Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan

(1). Diabetes menjadi salah satu penyakit yang paling sering
diderita dan penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Setengah dari
jumlah kasus Diabetes Melitus (DM) tidak terdiagnosa karena pada umumnya
diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prealensi penyakit
diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori
yang dimakan, kurangnya akti!itas !isik dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut (").
#erdasarkan data #adan Pusat Statistik Indonesia ("$$%) diperkirakan
penduduk Indonesia yang berusia di atas "$ tahun adalah sebesar 1%% juta ji&a.
Dengan prealensi DM pada daerah urban sebesar 1',() dan daerah rural sebesar
(,"), maka diperkirakan pada tahun "$$% terdapat penyandang diabetes sejumlah
*," juta di daerah urban dan +,+ juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola
pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun "$%$ nanti akan ada 1,' juta
penduduk yang berusia di atas "$ tahun dan dengan asumsi prealensi DM pada
urban (1',()) dan rural ((,")) maka diperkirakan terdapat 1" juta penyandang
diabetes di daerah urban dan *,1 juta di daerah rural (%).
Dalam Diabetes -tlas "$$$ (International Diabetes .ederation) tercantum
perkiraan penduduk Indonesia di atas "$ tahun sebesar 1"+ juta dan dengan
$
asumsi prealensi DM sebesar ',/) diperkirakan pada tahun "$$$ pasien DM
akan berjumlah +,/ juta. #erdasarkan pola pertambahan penduduk seperti ini,
diperkirakan tahun "$"$ nanti akan ada sejumlah 1(* juta penduduk diatas usia "$
tahun dan dengan asumsi prealensi DM sebesar ',/) akan didapatkan *," juta
pasien DM, suatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat
berat (%).
0alaupun Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat !atal bila
pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara
multidisiplin yang mencakup terapi non1obat dan terapi obat (').
#erbagai cara untuk meningkatkan pengelolaan diabetes di puskesmas
yaitu memberikan konseling dan bekerja sama erat dengan penderita dalam
penatalaksanaan diabetes sehari1hari khususnya dalam terapi obat, selain itu
petugas puskesmas juga dapat membantu penderita menyesuaikan pola diet
sebagaimana yang disarankan ahli gi2i, mencegah dan mengendalikan komplikasi
yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan e!ek samping obat,
memberikan rekomendasi penyesuaian rejimen dan dosis obat yang harus
dikonsumsi penderita bersama dengan dokter yang mera&at penderita, yang
kemungkinan dapat berubah dari &aktu ke &aktu sesuai dengan kondisi penderita
(+,/).
Penyuluhan kesehatan pada penderita DM merupakan suatu hal yang amat
penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah atau setidaknya
menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang ditakuti oleh
1
penderita. 3leh sebab itu, atas dasar inilah penulis merasa tertarik untuk
membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul 4Diabetes melitus5.
B. Sasaran Penyuluhan
Pasien yang datang berobat ke Posyandu 6ansia #umi 7ahaya #intang.
C. Tujuan Penyuluhan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan diharapkan
pasien yang berobat terutama lansia mampu mengenali kencing manis (Diabetes
Mellitus), mengenali gejalanya serta mencegah komplikasinya lebih lanjut,
memahami cara hidup lebih sehat.
D. Tempat Pelaksanaan
Posyandu 6ansia #umi 7ahaya #intang
E. Pelaksana
Dokter muda .akultas 8edokteran 9:6-M yang sedang menjalani stase
Ilmu 8esehatan Masyarakat.
F. et!"e
7eramah
#. e"$a
6ea!let dan Slide
BAB II
"
ISI
%. DEFINISI DIABETES ELLITUS
8encing manis atau Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan
kesehatan kronis di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena
gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh.

Diabetes Mellitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia kronik
akibat dari kekurangan sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau kedua1
duanya ((,*). ;iperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, dis!ungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, sara!, jantung dan pembuluh darah. 0orld ;ealth 3rgani2ation (0;3)
sebelumnya telah merumuskan bah&a DM merupakan sesuatu yang tidak dapat
dituangkan dalam satu ja&aban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat
dikatakan sebagai suatu kumpulan problem anatomik dan kimia&i akibat dari
sejumlah !actor di mana didapat de!isiensi insulin absolute atau relatie dan
gangguan !ungsi insulin (*,,).
&. P'E(ALENSI DIABETES ELITUS
0;3 memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang
cukup besar untuk tahun1tahun mendatang. 9ntuk Indonesia, 0;3 memprediksi
kenaikan jumlah pasien dari *,' juta pada tahun "$$$ menjadi sekitar "1,% juta
pada tahun "$%$. 6aporan dari hasil penilitian di berbagai daerah di Indonesia
yang dilakukan pada dekade 1,*$ menunjukkan sebaran prealensi DM tipe1"
antara $,*) di <anah <oraja, sampai /,1) yang didapatkan di Manado. ;asil
penelitian pada era "$$$ menunjukkan peningkatan prealensi yang sangat tajam.
%
Sebagai contoh penelitian di =akarta (daerah urban) dari prealensi DM 1,()
pada tahun 1,*" menjadi +,() pada tahun 1,,% dan kemudian menjadi 1",*)
pada tahun "$$1 di daerah sub1urban =akarta (%).
). *LASIFI*ASI DIABETES ELITUS
0;3 mengklasi!ikasikan diabetes melitus menjadi %, yaitu> (1$)
1 Diabetes tipe 1
Dikenal juga sebagai insulin dependent diabetes melitus. Ditandai dengan
de!isiensi produksi insulin dan memerlukan insulin setiap hari. ?ejalanya
antara lain poliuria, polidipsia, rasa cepat lapar, berat badan menurun,
gangguan penglihatan, dan mudah lelah.
1 Diabetes tipe "
Dikenal juga sebagai non insulin dependent diabetes melitus. <erjadi akibat
tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara e!ekti!. ?ejala yang timbul
sama dengan gejala diabetes tipe 1, akan tetapi kurang jelas. ;al ini
menyebabkan diagnosis seringkali terlambat hingga komplikasi muncul.
1 Diabetes gestasional
Merupakan hiperglikemia yang timbul pada &aktu hamil dan menghilang
setelah melahirkan.
#erikut ini adalah klasi!ikasi etiologis DM menurut 8onsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Melitus <ipe " di Indonesia "$$/ (%)
'
+. FA*T,' 'ESI*, DIABETES ELITUS
.aktor risiko diabetes sama dengan !aktor risiko untuk intoleransi glukosa
yaitu > (')
1. .aktor risiko yang tidak bisa dimodi!ikasi >
@as dan etnik
@i&ayat keluarga dengan diabetes (anak penyandang diabetes)
9mur. @isiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring
dengan meningkatnya usia. 9sia A '+ tahun harus dilakukan pemeriksaan
DM.
@i&ayat melahirkan bayi dengan ## lahir bayi A '$$$ gram atau ri&ayat
pernah menderita DM gestasional (DM?).
@i&ayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari ",+ kg. #ayi yang
lahir dengan ## rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding
dengan bayi lahir dengan ## normal.
". .aktor risiko yang bisa dimodi!ikasiB
#erat badan lebih (IM< A "% kgCm").
8urangnya aktiitas !isik.
;ipertensi (A 1'$C,$ mm;g).
Dislipidemia (;D6 D %+ mgCd6 dan atau trigliserida A "+$ mgCd6)
+
Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi gula dan rendah serat
akan meningkatkan risiko menderita prediabetes dan DM tipe1".
-. #E.ALA UU DIABETES ELITUS
DM sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
?ejalanya sangat berariasi. DM dapat timbul secara perlahan1lahan sehingga
pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih
banyak, buang air kecil ataupun berat badan yang menurun. ?ejala1gejala tersebut
dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi
kedokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya (11).
Mani!estasi klinis yang khas pada DM yaitu 4<riaspoli5 polidipsi (banyak
minum), poli phagia (banyak makan) E poliuri (banyak kencing). Selain itu
didapatkan keluhan berupa> 6etih, lesu, penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya, lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dis!ungsi
ereksi pada pria, dan pruritus ulae pada &anita (1").
Penyakit DM terkadang pula gambaran klinisnya tidak jelas, asimtomatik
dan diabetes baru ditemukan pada saat pemeriksaan penyaringan atau
pemeriksaan untuk penyakit lain. Dari sudut pasien diabetes mellitus sendiri, hal
yang sering menyebabkan pasien datang berobat ke dokter dan kemudian
didiagnosis sebagai diabetes mellitus dengan keluhan yaitu terjadi kelainan pada
kulit seperti gatal1gatal, bisulan. Selain itu juga terjadi kelainan ginekologis
seperti keputihan dan lain1lain (11).
/
?ambar 1. ?ejala dari diabetes mellitus
/. Strateg$ Pengel!laan D$a0etes ell$tus
Dalam strategi pengelolaan kesehatan bagi pasien DM, peran dokter umum
sangat penting dengan prioritas jangka pendek untuk menghilangkan gejala dan
mencegah terjadinya komplikasi untuk jangka panjang. 8asus diabetes melitus
sederhana tanpa penyulit dapat dikelola dengan tuntas oleh dokter umum. -palagi
kalau kemudian kadar glukosa darah ternyata dapat terkendali baik dengan
pengelolaan di tingkat pelayanan kesehatan primer. <entu saja harus ditekankan
pentingnya tindak lanjut jangka panjang pada para pasien tersebut. Pasien yang
potensial akan menderita penyulit DM perlu secara periodik dikonsultasikan
kepada dokter ahli terkait ataupun kepada tim pengelola DM pada tingkat lebih
tinggi di rumah sakit rujukan. 8emudian mereka dapat dikirim kembali kepada
dokter yang biasa mengelolanya. Demikian pula pasien DM yang sukar terkendali
kadar glukosa darahnya, pasien DM dengan penyulit, apalagi penyulit yang
(
potensial !atal, perlu dan harus ditangani oleh instansi yang lebih mampu dengan
peralatan yang lebih lengkap, dalam hal ini Pusat DM di .akultas 8edokteran C
@umah Sakit Pendidikan C @S @ujukan 9tama (%,',().
Diabetes melitus adalah penyakit menahun yang akan diderita seumur
hidup, sehingga yang berperan dalam pengelolaannya tidak hanya dokter, pera&at
dan ahli gi2i, tetapi lebih penting lagi keikutsertaan pasien sendiri dan
keluarganya. Penyuluhan kepada pasien dan keluarganya akan sangat membantu
meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan
DM (%).
9ntuk mendapatkan hasil pengelolaan yang tepat guna dan berhasil guna
bagi pasien DM dan untuk menekan angka penyulit, diperlukan suatu standar
pelayanan minimal bagi pasien DM. Penyempurnaan dan reisi berkala standar ini
perlu disesuaikan dengan kemajuan1kemajuan ilmu mutakhir, kondisi, dan
masukan dari para pengelola DM, sehingga dapat diperoleh man!aat yang
maksimal bagi pasien DM (%).
1. DIA#N,SIS DIABETES ELITUS
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. ?una penentuan
diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa secara en2imatik dengan bahan darah plasma ena. Penggunaan bahan
darah utuh (whole blood), ena ataupun kapiler tetap dapat dipergunakan dengan
memperhatikan angka1angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan
*
oleh 0;3. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (%).
#erbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. 8ecurigaan
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti tersebut
di ba&ah ini (%)
8eluhan klasik DM berupa > poliuria, polidipsia, poli!agia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
8eluhan lain dapat berupa > lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan
dis!ungsi ereksi pada pria, serta pruritus ulae pada &anita.
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan
klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma se&aktu A"$$ mgCd6 sudah
cukup untuk menegakkan diagnosis DM. 8edua, dengan pemeriksaan glukosa
plasma puasa yang lebih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien serta
murah, sehingga pemeriksaan ini dianjurkan untuk diagnosis DM. 8etiga dengan
<<?3. 6angkah diagnostik DM dapat dilihat pada bagan 1 (%).
,
Bagan %. 6angkah diagnostik DM (%)
Ta0el &. 8adar gula darah se&aktu dan puasa sebagai diagnosis DM (")
-da perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. 9ji
diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukan gejalaC tanda DM,
sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidenti!ikasikan mereka
yang tidak bergejala, yang mempunyai resiko DM. Serangkaian uji diagnostik
akan dilakukan kemudian pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya
positi!, untuk memastikan diagnosis de!initie.
1$
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu risiko
DM sebagai berikut> (1%)
1. 9sia 9sia A '+ tahun
". #erat badan lebih > ##@ A 11$) ## idaman atau IM< A "% kgCm"
%. ;ipertensi (F 1'$C,$ mm;g)
'. @i&ayat DM dalam garis keturunan
+. @i&ayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau ## lahir bayi A
'$$$ gram
/. 8olesterol ;D6 %+ mgCdl dan atau trigliserida F "+$ mgCdl
9ntuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringnya
negatie, pemeriksaan penyaring ulang dilakukan tiap tahunB sedangkan bagi
mereka yang berusia A '+ tahun tanpa !actor risiko, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap % tahun (1%).
Pemeriksaan penyaring yang khusus ditujukan untuk DM pada penduduk
umumnya (mass screening) tidak dianjurkan karena disamping biaya yang mahal,
rencana tindak lanjut bagi mereka yang positi! belum ada. #agi mereka yang
mendapat kesempatan untuk pemeriksaan penyaring bersama penyakit lain
(general check up)adanya pemeriksaan penyaring untuk DM dalam rangkaian
pemeriksaan teraebut sangat dianjurkan (1%)
Pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring pasien DM, toleransi
glukosa terganggu (<?<) dan glukosa darah puasa terganggu (?DP<), sehingga
dapat ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Pasien dengan <?< dan
?DP< merupakan tahapan sementara menuju DM. Setelah +11$tahun kemudian
1C% kelompok <?< akan berkembang menjadi DM, 1C% tetap <?< dan 1C% lainnya
kembali normal. -danya <?< sering berkaitan dengan resistensi insulin. Pada
kelompok <?< ini risiko terjadinya aterosklerosis lebih tinggi dibandingkan
kelompok normal. <?< sering berkaitan dengan penyakit kardioaskular,
hipertensi dan dislipidemia. Peran akti! pada pengelolaan kesehatan sangat
11
diperlukan agar deteksi DM dapat ditegakan sedini mungkin dan pencegahan
primer dan sekunder dapa segera diterapkan (1%).
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa
darah se&aktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes
toleransi glukosa oral (<<?3) standard (1%).
Pada pasien dengan keluhan khas, pemeriksaan gula darah se&aktu A "$$
mgCdl sudah cukup menegakan diagnosis DM. ;asil pemeriksaan kadar glukosa
darah puasa A 1"/ mgCdl juga digunakan untuk patokan diagnosis DM. 9ntuk
kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru
satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakan diagnosis DM.
Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal,
baik kadar glukosa darah puasa A 1"/ mgCdl, kadar glukosa darah se&aktu A "$$
mgCdl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (<<?3)
didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan A "$$ mgCdl (1%).
2. *,PLI*ASI DIABETES ELITUS
Penyulit akut DM> (%)
1. 8etoasidosis diabetik
". ;iperosmolar non ketotik
%. ;ipoglikemia
Penyulit menahun DM> (%)
1. Makroangiopati >
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah tepi
1"
Penyakit arteri peri!er sering terjadi pada penyandang diabetes. #iasanya
terjadi dengan gejala tipikal intermittent claudicatio, meskipun sering tanpa
gejala. <erkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama muncul.
Pembuluh darah otak
". Mikroangiopati>
@etinopati diabetik
8endali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko dan
memberatnya retinopati. <erapi aspirin tidak mencegah timbulnya
retinopati
:e!ropati diabetik
8endali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko
ne!ropati. Pembatasan asupan protein dalam diet ($,* gCkg ##) juga akan
mengurangi risiko terjadinya ne!ropati
%. :europati
Gang tersering dan paling penting adalah neuropati peri!er, berupa hilangnya
sensasi distal. #erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. ?ejala
yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih terasa
sakit di malam hari. -pabila diketemukan adanya polineuropati distal, pera&atan
kaki yang memadai akan menurunkan risiko amputasi. Semua penyandang
diabetes yang disertai neuropati peri!er harus diberikan edukasi pera&atan kaki
untuk mengurangi risiko ulkus kaki.
3. PEN#,BATAN DIABETES ELITUS
1%
<ujuan penatalaksanaan DM secara umum adalah meningkatnya kualitas
hidup penyandang diabetes.(%)
Jangka pendek> hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang> tercegah dan terhambatnya progresiitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. <ujuan akhir pengelolaan
adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
9ntuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa
darah, tekanan darah, berat badan dan pro!il lipid, melalui pengelolaan pasien
secara holistik dengan mengajarkan pera&atan mandiri dan perubahan perilaku.(%)
Pengobatan bahkan pencegahan terhadap DM tipe " secara rasional
haruslah mengacu pada konsep menghindari hiperglikemia secara dini dan
optimal. Semua jenis pengobatan DM tipe " yang ada pada saat ini, baik bersi!at
!armakologis maupun non !armakologis.(%)
Dalam 8onsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus <ipe " di
Indonesia tahun "$$/, terdapat ' pilar penatalaksanaan DM, yaitu> (%)
1. Hdukasi
Diabetes tipe " umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan
partisipasi akti! pasien, keluarga dan masyarakat. <im kesehatan mendampingi
pasien dalam menuju perubahan perilaku. 9ntuk mencapai keberhasilan
perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensi! dan upaya
peningkatan motiasi. 9ntuk mendapatkan hasil pengelolaan diabetes yang
optimal dibutuhkan perubahan perilaku. Perlu dilakukan edukasi bagi pasien dan
1'
keluarga untuk pengetahuan dan peningkatan motiasi. ;al tersebut dapat
terlaksana dengan baik melalui dukungan tim penyuluh yang terdiri dari dokter,
ahli diet, pera&at, dan tenaga kesehatan lain. Hdukasi dengan tujuan promosi
hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.
". <erapi gi2i medisC Pengaturan makanan
Istilah pengaturan makan sengaja lebih dipopulerkan sebagai pengganti diet,
karena diet berkonotasi lebih sukar untuk dilaksanakan ketimbang yang pertama.
8onsep dasar pengaturan makan, tidaklah harus kaku, namun tetap mengacu
kepada upaya menghindari 5glucose toxicity5 seminimal mungkin. Pendekatannya
adalah dalam segi kuantitas berupa jumlah kalori, dan dari kualitas berimbang
dalam hal proporsi, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan. 8onsep dasarnya
adalah bah&a pengaturan diet jangan mengurangi kualitas hidup penederita.
Sasaran yang ingin dicapai dengan pengaturan makanan adalah terkendalinya
diabetes secara komprehensi!, disertai secara bertahap tercapainya berat badan
ideal pada penderita. Penurunan berat badan terbukti dapat memperbaiki toleransi
tubuh terhadap glukosa, bahkan dapat mencegah munculnya DM tipe " bila
dilakukan lebih dini pada tahap pradiabetik. 8husus bagi para penderita yang
masih pada tahap a&al, dengan terapi diet saja sering memberikan hasil baik.
Penggunaan terapi !armakologis pada tahap ini seringkali tidak diperlukan,
bahkan dapat memberi e!ek negati!. (%)
8eberhasilan menerapkan pengaturan makan akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan edukasi oleh para tenaga medis disatu pihak, dan tingkat kepatuhan
1+
penderita dipihak lain. 8enyataan membuktikan bah&a pengaturan makan, jauh
lebih mudah untuk dimengerti ketimbang untuk dilaksanakan oleh penderita.
-palagi ini merupakan sesuatu yang harus dijalani seumur hidup. Hdukasi yang
berkesinambungan diperlukan dalam hal ini. (%)
8omposisi makanan yang dianjurkan bagi penderita DM terdiri dari>
Pr!te$n
;anya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang
asupan protein orang dengan diabetes. -D- pada saat ini menganjurkan
mengkonsumsi 1$) sampai "$) energi dari protein total. Menurut konsensus
pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan
diabetes adalah 1$ I 1+) energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi $,*
gCkg perhari atau 1$) dari kebutuhan energi dengan timbulnya ne!ropati pada
orang de&asa dan /+) hendaknya bernilai biologi tinggi. (%)
T!tal Lemak
-supan lemak dianjurkan D 1$) energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 1$)
energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu /$ I ($)
total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Distribusi energi
dari lemak dan karbohidrat dapat berbeda1beda setiap indiidu berdasarkan
pengkajia gi2i dan tujuan pengobatan. -njuran persentase energi dari lemak
tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang
diinginkan. 9ntuk indiidu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat
mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari
1/
%$) asupan energi dari lemak total dan D 1$) energi dari lemak jenuh. Dalam
hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah "$ I "+) energi. -pabila
peningkatan 6D6 merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet
dislipidemia tahap II yaitu D () energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari
%$) energi dari lemak total dan kandungan kolesterol "$$ mgChari. -pabila
peningkatan trigliserida dan J6D6 merupakan masalah utama, pendekatan
yang mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan
peningkatan aktiitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh
tunggal "$) energi dengan D 1$) masing energi masing1masing dari lemak
jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah.
Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara
lain dengan penggunaan nuts, alpukat dan minyak 2aitun. :amun demikian
pada indiidu yang kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk
kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida A 1$$$ mgCdl mungkin perlu
penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma
dalam bentuk kilomikron. (%)
Lemak .enuh "an *!lester!l
<ujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untuk
menurunkan resiko penyakit kardioaskuler. 3leh karena itu D 1$) asupan
energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol
1(
makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari %$$ mg perhari. :amun demikian
rekomendasi ini harus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik. (%)
*ar0!h$"rat "an Peman$s
-da " golongan karbohidrat sebagai diet yakni karbohidrat kompleks dan
karbohidrat sederhana. #ila mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti pada
roti, nasi, atau kentang, 2at ini akan diuraikan menjadi rantai tunggal glukosa,
kemudian baru diserap ke dalam aliran darah. 8adar gula memang akan naik,
tapi tidak dengan cepat atau banyak (1',1+).
#ila mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti
selai, jeli, sirup, limun, es krim, maka 2at yang sudah berupa rantai tunggal
glukosa ini segera diserap dan memasuki sistem darah yang mengakibatkan
kadar gula darah meningkat dengan cepat. Sebab itu penderita DM dianjurkan
untuk tidak mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana. Sebaliknya,
untuk diet dianjurkan mengkonsumsi sumber karbohidrat berserat alami seperti
roti, biji gandum, biskuit berserat, sayuran, kacang1kacangan dan buah segar
(kadar gula rendah) (1+,1/).
@ekomendasi tahun 1,,' lebih men!okuskan pada jumlah total karbohidrat
dari pada jenisnya. @ekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali
!ruktosa dan lebih konserati! untuk serat. #uah dan susu sudah terbukti
mempunyai respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. 0alaupun
berbagai tepung1tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada
1*
sumber karbohidrat. -njuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan
diabetes di Indonesia adalah /$1($) energi. (1')
Sukr!sa
#ukti ilmiah menunjukkan bah&a penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada indiidu
dengan diabetes tipe 1 dan ". Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa
harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak
hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan
substitusi ini kandungan 2at gi2i dari makanan1makanan manis yang pekat dan
kandungan 2at gi2i makanan yang mengandung sukrosa harus
dipertimbangkan, demikian juga adanya 2at gi2i12at gi2i lain pada makanan
tersebut seperti lemak yang sering dimakan bersama sukrosa. Mengkonsumsi
makanan yang berariasi memberikan lebih banyak 2at gi2i dari pada makanan
dengan sukrosa sebagai satu1satunya 2at gi2i. (1')
Peman$s
.ruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung1tepungan. Dalam hal ini !ruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.
:amun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar ("$)
energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan 6D6, !ruktosa tidak
seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan
diabetes. Penderita dislipidemia hendaknya menghindari mengkonsumsi
!ruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari
1,
makanan seperti buah dan sayuran yang mengnadung !ruktosa alami ataupun
konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis !ruktosa.
Sorbitol, mannitol dan Kylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang
menghasilkan respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat
lain. Penggunaan pemanis tersebut secra berlebihan dapat mempunyai
pengaruh laKati!. Sakarin, aspartam, acesul!ame adalah pemanis tak bergi2i
yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM. (1')
Serat
@ekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk
orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi "$ I %+ g serat makanan
dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira1kira
"+ gChari dengan mengutamakan serat larut. (1')
Natr$um
-njuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa
yaitu tidak lebih dari %$$$ mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi
ringan sampai sedang, dianjurkan "'$$ mg natrium perhari.(1')
-da beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
penyandang diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya "+1%$ kalori C kg ## ideal, ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa !aktor yaitu jenis kelamin, umur, aktiitas, berat badan,
dll.(1')
Perhitungan berat badan Ideal (##I) dengan rumus #rocca yang
dimodi!ikasi adalah sbb>
"$
Berat 0a"an $"eal 4 356 7 8TB "alam 9m : %55; 7 % kg.
#agi pria dengan tinggi badan di ba&ah 1/$ cm dan &anita di ba&ah 1+$ cm,
rumus dimodi!ikasi menjadi >
Berat 0a"an $"eal 8BBI; 4 8TB "alam 9m : %55; 7 % kg.
## :ormal > ## ideal L 1$ )
8urus > D ##I 1 1$ )
?emuk > A ##I M 1$ )
Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa <ubuh adalah sbb>
IT 4 BB8kg;<TB8m&;
8lasi!ikasi IM<>
1 ## 8urang D1*,+
1 ## :ormal 1*,+1"",,
1 ## 6ebih A"%,$
Dengan risiko "%,$1"',,
3bes I "+,$1",,,
3bes II A%$
.aktor1!aktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain >
o =enis 8elamin. 8ebutuhan kalori pada &anita lebih kecil daripada pria.
8ebutuhan kalori &anita sebesar "+ kalCkg ## dan untuk pria sebesar %$ kalCkg
##.
o 9mur. 9ntuk pasien usia di atas '$ tahun, kebutuhan kalori dikurangi +)
untuk dekade antara '$ dan +, tahun, dikurangi 1$) untuk usia /$ sCd /,
tahun dan dikurangi "$), di atas ($ tahun.
"1
o -ktiitas .isik atau Pekerjaan. 8ebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan
intensitas aktiitas !isik penambahan sejumlah 1$) dari kebutuhan basal
diberikan pada kedaaan istirahat, "$) pada pasien dengan aktiitas ringan,
%$) dengan aktiitas sedang, dan +$) dengan aktiitas sangat berat.
o #erat #adan. #ila kegemukan dikurangi sekitar "$1%$) ber1gantung kepada
tingkat kegemukan. #ila kurus ditambah sekitar "$1%$) sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan ##. 9ntuk tujuan penurunan berat badan
jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1$$$ 1 1"$$ kkal perhari untuk
&anita dan 1"$$11/$$ kkal perhari untuk pria.
Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas
dibagi dalam % porsi besar untuk makan pagi ("$)), siang (%$)) dan sore ("+))
serta "1% porsi makanan ringan (1$11+)) di antaranya. 9ntuk meningkatkan
kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesuai dengan kebiasaan.
9ntuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola pengaturan makan
disesuaikan dengan penyakit penyertanya.(1')
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan
gi2i baik sebagai berikut > (1+,1/)
N 8arbohidrat /$ 1 ($)
N Protein 1$ 1 1+)
N 6emak "$ 1 "+)
Pada dasarnya, diet diabetes terdiri atas % kali makan utama dan % kali
makan antara (snack) dengan jarak % jam. 7ontohnya> (1+11/)
""
Pukul $/.%$ 1 makan pagi.
Pukul $,.%$ 1 makanan kecil atau buah.
Pukul 1".%$ 1 makan siang.
Pukul 1+.%$ 1 makanan kecil atau buah.
Pukul 1*.%$ 1 makan malam.
Pukul "1.%$ 1 makanan kecil atau buah.
Penderita DM disarankan agar berolah raga / hari seminggu dalam porsi
sedang. =enisnya berupa aerobik seperti jalan kaki atau senam, paling tidak "$ I
'+ menitChari. :amun jangan lupa melakukan pemanasan dan cooling down
(menurunkan intensitas latihan secara bertahap). Satu sampai tiga jam sebelum
berolahraga makan secukupnya. 8alau berolahraga berat yang berlangsung lama,
dianjurkan menyantap snack setiap %$ menit. =uga banyak minum air
putih(1(,1*). Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (%I' kali seminggu)
selama kurang lebih %$ menit, yang si!atnya sesuai 7@IPH (continuous,
rhythmical, interval, progressive, endurance training). Sedapat mungkin
mencapai 2ona sasaran (+I*+) denyut nadi maksimal (""$ I 9mur),
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. -ntara /$) 1
*$) denyut nadi maksimal ini disebut zone latihan. Sebagai contoh olahraga
ringan adalah berjalan kaki biasa selama %$ menit, olahraga sedang adalah
berjalan cepat selama "$ menit dan olahraga berat misalnya jogging (1(,1*).
=ika pasien telah menerapkan pengaturan makan dan kegiatan jasmani
yang teratur namun pengendalian kadar glukosa darahnya belum tercapai,
dipertimbangkan pemakaian obat1obatan. 3bat1obatan dibagi menjadi " golongan
"%
yaitu obat anti diabetes oral (3-D3) atau 3bat ;iperglikemik 3ral (3;3) dan
Insulin. 3bat anti diabetes oral sendiri dibagi lagi menjadi ' golongan yaitu
sekretagoga insulin, biguanid (met!ormin), OIglucosidase inhibitor dan insulin
sensiti2er. Sekretogoga insulin terdiri atas golongan sul!onilurea dan golongan
glinide. ?olongan glinide merupakan pemacu sekresi insulin dengan aksi kerja
cepat dan keberadaan di dalam tubuh yang singkat (fast onfast off). ?olongan
insulin sensiti2er dapat meningkatkan sensitiitas insulin sehingga dapat
mengurangi resistensi insulin.

Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah
kunci program pengobatan diabetes mellitus (1,).
%. 6atihan jasmani
8egiatan olah raga atau latihan jasmani, merupakan upaya pendamping dari
pengaturan makan dalam rangka mengendalikan diabetes. -da beberapa sasaran
yang ingin dicapai dengan latihan jasmani dalam kaitan pengobatan diabetes.
Pertama, latihan jasmani dengan dosis yang terukur dapat berman!aat membentuk
berat badan ideal. 8edua, latihan jasmani yang teratur terbukti dapat
meningkatkan sensiti!itas jaringan terhadap insulin. ;al ini dapat terjadi melalui
stimulasi terhadap translokasi ?69< ' dalam sel otot dan lemak.(1')
Penerapan latihan jasmani terhadap penderita sudah barang tentu sangat
bersi!at indiidual. Status gi2i, kondisi kesehatan, dan adanya komplikasi
merupakan data penting yang harus diketahui sebelum menetapkan jenis dan
intensitas latihan jasmani pada seorang penderita. 8ontinuitas serta keteraturan
latihan, merupakan kunci keberhasilan dari program ini. Peningkatan secara
"'
berkala dari intensitas latihan, sangat berman!aat bila kondisi memang
memungkinkan. (1')
8egiatan jasmani sehari1hari dan latihan jasmani secara teratur (%1' kali
seminggu selama kurang lebih %$ menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe ". 8egiatan sehari1hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. 6atihan jasmani selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitiitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. 6atihan
jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersi!at aerobik seperti>
jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. 6atihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. 9ntuk mereka yang relati!
sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah
mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. ;indarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak atau bermalasmalasan.(1+)
Ta0el ). -ktiitas !isik sehari1hari(")
'. Interensi !armakologi
"+
Interensi !armakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum
tercapai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani.(%)
a. 3bat hipoglikemik oral (3;3)
#erdasarkan cara kerjanya, 3;3 dibagi menjadi ' golongan> (%)
1 pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue)> sul!onilurea dan glinid
1 penambah sensitiitas terhadap insulin> met!ormin, tia2olidindion
1 penghambat glukoneogenesis (met!ormin)
1 penghambat absorpsi glukosa> penghambat glukosidase al!a.
b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan> (%)
1 Penurunan berat badan yang cepat
1 ;iperglikemia berat yang disertai ketosis
1 8etoasidosis diabetik
1 ;iperglikemia hiperosmolar non ketotik
1 ;iperglikemia dengan asidosis laktat
1 ?agal dengan kombinasi 3;3 dosis hampir maksimal
1 Stres berat (in!eksi sistemik, operasi besar, IM-, stroke)
1 8ehamilan dengan DMCdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
1 ?angguan !ungsi ginjal atau hati yang berat
1 8ontraindikasi dan atau alergi terhadap 3;3
c. <erapi 8ombinasi
Pemberian 3;3 maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa
darah. (%)
%5. *,PLI*ASI
Diabetes mellitus jangka panjang dapat menyebabkan> (%)
"/
Stroke
Penyakit jantung koroner
9lkusCgangren
8erusakan pembuluh darah retina
?angguan pada ginjal
Menyerang sara!
%%. PENCE#AHAN
9ntuk mengetahui cara mencegah DM, perlu diketahui !aktor risiko
penyakit ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak kegemukan melalui cara
menjaga berat badan ideal, makan makanan yang sehat dan menjauhi makanan
dengan kadar lemak tinggi, perbanyak gerak !isik (%,,).
BAB III
*ESIPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut>
1. Prealensi penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup,
kenaikan jumlah kalori yang dimakan, kurangnya akti!itas !isik. Saat ini
menjadi penyakit yang banyak dijumpai dengan prealensi diseluruh dunia
'). Prealensinya akan terus meningkat dan diperkirakan pada tahun "$"+
akan mencapai +,') 0;3 memperkirakan di 7ina dan India pada tahun
jumlahnya akan mencapai +$ juta.
". Diagnosis Diabetes Mellitus (DM) harus didasarkan atas pemeriksaan kadar
glukosa darah. Dalam menentukan diagnosis DM harus diperhatikan asal
"(
bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. 9ntuk
diagnosis, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa darah
dengan cara en2imatik dengan bahan darah plasma ena. 9ntuk memastikan
diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah seharusnya dilakukan di
laboratorium klinik yang terpercaya
%. Penyuluhan kesehatan pada penderita DM merupakan suatu hal yang amat
penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah atau
setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut
yang ditakuti oleh penderita.
'. Materi edukasi meliputi perjalanan penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan DM, penyulit DM dan risikonya, interensi non1!armakologis
dan !armakologis.
DAFTA' PUSTA*A
1. ;is&ani. Peranan gi2i dalam diabetes mellitus. .akultas kedokteran
uniersitas sumatera utara. "$$%.
". ;is&ani. Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus. "$$/.
-ailable !rom > http>CC repository.usu.ac.id.
%. PH@8H:I. 8onsensus Pengelolaan Diabetes Melitus <ipe " di Indonesia
"$$". #alai Penerbit .89I. =akarta. "$$".
'. -merican Diabetes -ssociation. Standards o! Medical 7are !or Patients 0ith
Diabetes Mellitus. Diabetes are, "/> S%%1S+$.
+. Pulhaimi hadi. Pedoman Pengobatan Dasar Diabetes Melitus di Puskesmas.
Penatalaksanaan Diabetes melitus terpadu, =akarta, "$$+.
/. Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Departemen kesehatan @I. Pedoman <eknis Penemuan dan <ata 6aksana
Penyakit Diabetes Melitus. Direktorat Pengendalian Penyakit <idak Menular.
=akarta, "$$*.
"*
(. QQQQQQQQ. In!ormasi 8encing ManisCDiabetes Mellitus. "$$/. -ailable at>
http>CCorganisasi.org.
*. 0aspadji S. 8omplikasi 8ronik Diabetes Melitus > Pengenalan dan
Penanganan. Dalam> !uku "jar #lmu $enyakit Dalam =ilid I Hdisi 8etiga.
#alai Penerbit .89I. =akarta. 1,,,> +,(1/$$.
,. Soegondo S. Diagnosis dan 8lasi!ikasi Diabetes Melitus <erkini. Dalam>
$enatalaksanaan Diabetes %elitus &erpadu. #alai Penerbit .89I. =akarta.
"$$'> 1(1"*.
1$. -nonymous. Diabetes melitus. "$1$. -ailable !rom> http>CC &&&.&ho.int .
11. ;is&ani. Peranan gi2i dalam diabetes mellitus. "$$/. -ailable !rom >
http>CC repository.usu.ac.id
1". -nonymous. Peran Diit dalam penanggulangan diabetes. Direktur gi2i
masyarakat direktorat jendral bina kesehatan masyarakt departemen kesehatan
@I."$$%.
1%. Sudoyo -.0, Setiyohadi #, -l&i I, Simadibrata M, Setiati S. #uku ajar ilmu
penyakit dalam edisi keempat jilid III. =akartaBpusat penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam .89I."$$(.
1'. 0aspadji S. Diabetes Melitus > Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang
@asional. Dalam> $enatalaksanaan Diabetes %elitus &erpadu. #alai Penerbit
.89I. =akarta. "$$'> ",1'".
1+. Suyono S. Diet pada Diabetes. Dalam> !uku "jar #lmu $enyakit Dalam =ilid I
Hdisi 8etiga. #alai Penerbit .89I. =akarta. 1,,,> /%11/'1.
1/. Sukardji 8. Penatalaksanaan ?i2i pada Diabetes Melitus. Dalam>
$enatalaksanaan Diabetes %elitus &erpadu. #alai Penerbit .89I. =akarta.
"$$'> '%1//.
1(. -sdie -;. 3lahragaC6atihan =asmani > Sebagai <erapi dan #agian 8ehidupan
pada Diabetes Melitus. Dalam> !uku "jar #lmu $enyakit Dalam =ilid I Hdisi
8etiga. #alai Penerbit .89I. =akarta. 1,,,> /'"1/'(.
1*. Ilyas HI. 6atihan =asmani bagi Pasien Diabetes Melitus. Dalam>
$enatalaksanaan Diabetes %elitus &erpadu. #alai Penerbit .89I. =akarta.
"$$'> /(111$.
1,. Soegondo S. Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan 3bat ;ipoglikemik
3ral. Dalam> $enatalaksanaan Diabetes %elitus &erpadu. #alai Penerbit
.89I. =akarta. "$$'> 11111%$.
",
%$
LAPI'AN
6ampiran 1. Dokumentasi Penyuluhan Posyandu #umi 7ahaya #intang
%1
%"

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Obat
    Daftar Obat
    Dokumen3 halaman
    Daftar Obat
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat
  • Timbal
    Timbal
    Dokumen26 halaman
    Timbal
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Forensik
    Daftar Pustaka Forensik
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Forensik
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat
  • Timbal
    Timbal
    Dokumen26 halaman
    Timbal
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat