Jenis Kegiatan :
PKM Penelitian
Diusulkan Oleh
Ketua : Shafeeg Ahmad F34050809/2005
Anggota : Ade Nurisman F34104066/2004
Wahyu Fitrianto F34050865/2005
Arif Rakhman Hakim F34052686/2005
Nur Hidayat F34061189/2006
Dari segi kriteria, salah satu bahan yang cocok adalah lidah buaya. Lidah
buaya memiliki sturktur polisakarida pada daunnya, struktur ini dapat menahan
permeasi oksigen dan uap air ke dalam dan keluar produk. Lidah buaya juga
memiliki warna yang transparan, dan bau yang tidak begitu menyengat. Dari segi
keamanannya, lidah buaya sudah tidak diragukan lagi karena sudah lama
dimanfaatkan, baik pemanfaatan eksternal maupun internal.
Oleh karena itu harus ada suatu metode yang memungkinkan bagi petani
komoditi hortikultur untuk dapat melakukan coating secara praktis dan dengan
alat yang sederhana. Salah satunya adalah dengan mengubah teknik coating
dengan cara pencelupan menjadi teknik semprot/spray. Dengan cara ini petani
tidak akan lagi merasa repot untuk mencelupkan hasil panennya dalam larutan
coating, dan teknik ini bisa mempercepat pengeringan lapisan coating.
III. TUJUAN
V. KEGUNAAN PROGRAM
1. Komoditi Hortikultur
Menurut Aked (2002) buah dan sayuran adalah komoditas hidup dan laju
respirasinya merupakan kunci penting untuk mempertahankan kualitasnya. Hal
ini telah secara umum diketahui bahwa semakin tinggai laju respirasi produk,
akan semakin pendek umur simpannya. Dalam proses respirasi , sel merubah
energi dari satu jenis struktur kimia menjadi bentuk lain yang lebih bermanfaat
untuk sel sebagai pemicu reaksi metabolisme. Dalam kondisi normal, produk
segar mengalami respirasi aerobik dengan menggunakan oksigen dan glukosa
serta mengeluarkan karbon dioksida, air dan panas sebagai hasil respirasi.
Kerusakan kualitas dan kuantitas paling utama pada buah segar terjadi
antara masa panen dan konsumsi (Spark, 1976). Beberapa teknik telah
dikembangkan dan telah berhasil dalam memperpanjang umur simpan, melalui
pemahaman yang baik mengenai proses respirasi pada buah segar (Park, 2002).
2. Edible Coating
Edible coating merupakan lapisan tipis dan kontinyu yang dibuat dari
bahan yang dapat dimakan, dan merupakan barrier terhadap uap air dan
pertukaran gas O2 dan CO2. Edible coating juga dapat mencegah kerusakan
akibat penanganan mekanik (Mellenthin et al,1982), membantu mempertahankan
integritas struktural, mencegah hilangnya senyawa-senyawa volatile(Nisperos-
carriedo et al., 1990), dan sebagai carrier zat aditif seperti zat antimikrobial dan
antioksidan (Kester dan Fennema,1988).
Komponen edible coating terdiri dari tiga kategori yaitu hidrokoloid, lipid
dan kombinasinya. Hidrokoloid terdiri atas protein, turunan selulosa, alginat,
pektin, tepung (starch) dan polisakarida lainnya. Sedangkan lipid terdiri dari lilin
(waxs), asilgliserol, dan asam lemak (Donhowe dan Fennema,1994).
Senyawa kalium klorida (KCl) digunakan sebagai gelling cation agar gel
karagenan yang terbentuk bisa lebih baik dan kuat. Konsentrasi KCl yang
ditambahkan pada umumnya antara 0.2-0.8%, dimana semakin tinggi konsentrasi
gelling cation maka gelling temperature relative semakin tinggi pula (Thomas,
1992).
3. Lidah Buaya
Aloe vera atau biasa dikenal di Indonesia sebagai lidah buaya merupakan
salah satu jenis tanaman obat yang telah lama dimanfaatkan, terutama untuk
penyubur rambut dan memperlancar pencernaan. Tanaman ini merupakan jenis
tanaman xeroid (tanaman yang hidup di daerah kering) yang sebenarnya berasal
dari daerah tropis. Lidah buaya masuk kedalam keluarga liliaceae (Anshoo, et. Al,
2005). Ada lebih dari 275 jenis (Cete et al., 2005) tanaman ini yang tumbuh
tersebar di daerah Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Lidah buaya memiliki
bentuk daun yang meruncing dan tebal dengan panjang antara 30 cm hingga 80
cm, dan ketebalan daun antara 2 cm sampai 2,5 cm dengan warna hijau
kekuningan hingga hijau keabuan dengan bintik-bintik putih yang tersebar merata,
namun semakin berkurang sejalan dengan bertambahnya usia daun. Pada tepi dari
banyak terdapat duri-duri kecil yang tidak terlalu keras meskipun tajam. Susunan
daun lidah buaya bertingkat-tingkat dengan daun paling tua terletak pada dasar
tanaman, dan kuncup daun baru keluar dari pusat susunan daun.
Di dalam daun lidah buaya terdapat bahan yang biasa disebut sebagai gel.
Gel ini merupakan jaringan parenkim pada tanaman lidah buaya. Gel lidah buaya
tersusun atas polisakarida yang tampak tak berwarna, tetapi pada beberapa jenis
memiliki warna kehijauan, yang mungkin disebabkan adanya klorofil di
dalamnya. Polisakarida ini sebagian besar tersusun atas ikatan linier β 1-4
glukosa dan manosa (Danhof, 2004) membentuk glukomanan sebagai molekul
paling dominan. Dalam susunan polisakarida ini, manosa memiliki
perabandingan jumlah yang lebih banyak dari pada glukosa sehingga polisakarida
ini juga sering disebut sebagai polimanan. Ukuran molekul polisakarida pada gel
lidah buaya bervariasi, dengan ukuran terkecil 50 hingga 9000 molekul (Danhof,
2004).
Menurut Hunter (2006), Komposisi dari gel lidah buaya antara lain: air,
glukomanan (termasuk di dalamnya glukosa, manosa, asam glukuronat),
polisakarida lainnya (seperti galaktogalakturan dan galaktoglukoarabinomanan),
pectic substances, lupeol, sterol, bahan organik lainnya, dan adanya steroid
anorganik di dalamnya juga telah teridentifikasi. Dari sekian banyaknya zat, yang
paling dominan adalah air yang jumlahnya mencapai 99 %.
4. Aplikasi Spray
Ukuran nozzle (lubang pada ujung spray) perlu diperhatikan pada spray
karena ukuran yang terlalu kecil sering mengakibatkan spray tersumbat sedangkan
nozzle yang lebar akan menyebarkan coatings yang terlalu banyak. Beberapa
jenis nozzle diantaranya deliver full cone, tapered atau even-edged flat, dan air
atomizing spray. Selain dipengaruhi oleh jenis dan ukuran nozzle, keseragaman
lapisan yang dihasilkan juga bergantung pada arah angin di sekitar nozzle. Karena
alasan inilah umumnya penyemprotan dilakukan pada jarak dekat (Grant dan
Burns, 1994).
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah alat spray, cawan
petri, tabung reaksi, pipet tetes, batang pengaduk, sendok atau spatula, wadah
kemasan, gelas piala, lup inokulasi, jarum inokulasi, gelas ukur, gelas piala,
erlenmeyer, inkubator, peralatan titrasi, pH meter, oven pengering, lemari
pendingin, mikroskop, hemasitometer, spektrofotometer, dan peralatan pengujian
mutu edible film.
B. Metode
Lidah buaya
Ekstraksi
Air
Pengenceran
Gliserol
Pencampuran
Larutan
coating
ELB
Pada tahap ini larutan coating seperti pada tahap (i) dibuat kembali dan
digunakan untuk melapisi produk hortikultur. Larutan coating yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam sprayer yang memiliki tekanan cukup untuk disemprotkan
a. Susut Bobot
Uji ini dilakukan dengan menghitung selisih antara bobot awal dan bobot akhir
produk hortikultur yang dicoating dan yang tidak dicoating.
b. Kadar gula
c. Kadar Vitamin C
Daging buah dan sayur ditimbang sebanyak 10 g, ditambah air destilata 100 ml
dan dihancurkan dalam mortar, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml,
ditetapkan sampai tanda tera dengan menambah air destilata yang digunakan
sebagai pembilas mortar, slanjutnya disaring memakai kapas. Filtrat yang
diperoleh sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 1 ml
larutan kanji 10 %, dan kemudian titrasi dengan cepat memakai larutan iod 0,01N
sampai timbul perubahan warna. Setiap ml iod 0,01 N sebandingdengan 0,88 mg
asam askorbat, sehingga kadar asam askorbat (vitamin C) dari bahan dapat
dihitung dengan rumus:
ml iod 0,01 N * 0,88 * P * 100
A= gram bobot contoh
d. Penampakan
e. Uji Kekerasan
Anggaran penelitian ini sebesar Rp 6.000.000,- (enam juta rupiah) dengan rincian
sebagai berikut.
Peralatan
- cawan petri 2 set 50000 100.000
- tabung reaksi 3 set 7.000 21.000
- pipet 4 set 5.000 20.000
- batang pengaduk 2 set 5.000 10.000
- sendok 1 set 5.000 5.000
- wadah 1 set 19.000 19.000
- lup inokulasi 1 set 25.000 25.000
- sprayer 2 unit 200.000 400.000
- blender 1 unit 100.000 100.000
Sewa Laboraturium 10 Hari 40.000 400.000
Sub Total 1.100.000
Bahan Habis Pakai (ekstrak lidah buaya, 1 set 2.500.000
dll)
Gliserol 1 unit 600.000
Analisa 1 unit 300.000
Sub Total 3.400.000
Perjalanan 3 pp 100.000 300.000
Perpustakaan 3 unit 100.000
Laporan/Publikasi 100.000
Fotocopy 750 Lembar 100 75.000
Dokumentasi 1 unit 125.000 125.000
Seminar 2 unit 150.000 300.000
Sub Total 1.000.000
Lain-lain 500.000
Total Keseluruhan Anggaran 6.000.000
Shafeeg Ahmad
Ade Nurisman
Wahyu Fitrianto
Nur Hidayat
DAFTAR PUSTAKA