Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN MANAJEMEN MASJID

A. PENDAHULUAN
Masjid merupakan tempat disemaikannya berbagai nilai kebajikan dan kemaslahatan
umat. Baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi. Semuanya bisa berjalan dan sukses jika
dirangkum dalam sebuah garis kebajikan manajemen masjid. Qurais shihab menjelaskan masjid
tempat ibadah kaum muslimin yang memilki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat
islam. Sejarah telah membuktikan multifungsi peranan mesjid tersebut. Mesjid bukan saja tempat
shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pengajian keagamaan, pendidikan militer dan fugsi-
fungsi sosial ekonomi lainnya.
Fungsi masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah ritual semata, melainkan fungsi masjid
harus dimaknai dalam berbagai dimensi kehidupan. Diantaranya, sebagai upaya pemberdayaan
masyrakat, peningkatan ekonomi umat, seperti penyenggara baitul mal, unit pelayanan zakat,
infak dan shodaqah. Oleh karena itu, pengelola masjid harus menyadari masjid menyimpan
potensi umat yang sangat besar jika digunakan secara optimal akan meningkatkan kesejahteraan
umat, sekurang kurangnya bagi jamaah masjid itu sendiri. Di antara salah satu upaya
memberdayakan masjid sebagai pusat kegiatan perekonomian melalui BMT. Namun dalam
kenyataannya, fungsi masjid yang berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal
dalam pembangunan umat dan peradaban islam. Agar pengurus masjid dapat bekerjasama
dengan baik dalam menjalankan roda kepengurusan, diperlukan mekanisme kerja yang baik.
Untk itu, manajemen masjid mesti diterapkan.

B. PENGERTI AN MANAJ EMEN MASJ I D
Manajemen berasal dari bahasa Inggris, dari kata to manage yang artinya mengurus,
membimbing dan mengawasi. Dalam bahasa Arab, manajemen disebut dengan Idarah. Adapun
pengertian manajemen adalah usaha mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain yang dilakukan
oleh seorang pemimpin. Masjid diambil dari kata bahasa arab sajada yang berarti tempat sujud
atau tempat menyembah Allah SWT. Secara teoritis-konseptual, mesjid adalah pusat kebudayaan
islam. Dari tempat suci inilah, syiar keislaman yang mengikuti aspek duniawi dan ukhrawi,
material-spiritual dimulai.
Ada beberapa pengertian manajemen masjid. Idarah Masjid ialah ilmu dan usaha yang
meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah
dan pusat kebudayaan islam. Menurut Drs.Moh.E.Ayub mendefinisikan Idarah Masjid adalah
usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana fungsinya. Dari sini, kita
bisa merumuskan definisi lain. Idarah Masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai
kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus masjid bersama staf
dan jamaahnya melalui berbagai aktifitas yang positif. Kepengurusan masjid menggunakan
manajemen yang baik, akan ada banyak manfaat yang diperoleh, yaitu;
1. Tujuan atau target kemakmuran masjid yang hendak dicapai akan terumuskan dengan jelas dan
matang, karena salah satu fungsi utama manajemen masjid adalah adanya perencanaan.
2. Usaha mencapai tujuan pemakmuran masjid bisa dilaksanakan secara bersama-sama dengan
kerjasama yang baik melalui koordinasi yang rapih, sehinga meskipun tugas atau pekerjaan
sebagai pengurus masjid berat, dapat dilaksanakan dengan ringan.
3. Dapat dihindari terjadinya tumpang tindih antara pengurus yang satu dengan yang lainnya,
4. Pelaksanaan tugas-tugas memakmurkan masjid dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
5. Pengontrolan dan evaluasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan standar atau tolak ukur yang
jelas.
6. gejala penyimpangan kerja dapat dicegah, karena mudah mendeteksinya, dan bila penyimpangan
betul-betul terjadi bisa dihentikan.


Kelompok 2
FUNGSI, PERANAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN MASJID

I . Fungsi Manajemen Masjid
Dalam ilmu manajemen, fungsi dikenal sebagai sesuatu yang harus dilakukan seorang
manajer untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan biasanya pencapaian tersebut dengan
menggunakan orang lain. Tujuan yang ingin dicapai manajemen masjid adalah mengoptimalkan
masjid sehingga fungsinya dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas umat. Oleh karena
itu, untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya persyaratan yang harus ada dalam kegiatan masjid
adalah
1. Harus ada tujuan.
2. Harus ada masyarakat/jamaah yang dipimpin (mamum).
3. Harus ada orang yang memimpin (imam).
4. Harus ada kerjasama antar pengurus dan pengurus dengan yang dipimpin.
5. Harus ada sistem atau pola dalam melaksanakan fungsi manajemen.
Dalam buku-buku tentang manajemen, maka akan didapati fungsi-fungsi manajemen
yang disederhanakan menjadi empat fungsi, yaitu :
A. Perencanaan
perencanaan adalah perumusan tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa yang
akan dilakukan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid sesuai dengan tingkat kemampuan
yang dimiliki. Perencanaan memiliki arti yang sangat penting, diantaranya :
Dengan demikian, tanpa adanya perencanaan yang baik, tidak hanya membuat
kepengurusan dan aktivitas menjadi kacau dan tidak punya arah yang jelas, tetapi kemajuan dan
kemunduran juga tidak bisa diukur. Akhirnya, jamaah masjid hanya beraktivitas secara rutin
karena memang sudah menjadi kewajiban yang harus digugurkan tanpa adanya upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas masjid.
B. Pengorganisasian
Perencanaan kegiatan masjid yang matang harus dilakukan dengan baik oleh
pengurus masjid. Untuk itu, perlu pengorganisasian yang solid bagi pengurusnya.
Pengorganisasian masjid adalah penyatuan, pengelompokan dan pengaturan pengurus masjid
untuk digerakkan dalam satu kesatuan kerja sebagaimana yang telah direncanakan. Dalam
pengorganisasian masjid, langkah-langkah yang perlu ditempuh, antara lain :
1. Membagi atau mengelompokkan aktivitas pemakmuran masjid dalam satu kesatuan.
2. Merumuskan dan menentukan tugas serta tanggung jawab struktur kepengurusan masjid dan
menempatkan personil pengurusnya sesuai dengan kemampuan, kemauan, pangalaman, kondisi
fisik dan mentalnya.
3. Memberikan wewenang dan tanggungjawab yang penuh dari pimpinan pengurus kepada staf-staf
dan pelaksananya.
4. Menciptakan jalinan kerja yang baik sehingga memiliki alur kerja yang solid.
Dalam manajemen masjid, pengorganisasian memiliki arti yang sangat penting, antara lain :
Penugasan kepada staf pengurus menjadi lebih mudah.
Memudahkan dipilihnya tenaga pelaksana yang tepat.
Pengorganisasian juga akan membuat terpadunya berbagai potensi pengurus dalam suatu
kerangka kerjasama pemakmuran masjid.
Memudahkan bagi pimpinan pengurus untuk mengendalikan dan mengevaluasi pelaksana suatu
kegiatan.
C. Pelaksanaan
fungsi pelaksanaan merupakan upaya membimbing dan mengarahkan seluruh potensi
pengurus untuk beraktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Pimpinan pengurus masjid harus memberikan rangsangan atau motivasi kepada pengurus untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Oleh karena itu, pimpinan pengurus masjid
perlu memberikan motivasi, membimbing dan mengarahkan staf pengurus masjid guna
menunaikan amanah kepengurusan dengan baik. Pemimpin dalam kepengurusan masjid menjadi
salah satu penentu bagi suksesnya pelaksanaan ini.
D. Pengawasan
Pengawasan atau kontrol, baik itu dari pimpinan kepada stafnya maupun dari staf kepada
pimpinan dan sesama staf kepengurusan masjid merupakan sesuatu yang penting. Terlaksananya
fungsi ini akan membuat pengurus menjadi tahu adanya kesalahan, kekurangan, kelemahan,
rintangan, tantangan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid.
Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan masjid,
mengukur keberhasilan dan kegagalannya dengan standar sebagaimana yang ditetapkan dalam
perencanaan untuk selanjutnya memperbaiki kesalahan dan kekurangan serta mencegah
terjadinya kegagalan.

I I . Peranan Masjid
Masjid memiliki kedudukan yang sangat penting bagi umat Islam dalam upaya
membentuk pribadi dan masyarakat yang Islami. Untuk bisa merasakan urgensi tersebut, masjid
harus difungsikan dengan sebaik-baiknya. Masjid yang fungsinya dapat dioptimalkan secara baik
adalah masjid yang didirikan atas dasar taqwa sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat
At-Taubah ayat 108 yang artinya :
Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang membersihkan
diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Peran masjid pada masa Rasulullah SAW inilah yang sangat penting untuk diketahui
agar tidak menyimpang dari aturan, antara lain :
1. Tempat beribadah / melaksanakan ibadah.
2. Tempat pertemuan.
3. Tempat bermusyawarah.
4. Tempat kegiatan sosial.
5. Tempat pengobatan orang sakit.
6. Tempat latihan dan mengatur siasat perang.
7. Tempat penerangan dan madrasah ilmu.
8. Tempat berdakwah.
Pada masa sekarang, peran masjid dapat dimaksimalkan sebagai pusat pembinaan umat
dengan memperbanyak sisi aktivitas. Aktivitas masjid semestinya tidak hanya menyentuh atau
melibatkan sekelompok orang atau golongan dan aktivitasnyapun tidak hanya berupa ibadah
tertentu yang bersifat ritual. Oleh karena itu, masjid harus memiliki program yang banyak dan
bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya, menyiapkan fasilitas
fisik masjid yang memadai, manajemen kepengurusan yang solid dan administrasi yang baik.
Peranan masjid hanya dapat terwujud dengan manajemen masjid yang baik dan
professional. Kalau tidak ditangani secara professional, maka masjid hanya merupakan
monument dan sebagai kerangka bangunan mati yang tidak dapat memancarkan perjuangan
syiar dan penegakan risalah kerasulan. Peranan masjid begitu penting dan besar dalam
mewujudkan masyarakat Islam. Beberapa masjid telah melahirkan mujahid-mujahid, para ahli,
ulama, dai dan pejuang Islam.

I I I . Ruang Lingkup Manajemen Masjid
Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis, masjid diartikan sebagai
tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut
Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah.
Fungsi paling utama masjid adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjamaah.
Kalau diperhatikan, shalat berjamaah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok Ajaran
Rasulullah SAW tentang shalat berjamaah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan
kepada kaum muslimin.
Dalam perjalanan sejarahnya, masjid telah mengalami perkembangan yang sangat pesat,
baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, ruang
lingkupnya adalah dimana ada komunitas muslim di situ ada masjid. Memang umat Islam tidak
bisa terlepas jauh dari ruang lingkup masjid. Di samping menjadi tempat beribadah, masjid telah
menjadi sarana berkumpul para jamaah, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dawah
dan kegiatan lain sebagainya.


Kelompok 3
ADMINISTRASI, ORGANISASI DAN MANAJEMEN MASJID

Administrasi
administrasi secara teminologi adalah usaha mendayagunakan semua tenaga, biaya dan
fasilitas secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya tujuan. sedangkan administrasi
masjid adalah upaya kerjasama sekelompok prang dalam mendayagunakan semua tenaga, biaya
dan fasilitas yang tersedia untuk memakmurkan masjid secara efektif dan efisien. Administrasi
internal masjid terdiri dari administrasi kesektariatan dan administrasi keuangan. Administrasi
yang diselenggarakan oleh sekretaris umum biasanya meliputi beberapa hal berikut ini :
1. menginterview surat yang masuk dan keluar dengan mencatatnya pada buku inventaris surat
masuk dan surat keluar.
2. membuat penomoran terhadap surat keluar yang dikeluarkan atas nama organisasi takmir.
3. mengagendakan pertemuan seluruh pengurus, serta mencatat rekomendasi dan hasil rapat
4. mendokumentasikan semua arsip
5. bertanggung jawab atas penggunaan identitas organisasi takmir masjid, baik berupa
penggunaan krop, stempel, dan sebagainya.

Organisasi
organisasi merupakan wadah dan struktur serta proses kegiatan sekelompok orang yang
bekerjasama atas darar hubungan rasional dan formal menurut tatanan hierarhi untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.

Manajemen Masjid
Manajemen adalah usaha mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain yang dilakukan
oleh seorang pemimpin, adapun secara bahasa yaitu mengatur, mengelola dan mengurus, dengan
cara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam bahasa arab
manajemen disebut dengan idarah.
Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah,
dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturahmi dikalangan kaum muslimin.
Manajemen masjid adalah satu set keterampilan yang dapat membantu takmir untuk
mendapatkan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan potensi masjid dan hal-hal
terkait dengan cara yang efektif dan produktif.


Kelompok 4
STRUKTUR dan BAGAN ORGANISASI MASJID

Dalam pengelolaan masjid dituntut adanya usaha yang lebih serius atau disebut dengan
manajemen yang profesional dan sesuai dengan kaidah-kaidah syariat Islamiyah.
Struktur Organisasi Masjid
Struktur organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang saling berhubungan satu
sama lainnya. Masing-masing unit mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi dihubungkan dengan
garis koordinasi. Adanya koordinasi inilah yang menyebabkan antar unit kerja menjadi satu
kesatuan.
Bagan Organisasi Masjid
Struktur organisasi pada umumnya dapat digambarkan dalam suatu sketsa yang disebut
badan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi, yang di dalamnya
memuat garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak yang disusun menurut kedudukan/fungsi
tertentu sebagai garis penegasan wewenang.
Pembagian Tugas Para Anggota Pengurus Masjid
I. KETUA
1. Memimpin dan mengendalikan kegiatan para anggota pengurus dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga mereka tetap berada pada kedudukan atau fungsinya masing-masing.
2. Mewakili organisasi ke luar atau ke dalam.
3. Mengawasi pelaksanaan program kerja.
4. Menandatangani surat-surat penting.
5. Memimpin evaluasi atas pelaksanaan program kerja.
6. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari program-program kerja yang telah dilakukan
diakhir pengurusan.

II. WAKIL KETUA
1. Mewakili ketua apabila berhalangan.
2. Membantu ketua dalam menjalankan program kerja.
3. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.


III. SEKRETARIS
1. Mewakili ketua dan wakil ketua apabila berhalangan.
2. Bertanggung jawab terhadap segala bentuk administrasi masjid
3. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.

IV. BENDAHARA
1.Mengelola keuangan masjid.
2.Merencanakan sumber dana masjid
3Menerima, menyimpan, dan membukukan keuangan.
4.Mengeluarkan uang sesuai kebutuhan.
5.Menyimpan tanda bukti penerima dan pengeluaran
6.Membuat laporan rutin.

V. PEMBANTU UMUM (KOORDINATOR UMUM)
Membantu secara umum kelancaran kegiatan pengurus masjid yang meliputi:
Penyampaian undangan
Mengumpulkan infak/sedekah/amala jariah/zakat
Mengajak warga masyarakat untuk ikut memakmurkan masjid
Sebagai penghubung organisasi dengan jamaah/masyarakat

Kelengkapan Organisasi Masjid
Bagi pengurus masjid, kelengkapan yang tidak boleh diabaikan adalah kelengkapan
administrasi. Diantaranya:
1. Sekretaris:
a. Buku notulen
b. Buku agenda
c. Buku anggota
d. Alat tulis kantor
2. Bendahara:
a. Buku kas
b. Buku inventaris
c. Alat tulis kantor

Kekompakan Pengurus Masjid
Pengurus masjid yang terdiri dari beberapa jabatan, menghendaki adanya kekompakan
diantara mereka. Karena kekompakan tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan masjid,
kegiatan-kegiatan masjid akan dapat berjalan dengan baik apabila dilaksanakan oleh pengurus
yang kompak dalam bekerja sama. Tanpa adanya kekompakan diantara pengurus masjid, maka
yang terjadi adalah kepincangan dalam kepengurusan yang berakibat kegiatan masjid terganggu
dan lumpuh.
A. Saling Pengertian
B. Tolong menolong
C. Saling Menasehati

Kelompok 5
KEUANGAN MASJID

Masjid memerlukan biaya yang tidaksedikit tiap bulannya. Biaya itu dikeluarkan untuk
menandai kegiatan rutin. Mengurus masjid,memelihara/merawatnya, dan melaksanakan kegiatan
masjid hanya mungkin terlaksana jika tersedia dana dalam jumlah yang mencukupi. Tanpa
ketersediaan dana, hamper semua gagasan memakmurkan menjadi tidak dapat dilaksanakan.
A. Cara mengumpulkan dana
Mengadakan bazaar(pasar amal)
Mengadakan pertunjukan
Menjual kalender hijriyah
Lelang barang bangunan masjid
B. Sumber dana masjid
Donatur tetap : donatur yang memberikanb sumbangannya secara rutin.
Donatur tidak tetap : mengajukan surat permohonan dengan menggunakan
proposal.
Donatur bebas : dana diperoleh baik darilingkungan jamaah masjid sendiri
maupun dari luar.
C. Menggerakkan dana jamaah masjid
Pendekatan : pengumpulan dana mesti dilakukan dengan cara yang baik, agar
para jamaah maumenyumbangkan hartanya dengan penuh keikhlasan dan
kesadaran.
Kegiatan yang jelas : pengurus masjid juga diharpkan memberikan informasi
yang jelas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengurus boasanya
mempersiapkan proposal atau rencana kegiatan.
Pengurus yang dipercaya : kepercayaan jamaah biasanya tumbuh karena
pengurus dikenal aktif di dalam berbagai kegiatan di masjid. Kepercayaan jamaah
sangat berpengaruh sangat besar terhadap berhasil dan tidaknya kegiatan masjid.
D. pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan masjid
setiap pengurus masjid diharapkan mampu menyusun laporan keuangan.sekurang-
kurangnya mencatat dengan jelas dari mana yang masuk, dan penggunaan dana di unitnya
masing-masing.


Kelompok 6
KEPEMIMPINAN MASJID


Secara harfiyah, iman berasal dari kata amma yaummu yang artinya menuju, menumpu dan
meneladani. Pemimpin disebut juga dengan khalifah yang berasal dari kata khalafa yang berarti
di belakang, karenanya khalifah dinyatakan sebagaipengganti karena memang pengganti itu
dibelakang atau dating sesudah yang digantikan.

A. Pengertian
Kepemimpinan adalah terjemahan dari leadership. Kata leadersip berasal darikata T.Lead
yang artinya memimpin. Pemimpin dalam islam digunakan sedikitnya 3 istilah : iman, wali atau
auliya, dan rain. pemimpin memiliki tipe atau gaya sendiri-sendiri. Kepemimpinan dalam
organisasi Tamir Masjid adalah kepemimpinan yang mengarah dan menganjurkan kepada taqwa
dan kebajikan bagi semuannya.
B. Gaya kepemimpinan menurut Drs.Moh.E.ayub:
Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi
Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan laissez faire
Gaya kepemimpinan situasional
Pemimpin masjid yang paling cocok adalah orang yang bertipe kepemimpinan situasional. Sebab
fitur kepemimpinan tersebut sangat mudah diterima oleh jamaah tyang pada kenyataannya
sangat beragam. Jamaah memerlukan pemimpin yang ngemong/membimbing dan tidak kaku,
yang afdol diajak berbicara oleh lapisan social manapun. Tipe tersebut pilihan paling efektif
untuk kepentingan ini. Sebab, kepemimpinan lebih merupakan seni ketimbang ilmu.
C. Hakikat kepemimpinan
Tanggung jawab bukan keistimewaan
Pengorbanan, bukan fasilitas
Kerja keras, bukan santai
Kewenangan melayani, bukan sewenangwenang
Keteladanan dan kepeloporan, bukan pengekor.







Kelompok 8
SIKAP DAN PERHATIAN PENGURUS MASJID TERHADAP MASJID,
MASYARAKAT, KHATIB, IMAM, REMAJA MASJID, MUADZIN, DAN MARBOT
(KARYAWAN MASJID

1. SI KAP PENGURUS MASJ I D
Pengurus masjid menyatu dengan jamaahnya. Mereka senantiasa berhubungan secara
akrab dan bekerjasama secara padu dalam seluruh pelaksanaan kegiiatan masjid. Pengurus
menjaga sikap baiknya ketika memberikan pelayanana ataupun ketika bertukar pikiran dan
bermusyawarah dengan jamaahnya. Terhadap jamaah pengurus masjid seharusnya mampu
memperlihatkan siikap:
Keterbukaan
Keakraban
Kesetiakawanan
Pengurus masjid dengan sikap-sikap seperti di atas wajar jika mereka berhasil memimpin,
mengelola, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan masjid berkat dukungan, bantuan dan
kerjassama para jamaahnya. Sikap seperti itu mencerminkan pribadi yang dapat di suritauladani
oleh jamaahnya. Sehingga apa yang mereka lakukan senaniasa membawa kemudahan ,
memberikan manfaat yang besar, hasil yang baik dan berkah bagi berbagai pihak.

2. SIKAP PENGURUS TERHADAP MASYARAKAT
Sikap pengurus masjid yang tidak baik terhadap masyarakat hanya akan menimbulkan
antipasti dan apriori terhadap pengurus dan masjid yang mereka pimpin, sikap pengrus masjid
terhadap masyarakat:
Lemah lembut
Peka (perhatian)
Koperatif (Bekerja sama)
Dalam berbagai program dan kegiatan yang bersifat positif, penguirus hendaknya mau di ajak
bekerja sama dan sama-sama bekerja dengan masyarakat.

3. SIKAP PENGURUS TERHADAP KHOTIB
Khotib yang bertugas di msjid dapat di katakana sebagai undangan khusus.
Kesediaannya di minta jauh-jauh hari sebelumnya, namanya di daftarkan dalam susunan jadwal
khotib yang akan berkhotbah di masjid itu. Maka, sudah sepatutnya pengururs masjid
memperlihatkan rasa hormat terhadap khotib itu sikap pengurus masjid terhadap khotib:
Sopan santun
Sikap sopan santun terhadap khotib perlu di tunjukan oleh pengurus maasjid, baik ketika
meminta kesediaannya mengisi khotbah, menjemputnya bila perlu penjemputan, menunggu
kehadiranny selama berada d masjid, maupun saat melepas atau mengantarkannya pulang.
Hormat
Pengurus perlu memberikan hormat dengan mengucapkan salam atau menjawabnya dan
bersalaman dengannya, baik ketika datang atau pergi meninggalkan masjid. Tidak perlu sampai
mencium tangan segala. Apabila pengurus sedang duduk-duduk, tidak perlu berdiri menyambut
kedatangan khatib. Cukup dengan menjawab salam atau bersalaman. Ini untuk menghindari
kyltus individu atau penghormatan yang berlebih-lebihan yang di larang oleh ajaran islam;
sekalipn khatib yang datang orang trkenal ataupun tokoh besar.

4. SIKAP PENGURUS TERHADAP IMAM
Sebagaimana sikap terhadap khotib, pengurus masjidpun harus memperhatikan imam masjid
dalam menjalankan tugasnya. Terutama yang berkaitan dengan dengan sarana dan fasilitas yang
di perlukannya. Pemberian sarana atupun fasilitas tentu di sesuaikan dengan kemampuan masjid.
Cukup di maklumi, tidak mudah mendapatkan orang yang memenuhi syarat dan mau menjadi
imam tetap di masjid. Sarana dan fasilitas yang perlu di perhatikan pengurus terhadap imam
masjid, antara lain:
Perlengkapan Sarana Ibadah
Buku-buku Agama Islam dan Umum
Honorarium imam.
Jaminan sosial

5. SIKAP PENGURUS TERHADAP REMAJA MASJID
Keberadaan remaja masjid sudah sepautnya mendapat perhatian pengurus masjid.Mereka
merupakan calon dan kader pemimpin atau ahli waris kepemimpinan. Mereka juga pendamping
aktif pengurus masjid dalam melaksanakan tugas dan kegiatan-kegiatan nya.
Kebapakan
Komunikatif
Terbuka

6. SIKAP PENGURUS TERHADAP MUADZIN (PETUGAS ADZAN)
Suara adzan merupakan panggilan ilahi kepada umat islam untuk memenuhi kewajiban
melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam. Suara itu biasanya terdengar mengalun indah
dari pengeras suara yang di pasang dari menara masjid. Suara adzan dapat menggetarkan hati
setiap insane yang beriman, dan mendorongnya segera memenuhi panggilan Allah. Suara itu
mengingatkan setiap muslim agar mrnangguhkan segala urusan dunia pada saat itu, dan bergegas
ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Suara adzan tak akan berkumandang tanpa ada yang melafazkannya. Orang yang
melakukannya di sebut muadzin.Di sinilah pengurus masjid perlu memperhatikan orang-orang
yang akan di pilih menjadi muadzin dengan memerlukan syarat-syarat tertentu, antara lain:
Fasih
Panjang Napas
Suara Merdu
Dalam menjalankan tugasnya, seorang muadzin perlu memperhatikan beberapa hal:
Persiapan tugas
Pelaksanaan Tugas
Tetap di tempat
Memperhatikan adab

7. SIKAP PENGURUS TERHADAP MARBOT (KARYAWAN MESJID)
Marbot mesjid mempunyai kedudukan yang mulia. Sebab, dialah yang bertanggung
jawabdalam memelihara kebersihan, keindahan, kerapihan, dan kesucian mesjid. Bahkan dia
pula yang bertugas menjaga keamanan harta benda mesjid, menutup dan membuka pintu mesjid,
mengontrol dan mengisi air, tempat wudlu dan kakus mesjid.
Pengurus mesjid yang bersikap baik terhadap marbot mesjid akan mendorong dan
memberinya semangat untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Sikap yang baik
teradapnya akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan tugas-
tugasnya, diperintah ataupun tidak.
1. Akrab
2. Mendidik
3. Santun
4. Menyantuni Marbot mesjid

Kebutuhan Pokok, Tanggungan anak, Kesehatan adalah Salah satu cara yang harus di
lakukan untuk meningkatkan kualitas pengurus masjid sebagaimana yang di inginkan adalah
pelatihan manajemen masjid , atau mengikut sertakan pengurus masjid dalam acara penataran-
penataran pengurus dilembaga dakwah yang amat pentung adalah pekatihan pasa awal priode
agar pengurus memiliki kesamaan visi, persepsi dan langkah memakmurkan masjid.

Anda mungkin juga menyukai