Macam-macam Safar
Wajib: haji wajib, umrah wajib, mencari rizki
jika di negeri sendiri tidak memungkinkan.
Sunnah : haji sunnah, umrah sunnah dsb
Mubah : safar yang diperbolehkan seperti
dagang, wisata dsb.
Makruh : safar tanpa diiringi dengan
mahramnya
Haram : safar untuk maksiat, ada unsur
syirik
ADAB SEBELUM
SAFAR
Shalat Istikharah
Disunnahkan untuk bermusyawarah dengan keluarga,
kemudian shalat istikharah dua rekaat untuk memohon
keridhaan Allah swt.
(
........
Apabila seseorang diantara kalian ingin melaksanakan
sesuatu, maka shalatlah dua rekaat selain shalat fardhu,
kemudian berdoa, ya Allah aku beristikharah kepadamu
(HR Bukhari)
Doa Istikharah
) (
)
Bertaubat
Taubat dan istighfar
[
]
( : 31 )
Dan bertaubatlah kalian semua kepada
allah swt, wahai orang yang beriman
agar kalian beruntung (QS An Nur : 31)
Melepaskan hak-hak orang lain
Melunasi hutang-hutang, atau
memberikan amanah kepada orang
lain untuk melunasi hutang-hutangnya.
Berwasiat kepada keluarga, untuk
menunaikan kewajiban
Meminta maaf kepada orang lain
sebelum bepergian
Memberikan nafkah yang cukup
Orang yang bepergian harus memberikan nafkah yang
cukup kepada keluarga yang wajib dinafkahi.
Rasulullah saw bersabda :
(
)
Sungguh besar dosa seseorang yang
menelantarkan orang-orang yang dalam
tanggungannya. (HR Ahmad)
Tidak bersafar sendirian
)
Aku titipkan agamamu, amanah dan akhir amalmu
kepada Allah swt.
Segala puji bagi Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini untuk kami, dan
tanpa ada campurtangan dari kami, dan hanya kepada-Nyalah kita kami kembali.
Dilanjutkan dengan
.
Ya Allah kami memohon kepda-Mu kebaikan dan ketaqwaan di dalam safar ini,
amal yang engkau ridhai, ya Allah ringankan safar kami, dan lipatlah jarak safar
ini, ya Allah Engaku adalah teman di dalam safar, dan penjaga keluarga, Ya allah
kami berlindung kepada-mu dari payahnya safar, dan pemandangan yang
menyedihkan serta akhir yang buruk pada harta dan keluarga.
Adapun saat kembali membaca do'a safar diatas ditambah dengan :
Kami kembali, bertaubat, dan menghambakan diri kepada Allah
seraya memuji-Nya
Setelah itu membaca takbir 3 kali, Kemudian membaca do'a :
."
Wahai Pencipta 7 langit dan semua yang ada dibawahnya, dan
Pencipta 7 bumi dan apa yang diatasnya, dan pencipta syaithan
dengan segala kesesatanya, dan Pencipta angin beserta apa yang
dibawanya, aku meminta kepada-Mu kebaikan dari negeri ini dan
penduduknya, dan berlindung kepadamu dari keburukannya dan
kejahatan penduduknya. (HR An nasaai)
SAAT KEMBALI DARI
PERJALANAN
Disunnahkan segera pulang setelah hajatnya selesai.
Ketika melihat kampungnyab disunnahkan berdoa
Shalat dua rekaat di masjid sebelum sampai di rumah,
sebagai penghormatan.
Rasulullah saw selalu lebih dahulu datang ke masjid
(sepulang dari perjalanan) kemudian shalat dua rekaat
(HR Bukhari)
Tidak pulang pada malam hari, kecuali telah memberitahu
keluarga sebelumnya.
Disunnahkan untuk mengadakan pesta (syukuran)
setelah pulang dari perjalanan jauh. Rasulullah saw ketika
tiba di Madinah menyembelih seekor unta atau sapi (HR
Bukhari)
Oleh karena itu disunnahkan untuk membawa oleh-oleh
(jika memungkinkan) untuk dibagi bersama saat
mengadakan walimah.
KERINGANAN DALAM
SAFAR
Mengqashar shalat disunnahkan
Menjamak shalat (dhuhur dengan ashar, maghrib dengan
isya)
Bertayammum jika tidak ada air, atau tidak boleh
menggunakan air.
Berbuka puasa
Mengusap kerudung, sorban dan mengusap sepatu atau
kaos kaki
Tidak shalat jumat
Shalat diatas kendaraan
HUKUM SHALAT DIATAS
KENDARAAN
Para ulama bersepakat bolehnya shalat sunnah diatas
kendaraan. Adapun yang ditekankan adalah shalat witir
dan qabliyah subuh (fajar).
Jika memungkinkan menghadap kiblat terlebih pada saat
takbiratul ihram, adapun setelahnya, maka sesuai dengan
arah lajunya kendaraan.
Diusahakan shalat dengan berdiri, jika takut jatuh maka
diperbolehkan shalat dengan posisi duduk.
Seperti shalat diatas kapal.
Adapun shalat shalat wajib
Sebagian ulama tidak membolehkannya, oleh karena itu
mereka menganjurkan untuk mengqadha shalat di
jeddah.
Sebagian ulama yang lain membolehkannya, dengan
syarat tidak memungkinkan untuk turun. Hal ini
disamakan dengan shalat di atas kapal.
Pesawat, kereta api diperbolehkan untuk shalat
diatasnya, akan tetapi kendaraan pribadi maka tidak
boleh shalat di kendaraan pribadi karena memungkinkan
turun kapan dan dimana saja.
KAPAN MELAKSANAKAN
KERINGANAN TERSEBUT
Dilakukan dalam safar yang mencapai jarak minimal
(sekitar 81 km)
Ketika sudah dalam perjalanan dan keluar dari
perkampungan. Adapun jika masih di perkampungan asal,
maka hanya boleh menjamak saja. Jika dikhawatirkan
tidak mungkin turun di perjalanan.
Selain safar maksiat
Berniat menetap kurang dari 4 hari ditempat yang dituju.
Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi jamaah haji,
hanya mengqashar dan menjamak saat melakukan
manasik, adapun sebelum dan setelahnya ketika
menunggu jadwal kepulangan untuk tetap mengikuti
imam (sempurna)