Anda di halaman 1dari 14

Definisi Pengangguran dan inflasi

Definisi Pengangguran

Apa itu pengangguran ?
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja
dan mempunyai kemampuan dibidang masing-masing tetapi dikarenakan
terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai bahkan
bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja .
Pengangguran juga dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu seseorang
yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang
mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak
dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
Golongan penduduk yang termasuk sebagai angkatan kerja adalah
sebagai berikut :
Penduduk yang berumur antara 15 hingga 65 tahun kecuali ibu rumah
tangga yang lebih suka menjaga keluarganya
Orang yang belum mencapai umur 65 tahun tetapi sudah pensiun dan
tidak mau bekerja lagi
Pengangguran sukarela yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur
tersebut yang tidak aktif mencari pekerjaan

Pengangguran menyebabkan produktivitas masyarakat berkurang
sehingga banyak menyebabkan timbulnya kemiskinan, tingkat
kriminalitas meningkat dan masalah sosial lainnya yang akan terjadi.
Yang jika dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan
kekacauan politik dan sosial disuatu negara ini sehingga dapat
mengganggu dan menghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
disuatu negara sehingga dapat mengakibatkan menurunnya GNP dan
pendapatan perkapita disuatu Negara. Hal demikian sangat dapat
membahayakan untuk suatu Negara bahkan jika suatu Negara tersebut
sedang berkembang pesat disuatu bidang.


Jenis-jenis pengangguran :
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Adalah suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan
seorang pekerja untuk meninggalkan kerjaannya dan mencari kerjaan
lebih baik lagi atau mencari kerjaan yang lebih sesuai dengan
keinginannya.
Contoh :
- seorang guru di Medan, misalnya berhenti bekerja karena mengikuti
suaminya yang dipindahkan ke Jakarta. Di tempat yang baru ini guru
tersebut mencari kerjaan kembali.
- seorang wanita yang bekerja sedang mengandung anaknya yang
pertama dan memutuskan untuk berhenti kerja. Setelah anaknya
berumur beberapa bulan ia memutuskan mencari kerja kembali.
2) Pengangguran Musiman (seasonal unemployment)
Adalah suatu keadaan dimana seseorang harus menganggur, karena
adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek.
Contoh :
- Petani, misalnya akan selalu dapat digolongkan sebagai penganggur
musiman karena mereka tidak selalu dapat bekerja sepanjang tahun.
Dan diantara menanam dan panen meraka harus menganggur karena
beberapa bulan diperlukan agar tanamannya mendapatkan hasil.
3) Pengangguran siklikal
Adalah jenis pengangguran yang disebabkan karena adanya imbas dari
naik turunnya siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran pekerjaan.
4) Pengangguran struktural
Adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan ekonomi
(berkembang atau mengalami kemunduran), yang disebabkan karena
perkembangan teknologi, persaingandari luar negeri atau luar daerah,
dan pertumbuhan yang pesat dari kawasan lain.
Contoh :
- Sebelum industri komputer berkembang permintaan yang besar ke atas
untuk mesin tik. Dengan penggunaan computer yang semakin meluas,
permintaan mesin tik pun menjadi berkurang dan industrinya mengalami
kemunduran,dan sebagian pekerja dalam industri ini akan menganggur.
5) Pengangguran sukarela
Adalah pengangguran yang dikarenakan adanya kesempatan kerja
tetapi orang yang menganggur itu tidak bersedia menerimanya pada
tingkat gaji yang berlaku.
6) Pengangguran terpaksa
Adalah pengangguran yang diakibatkan apabila seseorang bersedia
menerima pekerjaan pada tingkat gaji yang berlaku , tetapi pekerjaan
itu tidak bersedia.
Contoh :
- Seseorang yang memang sangat ingin mendapatkan pekerjaan tetapi
perusahaan tersebut tidak membutuhkan karyawan lagi atau
persyaratannya untuk menjadi karyawan tersebut tidak sesuai atau
kurang.
7) Pengangguran tersembunyi
Adalah pengangguran yang keadaan dimana suatu jenis kegiatan
ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari
yang diperlukan.
Contoh :
- Dalam kegiatan ekonomi dapat dijalankan secara efisien dengan
menggunakan 5 pekerja, tetapi pekerja yang sebenarnya adalah 8
orang.Dalam contoh ini kelebihan 3 pekerja tersebut yang digolongkan
sebagai penganggur tersembunyi.
8) Pengangguran setengah menganggur
Adalah keadaan pengangguran dimana seseorang, pekerja itu melakukan
kerja jauh lebih rendah dari jam kerja yang normal.



Definisi Inflasi
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suatu harga atas
barang-barang secara umum dari waktu ke waktu secara terus
menerus.
Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila
kenaikan itu meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang
yang lain. Sehingga kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja
dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali bila telah mempengaruhi harga
barang lainnya.

Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa golongan
berdasarkan berbagai faktor yang membedakannya.
Berdasarkan asalnya :
a. Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Adalah inflasi yang terjadi didalam negeri, umumnya disebabkan karena
defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh percetakan uang baru,
kenaikan upah, gagal panen dll.
b. Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan karena naiknya harga barang-barang
impor, yang terjadi karena kenaikan tarif impor barang atau karena
tingginya biaya produksi di luar negeri.
Berdasarkan tingkat tingginya inflasi
Inflasi ringan (dibawah 10% pertahun)
Inflasi sedang (10% sampai 30% pertahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% pertahun)
Hiper inflasi (diatas 100% pertahun)

Cara Menghitung Tingkat Inflasi
Untuk dapat menghitung tingkat inflasi terlebih dahulu harus diketahui
indeks harga konsumen (IHK). IHK adalah ukuran perubahan harga
dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh
rumahtangga dalam jangka waktu tertentu, untuk menhitung IHK
digunakan rumus :

IHK = harga sekarang/harga pada tahun dasar x 100%

Selanjutnya rumus untuk menghitung laju inflasi adalah :

Laju Inflasi = IHK periode n IHK tahun sebelumnya

Faktor Penentu Terjadinya Inflasi
Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Disebabkan karena permintaan masyarakat akan barang terlalu kuat
yang dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga permintaan
menjadi tinggi. Permintaan yang tinggi terhadap faktor faktor produksi
tersebut mengakibatkan harga faktor produksi mengalami kenaikan.
Hal ini terjadi karena jumlah uang yang beredar bertambah.

Desakan Biaya (Cost Push Inflation)
Terjadi akibat adanya kelangkaan distribusi. Walaupun tidak ada
permintaan yang meningkat secara signifikan. Yang memicu terjadinya
kenaikan harga ialah karena ketidaklancaran arus distribusi atau
berkurangnya barang yang di produksi yang tersedia pada rata rata
permintaan normal. Hal ini juga adapat terjadi karena naiknya biaya
produksi.


Inflasi Campuran
Adalah gabungan dari keduakombinasi antara tarikan permintaan dan
dorongan biaya. Namun jenis ini jarang dijumpai pada kehidupan nyata.

Kerugian dan Keuntungan Inflasi
Terjadinya Inflasi seringkali menyebabkan berbagai dampak buruh bagi
masyarakat. Namun ternyata, pada kasus tertentu Inflasi dapat
menguntungkan bagi beberapa pihak. Berikut merupakan kerugian dan
keuntungan dari terjadinya Inflasi bagi oknum oknum tertentu.

Kerugian Inflasi
Inflasi memperbanyak jumlah masyarakat produktif yang menganggur
karena banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan perusahaan.
Harga dalam berbagai barang konsumsi masyarakat menjadi mahal.
Sehingga untuk menutupinya seringkali masyarakat harus memperkecil
pengeluaran akan kebutuhannya.
Para pemborong atau kontraktor, harus mengeluarkan tambahan biaya
agar dapat menutup pengeluaran karena terjadinya inflasi. Sehingga
keuntungannya menjadi berkurang.
Bagi para kreditor atau pemberi pinjaman karena nilai riil dari pinjaman
yang diberikan dapat menjadi lebih kecil. Misalnya pada saat sebelum
inflasi pinjaman sebesar Rp.500.000,00 setara dengan 25 gram emas.
Namun setelah inflasi dapat menjurun menjadi 20 gram emas.
Bagi para penabung terjadinya inflasi dapat memperbesar tingkat
bunga dan menurunkan nilai uang yang ditabung dibandingkan ketika
sebelum terjadinya inflasi.

Keuntungan Inflasi
Keuntungan inflasi dapat juga di rasakan bagi suatu perusahaan yang
memiliki stok persediaan barang dari sebelum terjadinya inflasi.
Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk
mempermainkan harga dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh
keuntungan yang besar.
Bagi para orang orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi,
mereka akan menimbun barang sebanyak banyaknya sebelum terjadinya
inflasi untuk menjualnya saat terjadinya inflasi. Kenaikan harga akan
menguntungkan mereka.
Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah
pinjamannya jika peminjaman terjadi sebelum terjadinya inflasi.
Meskipun saat inflasi terjadi kenaikan harga. Contohnya para pengambil
KPR BTN inflasi akan mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi
naik. Namun jumlah kewajiban yg harus dibayar kpada BTN tidak ikut
dinaikkan.



1. PENGERTIAN PENGANGGURAN

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.

Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam
tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional
dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan
penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan
lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para
penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor
penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya
penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan
dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh
negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-
negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber
daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama
dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat
pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi
dan terus melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-
orang yang sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan
lapangan pekerjaan sama sekali.
Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar
prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
Rumus : Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran / Jumlah Angkatan Kerja
x 100%
Jenis & Macam Pengangguran
a. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar
kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
b. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang
lebih baik dari sebelumnya.
c. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang
menanti musim durian.
d. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
Tambahan:
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary
unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka
rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin
mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara
adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan
namun belum berhasil mendapatkan kerja.
2. PENGERTIAN INFLASI
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
I nflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di
bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%30% setahun; berat antara
30%100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila
kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
I nflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua
lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur,
regulasi, dll.
I nflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan
pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait
dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank
sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
I nflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai
hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll),
bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi
tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang
terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi,
dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat
penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
- kenaikan harga, misalnya bahan baku dan
- kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-
usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif
dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator
pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan
juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas
harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat
berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan
daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak
terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah
menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara
berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan
dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan
besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena
faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri
tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-
negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih
mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya
berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor
kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik
di negara tersebut.

HUBUNGAN PENGANGGURAN DENGAN INFLASI DI
INDONESIA

Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro.
- Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat
dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif.
- Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga
barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan
kemampuan daya beli.
Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti
semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah
inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa.
Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari
masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil.
Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan
kenaikan upah riil.
- Ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi
momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti
di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka
pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah
penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan
modal untuk berinvestasi.
Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara
berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah
pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di
negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya
business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan
penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.

Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial

Masalah pengangguran jika di biarkan berlarut-larut maka sangat besar
kemungkinananya untuk mendorong suatu krisis sosial. Suatu krisis sosial
ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas, tingginya angka kenakalan
remaja, melonjaknya jumlah anak atau preman, dan besarnya kemungkinan untuk
terjadi berbagai kekerasan sosial yang senantiasa menghantui masyarakat kita.

Bagi banyak orang, mendapatkan sebuah pekerjaan seperti mendapatkan harga
diri. Kehilangan pekerjaan bisa dianggap kehilangan harga diri. Walaupun bukan
pilihan semua orang, di zaman serba susah begini pengangguran dapat dianggap
sebagai nasib. Seseorang bisa saja diputus hubungan kerja karena perusahaannya
bangkrut. Padahal di masyarakat, jutaan penganggur juga antri menanti tenaganya
dimanfaatkan.

Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan
banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial, karena
banyak orang yang frustasi menghadapi nasibnya. Pengangguran yang terjadi
tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga
menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup.
Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai
turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku
tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan
memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.

Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara
kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal
sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka kelabakan
dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal.
Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi
menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung
kalau hujan. Juga para pedagang kaki lima dan tukang becak, bahkan orang demo
saja dibayar. Yang menjadi kekhawatiran adalah jika banyak para penganggur
yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari
mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri, preman, penjual narkoba,
dan sebagainya.

Masalah Pengangguran dan Inflasi

* Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi.

- Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro.
- Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia.
- Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga
di Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia.
- Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana. Melonjaknya
inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi
sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM tersebut cukup
memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier
effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses
produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.

Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat.
Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus
mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak
lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang
diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang
keuntungannya. Jika keuntungan perusahaan berkurang maka perusahaan akan
berusaha untuk mereduksi cost sebagai konsekuensi atas berkurangnya
keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan untuk
mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu
dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai
tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga
investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke
Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah
penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.




Hubungan Pengangguran dengan Inflasi
di Indonesia
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif
dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator
pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan
juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas
harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat
berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan
daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak
terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah
menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara
berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan
dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan
besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena
faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri
tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-
negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih
mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya
berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor
kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik
di negara tersebut.
Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam
tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional
dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan
penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan
lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para
penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor
penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya
penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan
dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh
negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-
negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber
daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama
dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat
pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi
dan terus melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-
orang yang sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan
lapangan pekerjaan sama sekali.
Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial
Masalah pengangguran jika dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar
kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. Suatu krisis sosial ditandai
dengan meningkatnya angka kriminalitas, tingginya angka kenakalan remaja,
melonjaknya jumlah anak jalanan atau preman, dan besarnya kemungkinan untuk
terjadi berbagai kekerasan sosial yang senantiasa menghantui masyarakat kita.
Bagi banyak orang, mendapatkan sebuah pekerjaan seperti mendapatkan harga
diri. Kehilangan pekerjaan bisa dianggap kehilangan harga diri. Walaupun bukan
pilihan semua orang, di zaman serba susah begini pengangguran dapat dianggap
sebagai nasib. Seseorang bisa saja diputus hubungan kerja karena perusahaannya
bangkrut. Padahal di masyarakat, jutaan penganggur juga antri menanti tenaganya
dimanfaatkan.
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan
banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial, karena
banyak orang yang frustasi menghadapi nasibnya. Pengangguran yang terjadi
tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga
menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup.
Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai
turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku
tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan
memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara
kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal
sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka kelabakan
dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal.
Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi
menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung
kalau hujan. Juga para pedagang kaki lima dan tukang becak, bahkan orang demo
saja dibayar. Yang menjadi kekhawatiran adalah jika banyak para penganggur
yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari
mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri, preman, penjual narkoba,
dan sebagainya.
Masalah Pengangguran dan Inflasi
Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar
baik uang tunai maupun giro. Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan
fisik barang yang tersedia. Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut
mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di Indonesia termasuk lebih tinggi
dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor
fisik prasarana. Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah
yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan
BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat
menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya
yang dalam proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.
Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat.
Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus
mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak
lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang
diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang
keuntungannya. Jika keuntungan perusahaan berkurang maka perusahaan akan
berusaha untuk mereduksi cost sebagai konsekuensi atas berkurangnya
keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan untuk
mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu
dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai
tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga
investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke
Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah
penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai