Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Pada saat ini kita menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Informasi tersebar demikian cepatnya tanpa batas ruang
dan waktu. alah satu komponen penting dari adanya kemajuan IPTEK adalah PE!"I"IK#!.
$elalui pendidikan semua orang dapat mempelajari dan menguasai IPTEK secanggih apapun dari
orang lain maupun dari negara lain. elain itu hanya dengan pendidikan kita mampu menyeleksi
secara bijak dan baik pengaruh kemajuan IPTEK berpegang pada kesesuaiannya dengan falsafah
negara kita. %al ini karena tidak semua kemajuan IPTEK dapat kita adopsi dan terapkan di negara
kita& sehingga perlu adanya filter yang berdasar pada kepribadian bangsa.
etiap negara memiliki suatu pedoman penyelenggaraan pendidikan yang disebut kuri'
kulum nasional yang dalam pelaksanaannya dijabarkan sampai tingkat terbawah& yaitu kurikulum
tingkat pembelajaran& baik yang berupa silabus maupun (PP. )leh karena itulah kurikulum harus
mampu mengakomodasikan kemajuan IPTEK yang ada agar tidak ketinggalan jaman dan mampu
mengejar kemajuan negara lain. *erdasarkan hal ini maka kurikulum perlu selalu diperbaiki (bukan
disempurnakan& karena tidak ada kurikulum yang sempurna) untuk setiap jangka waktu tertentu.
Perubahan kurikulum harus tetap berpijak pada tiga landasan& yaitu filsafat& sosial budaya& dan
psikologi. Perubahan kurikulum merupakan sesuatu yang wajar dilakukan di negara manapun di
dunia ini ()li+ia& ,--.).
Perubahan kurikulum di Indonesia dilakukan sebagai upaya ke arah peningkatan kualitas
pendidikan& karena di era globalisasi sangat dituntut adanya umber "aya $anusia ("$) yang
memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional.
/uru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di tingkat pembelajaran memegang peranan
penting dalam mendukung terciptanya "$ yang berkualitas.
(onald *randt (,--0) menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan
akhirnya keberhasilannya tergantung kepada guru. Tanpa guru yang mampu menguasai bahan ajar
dan memahami cara mendidik yang baik& maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak
akan mencapai hasil yang optimal. %al ini berarti seorang guru diharapkan mampu menguasai
bidang ilmu yang diajarkan dengan baik dan mendalam sekaligus memiliki kompetensi pedagogik
yang dapat membekalinya menjadi pendidik yang berkualitas.
,
*
)
$akalah disampaikan pada Workshop Chemistry and English Competition .1,2 dengan tema 3Implemen'tasi
Kurikulum .1,0 dalam 4paya $eningkatkan Kualitas /uru dan Peserta "idik5 yang diselenggarakan oleh
%impunan $ahasiswa Kimia 6$IP# 4!7& di (uang eminar 6$IP# 4!7& abtu& .- $ei .1,2.
88
)
"osen 9urusan Pendidikan Kimia 6$IP# 4!7 7ogyakarta
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI
PENINGKATAN KUALITAS GURU DAN PESERTA DIDIK
*)
Dr. Das Salirawati, M.Si
**)
(oy *arnes (.11:) menyatakan bahwa perubahan kurikulum akan berhasil bila gurunya
mau berubah. ;ebih lanjut dikatakan bahwa guru sangat penting dalam menentukan berhasil
tidaknya ino+asi kurikulum. *eberapa pendapat tersebut mengarah pada satu makna& bahwa
perubahan<ino+asi kurikulum akan berhasil sangat tergantung pada kemauan dan kemampuan
guru dalam menangkap perubahan yang terjadi dan kemudian melaksanakan.
aat ini kita menghadapi implementasi Kurikulum .1,0& yaitu kurikulum yang diharapkan
mampu membawa perubahan berbagai paradigma dalam proses pembelajaran ke arah pening'
katan kualitas pendidikan. )leh karena itu penting bagi kita yang berkecimpung di dunia
pendidikan& baik pendidik& tenaga kependidikan& dan semua pihak yang berkaitan dengan pelaksa'
naan pendidikan di Indonesia& untuk mempersiapkan diri sebagai bentuk kompetensi adaptif dan
antisipatif terhadap segala kemungkinan perubahan yang terjadi. osialisasi Kurikulum .1,0 telah
dilakukan secara serentak terhadap asesor'asesor (dosen'dosen) dari ;PTK penyelenggara P;P/
seluruh Indonesia agar dalam P;P/ guru'guru dapat tersertifikasi sekaligus memahami esensi
Kurikulum .1,0 seperti harapan yang terkandung di dalamnya. *agaimanakah implementasi
Kurikulum .1,0 di lapangan& antara harapan yang ingin dicapai dan kenyataan yang terjadi di
lapangan& adakah terjadi kesenjangan atau tak ada kendala yang berarti= $ari kita sharingkan.
RASIONAL LAHIRNYA KURIKULUM 2013
*anyak isu berkembang dengan adanya kemunculan Kurikulum .1,0& diantaranya yang
tercatat oleh Kemdikbud sebagai isu yang paling ramai adalah terkesan mendadak& tanpa e+aluasi
terhadap kurikulum yang sedang berjalan& tidak melibatkan guru atau asosiasi profesi pendidik&
kurang sosialisasi& menghapus atau mengurangi mata pelajaran yang mendukung di persaingan
global (*ahasa Inggris dan TIK)& dan dianggap tidak menjawab apa yang dibutuhkan peserta didik..
emua isu tersebut terjadi& karena memang seolah'olah Kurikulum .1,0 muncul tiba'tiba
tanpa ada hal'hal yang mendasari kemunculannya. Tentu saja hal tersebut tidak tepat& karena tidak
mungkin seorang $enteri melakukan sesuatu berskala nasional tanpa dasar'dasar pemikiran yang
kuat. Kurikulum .1,0 dilahirkan setelah melalui analisis yang mendalam& baik terhadap berbagai
masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan selama ini maupun kajian terhadap pelaksanaan
kurikulum sebelumnya. $elalui perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Pada Pasal 0 44 !o. .1<.110 tentang istem Pendidikan !asional menyatakan tujuan
pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan 7ang $aha Esa& berakhlak mulia& sehat& berilmu& cakap&
kreatif& mandiri& dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan itu
harus dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang berpedoman pada kurikulum.
.
elain amanah 44 tersebut& ada dua hal yang mendasari adanya perbaikan kurikulum .11>& yaitu
adanya tantangan internal dan eksternal yang harus dihadapi bangsa kita.
Tantangan internal yang dimaksud adalah adanya tuntutan pendidikan yang mengacu pada
delapan tandar !asional Pendidikan yang harus dipenuhi dan dicapai& yaitu standar isi& proses&
kompetensi lulusan& pendidik dan tenaga kependidikan& sarana dan prasarana& pembiayaan&
pengelolaan& dan penilaian pendidikan. esuatu yang standar kalau dapat dicapai pasti akan
membawa dampak positif bagi perkembangan dan peningkatan pendidikan bangsa kita. Tantangan
internal lainnya adalah melimpahnya "$ pada usia produktif yang sebagian besar dipandang
tidak kompeten di dunia kerja& sehingga menjadi beban pembangunan. *eban tersebut dapat
berubah menjadi modal pembangunan jika mereka dibina menjadi "$ yang kompeten& dan
perubahan tersebut hanya dapat dilakukan melalui perbaikan pendidikan& seperti kurikulum&
pendidik dan tenaga kependidikan& sarana prasarana& pendanaan& dan pengelolaan. "engan
berubahnya beban pembangunan menjadi modal pembangunan& maka mereka bersama'sama
dapat membangun dan meningkatkan kualitas hidup bangsa.
Tantangan eksternal yang dihadapi bangsa kita di masa'masa mendatang relatif banyak
dan mau tidak mau membutuhkan persiapan dalam menghadapinya. Tantangan tersebut meliputi
globalisasi? @T)& #E#! Aommunity& #PEA& A#6T#B masalah lingkungan hidupB kemajuan
teknologi informasiB kon+ergensi ilmu dan teknologiB ekonomi berbasis pengetahuanB kebangkitan
industri kreatif dan budayaB pergeseran kekuatan ekonomi duniaB pengaruh dan imbas teknosainsB
mutu& in+estasi dan transformasi pada sektor pendidikanB dan materi TI$ dan PI# yang
menjadi standar internasional kemajuan dunia pendidikan.
Tantangan eksternal lainnya berupa kompetensi'kompetensi yang harus dimiliki anak didik
di Indonesia untuk menghadapi masa depan& seperti kemampuan? berkomunikasi& berpikir jernih
dan kritis& mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan& menjadi warga negara yang
bertanggungjawab& mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda& hidup
dalam masyarakat yang mengglobal& memiliki minat luas dalam kehidupan& kesiapan untuk
bekerja& kecerdasan sesuai dengan bakat<minatnya& dan rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
elain itu adanya persepsi masyarakat bahwa pendidikan terlalu menitikberatkan pada aspek
kognitif& beban siswa terlalu berat& dan kurang bermuatan karakter juga merupakan tantangan
eksternal yang perlu dipikirkan. Pendidikan di masa depan juga harus mewaspadai perkembangan
pengetahuan dan pedagogi di bidang !eurologi& Psikologi& dan kecenderungan pembelajaran yang
berdasarkan penemuan dan kolaboratif (observation based discovery learning dan collaborative
learning). Tantangan'tantangan tersebut menjadi pemicu bagi bangsa kita untuk memikirkan
bagaimana bentuk pendidikan nantinya agar generasi penerus bangsa kita mampu dan siap
menerima tongkat estafet dalam menjaga dan melestarikan bangsa& sehingga mampu berada
dalam deretan negara yang diperhitungkan di kancah dunia.
0
9ika sekitar sepuluh tahun yang lalu permasalahan makro dunia pendidikan kita berkaitan
dengan kuantitas& kualitas& rele+ansi& efisiensi dan efekti+itas pendidikan& maka sekarang ini kita
mendapat tambahan satu permasalahan yang krusial& yaitu pembinaan generasi muda. %al ini
karena maraknya perkelahian pelajar (bahkan mahasiswa)& narkoba& kecurangan dalam ujian&
gejolak masyarakat (social unrest) yang mudah terpro+okasi oleh pihak'pihak yang tidak bertang'
gungjawab& sehingga dikhawatirkan mengarah pada disintegrasi bangsa. *elum lagi setiap hari kita
disuguhi perkara korupsi yang dilakukan oleh para pejabat yang notabene bukan orang biasa&
tetapi memiliki latar belakang pendidikan tinggi. "itambah lagi adanya fenomena plagiarisme yang
berkembang di lingkungan akademik.
*erdasarkan kajian masalah tersebut& maka dilakukan pembenahan di dunia pendidikan
yang dimulai dengan membenahi kurikulum. "engan adanya kurikulum baru diharapkan akan
terjadi perubahan paradigma& baik pada diri pendidik& peserta didik& maupun pihak yang terlibat
dalam dunia pendidikan& ke arah peningkatan kualitas pendidikan. "engan demikian tujuan pendi'
dikan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati& olah pikir& olah
rasa& dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global akan tercapai.
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
Kurikulum .1,0 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman& produktif& kreatif& ino+atif& dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat& berbangsa& bernegara& dan
peradaban dunia (Permendikbud (I !o >-<.1,0).
Kurikulum .1,0 memberikan sentuhan'sentuhan perubahan pola pikir dalam rangka
melaksanakan dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan menjawab tantangan internal dan
ekternal. #da empat hal yang dibenahi dari Kurikulum .11> (KTP) oleh Kurikulum .1,0& yaitu?
1. Penataan Poa P!"!# $an Tata Keoa
Pada Kurikulum .1,0 terdapat perubahan dalam hal penataan pola pikir perumusan kuriku'
lum& seperti (,) K; yang semula diturunkan dari I tetapi sekarang diturunkan dari kebutuhan& (.)
I diturunkan dari K; melalui Kompetensi Inti yang bebas mapel& (0) semua mapel berkontribusi
terhadap pembentukan sikap& keterampilan& dan pengetahuan& (2) materi pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai& dan (:) semua mapel diikat oleh Kompetensi Inti.
9ika pada KTP setiap mapel memiliki K;& maka pada Kurikulum .1,0 K; setiap mapel
sama. ebagai contoh& mapel Kimia pada KTP memiliki : K;& tetapi pada Kurikulum .1,0
memiliki K; yang sama dengan semua mapel pada ketiga aspek (pengetahuan& keterampilan&
dan sikap). K; yang sama dikarenakan K; diturunkan dari kebutuhan yang sama. $isalnya
untuk aspek keterampilan& kualifikasi kemampuan yang dirumuskan dalam K; untuk $# dan
setingkatnya adalah 3$emiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah
2
konkret dan abstrak sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan sumber'sumber
lain secara mandiri5. 9ika dicermati rumusan tersebut sesuai dengan situasi saat ini bahwa semua
peserta didik $# dan setingkatnya diharapkan mampu mengembangkan keterampilannya bukan
hanya dari yang dipelajari di sekolah& tetapi juga dari sumber'sumber belajar lain secara mandiri.
Pada mapel kimia& peserta didik selain memperoleh keterampilan berpraktikum di sekolah& diharap'
kan mereka juga mampu mengembangkan keterampilan penggunaan alat dan pengenalan bahan
di luar yang dipraktikumkan di sekolah.
Penataan lainnya& bahwa masalah pembentukan sikap& keterampilan& dan pengetahuan
menjadi tanggung jawab semua mapel. 9ika sebelumnya masalah penanaman karakter lebih
dibebankan pada mapel Pendidikan #gama dan PKn& maka pada Kurikulum .1,0 ditekankan pada
semua mapel. $eskipun sebelum Kurikulum .1,0 lahir kita telah mengembangkan ilabus yang
menyisipkan karakter di dalamnya& namun dengan adanya kebijakan tertulis dalam Kurikulum .1,0
menjadi anjuran yang bersifat mengikat pada semua jenjang pendidikan.
9ika KTP merumuskan kompetensi dari materi pelajaran& maka pada Kurikulum .1,0
sebaliknya. %al ini berarti pada Kurikulum .1,0 guru dibebaskan untuk mengembangkan materi
pelajaran asalkan tetap mengacu pada kompetensi yang ingin dicapai. "engan demikian guru yang
kreatif dan ino+atif serta berwawasan luas dapat mengembangkan seluas'luasnya dan sedalam'
dalamnya materi yang diajarkan. ebaliknya guru yang 3minimalis5 akan mengajarkan materi pela'
jaran yang biasa'biasa saja tanpa pengembangan keluasan dan kedalaman konsep yang berarti.
Pada Kurikulum .1,0 kita mengenal istilah Kompetensi Inti (KI) yang dirancang seiring
dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. $elalui kompetensi inti& integrasi
+ertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. #da 2 KI yang dimun'
culkan& yaitu KI', untuk sikap spiritualB KI'. untuk sikap sosialB KI'0 untuk pengetahuanB dan KI'2
untuk keterampilan. KI kelas dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mapel dimana KI kelas
menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar& artinya semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam KI.
Kurikullum .1,0 juga melakukan penyempurnaan pola pikir& seperti (,) perubahan teacher
centered menuju student centeredB (.) satu arah menjadi interaktifB (0) terisolasi menjadi pembe'
lajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet)B (2) pasif menjadi aktif mencari (diperkuat dengan
penerapan pendekatan saintifik)B (:) indi+idual ke team work orientedB (>) alat tunggal menjadi
berbasis alat multimediaB (C) berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)B (D) ilmu
pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi jamak (multidisciplines)B dan (-) pasif menjadi kritis.
emua perubahan paradigma atau pola pikir tersebut sejalan dengan kemajuan di era globalisasi&
:
sehingga seharusnya dipahami oleh para pendidik sebagai suatu dorongan untuk maju dan
berkembang mensejajarkan dengan negara'negara yang telah maju bidang pendidikannya.
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mapel.
Pendekatan Kurikulum .1,0 untuk $#<$# diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan.
)leh karena itu dalam Kurikulum .1,0 dilakukan penguatan tata kelola& yaitu (,) tata kerja guru
yang bersifat indi+idual diubah menjadi kolaboratifB (.) penguatan manajeman sekolah melalui
penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational
leader)B dan (0) penguatan sarpras untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
;angkah penguatan tata kelola secara konkret dilakukan melalui beberapa hal& yaitu (,)
menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari? buku pegangan peserta didik dan buku
pegangan guruB (.) menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah
disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkanB dan (0) memperkuat peran pendam'
pingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Pen$aa%an $an Pe#&a'an Mate#!
Indonesia telah empat kali berpartisipasi dalam TI$ (Trends in Mathematics and Science
Study)& yaitu tahun ,---& .110& .11C& dan .1,,& tetapi hanya mengikutkan peserta didik grade D
(peserta didik kelas D $P<$Ts). Aapaian peserta didik kelas D di Indonesia terhadap empat kali
keikutsertaan dalam TI$ dalam ains berada di papan bawah dibandingkan capaian peserta
didik setingkat di beberapa negara di #sia (%ongkong& 9apan& Korea& Taiwan& $alaysia& Thailand).
(ata'rata skor prestasi ains peserta didik Indonesia pada TI$ tahun ,---& .110& .11C& dan
.1,, secara berturutan adalah 20:& 2.1& 200& dan 21> dan menempati peringkat 0. dari 0D negara
(tahun ,---)& peringkat 0C dari 2> negara (tahun .110)& peringkat 0: dari 2- negara (tahun .11C)&
dan peringkat 21 dari 2. negara (tahun .1,,) ("as alirawati& .1,.).
%asil TI$ dan PI# menjadi salah satu alasan $endiknas berpikir untuk melakukan
perubahan Kurikulum .11> (KTP) menjadi Kurikulum .1,0. %asil TI$ menunjukkan bahwa
peserta didik kita sangat piawai ketika menghadapi soal yang bersifat teoretis dan hafalan dan
terpuruk jatuh ketika menghadapi soal yang mengungkap aspek tingkat tinggi& yaitu soal yang
memerlukan aplikasi (applying) dan penalaran (reasoning). Kenyataan ini menunjukkan bahwa
pembelajaran di Indonesia relatif belum memadai dalam memberikan bekal kepada peserta didik
untuk menciptakan pembelajaran yang menantang& artinya pembelajaran yang mampu mengajak
peserta didik untuk menggunakan konsep'konsep yang dipelajarinya dalam menyelesaikan soal
dan menggunakan logika berpikirnya (menalar). )leh karena itu implementasi Kurikulum .1,0 juga
merancang program pelatihan guru yang direncanakan akan dilakukan secara periodik bagi guru'
guru di setiap jenjang sekolah& agar senantiasa guru berkesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalannya dalam wadah yang kondusif dan terarah.
>
elain itu& capaian anak'anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TI$ dan PI#. %al ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji
yang ditanyakan di TI$ dan PI# tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. %al inilah yang
mendasari dilakukannya pendalaman (berkaitan dengan tingkat penguasaan) dan perluasan materi
(berkaitan dengan banyaknya konsep yang diajarkan) yang rele+an bagi peserta didik.
;angkah yang dilakukan yang berkaitan dengan pendalaman dan perluasan materi adalah
(,) e+aluasi ulang ruang lingkup materi& yaitu dengan meniadakan materi yang tidak esensial atau
tidak rele+an bagi peserta didik& mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik& dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam skala internasionalB (.) e+aluasi
ulang kedalaman materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional (sampai dengan
reasoning)B dan (0) menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.
3. Pen(&atan P#o'e'
esuai dengan tandar Kompetensi ;ulusan& sasaran pembelajaran mencakup pengem'
bangan ranah sikap& pengetahuan& dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan
pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. ikap diperoleh melalui akti+itas3 menerima& menjalankan& menghargai& menghayati& dan
mengamalkan5. Pengetahuan diperoleh melalui akti+itas3 mengingat& memahami& menerapkan&
menganalisis& menge+aluasi& mencipta. Keterampilan diperoleh melalui akti+itas3 mengamati&
menanya& mencoba& menalar& menyaji& dan mencipta5.
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses. 4ntuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific)& tematik terpadu
(tematik antarmata pelajaran)& dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan<penelitian (discoveryin!uiry learning". 4ntuk mendorong
kemampuan peserta didik dalam menghasilkan karya kontekstual& baik indi+idual maupun
kelompok& maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (pro#ect based learning".
"engan melihat kerangka kompetensi abad ., (umber? $%
st
Century Skills& Education&
Competitiveness' (artnership for $%st Century& .11D) menunjukkan bahwa di abad ., ada tiga hal
penting yang harus diperhatikan oleh setiap negara agar dapat berkompetisi secara internasional&
yaitu kecakapan dalam kehidupan dan karir (life and career skills)& kecakapan dalam pembelajaran
dan berino+asi (learning and innovation skills)& dan kecakapan yang berkaitan dengan informasi&
media& dan teknologi (information& media& and technology skills).
4ntuk menghadapi abad ., penting dikembangkan kecakapan yang berkaitan dengan
kehidupan dan karir& dimana pendidikan harus mampu mencetak peserta didik yang fleksibel dan
adaptif& berinisiatif dan mandiri& menguasai keterampilan sosial dan budaya& produktif dan akun'
C
tabel& dan diperlukan kepemimpinan dan tanggung jawab. edangkan dari segi kecakapan
pembelajaran sangat penting diciptakan pembelajaran yang kreatif dan ino+atif& berpikir kritis& dan
meningkatkan intensitas komunikasi dan kolaborasi. Pada abad ., harapannya setiap peserta didik
melek informasi& melek media& dan melek teknologi informasi dan komunikasi.
Penguatan proses dilakukan atas dasar keyakinan bahwa proses pembelajaran tidak cukup
hanya meningkatkan pengetahuan (melalui core sub#ects)& tetapi harus dilengkapi kemampuan
kreatif dan kritis& berkarakter kuat& seperti bertanggung jawab& sosial& toleran& produktif& adaptif& dan
lain'lain. "isamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan komunikasi.
"alam hal penilaian pendidikan& maka penguatan proses dilakukan dengan cara mendu'
kung keseimbangan penilaian? tes standar serta penilaian normatif dan sumatifB menekankan pada
pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik& dan membolehkan pengembangan
portofolio peserta didik. elain itu juga ditekankan perlunya mempersiapkan proses penilaian yang
tidak hanya berupa tes& tetapi dilengkapi dengan penilaian lain& termasuk portofolio peserta didik.
"alam hal pengembangan profesional& penguatan proses dilakukan dengan cara mencipta'
kan latihan pembelajaran& dukungan "$ dan infrastrukturB memungkinkan pendidik untuk berko'
laborasi& berbagi pengalaman dan integrasinya di kelasB memungkinkan peserta didik untuk belajar
yang rele+an dengan konteks duniaB dan mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam
pembelajaran& baik langsung maupun online. emua penguatan proses tersebut hanya dapat
dilakukan jika terdapat dukungan lingkungan pendidikan yang memadai.
$enurut "yers& 9.%. et al (.1,,)& .<0 dari kemampuan kreati+itas seseorang diperoleh
melalui pendidikan& ,<0 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan
inteligensi& yaitu ,<0 dari pendidikan& .<0 sisanya dari genetik. Kemampuan kreati+itas diperoleh
melalui berbagai akti+itas personal& yaitu observing (mengamati)& !uestioning (menanya)&
associating (menalar)& e)perimenting (mencoba)& dan akti+itas interpersonal yang berupa
networking (membentuk jejaring). )leh karena itu pembelajaran berbasis inteligensi tidak akan
memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan :1E) dibandingkan yang berbasis kreati+itas
(sampai .11E).
%al inilah yang mendorong bangsa kita berpikir tentang perlunya merumuskan kurikulum
berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses
mengamati& menanya& menalar& dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan
kreati+itas peserta didik& atau melalui penerapan pendekatan saintifik. "isamping itu& dibiasakan
bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning'
). Pen*e'&a!an Be+an
alah satu alasan yang sering diungkapkan guru adalah beban mengajar yang terlalu berat&
sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk pengembangan diri. $eskipun kita ketahui& bahwa
D
pengembangan diri seorang guru sebenarnya dapat dilakukan kapan saja asalkan ada kemauan
untuk melakukan& namun pada Kurikulum .1,0 ini tetap memperhatikan keluhan beban berat guru
tersebut. "emikian juga dengan peserta didik& banyak keluhan diungkapkan sebagai hal yang
memberatkan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Kurikulum .1,0 mencoba melakukan
penyesuaian beban. #dapun penyesuaian beban yang dimaksud adalah?
Pea"& Be+an Pen*ee'a!an
/uru
$enyusun silabus "isediakan buku pegangan guru
$encari buku yang sesuai
$engajar beberapa mapel dengan
cara berbeda
Pendekatan tematik terpadu mengguna'
kan satu buku untuk semua mapel& se'
hingga dapat selaras dengan kemam'
puan *ahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi dan carrier of knowledge
$engajar banyak mapel
$enggunakan *ahasa Indonesia
sebagai penghela mata pelajaran
yang lain& sehingga selara
$enggunakan ilmu pengetahuan
sebagai penggerak pembahasan
Peserta didik
$empelajari banyak mapel
$empelajari mapel dengan cara
berbeda
$embeli buku Penyediaan buku teks oleh pemerintah<
daerah $embeli ;K
*erdasarkan uraian empat sasaran pengembangan kurikulum tersebut diharapkan akan
tercapai keseimbangan antara sikap& keterampilan& dan pengetahuan untuk membangun soft skills
dan hard skills. "engan demikian mulai dari tingkat " menuju Perguruan Tinggi akan terjadi
peningkatan dan pengembangan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill)& sedangkan
sikap (attitude) akan semakin mantap dan terinternalisasi sebagai bagian dari kehidupan peserta
didik. %al ini sejalan dengan prosedur pengembangan Kompetensi "asar Kurikulum .1,0 yang
dilakukan dengan cara mempertahankan K'K" lama yang sesuai dengan K; baru& mere+isi K'
K" lama disesuaikan dengan K; baru& dan menyusun K'K" baru. #khirnya harapan terbesar
dilahirkannya Kurikulum .1,0 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang? produktif& kreatif&
ino+atif& afektif melalui penguatan sikap& keterampilan& dan pengetahuan yang terintegrasi.
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
*erkaitan dengan implementasi Kurikulum .1,0& ada 2 tandar !asional yang mengalami
perubahan& yaitu tandar Isi (I)& tandar Kompetensi ;ulusan (K;)& tandar Proses& dan tan'
dar Penilaian Pendidikan. )leh karena itu dibuat empat Permendikbud baru untuk mengatur
keempat tandar tersebut& yaitu Permendikbud !o. :2<.1,0 tentang K;& Permendikbud !o.
>:<.1,0 tentang tandar Proses& Permendikbud !o. >><.1,0 tentang tandar Penilaian Pendi'
dikan& dan Permendikbud !o. >C F C1 tahun .1,0 tentang I.
-
"itinjau dari elemen kompetensi lulusan& maka perubahan yang terjadi adalah adanya
peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap&
keterampilan& dan pengetahuan. edangkan ditinjau dari kedudukan mapel& maka kompetensi
yang semula diturunkan dari mapel berubah menjadi mapel dikembangkan dari kompetensi. 9adi&
jika pada kurikulum sebelumnya materi pelajaran telah disiapkan baru kemudian dirumuskan
kompetensi& maka pada Kurikulum .1,0 sebaliknya. "engan dirumuskan terlebih dahulu kompe'
tensi& maka berarti guru diberi kebebasan untuk berkreasi mengembangkan materi asalkan ber'
tujuan untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Pada elemen truktur Kurikulum (mapel dan alokasi waktu)& terjadi perubahan pada semua
jenjang sekolah. Pada jenjang " terjadi beberapa perubahan& yaitu holistik berbasis sains (alam&
sosial& dan budaya)& jumlah mapel dari ,1 menjadi >& dan jumlah jam bertambah 2 9P<mgg akibat
perubahan pendekatan pembelajaran. #dapun mapel yang dihilangkan adalah IP# dan IP
(menjadi tematik di mapel lain)& $uatan ;okal& dan *ahasa Inggris& sedangkan keenam mapel yang
dipertahankan meliputi $atematika& *ahasa Indonesia& Pendidikan #gama& Pendidikan 9asmani
dan )lahraga& Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan& dan Kesenian.
Pada jenjang $P terjadi beberapa perubahan& yaitu TIK menjadi media semua mapel&
tidak berdiri sendiri sebagai mapel& pengembangan diri terintegrasi pada setiap mapel dan
ekstrakurikuler& jumlah mapel dari ,. menjadi ,1& dan jumlah jam bertambah > 9P<mgg akibat
perubahan pendekatan pembelajaran.
Pada jenjang $# terjadi beberapa perubahan& yaitu ada mapel wajib dan ada mapel
pilihan& pengurangan mapel yang harus diikuti peserta didik& jumlah jam bertambah , 9P<mgg
akibat perubahan pendekatan pembelajaran. edangkan pada jenjang $K terjadi beberapa
perubahan& yaitu penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (> program
keahlian& 21 bidang keahlian& ,., kompetensi keahlian)& pengurangan adaptif dan normatif&
penambahan produktif& dan produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri.
"itinjau dari proses pembelajaran& ada beberapa elemen perubahan& yaitu tandar Proses
yang semula terfokus pada Eksplorasi& Elaborasi& dan Konfirmasi dilengkapi dengan $engamati&
$enanya& $engolah& $enyajikan& $enyimpulkan& dan $enciptaB belajar tidak hanya terjadi di
ruang kelas& tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat B guru bukan satu'satunya sumber
belajarB dan sikap tidak diajarkan secara +erbal& tetapi melalui contoh dan teladan. Proses
pembelajaran di " sepenuhnya menerapkan pendekatan tematik integratif dari kelas I F GI&
sedangkan di $P IP# dan IP juga masing'masing diajarkan secara terpadu. Pada jenjang $#
terdapat mapel wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minat& sedangkan di $K kompetensi
keterampilan disesuaikan dengan standar industri.
Penilaian hasil belajar yang diterapkan pada Kurikulum .1,0 adalah penilaian berbasis
kompetensi& pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan
,1
hasil saja)& menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap& keterampilan& dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Pada Kurikulum .1,0 juga berusaha untuk memper'
kuat P#P (Penilaian #cuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor
yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Penggunaan P#P dapat memacu guru untuk
melaksanakan pembelajaran yang ideal& sehingga peserta didik mampu mencapai skor ideal
seperti yang diharapkan. elain itu& penilaian tidak hanya pada le+el K"& tetapi juga KI H K;& dan
kurikulum baru ini juga mendorong pemanfaatan portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
KURIKULUM 2013, ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN
etiap munculnya kebijakan baru pasti memberikan angin segar tentang hal baru yang
dipandang lebih baik daripada kebijakan yang diperbarui. "emikian juga dengan Kurikulum .1,0
tentu berharap akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan& baik dalam hal kondisi proses pembe'
lajaran yang lebih baik& kinerja pendidik yang semakin meningkat& sarpras yang semakin lengkap
dan memadai& maupun kelebihan lain yang dicoba ditata ulang. !amun demikian dalam implemen'
tasinya tentu banyak kendala yang dihadapi& mulai dari sosialisasi yang terkesan sangat singkat
waktunya& sampai pada kesiapan "$ yang menerapkan dalam proses pembelajaran. *eberapa
masalah yang mungkin ditemukan di lapangan antara lain?
1. Ma'aa- *an( Be#"a!tan $en(an Pen$aa%an $an Pe#&a'an Mate#! Pea.a#an
Pada Kurikulum .1,0& guru dibebaskan mengembangkan materi pelajaran& baik kedalaman
maupun keluasan materi yang akan diajarkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya tipe
guru yang idealis dan guru yang minimalis. *agi guru yang idealis& maka akan menyambut
perubahan tersebut sebagai ajang menunjukkan dan mengekplorasi kemampuan yang dimilikinya
dengan mengembangkan sedalam'dalamnya dan seluas'luasnya materi yang diampunya. ebalik'
nya bagi guru minimalis& perubahan tersebut akan diterima dengan apatis dan tidak ada semangat
maupun kemauan untuk mengembangkan materi yang diajarkannya. Tipe guru seperti ini biasanya
sangat menikmati dengan 3kemapanan5 cara mengajar yang telah dilakukannya selama ini& karena
menurutnya 3baik'baik saja5 dan peserta didik tidak ada yang protes.
Kedua tipe guru ini sama'sama akan mengalami masalah dalam implementasi Kurikulum
.1,0. *agi guru idealis yang telah mengembangkan materi sedemikian rupa& tetapi jika pada
kenyataannya nantinya 4jian #khir !asional hanya mendasarkan pada materi dasar seperti kuri'
kulum sebelumnya tentu akan mematahkan semangatnya untuk berkreasi dan berino+asi mengem'
bangkan materi pelajaran. ebaliknya bagi guru minimalis kondisi tersebut akan menguntungkan.
Permasalahannya& lalu apa arti perubahan tersebut bagi peningkatan kualitas pendidikan= )leh
karena itu jika memang guru diberi kebebasan mengembangkan materi pelajaran& maka sistem
4#! haruslah diubah& minimal yang mampu mengakomodasikan perubahan tersebut.
,,
*agi semua guru& pengembangan materi pelajaran dapat dilakukan melalui pengayaan
materi setiap konsep yang ada dalam mapel tersebut. "i era yang serba canggih saat ini& sudah
bukan jamannya jika seorang guru hanya berpegang pada satu sumber belajar dan melek
teknologi juga harus dikuasai. )leh karena itulah TIK di $P dihapuskan& karena TIK tidak hanya
kemampuan yang harus dimiliki guru TIK& tetapi harus dimiliki semua guru. %al ini sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Aonstance *lasie H /eorge Palladino (.11:) bahwa pengetahuan dan
penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh
para guru& terutama guru sekolah lanjutan.
"engan demikian pengayaan materi dapat dilakukan guru dengan mudah melalui
penggunaan berbagai sumber belajar& seperti jurnal'jurnal dan buku'buku yang dapat diakses
langsung melalui internet& buku'buku pengayaan dan ensiklopedia yang banyak beredar di pasaran
(dari dalam negeri maupun luar negeri)& dan referensi lainnya berupa hasil penelitian yang dapat
dikaitkan dengan konsep kimia tertentu.
/uru yang tidak mampu mengembangkan ilmunya bukanlah guru masa depan& karena ia
akan tertinggal dengan kemajuan IPTEK yang demikian pesat. $enurut *all (,-DD? ..) pengu'
asaan guru terhadap bidang ilmunya merupakan sesuatu yang fundamental dan mutlak. /uru yang
menguasai bidang ilmunya akan mampu berbuat yang terbaik bagi peserta didiknya& ia tahu
bagaimana membuat pelajaran lebih menarik dan bagaimana menjelaskan materi tersebut kepada
anak didiknya& ia memiliki pengetahuan tetapi juga tahu bagaimana menyampaikan (9ean (udduck
H 9ulia 6lutter& .112 ? CD).
$eskipun pada pelaksanaan Kurikulum .1,0 akan disediakan buku peserta didik yang
berisi substansi pembelajaran untuk mencapai Kompetensi "asar& buku panduan guru yang berisi
panduan pelaksanaan proses pembelajaran dan panduan pengukuran dan penilaian hasil belajar&
serta silabus& namun kreati+itas guru dalam mengembangkan materi pelajaran tetap dituntut.
emua yang ada di sekitar kita dapat dijadikan sumber belajar& asalkan memenuhi kriteria sumber
belajar yang baik& yaitu ekonomis (tidak perlu berharga mahal)& praktis (mudah digunakan)& mudah
(tersedia di sekitar kita)& fleksibel (dapat digunakan untuk berbagai tujuan)& dan bermakna (sesuai
tujuan dan mampu membangkitkan moti+asi dan minat belajar) (udrajat& .11D). "engan demikian
buku teks& media cetak& media elektronik& nara sumber& lingkungan sekitar& dan sebagainya yang
dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran& semua dapat digunakan sebagai
sumber belajar.
2. Ma'aa- Pene#a/an Be#+a(a! Pen$e"atan $aa% Ran("a I%/e%enta'! K&#!"&&%
2013
Pada Kurikulum .1,0 selain AT; masih rele+an diterapkan& ada beberapa pendekatan
sebagai strategi penyampaian materi yang dianjurkan& yaitu? pembelajaran berbasis masalah
,.
(problem based learning)& pembelajaran berbasis proyek (pro#ect based learning)& pembelajaran
penemuan (discovery learning)& pendekatan saintifik (scientific approach)& dan tematif integratif.
Khusus mengenai pendekatan saintifik diwajibkan untuk diterapkan pada setiap jenjang
pendidikan dengan pola pembelajaran yang dimulai dari mengamati& menanya& mengolah& menya'
jikan& menyimpulkan& dan mencipta. edangkan untuk pendekatan yang lain& diterapkan sesuai
dengan kebutuhan. elama ini sebagian besar guru kemungkinan pernah menerapkan pendekatan
problem based learining& tetapi untuk pro#ect based learning kemungkinan relatif sedikit yang
menerapkan. Perbedaan keduanya adalah pro#ect based learning lebih dari sekedar memecahkan
masalah& karena permasalahan yang diangkat sebagai proyek memerlukan pemecahan yang lebih
kompleks dengan menggabungkan lebih dari satu konsep. (ro#ect based learning pemecahannya
memerlukan akti+itas lebih dari sekedar membaca buku atau membuka internet& tetapi peserta
didik melakukan action (tindakan nyata) untuk mengerjakan proyek tersebut ($el ilberman& ,-->).
$etode discovery learning adalah memahami konsep& arti& dan hubungan& melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. "engan metode discovery& peserta didik
didorong oleh rasa ingin tahu (curiousity) untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri. Pemahaman
suatu konsep didapat peserta didik melalui proses. "engan metode ini lebih ditekankan kepada
proses penemuan konsep dan bukan pada produknya. *iscovery terjadi bila indi+idu terlibat&
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Pada kenyataannya tidak semua guru piawai dalam menerapkan pendekatan yang dianjur'
kan& terutama pendekatan saintifik yang bersifat wajib. elain karakteristik setiap mapel yang khas&
juga adanya kendala alokasi waktu yang terkesan singkat untuk dapat menerapkannya sesuai
prosedur dari setiap pendekatan. !amun demikian dengan latihan dan penggunaan secara terus'
menerus& maka guru akan semakin piawai menerapkannya. %al ini hanya akan terwujud jika setiap
guru memiliki moti+asi dan kemauan yang tinggi untuk mencoba menerapkannya.
Permasalahan lain yang mungkin dihadapi& katakanlah bahwa guru sudah termoti+asi dan
memiliki kemauan& bagaimana dengan peserta didiknya= #pakah mereka dapat mengikuti tahap
demi tahap dalam penerapan pendekatan tersebut= #kan menjadi masalah jika ternyata peserta
didik tidak mau diajak 3maju5& padahal guru sudah mau 3maju5. )leh karena itu bukan hal yang
mudah untuk mengubah sesuatu yang baru& butuh proses dan waktu.
*agi guru sains& dimana dalam proses perolehan konsepnya harus menerapkan praktik
sebagai penguatan terhadap penguasaan materi di kelas& maka penting untuk mencoba mengem'
bangkan pendekatan'pendekatan tersebut yang dikaitkan dengan praktikum. Praktikum sangat
penting dilakukan mengingat pembelajaran sains& termasuk kimia tidak dapat dilakukan tanpa
adanya laboratorium (#my 9. Phelps H Aherin ;ee& .110). Pada penerapan discovery learning&
guru dapat meminta peserta didik melakukan praktikum berbasis lingkungan& yaitu praktikum yang
menggunakan alat dan bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari'hari untuk menemukan
,0
suatu konsep. ebagai contoh& peserta didik diminta membuat indikator alami dan menyelidiki sifat
asam basa dari berbagai larutan yang ada di sekitarnya hingga diperoleh konsep tentang sifat
asam dan basa berdasarkan indikator yang mereka buat.
Pada penerapan problem based learning& bisa saja peserta didik disuguhi masalah yang
ada kaitannya dalam kehidupan& misalnya dicarikan masalah berbasis kontro+ersi yang ada di
masyarakat agar menarik bagi mereka. ebagai contoh& ketika guru mengajarkan materi tentang
4nsur /olongan %alogen& maka dapat dihubungkan dengan isu adanya masyarakat yang masih
menderita /#KI (/angguan #kibat Kekurangan Iodium). $asalah yang dapat dikemukakan bisa
mulai dari mengapa garam harus diberi iodium= $engapa garam sudah diberi iodium tetapi masih
banyak masyarakat yang menderita /#KI= #dakah makanan lain yang dapat menjadi sumber
iodium= #pa pentingnya iodium bagi tubuh kita= *enarkah iodium dapat menyebabkan kita pintar=
*agaimanakah cara mendeteksi adanya iodium dalam garam= Isu lain yang dapat diungkap misal'
nya tentang formalin<boraks dalam makanan& $/& merkuri dalam kosmetik& gas klorin pada
percampuran detergen dengan pemutih& dan lain'lain.
3. Ma'aa- *an( Be#"a!tan $en(an Tantan(an Soa0'oa $aa% TIMSS
*anyak soal yang ditanyakan dalam TI$ yang memang tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia& menyebabkan kita harus berpikir ulang tentang kecukupan materi yang kita berikan
pada peserta didik (asas adekuasi). elain itu& peserta didik kita belum terbiasa memecahkan soal
yang berkaitan dengan aplikasi konsep dalam kehidupan dan soal yang memerlukan penalaran.
)leh karena itu& pada Kurikulum .1,0 seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan pembe'
lajaran yang menantang& sehingga mampu membangkitkan sikap kritis& logis& kreatif& dan ino+atif
pada peserta didik. *erikut ini beberapa contoh soal yang termasuk dalam kognitif tingkat tinggi
(penerapan dan penalaran) yang ada dalam TI$ .1,,?

,2

oal'soal seperti di atas hanya dapat dijawab jika peserta didik terbiasa diajarkan untuk
selalu mengaitkan materi pelajaran dengan aplikasinya dalam kehidupan.
). Ma'aa- *an( Be#"a!tan $en(an Pen!a!an Ko%/eten'! Int!
Pada Kurikulum .1,0 terdapat 2 KI yang harus ditagih dalam bentuk penilaian. Ketika guru
ingin melakukan penilaian aspek kognitif (KI'0)& mungkin tidak mengalami kendala& karena sudah
biasa dilakukan. !amun ketika akan melakukan penilaian aspek afektif& yaitu sikap spiritual (KI',)
dan sikap sosial (KI'.)& juga aspek keterampilan (KI'2)& guru mengalami kendala dalam hal format
penilaian yang akan digunakan. *anyak contoh format penilaian sikap dan aspek keterampilan
yang dapat diacu dari berbagai buku maupun hasil penelitian& namun format penilaian tersebut
tidak selalu cocok untuk kondisi sekolah dan karakteristik peserta didik& sehingga perlu dimodifikasi
agar sesuai dengan informasi yang dibutuhkan guru.
Kurikulum kita secara konsep memang sangat bagus diterapkan pada kelas kecil (small
class)& tetapi kenyataan di lapangan masih banyak sekolah dengan kelas besar (large class).
eorang guru yang hanya memiliki sepasang mata tentu tidak akan mampu mengamati 21 F :1
peserta didik dalam waktu bersamaan untuk penilaian sikap. )leh karena itu dalam setiap
pertemuan yang dirancang dalam (PP& sebaiknya guru tidak terlalu banyak 3keinginan5 untuk
menilai banyak sikap& karena apa yang dirancang dalam (PP ditagih dalam penilaian. emua
konsep pasti memiliki aspek sikap sosial yang menonjol untuk dinilai& sehingga hal itu dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan sikap sosial yang akan dinilai untuk setiap pertemuan.
ebagai contoh& setiap pertemuan kita hanya memunculkan dua sikap sosial untuk dinilai& sehing'
ga tidak memberatkan kita dalam pengambilan nilai& terutama jika menilai melalui teknik obser+asi.
*agaimana dengan penilaian sikap spiritual= !ampaknya sulit bagi guru untuk menilai sikap
yang berkaitan dengan spiritual& namun jika sikap spiritual tersebut kita hubungkan dengan konsep
tertentu& pasti lebih mudah bagi kita merumuskan pernyataan dalam instrumen penilaiannya. eba'
gai contoh& kita akan kesulitan jika diminta menilai 3rasa bersyukur5& karena hal itu sangat luas dan
,:
sulit dioperasionalkan& tetapi ketika di belakang kata bersyukur dikaitkan dengan suatu konsep dari
materi pelajaran& maka pasti kita dapat mengoperasionalkan.
Portofolio yang dianjurkan pada kenyataannya di lapangan banyak yang kesulitan untuk
melakukannya. Kendala yang utama adalah kelas yang diampu oleh guru bukanlah kelas kecil
yang hanya terdiri dari ,1 F ,:& tetapi kelas besar dengan jumlah 01 F :1 peserta didik. %al ini
tentunya memerlukan kerja ekstra guru untuk mengumpulkan setiap hasil karya dan kerja tiap'tiap
peserta didik dalam satu file yang saling terpisah. Kerja ini dapat diperingan dengan cara
memberikan tugas yang sama atau sejenis& sehingga mempermudah dalam koreksi. %al ini karena
kerja terberat dalam portofolio bukan pada pengumpulannya& tetapi pada pengoreksian hasil karya.
PENUTUP
ecara konseptual Kurikulum .1,0 sangat bagus ditinjau dari berbagai aspek yang ditawar'
kan& seperti pendekatan saintifik yang dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran&
sistem penilaian terhadap empat Kompetensi Inti yang mampu menggambarkan kemampuan pe'
serta didik secara komprehensif& dan penataan tata kelola dan pola pikir yang semakin sempurna.
!amun pada kenyataannya "$ kita& khususnya pendidik relatif belum siap mengimplementasikan
semua rancangan yang ada dalam Kurikulum .1,0.
Implementasi memang merupakan bagian terberat dari adanya kebijakan baru& karena
selalu ada pro kontra diantara pelaksana di lapangan. *agi mereka yang menerima ,11E& tentu
ada optimisme di dalam jiwanya bahwa perubahan kebijakan yang digulirkan pasti akan membawa
dampak positif bagi dunia kerjanya yang selama ini ditekuni. *agi yang menerima setengah hati&
ada sedikit keraguan akan keberhasilan kebijakan baru jika diterapkan. !amun bagi yang ,11E
menolak kebijakan& pastilah mereka pesimis dan ada rasa sinis dengan keberhasilan yang dituju
kebijakan baru tersebut.
iapapun mereka& menerima& setengah hati menerima& atau menolak& semua pasti memiliki
alasan atau argumen sendiri'sendiri. !amun sesungguhnya sebagai insan akademik tentu kita
berharap agar selalu positive thinking terhadap setiap kebijakan baru sambil berusaha mengimple'
mentasikan semampu dan sebaik mungkin. *ukankah kita harus mencoba sesuatu yang baru
terlebih dahulu& baru kemudian dapat berkomentar& bukan 3kalah sebelum perang5=
ebagai pendidik sudah sewajarnya kita selalu berusaha mengembangkan diri dan mening'
katkan profesionalisme dengan selalu memperluas wawasan ilmu yang kita miliki dan mengikuti
setiap kemajuan IPTEK yang ada. #da maupun tiada perubahan kurikulum& kita harus berusaha
memajukan pendidikan& meskipun hanya di lingkungan sekolah kita. emoga kita menjadikan
profesi pendidik sebagai panggilan jiwa dan ladang kebaikan& bukan karena keterpaksaan. #miin.
,>
DA1TAR PUSTAKA
#my 9. Phelps H Aherin ;ee. (.110). The power of practice+ what students learn from how we
teach. 9ournal of Ahemical Education& D1 (C)& D.- F D0..
*all& ". ;. (,-DD). ,nlearning to teach mathematics. East ;ansing? $ichigan tate 4ni+ersity&
!ational Aenter for (esearch on Teacher Education.
Aonstance *lasie H /eorge Palladino. (.11:). -mplementing the professional development
standards+ a research department.s innovative masters degree program for high school
chemistry teachers. 9ournal of Ahemical Education. D. (2)& :>C F :C1.
"as alirawati. (.1,.). (rofil kemampuan peserta didik indonesia menurut benchmark lnter/
nasional' eminar !asional %otel alak %eritage. *ogor. tanggal 0 "esember .1,..
"epdikbud. (.1,0). (ermendikbud 0omor 12 tahun $3%4+ tentang 5erangka *asar dan Struktur
5urikulum SM6M6. 9akarta? Kemendikbud (I.
"epdiknas. (.110). ,, 7- 0o' $3$334+ Sistem (endidikan 0asional. 9akarta? "epdiknas.
IIIIIIIII (.11:). (( 7- 0o' %2$33+ Standar 0asional (endidikan. 9akarta? "epdiknas.
"yers& 9.%. et. al (.1,,)& -nnovators *06. !ew 7ork? %ar+ard *usiness (e+iew
9ean (udduck H 9ulia 6lutter. (.112). 8ow to improve your school. !ew 7ork ? Aontinuum.
$el ilberman. (,-->). 6ctive 9earning+ %3% Strategi (embela#aran 6ktif'' 7ogyakarta? 7appendis.

)li+ia& Peter& 6. (,--.). *eveloping the Curriculum. !ew 7ork ? %arper Aollins Publishers.
(onald *randt. (,--0). What do you mean professional. Educational ;eadership. !omor >& :1&
$arch.
udrajat& #khmad. (.11D). Sumber bela#ar untuk mengefektifkan pembela#aran siswa. http?<<
akhmadsudrajat.wordpress.com.diakses tanggal . 6ebruari .1,0& jam .1.11 @I*.
(oy *arnes. (.11:). Moving towards technology education + :actors that facilitated teachers.
implementation of a technology curriculum. 9ournal of Technology Education. ,C (,)& > F ,D.
,C

Anda mungkin juga menyukai