Anda di halaman 1dari 7

HUKUM ISLAM DALAM UNDANG-UNDANG

Negara indonesia, adalah negara yang saat ini memiliki penduduk islam paling banyak. Hal
ini tentu menjadi perhatian pemerintah dalam membuat peraturan yang ada di Indonesia. Pada
dasarnya, umat Islam hanya memilik satu sumber hukum yaitu Al-Quran. Al-Quran ini kemudian
dilengkapi dengan hadits dari Rasulullah SAW untuk menyempurnakan perintah dan pedoman dalam
menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Dua sumber inilah yang sewajarnya menjadi
pedoman setiap manusia yang beragama islam.
Sebagai negara dengan mayoritas islam, sudah tentu perlu dikaji tentang penerapan hukum
islam dalam peraturan perundangan di Indonesia. Meskipun negara Indonesia bukanlah negara
islam, melainkan negara demokrasi namun tentu pengambilan keputusan dan peraturan perlu
mempertimbangkan peraturan umat muslim tanpa mencederai hak-hak umat agama lainnya. Dari
hal itu, perlu disampaikan beberapa landasan atau peraturan negara Indonesia yang bersumber dari
Al-Quran.
Pasal UUD 1945 dan Pancasila

Seperti yang kita ketahui, proklamator Indonesia sejak jauh hari telah membentuk negara ini
dengan landasan yang sangat kokok yaitu landasan berketuhanan. Artinya, negara Indonesia
ini menghendaki masyarakat yang memiliki agama terlepas itu islam atau tidak. Hal ini tentu
sesuai dan berlandaskan dengan Al-Quran, dimana setiap kegiatan atau bentuk apapun
harus dilandaskan pada Allah SWT.
Dalam pasal 29 batang tubuh UUD 1945, berbunyi:
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Maksud dari hal diatas adalah norma dan garis hukum yang diatur dalam pasal 29 ayat(1)
UUD 1945 bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.Hal
itu hanya dapat ditafsirkan antara lain sebagai berikut:

1. Dalam negara Republik Indonesia tidak boleh terjadi atau berlaku sesuatu yang
bertentangan dengan kaidah hukum islam bagi umat Islam,kaidah agama Nasrani,atau
agama Hindu-Bali bagi orang-orang Hindu-Bali,atau yang bertentangan dengan
kesusilaan agama Buddha bagi orang Buddha.Hal ini berarti di dalam wilayah negara
Republik Indonesia ini tidak boleh berlaku atau diberlakukan hukum yang bertentangan
dengan norma-norma(hukum)agama dan kesusilaan bangsa Indonesia.
2. Negara Republik Indonesia wajib menjalankan syariat islam bagi orang islam,syariat
Nasrani bagi orang Nasrani,dan syariat Hindu-Bali bagi orang Hindu-Bali.Sekadar
menjalankan syariat tersebut memerlukan perantaraan kekuasaan negara.Makna dari
penafsiran kedua adalah Negara Republik Indonesia wajib menjalankan dalam
pengertian menyediakan fasilitas agar hukum yang bersal dari agama yang dianut oleh
bangsa Indonesia dapat terlaksana sepanjang palaksanaan hukum agama itu
memerlukan bantuan alat kekuasaan atau penyelenggara negara.Artinya penyelenggara
negara berkewajiban menjalankan syariat yang dipeluk oleh bangsa Indonesia untuk
kepentingan pemeluk agama bersangkutan. Syariat yang berasal dari agama islam
misalnya,yang disebut syariat islam,tidak hanya memuat hukum salat,zakat,puasa dan
haji,melainkan juga mengandung hukum dunia baik keperdataan maupun kepidanaan
yang memerlukan kekuasaan negara untuk menjalankannya secara sempurna.Misalnya
hukum harta kekayaan,hukum wakaf,penyelenggaraan ibadah haji,penyelenggaraan
hukum perkawinan dan kewarisan,penyelenggaraan hukum pidana(islam)seperti
zina,pencurian,dan pembunuhan.Hali ini memerlukan kekuasaan kehakiman atau
peradilan khusus (peradilan agama) untuk menjalankannya, yang hanya dapat diadakan
oleh negara dalam pelaksanaan kewajibannya menjalankan syariat yang berasal dari
agama Islam untuk kepentingan umat Islam yang menjadi warga negara Republik
Indonesia.
3. Syariat yang tidak memerlukan bantuan kekuasaan negara untuk menjalankannya. Oleh
Karena itu dapat dijalankan sendiri oleh setiap pemeluk agama yang
bersangkutan,menjadi kewajiban pribadi terhadap Allah bagi setiap orang itu
menjalankannya sendiri menurut agamanya masing-masing.Ini berarti hukum yang
berasal dari suatu agama yang diakui di negara Republik Indoneia yang dapat dijalankan
sendiri oleh masing-masing pemeluk agama bersangkutan (misalnya hukum yang
berkenaan dengan ibadah,yaitu hukum yang pada umumnya mengatur hubungan
manusia,dengan Tuhan) biarkan pemeluk agama itu sendiri melaksanakannya menurut
kepercayaan agamanya masing-masing(H.Mohammad Daud Ali,1991:8)

UUD 1945 pasal 28 A J Tentang HAM
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Dari pasal 28 A-J diatas, peraturan ini juga dijelaskan dalam Al-Quran, meskipun dengan
penyampaian yang berbeda, hukum kodrat manusia seperti diatas harus selalu junjung
tinggi. Namun pada zaman moderen sekarang, ada beberapa konsep dari HAM yang
berbeda secara fundamental dari apa yang Al-Quran berikan. Pemikiran Barat menempatkan
manusia pada psosisi bahwa manusialah yang menjadi tolak ukur segala sesuatu, maka di
dalam Islam melalui firman-Nya, Allahlah yang menjadi tolak ukur segala sesuatu, sedangkan
manusia letak perbedaan yang fundamental antara hak-hak asasi menurut pola pemikiran
Barat dengan hak-hak asasi menurut pola ajaran Islam. Beberapa surah Al-Quran yang juga
menyatakan hal mengenai HAM adalah sebagai berikut.
Martabat Manusia
Q.S Al Isra (17) ayat 70. Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan

Q.S Al Maidah (5) ayat 32. Artinya : Barang siapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya
Persamaan
Q.S Al Hujurat (49) ayat 13. Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
Kebebasan Mengemukakan Pendapat
Q.S Ali Imran (3) ayat 110. Artinya : ...Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang
munkar
Kebebasan Beragama
Prinsip kebebasan beragama ini dengan jelas disebutkan dalam Al Quran surat Al-
Baqarah (2) ayat 256. Artinya : Tidak ada paksaan untuk memasuki agama
Islam DanQ.S Al Kafirun (109) ayat 6. Artinya : Untukmulah agamamu dan
untukkulah agamaku.
Hak jaminan sosial
Di dalam Al Quran banyak dijumpai ayat-ayat yang menjamin tingkat dan kualitas
hidup bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut antara lain adalah kehidupan fakir
miskin harus diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang punya.
Kekayaan tidak boleh dinikmati dan hanya berputar di antara orang-orang yang kaya
saja. Seperti dinyatakan Allah dalam Al Quran surat Az-Zariyat (51) ayat
19. Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak meminta.

Q.S Al Maarij (70) ayat 24. Artinya : Dan orang-orang yang dalam hartanya
tersedia bagian tertentu.

Hak atas harta benda
Dalam hukum Islam hak milik seseorang sangat dijunjung tinggi. Sesuai dengan
harkat dan martabat, jaminan dan perlindungan terhadap milik seseorang
merupakan kewajiban penguasa. Oleh karena itu, siapapun juga bahkan penguasa
sekalipun, tidak diperbolehkan merampas hak milik orang lain, kecuali untuk
kepentingan umum, menurut tatacara yang telah ditentukan lebih dahulu. Allah
telah memberikan sanksi yang berat terhadap mereka yang telah merampas hak
orang lain, sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Maidah (5) ayat 38. Artinya :
Laki-laki yang mecuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah

Kompilasi Hukum Islam

Kompilasi hukum islam adalah peraturan perdata yang dibuat di Indonesia yang
mengikuti hukum-hukum islam. Peraturan perdata ini menyangkut kehidupan sehari-hari
umat muslim yang berhubungan dengan syariat agama islam. Beberapa hukum yang
terdapat dalam kompilasi hukum islam adalah
Hukum Pernikahan
Hukum Waris
Hibah
Dan lain lain
Dari beberapa hukum yang dijelaskan diatas, terlihat jelas bahwa hukum ini benar-benar
berasal dari AlQuran dan Hadits, tidak seperti beberapa pasal lain yang bercampur dengan
idelogi dan pemikiran lainnya. Dari hal ini terlihat bahwa sebenarnya masih banyak
peraturan islam yang masi perlu untuk diterapkan di Indonesia ini,namun tentu hal ini tidak
bisa dipaksakan dan harus melalui jalan yang baik, mengingat Indonesia adalah negara
Demokrasi dan bukan negara islam. Disisi lain, Allah SWT telah menjelaskan, selagi hukum
islam belum ditegakkan secara kaffah, maka sistem tersebut pasti masih terdapat celah
karena tolak ukur yang berbeda dimana Islam memiliki tolak ukur kepada Allah SWT
sedangkan peraturan yang lainnya memiliki tolak ukur kepada manusia sehingga akan timbul
kurangnya rasa tanggung jawab pada pembuatan peraturan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai