Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Cilaki merupakan Taman rekreasi Lansia dikota Bandung. Menarik
untuk melakukan praktek pengukuran perpetaan didaerah tersebut karena daerah
tersebut mempunyai suatu ketinggian, dan dilalui oleh sungai. Alat ukur yang
digunakan dalam praktek tersebut adalah Theodolit (To). Pengukuran yang dilakukan
didaerah tersebut yaitu dengan metode poligon tertutup.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari praktek perpetaan ini adalah agar mahasiswa lebih
memahami cara dan metode pengukuran dengan mengunakan alat ukur Theodolit
(To). Sebagai hasil akhir dari praktek pengukuran ini dikerjakan dalam bentuk
Laporan ( peta topografi). Yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah semester III (Ilmu Ukur Tanah) pada jurusan teknik geologi, Sekolah
Tinggi Teknolgi Mineral Indonesia, Bandung.

1.3 Geografi Daerah Penelitian

1.3.1 Letak dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara administratif daerah penelitian termasuk kedalam desa Cilaki
kecamatan Cibeunying Kidul kabupaten Bandung. Dari data yang diambil di lapangan
dengan mengunakan Global Posisioning Sistem (GPS), secara geografis daerah
penelitian terletak pada kedudukan 065410,3 Lintang Selatan dan 1073717,6
Bujur Timur.
Untuk mencapai daerah penelitian dapat digunakan kendaraan umum dalam kota.

1.4 Metode Penelitian

Dalam melakukan pengukuran dilakukan melalui beberapa tahap yaitu
pengenalan alat Theodolit(To) yang dipakai di lapangan, dan pembelajaran dasar-

2
dasar teori pengukuran dilapangan. Tujuan dari Pengukuran Perpetaan ini adalah
untuk memetakan daerah penelitian secara detail yaitu misalnya letak jalan, sungai
dsb dan juga untuk mengetahui secara pasti kontur ketinggian daerah penelitian. Skala
yang dipakai di daerah penelitian adalah skala perbesaran yaitu dengan skala 1 :
5000.




































3


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran Poligon
Tujuan dan pengukuran poligon :
Menetapkan koordinat dari titik-titik sudut yang diukur.
Yang diukur adalah :
a. Panjang sisi-sisi poligon
b. Besar sudut-sudut titik-titik poligon

2.1.1 Gunanya pengukuran poligon
Gunanya pengukuran poligon adalah :
a. untuk membuat kerangka dari pada peta
b. pengukuran titik-titik tetap pada daerah tertentu
c. pengukuran-pengukuran rencana lubang bukaan pada daerah pertambangan,
jalan raya, jalan kereta api dll.

2.1.2 Bentuk Pengukuran Poligon
Bentuk pengukuran poligon ada dua macam :
a. bentuk poligon tertutup
b. bentuk poligon terbuka
Pada pengukuran poligon tertutup titik awal akan menjadi titik akhir. Cara
pengukurannya sebagai berikut :
pesawat didirikan di titik P1, P2, P3, P4, P5 dan seterusnya disebut sebagai
titik poligon
diukur sudut-sudutnya seperti 1, 2, 3, dan seterusnya digunakan sebagai
sudut-sudut poligon
diukur jarak-jaraknya P1-P2, P2-P3, P3-P4, dan seterusnya dan disebut
sebagai sisi poligon.





4











Gambar 1 Pengukuran poligon tertutup
Ada dua macam poligon tertutup yaitu :
a. Poligon tertutup tak terikat
b. Poligon tertutup terikat

a.1 poligon tertutup tak terikat
Pada poligon tertutup tak terikat , setiap titik dipeta tidak mencerminkan posisi titik
yang sebenarnya dibumi. Pengecekan sudut bisa dikontrol, yaitu : = (n-2) x 180
Pengecekan koordinat bisa dikontrol, yaitu = (X akhir X awal) = 0
Pengukuran poligon tertutp tak terikat seperti pada gambar 1, tanpa dihubungkan ke
titik Q.

b.1 Poligon tertutup terikat
pada poligon tertutup terikat, setiap titik dapat dihitung koordinatnya dan letak titik
mencerminkan posisi titk dibumi. Pengecekn titik bisadikntrol, yaitu : = (n-2) x
180. Pengecekan koordinat bisa dikontrol, yaitu :
= (X akhir X awal) = 0
= (Y akhir Y awal) = 0
Pengecekan beda tinggi bisa dikontrol yaitu, : t = (t akhir t awal) = 0
Garis P1-Q merupakan garis pengikat sebagai azimut awal untuk menentukan atau
mendapatkan azimut salah satu dari sisi poligon. Ntuk memudahkan sudut dan azimut
sisi poligon lainnya dan juga merupakan azimut awal dari sisi poligon, maka
ditentukan garis p1-p2 sebagai azimut awal dari sisi-sisi.garis poligon.

P
1

1
P
3

3
P
2

2
P4
4
P
5

5
P
6

6
P
7

7
P8

8
Q

5
Titik P1 dan Q adalah titik yang telah diketahui harga koordinat dan ketinggiannya
daripermukaan air laut.
Azimut dari P
1
- Q dapat dicari : tg
P1-Q
= (X
Q
-X
P1
) : (Y
Q
Y
P1
)

P1-Q
diketahi. Azimut P
1
-P
2
(
P1-P2
) =
P1
-
Q
+ .

2.2 Peralatan Yang dipakai
Peralatan yang dipakai yaitu:
1. Teodolit (T0)
2. Kompas geologi
3. Pita ukur (meteran)
4. Klip board
5. Peralatan Tulis, busur, pensil, buku milimeter blok.
6. Kalkulator
7. Kamera
8. Unting-untung
9. Paku payung
10. Palu geologi

2.3 Pengukuran Poligon dan Situasi
Pengukuran poloigon dilakukan dengan cara mengukur sudut, dengan alat
ukur Theodolit, dengan ketelitian sudutnya cukup halus dan ketinggiannya biasanya
mengunakan alat ukur waterpas, karena pengukuran situasi dengan mempergunakan
magnet, maka alat ukur tidak perlu berdii pada setip titik ukur tapi dapat meloncat
satu titik ukur/spring station.
Dan data lapangan yang perlu dicatat :
1. Jarak Optis
2. sudut Datar
3. sudut Miring
4. Sket Lapangan
5. tanggal pengukuran





6


Gambar 2. Foto pengukuran menggunakan Teodolit (T0) di lapangan.

Titik P0 dan P1 telah diketahui harga koordinatnya serta harga ketinggiannya dari
permukaan laut.
Untuk mencari azimut dari titik P0 ke titik P1dapat dilakukan sebagai berikut :
Tg
P0-P1
= (X
P1
X
P0
) : (Y
P1
Y
P0
)
Azimut dari P0 dan P1 diketahui .
Jika perhitungan azimut mengambil sudut dalam, maka sudut dalam itu ada diselah
kanan dari jalur ukuran.

Untuk mencari azimut dari P1- P2 (
P1-P2
) =
P1 P0
- 1.
Azimut sisi-sis lainya dapat dilakukan seperti diatas.
Rumus rumus yang dipakai dalam pengukuran yaitu :
1. Mencari jarak datar : do x cos2n = do x sin2 z
2. Mencari beda tinggi : t = x do x sin
n
= do x sin2
n
x cos
n =
do x sin
z
x
cos
z.

3. Mencari koordinaat : X
P2
= X
P1
+ dt sin
P1-P2

Y
P2
= Y
P1
+dt cos
P1-P2


7

Gambar 3 Pengukuran Pligon dan Situasi

Keterangan : = sudut horizontal

n
= sudut miring nadir;
z
= sudut miring zenit

n
= -7 =
z
= 97
Dalam pelaksanaan tugas pengukuran dengan mempergunakan alat ukur tanah
konvensional dan alat ukur mutakhir pada prinsipnya metodenya tidak berbeda, yang
berbeda hanya pada proses pengolahan data.

Pengolahan data lapangan dengan mempergunakan alat ukur konvensional, prosesnya
selalu dilakukan lansung oleh manusia itu sendiri, sedangkan apabila mempergunakan
alat ukur mutakhir seperti alat ukur total station, maka proses pengolahan data
langsung oleh alat itu sendiri; seperti jarak miring, jarak datar, beda tinggi, tinggi
diatas permukaan laut, harga koordinat dari setiap titik ukur, baik titik ukur poligon
titik,ukur situasi, mauun titik ukur detail lainnya. Perlu diperhatikan bahwa dalam
pengukuran yang mengunakan alat ukur total station, pad awal pengukuran dan pada
saat alat ukur pindah ketitik ukur berikutnya harus selalu dimulai dari azimut sudut
P
1

1
P
2

3
P
3

4
P1

1
S
1
S
2
S
3
a
b
c
d
a
b
c
d

8
awal. Apabial hal ini tidak bisa dilakukan maka akan terjadi kesalahan fatal,
khususnya dalam perhitungan koordinat yang langsung dihitung oleh alat itu sendiri.
Data pengukuran dilapangan adalah seperti pada tabel

11

Anda mungkin juga menyukai