Pancasila merupakan ideologi bangsa dan negara berarti Pancasila merupakan suatu hasil pemikiran, konsep, gagasan suatu teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya, atau tersusun secara sistematis dan dicita-citakan yang digali dan diambil dari nilai-nilai luhur budaya indonesia. Pada akhirnya, pancasila dijadikan pedoman dalam menentukan tata pemerintahan indonesia. terutama konstitusi dasar tertulis, pancasila harus menjiwai berbagai konstitusi dan perundang-undangan nasional dalam hal penegakan supremasi hukum dan pelaksanaan tata pemerintahan.
1. Sejarah Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sebagai ideologi negara rumusan Pancasila tidak muncul begitu saja. rumusan tersebut mengkristalkan setelah melalui perjalanan sejarah yang panjang. pada tahun 1943 - 1944 tentara jepang mengalami kekalahan di semua medan pertempuran dengan sekutu. Jepang berusaha mengambil hati rakyat negara jajahannya, seperti indonesia, filipina dan brima dengan memberi janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 september 1944 di depan parlemen tokyo, pemerintah jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa indonesia jika jepang memenangkan peperangan. janji itu di ulangi lagi pada tanggal 1 maret 1945 dengan tanpa syarat dan dijanjikan untuk membentuk suatu Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ). Badan ini ditugasi mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan suatu negara merdeka.
a. Pembentukan dan susunan BPUPKI BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 april 1945 dan dilantik tanggal 28 mei 1945. susunan BPUPKI ialah sebagai berikut. -) Ketua : Dr. Radjiman Widyodiningrat -) Ketua Muda : Raden Pandji Suroso -) Ketua Muda : Ichibangase Yoshio (Jepang) -) Anggota : 60 orang dan ditambah 6 orang ketika sidang, sehingga menjadi 66 orang.
b. Sidang-sidang BPUPKI sidang 1 BPUPKI dilangsungkan pada tanggal 29 mei dampai dengan 1 juni 1945. sidang ini membahas asas dasar negara indonesia merdeka. ada tiga usulan mengenai dasar negara, yaitu usulan yang dikemukakan oleh Mr. Muhammad Yamin, MR. Soepomo dan Ir. Soekarno.
1) Usulan Mr. Muh. Yamin (29 mei 1945) Adapun lima dasar negara yang diusulkan Mr. Muh. Yamin secara lisan dan tertulis. Usulan yang dikemukakan secara lisan adalah sebagai berikut : - Peri kebangsaan - Peri kemanusiaan - Peri ketuhanan - Peri kerakyatan - Kesejahteraan rakyat
2) Usulan yang dikemukakan secara tertulis adalah : - Ketuhanan Yang Maha Esa - Kebangsaan persatuan indonesia - Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab - Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / perwakilan - Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
3) Usulan Mr. Soepomo (31 mei 1945) Mr. Soepomo juga mengusulkan lima dasar negara, yaitu sebagai berikut : - Paham negara persatuan - Perhubungan negara dan agama - Sistem badan permusyawaratan - Sosialisme negara - Hubungan antar bangsa
4) Usulan Ir. Soekarno Usulan dasar yang dikemukakan Ir. Soekarno, sebagai berikut : - Kebangsaan indonesia - Internasionalisme atau perikemanusiaan - Mufakat atau demokrasi - Kesejahteraan sosial - Ketuhanan yang berkebudayaan
Ir. Soekarno mengusulkan agar kelima dasar negara itu dinamakan Pancasila. pada sidang BPUPKI yang pertama ini terbentuklah Panitia kecil yang terdiri atas 9 orang yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, K.H Wachid Hasjim, Mr.A.A. Maramis, Abdul Kahar Moezakkar, Abikoesna Tjokrosoejoso, Agus Salim, Mr. Achmad Soebardjo, dan Mr. Muhammad Yamin. Selanjutnya karena anggotanya sembilan panitia kecil ini disebut juga panitia smbilan. pada tanggal 22 juni 1945 Panitia Kecil mengadakan rapat dengan tokoh-tokoh BPUPKI dan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). di dalamnya terdapat rumusan dasar negara yang kelak akan menjadi dasar negara Republik Indonesia setelah mengalami perubahan tujuh kata dalam dasar yang pertama, yaitu : -) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk- pemeluknya -) Kemanusiaan yang adil dan beradab -) Persatuan indonesia -) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan -) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sidang II BPUPKI berlangsung pada tanggal 10 sampai 16 juli 1945. hasil yang terpenting dalam sidang BPUPKI II adalah diterimanya secara bulat Rancangan Undang-Undang Dasar yang dibuat oleh Panitia Perancang UUD yang diketahui oleh Ir. Soekarno. Setelah selesai melaksanakan tugasnya BPUPKI melaporkan hasilnya kepada pemerintah Jepang disertai usulan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Atas dasar usul itu, pada tanggal 7 agustus 1945 dibentuk PPKI beranggotakan 21 orang. Sebagai ketuanya ditunjuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua.
2. Rumusan Pancasila yang sahih
Setelah bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945. saai itu kita belum memilik alat-alat kelengkapan negara yang diperlukan sebagai suatu negara yang merdeka. Pada tanggal 18 agustus 1945 PPKI memberi rumusan Pancasila sebagai berikut : -) Ketuhanan Yang Maha Esa -) Kemanusiaan yang adil dan beradab -) Persatuan Indonesia -) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan -) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan inilah yang kemudian dijadikan dasar negara sampai sekarang bahkan hingga akhir perjalanan Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil pemilu. Jika merubah dasar negara Pancasila sama dengan membubarkan negara hasil proklamasi (Tap MPRS No. XX/MPRS/1966)
3. Fungsi Pokok Pancasila
Fungsi pokok Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup bangsa. disamping itu juga berfungsi sebagai berikut : -) Jiwa bangsa Indonesia -) Sumber dari segala sumber hukum -) Perjanjian luhur bangsa Indonesia -) Cita-cita dari tujuan bangsa indonesia -) Kepribadian bangsa Indonesia -) Falsafah yang mempersatukan bangsa indonesia
4. Kedudukan Pancasila ( Pandangan Hidup )
Pancasila merupakan sarana atau wadah yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia karena Pancasila dinilai sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Selain itu, Pancasila berisi cita-cita moral yang mengandung nilai-nilai dan norma luhur yang sudah berakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia Pancasila sebagai pandangan hidup Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila sebagai kepribadian bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai perjanjian luhur
B. KLASIFIKASI IDIOLOGI PANCASILA
Secara etimologis, istilah Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, pemikiran, dan kata logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, yaitu edos yang berarti bentuk. Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan- keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan.
Pada dasarnya ideologi terbagi dua bagian, yaitu Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka. Ideologi Tertutup merupakan suatu pemikiran tertutup. Sedangkan Ideologi Terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Ideologi tertutup dapat dikenali dari beberapa ciri khasnya. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbarui masyarakat. Sedangkan Ideologi Terbuka memiliki ciri khas yaitu nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat sendiri. Ideologi terbuka diciptakan oleh Negara melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, Ideologi terbuka merupakan milik semua masyarakat dalam menemukan dirinya dan kepribadiannya dalam Ideologi tersebut.
Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Ideologi pancasila besifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka secara structural Pancasila memiliki tiga dimensi sebagai berikut :
1. Dimensi idealis. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila : Ketuanan, kemanusiaa, persatuan, kerakyatan dan keadilan. 2. Dimensi normatif. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan tinggi yang di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV. 3. Dimensi realitas. Merupakan suatu Ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, selain memiliki dimensi nilai- nilai ideal dan normative, pancasila juga harus mampu dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan Negara.
Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh pancasila sebagai Ideologi terbuka, maka sifat Ideologi pancasila tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata. Pancasila juga bukan merupakan Ideologi pragmatis yang hanya menekankan segi praktisi belaka tanpa adanya aspek idealisme. Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka hakikatnya nilai-nilai dasar yang bersifat unviversal dan tetap. Adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis- reformatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi masyarakat.
1. Hakikat Ideologi Pancasila
Sebagai Ideologi, pancasila mencangkup pengertian tentang ide, gagasan, konsep dan pengertian dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencangkup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap Pancasila adalah sebagai berikut: 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; Menngandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. 2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; Mengandung nilai kesamaan derajat maupun hak dan kewajiban, cinta-mencintai, hormat-menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong. 3. Sila Persatuan Indonesia; Dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan persatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan; Menunjukan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang nyata (real) dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan Negara dan bangsa dengan mempertahankan penghargaan atas kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat, kebenaran, dan keadilan. 5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; Mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang lain, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
2. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem) Saling berhubungan, saling ketergantungan Satu kesatuan bagian-bagian Terjadi dalam suatu lingkaran yang komplek.
3. Nilai Pancasila
Keterbukaan Ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, tetapi mengeksplisitkan wawasan secara lebih konkret sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan berbagai masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek, serta zaman. Eksplisitasi dilakukan dengan menghadapkannya pada berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi yang nasional sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengan demikian, penjabaran Ideologi dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan rasional.
4. Nilai Dasar Pancasila
Nilai dasar meliputi hakikat kelima sila Pancasila, nilai-nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam nilai dasar tersebut mengandung cita-cita, tujuan dan nilai-nilai yang baik dan benar. Sebagai Ideologi terbuka, nilai dasar ini lah yang bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup Negara. Nilai ini meliputi arahan, kebijakan, strategi, sasaran, serta lembaga pelaksanaannya. Dan merupakan eksplisitasi, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar Ideologi pancasila.
5. Nilai Praktis
Merupakan nila-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu Ideologi, selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita, pemikiran-pemikiran, dan nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas karena Ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan praktis yang merupakan suatu akulturasi secara konkret.
C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Istilah Ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita. Dan "logos" yang berarti ilmu. Dalam arti luas, Ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nila-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dalam arti sempit Ideologi adalah gagasan-gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dengan bertindak.
Idiologi terbuka adalah idiologi yang tidak dimutlkakkan dimana nilainya tidak dipaksakan dari luar, bukan pemberian negara tetapi merupakan realita masyarakat itu. Adapun ciri-ciri ideologi terbuka adalah : a. Merupakan kekayaan rohani, budaya ,masyarakat. b. Nilainya tidak diciptakan oleh negara, tapi digali dari hidup masyarakat itu. c. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya menurut zamannya. d. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab. e. Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh berbagai latar belakang agama atau budaya.
Pancasila sebagai idiologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Gagasan mengenai pancasila sebagai ideologi terbuka mulai berkembang sejak tahun 1985. tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak Pancasila itu sendiri ditetapkan sebagai dasar Negara. .
Indonesia menganut ideologi terbuka karena Indonesia menggunakan sistem pemerintahan demokrasi yang didalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah yang paling tepat digunakan Indonesia.
Selain itu, Pancasila memang memiliki syarat sebagai ideologi terbuka,sebab:
1. Memiliki nilai dasar yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa Indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Atau nilai- nilainya tidak dipaksakan dari luar atau bukan pemberian negara. 2. Memiliki nilai instrumental untuk melaksanakan nilai dasar, seperti UUD 45, UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll 3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai Praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, seperti toleransi, gotong-royong, musyawarah, dll.
Moerdiono menyebutkan beberapa fakta yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu : Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita berkembang amat cepat. Dengan demikian tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme/komunisme. Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi lainnya. Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting. Karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi absolute. Konsekuensinya, perbedaan- perbedaan menjadi alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila. Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai satu- satunya asas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai alternative ideologi dunia.
D. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian, tinjauan pancasila berlandaskan pada tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai pancasila memiliki sifat objektif. Pancasila dirumuskan oleh para pendiri Negara yang memuat nilai- nilai luhur untuk menjadi dasar Negara. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis.
1) Nilai dasar Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural. 2) Nilai instrumental Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud nilai social atau norma hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu. 3) Nilai praktis Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan bahan ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak.
Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius atau kegamaan. Ada lagi nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan RI. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama. Contohnya: o Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME o Masing-masing atas dasar kemanusiaan yang beradab o Membina adanya kerjasama dan toleransi antara sesama pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan YME
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Contohnya: o Tidak saling membedakan warna kulit o Saling menghormati dengan bangsa lain o Saling bekerja sama dengan bangsa lain o Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
c. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia, mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia. Contohnya: o Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan o Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan o Bangga berkebangsaan Indonesia o Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa
d. Nilai Kerakyatan
Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Contohnya: o Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama o Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik o Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Contohnya: o Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bernegara. o Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan dan penuh kegotong royongan.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.
E. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila sebagai dasar negara sering disebut dasar falsafah negara (dasar filsafat negara/philosophische grondslag) dari negara, ideologi negara (staatsidee). Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Norma hukum pokok dan disebut pokok kaidah fundamental daripada negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang dibentuk. Dengan perkataan lain, dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah yang fundamental. Hal ini penting sekali karena UUD harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental itu.
Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus bersumberkan kepada Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Pancasila menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 merupakan "sumber hukum dasar nasional".
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara maka Pancasila berfungsi sebagai :
1. Sumber dari segala sumber hokum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia; 2. Suasana kebatinan (geistlichenhinterground) dari UUD; 3. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara; 4. Norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur; 5. Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, pelaksana pemerintahan. MPR dengan Ketetapan No. XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara RI.