dan Clostridium tetani 11 JENIS SERUM 1. Serum anti rabies : untuk pengobatan terhadap rabies Diperoleh dari serum kuda yang telah dikebalkan dengan virus fixe rabies 2. Serum anti bisa ular polivalen : untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa Diperoleh dari plasma kuda yang telah dikebalkan terhadap bisa ular yang mempunyai efek neurotoksik dan hemolitik 3. Anti HBs imunoglobulin : untuk pencegahan terhadap hepatitis B 12 4. Serum anti difteri : untuk pencegahan dan pengobatan terhadap difteri Globulin dari serum kuda yang telah dikebalkan secara aktif terhadap Corynebacterium diphtheriae 5. Serum anti tetanus : untuk pencegahan dan pengobatan tetanus Dibuat dari plasma kuda yang mengandung antibodies untuk menetralisir toksin Clostridium tetani