Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian
mukosa telinga tengah, tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang
berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam
telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari
infeksi saluran napas atas yang berulang.
1
uba eusthacius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi
masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah.
1
!revalensi ke"adian OMA banyak diderita oleh anak-anak maupun bayi
dibandingkan pada orang de#asa tua maupun de#asa muda. !ada bayi ter"adinya OMA
dipermudah oleh karena tuba eustachius lebih pendek, lebar dan letaknya agak hori$ontal.
!ada anak-anak makin sering menderita infeksi saluran napas atas, maka makin besar
pula kemungkinan ter"adinya OMA disamping oleh karena sistem imunitas anak yang
belum berkembang secara sempurna.
1
Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada saluran
pernapasan atas. %pidemiologi seluruh dunia ter"adinya otitis media berusia 1 thn sekitar
&'(, sedangkan anak-anak berusia ) thn sekitar *)(. +i Amerika ,erikat, diperkirakan
-.( anak mengalami minimal satu episode otitis media sebelum usia ) tahun dan hampir
setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih.
1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI
2.1.1 TELINGA
Gambar 1. Anatomi elinga
A. Telnga l!ar
Gambar 2. elinga /uar
'
elinga luar terdiri dari pinna (bagian daun telinga, auricula), meatus auditorius
eksternus (liang telinga), dan membrana timpani (gendang telinga). +aun telinga terdiri
dari tulang ra#an elastin dan kulit. /iang telinga berbentuk huruf ,, dengan rangka
tulang ra#an pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian rangkanya terdiri
dari tulang. !an"angnya kira-kira ' 10' 1 ) cm.
)
!ada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelen"ar serumen
(modifikasi kelen"ar keringat 2 kelen"ar serumen) dan rambut. 3elen"ar keringat terdapat
pada seluruh kulit liang telinga. !ada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit di"umpai
kelen"ar serumen.
)
elinga luar atau pinna (aurikula 2 daun telinga) merupakan gabungan dari ra#an
yang diliputi kulit. 4entuk ra#an ini unik dan dalam mera#at trauma telinga luar, harus
diusahakan untuk mempertahankan bangunan ini. 3ulit dapat terlepas dari ra#an di
ba#ahnya oleh hematom atau pus, dan ra#an yang nekrosis dapat menimbulkan
deformitas kosmetik pada pinna (telinga kembang kol). /iang telinga memiliki tulang
ra#an pada lateral namun bertulang di sebelah medial. ,ering kali ada penyempitan liang
telinga pada perbatasan tulang dan ra#an. ,endi temporomandibularis dan kelen"ar
paritis terletak di depan terhadap liang telinga sementara prosesus mastoideus terletak di
belakangnya. ,araf fasialis meninggalkan foramen stilomatoideus dan ber"alan ke lateral
menu"u prosesus stiloideus di posterioinferior liang telinga dan kemudian ber"alan di
ba#ah liang telinga untuk memasuki kelen"ar parotis. 5a#an liang telinga merupakan
salah satu patokan pembedahan yang digunakan untuk mencari saraf fasialis, patokan
lainnya adalah sutura timpanomastoideus.
)
B. Telnga tenga"
Gambar #. elinga engah
elinga tengah berbentuk kubus dengan 6
1
- 4atas luar 6 Membran timpani
- 4atas depan 6 uba eustachius
- 4atas ba#ah 6 7ena 8ugularis (bulbus "ugularis)
- 4atas belakang 6 Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
- 4atas atas 6 egmen timpani (meningen0otak)
- 4atas dalam 6 4erturut-turut dari atas ke ba#ah kanalis semi sirkularis
hori$ontal, kanalis fasialis, tingkap lon"ong (oval #indo#), tingkap bundar (round
#indo#) dan promontorium.
elinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus
dan tuba eustachius.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. 4agian atas disebut pars flaksida
(membran ,hrapnell). !ars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lan"utan
epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel
mukosa saluran napas. !ars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang
9
terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang ber"alan secara radier di bagian
luar dan sirkuler pada bagian dalam.
1
4ayangan penon"olan bagian ba#ah maleus pada membran timpani disebut
sebagai umbo. +ari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah ba#ah
yaitu pada pukul - untuk membran timpani kiri dan pukul . untuk membran timpani
kanan. 5eflek cahaya (cone of light) ialah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh
membran timpani. +i membran timpani terdapat ' macam serabut, sirkuler dan radier.
,erabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut itu.
,ecara klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak reflek cahaya mendatar, berarti
terdapat gangguan pada tuba eustachius.
1
Membran timpani dibagi dalam 9 kuadran, dengan menarik garis searah dengan
prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga
didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, ba#ah-depan serta ba#ah-belakang, untuk
menyatakan letak perforasi membran timpani.
1
4ila melakukan miringotomi atau parasentesis, dibuat insisi di bagian ba#ah
belakang membran timpani, sesuai dengan arah serabut membran timpani. +i daerah ini
tidak terdapat tulang pendengaran. +i dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang
pendengaran yang tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes.
1
ulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. !rosesus longus
maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat
pada stapes. ,tapes terletak pada tingkap lon"ong yang berhubungan dengan koklea.
:ubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.
1
!ada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. +i tempat ini terdapat aditus
adantrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid.
1
uba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah
nasofaring dengan telinga tengah.
1
elinga tengah yang terisi udara dapat dibayangkan sebagai suatu kotak dengan
enam sisi. +inding posteriornya lebih luas dari pada dinding anterior sehingga kotak
tersebut berbentuk ba"i. !romontorium pada dinding medial meluas ke lateral ke arah
umbo dari membrana timpani sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian tengah.
.
+inding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fosa kranii. !ada bagian
atas dinding posterior terdapat aditus ad antrum tulang mastoid dan di ba#ahnya adalah
saraf fasialis. Otot stapedius timbul pada daerah saraf fasialis dan tendonnya menembus
melalui suatu piramid tulang menu"u ke leher stapes. ,araf korda timpani timbul dari
saraf fasialis di ba#ah stapedius dan ber"alan ke lateral depan menu"u inkus tetapi di
medial maleus, untuk keluar dari telinga tengah le#at sutura petrotimpanika. 3orda
timpani kemudian bergabung dengan saraf lingualis dan menghantarkan serabut-serabut
sekretomotorik ke ganglion submandibularis dan serabut pengecap dari dua pertiga
anterior lidah.
1
+asar telinga tengah adalah atap bulbus "ugularis yang di sebelah superolateral
men"adi sinus sigmodeus dan lebih ke tengah men"adi sinus transversus. 3eduanya
adalah aliran vena utama rongga tengkorak. ;abang aurikularis saraf vagus masuk ke
telinga tengah dari dasarnya. 4agian ba#ah dinding anterior adalah kanalis karotikus. +i
atas kanalis ini, muara tuba eustakius dan otot tensor timpani yang menempati daerah
superior tuba kemudian membalik, melingkari prosesus kokleariformis dan berinsersi
pada leher maleus.
1
+inding lateral dari telinga tengah adalah dinding tulang epitimpanum di bagian
atas, membrana timpani dan dinding tulang hipotimpanum di bagian ba#ah.
4angunan yang paling menon"ol pada dinding medial adalah promontorium yang
menutup lingkaran koklea yang pertama. ,araf timpanikus ber"alan melintas
promontorium ini. <enestra rotundum terletak di posteroinferior dari promontorium,
sedangkan kaki stapes terletak pada fenestra ovalis pada batas posterosuperior
promontorium. 3analis falopii bertulang yang dilalui saraf fasialis terletak di atas fenestra
ovalis mulai dari prosesus kokleariformis di anterior hingga piramid stapedius di
posterior.
1
5ongga mastoid berbentuk seperti piramid berisi tiga dengan puncak mengarah ke
kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. +inding medial adalah dinding lateral
fosa kranii posterior. ,inus sigmoideus terletak di ba#ah dura mater pada daerah ini.
!ada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. on"olan kanalis semisirkularis
lateralis menon"ol ke dalam antrum. +i ba#ah ke dua patokan ini ber"alan saraf fasialis
dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui foramen
&
stilomastoideus di u"ung anterior krista yang dibentuk oleh insersio otot digastrikus.
+inding lateral mastoid adalah tulang subkutan yang dengan mudah dapat dipalpasi di
posterior aurikula.
1
1. Membran Tm$an
+ibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang telinga luar
dari kavum timpani. 3etebalannya rata-rata =,1 mm. /etak membrana timpani tidak tegak
lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemuka
dalam dan membuat sudut 9.
o
dari dataran sagital dan hori$ontal. +ari umbo kemuka
ba#ah tampak refleks cahaya (cone of light).
)
,ecara anatomis membrana timpani dibagi dalam ' bagian yaitu pars tensa dan
pars flasida atau membran ,hrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari
pars tensa dan pars flasida dibatasi oleh ' lipatan yaitu plika maleolaris anterior ( lipatan
muka), plika maleolaris posterior (lipatan belakang).
)

Gambar %. Membrann impani
2. Ka&!m Tm$an
erletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf. +iameter
anteroposterior atau vertikal 1. mm, sedangkan diameter transversal '-& mm. 3avum
timpani mempunyai & dinding yaitu 6 bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding medial,
dinding anterior, dinding posterior.
.
-
Atap kavum timpani dibentuk oleh tegmen timpani, memisahkan telinga tengah
dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. bagian ini "uga dibentuk oleh pars
petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura petroskuama.
/antai kavum timpani dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani
dari bulbus "ugularis, atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani
mudah merembet ke bulbus vena "ugularis.
.
+inding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini "uga
merupakan dinding lateral dari telinga dalam.

+inding posterior dekat keatap, mempunyai
satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan kavum timpani dengan antrum mastoid
melalui epitimpanum. +ibelakang dinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii
posterior dan sinus sigmoid.

+inding anterior ba#ah adalah lebih besar dari bagian atas
dan terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki
tulang tengkorak dan sebelum berbelok ke anterior. +inding ini ditembus oleh saraf
timpani karotis superior dan inferior yang memba#a serabut-serabut saraf simpatis ke
pleksus timpanikus dan oleh satu atau lebih cabang timpani dari arteri karotis interna.
+inding anterior ini terutama berperan sebagai muara tuba %ustachius.
.
3avum timpani terdiri dari tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus dan
stapes, dua otot yaitu muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, saraf korda
timpani dan saraf pleksus timpanikus.
.
,araf korda timpani merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum
timpani dari analikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior.
3orda timpani "uga mengandung "aringan sekresi parasimpatetik yang berhubungan
dengan kelen"ar ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion ubmandibular.
3orda timpani memberikan serabut perasa pada '0) depan lidah bagian anterior.

,araf
pleksus timpanikus

berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan
nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis
interna.
)

#. Pr'(e((!( Ma(t')e!(
*
5ongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke
kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. +inding medial adalah dinding lateral
fosa kranii posterior. ,inus sigmoid terletak diba#ah duramater pada daerah ini.
)
%. T!ba E!(ta*"!(
+isebut "uga tuba auditory atau tuba faringotimpani. 4entuknya seperti huruf ,.
!ada orang de#asa pan"ang tuba sekitar )& mm ber"alan ke ba#ah, depan dan medial dari
telinga tengah dan pada anak diba#ah > bulan adalah 1-,. mm.

uba eustachius adalah
saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring yang berfungsi
sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke
telinga tengah.
)
+. Telnga )alam
Gambar ,. elinga +alam
elinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari ) buah kanalis semisirkularis. ?"ung atau
puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan
skala vestibuli.
1
3analis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk
lingkaran yang tidak lengkap. !ada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli
sebelah atas, skala timpani di sebelah ba#ah dan skala media (duktus koklearis)
>
diantaranya. ,kala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media
berisi endolimfa. @on dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa.
:al ini penting untuk pendengaran. +asar skala vestibuli disebut sebagai membran
vestibuli (Reissners membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis.
!ada membran ini terletak 'rgan +'rt.
1
!ada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran
tektoria dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam,
sel rambut luar dan kanalis ;orti, yang membentuk organ ;orti.
1
4entuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut labirin. +erivat
vesikel otika membentuk suatu rongga tertutup yaitu labirin membran yang terisi
endolimfe, satu-satunya cairan ekstraselular dalam tubuh yang tinggi kalium dan rendah
natrium. /abirin membran dikelilingi oleh cairan perilimfe (tinggi natrium, rendah
kalium) yang terdapat dalam kapsula otika bertulang. /abirin tulang dua membran
memiliki bagian vestibular dan bagian koklear. 4agian vestibularis (pars superior)
berhubungan dengan keseimbangan, sementara bagian koklearis (pars inferior) organ
pendengaran kita.
'
3oklea melingkar seperti rumah siput dengan dua dan satu-setengah putaran.
Aksis dari spiral tersebut dikenal sebagai modiolus, berisi berkas saraf dan suplai arteri
dari arteri vertabralis. ,erabut saraf kemudian ber"alan menerobos suatu lamina tulang
yaitu lamina spiralis oseus untuk mencapai sel-sel sensorik organ ;orti. 5ongga koklea
bertulang dibagi men"adi tiga bagian oleh doktus koklearis yang pan"angnya ). mm dan
berisi endolimfe. 4agian atas adalah skala vertibuli, berisi ferilimfe dan dipisahkan dari
duktus koklearis oleh membrana 5eissner yang tipis. 4agian ba#ah adalah skala timpani
"uga mengandung perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oleh lamina spiralis
oseus dan membrana basilaris. !erilimfe pada kedua skala berhubungan pada apeks
koklea spiralis tepat setelah u"ung buntu duktus koklearis melalui suatu celah yang
dikenal sebagai helikotrema. Membrana basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan
melebar pada apeks (nada rendah).
'
erletak di atas membrana basilaris dari basis ke apeks adalah organ ;orti, yang
mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf parifer pendengaran. Organ
;orti terdiri dari satu baris sel rambut dalam ().===) dan tiga baris sel rambut luar
1=
(1'.===). sel-sel ini menggantung le#at lubang-lubang lengan horisontal dari suatu
"ungkat-"angkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. ?"ung saraf aferen dan aferen
menempel pada u"ung ba#ah sel rambut. !ada permukaan sel-sel rambut terdapat
stereosilia yang melekat pada suatu selubung di atasnya yang cenderung datar, bersifat
gelatinosa dan aselular, dikenal sebagai membrana tektoria. Membrana tektoria disekresi
dan disokong oleh suatu panggung yang terletak di medial disebut sebagai limbus.
'
4agian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus dan kanalis
semisirkularis. ?trikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel
rambut. Menutupi sel-sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh
silia dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan dengan berat
"enis yang lebih besar dari pada endolimfe. 3arena pengaruh gravitasi, maka gaya dari
otolit akan membengkokkan silia sel-sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada
reseptor.
'
,akulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus yang "uga merupakan
saluran menu"u sakus endolimfatikus. Makula utrikulus terletak pada bidang yang tegak
lurus terhadap makula sakulus. 3etiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus.
Masing-masing kanalis mempunyai suatu u"ung yang melebar membentuk ampula dan
mengandung sel-sel rambut krista. ,el-sel rambut menon"ol pada suatu kupula gelatinosa.
Aerakan endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula yang
selan"utnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel reseptor.
2.2. -ISIOLOGI PENDENGA.AN
-!ng( Telnga
1. Alat pendengaran
'. ,ebagai alat keseimbangan
). ,ebagai kosmetik atau keindahan
Mekan(me $en)engaran
Aetaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan ke liang telinga dan
mengenai membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Aetaran ini diteruskan
ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. ,elan"utnya stapes
11
menggerakkan tingkap lon"ong (foramen ovale) yang "uga menggerakkan perilimfe
dalam skala vestibuli. Aetaran diteruskan melalui membran 5eissener yang mendorong
endolimfe dan membran basal kearah ba#ah, perilimf dalam skala timpani akan bergerak
sehingga tingkap (foramen rotundum) terdorong ke arah luar.,kala media yang men"adi
cembung mendesak endolimfe dan mendorong membran basal, sehingga men"adi
cembung keba#ah dan menggerakkan perilimfe pada skala timpani. !ada #aktu istirahat
u"ung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal u"ung sel
rambut men"adi lurus. 5angsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion 3alium
dan ion Batrium men"adi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang n.7@@, yang
kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak (area )>-9=)
melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.
1
1'
Gambar /. Mekanisme !endengaran
2.#. OTITIS MEDIA AKUT
1)
2.#.1 De0n(
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa liang telinga tengah,
tuba %ustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

Otitis media terbagi atas otitis
media supuratif dan otitis media non-supuratif, dimana masing-masing memiliki bentuk
akut dan kronis. Otitis media akut termasuk dalam bentuk otitis media supuratif.
(.)
Otitis
media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh
periosteum dan ter"adi dalam #aktu kurang dari ) minggu.
( a ) ( b )
Gambar 1 . a. normsl membrane timpani, b. membrane timpani dengan efusi
2.#.2 Et'l'g
,umbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media.
!ertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan
invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu dan "uga kuman yang masuk kedalam
telinga tengah menyababkan peradangan . ,elain itu, @,!A "uga merupakan salah satu
faktor penyebab yang paling sering,terutama pada anak .
3uman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus
hemoliticus, Haemophilus Influenzae ('-(), Staphylococcus aureus ('(), Streptococcus
Pneumoniae ()*(), Pneumococcus.
!ada anak-anak, makin sering terserang @,!A, makin besar kemungkinan
ter"adinya otitis media akut (OMA). !ada bayi, OMA dipermudah karena tuba
eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.
2.#.# Pat'gene((
19
Otitis media sering dia#ali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah le#at saluran %ustachius. ,aat
bakteri melalui saluran %ustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut
sehingga ter"adi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya
sel-sel darah putih untuk mela#an bakteri. ,el-sel darah putih akan membunuh bakteri
dengan mengorbankan diri mereka sendiri. ,ebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam
telinga tengah. ,elain itu pembengkakan "aringan sekitar saluran %ustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga.
8ika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. 3ehilangan pendengaran yang
dialami umumnya sekitar '9 desibel (bisikan halus). Bamun cairan yang lebih banyak
dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 9. desibel (kisaran pembicaraan
normal). ,elain itu telinga "uga akan terasa nyeri. +an yang paling berat, cairan yang
terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
OMA dapat berkembang men"adi otitis media supuratif kronis apabila ge"ala
berlangsung lebih dari ' bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain
higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh
yang kurang baik.
Gambar 2 . !atogenesis OMA
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang de#asa karena beberapa hal 6
1.
,istem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
,aluran %ustachius pada anak lebih lurus secara hori$ontal dan lebih pendek
sehingga @,!A lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
Adenoid (adenoid6 salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan
dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang de#asa.
!osisi adenoid berdekatan dengan muara saluran %ustachius sehingga adenoid
yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran %ustachius. ,elain itu adenoid
sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga
tengah le#at saluran %ustachius.
Gambar 3. Oklusi uba %usthacius
OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain 6
1. ,tadium oklusi tuba %ustachius.
,tadium oklusi tuba %ustachius terdapat sumbatan tuba %ustachius yang ditandai
oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan negatif dalam telinga tengah
karena ter"adinya absorpsi udara. ,elain retraksi, membrana timpani kadang-
kadang tetap normal atau hanya ber#arna keruh pucat atau ter"adi efusi. ,tadium
oklusi tuba %ustachius dari otitis media supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan
dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan virus dan alergi.
1&
Gambar 14. ,tadium Oklusi uba
'. ,tadium hiperemis
,tadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah di membran
timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema
mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat.
Gambar 11. ,tadium :iperemis
1-
Gambar 12. ,tadium hiperemis dan perforasi
). ,tadium supurasi
,tadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen (nanah).
,elain itu edema pada mukosa telinga tengah makin hebat dan sel epitel
superfisial hancur. 3etiganya menyebabkan ter"adinya bulging (penon"olan)
membrana timpani ke arah liang telinga luar. !asien akan tampak sangat sakit,
nadi C suhu meningkat dan rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Anak selalu
gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak. ,tadium supurasi yang berlan"ut dan tidak
tertangani dengan baik akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat
timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. +aerah nekrosis
terasa lebih lembek dan ber#arna kekuningan. Bekrosis ini disebabkan oleh
ter"adinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena penumpukan
nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-
vena kecil.
3eadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan miringotomi.
4edah kecil ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran timpani
sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menu"u liang telinga luar. /uka
insisi pada membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur
lebih sulit menutup kembali. 4ahkan membran timpani bisa tidak menutup
kembali "ika membran timpani tidak utuh lagi.
1*
Gambar 1#. ,tadium ,upurasi

Gambar 1%. ,tadium ,Dsupurasi dengan bulging membran timpani
9. ,tadium perforasi
,tadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa
nanah yang "umlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga
luar. 3adang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). ,tadium ini
sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi
kuman. ,etelah nanah keluar, anak berubah men"adi lebih tenang, suhu menurun
dan bisa tidur nyenyak.
8ika membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret (nanah) tetap
berlangsung selama lebih ) minggu maka keadaan ini disebut otitis media
1>
supuratif subakut. 8ika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih
1,.-' bulan maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik (OM,3).
Gambar 1,. ,tadium !erforasi
.. ,tadium resolusi
,tadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga
perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi.
,tadium ini berlangsung "ika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh
baik, dan virulensi kuman rendah. ,tadium ini didahului oleh sekret yang
berkurang sampai mengering.
Apabila stadium resolusi gagal ter"adi maka akan berlan"ut men"adi otitis media
supuratif kronik (OM,3). 3egagalan stadium ini berupa membran timpani tetap
perforasi dan sekret tetap keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.
Otitis media supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan ge"ala sisa (seEuele)
berupa otitis media serosa. Otitis media serosa ter"adi "ika sekret menetap di
kavum timpani tanpa mengalami perforasi membran timpani.
2.#.% Man0e(ta( Klnk
Ae"ala klinik otitis media supuratif akut (OMA) tergantung dari stadium penyakit
dan umur penderita. Ae"ala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh
menurun pada stadium perforasi. Ae"ala klinik otitis media supuratif akut
(OMA)berdasarkan umur penderita, yaitu. 4ayi dan anak kecil
'=
- Ae"alanya 6 demam tinggi bisa sampai )>; merupakan tanda khas, sulit tidur,
tiba-tiba men"erit saat tidur, mencret, ke"ang-ke"ang, dan kadang-kadang anak
memegang telinga yang sakit.
Anak yang sudah bisa bicara
- Ae"alanya 6 biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan ri#ayat
batuk pilek sebelumya.
Anak lebih besar dan orang de#asa
- Ae"alanya 6 rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran
berkurang).
2.#., Dagn'((
+iagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.
!enyakitnya muncul mendadak (akut)
+itemukannya tanda efusi (efusi6 pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di
telinga tengah. %fusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut6
o menggembungnya gendang telinga
o terbatas0tidak adanya gerakan gendang telinga
o adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
o cairan yang keluar dari telinga
Adanya tanda0ge"ala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut6
o kemerahan pada gendang telinga
o nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau ri#ayat menarik-narik
daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam,
sulit makan, mual dan muntah, serta re#el. Bamun ge"ala-ge"ala ini (kecuali keluarnya
cairan dari telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat
didasarkan pada ri#ayat semata.
%fusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan
gendang telinga dengan "elas).+engan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang
'1
menggembung, perubahan #arna gendang telinga men"adi kemerahan atau agak kuning
dan suram, serta cairan di liang telinga.
8ika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik
(pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi
dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan
tekanan udara).&Aerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali
dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. !emeriksaan ini meningkatkan sensitivitas
diagnosis OMA. Bamun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop
biasa.
%fusi telinga tengah "uga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan
terhadap gendang telinga).Bamun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak.
@ndikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di ba#ah usia enam
minggu dengan ri#ayat pera#atan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan
kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik,
atau dengan ge"ala sangat berat dan komplikasi.
OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai
OMA. ?ntuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut.
Tabel 1. !erbedaan OMA dan OM dengan efusi
2.#./ Pemerk(aan -(k
7isualisasi dari membran timpani dengan identifikasi dari perubahan dan
inflamasi diperlukan untuk menegakkan diagnosis dengan pasti. ?ntuk melihat membran
Ge5ala )an tan)a OMA Ott( me)a )engan e0!(
Byeri telinga,demam,gelisah F -
%fusi telinga tengah F F
Membran timpani suram F F0-
Membran timpani bulging F0- -
Aerakan membran timpani
berkurang
F F
!endengaran berkurang F F
''
timpani dengan baik adalah penting bah#a serumen yang menutupi membran timpani
harus dibersihkan dan dengan pencahayaan yang memadai. emuan pada otoskop
menun"ukkan adanya peradangan yang terkait dengan OMA telah didefinisikan dengan
baik. !enon"olan (bulging) dari membran timpani sering terlihat dan memiliki nilai
prediktif tertinggi untuk kehadiran OMA. !enon"olan (bulging) "uga merupakan prediktor
terbaik dari OMA.
*

3ekeruhan "uga merupakan temuan yang konsisten dan disebabkan oleh edema
dari membran timpani. 3emerahan dari membran timpani yang disebabkan oleh
peradangan mungkin hadir dan harus dibedakan dari eritematosa ditimbulkan oleh
demam tinggi. 3etika kehadiran cairan telinga bagian tengah sulit untuk menentukan,
penggunaan timpanometri dapat membantu dalam membangun diagnosis.
>
2.#.1 Pemerk(aan Pen!n5ang
8ika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic (alat
untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai
respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara). Aerakan gendang telinga
yang kurang dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. !emeriksaan ini dapat digunakan
sebagai pemeriksaan tambahan untuk memperkuat diagnosis OMA. Bamun umunya
OMA sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan otoskop biasa.
*
%fusi telinga tengah "uga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan
terhadap gendang telinga). Bamun pemeriksaan ini tidak dilakukan pada sembarang anak.
@ndikasi perlunya timpanosentesis anatara lain OMA pada bayi berumur di ba#ah &
minggu dengan ri#ayat pera#atan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan
kekebalan tubuh, anak yang tidak member respon pada beberapa pemberian
antibiotik atau dengan ge"ala sangat berat dan komplikasi. impanosintesis "uga bertu"uan
untuk pungsi membrane timpani guna mengambil sekret untuk pemeriksaan
mikrobiologi.
*
')
Gambar 1/. Otoskop pneumatic
2.#.2 Dagn'(( Ban)ng
a. Otitis %ksterna
Merupakan inflamasi telinga luar akibat pa"anan telinga luar terhadap air atau
bahan lainnya. 3ebasahan yang berlebihan atau kekeringan dan trauma membuat kulit
saluran rentan terhadap infeksi bakteri. Ae"ala yang dominan adalah nyeri telinga,
diperkuat dengan manipulasi pinna dan terutama oleh tekanan pada tragus. Aatal sering
merupakan pendahulu nyeri.
1
Tabel 2. !erbedaan otitis eksterna akut dan otitis media akut
1
Ge5ala Ott( Ek(terna Ak!t Ott( Me)a Ak!t
ekanan pada tragus Byeri idak nyeri
/imfadenopasti ,ering idak ada
3analis eksternus %dematus Bormal
Musim Musim panas Musim dingin
Membran timpani Bormal ;airan di belakang membran,
mungkin perforasi
+emam Ga Ga
Aangguan
pendengaran
,edikit atau normal +aya pendengaran berkurang
b. Otitis Media %fusi (OM%)
OM% lebih umum daripada OMA. OM% dapat menyertai infeksi virus saluran
pernapasan atas, men"adi a#al OMA, atau men"adi sekuel dari OMA.
>
OM% terbatas
pada keadaan dimana terdapat efusi dalam kavum timpani dengan membran timpani utuh
'9
tanpa tanda radang. 4ila efusi tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai
tanda radang maka disebut OMA.
1
+iagnosis OMA, terutama pada bayi dan anak kecil, sering dengan
ketidakpastian. ,ebuah diagnosis yang tidak pasti dari OMA disebabkan paling sering
oleh ketidakmampuan untuk mengkonfirmasi kehadiran efusi membran telinga.

+iagnosis
dari OMA memenuhi semua ) kriteria6 onset cepat, kehadiran efusi telinga tengah, dan
tanda-tanda peradangan telinga bagian tengah. +okter harus memaksimalkan strategi
diagnostik, terutama untuk membangun kehadiran efusi telinga tengah, dan harus
memastikan diagnosis untuk menentukan mana"emen.
1=
Tabel #. !erbedaan OMA dan OM%
1
Ge5ala )an tan)a OMA Ott( me)a )engan
e0!(
Byeri telinga, demam, re#el F -
%fusi telinga tengah F F
Membran timpani suram F F0-
Membran timpani menon"ol F0- -
4erkurangnya pendengaran F F
2.#.3 Penatalak(anaan
erapi otitis media akut tergantung pada stadium penyakitnyaH
(*)
1. ,tadium Oklusi uba %ustachius
erutama bertu"uan untuk membuka kembali tuba %ustachius dari sumbatan,
sehingga tekanan negatif di telinga tengah menghilang. +iberi obat tetes hidung
:;l efedrin =,.( dalam larutan fisiologik (anak I1' tahun) atauh :;l efedrin 1(
dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 1' tahun dan pada orang
de#asa. ,elain itu sumber infeksi harus diobati Antibiotika diberikan bila
penyebab penyakit adlah kuman, buka oleh virus atau alergi.
'. ,tadium :iperemis (,tadium !re-,upurasi)
!emberian antibiotika yang dian"urkan ialah golongan penisilin atau ampisilin.
'.
Ampisilin dengan dosis .=-1==mg0kg44 per hari dibagi dalam 9 dosis atau
amoksisilin 9=mg0kg4 per hari dibagi dalam ) dosis. 4ila pasien alergi terhadap
penisilin dapat diberi eritromisin dengan dosis 9=mg0kg44 per hari. !emberian
antibiotika dian"urkan diberi selama - hari. ,elain itu dapat diberikan obat tetes
hidung dan analgetika.
). ,tadium supurasi
!emberian antibiotika disertai miringotomi bila membran timpani masih utuh.
+engan miringotomi ge"ala-ge"ala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat
dihindari.
9. ,tadium !erforasi
!ada stadium ini sekret banyak keluar dan terkadang keluar secara berdenyut,
sekret yang banyak ini merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman,
oleh karena itu sangat perlu dilakukan pencucian tellinga untuk menghilangkan
sekret. !engobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga :'O' )( selama )-.
hari serta antibiotika yang adekuat.
.. ,tadium 5esolusi
!ada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal kembali, sekret
tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.4ila tidak ter"adi stadium
resolusi biasanya sekret akan terus mengalir melalui perforasi membran timpani.
!ada keadaan ini memberian antibiotika dapat dilan"utkan smapai ) minggu. 4ila
) minggu setelah pengobatan sekret masih terlihat banyak keluar maka
kemungkinan telah ter"adi komplikasi mastoiditis.
(.)
4ila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah
bulan atau dua bulan, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif kronis
(OM,3). !ada pengobatan OMA terdapat beberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan kegagal-an terapi. 5esiko tersebut digolongkan men"adi risiko
tinggi kegagalan terapi dan risiko rendah.
'&

Analge(a6$ere)a n7er
!enanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia). Analgesia yang
umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen.
Bamun perlu diperhatikan bah#a pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan bah#a
anak tidak mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare karena ibuprofen
dapat memperparah iritasi saluran cerna.
Mrng't'm
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar ter"adi
drenase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Miringotomi merupakan tindakan
pembedahan kecil yang dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak harus tenang, dan
dapat dikuasai, sehingga membran timpani dapat dikuasai dengan baik. /okasi
miringotomi ialah di kuadran posterior inferior karena didaerah ini tidak didapatkan
tulang pendengaran. ?ntuk tindakan ini harus menggunakan lampu kepala yang
mempunyai sinar cukup terang, memakai corong telinga, dan pisau khusus (miringotom)
yang berukuran kecil dan steril.
'-
Aturan tindakan miringotomi 6
,tadium hiperemis (pre supurasi). 4isa kita lakukan bila terlihat hiperemis difus.
,tadium supurasi. /akukan "ika membran timpani masih utuh. 3euntungannya yaitu
ge"ala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.

Gambar 11. Miringotomi
2.#.14 K'm$lka(
a.!erforasi Membran impani
@nfeksi merupakan penyebab utama perforasi pada membrane timpani. Otitis
media akut menyebabkan iskemi relative pada gendang bersamaan dengan
peningkatan tekanan pada ruang telinga tengah. @ni semua menuyebabkan
ter"adinya rupture membrane timpaniyang biasanya didahului oleh rasa sakit yang
berat. 8ika perforasi tidak sembuh, akan meninggalkan perforasi membran timpani
yang residual. !ada saat sekarang ini sering digunakan antibiotic yang sedikit
agresif untuk mengatasi keadaan ini. !enyakit ini merupakan komplikasi dari otitis
media yang disebabkan oleh virus, sehingga dapat diatasi secara spontan.
'*
!erforasi membran timpani memberikan ge"ala yang bervariasi antara lain
terdengarnya suara seperti bersiul pada saat bersin dan memencet hidung,
berkurangnya pendengaran, dan kecenderungan ter"adinya infeksi selama keadaan
dingin dan saat air masuk ke saluran telinga. +rainase secret purulen yang kering
dimana bisa sanguineous pada kedua-duanya baik perforasi akut maupun
khronik,menun"ukkan adanya perforasi dan infeksi. @nfeksi saluran telinga "uga
menyebabkan drainase yang purulen, tetapi biasanya lebih sedikit. !erforasi yang
bukan merupakan komplikasi dari infeksi atau kholesteatom tidak menimbulkan
rasa sakit. Adanya rasa sakit merupakan pertanda bagi para dokter untuk melihat
proses penyakit lain yang menyertainya. !erforasi yang diikuti otorrhea atau
kholesteatom biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
b. Otitis Media ,upuratif 3ronis
Otitis media supuratif kronis (OM,3) dahulu disebut otitis media perforata
(OM!) atau dalam sebutan sehari-hari congek. Gang disebut otitis meda supuratif
kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
dari telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. ,ekret mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah.
+iagnosis OM,3 dibuat berdasarkan ge"ala klinik dan pemeriksaan :
terutama pemeriksaan otoskopi. !emeriksaan penala meupakan pemeriksaan
sederhana untuk menge-tahui adanya gangguan pendengaran. ?ntuk mengetahui
"enis dan dera"at gangguan penJdengaran dapat dilakukan pemeriksaan audio-
metri nada murni, audiometri tutur (speech audiometry) dan pemeriksaan 4%5A
(brainstem evoked response audiometry) bagi pasien0 anak yang tidak kooperatif
dengan pemeriksaan audiometri nada mumi. !emeriksaan penun"ang lain berupa
foto rontgen mastoid serta kultur dan u"i resistensi kuman dari sekret telinga.
c. !aralisis Bervus <acialis
3elumpuhan0paralisis nervus fasialis dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu6
1. 3ongenital
'>
'. @nfeksi
). umor
9. rauma
.. Aangguan pembuluh darah
&. @diopatik
4iasanya kelumpuhan yang didapat se"ak lahir (kongenital) bersifat
ireversibel dan terdapat bersamaan dengan anomali pada telinga dan tulang
pendengaran. ,ebagai akibat dari proses infeksi pada intrakranial atau infeksi
telinga tengah, dapat menyebabkan kelumpuhan nervus fasialis. @nfeksi
intracranial yang menyebabkan kelumpuhan ini antara lain sindrom 5amsey-
:unt, herpes opticus, dan infeksi telinga tengah yaitu otitis media akut dan
otitis media supuratif kronis yang telah merusak kanal faloppi. umor
intrakranial maupun ekstrakranial dapat menyebabkan kelumpuhan n. fasialis.
+ari tumor intrakranial dapat berupa tumor serebelopontin, neuroma akustik,
dan neuriloma. umor ektrskranial yang dapat menyebabkan paralisis n.
fasialis antara lain tumor telinga dan tumor parotis.
<raktur pars petrosa os temporal oleh karena trauma kepala bisa
menyebabkan paralisis n. fasialis "uga. ergantung dari garis fraktur maka
parese n. fasialis bervariasi dalam dera"at kelemahannya. rauma tersering
"ustru akibat operasi pada #aktu radikal mastoidectomy.
!enyebab lain ialah adanya gangguan pembuluh darah misalnya
thrombosis arteri karotis, arteri maksilaris dan arteri serebri media. %tiologi
kelumpuhan nervus fasialis kadang-kadang tidak "elas (idiopatik),
kelumpuhan ini disebut 4ellKs palsy. !atogenesanya tidak "elas dan diduga
karena iskemik dan aktivitas vasomotor yang bertambah, alergi atau
peradangan virus yang menyebabkan ter"adinya vasokonstriksi sehingga
ter"adi iskemi yang mengakibatkan edem pada saraf dan menekan nervus
fasialis. 4iasanya pasien akan mengeluh otalgia, noise intolerance, gangguan
pengecapan, hiperakusis, dan mata kering.
d. Meningitis Akut
)=
,alah satu komplikasi otitis media akut yang terberat adalah
meningitis akut. Meningitis akut adalah suatu peradangan dari meningen
(selaput otak), yang ditandai ter"adinya onset akut ga"ala meningeal (sakit
kepala, kaku kuduk, fotofobia), dan perubahan ge"ala ter"adi antara
beberapa "am sampai beberapa hari.
!atogen penyebab (bakteri, virus, "amur, parasit) dapat mencapai
sistem saraf pusat (;B,) dan menimbulkan penyakit. !ada host
kemungkinan ter"adi koloni kuman patogen atau infeksi pada kulit,
nasofaring, traktus respiratory, traktus gastrointestinal atau traktus
genitourinarius, tetapi lebih sering melalui saluran pernapasan. ,ebagai
contoh, Beisseria meningitides (meningococcus) pada saluran
nasofaringeal, dan koloni ,.pneumoniae (pneumococcus) di nasofaring.
Ada ) cara patogen penyebab dapat mencapai ;B,6 1) invasi secara
hematogen (bacteremia, viremia, fungemia, parasitemia), ') melalui
retrograde neuronal path#ays (contohnya n.olfactorius dan saraf perifer),
)) penyebaran langsung (misalnya pada sinusitis, otitis media, malformasi
kongenital, trauma, inokulasi langsung intrakranial). @nfeksi dari sinus
paranasalis dapat menyebar sepan"ang saluran vena atau langsung dari
sinus yang berdekatan, seperti le#at dinding posterior sinus fontalis atau
melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara etmoidalis.
+emam, sakit kepala, kaku kuduk, fotofobia, mual-muntah, dan
ge"ala disfungsi serebral (contohnya letargi, konfusion, koma). Ae"ala dapat
berkembang kemudian pada per"alanan penyakit pada beberapa pasien
dimana biasanya dia#ali dengan ge"ala yang tidak spesifik seperti nyeri
pada kaki, tangan dan kaki dingin. rias meningitis yaitu demam, kaku
kuduk dan penurunan kesadaran yang ditemukan pada dua dari tiga pasien.
e. Abses Otak
Abses otak merupakan kasus yang "arang ter"adi, tetapi dapat
mengancam kehidupan. Abses otak disebabkan karena peradangan intrakranial
dengan formasi abses. Abses otak dapat ter"adi akibat penyebaran infeksi
)1
secara langsung (otitis media, infeksi gigi, mastoiditis, sinusitis), kemudian
secara hematogen. !enyebaran infeksi dapat "uga ter"adi setelah trauma kepala
atau pembedahan. !ada 1.( kasus infeksi tidak diketahui penyebabnya.
%tiologinya adalah H bakteri (tersering adalah ,taph. Aureus), "amur,
proto$oa, parasit. Abses otak biasanya ter"adi melalui tromboflebitis yang
meluas secara langsung, dan lokasi abses yang la$im adalah pada u"ung vena
yang pecah, meluas menembus dura dan araknoid hingga ke perbatasan antara
substansia alba dan grisea korteks serebri, kemudian saluran vena permukaan
otak bergabung dengan akhir saluran vena serebralis bagian sentral. ,etelah
sistem vena dalam mukoperiosteum sinus terinfeksi maka dapat ter"adi
perluasan metastaik secara hematogen ke dalam otak. 3ontaminasi substansi
otak dapat ter"adi pada puncak suatu sinusitis supuratif yang berat, dan proses
pembentukan abses otak dapat berlan"ut meskipun penyakit pada sinus telah
memasuki tahap resolusi normal. 3emungkinan terbentuknya abses otak perlu
dipertimbangkan pada semua kasus sinusitis frontalis, etmoidalis dan
sfenoidalis supuratif akut yang berat, yang pada fase akut dicirikan oleh suhu
yang meningkat ta"am dan menggigil sebagai sifat infeksi intravena. 3asus
seperti ini perlu diobservasi selama beberapa bulan.
f. Mastoiditis
Mastoiditis ialah semua proses peradangan yang berhubunan dengan
mastoid air cells pada tulang temporal. ?mumnya pada setiapanak-anak dan
orang de#asa dengan otitis media akut (OMA) atau radang kronik telinga
tengah terdapat penyakit mastoiditis. !ada kebanyakan kasus, ge"ala dari
telinga tengah paling sering (contoh, demam, nyeri, tuli konduktif) penyakit
telinga tengah tanpa mastoiditis tidak terlalu berbeda.
!ada beberapa pasien, infeksi menyebar melalui cleft mukosa
telinga tengah dan dapat menyebabkaB osteitis dengan mastoid air-cell
system atau periostieitis pada mastoid maupun secara langsung dengan erosi
tulang melalui kortek atau secara tidak langsung melalui vena emissary pada
tulang mastoid. !asien ini telah mengalami mastoiditis ,urgical acut(M,A),
)'
yang merupakan komplikasi intratemporal dari otitis media. 3ebanyakan
Mastoiditis kronik berhubungan dengan otitis medi supuratif kronik dan
dengan pembentukan kolesteatom.
2.#.11 Pen*ega"an
4eberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah6
1. !encegahan @,!A pada bayi dan anak-anak.
'. !emberian A,@ minimal selama & bulan.
). !enghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.
9. !enghindaran pa"anan terhadap asap rokok.
.!5!kan
4eberapa keadaan yang memerlukan ru"ukan pada ahli : adalahH
Anak dengan episode OMA yang sering. +efinisi LseringM adalah lebih dari 9
episode dalam & bulan.9 ,umber lain menyatakan LseringM adalah lebih dari )
kali dalam & bulan atau lebih dari 9 kali dalam satu tahun
Anak dengan efusi selama ) bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga,
atau berlubangnya gendang telinga
Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf #a"ah
atau mastoiditis (mastoiditis6 peradangan bagian tulang tengkorak, kurang
lebih terletak pada ton"olan tulang di belakang telinga)
Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial6 kepala dan #a"ah), sindrom
+o#n, sumbing, atau dengan keterlambatan bicara-
OMA dengan ge"ala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap '
antibiotik
BAB III
KESIMPULAN
Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian
mukosa telinga tengah, tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang
))
berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam
telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari
infeksi saluran napas atas yang berulang.
1
+iagnosis pasti dari OMA memenuhi semua ) kriteria6 onset cepat, tanda-tanda
efusi telinga tengah yang dibuktikan dengan memperhatikan tanda mengembangnya
membran timpani, terbatas0tidak adanya gerakan membran timpani, adanya bayangan
cairan di belakang membran timpani, cairan yang keluar dari telinga, tanda-tanda
peradangan telinga bagian tengah, kemerahan pada membran timpani dan nyeri telinga
yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
1
7isualisasi dari membran timpani dengan
identifikasi dari perubahan dan inflamasi diperlukan, temuan pada otoskopi menun"ukkan
adanya peradangan yang terkait dengan OMA, penon"olan (bulging) "uga merupakan
prediktor terbaik dari OMA.
>
!enatalaksanaan pada OMA terdapat sebuah kriteria untuk antibakteri !era#atan
atau Observasi pada Anak +engan OMA, apabila anak I & tahun dapat diberi antibiotik
#alaupun diagnosis belum pasti, usia & bulan- ' tahun kalau sudah pasti diagnosisnya
OMA dapat diberi antibakteri dan kalau belum pasti bisa diberi antibakteri apabila ge"ala
makin berat dan observasi bila ge"ala ringan. ?ntuk usia N ' tahun, bisa diberi antibakteri
bila ge"ala makin berat dan observasi "ika ge"ala ringan, dan apabila diagnosis belum
pasti bisa di observasi dahulu.
1
!ilihan observasi untuk OMA mengacu untuk menunda
pengobatan antibakteri pada anak-anak yang dipilih untuk 9* sampai -' "am.
1

DA-TA. PUSTAKA
1. %fiaty A,, Burbaiti, 8enny 4, 5atna +5. 4uku A"ar @lmu 3esehatan 6 elinga,
:idung, enggorokan 3epala /eher. %disi keenam. 8akarta <3?@, '==-6 1=-19, &.-
-9.
)9
'. !aparella MM, Adams A/, /evine ,;. !enyakit telinga tengah dan mastoid. +alam6
%ffendi :, ,antoso 3, %d. 4O@%, buku a"ar penyakit :. %disi &. 8akarta6 %A;,
1>>-6 **-11*
). 5evai, 3rystal et al. '==-. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis
omplicating !pper Respiratory "ract Infection# "he $ffect of Age. !%+@A5@;,
7ol. 11> Bo. & 8une '==-, pp. e19=*-e191'.
9. Moses, ,cott. '==*. Otitis Media. Accessed6 ###.fpnotebook.com.
.. +"aafar, OA. '==&. %elainan "elinga "engah. +alam6 elinga :idung enggorokan,
cetakan ke-.. 4alai !enerbit <3?@. 8akarta.
&. 3apita ,elekta 3edokteran. %ditor Mans"oer Arif (et al.) %d. @@@, cet. '. 8akarta 6
Media Aesculapius. 1>>>.
-. ,osialisman C :elmi. 3elainan elinga /uar dalam 4uku A"ar @lmu 3esehatan
elinga, :idung, enggorok, 3epala C /eher. %d. ke-&. dr. :. %fiaty Arsyad
,oepardi, ,p.: C !rof. dr. :. Burbaiti @skandar, ,p.: (editor). 8akarta 6
<akultas 3edokteran ?niversitas @ndonesia. '==>.
*. :ashisaki A. ;omplications of chronic otitis media. @n6 ;analis 5<, /ambert !5,
eds. "he $ar# omprehensi&e Otology. /ippincottH '===69))-9..
>. %pidemiology of acute otitis media. Available at 6
http600###.ncbi.nlm.nih.gov0pubmed0'-)'.1>
1=. 4erman ,. Otitis media ini developing countries. !ediatrics. 8uly '==&. Available
from ?5/6 http600###.pediatrics.org



).

Anda mungkin juga menyukai